Oleh :
Jecky Susanto
NIM. 170711100084
FAKULTAS KEISLAMAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belakangi oleh tuntutan kebutuhan masyarakat akan informasi peradilan yang diperoleh
Dan berkembang sampai dengan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), (Zulfia
Hamum : 2020). Setelah itu lahimya Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 3
Tahun 2018 Tentang administrasi perkara secara elektronik, dan terakhir peraturan
mahkamah agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2019 tentang administrasi perkara dan
mencekam, hal itu tidak hanya pada aspek ekonomi dan pendidikan saja akan tetapi
juga pada stabilitas aspek layanan perkara khususnya Pengadilan Agama, dengan
anjuran dari pemerintah adanya pekerja work form home (WFH), dan penerapan social
distancing yang kemudian sering teijadi di beberapa titik membuat masyarakat merasa
teknologi adalah jalan satu-satunya agar kegiatan tetap berjalan sebagai mana
mestinya, maka dari hal itu kemudian e-court menjadi jawaban sebagai cara tepat
berperkara terlebih di masa pandemi juga kedepannya, sebab carut marut sengketa
perdata maupun pidana yang pesat maka sistem penyelesaian yang efisien juga
dibutuhkan didalamnya.
1 Burhanudin H, AH Fatonih, Aden rosadi, Eneng nuraeni, Layanan Perkara Secara Elektronik (e-court) saat
pandemic covid-19 hubungannya dengan asas kepastian hukum , (2020)
1
Praktik penyelenggaraan peradilan yang efisien dengan asas sederhana, cepat
dan biaya ringan merupakan sebuah praktik dengan landasan asas yang bersifat
universal. Tuntutan implementasi dari asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan
Untuk mewujudkan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan
maka dari itu Mahkamah Agung (MA) melalui Peraturan Mahkamah Agung
Pengadilan Secara Elektronik yang menggantikan PERMA No. 3 Tahun 2018 tentang
Maka dari hal tersebut penting untuk diteliti dan dianalisa sejauh mana
pengadilan, dalam penelitian ini adalah Pengadilan Agama Sumenep sebagai daerah
timur di pulau Madura yang masyarakatnya juga masih banyak yang belum memahami
sistem sidang virtual atau e-court dan masih banyak yang belum mengikuti
perkembangan teknologi.
yang semakin canggih sedangkan masyarakat tak banyak dibekali dan mengetahui
perkembangan teknologi tersebut, teknologi atau pun sistem sidang virtual (e-court)
sebagai mana disebut di atas sebagai solusi berperkara yang tepat namun tidak sesuai
dengan masyarakat karena ritme masyarakat yang lamban akan peradaban teknologi
2 Susanto, Muhammad Iqbal, Wawan Supriyatna, Menciptakan Sitem Peradilan Efisien Dengan Sistem E-court
Pada Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama Se-Tangerang Raya, (Vol 6, No 1, September, 2020), 105
3Zil, Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan Efisien,
(Jilid 49, No 1, Januari, 2020), 81
2
utamanya di masyarakat sumenep itu sendiri, sementara tuntutan untuk memakai
teknologi sejak pandemi sangat dibutuhkan bahkan hal itu menjadi sebuah tuntutan
sidang virtual atau yang biasa disebut e-court dapat dilihat dari tujuan awal dibuatnya
sistem penyelesaian sengketa berbasis online yakni agar terciptanya sistem peradilan
dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan, maka kemudian setelah sistem e-court ini
berjalan dan diimplementasikan diberbagai pengadilan terkait yang akan menjadi tolak
ukur efektivitas adalah sesuai atau tidaknya dengan yang sudah di inginkan sesuai
PERMA Nomor 1 Tahun 2019, Namun sejauh ini sudah efektif atau tidak sistem e-
court ini.
court dengan tema : Efektivitas Sidang Virtual Dalam Penyelesaian Sengketa Perkara
Perdata Di Pengadilan Agama Sumenep Masa Pra Pandemi Dan Masa Pandemi
B. Rumusan Masalah
3
2. Bagaimana efektifitas sidang virtual atau e court masa pra pandemi dan masa pandemi
sengketa perkara perdata berbasis online yang beijalan di Pengadilan Agama Sumenep
b. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi sidang virtual e court apakah menjadi
kebiasaan baru atau masalah baru di Pengadilan Agama Sumenep. (Tinjauan Perma 01
2019)
2. Kegunaan Penelitian :
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, kalangan akademisi, dan
c. Penelitian tentang sidang virtual atau e court ini di harapakan mampu menjadi rujukan
4
C. Kajian Pustaka
dan plagiasi dari sebuah penelitian maka penulis akan melakukan kajian pustaka terhadap
hasil penelitian dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis
laksanakan, diantaranya :
inti pada skripsi ini menekankan bahwa adanya kebijakan sistem e-court ini sudah
Kaidah pertama :
rakyatnya ”
Kaidah kedua :
proses peradilan mulai dari pendaftaran perkara sampai pada proses dalam
persidangan itu sendiri tidaklah mudah bahwa membutuhkan banyak waktu dan biaya.
