I. Latar Belakang.
Kemunculan virus Covid-19 yang hadir pada akhir tahun 2019 lalu
memberikan dampak yang sangat besar. Yang dimana mestinya kegiatan yang
diakukan secara langsung harus mengalami penyesuaian secara online. Dalam proses
persidangan pada hakekatnya persidangan pidana dilakukan persidangan dengan
dihadiri secara langsung oleh pihak yang terlibat dalam kasus. Namun, terjadi
perubahan nilai-nilai budaya hukum di Indonesia yang merubah menjadi online.
Terdapat pergeseran makna yang membuat merugikan dari sisi nilai-nilai budaya
hukum yang ada di Indonesia terkait persidangan yang harus dihadiri secara
langsung.
Termasuk hubungan antar manusia dengan manusia juga diatur oleh hukum,
bagi siapapun yang melakukan tindak pidana akan dihukum sesuai dengan aturan
hukum. Dalam pelaksanan sebelum dijatuhi vonis atau hukuman tersangka akan
diadili di pengadilan. Tindak pidana tidak diadili dilakukan di pengadilan, karena
masa pandemi Covid 19 yang menyebabkan persidangan tidak dapat dilaksanakan
secara langsung namun dilakukan secara daring (online).
1
Nugroho, D. R., & Suteki, S. (2020). Membangun Budaya Hukum Persidangan
Virtual (Studi Perkembangan Sidang Tindak Pidana via Telekonferensi). Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia, 2(3), 291–304.
https://doi.org/10.14710/jphi.v2i3.291-304
perkara yang masa penahanannya masih memungkinkan untuk diperpanjang. Point
utama ialah sidang perkara pidana menggunakan sarana video conference / live
streaming yang dikoordir oleh ketua pengadilan negeri dan kepala rutan. Dengan
memperhatikan masa tanggap darurat Covid-19 yang diatur dalam wilayah masing-
masing sebagai bahan pertimbangan. Melalui kaidah yang telah diatur dalam sistem
peradulan Indonesia terbaru, merupakan sebuah terobosan mengarah dalam makna
positif.
Perma ini mengatur tata cara pelaksanaan persidangan perkara pidana baik
perkara pidana dalam lingkup peradilan umum, militer, maupun jinayat secara daring
(online). Mahkamah Agung sempat mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA) No 1 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Selama Masa
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Lingkungan
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Yang Berada Dibawahnya yang mana SEMA
ini juga sempat mengalami beberapa kali perubahan. Pengadopsian Peraturan
Mahkamah Konstitusi Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengajuan
Permohonan Elektronik (electronic filing) serta pengaturan mengenai Persidangan
Jarak Jauh (vido conference) yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan
2
Kompas.com. (2020). Kejagung: Ada 176.912 Sidang Online Tipidum Selama
Pandemi Covid-19. Retrieved.
masyarakat dan perkembangan teknologi. Penyesuaian situasi dan kondisi yang
kemudian diadopsi oleh Mahkamah Agung guna mengatasi pandemic virus covid-19
agar tidak semakin bertambah.
3
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2020). SURAT EDARAN MAHKAMAH
AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2020.pdf.
memungkinkan untuk melakukan sidang perkara secara tatap muka. Tidak dapat
dipungkiri, Pengadilan Negeri Jember juga telah melaksanakan peraturan yang
dikeluarkanoleh Mahkamah Agung terkait pelakasaan sidang secara elektronik atau
daring. Namun secara bersamaan pula beberapa perkara dapat dilakukan persidangan
secara tatap muka, dengan tetap melaksanakan persidangan yang telah diatur oleh
MA. Ditinjau dari kondisi pada suatu daerah dan SOP protokol kesehatan Covid-19,
selain itu kondisi yang mengharuskan pengadilan melakukan pemeriksaan secara
langsung terhadap terdakwa diperbolehkan untuk hadir secara langsung ke tempat
pengadilan. Dengan syarakat ketentuan yang berlaku sesuai dengan prokes Covid-19
yang terjaga sangat ketat, tidak ada kelonggaran dalam persidangan yang dilakukan
secara tatap muka.
Kerangka dasar teori bertujuan sebagai alat analisis untuk menjelaskan fakta
atau data yang akan diambil yang memuat asas-asas hukum, doktrin, maupun norma
hukum yang sejalan dengan karakteristik yang akan direlevankan.
A. Pengertian Persidangan
4
Republik Agung Mahkamah, I. (2019). PERMA_01_2019.pdf. In Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 (p. 18).
https://ecourt.mahkamahagung.go.id/PERMA_01_2019.pdf
dalam rangka pembedahan tugas pelayanan termasuk administrasi yang
diselenggaran secara online.
Penggunaan aplikasi e-Ligation atau penggunaan media online hanya
digunakan pada persidangan perkara Perdata di Pengadilan Negeri , Perdata
Agama di Pengadilan Agama. Dalam perkara tersebut, terdakwa tidak perlu
melibatkan terduga pelanggar yang sedang ditahan. Oleh karena itu, peraturan
MA terkait penggunaan persidangan elektronik tidak berlaku hanya berlaku
dalam perkara pidana. Terdapat terdakwa yang harus dihadirkan secara
konvensional dalam ruangan yang bisa hadir namun dengan pengawalan ketat
sesuai prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
IV. Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui penerapan hukum pidana terhadap terdakwa dalam
persidangan elektronik.
2. Untuk mengetahui dasar hukum persidangan secara elektronik selama
pandemi Covid-19.
V. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini hendaknya memiliki manfaat untuk pemecahan masalah
yang sedang diteliti. Diharapkan mampu memberikan beberapa manfaat
diantaranya :
1. Manfaat Teoritis;
Dalam pendekatan empiris terdapat sebuah fenomena sosial yang terdiri dari
kebijakan dan perturan perundangan yang sedang dilaksanakan oleh sebuah institusi
maupun badan hukum lainnya. Dengan begitu proses penelitian ini, menjelaskan
tentang gejala sebagaimana gejala atau suatu peristiwa hadir disaat pengamatan,
dalam artian disini peneliti melakukan pengamatan melalui pengalaman-pengalaman
yang digali dan muncul dalam diri subjek.
Jenis penelitian dalam proposal ini adalah penelitian normatif dengan pendekatan
empiris, ialah suatu pendekatan yang dimana langsung menggambarkan kondisi
secara riil terkait apa yang dilihat di lapangan. Subjek yang diteliti tergambar dengan
sangat jelas, permasalahan yang dikaji dapat menemukan titik terang solusi terbaru.
Dalam penelitian ini, norma merupakan obyek penelitian yang digunakan sebagai
landasan untuk mengkaji suatu masalah. Dengan mengkaji menggunakan norma
hukum positif, dengan mengkolaborasikan bersama dengan situasi terkini penelitian.
Melalui permasalahan yang tengah dingkat dalam penelitian ini, peneliti memilih
menggunakan penelitian normatif yang berfokus pada analisis yuridis berdasarkan
PERMA No.04 Tahun 2020 tentang Pelayanan Sidang Online. Aturan hukum yang
berlaku pada masa itu, membuat beberapa propaganda yang memicu adaya
ketidaktransparansi keputusan dan terhambat oleh kondisi setiap daerah. Subyek
hukum yang akan dikaji berupa relasi dan hubungan timbal balik dalam situasi norma
yang berjalan dalam peraturan yang sedang dilakasanakan maupun tidak.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang terkini berasal dari kondisi riil yang
terjadi dilapangan berdasarkan observasi, wawancara, dan melihat serta
berada dalam waktu yang lama untuk mengamati sekaligus mempelajari pola-
pola yang terbangun dalam sebuah fenomena. Informan yang digunakan yang
dianggap mengetahui mengenai permasalahan mengenai pelayanan peradilan
perkara pidana secara eletkronik selama pandemic. Populasi dalam penelitian
ini ialah pegawai sipil di Pengadilan Negeri Jember yang meliputi ketua
pengadilan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan yang terdiri
dari data yang berasal dari sumber data yang tertulis. Data ini, dapat diperoleh
dari dokumentasi, arsip, buku, dan studi kepustakaan. Meliputi beberapa data
sekunder terdiri dari :
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukm yang bersifat mengikat atau resmi yang terdiri dari
perundang-undangan berkaitan dengan objek yang diteliti. Dokumen resmi
yang didalamnya memuat ketentuan hukum. Adapun dalam penelitian ini,
terdiri dari :
a) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 04 Tahun 2020 tentang
Administrasi dan Persidangan Perkara Pidana di Pengadilan secara
Elektronik
b) SEMA RI Nomor 01 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Selama
Masa Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19
2) Bahan Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu mengenai Surat Edaran Jaksa Agung
Republik Indonesia rB- 049/A/Suja/03/2020 tahun 2020 tentang Optimalisasi
Pelaksanaan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Ditengah Upaya Mencegah
Penyebaran Covid-19 (selanjutnya disingkat SEJA No. Nomor B-
049/A/Suja/03/2020). Serta bahan dari jurnal, artikel, dan literatur-literatur
berita yang berhubungan dengan topik permasalahan yang diteliti.
3) Data Tersier
Data yang memberikan tata cara atau penjelasan yang lebih detail
mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang berasal dari
berbagai sumber mulai dari dokumen, KBBI, buku, berita, dan internet.
IX. Responden
9.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pegawai sipil
yang bekerja dalam Pengadilan Negeri Jember dan masyarakat yang
memiliki kepentingan di pengadilan, dengan karakteristik sebagai
berikut :
a) Domisili Jember dengan kualifikasi rentan usia 25 tahun
keatas. Dengan alasan peneliti ingin meninjau lebih jauh
mengenai perkembangan yang terbaru terkait pelayanan yang
dilakukan secara elektronik.
b) Setidaknya mengerti terkait perturan yang berlaku di
lingkungan pengadilan. Dengan asumsi bahwa masyarakat
maupun petugas yang bekerja telah mengerti alur yang akan
dibicarakan dengan begitu mampu mempersepsikan pelayanan
online secara lebih rill.
Daftar Pustaka.