Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rafi Wiraseno

NPM : 2106735893

TUGAS UAS MATA KULIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

1. Silakan baca artikel terlampir di bawah ini:

(https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-5810126/bem-si-
temukan-kekerasan-seksual-di-kampus-didominasi-dosen-ke-mahasiswa/
amp)

Dari artikel tersebut, jawablah pertanyaan berikut:

a) Menurut Saudara mengapa kasus kekerasan seksual di kampus pada


umumnya tersembunyi, tidak diketahui untuk waktu yang panjang karena
korbannya enggan melapor, dan bila sudah melapor pun korbannya sukar
mendapat keadilan ? Berikan alasannya berdasarkan bacaan dan (kemungkinan)
pengalaman Saudara sendiri atau orang-orang di sekitar Saudara.

Kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus dapat terjadi dan pada
umumnya tidak diketahui karena terdapat relasi kuasa yang disebabkan oleh
jabatan dosen yang lebih tinggi dibanding mahasiswa. Dan sayangnya kekerasan
seksual yang terjadi di lingkungan kampus justru didominasi oleh kekerasan yang
terjadi dari dosen terhadap mahasiswa.1 Relasi kuasa tersebut dimanfaatkan oleh
dosen untuk menyembunyikan serta menutup kasus kekerasan seksual yang ia
lakukan. Hal yang dapat ia lakukan dengan memanfaatkan relasi kuasanya antara
lain, mengancam pengurangan nilai sampai yang paling parah dapat mengancam
tidak lulus pada mata kuliah yang dia ajarkan. Selain karena relasi kuasa, terdapat
juga trauma yang menjadi dampak dari kekerasan seksual yang menimpa korban. 2
Trauma yang menjadi dampak tersebut juga dapat menjadi salah satu faktor yang
membuat kasus kekerasan seksual semakin tidak dapat diketahui dan sulit untuk
diadili.

Kadek Melda Luxiana, “BEM SI Temukan Kekerasan Seksual di Kampus Didominasi


1

Dosen ke Mahasiswa,” https://news.detik.com/berita/d-5810126/bem-si-temukan-kekerasan-


seksual-di-kampus-didominasi-dosen-ke-mahasiswa/2, diakses 15 Desember 2021.
2
Rizal Fadli, “Ini Trauma Yang Dialami Korban Kekerasan Seksual,”
https://www.halodoc.com/artikel/ini-trauma-yang-dialami-korban-kekerasan-seksual, diakses 15
Desember 2021.
b) Tindak kekerasan seksual oleh orang awam sering dianggap sekedar
tindakan kesusilaan saja, yang bahkan disamakan dengan tindak pidana biasa,
seperti pencurian atau perkelahian. Tindakan kekerasan seksual terjadi secara
sangat khusus karena terdapat pertama unsur pemaksaan, dan kedua unsur relasi
kuasa yang timpang antara pelaku dan korban; sehingga pelaku bisa menyerang,
menyiksa, merendahkan korban dengan dampak yang menyakitkan dan
menderitakan. Tindakan kekerasan seksual adalah kejahatan kemanusiaan karena
korbannya bisa kehilangan nyawa, mengalami trauma atau cacat seumur hidup.
Secara antropologis, jelaskan pendapat atau refleksi Saudara sendiri, mengapa
kejahatan kekerasan seksual ini bertentangan dengan esensi kemanusiaan
perempuan dan anak (anak perempuan maupun anak laki-laki)

Salah satu faktor yang membuat kekerasan seksual di Indonesia masih sering
dianggap sebagai tindak pidana biasa atau tindak kesusilaan biasa adalah tatanan
sosial patriarki yang masih tertanam di banyak warga Indonesia. 3 Bahkan tatanan
sosial ini bukan hanya didukung oleh warga laki-laki Indonesia, namun beberapa
warga perempuan juga ada yang masih mendukung tatanan sosial tersebut.
Tatanan sosial ini kemudian menjadi bentuk yang melahirkan kesenjangan antara
gender dan ketidakadilan. Dengan ketidakadilan yang terbentuk tersebut
menyebabkan kekerasan seksual yang terjadi terhadap perempuan terkadang
masih dikategorikan sebagai tindak pidana biasa atau pelanggaran kesusilaan
biasa. Padahal sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan bahwa
setiap orang terlepas ia perempuan atau laki-laki tetap berhak atas rasa aman dan
tentram dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Namun
masih tidak sesuai dengan pandangan kebanyakan warga Indonesia terkait hal ini,
yang menyebabkan kekerasan seksual belum dianggap tindak pidana serius.

c) Saat ini sudah ada Permendikbud no 30/2021 tentang Pencegahan dan


Penanganan Kekerasan Seksual. Seberapa pentingkah dunia pendidikan memiliki

3
Ade Irma Sakina dan Desy Hasanah Siti, “Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia,”
Social Work Journal 7 (2017), hlm. 70.
suatu peraturan khusus yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual di dunia akademik ? Jelaskan alasan Saudara.

