Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS SIDANG VIRTUAL DALAM


PENYELESAIAN

SENGKETA PERKARA PERDATA DI PENGADILAN


AGAMA

SUMENEP MASA PRA PANDEMI DAN MASA PANDEMI

Oleh :

Jecky Susanto

NIM. 170711100084

PROGRAM STUDIHUKUM BISNIS SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan digitalisasi layanan perkara di lingkungan peradilan dilatar

belakangi oleh tuntutan kebutuhan masyarakat akan informasi peradilan yang diperoleh

secara cepat, setelah meluncurkan aplikasi sistem informasi penelusuran perkara

(SIPP), Inovasi mahkamah dilanjut dengan akreditasi penjamin mutu (APM),

Dan berkembang sampai dengan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), (Zulfia

Hamum : 2020). Setelah itu lahimya Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 3

Tahun 2018 Tentang administrasi perkara secara elektronik, dan terakhir peraturan

mahkamah agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2019 tentang administrasi perkara dan

persidangan dipengadilan secara elektronik (selanjutnya disebut Perma 1 2019) 1.

Dengan kondisi saat ini negara Indonesia mengkhawatirkan keadaan yang

mencekam, hal itu tidak hanya pada aspek ekonomi dan pendidikan saja akan tetapi

juga pada stabilitas aspek layanan perkara khususnya Pengadilan Agama, dengan

anjuran dari pemerintah adanya pekerja work form home (WFH), dan penerapan social

distancing yang kemudian sering teijadi di beberapa titik membuat masyarakat merasa

teknologi adalah jalan satu-satunya agar kegiatan tetap berjalan sebagai mana

mestinya, maka dari hal itu kemudian e-court menjadi jawaban sebagai cara tepat

berperkara terlebih di masa pandemi juga kedepannya, sebab carut marut sengketa

perdata maupun pidana yang pesat maka sistem penyelesaian yang efisien juga

dibutuhkan didalamnya.
1 Burhanudin H, AH Fatonih, Aden rosadi, Eneng nuraeni, Layanan Perkara Secara Elektronik (e-court) saat
pandemic covid-19 hubungannya dengan asas kepastian hukum , (2020)

1
Praktik penyelenggaraan peradilan yang efisien dengan asas sederhana, cepat

dan biaya ringan merupakan sebuah praktik dengan landasan asas yang bersifat

universal. Tuntutan implementasi dari asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan

semata-mata guna mewujudkan sistem administrasi pengadilan yang efisien terutama

dalam segmentasi keadilan dalam pelayanan birokrasi. 2

Untuk mewujudkan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan

maka dari itu Mahkamah Agung (MA) melalui Peraturan Mahkamah Agung

(PERMA) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di

Pengadilan Secara Elektronik yang menggantikan PERMA No. 3 Tahun 2018 tentang

Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik mengeluarkan sistem e-court3

Maka dari hal tersebut penting untuk diteliti dan dianalisa sejauh mana

implementasi e-court dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi perkara perdata di

pengadilan, dalam penelitian ini adalah Pengadilan Agama Sumenep sebagai daerah

timur di pulau Madura yang masyarakatnya juga masih banyak yang belum memahami

sistem sidang virtual atau e-court dan masih banyak yang belum mengikuti

perkembangan teknologi.

Sementara hal itu penulis mengamati pada grafik perkembangan teknologi

yang semakin canggih sedangkan masyarakat tak banyak dibekali dan mengetahui

perkembangan teknologi tersebut, teknologi atau pun sistem sidang virtual (e-court)

sebagai mana disebut di atas sebagai solusi berperkara yang tepat namun tidak sesuai

dengan masyarakat karena ritme masyarakat yang lamban akan peradaban teknologi

2 Susanto, Muhammad Iqbal, Wawan Supriyatna, Menciptakan Sitem Peradilan Efisien Dengan Sistem E-court
Pada Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama Se-Tangerang Raya, (Vol 6, No 1, September, 2020), 105
3Zil, Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan Efisien,
(Jilid 49, No 1, Januari, 2020), 81

2
utamanya di masyarakat sumenep itu sendiri, sementara tuntutan untuk memakai

teknologi sejak pandemi sangat dibutuhkan bahkan hal itu menjadi sebuah tuntutan

bagi semua masyarakat.

Kemudian Indikator daripada efektivitas atau keberhasilan adanya sistem

sidang virtual atau yang biasa disebut e-court dapat dilihat dari tujuan awal dibuatnya

sistem penyelesaian sengketa berbasis online yakni agar terciptanya sistem peradilan

dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan, maka kemudian setelah sistem e-court ini

berjalan dan diimplementasikan diberbagai pengadilan terkait yang akan menjadi tolak

ukur efektivitas adalah sesuai atau tidaknya dengan yang sudah di inginkan sesuai

PERMA Nomor 1 Tahun 2019, Namun sejauh ini sudah efektif atau tidak sistem e-

court ini.

Berdasarkan latar belakang penulis tertarik melakukan penelitian tentang E-

court dengan tema : Efektivitas Sidang Virtual Dalam Penyelesaian Sengketa Perkara

Perdata Di Pengadilan Agama Sumenep Masa Pra Pandemi Dan Masa Pandemi

(Tinjauan PERMA 01 2019).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan sidang virtual atau e court sebagai altematif penyelesaian

sengketa perkara perdata di pengadilan agama Sumenep?

3
2. Bagaimana efektifitas sidang virtual atau e court masa pra pandemi dan masa pandemi

dalam penyelesaian sengketa perkara perdata di Pengadilan Agama Sumenep?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan dari penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan sidang virtual atau e-court sebagai penyelesaian

sengketa perkara perdata berbasis online yang beijalan di Pengadilan Agama Sumenep

Pada masa pra pandemi.

b. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi sidang virtual e court apakah menjadi

kebiasaan baru atau masalah baru di Pengadilan Agama Sumenep. (Tinjauan Perma 01

2019)

2. Kegunaan Penelitian :

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, kalangan akademisi, dan

masyarakat, maupun tambahan wacana referensi mengenai e court.

b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan oleh

masyarakat yang berperkara di pengadilan dengan menggunakan sistem e court.

c. Penelitian tentang sidang virtual atau e court ini di harapakan mampu menjadi rujukan

bagi peneliti berikutnya.

d. Diharapkan bermanfaat dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

4
C. Kajian Pustaka

Guna pembahasan yang lebih komprehensif, serta untuk menghindari duplikasi

dan plagiasi dari sebuah penelitian maka penulis akan melakukan kajian pustaka terhadap

hasil penelitian dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis

laksanakan, diantaranya :

1. Skripsi oleh Cholis Shotul Malikah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Pelaksanaan Sistem E-Court Di Pengadilan Agama Pekanbaru”, Tahun 2020. Titik

inti pada skripsi ini menekankan bahwa adanya kebijakan sistem e-court ini sudah

menjadi kemaslahatan bersama sesuai dengan beberapa kaidah islam, diantaranya

Kaidah pertama :

Artinya : “kebijakan seorangpemimpin bergantungpada kemaslahatan

rakyatnya ”

Kaidah kedua :

Artinya : “kesukaran itu dapat menarik kemudahan ”

Menurut hemat penulis skripsi tersebut bahwa kaidah pertamamenyatakan kebijakan

pemerintah terhadap masyarakatharus mendatangkan kemaslahatan begitu juga dalam

proses peradilan mulai dari pendaftaran perkara sampai pada proses dalam

persidangan itu sendiri tidaklah mudah bahwa membutuhkan banyak waktu dan biaya.

Seperti seseorang yang mengajukan sebuah perkara dimana

5
tempat tinggalnya sangat jauh dari pengadilan sehingga proses peradilannya tidak

sesuai dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan. Sistem e-court ini

diharapkan dapat memberikan kemudahan dan menimbulkan akibat positif lainnya 4.

2. Skripsi oleh Tri Ayu Damai Yanti, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan

Sistem E-Court Di Pengadilan Agama Pekanbaru”, Tahum 2019. Penegakan ecourt

sebagaimana tercantum dalam judul skripsi ini dalam tanda kutip pada alur

administrasi perkara di Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus, tata cara

proses e-court diatur lebih lanjut dalam Putusan Ketua Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor : 192/KMA/SK/VIII/2019/ Tentang Petunjuk Teknis

Administrasi Perkara Dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik.

Salah satu Pengadilan yang sudah menjalankan e-court sebagaimana di atur dalam

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kewajiban

Pendaftaran Perkara Perdata Melalui E-Court Adalah Pengadilan Negeri

Palembang Kelas IA Khusus , Surat Edaran Khusus (SEMA) Adalah Suatu Aturan

Kebijakan (Bleidsregel) Yang Dikeluarkan Olh Mahkamah Agung Dan Ditujukan

Kepada Hakim, Panitera Dan Jabatan Lain Di Pengadilan Dan Pada Tanggal 6

Oktober 2018 Bertempat Di Ballroom Hotel Aston Palembang, Pengadilan Negeri

Kelas IA Khusus Telah Mengadakan Pengarahan Lebih Lanjut Mengenai

Pemantapan Pendaftaran Gugatan Melalui Aplikasi E-Court Yang Dihadiri Oleh

Seluruh Hakim Di Sumatera Selatan, Perwakilan Advokat Dan Seluruh Pejabat

4 Cholis Shotul Malikah, tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan sistem e-court di pengadilan agama
pekanbaru, (Pekanbaru : Universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, 2020)

6
Structural Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus5.

3. Skripsi oleh Muhamad Amri Habibullah, “Tinjauan Yuri dis Implementasi

Pendaftaran perkara Perdata Secara Elektronik Berdasarkan Perma No.3 Tahun

2018 Tentang Administrasi Perkara Di Pengadilan Secara Elektronik”, Tahun

2018. Pada skripsi ini menitik beratkan pada tinjauan yuridis implementasi perkara

perdata secara e-court. Dalam proses penegakan Hukum Perdata melalui

Hukum Acara Perdata menurut ketentuan Hukum Acara Perdata terdapat ketentuan

asas Hukum Acara Perdata :

1. Hakim Bersifat Menunggu.

Asas ini menentukan bahwa dalam pelaksanaannya, inisiatif untuk mengajukan hak

keperdataan diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan, jadi apakah ada

proses atau tidak, hal itu berlaku adagium "judex ne procedat ex officio’ apabila tidak

ada gugatan maka disitu tidak ada hakim.

2. Hakim Bersifat Pasif.

Artinya bahwa hakim bersifat pasif dalam memeriksa ruang lingkup atau luas pokok

sengketa diserahkan kepada para pihak yang bersengketa.

3. Sifat Terbukanya Persidangan.

Bahwa pemeriksaan pada asasnya adalah terbuka untuk umum.

4. Mendengar Kedua Belah Pihak.

Tidak memihak bahwa pengadilan tidak membeda-bedakan orang yang berperkara.

5 Tri ayu damai yanti, penegakan e-court dalam proses administrasi perkara dan persidangan perdata di
pengadilan negeri palembang kelas ia khusus, (Palembang : Universitas Sriwijaya, 2019)

7
5. Putusan Harus Disertai Alasan.

Setiap keputusan harus memuat dasar alasan untuk mengadili.

6. Beracara Dikenakan Biaya.

Biaya ini meliputi : biaya kepaniteraan, biaya panggilan, biaya materai.

7. Tidak Ada Harusan Mewakilkan.

HIR tidak mewajibkan untuk mewakilkan perkaranya kepada orang lain.

Perma No. 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di Pengadilan Secara

Elektronik adalah peraturan Mahkamah Agung yang relatif masih baru, dimana

pelaksanaannya yang sangat dimungkinkan pelanggaran terhadap asas-asas hukum

acara perdata, misalnya tentang asas terbukanya sifat persidangan dll 6.

D. Kerangka Teoritik

A. Efektifitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif, menurut kamus besar bahasa

indonesia adalah ada efeknya, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil,

berhasil guna dan mulai berlaku. Sementara itu efektivitas memiliki pengertian

keefektifan dalah keadaan berpengaruh, kemanjuran, keberhasilan dan hal mulai

berlaku (2003 : 284).

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Efektivitas

6Muhamad Amri Habibbullah, tinjauan yuridis implementasi pendaftaran perkara perdata secara elektronik
berdasarkan perma no. 3 tahun 2018 tentang administrasi perkara di pengadilan secara elektronik (Studi pada
Pengadilan Negeri Pekalongan), fSemarang : universitas islam sultan agung (unissula), 2018).

8
selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

sesungguhnya dicapai, efektivitas dapat dilihat dari beberapa sudut pandang (view

point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat

dengan efesiensi, seperti yang dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk

mendefinisikan efektifitas sebagai berikut, that is, the greater the extent it which

an organization’s goals or met or suspassed, the greater is effectiveness (semakin

besar pencapaian tujuan tujuan organisasi semakin besar efektivitas). 7

Berdasarkan beberapa definisi dan pengertian diatas, bahwa efektivitas erat

kaitannya dan kita dapat melihatnya apakah hal itu efektif atau tidak tergantung

pada apa yang sudah dicapainya, semakin banyak suatu keberhasilan dan

kemajuan yang dicapai maka semakin banyak pula efektivitas yang didapat,

efektivitas memang tidak ada alat yang dapat mengukurnya seperti yang

dikemukakan diatas namun ukurannya adalah apa yang sudah diinginkan dan apa

yang sudah dicapai, sesuai target atau tidak, sesuai keinginan atau tidak, pun

keberhasilan itu sendiri merupakan ukuran efektivitas yang paling baik.

Kemudian ada beberapa definisi efektivitas menurut para pakar keilmuan :

Menurut Sri Mulyani Dalam Muchtar, pada dasarnya dasar pengertian

efektivitas yang umum menunjukkan taraf tercapainya hasil, dengan kata lain

efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai. 8 Sedangakan menurut supardi,

efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan

(kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. 9

7Nasution, Sosiologi pendidikan, (Jakarta : bumi aksara, 1983), 56


8Ibnu hasan muchtar, Efektivitas FKUB Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta: puslitbang
kehidupan keagamaan, 2015), h. 6
9Ibid, 2

9
Sementara itu menurut hidayat dalam irwan yang menjelaskan bahwa

efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas, dan waktu) telah tercapai. 10 Adapun menurut humaeidi dalam bukunya

efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi

hasil maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketetapan waktu

sesuai dengan prosedur dan ukuran-ukuran tertentu.11

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa

efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang

diingkan dapat tercapai sesuai dengan yang telah diharapkan dan ditargetkan,

ukuran tersebut dapat dilihat dengan perbandingan antara hal yang sudah dicapai

dengan hal yang teijadi dimasa sekarang.

B. E-COURT

1. Pengertian E-court

E-court adalah sebuah instrumen pengadilan sebagai bentuk pelayanan

terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online (e-felling),

taksiran panjar biaya secara elektronik (e-SKUM), pembayaran panjar biaya secara

elektronik (e-payment), pemanggilan para pihak secara online (esummons), dan

persidangan secara online (e-litigation) (mahkamah agung, 2019). lingkungan

peradilan yang menyediakan e-court adalah pengadilan negeri, pengadilan agama

atau mahkamah syariah, pengadilan militer dan pengadilan tata usaha negara. 12

e-court sebagai mana disebut sebagai efisiensi sistem sengketa di suatu

10 Irwan jasa tarigan, Peran Badan Narkotika Nasional, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), h. 10
11 Alie humaiedi, dkk, Etnografi Bencana, (Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, 2015), h 41-42
12 Zil Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan
Efisien, (Jilid 49, No 1, Januari, 2020), 81

1
0
pengadilan mulai dari pendaftaran sampai pada putusan hal ini dirasa penting

untuk dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat yang bersengketa karena hal ini

sangat membantu dan memudahkan masyarakat pula meringankan beban biaya

yang dikeluarkan saat berperkara atau mengimplementasikan e-court ini.

Kemudian implementasi sistem e-court telah di desain untuk meringkas

proses administrasi pengadilan. Semisal jika konteks efisiensi yang menjadi

identifikasi sistem baru ini maka perwujudan dalam efisiensi tersebut adalah

dengan sistem berbasis online itu dapat meringkas beberapa proses persidangan

yang hanya bersifat pertukaran dokumen, dan dari hal itu efektivitas serta efisiensi

berperkara di pengadilan akan beijalan sesuai yang diharapkan kita bersama.

Ruang lingkup aplikasi e-court terdiri dari beberapa jenis administrasi,

Diantaranya :

1. E-filling (pendaftaran perkara secara online)

Pendaftaran perkara secara online dalam aplikasi e-court dapat digunakan

untuk melakukan pendaftaran perkara secara elektronik dalam perkara gugatan

dan/atau permohonan perdata, agama, tata usaha militer, atau tata usaha negara.

Aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran gugatan dan/atau

permohonan sekaligus memasukkan dokumen elektronik yang apabila kemudian

terverifikasi dan diterima secara procedural, akan memulai perkara perdata atau

untuk memasukkan dokumen secara elektronik atas perkara yang sudah ada. 13

Berdasarkan ketentuan pasal 5 Perma No. 1 Tahun 2019 disebutkan bahwa

layanan administrasi perkara secara elektronik dapat digunakan oleh pengguna

13 Mahkamah Agung Republik Indonesia , 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice
System), dapat diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id., diakses tanggal 2 Februari 2021

1
1
terdaftar dan pengguna lain, dimana calon pengguna terdaftar melakukan

pendaftaran terlebih dahulu melalui sistem informasi pengadilan yang mana

nantinya akan mendapatkan/memiliki akun pada aplikasi e-court.

2. E-SKUM (pembayaran panjar biaya secara online)

Aplikasi E-SKUM atau E-payment dapat digunakan untuk melakukan

pembayaran terhadap panjar biaya yang ditetapkan melalui aplikasi e-skum

sebagai tindak lanjut terhadap pendaftaran secara elektronik, pengguna terdaftar

wajib melakukan pembayaran sesuai dengan nilai tagihan pada nomor pembayaran

yang diperol eh pada waktu pendaftaran 14. Pada prinsipnya proses berperkara dalm

perkara perdata pasti dikenakan biaya, dimana pada saat pengajuan gugatan

dikenakan panjar perkara kepada penggugat, namun melalui adanya sistem e-court

ini yang kemudian biaya berperkaranya menjadi lebih ringan bagi para pihak yang

berperkara, dan setidaknya hal ini akan lebih mempermudah dan mengefisienkan

penggugat ketika mengajukan perkara sehingga tidak harus bolak balik dari satu

loket ke loket lainnya.

3. E-Summon (pemanggilan para pihak secara online)

Panggilan sidang dan pemberitahuan putusan disampaikan kepada para pihak

melalui saluran elektronik ke alamat email para pihak serta informasi panggilan

tersebut bisa dilihat pada aplikasi e-court. 15

Tahapan setelah gugatan didaftarkan dan mendapatkan nomor register perkara

maka ketua Pengadilan Negeri membuat penetapan untuk menujuk majelis hakim

yang memeriksa sidang, dan ketua majelis hakim akan menentukan sidang hari

14 Ibid, h.2
15 Ibid, h.3

1
2
pertama yang harus dihadiri oleh baik penggugat maupun tergugat, untuk itu

terhadap penggugat dan tergugat akan dilakukan pemanggilan. Pada umumnya

pemanggilan dilakukan oleh jurusita dengan mengirimkan surat panngilan ke

alamat penggugat dan tergugat yang bersangkutan, bilamana alamat tersebut

berbeda wilayah hukum dengan pengadilan negeri yang memeriksa perkara maka

pemanggilan akan didelegasikan kepada pengadilan negeri yang berada diwilayah

hukum dengan pengadilan negeri yang berada diwilayah para pihak. Mekanisme

pemanggilan seacara manual tersebut memiliki kelemahan yakni dalam hal waktu

kemungkinan-kemungkinan tidak ditemukannya alamat para pihak yang

bersangkutan, sehingga akan mengakibatkan terhambatnya proses berperkara. 16

Adanya aplikasi e-summons maka pemanggilan kepada pengguna terdaftar

dapat dilakukan secara elektronik oleh jurusita/jurusita pengganti ke alamat

domisili elektronik pengguna terdaftar, maka hal itu yang kemudian akan

mempercepat dan mengefensiensi waktu juga biaya dalam perkara dengan adanya

e-court.

4. Pengiriman berkas persidangan secara online

Aplikasi e-court juga mendukung dalam hal pengiriman dokumen

persidangan seperti replik, duplik, kesimpulan dana tau jawaban secara elektonik

yang dapat diakses oleh pengadilan dan para pihak 17. Keberadaan mekanisme ini

tentu saja mempermudah proses pemeriksaan di persidangan, karena dengan hal

itu akan mengefektifkan waktu pemeriksaan perkara dimana agenda sidang tidak

16 Ni Putu Riyani Kartikasari, Eksistensi E-court untuk mewujudkan asas sederhana, cepat dan biaya
ringan dalam peradilan perdata di Indonesia, Vol 1. No 10 2019
17 Mahkamah Agung Republik Indonesia , 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice
System), dapat diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id., diakses tanggal 2 Februari 2021

1
3
hanya sekedar dibuka untuk menyerahkan dokumen kemudian persidangan ditutup

dan dilanjutkan kembali kemudian. Dan dengan adanya sistem pengiriman berkas

perkara secara online maka para

pihak yang berkara akan lebih efektif dan efisien untuk memanfaatkannya dalam

hal ini agar proses persidangan lebih cepat.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

bertahap, menentukan jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan penelitian dan

sumber data , sehingga penelitian yang dilakukan akurat, sistematis dan dapat

dipertanggung jawabkan18

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus

divalidasi seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawancara

terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan bekal untuk memasuki lapangan.

Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat

kesimpulan atas temuannya.19 Metode penelitian yang akan dijelaskan oleh penulis

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

18 Dr.J.R Raco, M.E., M.Sc. Metodologi Penelitian Kualitatif (Gramedia). 01


19 Endang Widi Winami, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif, PTK, R&D, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2018), 155

1
4
Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu

Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengn mengangkat data yang

ada dilapangan20. Maka jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

jenis penelitian kualitatif. Yang mana pada penelitian berkenaan dengan judul

skripsi penulis akan bersentuhan langsung dengan pihak yang berperkara dengan

sistem e-court dan juga dengan pihak Pengadilan Agama Sumenep.

2. Sumber Data

Dalam melakukan penelitian, penulis akan menggunakan dua jenis data, yaitu

data primer dan sekunder :

a) Data Primer adalah data utama yang langsung diambil dari objek penelitian 21

Dalam penelitian ini data primernya adalah keterangan maupun penjelasan yang

didapatkan ditempat atau lokasi penelitian, peneliti turun langsung ke lapangan,

berhubungan dengan narasumber hakim serta stakeholder terkait di Pengadilan

Agama Sumenep.

b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada atau tersedia

melalui publikasi-publikasi dari berbagai macam pihak, seperti data yang berasal

dari departemen maupun data yang berasal dari lembaga non departemen. 22 Dan

pada penelitian ini data sekundernya adalah nuku, jurnal, serta berbagai data

pendukung.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan hal pemtimg dalam suatu penelitian

20 Suharismi Arikunto, Dasar - Dasar Research, (Tarsoto:Bandung, 1995), h.58


21 Lexy J moelong, Metode penlitian kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 157
22 Suprapto,J, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran (Jakarta:PT Asdi Mahastya), h.67

1
5
krena kualitas data yang dihasilkan tergantung bagaimana teknik seorang peneliti

dalam mengumpulkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka

seorang peneliti akan kesulitan dalam mencari data untuk menyelesaikan

penelitiannya. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

a) Interview (Wawancara)

Wawancara adalah Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.23

Wawancara (Interview) merupakan teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

bercakap-cakap dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberikan

keterangan pada si peneliti. Dalam hal ini yang dimaksud dengan orang yangakan

di interview oleh peneliti adalah pihak yang berperkara melaui ecourt di

Pengadilan Agama Sumenep serta dengan pihak Pengadilan Agama Sum enep

Sendiri.

b) Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan cara sistematis. 24

Didalam salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk merekam

berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi), pengamatan dan pencatatan

23 Lexi, j, Moelog , Op. Cit, h. 186


24 Suharismi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Bumi Aksara:Jakarta,2013)

1
6
dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki teknik ini digunakan

dengan pengamatan langsung ke lapangan hingga memperoleh data-data yang

konkrit dari sumbemya.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

sendiri bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang.

Dokumen itu sendiri dapat menjadi bukti bahwa suatu objek penelitian benar-

benar diteliti. Dokumen juga bisa berkenaan dengan peristiwa atau momen atau

juga kegiatan yang telah lalu, yang dengannya mungkin akan dihasilkan sebuah

informasi berkenaan dengan judul peneliti diatas serta sesuai dengan yang

diharapkan.

A Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan

pengaturan hasil yang dibaca, catatan lapangan, dan materi-materi yang sudah

dikumpulkan untuk menambah pemahaman berkenaan dengan materi yang diteliti

sehingga memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah peneliti temukan

kepada orang lain. Dan pada penelitian ini peneliti menggunakan

metode induktif yang berangkat dari data empiris lewat suatu observasi menuju

pada sebuah teori . dengan kata lain, data yang diperoleh dilapangan dianalisi

dengan menggunakan teori, dari sebuah teori yang kemudian di akhiri dengan

kesimpulan.