5
tempat tinggalnya sangat jauh dari pengadilan sehingga proses peradilannya tidak
sesuai dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan. Sistem e-court ini
2. Skripsi oleh Tri Ayu Damai Yanti, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan
sebagaimana tercantum dalam judul skripsi ini dalam tanda kutip pada alur
proses e-court diatur lebih lanjut dalam Putusan Ketua Mahkamah Agung
Salah satu Pengadilan yang sudah menjalankan e-court sebagaimana di atur dalam
Palembang Kelas IA Khusus , Surat Edaran Khusus (SEMA) Adalah Suatu Aturan
Kepada Hakim, Panitera Dan Jabatan Lain Di Pengadilan Dan Pada Tanggal 6
4 Cholis Shotul Malikah, tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan sistem e-court di pengadilan agama
pekanbaru, (Pekanbaru : Universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, 2020)
6
Structural Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus5.
2018. Pada skripsi ini menitik beratkan pada tinjauan yuridis implementasi perkara
Hukum Acara Perdata menurut ketentuan Hukum Acara Perdata terdapat ketentuan
Asas ini menentukan bahwa dalam pelaksanaannya, inisiatif untuk mengajukan hak
proses atau tidak, hal itu berlaku adagium "judex ne procedat ex officio’ apabila tidak
Artinya bahwa hakim bersifat pasif dalam memeriksa ruang lingkup atau luas pokok
5 Tri ayu damai yanti, penegakan e-court dalam proses administrasi perkara dan persidangan perdata di
pengadilan negeri palembang kelas ia khusus, (Palembang : Universitas Sriwijaya, 2019)
7
5. Putusan Harus Disertai Alasan.
Elektronik adalah peraturan Mahkamah Agung yang relatif masih baru, dimana
D. Kerangka Teoritik
A. Efektifitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif, menurut kamus besar bahasa
indonesia adalah ada efeknya, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil,
berhasil guna dan mulai berlaku. Sementara itu efektivitas memiliki pengertian
6Muhamad Amri Habibbullah, tinjauan yuridis implementasi pendaftaran perkara perdata secara elektronik
berdasarkan perma no. 3 tahun 2018 tentang administrasi perkara di pengadilan secara elektronik (Studi pada
Pengadilan Negeri Pekalongan), fSemarang : universitas islam sultan agung (unissula), 2018).
8
selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai, efektivitas dapat dilihat dari beberapa sudut pandang (view
point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat
mendefinisikan efektifitas sebagai berikut, that is, the greater the extent it which
kaitannya dan kita dapat melihatnya apakah hal itu efektif atau tidak tergantung
pada apa yang sudah dicapainya, semakin banyak suatu keberhasilan dan
kemajuan yang dicapai maka semakin banyak pula efektivitas yang didapat,
efektivitas memang tidak ada alat yang dapat mengukurnya seperti yang
dikemukakan diatas namun ukurannya adalah apa yang sudah diinginkan dan apa
yang sudah dicapai, sesuai target atau tidak, sesuai keinginan atau tidak, pun
efektivitas yang umum menunjukkan taraf tercapainya hasil, dengan kata lain
efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan
9
Sementara itu menurut hidayat dalam irwan yang menjelaskan bahwa
efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas, dan waktu) telah tercapai. 10 Adapun menurut humaeidi dalam bukunya
efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi
hasil maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketetapan waktu
efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang
diingkan dapat tercapai sesuai dengan yang telah diharapkan dan ditargetkan,
ukuran tersebut dapat dilihat dengan perbandingan antara hal yang sudah dicapai
B. E-COURT
1. Pengertian E-court
taksiran panjar biaya secara elektronik (e-SKUM), pembayaran panjar biaya secara
atau mahkamah syariah, pengadilan militer dan pengadilan tata usaha negara. 12
10 Irwan jasa tarigan, Peran Badan Narkotika Nasional, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), h. 10
11 Alie humaiedi, dkk, Etnografi Bencana, (Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, 2015), h 41-42
12 Zil Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan
Efisien, (Jilid 49, No 1, Januari, 2020), 81
1
0
pengadilan mulai dari pendaftaran sampai pada putusan hal ini dirasa penting
untuk dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat yang bersengketa karena hal ini
identifikasi sistem baru ini maka perwujudan dalam efisiensi tersebut adalah
dengan sistem berbasis online itu dapat meringkas beberapa proses persidangan
yang hanya bersifat pertukaran dokumen, dan dari hal itu efektivitas serta efisiensi
Diantaranya :
dan/atau permohonan perdata, agama, tata usaha militer, atau tata usaha negara.
