Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
Jalan Raya Petaling KM 13 Kec. Mendo Barat Kab. Bangka Prov. Kep. Babel 33173
E-mail: humas@iainsasbabel.ac.id, fsei@iainsasbabel.ac.id
Website: www.iainsasbabel.ac.id

PENGAJUAN BORANG SKRIPSI

Nama : Devi
NIM : 1932012
Program Studi : Hukum Keluarga Islam
Judul : Efektivitas Pelaksanaan Perkara Cerai Gugat Menggunakan Sistem
E-Court di Pengadilan Agama Mentok Kelas II

Masalah Pokok : Di Indonesia, badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah


Agung yakni meliputi Badan Peradilan Umum, Badan Peradilan
Agama, Badan Peradilan Tata Usaha Negara, dan Badan Peradilan
Militer. Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang
Peradilan Agama Pasal 49 dijelaskan bahwa Pengadilan Agama
memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara ditingkat pertama. Dalam administrasi di
Pengadilan Agama, masyarakat datang ke pengadilan untuk
mendaftarkan perkaranya, baik itu gugatan maupun permohonan.
Kemudian setelah didaftarkan, pihak tersebut membayar biaya
panjar perkara yang sudah ditentukan oleh petugas di Pengadilan
Agama. setelah membayar biaya panjar perkara, maka akan
mendapat nomor perkara. Setelah mendapat nomor perkara, para
pihak dalam beberapa hari akan mendapat surat panggilan (Reelas
panggilan) dari Jurusita pengadilan agama untuk mengetahui kapan
hadir ke persidangan dan diharuskan para pihak mengahadiri
persidangan tersebut. Dalam hal ini pihak harus datang sesuai
jadawal yang ditentukan ke pengadilan untuk mengikuti prosedur
dari pengadilan.
Seiring berjalannya zaman, Perkembangan teknologi pada saat ini
telah menjadi kebutuhan utama bagi hidup manusia, dan hampir
tidak ada aspek dari kehidupan modern seperti saat ini yang tidak
menggunakan teknlogi. Begitu pula yang dilakukan Mahkamah
Agung dengan 4 badan peradilan dibawahnya. Sistem Administrasi
Perkara dan Persidangan di Pengadilan merupakan inovasi terbaru
dari Mahkamah Agung yang diberi nama sistem E-Court , yang
merupakan salah satu solusi yang diberikan Mahkamah Agung
untuk menghadapi sebuah tantangan terkait dengan pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan manusia yang semakin maju dalam
menggunakan sebuah teknologi elektronik. E-Court sendiri diatur
didalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan
Persidangan di Pengadilan secara Elektronik. Berdasarkan PERMA
Nomor 3 Tahun 2018 yang telah disempurnakan dengan PERMA
Nomor 1 Tahun 2019, selain pengguna terdaftar yaitu Advokat,
pendaftaran perkara secara E-Court juga dapat dilakukan oleh
pengguna lain (Non advokat), Pengguna lain ini terdiri dari
Perseorangan, Perseorangan dengan kuasa insidentil, Kejaksaan
sebagai Pengacara Negara, Kementrian dan Lembaga (BUMN,
BUMD dan Badan Usaha Pemerintah).

Deskripsi Masalah : Sebagaimana dipahami bahwa regulasi E-Court lahir karena


kebutuhan pelayanan yang lebih mudah, murah, cepat dan efisien
berdasarkan PERMA Nomor 1 Tahun 2019. Namun terlepas dari
itu nyatanya banyak sekali masalah-masalah yang timbul di tengah-
tengah masyarakat terkait dengan pengajuan perkara secara
elektronik atau sistem E-Court di Pengadilan, terutama bagi
masyarakat yang mengajukan perkara di Pengadilan Agama
Mentok Kelas II, khususnya pada perkara cerai gugat yang terbukti
merupakan perkara yang paling banyak diajukan di Pengadilan
Agama Mentok Kelas II. E-Court sendiri di Pengadilan Agama
Mentok Kelas II baru aktif digunakan tahun 2020, namun sampai
saat ini sangat sedikit sekali perkara yang diajukan secara E-Court.
Hal ini terbukti dari perkara yang masuk antara tahun 2020 sampai
dengan 2022 sekarang ini perkara yang masuk dengan perkara yang
pengajuan perkaranya secara E-Court sangat jauh
perbandingannya, dimana perkara yang masuk antara tahun 2020
sampai dengan 2022 sekarang ini adalah 890 perkara sedangkan
yang mengajukan perkara secara E-Court adalah 113 perkara.
Dimana diantara perkara tersebut termasuk perkara yang paling
banyak adalah perkara cerai gugat. Perbandingan ini lah yang
masih menjadi pertanyaan besar, dimana seperti yang kita ketahui
bahwa Mahkamah Agung meluncurkan aplikasi E-Court ini tidak
lain adalah untuk mempermudahkan masyarakat dalam
mengajukan perkara di pengadilan. Namun fakta dilapangan
sangatlah berbeda, masyarakat khususnya yang mengajukan
perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Mentok Kelas II ini
banyak yang tidak mempergunakan solusi yang telah diberikan
oleh Mahkamah Agung. Permasalahan ini sendiri muncul tidak
lepas dari beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor
eksternal Pengadilan Agama Mentok itu sendiri. Maka dari itu,
penelitian ini akan membahas tentang bagaimana Keefektivitasan
Pelaksanaan Perkara Cerai Gugat Menggunakan Sistem E-Court di
Pengadilan Agama Mentok Kelas II.

Rumusan Masalah : 1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan perkara cerai gugat


menggunakan sistem e-court di pengadilan agama mentok kelas
II?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perkara cerai
gugat menggunakan sistem e-court di pengadilan agama mentok
kelas II?

Tujuan Penelitian : 1. Untuk Mengetahui efektivitas pelaksanaan perkara cerai gugat


menggunakan sistem e-court di pengadilan agama mentok kelas
II
2. Untuk Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
perkara cerai gugat menggunakan sistem e-court di pengadilan
agama mentok kelas II

Kegunaan Penelitian : 1. Secara Teoritis


Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi
kontribusi ilmiah dan berguna untuk memberikan wawasan,
menambah pengetahuan mengenai berperkara secara E-Court,
khususnya dalam masalah Efektivitas Pelaksanaan Perkara Cerai
Gugat Menggunakan Sistem E-Court di Pengadilan Agama
Mentok Kelas II.
2. Secara Praktis
Secara praktisi bagi peneliti yaitu syarat untuk
menyelesaikan studi akhir kesarjanaan (S-1) di Fakultas Syariah
dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Syaikh
Abdurrahman Siddik Bangka Belitung selain itu dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi pengemban ilmu
hukum Islam tentang Efektivitas Pelaksanaan Perkara Cerai
Gugat Menggunakan Sistem E-Court di Pengadilan Agama
Mentok Kelas II.

Mengetahui, Bangka, 08 September 2022


Dosen Penasehat Akademik, Yang Mengajukan,

(H. Winarno, M.H.I., C.Med) (Devi)


NIP. 19830101 201503 1 006 NIM.1932012

Anda mungkin juga menyukai