Proposal Skripsi
i
ii
PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
NIY. NIY.
Mengetahui
NIY. 11010611193
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat
ini,tentu segala aspek dalam kehidupan pun turut ikut menyesuaikan
dengan perkembangan yang terjadi. Salah satunya ialah dalam bidang
hukum. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mochtar Kusumaatmadja
bahwa hukum dan masyarakat tumbuh secara beriringan, serta yang
merangkul masyarakat ialah hukum, bukan sebaliknya.1 Dapat diartikan
bahwa hukum harus mampu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman tanpa menghilangkan tujuan dari hukum tersebut yaitu memberikan
keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Aturan hukum yang dijadikan
dasar dalam pelaksanaan lembaga peradilan tersebut tentu harus mampu
beradaptasi dengan adanya kemajuan teknologi saat ini. Salah satunya
adalah adanya Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun
2019 Pasal 1 angka 7 menjelaskan bahwa Persidangan secara elektronik
adalah serangkaian proses memeriksa dan mengadili perkara oleh
pengadilan yang dilaksanakan dengan dukungan teknologi, informasi serta
komunikasi.2 Hal ini disebutdengan e-Litigasi atau persidangan secara
elektronik sebagai bentuk modernisai peradilan.
Sebelum diberlakukannya e-Litigasi di lingkungan peradilan
sebagai layanan tambahan pada aplikasi e-Court, yang diatur dalam
PERMA RI Nomor 3 Tahun 2018 mengenai administrasi perkara di
Pengadilan melalui elektronik. Kemudian dilanjutkan dengan e-Litigasi
yang diatur dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2019.5 Setelah
diluncurkannya layanan E-Litigasi pada e-Court yang dapat diakses oleh
jaksa, advokat serta lembaga bantuan hukum (LBH), yang semula e-Court
1
Julianto, Rina Shahriyani Shahrullah, Rahmi Ayunda, Robert Garry Hawidi, “Efektifitas
Implementasi Kebijakan E-Litigasi Di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama Kota Batam,
Indonesia”, Jurnal Media Komunikasi, Vol. 3, 1 (2021), h. 2.
2
Julianto, Rina Shahriyani Shahrullah, Rahmi Ayunda, Robert Garry Hawidi, “Efektifitas
Implementasi Kebijakan E-Litigasi Di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama Kota Batam,
Indonesia”, Jurnal Media Komunikasi, Vol. 3, 1 (2021), h. 4.
2
3
Miftakur Rohaman, “Modernisasi Peradilan Melalui E-lItigasi Dalam Perspektif Utilitarianisme
Jeremy Bentham, h. 290.
4
Mutiasari, Heru Suyanto, “Tinjauan Hukum E-Court Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Pengadilan
Agama Jakarta Selatan”, Justitia: Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora, Vol. 8, 5 (2021), h. 1142.
5
Bearly Deo Syahputra, “Problematika Keabsahan Pembuktian Pada Implementasi Persidangan
Elektronik (E-Litigasi)”, Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 30, 2 (Agustus, 2021), h.
150.
3
6
Julianto, Rina Shahriyani Shahrullah, Rahmi Ayunda, Robert Garry Hawidi, “Efektivitas
Implementasi Kebijakan E-Litigasi di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama Kota Batam,
Indonesia”, h. 4.
7
Julianto, Rina Shahriyani Shahrullah, Rahmi Ayunda, Robert Garry Hawidi, “Efektivitas
Implementasi Kebijakan E-Litigasi di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama Kota Batam,
Indonesia”, h. 5.
5
8
Gracia, Majolica Ocarina Fae dan Ronaldo Sanjaya, “Eksistensi E-Court Untuk Mewujudkan
Efisiensi dan Efektivitas Pada Sistem Peradilan Indonesia Di Tengan Covid-19”, h. 504.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian E-Litigasi (Persidangan Secara Elektronik)
Secara umum persidangan secara elektronik merupakan
serangkaian proses pemeriksaan dan mengadili sebuah perkara oleh
pengadilan yang jalankan atas dukungan teknologi informasi dan
komunikasi.9 E-Litigasi atau persidangan secara elektronik juga dapat
diartikan bentuk pengimplementasian dari asas hukum constante justitie
(peradilan cepat dan biaya ringan), serta diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas peradilan, mengatasi kendala geografis dan menekan tingginya
biaya perkara.10
Kemudian dalam literasi lain juga dijelaskan bahwa e-Litigasi
merupakan rangkaian proses mengadili serta memeriksa perkara oleh
pengadilan yang dilaksanakan dengan bantuan teknologi informasi dan
komunikasi.11Pelaksanaan persidangan secara elektronik dapat
dilaksanakan jika para pihak baik penggugat/ pemohon serta
tergugat/termohon sepakat untuk melanjutkan persidangan secara
elektronik jika proses mediasi yang sebelumnya dilakukan tidak berhasil.
Pelaksanaan persidangan secara elektronik memiliki sistematika
yang sama dengan persidangan manual pada umumnya, namun yang
membedakan hanyalah pelaksanaan secara online, diantaranya:12
a. Tahap mediasi
Persidangan secara elektronik dilaksanakan jika tahap awal pada
persidangan yaitu mediasi tidak berhasil, berdasarkan Pasal 20 Ayat (1)
hingga (4) dalam PERMA No. 1 Tahun 2019. Pelaksanaan persidangan
9
Bearly Deo Syahputra, Enggal Prabawuri Khotimah, “Problematika Keabsahan Pembuktian Pada
Implementasi Persidangan Elektronik (E-Litigasi)”, Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum,
Vol. 30, 2 (Agustus, 2021), h. 151.
