Oleh:
ARIF FEBRIANTO
Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Hukum Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Sas Bangka Belitung
Abstract: Jurnal ini akan membahas mengenai sistem dalam pengadilan yang mana sebuah
terobosan baru dalam era modern yang mengandalkan teknologi yakni E-Court, yang
merupakan alat dalam proses administrasi mengenai perkara bagi orang yang ingin
berperkara di pengadilan tanpa adanya memakan waktu dan biaya relative bagi yang
menggunakan ini. Dari pembahasan yang ingin saya analisa yaitu dengan judul Efektivitas
E-Court dalam Administrasi Perkara disaat Kondisi Pandemi dan Bagi yang Bersangkutan
Dalam Berperkara, dengan ini semoga dapat membantu apa yang sebenarnya isi atau
definisi dari perubahan yang ada dalam sistem administrasi dalam lingkup pengadilan pada
zaman teknologi saat ini. Jadi peran yang dapat dipakai dalam pengembangan system ini
ialah cepat, mudah, dan biaya yang relative bagi pihak, dan saat-saat waktu terjadinya
wabah yang ada berawal pada tahun 2020 akhir bulan, maka banyaknya kehati-hatian
dalam masyarakat dan pemerintah untuk melindungi diri dan para rakyatnya dalam
penyebaran virus ini. Maka pada saat pandemi naik dan meningkat disinilah ada
permasalahan yang dapat menghambat perkumpulan pada saat itu dengan orang-orang yang
mana juga selalu menjaga jarak dan kesehatannya dari kerumunan, maka orang-orang yang
mempunyai perkara juga akan sulit untuk melaporkan dalam proses administrasi didalam
lingkup pra-perkara, jadi dengan adanya sistem yang baru ini dapat memungkinkan dipakai
dan salah satu jalan tengah yang baik.
Kata Kunci: Efektivitas Sistem E-Court saat Kondisi Pandemi dan bagi yang
Bersangkutan
A. PENDAHULUAN
Sudah hampir satu tahun , wabah Covid 19 yang muncul pertama kali di Kota Wuhan,
China telah menjadi bencana yang meluluh lantakkan berbagai bidang sendi dalam
kepentingan kehidupan manusia di seluruh dunia, yang mana termasuk Indonesia. Hingga
awal bulan Maret 2021 jumlah korban positif sejumlah 1.341.314 orang dan korban yang
telah sembuh sejumlah 1.151.915 orang dan korban yang meninggal dunia sejumlah 36.325
orang.1 Jumlah korban Covid 19 di Indonesia menempati urutan pertama di kawasan Asia
tenggara.2 Oleh karena itu perlu penangan yang serius dalam menghambat perluasan
penularan dalam wabah ini, dalam segi penanganan dan pencegahan agar nantinya cepat
dalam pemulihan kestabilan dari sektor penting dalam keperluan bagi kehidupan
peyebaran kepada masyarakat lain agar keperluan untuk menjalankan secara ketat
Sebelum datangnya wabah Covid 19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia
pada saat awal tahun 2020, dari kewnangan Mahkamah Agung telah dan dalam rangka
mengimplementasikan aplikasi berupa E-Court, sebuah sistem dalam proses Peradilan yaitu
secara elektronik yang dikeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 tahun 2018 dan
disusul dengan peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2019 tentang Administrasi
1
https://covid19.go.id/, diakses pada tanggal 2 Maret 2021, pukul 13:25
2
https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries, diakses pada tanggal 2 Maret 2021, pukul 13;40
Setelah adanya pembentukan peraturan sebelum adanya wabah terjadi negeri ini, maka
dengan adanya wabah Covid 19 ini harus di pertimbangkan dalam segi keefektivitasnya
dalam perubahan dan pelaksanaan dari bidang hukum dan keadilan tersebut. Bagaimana
penerapan dalam pelaksanaan perkara yang akan terjadi didalam kehidupan masyarakat
yang harus diperhatikan Pemerintah, disaat negeri ini dilanda oleh wabah Covid 19.
