Abstract
The food crisis resulting from armed conflict is still a concern in the international
world. The conflict in Syria caused millions of people to become refugees to save
their lives. Refugees experience a decrease in quality of life due to difficult access
to food and scarcity of food. WFP is an International Organization that has a role
in dealing with the problem of hunger in the world. This study aims to analyze the
role of WFP as a food organization in dealing with the food crisis in Syria. This
study uses normative juridical legal methods with a case approach. The results of
this study indicate that WFP has reached 97% or around 3.7 million people each
month as recipients of food aid in Syria and 1.5 million refugees each month in
neighboring countries. The e-card program in refugee areas has also benefited
the local economy of neighboring countries up to US $ 3 billion.
Abstrak
Krisis pangan akibat dari konflik bersenjata hingga saat ini masih menjadi
perhatian di dunia internasional. Konflik di Suriah menyebabkan jutaan warga
menjadi pengungsi untuk menyelamatkan jiwa mereka. Pengungsi mengalami
penurunan kualitas hidup karena sulitnya akses pada makanan serta kelangkaan
bahan pangan. WFP adalah Organisasi Internasional yang mempunyai peran
terkait masalah kelaparan di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
peranan WFP sebagai organisasi pangan dalam menangani krisis pangan di
Suriah. Penelitian ini menggunakan metode hukum yuridis normatif dengan
pendekatan kasus (case approach). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
WFP berhasil mencapai 97% atau sekitar 3.7 juta orang tiap bulannya sebagai
penerima bantuan pangan di Suriah dan 1.5 juta pengungsi tiap bulannya di
negara tetangga. Program e-card di daerah pengungsi juga telah menugntungkan
perekonomian lokal negara tetangga hingga US$3 miliar.
Di era global saat ini, berbagai macam konflik terjadi di berbagai belahan
dunia salah satunya adalah konflik bersenjata yang menjadi isu kontemporer
dalam studi Hukum Internasional, dalam konflik bersenjata tidak sedikit jumlah
korban jiwa akibat konflik tersebut serta banyak kerugian lainnya seperti harta
benda atau barang berharga lainnya yang tidak dapat dihitung nominalnya.
hingga saat ini, dampak dari konflik yang tak kunjung usai ini menimbulkan
Kasus krisis pangan akibat dari konflik bersenjata salah satunya terjadi di
kota Deraa pada tahun 2011, pelajar tersebut ditangkap karena menuliskan slogan-
anak tersebut. Reaksi tentara terhadap protes itu berlebihan, mereka menembaki
pemrotes dan mengakibatkan 4 orang meinggal. Setelah itu, protes yang terjadi
Mediterania atau Laut Tengah, Homs, Ar Rasta, dan Hamma di Suriah Barat, serta
Dei es Zor di Suriah Timur. Protes dan demonstrasi menjadi semakin berkembang
negara tersebut. Akibatnya, terjadi perang saudara sekaligus menjadi awal mula
makanan, medis dan air sangat sulit akibat keterbatasan pengungsi dan susahnya
pergi dengan persiapan yang tidak memadai. Semakin banyak kepala rumah
dan bahan bakar. Sektor pertanian Suriah pun mengalami kegagalan senilai US
$1,8 miliar pada tahun 2011 akibat konflik dan jumlah orang miskin di Suriah
kian meningkat akibat harga bahan makanan yang terus naik secara signifikan
bahkan terlalu tinggi mencapai 50%. Perekonomian yang bernilai sekitar $60
miliar, sejak 2011 nilainya menyusut 35-40%. Pada tahun 2011 populasi Suriah
berjumlah hanya di bawah 22 juta orang. Pada bulan Agustus 2015 PBB
memperkirakan bahwa 250.000 orang telah tewas dalam perang. Pada awal 2016,
4,6 juta warga telah meninggalkan negara ini dan menjadi pengungsi, dan mereka
6 juta dari mereka anak-anak, 1,5 juta penyandang cacat, 4,5 juta berada di lokasi
yang sulit dijangkau, dan hampir setengah juta terperangkap di daerah terkepung,
organisasi pangan terbesar dunia yang berada di bawah naungan PBB yang
didiriakn oleh FAO pada tahun 1961 dan bermarkas besar di Roma, Italia. WFP
secara resmi dibentuk sebagai gabungan dari PBB dan FAO dengan misi untuk
Umum PBB secara resmi menetapkan tanggal lahirnya WFP dengan Addeke
Hendrik Boerma sebagai Direktur Eksekutif Pertama WFP yang berasal dari
Belanda yang memimpin dari bulai Mei 1962 hingga Desember 1967. Dalam
data-data diatas WFP tidak lepas tangan dari permasalahan begitu saja. WFP
kelaparan.
akar reputasi WFP yang tak tertandingi sebagai responder darurat, yang membuat
pekerjaan dilakukan dengan cepat pada skala di lingkungan yang paling sulit,
khususnya pada daerahdaerah yang terkana dampak konflik. Dua pertiga dari
pekerjaan WFP adalah di negara-negara yang terkena dampa konflik, hal ini
dikarenakan wilayah yang terkena dampak koflik dinilai lebih rentan mengalami
terjadi masih menjadi salah satu isu permasalahan kemanusiaan yang penting
dalam menjalankan misi mengakhiri kelaparan dunia tentu saja ada hambatan-
Negara yang sedang terjadi konflik. Rumusan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu bagaimana bentuk peranan WFP dalam menangani krisis
pangan di Suriah.
METODE PENELITIAN
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau
approach). Jenis data yang digunakan penulis adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh melalui studi literatur. Seperti buku, jurnal,
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif dengan tujuan untuk
PBB yang didiriakn oleh FAO pada tahun 1961 dan bermarkas besar di Roma,
Italia. WFP secara resmi dibentuk sebagai gabungan dari PBB dan FAO
generasi. (wahyuni,2017)
peperangan atau konflik sipil, serta bencana alam. Setelah keadaan darurat
baik dalam bentuk uang maupun barang harus disertai dengan uang tunai yang
diperlukan untuk bergerak, mengelola dan memantau bantuan pangan WFP.
Dana WFP berasal dari pendanaan pemerintah secara sukarela, korporasi dan
Index. Suriah yang telah dilanda empat tahun berturut-turut sejak tahun 2006,
menyebabkan kekeringan. Hal ini berdampak pada gagal panen secara besar-
besaran terhadap petani-petani di Suriah. Hampir dua juta orang (11% dari
kerusuhan sipil yang dikenal sebagai 'Arab Spring' di pertengahan Maret 2011
dan situasi keamanan sejak saat itu terus memburuk. Demonstrasi menuntut
daerah yang terkena konflik merasakan ampak dari pengepungan militer yang
faktor penting di balik harga pangan yang tinggi dan krisis pangan yang parah.
pencaharian mereka dan kebutuhan dasar seperti makanan, air, listrik dan
persediaan medis sangat sulit dijangkau. Sektor pertanian yang biasanya
menyumbang 20% dari GDP atau disebut total nilai produksi, tetapi pengaruh
Suriah diperparah oleh sanksi baru dan pembekuan perdagangan bilateral oleh
Homs, dan Jisr Al Siour Latakia terjadi kesulitan dalam mengakses ke tempat
mata pencaharian mereka dan fasilitas dasar seperti makanan, air, listrik, dan
listrik menjadi tidak menentu. Aksi militer yang terus berlangsung telah
tinggal di desa-desa dekat perbatasan Lebanon dan Turki, melarikan diri dari
Suriah.
Suriah. Pendapatan dari pariwisata yang menyumbang 12% dari GDP sebelum
krisis terjadi sekarang menurun drastis dan di sektor pertanian, biasanya 20%
dari GDP juga di pengaruhi oleh kekeringan yang terus terjadi dalam 5 tahun
terakhir. Tingkat inflasi tahun 2011 meningkat dua kali lipat dari 2010,
mencapai 6% pada bulan Juli 2011. Sejak 2011, harga pangan telah meningkat
(pontoh, 2016).
berada dibawah FAO, dan IFAD melakukan kerjasama dan saling koordinasi.
Tiga badan yang merupakan naungan dari PBB disebut “triple alliance in
bantuan keuangan internasional. Oleh karena itu, pada intinya tiga aliansi
WFP menyusun rencana aksi yang erinci dan anggaran yang dibutuhkan.
rintangan.
operasional.
Tipe program yang dijalankan oleh WFP untuk wilayah Suriah sendiri terbagi
(EMOPs 200339)
(EMOPs 200339)
Pangan di berbagai wilayah Suriah. Dalam program ini, empat juta orang
yang ditargetkan setiap bulan dengan jatah makanan yang terdiri dari,
menyediakan 1.700 kkal per hari selama satu bulan. WFP menggunakan
Biscuit (HEBs).
Formulasi khusus yang berisi minyak sayur atau susu bubuk, FBFs
protein per 100 gram, diperkaya vitamin dan mineral. HEBs digunakan
Iraq, Turkey and Egypt affected by the events in Syria (EMOPs 200433)
sebagai bantuan utama agar para penerima bantuan, terutama yang tinggal
di daerah perkotaan.
dipulihkan kembali pada Oktober 2015 da Pada bulan April 2015, 90.000
pengungsi dinyatakan bebas dari krisis pangan dan dengan kata lain telah
diaktifkan dengan resmi pada tahun 2013. Layanan dari SO ini dimulai
lebih awal pada Juli 2012, dan terus menambah produksinya setelah
aktivasi Cluster secara resmi pada tahun 2013. WFP, dalam perannya
Akses ke kota Deir Ezzor sulit karena seluruh kota dikepung oleh
ISIS. Bantuan WFP untuk wilayah tersebut telah terhenti sejak Mei 2014.
Ini membuktikan bahwa ISIS telah menolak bantuan kemanusiaan untuk
masuk.
bantuan akan diposisikan di wilayah ini untuk melakukan 1-2 kali airdrops
per hari di Deir Ezzor untuk periode awal tiga bulan, tergantung keamanan
KESIMPULAN
Krisis pangan yang terjadi di suriah berawal dari kegagalan panen karena
kekeringan kurang lebih selama 4 tahun, hal itu diperparah lagi dengan terjadinya
konflik yang terjadi pada tahun 2011 antara para demonstran yang menuntut
menjadi perang saudara itu sangat berdampak bagi warga sipil, mereka sulit
untuk melakukan Emergency Operation guna mengatasi krisis pangan kronis yang
terjadi di Suriah. Program yang dijalankan WFP yaitu: Emergency Food
Syrian Populations in Jordan, Lebanon, Iraq, Turkey and Egypt Affected by the
in Syria WFP mencapai rata-rata hingga 3,7 juta orang penerima bantuan perbulan
di Suriah, dan rata-rata 1,5 juta di negara tempat para pengungsi dari Suriah yang
telah turut membantu perekonomian lokal negara tetangga hingga US$ 3 miliar.
DAFTAR PUSTAKA
Krisis Pangan dan Kelaparan Studi Kasus Silent Hunger di Niger. Jurnal
Chairul, Mahmul dan Meisura (2016). Peran World Food Programme (WFP)