Hak Asasi Manusia di Indonesia mempunyai konsep seperti yang
tercantum pada UUD 1945. Meskipun UUD 1945 lahir lebih dulu dari pada Deklarasi Hak Asasi Manusia yang lahir pada 1948.
Untuk memayungi peraturan perundang-undangan yang sudah ada
dibuatlah Undang-Undang tentang HAM yaitu UU RI Nomor 39 Tahun 1999 Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat yang secara kodrati melekat pada diri manusia dan bersifat universal. Oleh karena itu HAM harus di lindungi, di hormati dan di pertahankan serta tidak boleh di abaikan, di kurangi atau di rampas oleh siapapun.
Dalam bab I UU Nomor 39 tahun 1999 yang mengatur tentang
ketentuan umum disebutkan bahwa yang di maksud dengan Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan anugerah-Nya yang wajib di hormati, di junjung tinggi dan di lindungi.
Rumusan hak asasi yang terdapat dalam UUD 1945 perlu di
sempurnakan implementasinya adalah masuknya rumusan Hak Asasi Manusia kedalam UUD 1946 dalam bab tersendiri yaitu Bab X A Tentang Hak Asasi manusia. Dalam bab tersebut terdapat sepuluh pasal yang merinci Hak Asasi Manusia Indonesia sebagaimana tercantum pada pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J UUD 1945. Aspek-aspek tersebut antara lain :
1. Hak Asasi berkaitan dengan hidup dan kehidupan
2. Hak Asasi berkaitan dengan kekeluargaan 3. Hak Asasi berkaitan dengan pengembangan diri 4. Hak Asasi berkaitan dengan pekerjaan 5. Hak Asasi berkaitan dengan pelindungan dan persamaan di hadapan hukum 6. Hak Asasi berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan 7. Hak Asasi berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia 8. Hak Asasi berkaitan dengan komunikasi dan informasi 9. Hak Asasi berkaitan dengan kesejahteraan social 10. Hak Asasi berkaitan dengan persamaan dan keadilan 2. HAM di Amerika Serikat
Hak-hak yang dirumuskan sangat dipengaruhi oleh hukum alam, yang
menurut John Locke dan Jean Jaques Rousseau hanya terbatas pada hak-hak yang bersifat politis saja seperti keamanan, hak atas kebebasan, hak untuk memilih dan sebagainya. Karena dianggap kurang sempurna akhirnya muncul empat hak yang di rumuskan oleh presiden Amerika Serikat pada tahun 1941 yaitu Franklin Delano Roosevelt yang terkenal dengan istilah “The Four Freedom” yang isinya sebagai berikut :
1 Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat (Freedom of
Speech) 2 Kebebasan beragama (Freedom of Religion) 3 Kebebasan dari ketakutan (Freedom from Fear) 4 Kebebasan dari kemelaratan (Freedom from Want)
Sejalan dengan pemikiran ini, kemudian PBB pada tahun 1946
mendirikan komisi hak-hak asasi (Commissiion of Humsn Right), menetapkan secara terperinci beberapa hak ekonomi, social dan politik. Akhirnya pada tahun 1948 adanya pernyataan sedunia tentang HAM (Universal Declaration of Human Right). Setiap Negara mempunyai hak untuk membuat interpretasi terhadap HAM yang bersifat universal sesuai dengan kedaulatan serta nilai-nilai social budaya masyarakat. Hal ini diakui secara Internasional yang disebut dengan konsep “Relativisme Kultural”. Atas dasar pemikiran yang demikian itu, maka apabila terjadi perbedaan pandangan dan interpretasi antara suatu Negara dengan Negara lain, hal itu tidak dapat dikatakan sebagai suatu pelanggaran HAM. 1
1 Prabowo Hadi “Perbedaan HAM Di Indonesia Dan Luar Negeri” https:id.scribd.com/document/332650911/Perbedaan-HAM-Di-Indonesia-Dan-Luar-Negeri (diakses pada senin 2 Desember 2019, pukul 20.19)