yang mana disana telah tertulis mengenai pelaksanaan dalam penyelesaian perkara di
Pengadilan dengan cara lebih simple dan mudah. Dari kebijakan itu Administrasi didalam
Pengadilan mempunyai dampak bagi yang bersangkutan misalnya dari Advokat yang
terlibat penyelesaian klien dalam peradilan yang ingin di daftarkan, maka dengan ini sistem
didalam E-Court ini sangat penting dalam penggunaan dan pelayanannya. Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 ini merupakan inovasi sekaligus komitmen bagi
peradilan Indonesia.3
Pasca terjadinya pandemi yang melanda banyak sector dari aspek kehidupan dan
aktivitas masyarakat terganggu yang pada akhirnya sangat susah untuk melakukan
pengurusan didalam proses pengadilan bahkan untuk pendaftaran di pengadilan sangat sulit
karena dibatasi oleh aturan pemerintah dalam pembatasan keluar dari rumah untuk
sementara waktu yang dapat mengganggu memenuhi perlengkapan administrasi oleh pihak
yang berperkara dan sebagai pembantu dalam pembelaan keadilan yakni kuasa hukum
3
Ditjenmiltun Mahkamah Agung RI, E-Court, Era Baru Beracara di Pengadilan, https://www.pt-
bengkulu.go.id/berita/e-court-era-baru-beracara-di-pengadilan di akses pada tanggal 28 September 2018
(Advokat), dalam hal ini banyak penegak hukum yang kesulitan untuk beracara melakukan
proses perkara untuk dapat di verifikasi atau terdaftar di pengadilan. Dengan keadaan ini
pemerintah pada sebelum awal pandemic telah memberikan surat edaran Perma Nomor 3
Tahun 2018 tentang administrasi peradilan dalam bentuk elektronik yang mana
penyelenggaraan peradilan di Indonesia yang mempunyai asas sederhana cepat serta biaya
yang ringan.
Senada dengan asas yang tercantum dalam pasal 2 ayat 4 Undang-Undang No. 48 Tahun
melakukan penyelanggaraan peradilan ini harus dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk
kebutuhan para pekerja atau penegak keadilan serta demi kemudahan para pihak berperkara
Munculnya E-Court dalam peradilan di Indonesia maka akan banyak kemanfaatan yang
akan diterima dari pihak dan Advokat atau yang bersangkutan dalam Administrasi
Pengadilan yang membawa perubahan sistem yang lebih mudah dan terjangkau dari tempat
pelaksanaannya tanpa adanya waktu dan biaya yang banyak terpakai untuk mengurusi
perkara yang akan di daftarkan, begitu juga bagi Advokat yang aka nada warna baru di
pengadilan untuk memudahkan siapa saja bersangkutan untuk melakukan penyelesaian dan
membantu hukum di Indonesia dan Walaupun masih ada kekurangan yang timbul dari
sistem ini apalagi pada saat kondisi pandemi yang kerbatasan untuk bertatap muka secara
Rumusan Permasalahan:
1. Bagaimana kegunaan sistem modern E-Court di peradilan ?
B. PEMBAHASAN
Sejak kemunculannya pada era tahun 1980, teknologi digital yang ditandai dengan
digunakannya perangkat personal computer (PC) dan internet telah memberikan suatu
warna dan banyak sekali perubahan dalam berbagai sector perindustrian dan kehidupan.
era baru yang dikenal dengan nama industri 4.0, yang mana teknologi menjadi sebuah,
kebutuhan manusia yang utama hamper sebagian besar masyarakat. Teknologi digital saat
ini ditandai dengan semakin menjamunya penggunaan mobile technology, akses internet
yang tidak terbatas serta penggunaan teknologi cloud computing.4 Aktifitas manusia yang
awalnya serba manual berbasis fisik sekarang diganti dengan pola digital yang berbasis
4
Cloud computing secara harfiah berarti’komputasi awan’,yaitu proses komputerisasi sebuah teknologi yang
berbasis internet.
