Anda di halaman 1dari 8

OUTLINE JUDUL SKRIPSI 2

SODIK HUKUM PIDANA EMPIRIS

JUDUL 1 Efektifitas Pelaksanaan Sistem Persidangan Elektronik ( e-Court) Terhadap


Pemeriksaan Para Pihak yang Terlibat (Studi di Pengadilan Negeri Malang
Kelas IA)
LATAR Perkembangan teknologi yang pesat semakin memudahkan
BELAKANG manusia dalam berinteraksi. Salah satu teknologi yang dihasilkan
ATAU manusia yang digunakan dalam segala aspek, baik dari segi pendidikan,
MASALAH ekonomi, hiburan, sosial dan budaya adalah internet. Internet sendiri
HUKUM merupakan jaringan mendunia yang digunakan untuk berkomunikasi dari
satu tempat ke tempat lain di berbagai belahan dunia yang di dalamnya
memuat berbagai informasi, baik yang bersifat positif maupun bersifat
negatif. Dibalik manfaatnya yang besar, internet juga menyimpan sesuatu
yang dapat mengubah perilaku seseorang dan internet tersebut dapat
disalah gunakan apabila orang tersebut tidak mengetahui cara
penggunaan yang baik dan benar.1 Internet juga disebut sebagai jaringan
komputer terbesar di dunia. Internet merupakan revolusi teknologi dalam
bidang teknologi informasi. Maka tidak dapat disangkal bahwa hadirnya
internet dapat memunculkan fenomena yang baru bagi kehidupan
manusia. Dari sisi hukum, fenomena internet mempengaruhi model
pengaturan hukum.2
Peralatan elektronik seperti smartphone, laptop dan komputer
yang terhubung dengan internet memudahkan manusia dalam melakukan
segala hal. Contohnya saja pengadilan di Indonesia pada masa kini juga
memiliki pembaharuan sistem pengadilan yang pada awalnya harus
dilakukan di tempat Pengadilan Negeri setempat, kini dapat dilaksanakan
secara virtual atau online. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan
ketentuan pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2020 tentang Administrasi dan Persidangan Perkara Pidana di
Pengadilan Secara Elektronik (Selanjutnya dapat disebut sebagai PERMA

1
Mukhyar Sani, Dampak Internet Terhadap Perilaku Generasi Muda Islam, Alhadharah
Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 15 No. 29, Januari-Juni 2016, hlm. 1.
2
Andrew Shandy Utama, dkk, Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta
Melalui Media Internet Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta, Jurnal Ilmu Hukum Vol. 7. No. 2, Agustus 2018, hlm. 213.
Nomor 4 Tahun 2020). Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa
konsiderans atau menimbang disahkannya peraturan ini sebagai upaya
pemerintah untuk melakukan pembaharuan peradilan 2010-2035 dengan
tujuan dalam mewujudkan peradilan modern berbasis teknoogi informasi.
Pada penjelasan Pasal 1 angka 3 PERMA Nomor 4 Tahun 2020 ini
menjelaskan bahwa lingkup pengadilan yang dapat menyelenggarakan
pengadilan secara elektronik atau online adalah Pengadilan Negeri,
Mahkamah Sya'iah, Pengadilan Militer, Pengadilan Tinggi, Mahkamah
Syar'iah Aceh, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer Utama dan
Mahkamah Agung. Kemudian untuk ruang sidang dalam pengadilan ini
dijelaskan dalam Pasal 1 angka 4 yang menjelaskan bahwa ruang sidang
secara elektronik merupakan ruang sidang di Pengadilan yang meliputi
kantor Kejaksaan, kantor Rutan/Lapas, atau tempat lain yang ditetapkan
oleh Hakim/Majelis Hakim. Kemudian, dari sisi pemberkasan juga dapat
dilakukan secara penuh dengan sistem elektronik atau online. Penjelasan
tersebut terdapat pada Pasal 5 PERMA Nomor 4 Tahun 2020 yang
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5
"(1) Kepaniteraan terkait yang menerima pelimpahan berkas
perkara melalui pol-el sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) harus memeriksa kelengkapan berkas perkara sebelum
mencetak dokumen yang dikirim secara elektronik.
(2) Kelengkapan berkas perkara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. surat pelimpahan perkara;
b. surat dakwaan;
c. surat kuasa jika menggunakan Kuasa;
d. berita acara pemeriksaan Penyidik;
e. pindai (scan) alat buku tertulis jika ada;
f. daftar barang bukti;
g. foto barang bukti;
h. dokumen penahanan jika ditahan; dan
i. dokumen terkait lainnya.
(3) Kepaniteraan terkait mencetak semua dokumen dan melakukan
penomoran serta pemberkasan sesuai dengan ketentuan Hukum
Acara."

Dari ketentuan-ketentuan yang diterangkan penulis di atas, dapat


diketahui bahwa sistem peradilan secara elektronik atau online ini
dilakukan di tempat yang dapat ditentukan oleh pengadilan secara
fleksibel serta dapat melakukan pemberkasan secara elektronik atau
online. Sehingga dengan ketentuan yang terdapat dalam PERMA Nomor 4
Tahun 2020 ini, para pihak yang bersangkutan dalam pokok perkara tidak
diwajibkan harus datang di tempat Pengadilan setempat, melainkan
dapat dilakukan di rumah masing-masing atau tempat yang lebih
fleksibel. Dari adanya pembaharuan mengenai sistem peradilan maka
dapat memudahkan para pihak dalam berpekara, kemudahan-kemudahan
tersebut diantaranya sebagai berikut:3
1. Hemat Biaya
Beracara secara elektronik, biaya yang dikeluarkan akan
menjadi lebih sedikit. Panggilan sidang untuk para pihak akan
disampaikan ke domisili elektronik yang dipilih, yakni alamat surat
elektronik (e-mail) yang para pihak daftarkan. oleh karenanya, tidak
ada biaya yang dikeluarkan untuk memanggil para pihak dan
akomodasi para pihak yang berperkara.
2. Hemat Waktu
Para pihak yang hendak mendaftarkan perkara ke pengadilan
yang ramai pengunjungnya, tentu ketika hendak mendaftarkan
perkara akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk antri.
Belum lagi ketika harus antri membayar di bank dan bahkan antri
untuk bersidang.
3. Hemat Tenaga
E-court memungkinkan para pihak melakukan pendaftaran
perkara, pembayaran biaya perkara, persidangan, dan pengambilan
salinan putusan secara online serta dapat dilakukan dimana saja.
untuk melakukan itu semua, para pihak cukup menggunakan aplikasi
e-court yang telah dibuat oleh Pengadilan.
4. Mencegah Pungutan Liar
Sejak dilakukannya penyatuatapan proses peradilan,
Pengadilan terus mengupayakan perbaikan dan inovasi guna
menghilangkan adanya pungutan liar dalam lembaga peradilan di
Indonesia. Dengan e-court, intensitas tatap muka aparatur peradilan
dengan para pengguna layanan pengadilan akan semakin berkurang.
Konsekuensinya akan menurunkan pungutan liar. Karena hampir
3
Aufar, Muhammad Najid. 7 Keuntungan yang Didapat, Kalau Anda Beracara Secara Elektronik di
Pengadilan. 2020. Diambil dari https://www.pa-ngamprah.go.id/images/artikel/7-Keuntungan-Yang-Didapat-
Kalau-Anda-Beracara-Secara-Elektronik-di-Pengadilan.pdf. Diakses pada tanggal 14 Maret 2023.
dapat dipastikan, pungutan yang di luar yang tercantum di e-court
merupakan pungutan liar.
5. Pembayaran Multi Channel
Saat ini, Pengadilan telah bekerjasama dengan bank-bank
pemerintah dalam rangka mempermudah manajemen pembayaran
biaya perkara. Bank-bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia
(BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank-bank
tersebut menyediakan virtual account sebagai sarana pembayaran
kepada Pengadilan tempat mendaftar perkara.
6. Pengarsipan Secara Baik
Data-data para pihak yang sudah terupload di aplikasi e-court
akan tersimpan rapi di dalam server milik Pengadilan yang tersimpan
dalam sistem informasi penelusuran perkara (SIPP) yang terintegrasi
dengan aplikasi e-court tersebut.
7. Transparan
Aplikasi e-court memungkinkan terjadinya interaksi antar
pihak dengan Majelis Hakim dalam konteks pemeriksaan perkara
yang terbuka dapat dilihat oleh semua pihak yang berperkara.
Aplikasi e-court ini juga terhubung dengan aplikasi direktori putusan
milik Mahkamah Agung. Aplikasi yang disebut terakhir ini merupakan
kompilasi putusan-putusan dari seluruh pengadilan di empat
lingkungan peradilan yang dapat diakses oleh siapapun. Hal ini
sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dari Mahkamah Agung,
utamanya dalam hal putusannya.

Namun dari sekian banyak keuntungan yang terdapat pada


penjelasan di atas, terdapat problematika atau konflik hukum yang terjadi
antara PERMA Nomor 4 Tahun 2020 dengan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Selanjutnya dapat disebut sebagai KUHAP) serta
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
(Selanjutnya dapat disebut sebagai UU Nomor 48 Tahun 2009). Konflik
hukum yang terdapat dalam KUHAP dapat diketahui dengan adanya
beberapa ketentuan seperti pada Pasal 153 ayat (3) dan (4) dan Pasal
159 jo Pasal 160 ayat (1) huruf a dan b jo Pasal 167 KUHAP yang
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 153
"(3) Untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka
sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam
perkara mengenai kesusilaan atau terdakwanya anak-anak.
(4) Tidak dipenuhinya ketentuan dalam ayat (2) dan ayat (3)
mengakibatkan batalnya putusan demi hukum."

Ketentuan yang terdapat pada Pasal 153 di atas dapat


bertentangan dengan sidang yang dilakukan secara elektronik atau
online, karena pada Pasal 153 ini mewajibkan sidang pengadilan harus
terbuka untuk umum. Putusan dapat batal demi hukum jika ketentuan
pasal itu dilanggar.

Pasal 159
"(1) Hakim ketua sidang selanjutnya meneliti apakah samua saksi
yang dipanggil telah hadir dan memberi perintah untuk mencegah
jangan sampai saksi berhubungan satu dengan yang lain sebelum
memberi keterangan di sidang.
(2) Dalam hal saksi tidak hadir, meskipun telah dipanggil dengan
sah dan hakim ketua sidang mempunyai cukup alasan untuk
manyangka bahwa saksi itu tidak akan mau hadir, maka hakim
ketua sidang dapat memerintahkan supaya saksi tersebut
dihadapkan ke persidangan."

Pasal 160
"(1) a. Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi
seorang menurut urutan yang dipandang sebaik-baiknya oleh
hakim ketua sidang setelah mendengar pendapat penuntut umum,
terdakwa atau penasihat hukum;
b. Yang pertama-tama didengar keterangannya adalah korban
yang menjadi saksi.

Pasal 167
"(1) Setelah saksi memberi keterangan, ia tetap hadir di sidang
kecuali hakim ketua sidang memberi izin untuk meninggalkannya.
(2) Izin itu tidak diberikan jika penuntut umum atau terdakwa atau
penasihat hukum mengajukan permintaan supaya saksi itu tetap
menghadiri sidang.
(3) Para saksi selama sidang dilarang saling bercakap-cakap."

Pada ketiga pasal tersebut menjelaskan bahwa pengadilan


mengharuskan saksi hadir secara langsung (fisik) di ruang persidangan.
Sedangkan pada PERMA Nomor 4 Tahun 2020 diatur bahwa pemeriksaan
saksi melalui sidang online artinya seseorang memberikan keterangannya
terhadap suatu tindak pidana melalui sarana vidio. Sehingga dapat
menimbulkan kerancuan mengenai efektifitas pelaksanaan sidang online
serta kemanfaatan yang dapat berpengaruh kepada para pihak yang
sedang berproses dalam persidangan online. 4 Dengan adanya perubahan-
perubahan mekanisme pengadilan ini, mengakibatkan perdebatan dalam
masyarakat mengenai urgensi adanya reformulasi KUHAP yang harus
disesuaikan dengan kondisi saat ini apabila masih ingin mempertahankan
mekanisme sidang online. Pelanggaran atau konflik hukum yang terjadi
juga diakui oleh pihak Mahkamah Agung (Selanjutnya dapat disebut
sebagai MA), yaitu Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial, Sunarto yang
mengatakan bahwa:

"Kondisi ini tidak melanggar hukum acara? ya jelas melanggar. Ada


yang mempermasalahkan ini melanggar HAM, ya jelas, tapi
daripada penegakan hukum tidak bisa berjalan ya berjalanlah
walaupun tertatih-tatih," kata Sunarto. 5

Adanya penjelasan yang dilakukan oleh penulis di atas dapat


diketahui bahwa saat ini sistem pengadilan tindak pidana telah
mengalami problematika hukum, yaitu konflik hukum antara PERMA
Nomor 4 Tahun 2020 dengan KUHAP. Sehingga perlu dilakukan analisa
yang lebih komperhensif terhadap kedudukan hukum pemeriksaan saksi
secara elektronik dalam PERMA Nomor 4 Tahun 2020 serta urgensi
pembaharuan sistematika pengadilan secara elektronik dalam KUHAP.
Untuk mengetahui hasil analisa tersebut, peneliti memilih Pengadilan
Negeri Malang Kelas IA sebagai tempat penelitian. Pemilihan tempat
tersebut dikarenakan perkembangan kasus tindak pidana di Kota Malang
pada tahun 2023 ini cukup tinggi. Hal tersebut diketahui berdasarkan
rekapitulasi yang dilakukan oleh Polresta Malang Kota, dimana petugas
menerima 42 laporan tindak kejahatan selama 11 hari pelaksanaan
operasi Lilin Semeru. Angka itu meningkat 34% dibanding operasi yang
sama pada 2021, yakni 30 kasus. Kabag Ops Polresta Malang, Kompol
Supiyan mengatakan, tindak kejahatan yang mendominasi pada
pengujung 2022 dan awal 2023 adalah pencurian kendaraan bermotor

