Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang yang mengatur tentang perjanjian kerja waktu tertentu, yang pada
dasarnya memiliki kekurangan-kekurangan dan isinya terlalu luas serta tidak spesifik. Selain
itu masalah dalam perjanjian tersebbut karena kurangnya kesadaran hukum yang dimiliki
oleh pengusaha, ditambah lagi kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki calon pekerja.
Hal ini mengakibatkan para pekerja tidak mengetahui apa saja dampak yang akan didapat
ketika mereka menandatangani perjanjian tersebut. Sehingga banyak terjadinya
penyimpangan dalam penerapan perjanjian kerja karena kesalahan dalam menafsirkan isi dari
produk hukum tersebut.

B. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

Perjanjian Waktu Kerja Tertentu (PKWT) diatur unutk memberikan perlindungan


bagi tenaga kerja untuk memberikan kepastian bagi mereka yang melakukan pekerjaan
yang sifatnya terus-menerus tidak akan dibatasi waktu perjanjian kerjanya. Sedangkan
untuk pengusaha yang menggunakan pengaturan perjanjian kerja waktu tertentu ini,
pengusaha diberikan menerapkan untuk pekerjaan yang sifatnya terbatas waktu
pengerjaannya, dengan begitu pengusaha tidak berkewajiban mengangkat pekerja/buruh
tetap untuk pekerjaan yang terbatas waktunya.
Menurut keputusan Mentri Teaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor
100/MEN/VI/2004, menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dan penguusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu.
Pasal 1 huruf a peraturan menteri tenaga kerja Nomor 05/mei/1986 menyatakan
bahwa kesepakatan kerja waktu tertentu adalah kesepakatan kerja antara pekerja dan
pengusaha yang diadakan untuk waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
Pasal 59 ayat 1 undang-undang nomor 13 tahun 2003 menetapkan kategori pekerjaan
untuk PKWT sebagai berikut :
1. Pekerjaan sekali selesai atau sementara sifatnya
2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya tidak terlalu lama dan paling
lama tiga tahun
3. Pekerjaan yang bersifat musiman
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam masa percobaan.
Perjanjianmkerja waktu tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 56 ayat (2) Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan hanya didasarkan atas jangka
waktu tertentu dan tidak dapat diadakan utnuk pekerjaan yang bersifat tetap

ISU HUKUM
PT. Anugerah Energitama di Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalin, Kabupaten
Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Anugerah
Energitama mempekerjakan sekitar 2.800 orang buruh. Perusahaan ini banyak melakukan
elanggaran hak-hak normatif pekerja/buruh yang diatur dalam Undang-Undang RI No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan antara lain : mempekerjakan buruh dengan status buruh
harian lepas/perjanjian kerja waktu tertentu untuk pekerjaan yang bersifat tetap, tidak
memberikan hak-hak reproduktif buruh perempuan (cuti haid, cuti hamil dan cuti melahirkan)
dan melakukan pelanggaran-pelanggaran hak lainnya serta melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) pekerja/buruh secara sepihak tanpa prosedur berdasarkan Undang-Undang RI
No.2 tahun 2004 tentang Perelisihan Hubungan Industrial.
Pelanggaran hak-hak normative pekerja/buruh dan PHK semena-mena yang dilakukan
pimpinan perusahaan PT. Anugerah Energitama karena lemahnya pengawasan dan
perlindungan hak-hak pekerja/buruh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi Kabupaten
Kutai Timur dan Provinsi Kalimantan Timur, sehingga berdampak [ada ketidakmampuan
buruh untuk memenuhi kebutuhan hidup layak dirinya dan keluarganya.
Walaupun sudah ada perjanjian bersama antara pihan pengusaha dengan
pekerja/buruh, namun pimpinan perusahaan tidak melaksanakan perjanjian bersama tersebut
dengan baik. Hal tersebut memicu aksi mogok kerja 619 orang pekerja/buruh dan mereka
menuntut pelaksanaan perjanjian bersama serta hak-hak normatif pekerja/buruh. Menanggapi
tuntutannya tersebut pemimpin perusahaan malah menunjukkan sikap arogansinya dengan
melakukan PHK sepihak kepada 412 orang buruh dan dilanjutkan dengan mengusir secara
paksa 412 orang buruh dan keluarganya dari rumah dinas buruh .
Atas perlskusnnya tersebut maka PB SERBUNDO PT. Anugerah Energitama
mengadukan kasus PHK sepihak, pelanggaran Perjanjian Bersama dan Hak-Hak normatif
kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kutai Timur,
Bupati Kutai Timur dan DPRD Kutai Timur. Hasil dari mediasi tersebut ditetapkan bahwa
PHK yang dilakukan PT. Anugerah Energitama tidak sah dan perusahaan diwajibkan
mempekerjakan kembali 377 orang buruh dan membayar upah buruh selama proses
penyelesaian perselisihan hubungan industrial sedangkan 35 orang lainnya telah menerima
uang pisah dari pengusaha. Namun pihak perusahaan tetap tidak mempekerjakan dan tidak
membayar upah 377 orang buruhnya dan berdampak pada penelantaran hidup 377 orang
buruh dan keluarganya yang berjumlah 915 orang dibiarkan serta ditelantarkan pihak
perusahaan dalam kondisi tidak bekerja, tidak memperoleh upah, mengalami krisis pangan
dan kelaparan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Seharusnnya dalam kasus ini Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan Aparat penegak
hukum bersikap tegas kepada perusahaan PT. Anugerah Energitama yang sudah jelas
melanggar hak-hak normatif para pekerja/buruh, agar tidak terjadi konflik yang lebih besar
lagi antara pekerja/buruh dengan pihak perusahaan. Namun perlakuan semena-mena pihak
perusahaan tidak ditindak secara tegas oleh Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum. Berbeda
jika buruh yang melakukan kesalahan, secepatnya mereka diproses secara hukum.
Seharusnya penegakan hukum dilaksanakan secara adil tanpa diskriminalisasi sesuai fungsi
dan tujuan hukum agar terbangun hubungan kerja industrial yang harmonis yang
berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila. Selain itu perjanjian kerja waktu tertentu harus
dibuat secara tertulis dan bersama-sama antara pengusaha dengan pekerja/buruh agar kedua
belah pihak dapat saling berunding sehingga tidak ada penyimpangan dalam perjanjian kerja
waktu tertentu yang bisa merugikan salah satu pihak. Dengan demikian diharapkannya
penerapan sistem Perjanjian Kerja Waktu Tertentu(PKWT) sesuai dengan aturan yang
berlaku dalam pelaksanaannya.

REFERENSI
https://sawiwatch.or.id/2019/05/08/phk-massal-buruh-pt-anugerah-energitama-di-kutai-timur-
berdampak-krisis-pangan-terhadap-377-kepala-keluarga/
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm
https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/kontrak-kerja/kontrak-kerja/pkwt
https://www.hukumtenagakerja.com/perjanjian-kerja/perjanjian-kerja-untuk-waktu-tertentu/

Anda mungkin juga menyukai