Sebagai bentuk untuk melindungi serta menindak lebih lanjut kasus kekerasan
seksual yang terjadi di kehidupan bermasyarakat, diperlukan sebuah payung
hukum yang dapat mengakomodasi hal tersebut. Namun pemerintah serta badan
legislatif Indonesia belum juga mengesahkan Undang-Undang yang dibutuhkan
tersebut. Melihat urgensi yang sangat perlu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia mengambil langkah cepat atas terjadinya kekerasan seksual yang masif
terjadi di lingkungan pendidikan khususnya kampus.4 Langkah yang diambil yaitu
mengesahkan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual. Dengan melihat fakta bahwa kekerasan seksual
di lingkungan pendidikan cukup sering terjadi, maka Permendikbud Nomor 30
sangat penting untuk disahkan dan selanjutnya diimplementasikan secara nyata
oleh masing-masing instansi pendidikan yang berada dibawah lingkup naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

2. Sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19, pemerintah selama masa


pandemi ini berkali-kali, dan melalui berbagai cara menetapkan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan ini
juga direncakan selama masa liburan Natal dan Tahun Baru 2022--
meskipun akan diberlakukan dengan bentuk yang berbeda. Pada prinsipnya
kita bisa melihat bahwa kebijakan PPKM ini menunjukkan adanya dilema,
dua kepentingan yang harus sangat dipertimbangkan, yaitu: kesehatan dan
ekonomi.

(https://nasional.kompas.com/read/2021/12/07/14494001/ppkm-level-3-se-
indonesia-batal-mendagri-hanya-ganti-judulnya)

Berikan penjelasan tentang kebijakan PPKM ini:

4
Amirullah, “Nadiem Makarim Jelaskan Alasan Terbitnya Permendikbud Kekerasan
Seksual,” https://nasional.tempo.co/read/1528065/nadiem-makarim-jelaskan-alasan-terbitnya-
permendikbud-kekerasan-seksual, diakses 15 Desember 2021.
a) Sekiranya kebijakan PPKM ini tidak (jadi) diaksanakan, kerugian ekonomi
apa saja yang kiranya dapat Saudara deskripsikan

Kebijakan terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang tidak


jadi dilaksanakan memang dapat membuat perekonomian di Indonesia kembali
bangkit. Namun disamping kebangkitan ekonomi yang didapat, ada ancaman
terhadap sistem kesehatan Indonesia yang berkemungkinan besar akan kembali
menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan fasilitas perawatan dengan
pasien yang membutuhkan perawatan. Hal ini dapat terjadi karena penyakit covid-
19 dapat menyebar dengan sangat mudah apalagi ketika kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat tidak dilaksanakan kembali untuk
mencegahnya.5 Ketika fasilitas kesehatan tidak seimbang dengan pasien yang
membutuhkannya, justru akan terjadi masalah baru yakni naiknya harga
kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan penyembuhan penyakit covid-19. Jadi
ketika ekonomi sudah bangkit karena kegiatan perekonomian sudah tidak dibatasi,
justru kebutuhan terkait fasilitas kesehatan yang menjadi masalah utama atas tidak
jadinya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat diterapkan.

b) Sekiranya kebijakan PPKM ini jadi dilaksanakan, kerugian ekonomi lain


apakah yang dapat Saudara identifikasi akibat kemungkinan melonjaknya kasus
Covid-19, dan negara harus menanggung biaya kesehatan masyarakat

Ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat jadi dilaksanakan


khususnya pada saat hari libur nasional natal dan tahun baru, hal ini dapat menjadi
faktor penghambat kegiatan ekonomi terutama pada sektor pariwisata. Kerugian
yang pada tahun lalu sudah mencapai Rp 1.356 triliun kemungkinan besar akan
semakin membasar dengan tidak bisanya kegiatan ekonomi yang menghasilkan

5
CNBC, “Mengapa Virus Corona Mudah Menyebar? Simak Penjelasan Ini,”
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200720112918-37-173909/mengapa-virus-corona-mudah-
menyebar-simak-penjelasan-ini, diakses 15 Desember 2021.
penghasilan cukup besar yakni sektor pariwisata tidak dapat terlaksana. 6 Namun
disisi lain dengan kebijakan penerapan pembatasan yang dilakukan akan semakin
memperkecil kemungkinan penyebaran penyakit covid-19. Ketika penyebaran
tidak terjadi dan kasus covid-19 semakin sedikit, pemerintah akan lebih kecil
mengeluarkan dana subsidi untuk penanggulangan perawatan sehingga kerugian
yang ditanggung pemerintah juga akan semakin kecil.

c) Meskipun bersifat dilematis, menurut Saudara, kebijakan mana yang


seharusnya dijalankan?

Jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dilaksanakan,


menurut saya akan semakin meringankan beban pemerintah terkait dugaan
penyebaran covid-19 yang dapat membuat pemerintah mengeluarkan dana lebih
besar untuk menyembuhkan para pasien. Dan kegiatan ekonomi yang diharapkan
akan bangkit ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat tidak
dilaksanakan akan dapat dilaksanakan kembali secara sepenuhnya ketika PPKM
pada hari libur natal dan tahun baru dilaksanakan. Dengan harapan PPKM yang
dilaksanakan pada saat hari libur natal dan tahun baru dapat menekan angka
penyebaran covid-19 dengan sangat baik,7 sehingga pada bulan-bulan kedepannya
ketika kasus aktif covid-19 sudah sangat kecil dan pemerintah mempertimbangkan
untuk membuka kegiatan ekonomi secara keseluruhan sudah dapat dilaksanakan
dengan aman dan tidak ada ancaman terhadap sektor kesehatan lagi.

3. Hukum negara dibentuk dengan tujuan menciptakan kontrol


sosial/ketertiban dalam masyarakat. Namun beberapa hukum negara sering
kali ditemukan tidak efektif dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan

6
Jaffry Prabu Prakoso, “Sri Mulyani Sebut Kerugian Ekonomi Rp 1.356 Triliun Akibat
Covid-19 Tahun Lalu,” https://ekonomi.bisnis.com/read/20210429/9/1388020/sri-mulyani-sebut-
kerugian-ekonomi-rp1356-triliun-akibat-covid-19-tahun-lalu, diakses 15 Desember 2021.
7
M. Hari Atmoko, “Muhadjir Jelaskan Alasan Penerapan PPKM Level 3 Saat Natal-
Tahun Baru,” https://www.antaranews.com/berita/2531957/muhadjir-jelaskan-alasan-penerapan-
ppkm-level-3-saat-natal-tahun-baru, diakses 15 Desember 2021.
sering kali keadilan yang dicapai melalui mekanisme hukum negara
tidak/belum tentu selaras dengan rasa keadilan dalam masyarakat.

a) Dalam pemahaman Saudara, apa yang dimaksud dengan efektivitas


hukum? Jelaskan dengan menggunakan pengertian dasar dari efektivitas yaitu:
efektif berarti keberadaan sesuatu dapat memenuhi fungsinya, dalam sebuah
pemahaman yang sistemik.

Hukum kodratnya merupakan sebuah bentuk rekayasa sosial yang


bertujuan untuk menciptakan kedamaian dengan perwujudan kepastian hukum
dan keadilan dalam masyarakat. Bentuk rekayasa sosial yang efektif menurut
Soerjono Soekanto adalah yang mencakup beberapa faktor antara lain, yakni
faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membuat
maupun mengawasi penerapan hukum tersebut, faktor sarana atau fasilitas yang
mendukung penegakan hukum, faktor masyarakat berupa lingkungan tempat
hukum tersebut berlaku, dan faktor kebudayaan yang mencakup hasil karya; cipta;
dan rasa yang didasari karsa dari masing-masing manusia dalam pergaulan
hidupnya.8 Jika seluruh faktor yang ada tersebut dapat berjalan berkesinambungan
maka akan terjadi efektivitas hukum yang diinginkan untuk dapat menjadikan
kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

b) Berikan 1 contoh peraturan perundang-undangan yang menurut Saudara


tidak berjalan secara efektif di masyarakat dan mengapa demikian?

Salah satu perundang-undangan yang dalam pelaksanaannya di kehidupan


bermasyarakat kurang efektif yakni Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Menurut catatan Komisi untuk Orang
Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) selama UU pengadilan HAM
telah ditetapkan, hanya tiga kasus yang sudah terurus dan diadili dari total 15
kasus yang masuk dalam laporan pelanggaran HAM berat. Sementara untuk 12

Winarno Yudho dan Heri Tjandrasari, “Efektivitas Hukum Dalam Masyarakat,” Jurnal
8

Hukum dan Pembangunan 17 (1987), hlm. 59-60.


kasus pelanggaran HAM berat lainnya selalu terhambat di tahap penyelidikan
karena kurang seriusnya instansi penegak hukum terkait kasus pelanggaran HAM
berat.9 Jaksa Agung sebagai lembaga yang bertugas melakukan tahap
penyelidikan terhadap kasus pelanggaran HAM berat tidak melakukan tugasnya
dengan baik dikarenakan political will dari pemerintah terhadap penindakan kasus
ini kurang terlihat. Yang lebih parahnya ketika ditemukan fakta bahwa UU
Pengadilan HAM yang semestinya memberikan mekanisme penyelesaian kasus
pelanggarah HAM berat secara jelas justru memberikan negara kesempatan untuk
dapat menghindar dari pertanggungjawaban pelanggaran HAM berat yang ada.
Dengan kata lain memberikan impunitas kepada negara.

9
KontraS, “Catatan Kritis 20 Tahun Penerapan UU Pengadilan HAM (2000-2020):
Mengkaji UU Pengadilan HAM yang Efektif,” https://kontras.org/2020/11/24/catatan-kritis-20-
tahun-penerapan-uu-pengadilan-ham-2000-2020-membayangkan-ulang-uu-pengadilan-ham-yang-
efektif/, diakses 15 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai