BAB I
Pendahuluan
perspektif. Di mulai dari isu globalisasi, keamanan internasional, ekonomi global, proliferasi
nuklir, kejahatan terorganisasi, hingga isu hak asasi dan keamanan manusia merupakan
sekaligus menandai bahwa perang bukan lagi satu-satunya ancaman bagi keberlangsungan
hidup manusia.
bukan suatu fenomena baru dalam hubungan internasional, namun pemahaman dari ancaman
bersifat multidimensi (Beeson & Bisly, 2017). Hal ini kemudian mendorong adanya
setiap negara. Gagasan keamanan manusia (human security) menurut PBB dalam Human
Security Handbook, merupakan hak manusia dalam kebebasan hidup dan martabat, serta
Gagasan lain juga nampak dari Human Report 1994 dikeluarkan oleh United Nations
“Freedom from fear, freedom from want, and freedom to live dignity” (UNDP, 1994:23).
PBB juga turut menyebutkan beberapa aspek dalam keamanan manusia (human security),
Dampak ketidakstabilan sosial dan politik terus meningkat di dunia, sejak tahun 2010
konflik berbasis negara meningkat 60% dan konflik bersenjata di dalam negara meningkat
menjadi 125%.3 Lebih dari separuh populasi mengalami kondisi rawan pangan yang
diidentifikasi dalam laporan PBB ialah masyarakat yang tinggal di negara-negara dengan
konflik maupun kekerasan berkelanjutan. Terdapat lebih dari tiga perempat anak-anak
Kondisi krisis pangan global dengan kemungkinan total 265 juta orang kelaparan
dalam setahun, kombinasi konflik kekerasan telah menyebabkan peningkatan dramatis dalam
jumlah orang yang hidup di ambang kelaparan. Ketika satu aspek keamanan manusia (human
security) terganggu, maka dapat dikatakan human security seseorang juga akan terganggu, di
mana hubungan antara human security dan food security didasarkan pada gagasan realisasi
1
United Nations Trust Fund for Human Security, “Human Security Handbook: An integrated approach for the
realization of the Sustainable Development Goals and the priority areas of the international community and the
United Nations system,” Human Security Unit United Nations, 2016: p. 6.
2
Ibid, p. 7.
3
Leah Samberg, “World hunger is Increasing thanks to wars and climate change”. The Conversation,
https://theconversation.com/world-hunger-is-increasing-thanks-to-wars-and-climate-change-84506 diakses pada
02 Januari 2023.
penuh hak asasi manusia atas kecukupan pangan, sebagai hak asasi manusia yang
memenuhi kebutuhan pangannya. Ancaman pangan atau kelaparan ditandai oleh hambatan
distribusi dan kelangkaan makanan yang sangat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia,
dan apabila hal tersebut tidak dapat terpenuhi secukupnya maka ancaman kejahatan serta
Krisis pangan yang terjadi sering kali menyebabkan munculnya berbagai macam aksi
dilakukan masyarakat untuk bertahan hidup. Seperti yang sudah dijabarkan di atas terdapat
berbagai macam penyebab terjadinya krisis ini, salah satu yang paling disorot sebagai
penyebab utamanya antara lain perubahan iklim dan bencana seperti konflik di wilayah
tertentu yang terjadi dari waktu ke waktu. Perubahan iklim dan konflik bersenjata yang terus
terjadi juga dapat menyebabkan keadaan krisis pangan yang parah. Banyak negara telah
berjuang melawan kondisi ekstrem selama beberapa dekade, hingga berakibat pada
Seperti yang terjadi di Benua Afrika, fenomena krisis pangan meningkat pesat.
