Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rafi Wiraseno

NPM : 2106735893
Prodi : Paralel

Memaksimalkan Proses Pengadilan Elektronik Untuk Kepentingan


Berkelanjutan Berawal Dari Adaptasi di Masa Pandemi Covid-19

Dalam perkembangan proses penegakkan hukum khususnya pengadilan,


selalu ada berbagai macam rintangan yang datang dengan harapan dapat
ditemukan solusinya. Pada kehidupan sehari-hari sudah sering terdengar keluhan
masyarakat umum terkait ketidakadilan yang sering terjadi dalam putusan di
pengadilan. Belum selesai masalah tersebut ditangani, muncul masalah baru lagi
yakni tidak bisanya terselenggara pengadilan karena pandemi Covid-19. Pandemi
ini memaksa seluruh kegiatan yang melibatkan interaksi sosial secara langsung
ditunda, tidak terkecuali kegiatan penting yang menentukan kelanjutan hidup
seseorang yakni pengadilan.

Tercatat pada bulan Agustus 2020 ketika beberapa pengadilan


memaksakan untuk menggelar pengadilan secara langsung seperti biasanya,
beberapa pegawai termasuk majelis hakim terkena Covid-19 sehingga berstatus
positif. Namun jika pengadilan dihentikan secara keseluruhan pasti akan terjadi
penumpukan kasus yang berimbas kepada tidak pastinya keadaan hidup seorang
terdakwa. Alhasil dibutuhkan adanya solusi alternatif yang harus segera hadir
sebagai bentuk kepastian penyelenggaraan pengadilan di masa seperti ini.

Tidak mungkin jika pandemi Covid-19 yang melanda kehidupan kita ini
berujung pada pemberhentian segala proses pengadilan yang masih memerlukan
keputusan hakim untuk mencari kepastian keberlanjutan hidup dari terdakwa.
Maka sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 terkait
pelaksanaan pengadilan secara elektronik, akhirnya dilakukan pengadilan yang
sebelum adanya pandemi dilaksanakan pada ruang sidang di gedung pengadilan
menjadi dilaksanakan melalui sarana video atau web conference.

Selain dapat menjadi jalan keluar dari pengadilan yang terhambat selama
masa pandemi Covid-19, pengadilan secara elektronik menurut penelitian Faisal
juga dapat meminimalisir kendala serta permasalahan yang ada ketika pengadilan
dilakukan secara konvensional di ruang sidang. Dengan hanya menggunakan
Nama : Rafi Wiraseno
NPM : 2106735893
Prodi : Paralel

dokumen kertas dalam proses pengadilan dapat membuat pihak yang berperkara
terkadang merasa dirugikan karena sulitnya mengorganisir berkas-berkas tersebut.

Terdapat juga beberapa keuntungan yang didapatkan ketika proses


pengadilan lebih melibatkan unsur elektronik dalam pelaksanaanya, antara lain
biaya pengadilan secara berkelanjutan kedepannya akan lebih murah,
mempermudah kinerja para pekerja di pengadilan, dan mempermudah rangkaian
proses pemeriksaan yang ada ketika persidangan.

Pengaruh lainnya pemanfaatan teknologi secara lebih baik yakni terlihat


pada angka kepercayaan masyarakat yang bisa meningkat jika terdapat
transparansi pada suatu lembaga. Seperti pada kasus lembaga kejaksaan yang telat
untuk beradaptasi dengan berkembangnya teknologi sehingga mengalami
pemerosotan angka kepercayaan masyarakat.

Mahkamah Agung sebagai lembaga tinggi negara yang bertugas di bidang


yudisial atau peradilan sudah membuat rencana besar terkait pelaksanaan
pengadilan secara elektronik mengingat banyaknya manfaat yang akan didapat
ketika menerapkan secara nyata. Rencana ini akan direalisasikan dalam rentang
tahun 2010-2035, salah satu bentuk komitmen dalam realisasi pelaksanaan
persidangan secara elektronik adalah dibentuknya aplikasi e-court dan e-llitigasi.
Salah satu bentuk nyata digitalisasi pengadilan yang sudah dilaksanakan oleh
Mahkamah Agung yakni membuat Sistem Informasi Penelusuran Perkara. Sistem
ini memiliki fungsi untuk dapat membantu masyarakat umum menelusuri perkara
yang sedang ada di pengadilan maupun yang sudah selesai.