4
Mulyana, Cahya. Persidangan Daring Dipersoalkan. 2020. Diambil dari
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/328038/persidangan-daring-dipersoalkan. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2023.
5
kumparanNEWS. MA Akui Sidang Online Langgar KUHAP: Daripada Penegakan Hukum Tak Berjalan.
2021. Diambil dari https://kumparan.com/kumparannews/ma-akui-sidang-online-langgar-kuhap-daripada-
penegakan-hukum-tak-berjalan-1v8rwIVlrGW/full. 14 Maret 2023.
(curanmor). Tindak kejahatan lainnya yang dilaporkan selama Operasi
Lilin Semeru 2022 adalah penggelapan dan penipuan. 6 Maka dari
penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan analisa penelitian
ini menggunakan judul "Akibat Hukum Pembaharuan Sistem
Persidangan Elektronik Terhadap Pemeriksaan Saksi".
RUMUSAN 1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem persidangan elektronik ( e-Court)
MASALAH terhadap pemeriksaan para pihak yang terlibat di Pengadilan Negeri
Malang Kelas IA ditinjau dari teori efektifitas hukum?
2. Bagaimanakah hambatan serta upaya yang dilakukan oleh Pengadilan
Negeri Malang Kelas IA untuk melaksanakan sistem persidangan
elektronik (e-Court) secara efektif dan efisien?
TUJUAN 1. Untuk mengetahui, menganalisis dan mengidentifikasi mengenai
PENELITIAN pelaksanaan sistem persidangan elektronik ( e-Court) terhadap
pemeriksaan para pihak yang terlibat di Pengadilan Negeri Malang
Kelas IA ditinjau dari teori efektifitas hukum.
2. Untuk mengetahui, menganalisis dan mengidentifikasi mengenai
hambatan serta upaya yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Malang
Kelas IA untuk melaksanakan sistem persidangan elektronik ( e-Court)
secara efektif dan efisien.
METODE Jenis Penelitian
PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah yuridis empiris. Jenis penelitian ini yaitu
pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala-gejala sosial yang
berkaitan dengan hukum dalam praktek legislasi di Indonesia. 7 Penulis
menggunakan penelitian yuridis empiris karena penelitian ini perlu
melihat gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat serta
mengkaitkannya dengan kesesuaian peraturan perundang-undangan
yang ada demi mencapai tujuan penelitian skripsi ini, yaitu untuk
mengetahui pelaksanaan sistem persidangan elektronik ( e-Court)
terhadap pemeriksaan para pihak yang terlibat di Pengadilan Negeri
Malang Kelas IA ditinjau dari teori efektifitas hukum.
Populasi dan Sampel

6
Mardi Sampurno. 11 Hari Terima 42 Laporan Kejahatan. 2023. Dimbil dari
https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-malang/04/01/2023/11-hari-terima-42-laporan-
kejahatan/. Diakses pada tanggal 14 Maret 2023.
7
Aziz, Noor M, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, Jurnal Rechtvinding. Vol.1, No.1. 2012.
Populasi = Seluruh anggota Pengadilan Negeri Malang Kelas IA.
Sampel = Kepala Sub bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan
Pelaporan, Ibu Indri Daryastuti SE SH.
Metode Analisis Data
Analisis kualitatif deskriptif.
DAFTAR Mukhyar Sani, Dampak Internet Terhadap Perilaku Generasi Muda
PUSTAKA Islam, Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 15 No. 29, Januari-
Juni 2016.
Andrew Shandy Utama, dkk, Perlindungan Hukum Terhadap
Pelanggaran Hak Cipta Melalui Media Internet Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 7. No. 2, Agustus 2018.
Aufar, Muhammad Najid. 7 Keuntungan yang Didapat, Kalau Anda
Beracara Secara Elektronik di Pengadilan. 2020. Diambil dari
https://www.pa-ngamprah.go.id/images/artikel/7-Keuntungan-
Yang-Didapat-Kalau-Anda-Beracara-Secara-Elektronik-di-
Pengadilan.pdf. Diakses pada tanggal 14 Maret 2023.
Mulyana, Cahya. Persidangan Daring Dipersoalkan. 2020. Diambil
dari
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/328038/persidanga
n-daring-dipersoalkan. Diakses pada tanggal 14 Maret 2023.
KumparanNEWS. MA Akui Sidang Online Langgar KUHAP: Daripada
Penegakan Hukum Tak Berjalan. 2021. Diambil dari
https://kumparan.com/kumparannews/ma-akui-sidang-online-
langgar-kuhap-daripada-penegakan-hukum-tak-berjalan-
1v8rwIVlrGW/full. 14 Maret 2023.
Mardi Sampurno. 11 Hari Terima 42 Laporan Kejahatan. 2023.
Dimbil dari https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-
malang/04/01/2023/11-hari-terima-42-laporan-kejahatan/. Diakses
pada tanggal 14 Maret 2023.
Aziz, Noor M, Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Jurnal
Rechtvinding. Vol.1, No.1. 2012.

Anda mungkin juga menyukai