computer. Tak terkecuali di bidang hukum, daya tekan teknologi digital terhadap
pergeseran cara hidup masyarakat sekan tak terbendung, pola cyber physical system, dan
tidak lambat nanti akan memasuki kedalam bidang dunia hukum dan akan membawa
perubahan yang sangat signifikan dalam pergeseran cara kerja pelaksanaan yang terdapat
didalamnya dari dahulu fisik akan menjadi berubah ke hal yang akan menggunakan
Dengan adanya perubahan daya penekanan yang akan timbul didalam sistem maka
tranformasi yang akan memberikan pola perubahan hukum dari konvesional atau manual
5
berubah ke modernisasi digital. Menyikapi pesatnya perkembangan dan tranformasi
digital, Mahkamah Agung telah membuat cetak biru (blue print) Pembaruan Peradilan
2010-2035, dimana salah satu point pentingnya mewujudkan Badan Peradilan Indonesia
yang Agung, maka dengan adanya perubahan melalui peradilan modern dan berubah
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang peradilan elektronik (E-
elektronik (e- Filing), pembayaran panjar perkara secara elektronik (e- Payment) dan,
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangkan di
persidangan secara elektronik dan keempat, persidangan secara elektronik (e- litigation).6
a. E-Court
E-Court adalah sebuah instrument Pengadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap
masyarakat dalam hal Pendaftaran perkara secara online. Aplikasi E-Court perkara
perkara secara online di mana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya saat
melakukan pendaftaran perkara.7 Adapun ruang lingkup aplikasi e-court adalah sebagai
berikut:
Pendaftaran Perkara Online dalam aplikasi saat ini baru dibuka jenis pendaftaran untuk
perkara gugatan, bantahan, gugatan sederhana, dan permohonan. Pendaftaran ini adalah
jenis perkara yang ada yang telah didaftarkan di Peradilan Umum, Peradilan Agama dan
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang dalam pendaftarannya memerlukan effort atau,
usaha yang lebih, dengan adanya hal ini maka akan menjadikan alasan untuk membuat e-
6
Ibid, hal.45
7
Tim Penyusun Buku Panduan e-court Mahkamah Agung RI, 2019. Buku Panduan e-court, Jakarta:
Mahkamah Agung RI, hlm, 7.
Dalam hal ini maka akan lebih memudahkan tanpa adanya tenaga untuk membuat sebuah
dalam ingin melakukan pendaftaran di E-Court yaitu dapat dilakukan secara Online, adapun
2. Pembayaran biaya panjar yang dapat dilakukan dalam saluran multi chanel.
3. Dokumen terarsip secara baik dan dapat diakses dari berbagai lokasi dan media.
Dalam pendaftaran perkara, pengguna terdaftar akan langsung mendapatkan SKUM yang
degenerate secara elektronik oleh aplikasi E-Court. Dalam proses generate tersebut sudah
pasti akan dihitung berdasarkan tersedia didalam komponen biaya apapun yang telah
Sesuai dengan Perma No. 3 Tahun 2018 bahwa Pemanggilan yang pendaftaran dilakukan
dengan menggunakan alat dari E-Court, maka ada pemanggilan kepada pengguna terdaftar
yang dilakukan secara elektronik yang dikirimkan ke alamat domisili yang pengguna telah
terdaftar.
persidangan secara elektronik atau online sehingga dapat akan dikirimkan dokumen
persidangan seperti replik, duplik, kesimpulan dan atau jawaban secara elektronik yang
Menurut salah satu orang yang bekerja dengan E-Court, yakni Syamsul Maarif Hakim
Agung sekaligus Wakil Ketua kelompok kerja kemudahan berusaha di Mahkamah Agung,
bahwasannya memberi uraian kemajuan dinegara lain, Layanan e-court dan e- litigasi
hamper menyerupai proses e-litigasi dinegara Singapura dan lebih maju dibandingkan di
Negara Thailand, Peradilan di Singapura sudah tidak lagi menggunakan tidak ada berkas
Memasuki masa pandemi Covid 19 yang dituntut untuk senantiasa mematuhi protocol
kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah agat teraturan dalam penangan tidak lepas dari
apa yang seharusnya dilakukan. Lalu karena adanya hal kondisi ini maka Mahkamah
Agung memberi peraturan yang telah dikeluarkan MA Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Administrasi dan Persidangan Pidana secara elektronik disertai dengan Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2020 dan Surat edaran Mahkamah Agung Nomor 6
Tahun 2020 yang pada intinya mengarahkan para hakim yang ada di lingkugan peradilan
umum dalam rangka untuk melaksanakan apa yang telah diberitahu oleh MA dalam
melakukan persidangan perkara pidana secara online dan juga dengan harus
b. Pandemi Covid 19
8
Bagian ‘Menimbang huruf a PERATURAN MAHKAMAH AGUNG Nomor 4 Tahun 2020
Munculnya wabah Covid 19 2019, pertama kali didekteksi dan telah dinyatakan di Kota
Wuhan, di Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019 awal Covid 19 sebagai salah satu
Pademi yang sangat berkepanjangan dan langsung ada campur tangan dalam meneliti dan
Situasi di Indonesia saat itu sangat tidak wajar untuk kesehatan yang karena telah
menyebar saaat itu akibat adanya Pandemi Covid 19 menjadi serba tidak pasti untuk
keadaan masyarakatnya. Dengan sangat terpengaruh dari segi stabilitas ekonomi dan sosial
juga adapun dari bidang hukum dan keadilan terhadap sistem peradilan di Indonesia, salah
satunya Pengadilan Agama yang menjadi dampak karena adanya pandemic Covid 19 yang
secara manual dan hanya satu teknologi yaitu E-Court yang bisa dengan cepat untuk
pendaftarannya.
Proses peradilan yang sebelumnya adanya pandemic Covid 19 yang mana dalam
pemenuhan pemanggilan dan persidangan biasanya dengan secara langsung dimana para
Majelis Hakim, Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa dan Penasihat Hukum berada saling
bertemu dalam satu ruangan persidangan, namun berbeda disaat kondisi saat itu lagi ada
wabah yang menular yang menjadikan pandemi Covid 19 ini membuat batasan dalam,
tatap bertemu dalam keadaan dekat karena akan sangat bahaya disaat awal pandemic
tersebut. Dan pada saat itu pemerintah memberikan peringatan agar selalu menjaga diri dan
keluarga dari kerumunan hingga kondisi memungkinkan yang mana seluruh aktifitas
masyarakat dilakukan secara tatap muka dengan dibantu oleh sebuah perangkat jaringan
16 April 2020 perihal kerja dari rumah (Work From Home) dalam rangka pembatasan
berskala besar (PSBB) sebagai salah utama upaya dari penyegahan Covid 19 dilingkungan
Adapun berbagai macam yang telah di tentukan untuk kebijakannya dalam perkara di
dalam peradilan yang mana dampak nantinya dengan layanan-layanan yang ada diperkara
Pengadilan Agama mulai mengenai penundaan sidang sampai dengan mengatur batas
waktu yang akan ditentukan, apa yang telah ditentukan dari pembatasan untuk pihak yang
bersidang ini, menerapkan berupa intrumen physical distancing saat menunggu sidang,
meniadakan layanan pendaftaran secara manual atau tatap muka, tidak melayani
pengambilan salinan putusan atau penetapan dan akta cerai, dan serta diterapkan sistem E-
Untuk Keefektivitas dalam pelayanan E-Court ini telah banyak berbagai macam fitur
didalam aplikasi dan kemudahan serta untuk hemat dari segi kepentingan dalam berperkara
juga sangat dipermudahkan, didalam sistem online juga banyak manfaat dalam pengguna,
dan juga biaya, jangakauan dimana saja dapat diakses dengan harus bermodalkan internet
dan juga untuk mendaftarkan membuat sebuah akun aktifasi terlebih dahulu.
Banyak keuntungan jika layanan secara elektronik di Pengadilan, terutama di saat
pandemi Covid 19 saat itu, adapun keuntungan tersebut diantaranya (Ika Atikah: 2018):
2. Pembayaran biaya panjar yang dapat dilakukan dalam saluran multi chanel atau dari
3. Dokumen terarsip secara baik dapat diakses dari berbagai lokasi dan media.
Namun didalam layanan yang ada di E-Court ini tidak hanya langsung bisa digunakan
tetapi harus ada persaranan dari pihak Pengadilan missal di Pengadilan Agama, yang mana
layanan di E-Court ini tidak mudah langsung digunakan tapi harus melalui aktivasi akun di
pojok E-Court Pengadilan Agama. Dan untuk mendapatkan aktivasi akun agar terdaftar
maka diharuskan para pihak untuk dating secara langsung ke Pengadilan Agama, dan
sedangkan itu bisa menjadi dilematis disaat kondisi Covid 19 yang mana masyarakat agak
Jadi yang menjadi kendala juga bagi pengembang layanan E-Court ini yakni pemerintah
Court) dan juga melayani persidangan secara elektronik (e- Litigasi) yang telah tertera
didalam pasal 1 poin No.7 dijelaskan bahwa persidangan elektronik merupakan serangkaian
proses memeriksa dan mengadili perkara oleh Pengadilan yang mana dilaksanakan dengan
Berdasarkan informasi yang telah ada disini saya sebagai penulis dengan hemat selama
kondisi saat pandemi Covid 19 ini yang mana didalam pelayanan untuk menerima
pendaftaran secara elektronik dan tetapi untuk pelayanan dalam persidangan elektronik ( e-
Litigasi) masih belum ada kepastian bahwa bisa dapat dilakukan secara elektronik atau
online. Karena hal itu harus ada dapat persetujuan dari pihak Tergugat/Termohon yang
panggilannya dilakukan harus secara manual atau tatap muka untuk menghadap ke
Persidangan. Dan yang bisa untuk melakukan pelayanan secara online di sistem E-Court
ialah berupa Pendaftaran, Pembayaran dan Pemanggilan yang bisa dilakukan secara Online.
Jika dilihat dari Edaran surat dari MA No. 1 Tahun 2020, untuk Penyesuaian Sistem
Kerja Hakim dan Aparatur Peradilan dalam upaya mencegah penyebaran Covid 19 di
lingkungan lingkup Mahkamah Agung, dan juga demi kesehatan masyarakat luas.
wewenag yang harus disampaikan Majelis Hakim perkara tersebut, dengan membatasi jarak
aman para pihak dan persidangan perkara perdata, perdata agama dan tata usaha Negara
yang menghadapi masalah hukum yang keberadaannya sangat dibutuhkan saat ini semakin
sarana untuk menjalankan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
E-Court artinya sebagai aplikasi dan sarana untuk melakukan proses berperkara di dalam
pengadilan seperti gugatan, atau permohonan, pembayaran perkara secara elektronik, dan
serta juga melakukan pemanggilan secara elektronik juga. Adanya aplikasi pengadilan
diusahkan untuk menggunakan sistem teknologi ini, yang dapat digunakan oleh pengelola
informasi seperti kebutuhan para pencari keadilan khususnya Advokat maupun pengguna
pengadilan.9
Walaupun ada beberapa program di e-court ini ada yang masih belum optimal dan masih
banyak muncul keluhan bagi para pencari keadilan yakni Advokat, dengan adanya
ciri yang ada salah satu disebut excellent, yaitu manajemen dan dalam kepemimpinan
mengenai kebutuhan manusia dari segi sumber pencarian dan sumber fisik atau daya
tenaga, serta semua yang mencakup dari finansial didalam mengenai proses peradilan.
9
Mahkmah Agung RI, Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035, (Jakarta.2010) hal.14.
Mahkamah Agung yang telah mengeluarkan surat No. 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi perkara pengadilan dengan secara elektronik, dan sehingga dapat diharpakan
peningkatan akan terdapat pada parameter penegakan kontrak dalam sebuah penegak
keadilan mengenai perkara, dan dengan kemudahan yang telah ada tambahan melalui segi
Dengan diterapkan aplikasi E-Court ini lembaga penegak hukum dalam mengenai
perkara akan agak ada perubahan dalam pengelolaan dan membuat informasi dalam perkara
di pengadilan. Sehingga akan ada dampak bagi pencari khsusu bagi penegak hukum yang
1. Menminimalis waktu yang digunakan dan biaya murah dalam proses pembayaran.
2. Pembayaran yang digunakan mengenai panjar perkara dilakukan dengan virtual account
yang dapat di bayarkan melalui bank secara online atau elektronik dan,
3. Surat-surat dapat disimpan secara baik dan diakses dari berbagai dimana lokasi dan juga
berbagai media.
Sesudah pengguna mengerti dan paham dari kegunaan sistem elekronik E-Court ini maka
setelah itu mulai mendaftar akun dan jika sudah valid berhasil dalam terverifikasi sebagai
penegak hukum Advokat, lalu berikutnya melakukan sumpah untuk menjadi pengacara
dengan menggunakan sistem E-Court tersebut. Adapun yang akan dilakukan oleh Advokat
ialah mengurusi atau membuat perkara dari klien dibuatkan agar bisa beracara di
10
Ibid. hlm.4
Dalam pelaksanaan dari penggunaan sistem E-Court ini ialah akan sangat berpengaruh
oleh para penegak keadilan yaitu Advokat, pemakaian administrasi perkara di pengadilan
secara elektronik atau yang disebut dengan E-Court ini telah memberikan dampak yang
diberikan dalam penggunaan sistem teknologi E-Court ini yang canggih dengan
Untuk bisa menggunakan ini tentunya diwajibkan para Advokat untuk mendaftarkan
membuat akun sistem E-Court tersebut, sehingga dapat terdaftar diakui secara formil.
Karena dengan terverifikasi dari akun penegak hukum maka akan dapat dilaksanakan oleh
pihak pengadilan karena telah sesuai dengan Edaran Mahkamah Agung pasal 6 ayat 2
Perma Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan secara elektronik
yang bunyinya: MA berhak untuk menolak pendaftaran pengguna terdaftar yang tidak
dapat terlacak terverifikasi. Dan selain itu sistem E-Court ini telah dituangkan di SK ketua
Dan juga Terdaftar Sistem Informasi Pengadilan dan Surat keputusan Direktur Jenderal
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2018 tentang Administrasi
11
www.repository.ut.ac.id/7957/1/ocs-2018-7-pdf (diakses tanggal 21-09-2020).
Penggunaan dalam kebijakan ini memang belum terlalu semua orang langsung mengerti
dengan perubahan didalam sistem pengadilan, akan ada kesusahan untuk menggunakan
bagi orang yang tidak paham mengenai teknologi yang berhubungan dalam pengisian data
yang mana tidak sembarangan dalam mengisi haruslah ada pembimbingan atau pelatihan
supaya dalam proses berperkara secara elektronik tidak lagi bermasalah dan bisa dengan
lancar untuk meminimalisir yang menjadi hambatan-hambatan yang ada didalam sistem
Dan adapun kenapa menjadi permasalahan yang ada untuk melakukan mendaftarkan
perkara ke pengadilan ini dengan perubahan menggunakan teknologi ini, Perubahan pada
3. Dokumen tersimpan dengan baik dan dapat dilihat diakses dengan lokasi dimanapun
berada.