1
7
F. Sistematika Pembahasan

Sistematika dalam penelitian akan dibagi menjadi lima bab. Guna

memudahkan pembaca dalam pembahasan skripsi ini peneliti menyusun sistematika

sebagai berikut:

1 BAB I (PENDAHULUAN) : Pendahuluan ini berisi sebagai pengantar dari skripsi

secara keseluruhan. Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, kajian pustaka dan sistematika pembahasan.

2 BAB II (LANDASAN TEORI) : Bab kedua ini berisi tentang landasan teori yang

akan digunakan dalam penelitian, sebagai landasan untuk pembahasan dan pemecahan

masalah. Penelitian dalam bab ini menjelaskan tentang Efektivitas

Sidang Virtual Dalam Penyelesaian Sengketa Di Pengadilan Agama Sumenep Masa

Pra Pandemi Dan Masa Pasca Pandemi (Tinjauan Perma 01 2019)

3. BAB III (METODE PENELITIAN) : Penulis dalam bab ke tiga ini akan menjelaskan

mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, bahan dalam penyusunan

sebuah skripsi yang meliputi, jenis penelitian, sifat dan pendekatan penelitian, sumber

data, metode pengumpulan data serta metode analisi data yang akan dilakukan.

1
8
4. BAB IV (HASIL PENELITIAN) : Bab ini merupakan bab inti, yang mana bab ini

peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah diakukan serta analisa

tentang hasil penelitian dengan menggunakan teori yang bersangkutan.

5. BAB V (PENUTUP) : Bab kelima ini merupakan bab terakhir. Peneliti dalam bab

ini akan menguraikan tentang kesimpulan yang merupakan hasil analisa dan juga

akan memperoleh suatu solusi atas permasalahan yang telah diteliti. Dalam bab ini

juga dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dianggap perlu dalam

penelitian ini.

G. Daftar Pustaka

Buku

Alie humaiedi, dkk, Etnografi !Encana. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta. 2015

Burhanudin H, AH Fatonih, Aden rosadi. Eneng nuraeni, Lavanan Perkara Secara Elektronik (e-court) saat
pandemic covid-19 hubungannva dengan asas kepastian hukum , 2020

Dr.J.R Raco. M.E., M.Sc. Metodologi Penelitian Kualitatif (Gramedia).

Endang Widi Winami, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif, PTK, R&D, Jakarta: Bumi Aksara.
2018

Ibnu hasan muchtar, Efektivitas FKIJB Dalam Pemeliharaan Kerukunan IJmat Beragama. Jakarta: puslitbang
kehidupan keagamaan, 2015

Irwan jasa tarigan, Peran Badan Narkotika Nasional, Yogyakarta : Deepublish. 2017

Lexy J moelong, Metodepenlitian kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015

Mahkamah Agung Republik Indonesia . 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice System),
diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id. tanggal 2 Februari 2021

Nasution, Sosiologi pendidikan. Jakarta : bumi aksara, 1983

Ni Putu Riyani Kartikasari, Eksistensi E-court untuk mewujudkan asas sederhana, cepat dan biava ringan
dalam peradilan perdata di Indonesia, Vol 1. No 10, 2019

19
Susanto, Muhammad Iqbal, Wawan Supriyatna, Menciptakan Sitem Peradilan Efisien Dengan Sistem
E-court Pada Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama Se-Tangerang Raya, Vol 6, No 1,
September, 2020

Suharismi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Bumi Aksara:Jakarta,2013)

Suharismi Arikunto, Dasar - Dasar Research, (Tarsoto:Bandung, 1995), h.58

Suprapto,J, Metode RisetAplikasinya Dalam Pemasaran, Jakarta : PT Asdi Mahastya

Zil, Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan
Efisien, Jilid 49, No 1, Januari, 2020

Skripsi
Cholis Shotul Malikah, tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan sistem e-court di pengadilan
agama pekanbaru, Pekanbaru : Universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, 2020

Tri ayu damai yanti, penegakan e-court dalam proses administrasi perkara dan persidangan perdata di
pengadilan negeri palembang kelas ia khusus, Palembang : Universitas Sriwijaya, 2019

Muhamad Amri Habibbullah, tinjauan yuridis implementasi pendaftaran perkara perdata secara
elektronik berdasarkan perma no. 3 tahun 2018 tentang administrasi perkara di pengadilan
secara elektronik (Studi pada Pengadilan Negeri Pekalongan), Semarang : universitas islam sultan
agung (unissula), 2018.

2
0

Anda mungkin juga menyukai