terverifikasi dan diterima secara procedural, akan memulai perkara perdata atau
untuk memasukkan dokumen secara elektronik atas perkara yang sudah ada. 13
13 Mahkamah Agung Republik Indonesia , 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice
System), dapat diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id., diakses tanggal 2 Februari 2021
1
1
terdaftar dan pengguna lain, dimana calon pengguna terdaftar melakukan
wajib melakukan pembayaran sesuai dengan nilai tagihan pada nomor pembayaran
yang diperol eh pada waktu pendaftaran 14. Pada prinsipnya proses berperkara dalm
perkara perdata pasti dikenakan biaya, dimana pada saat pengajuan gugatan
dikenakan panjar perkara kepada penggugat, namun melalui adanya sistem e-court
ini yang kemudian biaya berperkaranya menjadi lebih ringan bagi para pihak yang
berperkara, dan setidaknya hal ini akan lebih mempermudah dan mengefisienkan
penggugat ketika mengajukan perkara sehingga tidak harus bolak balik dari satu
melalui saluran elektronik ke alamat email para pihak serta informasi panggilan
maka ketua Pengadilan Negeri membuat penetapan untuk menujuk majelis hakim
yang memeriksa sidang, dan ketua majelis hakim akan menentukan sidang hari
14 Ibid, h.2
15 Ibid, h.3
1
2
pertama yang harus dihadiri oleh baik penggugat maupun tergugat, untuk itu
berbeda wilayah hukum dengan pengadilan negeri yang memeriksa perkara maka
hukum dengan pengadilan negeri yang berada diwilayah para pihak. Mekanisme
pemanggilan seacara manual tersebut memiliki kelemahan yakni dalam hal waktu
domisili elektronik pengguna terdaftar, maka hal itu yang kemudian akan
mempercepat dan mengefensiensi waktu juga biaya dalam perkara dengan adanya
e-court.
persidangan seperti replik, duplik, kesimpulan dana tau jawaban secara elektonik
yang dapat diakses oleh pengadilan dan para pihak 17. Keberadaan mekanisme ini
itu akan mengefektifkan waktu pemeriksaan perkara dimana agenda sidang tidak
16 Ni Putu Riyani Kartikasari, Eksistensi E-court untuk mewujudkan asas sederhana, cepat dan biaya
ringan dalam peradilan perdata di Indonesia, Vol 1. No 10 2019
17 Mahkamah Agung Republik Indonesia , 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice
System), dapat diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id., diakses tanggal 2 Februari 2021
1
3
hanya sekedar dibuka untuk menyerahkan dokumen kemudian persidangan ditutup
dan dilanjutkan kembali kemudian. Dan dengan adanya sistem pengiriman berkas
pihak yang berkara akan lebih efektif dan efisien untuk memanfaatkannya dalam
E. Metode Penelitian
sumber data , sehingga penelitian yang dilakukan akurat, sistematis dan dapat
dipertanggung jawabkan18
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus
divalidasi seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun
terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan bekal untuk memasuki lapangan.
kesimpulan atas temuannya.19 Metode penelitian yang akan dijelaskan oleh penulis
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
1
4
Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu
Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengn mengangkat data yang
ada dilapangan20. Maka jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
jenis penelitian kualitatif. Yang mana pada penelitian berkenaan dengan judul
skripsi penulis akan bersentuhan langsung dengan pihak yang berperkara dengan
2. Sumber Data
Dalam melakukan penelitian, penulis akan menggunakan dua jenis data, yaitu
a) Data Primer adalah data utama yang langsung diambil dari objek penelitian 21
Dalam penelitian ini data primernya adalah keterangan maupun penjelasan yang
Agama Sumenep.
b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang sudah ada atau tersedia
melalui publikasi-publikasi dari berbagai macam pihak, seperti data yang berasal
dari departemen maupun data yang berasal dari lembaga non departemen. 22 Dan
pada penelitian ini data sekundernya adalah nuku, jurnal, serta berbagai data
pendukung.