C. KESIMPULAN
Mahkamah Agung telah memberikan dengan mengeluarkan surat Edaran berupa
perubahan dalam melakukan urusan didalam administrasi untuk perkara di pengadilan yang
mana saat pelaksanaan agar dapat mengajukan perkara tersebut maka haruslah lewat
teknologi E-Court secara online. Dengan sesuai perkembangan zaman maka harus
menyesuaikan dalam aspek didalam teknologi yang dapat memudahkan para pihak dan
pengguna lainya, Menyesuaikan bidang politik yang banyak keribetan dalam mengurus
Adapun bentuk pelaksanaannya pada saat kondisi pandemic Covid 19 itu masih banyak
kekurangan yang masih jadi kendala yang mana kondisi pandemic tidak memungkinkan
untuk aktivitas diluar rumah, dengan mengikuti arahan dan regulasi dari pemerintah. Dan
untuk pengurusan mengenai membuat pendaftaran akun aktivasi yang mengharuskan untuk
pergi ke tempat pengadilan dalam keadaan tatap muka yang tidak sejalan dengan distancing
pandemi ini.
pelayanan kepada klien atau pihak berperkara, karena harus membuat aktivasi account
dalam pemenuhan yang telah di keluarkan oleh Mahkamah Agung Perma No. 3 Tahun
2018 tentang administrasi elektronik dalam perkara di pengadilan, maka dnegan itu
kemanfaatan yang dapat didapatkan oleh Advoakt dan pihak berperkara ialah banyaknya
waktu, biaya dan jarak dapat meringankan dalam proses pendaftaran, pembayaran serta ada
Anggraeni, R. D. (2020). Wabah Pandemi Covid 19, Urgensi Pelaksanaan Sidang Secara
Elektronik. ‘ADALAH, 4 (vol 1).
Atikah, Ika. ‘Implementasi E-Court dan Dampaknya terhadap Advokat dalam Proses
Penyelesaian Perkara di Indonesia. hal 107-127. 2018.
Abdullah, Era Baru Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, Starlita Dasuki (Ed), Majalah
Mahkamah Agung Edisi XVII/2018.
Burhanuddin dkk, H. Prodi Hukum Keluarga, ‘Layanan Secara Elektronik E-Court saat
Pandemi Covid 19 Hubungannya dengan Asas Kepastian Hukum.
Damaiyanti, Tri Ayu. Penegakan E-Court dalam Proses Administrasi Perkara dan
Persidangan Perdata di Pengadilan Negeri Palembang Kelas IA Khusus, Skripsi (
Palembang Universitas Sriwijaya Palembang), 2019.
Hudiata, Edi. Prospek dan Tantangan Implementasi e-court, (Majalah Peradilan Agama),
2018.
Ni Putu Rivani Kartika Sari, ‘Eksistensi E-Court Untuk Mewujudkan Asas Sederhana,
Cepat, dan Biaya Ringan dalam Sistem Peradilan Perdata di Indonesia.
Nadji, Muhammad, Aufar, ‘7 Keuntungan yang Didapat Kalau Anda Beracara Secara
Elektronik di Pengadilan.
Ditjenmiltun Mahkamah Agung RI. (2018, 30 September). E-Court, Era Baru Beracara di
Pengadilan. https://www.pt-bengkulu-go.id/berita/e-court-era-baru-beracara-di-pengadilan
Mahkamah Agung RI. (2018). Buku Panduan e-court Panduan Pendaftaran online untuk
Pengguna Terdaftar. Jakarta: Electronics Justice System Mahkamah Agung RI
https://ecourt.mahkamahagung.go.id
Mahkamah Agung RI, Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035, (Jakarta. 2010).
Rita Zahara, E-Court Lompatan Besar Dalam Pelayanan Perkara, Majalah Mahkamah
Agung Edisi XVII/2018.