E-court sebagai aplikasi pendamping Sistem Informasi Penelurusan


Perkara memiliki berbagai macam fungsi yang dapat memudahkan kedua pihak
baik pegawai pengadilan maupun para masyarakat yang berperkara. Fungsi yang
muncul dari penggunaan e-court antara lain, dapat mendaftarkan perkara secara
elektronik, membayar taksiran biaya pengadilan secara elektronik, melakukan
panggilan sidang secara elektronik, dan pemberitahuan serta pengiriman putusan
pengadilan secara elektronik. Sistem ini sudah berkembang jauh dengan baik di
berbagai negara seperti Amerika, Singapura, India, Australia dan Malaysia.
Nama : Rafi Wiraseno
NPM : 2106735893
Prodi : Paralel

Selanjutnya terdapat aplikasi terintegrasi lainnya yakni e-litigasi yang dapat


mempermudah berjalannya persidangan perkara perdata selain dalam hal
pembuktian. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aplikasi e-litigasi
antara lain terdapatnya jadwal sidang yang lebih pasti, lalu dokumen baik
jawaban; replik; maupun duplik yang tertulis secara fisik dapat dikirim secara
elektronik, pemeriksaan terhadap saksi dan ahli dapat dilakukan dengan
teleconference, dapat dibacakan putusan perkara tanpa harus dihadiri para pihak,
dan pengiriman salinan putusan dapat dilaksanakan secara elektronik namun tetap
berkekuatan hukum seperi putusan yang tertulis fisik.

Tentunya jika pelaksanaan pengadilan secara elektronik ini hanya


dilaksanakan ketka pandemi, tindakan ini akan menjadi sebuah keputusan yang
kurang efektif. Pelaksanaan pengadilan secara elektronik ini perlu dilanjutkan
sebagai bentuk adaptasi dari perkembangan teknologi yang sudah berlangsung di
masyarakat. Berbagai macam permasalahan yang hadir dalam pengadilan
konvensional bisa juga diminimalisir ketika penggunaan teknologi dalam
pengadilan semakin ditingkatkan. Penting untuk memaksimalkan pemanfaatan
teknologi pada proses pengadilan sekalipun pandemi usai agar dapat membantu
proses penegakkan hukum yang lebih efektif untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Keadilan sosial yang dicita-citakan sejak berdirinya negara ini diharapkan akan
semakin mudah tercapai ketika proses pengadilannya dapat berjalan secara lebih
efisien dan benar-benar terbuka dengan pemanfaatan teknologi yang sudah ada
dan akan terus berkembang kedepannya.

Namun semua manfaat serta dampak positif yang datang bersamaan


dengan diterapkannya pengadilan secara elektronik masih menyisakan beberapa
masalah khususnya berkaitan dengan keadaan teknologi serta para penggunanya
di Indonesia. Seperti yang sudah umum diketahui tingkat literasi digital di
Indonesia masih sangat buruk, tidak terkecuali para pegawai serta majelis hakim
yang ada di seluruh pengadilan-pengadilan di Indonesia. Kualitas sinyal yang
menjadi faktor penting utama pendukung penyelenggaraan pengadilan secara
digital juga masih belum terlalu baik, ditemukan pada pengadilan elektronik yang
sudah berjalan terjadi kesulitan penyampaian pendapat baik dari saksi maupun
Nama : Rafi Wiraseno
NPM : 2106735893
Prodi : Paralel

terdakwa kepada majelis hakim dikarenakan kondisi sinyal yang kurang baik. Hal
ini memperburuk pengadilan untuk para terdakwa pidana, terlebih ketika
penasihat hukum terdakwa ingin mengamati secara detail barang bukti yang
dikaitkan dengan dakwaan kliennya. Ketika pengadilan dilaksanakan secara
digital, proses pengamatan barang bukti tidak dapat dilakukan dengan baik
sehingga terdapat kecenderungan kekeliruan terhadap proses berjalannya
pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai