NPM : 2106735893
(https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-5810126/bem-si-
temukan-kekerasan-seksual-di-kampus-didominasi-dosen-ke-mahasiswa/
amp)
Kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus dapat terjadi dan pada
umumnya tidak diketahui karena terdapat relasi kuasa yang disebabkan oleh
jabatan dosen yang lebih tinggi dibanding mahasiswa. Dan sayangnya kekerasan
seksual yang terjadi di lingkungan kampus justru didominasi oleh kekerasan yang
terjadi dari dosen terhadap mahasiswa.1 Relasi kuasa tersebut dimanfaatkan oleh
dosen untuk menyembunyikan serta menutup kasus kekerasan seksual yang ia
lakukan. Hal yang dapat ia lakukan dengan memanfaatkan relasi kuasanya antara
lain, mengancam pengurangan nilai sampai yang paling parah dapat mengancam
tidak lulus pada mata kuliah yang dia ajarkan. Selain karena relasi kuasa, terdapat
juga trauma yang menjadi dampak dari kekerasan seksual yang menimpa korban. 2
Trauma yang menjadi dampak tersebut juga dapat menjadi salah satu faktor yang
membuat kasus kekerasan seksual semakin tidak dapat diketahui dan sulit untuk
diadili.
Salah satu faktor yang membuat kekerasan seksual di Indonesia masih sering
dianggap sebagai tindak pidana biasa atau tindak kesusilaan biasa adalah tatanan
sosial patriarki yang masih tertanam di banyak warga Indonesia. 3 Bahkan tatanan
sosial ini bukan hanya didukung oleh warga laki-laki Indonesia, namun beberapa
warga perempuan juga ada yang masih mendukung tatanan sosial tersebut.
Tatanan sosial ini kemudian menjadi bentuk yang melahirkan kesenjangan antara
gender dan ketidakadilan. Dengan ketidakadilan yang terbentuk tersebut
menyebabkan kekerasan seksual yang terjadi terhadap perempuan terkadang
masih dikategorikan sebagai tindak pidana biasa atau pelanggaran kesusilaan
biasa. Padahal sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan bahwa
setiap orang terlepas ia perempuan atau laki-laki tetap berhak atas rasa aman dan
tentram dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Namun
masih tidak sesuai dengan pandangan kebanyakan warga Indonesia terkait hal ini,
yang menyebabkan kekerasan seksual belum dianggap tindak pidana serius.
3
Ade Irma Sakina dan Desy Hasanah Siti, “Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia,”
Social Work Journal 7 (2017), hlm. 70.
suatu peraturan khusus yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual di dunia akademik ? Jelaskan alasan Saudara.
Sebagai bentuk untuk melindungi serta menindak lebih lanjut kasus kekerasan
seksual yang terjadi di kehidupan bermasyarakat, diperlukan sebuah payung
hukum yang dapat mengakomodasi hal tersebut. Namun pemerintah serta badan
legislatif Indonesia belum juga mengesahkan Undang-Undang yang dibutuhkan
tersebut. Melihat urgensi yang sangat perlu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia mengambil langkah cepat atas terjadinya kekerasan seksual yang masif
terjadi di lingkungan pendidikan khususnya kampus.4 Langkah yang diambil yaitu
mengesahkan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual. Dengan melihat fakta bahwa kekerasan seksual
di lingkungan pendidikan cukup sering terjadi, maka Permendikbud Nomor 30
sangat penting untuk disahkan dan selanjutnya diimplementasikan secara nyata
oleh masing-masing instansi pendidikan yang berada dibawah lingkup naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
(https://nasional.kompas.com/read/2021/12/07/14494001/ppkm-level-3-se-
indonesia-batal-mendagri-hanya-ganti-judulnya)
4
Amirullah, “Nadiem Makarim Jelaskan Alasan Terbitnya Permendikbud Kekerasan
Seksual,” https://nasional.tempo.co/read/1528065/nadiem-makarim-jelaskan-alasan-terbitnya-
permendikbud-kekerasan-seksual, diakses 15 Desember 2021.
a) Sekiranya kebijakan PPKM ini tidak (jadi) diaksanakan, kerugian ekonomi
apa saja yang kiranya dapat Saudara deskripsikan
5
CNBC, “Mengapa Virus Corona Mudah Menyebar? Simak Penjelasan Ini,”
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200720112918-37-173909/mengapa-virus-corona-mudah-
menyebar-simak-penjelasan-ini, diakses 15 Desember 2021.
penghasilan cukup besar yakni sektor pariwisata tidak dapat terlaksana. 6 Namun
disisi lain dengan kebijakan penerapan pembatasan yang dilakukan akan semakin
memperkecil kemungkinan penyebaran penyakit covid-19. Ketika penyebaran
tidak terjadi dan kasus covid-19 semakin sedikit, pemerintah akan lebih kecil
mengeluarkan dana subsidi untuk penanggulangan perawatan sehingga kerugian
yang ditanggung pemerintah juga akan semakin kecil.
6
Jaffry Prabu Prakoso, “Sri Mulyani Sebut Kerugian Ekonomi Rp 1.356 Triliun Akibat
Covid-19 Tahun Lalu,” https://ekonomi.bisnis.com/read/20210429/9/1388020/sri-mulyani-sebut-
kerugian-ekonomi-rp1356-triliun-akibat-covid-19-tahun-lalu, diakses 15 Desember 2021.
7
M. Hari Atmoko, “Muhadjir Jelaskan Alasan Penerapan PPKM Level 3 Saat Natal-
Tahun Baru,” https://www.antaranews.com/berita/2531957/muhadjir-jelaskan-alasan-penerapan-
ppkm-level-3-saat-natal-tahun-baru, diakses 15 Desember 2021.
sering kali keadilan yang dicapai melalui mekanisme hukum negara
tidak/belum tentu selaras dengan rasa keadilan dalam masyarakat.
Winarno Yudho dan Heri Tjandrasari, “Efektivitas Hukum Dalam Masyarakat,” Jurnal
8
9
KontraS, “Catatan Kritis 20 Tahun Penerapan UU Pengadilan HAM (2000-2020):
Mengkaji UU Pengadilan HAM yang Efektif,” https://kontras.org/2020/11/24/catatan-kritis-20-
tahun-penerapan-uu-pengadilan-ham-2000-2020-membayangkan-ulang-uu-pengadilan-ham-yang-
efektif/, diakses 15 Desember 2021.