Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian e-Court ?
1
https://www.academia.edu/37052506/Dr._Tarmizi_SH.M.Hum diakses pada 11
Desember 2018 pukul 21.29
2
b. Apa yang dimaksud dengan e-Filing, e-Payment, e-Summons, dalam
sistem e-court ?
c. Bagaimana prosedur penggunaan e-court?
BAB II
PEMBAHASAN
3
pusat, hakim, aparatur peradilan dan sumber daya manusia yang bergerak
di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (IT).
3. Merumuskan visi inovasi tersebut. Langkah berikutnya setelah terbentuk
tim adalah merumuskan visi inovasi yang akan diimplementasikan. Pada
langkah ini juga harus disusun dengan matang strategi untuk melakukan
implementasi inovasi/perubahan tersebut.
4. Mengkomunikasikan visi kepada seluruh aparatur peradilan. Visi yang
sudah ditentukan dan strateg untuk mencapainya telah dirumuskan,
selanjutnya harus dikomunikasikan (disosialisasikan) dalam berbagai
kesempatan.
5. Memberi wewenang kepada yang lain untuk mengimplementasikan
inovasi/perubahan sesuai visi. Inovasi/perubahan bak sebuah virus yang
harus dilularkan. Agar implementasi inovasi tersebut dapat mewabah
dengan cepat, maka harus banyak agen-agenyang diberikan wewenang
untuk melakukannya.
6. Merencanakan dan menyusun program jangka pendek (quick wins). Harus
dipastikan rencana tersebut terlaksana, dan segera dilakukan evaluasi serta
perbaikan jika ada yang tidak sesuai maupun tidak berjalan dengan baik.
7. Mempertahankan kemajuan terhadap inovasi yang telah
diimplementasikan dan menghasilkan inovasi/perubahan yang lainnya.
8. Melembagakan program perubahan/inovasi sebagai pendekatan baru. Jika
program jangka pendek telah berhasil, maka perlu juga dilakukan
duplikasi di bidang lainnya juga telah menunjukkan hasil. Langkah
selanjutnya adalah memastikan inovasi/perubahan tersebut dapat dijaga
kesinambungannya.
4
Aplikasi e-court dikembangkan oleh Mahkamah Agung sejak November
2017. Kala itu Mahkamah Agung yang berkolaborasi dengan SUSTAIN EU-
UNDP dan Tim Pembaharuan Peradilan membentuk pokja khusus untuk mengkaji
regulasi maupun saran pengembangan terhadap aplikasinya. Aplikasi ini cukup
lengkap karena berisi modul-modul, seperti :
5
3. Pengguna yang sudah terdaftar dapat mendaftarkan perkara secara
elektronik pada Pengadilan yang telah mengimplementasikan e-Court
dengan menggunakan 1 (satu) akun yang sudah terdaftar dan tervalidasi
pada aplikasi e-Court Mahkamah Agung.
4. Pendaftaran perkara secara elektronik akan mendapatkan barcode dan
nomor register online (bukan nomor perkara).3
3
https://ecourt.mahkamahagung.go.id/ diakses pada 11 Desember 2018 pukul 21.30
6
Sebagai informasi, adapun tujuan daripada diluncurkannya aplikasi e-Court
ini ialah dalam rangka perbaikan indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing
Bussiness/EODB) di Indonesia yang salah satu poinnya adalah penyederhanaan
acara peradilan. Selain itu, aplikasi ini bertujuan dalam rangka menyesuaikan
tuntutan dan perkembangan teknologi dan informasi, serta dalam rangka
mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, dan berbiaya ringan. Ini adalah
suatu bentuk kemajuan dan inovasi yang digaungkan oleh Mahkamah Agung,
menjadi kewajiban bagi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan
Tata Usaha Negara beserta aparatur peradilan di lingkungannya untuk mendukung
implementasi inovasi ini.
7
langsung, yaitu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri
Surabaya dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
2. dilanjutkan dengan tele-conference antara Ketua MA dengan para tiga
pengadilan yang menerima pendaftaran dan para advokat yang melakukan
pendaftaran secara online untuk mengetahui kesan dan pengalaman
mereka menjadi salah satu pendaftar pertama perkara dengan
menggunakan aplikasi e-court. Tercatat saat ini sudah ada 2 perkara
diajukan secara elektronik di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 1 perkara di
PN Surabaya, serta 1 perkara pada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
8
elektronik meliputi jawaban, replik, duplik, dan kesimpulan. Hanya saja
implementasi penuhnya menunggu pengaturan teknis. Ketua MA dalam
sambutannya mengatakan bahwa bentuk e-litigation masih perlu dikembangkan,
dan bentuk akhirnya bisa sangat beragam tergantung pengembangan yang
dilakukan Mahkamah Agung nantinya.
Ketua MA dalam sambutannya berharap agar dalam waktu tepat satu tahun
sejak peresmian aplikasi e-court ini, maka aplikasi e-court harus sudah bisa
diaplikasikan di seluruh pengadilan di Indonesia. Sekaligus menantang kesiapan
para pimpinan badan peradilan untuk memenuhi target tersebut yang langsung
disambut positif oleh para peserta. Beliau juga meminta agar para direktur
jenderal untuk bisa melaporkan hasil uji coba tahap pertama ini dalam waktu 6
bulan.
9
Meski demikian, hingga saatnya dilaunching secara resmi nanti, perlu
dipertimbangkan apakah dengan tahapan persidangan yang dilakukan secara
elektronik akan berpengaruh terhadap asas hukum acara yang memerintahkan
bahwa persidangan bersifat terbuka untuk umum. Aplikasi ini pada dasarnya
berlaku wajib bagi seluruh Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia. Namun
demikian, untuk tahapan uji coba gelombang pertama diperkirakan akan
dilaksanakan pada Juni 2018.
Pada tahap uji coba awal, aplikasi e-court akan diterapkan di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Surabaya lalu disusul pada bulan
Agustus 2018 akan diterapkan di seluruh Pengadilan Negeri kelas IA Khusus di
Indonesia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenmiltun.mahkamahagung.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=2738:yuk-berkenalan-dengan-e-court-
yang-sebentar-lagi-memasuki-tahap-uji-coba&catid=114:umum
http://pn-takengon.go.id/pnbaru/pengembangan-e-court-di-pengadilan-negeri/
http://www.pa-tondano.go.id/artikel-896-mahkamah-agung-luncurkan-
aplikasi-ecourt.html
http://www.pembaruanperadilan.net/v2/2018/07/mahkamah-agung-ri-
meresmikan-aplikasi-e-court/
https://ecourt.mahkamahagung.go.id/
https://www.academia.edu/37052506/Dr._Tarmizi_SH.M.Hum
11