Anda di halaman 1dari 2

Pada Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-74, Mahkamah Agung RI akan me-launching layanan E-

Court yang tidak hanya terbatas pada administrasi perkara secara elektronik, namun ditambah
dengan persidangan secara elektronik. Penerapan administrasi perkara secara elektronik yang
telah diluncurkan sejak tahun 2018, sudah merubah paradigma berperkara selama ini yang
mengharuskan para pihak datang ke pengadilan untuk mendaftarkan perkaranya. Hanya dengan
bermodalkan perangkat teknologi informasi yang dimiliki, seperti ponsel pintar, pengguna
terdaftar dapat mendaftarkan perkara kliennya, tanpa datang secara langsung ke pengadilan.
e-Court adalah sebuah instrumen Pengadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat
dalam hal pendaftaran perkara secara online, pembayaran secara online, mengirim
dokumen persidangan (jawaban, replik, duplik dan kesimpulan) dan pemanggilan secara online.
Jenis perkara yang dapat didaftarkan melalui e-Court adalah perkara Perdata, yaitu:
1. Perkara Perdata Gugatan
2. Perkara Perdata Bantahan
3. Perkara Perdata Gugatan Sederhana
4. Perkara Perdata Permohonan
Ruang Lingkup e-court adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran perkara secara online (e-Filling),


2. Pembayaran secara online (e-Payment),
3. Pengiriman dokumen persidangan (Replik, Duplik, Kesimpulan, Jawaban),
4. Pemanggilan secara online (e-Summons) dan
5. Penyampaian salinan putusan secara online
Pengembangan E-Court yang selama ini baru sebatas melayani administrasi perkara secara
elektronik dengan menambahkan layanan persidangan secara elektronik telah mendapat payung
hukum berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi
Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik (selanjutnya disebut Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2019). Peraturan tersebut mencabut Peraturan Mahkamah
Agung RI Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik
yang sejak tahun 2018 (selanjutnya disebut Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun
2018) yang selama ini menjadi payung hukum layanan E-Court di pengadilan.
Aplikasi e-court diharapkan mampu meningkatkan pelayanan dalam fungsinya menerima
pendaftaran perkara secara online dimana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya saat
melakukan pendaftaran dan dalam proses persidangan perkara.
Persidangan secara elektronik (e-litigation) Persidangan secara elektronik ini merupakan hal
yang baru diatur dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2019 melengkapi proses beracara di peradilan
dengan sistem elektronik yang semula berdasarkan PERMA Nomor 3 Tahun 2018 baru
dilakukan hanya sampai pada tahap administrasi perkara saja. Persidangan secara elektronik
adalah serangkaian proses memeriksa dan mengadili perkara oleh pengadilan yang dilaksanakan
dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang mana dalam peraturan ini berlaku
untuk proses persidangan dengan acara penyampaian gugatan/ permohonan/ keberatan/
bantahan/ perlawanan/ intervensi beserta perubahannya, jawaban, replik, duplik pembuktian,
kesimpulan dan pengucapan putusan/ penetapan .
e-Litigation (Persidangan secara online) Persidangan secara online akan dilaksanakan apabila
semua persyara tan administrasi perkara sudah dipenuhi maka persidangan dapat dilanjutkan
secara online mulai dari sidang gugatan sampai pada saat pembacaan putusan hakim.
Sebelumnya telah diketengahkan bahwa dalam sistem e-litigasi persidangan dapat dilaksanakan
tanpa tatap muka secara konvensional antara hakim, para pihak, panitera pengganti, bahkan
pemeriksa saksi dan ahli pun jika disepakati dapat dilakukan pemeriksaan secara virtual melalui
media audiovisual.
Dalam berbagai literatur hukum acara dikenal suatu asas bahwa peradilan dilakukan dengan
sederhana, cepat dan biaya ringan. Berangkat dari asas itulah kemudian menjadi salah satu
pertimbangan mengapa sehingga perlu dilakukan pembaharuan administrasi dan persidangan
guna mengatasi kendala dan hambatan dalam proses penyelenggaraan peradilan, demikian pula
termasuk tuntutan perkembangan zaman yang mengharuskan agar pelayanan administrasi
perkara dan persidangan di pengadilan lebih efektif dan efisien.
Adpun dalam system informasi pemberi pelayanan di kenal dengan istilah Sistem Informasi
Pengadilan (SIP). Keberadaan pelayaan semacam ini dimaksudkan guna mendukung
terwujudnya tertib penanganan perkara yang profesional, trasparan, akuntabel, efisien dan
modern.

Sumber
- Satria Rio. “PERSIDANGAN SECARA ELEKTRONIK (E-LITIGASI)DI
PENGADILAN AGAMA”. https://pa-purworejo.go.id/berita/artikel-peradilan/210-
persidangan-secara-elektronik-e-litigasi-di-pengadilan-agama, diakses pada 10 Mei 2022
pukul 9.10
- Panduan Ecourt https://ptun-jakarta.go.id/?p=10404#:~:text=Adalah%20layanan%20bagi
%20Pengguna%20Terdaftar,yang%20dilakukan%20dengan%20saluran%20elektronik.
- http://www.jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/2486#
- PAULUS Law Journal Volume 2 Nomor 1, September 2020 e-ISSN : 2722-8525
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/plj/article/view/150

Anda mungkin juga menyukai