1
5
krena kualitas data yang dihasilkan tergantung bagaimana teknik seorang peneliti
ini adalah :
a) Interview (Wawancara)
pertanyaan itu.23
keterangan pada si peneliti. Dalam hal ini yang dimaksud dengan orang yangakan
Pengadilan Agama Sumenep serta dengan pihak Pengadilan Agama Sum enep
Sendiri.
b) Observasi
Didalam salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk merekam
1
6
dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki teknik ini digunakan
c) Dokumentasi
Dokumen itu sendiri dapat menjadi bukti bahwa suatu objek penelitian benar-
benar diteliti. Dokumen juga bisa berkenaan dengan peristiwa atau momen atau
juga kegiatan yang telah lalu, yang dengannya mungkin akan dihasilkan sebuah
informasi berkenaan dengan judul peneliti diatas serta sesuai dengan yang
diharapkan.
pengaturan hasil yang dibaca, catatan lapangan, dan materi-materi yang sudah
metode induktif yang berangkat dari data empiris lewat suatu observasi menuju
pada sebuah teori . dengan kata lain, data yang diperoleh dilapangan dianalisi
dengan menggunakan teori, dari sebuah teori yang kemudian di akhiri dengan
kesimpulan.
1
7
F. Sistematika Pembahasan
sebagai berikut:
secara keseluruhan. Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
2 BAB II (LANDASAN TEORI) : Bab kedua ini berisi tentang landasan teori yang
akan digunakan dalam penelitian, sebagai landasan untuk pembahasan dan pemecahan
3. BAB III (METODE PENELITIAN) : Penulis dalam bab ke tiga ini akan menjelaskan
mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, bahan dalam penyusunan
sebuah skripsi yang meliputi, jenis penelitian, sifat dan pendekatan penelitian, sumber
data, metode pengumpulan data serta metode analisi data yang akan dilakukan.
1
8
4. BAB IV (HASIL PENELITIAN) : Bab ini merupakan bab inti, yang mana bab ini
peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah diakukan serta analisa
5. BAB V (PENUTUP) : Bab kelima ini merupakan bab terakhir. Peneliti dalam bab
ini akan menguraikan tentang kesimpulan yang merupakan hasil analisa dan juga
akan memperoleh suatu solusi atas permasalahan yang telah diteliti. Dalam bab ini
juga dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dianggap perlu dalam
penelitian ini.
G. Daftar Pustaka
Buku
Burhanudin H, AH Fatonih, Aden rosadi. Eneng nuraeni, Lavanan Perkara Secara Elektronik (e-court) saat
pandemic covid-19 hubungannva dengan asas kepastian hukum , 2020
Endang Widi Winami, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif, PTK, R&D, Jakarta: Bumi Aksara.
2018
Ibnu hasan muchtar, Efektivitas FKIJB Dalam Pemeliharaan Kerukunan IJmat Beragama. Jakarta: puslitbang
kehidupan keagamaan, 2015
Irwan jasa tarigan, Peran Badan Narkotika Nasional, Yogyakarta : Deepublish. 2017
Mahkamah Agung Republik Indonesia . 2018, Buku Panduan Tentang E-court (Electronic justice System),
diakses melalui http://e-court.inalikamahagung.go.id. tanggal 2 Februari 2021
Ni Putu Riyani Kartikasari, Eksistensi E-court untuk mewujudkan asas sederhana, cepat dan biava ringan
dalam peradilan perdata di Indonesia, Vol 1. No 10, 2019
19
Susanto, Muhammad Iqbal, Wawan Supriyatna, Menciptakan Sitem Peradilan Efisien Dengan Sistem
E-court Pada Pengadilan Negeri Dan Pengadilan Agama Se-Tangerang Raya, Vol 6, No 1,
September, 2020
Zil, Aidi, Implementasi E-court Dalam Mewujudukan Penyelesaian Perkara Perdata Yang Efektif dan
Efisien, Jilid 49, No 1, Januari, 2020
Skripsi
Cholis Shotul Malikah, tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan sistem e-court di pengadilan
agama pekanbaru, Pekanbaru : Universitas islam negeri sultan syarif kasim riau, 2020
Tri ayu damai yanti, penegakan e-court dalam proses administrasi perkara dan persidangan perdata di
pengadilan negeri palembang kelas ia khusus, Palembang : Universitas Sriwijaya, 2019
Muhamad Amri Habibbullah, tinjauan yuridis implementasi pendaftaran perkara perdata secara
elektronik berdasarkan perma no. 3 tahun 2018 tentang administrasi perkara di pengadilan
secara elektronik (Studi pada Pengadilan Negeri Pekalongan), Semarang : universitas islam sultan
agung (unissula), 2018.
2
0