Court yang tidak hanya terbatas pada administrasi perkara secara elektronik, namun ditambah
dengan persidangan secara elektronik. Penerapan administrasi perkara secara elektronik yang
telah diluncurkan sejak tahun 2018, sudah merubah paradigma berperkara selama ini yang
mengharuskan para pihak datang ke pengadilan untuk mendaftarkan perkaranya. Hanya dengan
bermodalkan perangkat teknologi informasi yang dimiliki, seperti ponsel pintar, pengguna
terdaftar dapat mendaftarkan perkara kliennya, tanpa datang secara langsung ke pengadilan.
e-Court adalah sebuah instrumen Pengadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat
dalam hal pendaftaran perkara secara online, pembayaran secara online, mengirim
dokumen persidangan (jawaban, replik, duplik dan kesimpulan) dan pemanggilan secara online.
Jenis perkara yang dapat didaftarkan melalui e-Court adalah perkara Perdata, yaitu:
1. Perkara Perdata Gugatan
2. Perkara Perdata Bantahan
3. Perkara Perdata Gugatan Sederhana
4. Perkara Perdata Permohonan
Ruang Lingkup e-court adalah sebagai berikut:
Sumber
- Satria Rio. “PERSIDANGAN SECARA ELEKTRONIK (E-LITIGASI)DI
PENGADILAN AGAMA”. https://pa-purworejo.go.id/berita/artikel-peradilan/210-
persidangan-secara-elektronik-e-litigasi-di-pengadilan-agama, diakses pada 10 Mei 2022
pukul 9.10
- Panduan Ecourt https://ptun-jakarta.go.id/?p=10404#:~:text=Adalah%20layanan%20bagi
%20Pengguna%20Terdaftar,yang%20dilakukan%20dengan%20saluran%20elektronik.
- http://www.jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/2486#
- PAULUS Law Journal Volume 2 Nomor 1, September 2020 e-ISSN : 2722-8525
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/plj/article/view/150