10
Yeni Nuraeni, Firman Prataman, “Implementasi dan Dampak e-Litigasi Dalam Perspektif Hukum
Acara Perdata Dihubungkan Dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019”,
Presumption of Law, Vol. 4, 2 (Oktober, 2022), h. 143.
11
ibid, h. 146.
12
Ibid, h. 146.
7
13
Ibid, h.147.
14
Ibid, h. 148.
15
Ibid, h. 148.
8
16
Ibid, h. 149.
17
Ibid, h. 149.
18
Riyan Ramdani, Dewi Mayaningsih, “Urgensi Persidangan Secara Elektronik (E-Litigasi) Dalam
Perspektif Hukum Acara Peradilan Agama Di Era Digitalisasi”, Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, Vol. 2, 2 (September, 2021), h. 113.
19
Nahliya Purwantini, Afandi, Benny K Heriawanto, “Penerapan E-Litigasi Terhadap Keabsahan
Putusan Hakim Di Pengadilan Agama Menurut Perauran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Administrasi Perkara Dan Persidangan Secara Elektronik”, Dinamika, Vol. 27, 8 (Januari,
2021), h. 1119
20
Yeni Nuraeni, Firman Prataman, “Implementasi dan Dampak e-Litigasi Dalam Perspektif Hukum
Acara Perdata Dihubungkan Dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019”,h. 150.
9
21
Nahliya Purwantini, Afandi, Benny K Heriawanto, “Penerapan E-Litigasi Terhadap Keabsahan
Putusan Hakim Di Pengadilan Agama Menurut Perauran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019
Tentang Administrasi Perkara Dan Persidangan Secara Elektronik”, h. 1120.
22
Ibid, h. 1125.
10
23
Jane Shirley Wambrauw, “Implementasi E-Court Dalam Proses Beracara di Pengadilan”, Jurnal
Ilmu Hukum Kyadiren, Vol. 4, 1 (2022), h. 17.
24
Miftakur Rohaman, “Modernisasi Peradilan Melalui E-Litigasi Dalam Perspektif Utilitarianisme
Jeremy Bentham”, MIYAH; Jurnal Studi Islam, vol. 16, 2, (Agustus, 2020), h. 289.
25
Annisa, “Analisis Hukum E-Litigasi Jo. PERMA Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administraasi
Perkara Dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik Dihubungkan Dengan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 Jo. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Jo. Undang-undang Nomor 50
Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama”, Jurnal Negara dan Keadilan, Vol. 9, 2 (Agustus, 2020), h.
181.
11
26
Ibid, h.182.
27
Ibid, h. 182.
28
JDIH Mahkamah Agung, https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal-product/perma-nomor-7-
tahun-2022/detail, diakses pada 08 Januari 2022, Pukul 21.00 WIB.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain metode penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
kualitatif dengan jenis studi kasus. Strauss dan Corbin (dalam Rahmat,
2019:2) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Secara
umum, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk penelitian tentang
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi suatu
organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
John W. Creswell (dalam Abdullah, 2018:92) mengungkapkan
bahwa kasus merupakan salah satu strategi riset. Studi kasus merupakan
strategi dalam penelitian kualitatif, peneliti menyelidiki secara cermat
program atau peristiwa. Definisi lain menyebutkan bahwa pendekatan
studi kasus adalah kajian yang mendalam tentang peristiwa, lingkungan,
dan situasi tertentu yang dapat memungkingkan mengungkap atau
memahami suatu hal yang mungkin terlewati dalam penelitian survei yang
luas. Penelitian ini untuk mendapatkan fakta berdasarkan data-data yang
diperoleh tentang Implementasi E-Litigasi Sebagai Bentuk Modernisasi
Peradilan Dalam Beracara Di Pengadilan Agama Kabupaten Jombang.
B. Sumber Data
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber informasi yang langsung
mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan
ataupun penyimpanan data. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dikatakan sumber data primer adalah sumber data utama yang berasal
dari orang pertama. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
Implementasi E-Litigasi Sebagai Bentuk Modernisasi Peradilan Dalam
Beracara Di Pengadilan Agama.
14
DAFTAR PUSTAKA
Annisa. “Analisis Hukum E-Litigasi Jo. PERMA Nomor 1 Tahun 2019 Tentang
Administraasi Perkara Dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik
Dihubungkan Dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Jo. Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2006 Jo. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009
Tentang Pengadilan Agama”. Jurnal Negara dan Keadilan. Vol. 9, 2,
(2020).
Gracia, Majolica Ocarina Fae dan Ronaldo Sanjaya. “Eksistensi E-Court Untuk
Mewujudkan Efisiensi dan Efektivitas Pada Sistem Peradilan Indonesia Di
Tengan Covid-19”. Jurnal Syntax Transformation. Vol. 2, 4, (2021).
JDIH Mahkamah Agung, https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal- product/perma-
nomor-7-tahun-2022/detail
Julianto, Rina Shahriyani Shahrullah, Rahmi Ayunda, Robert Garry Hawidi.
“Efektivitas Implementasi Kebijakan E-Litigasi di Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Agama Kota Batam, Indonesia”. Jurnal Media Komunikasi.
Vol. 3, 1, (2021).
Munawaroh, Zakiatul. “Analisis Maslahah Mursalah Terhadap Penerapan
Aplikasi E-Litigasi Dalam Perkara Perceraian.” Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,
2019
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi Perkara
Dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi
Perkara Dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik.
Wambrauw, Jane Shirley. “Implementasi E-Court Dalam Proses Beracara di
Pengadilan”. Jurnal Ilmu Hukum Kyadiren. Vol. 4, 1, (2022).