Mayoritas wilayah yang terkena krisis pangan memiliki alasan yang sama sebagai akibat dari
adanya konflik bersenjata yang terjadi di dalam negara antara lain Nigeria, Somalia,
Kamerun, Sudan, Yaman dan Republik Demokratik Kongo. Terdapat banyak negara
berkembang, Afrika disebut sebagai benua dengan negara-negara dunia ketiga, dan wilayah
4
Food and Agriculture Organization of the United Nations, “Human Security & Food Security,” United Nations
Human Security Unit, 2016: p. 3.
dengan konflik yang seakan tidak ada habisnya. Selain identik dengan peperangan, benua
Konflik yang dihadapi oleh bangsa Afrika juga bermacam-macam, seperti konflik
agama, perang saudara, perebutan tanah atau wilayah, konflik antar etnis, rezim militeristis,
konflik intra oposisi dengan pemerintah, dan peperangan domestik lainnya yang menghadiahi
mimpi buruk bagi negara tersebut. Konflik ini semakin memperburuk situasi karena bantuan
kemanusiaan yang disediakan sering kali tidak dapat masuk ke wilayah yang terkena dampak
Dampak terjadinya konflik tersebut berupa aksi perpindahan penduduk dalam negeri
terbesar yang terjadi di Afrika, semakin memperparah kondisi stabilitas serta keamanan
seperti yang terjadi di negara-negara bagian Republik Afrika Tengah. Dikarenakan konflik
internal yang terjadi di dalam pemerintahan Republik Afrika Tengah silam dan naiknya harga
pangan dalam negeri, keadaan sosial masyarakat berdampak pada terjadinya krisis pangan
yang membuat kurang lebih 1 juta penduduk RAT mengungsi ke negara lain untuk mencari
perlindungan. Jumlah angka kelaparan masyarakat naik dua kali lipat setiap tahunnya.
Konflik internal seperti perang antar suku yang terjadi telah menewaskan ribuan
serta tanaman, sehingga masyarakat tidak lagi memiliki lahan yang cukup dan alat yang
memadai untuk mengolah pertanian, menyebabkan kondisi darurat pangan di kawasan RAT
semakin mengkhawatirkan. Sebagian besar konflik terjadi juga melanda hampir seluruh
wilayah di Republik Demokratik Kongo (RDK) sebagai negara dengan dampak konflik
berupa perpindahan penduduk dalam negeri terbesar yang terjadi di Benua Afrika.
Republik Demokratik Kongo (RDK) sebelumnya dikenal dengan nama Zaire hingga
tahun 1997, merupakan negara terbesar kedua di Afrika. Di mana luas wilayahnya mencapai
2.345.409 km2, dengan ibukota Kinshasha. RDK berbagi perbatasan sepanjang 9.165 Km
dengan sembilan negara Afrika lainnya, yaitu Republik Kongo di barat, Republik Afrika
Tengah dan Sudan Selatan di utara, Uganda, Burundi, Rwanda dan Tanzania di timur, dan
RDK dulunya memiliki 11 provinsi akan tetapi pada tahun 2015 terdapat perubahan
menjadi 26 provinsi.5 RDK diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi
muda yang sangat beragam diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam dua puluh
tahun mendatang. Dengan memiliki sumber daya mineral yang cukup besar termasuk kobalt,
tantalum, timah, emas, dan berlian, terutama di bagian selatan dan timur negara. Namun,
sejarah eksploitasi brutal negara tersebut selama kolonialisme dan kemudian otoritarianisme,
krisis politik, dan perang telah membuat kondisi pemerintahan yang sangat rapuh, dengan
kemampuan terbatas untuk menyediakan layanan sosial dan ekonomi bagi masyarakat. RDK
telah mengalami konflik internal negaranya sejak mendapatkan status kemerdekaan dari
Kondisi ini mengakibatkan kekerasan yang terjadi semakin besar dan juga
penyelesaian konflik menjadi sulit untuk dilaksanakan. Sistem pemerintahan yang buruk
selama beberapa dekade dan campur tangan asing telah menciptakan situasi yang rapuh di
seluruh negeri, ditandai dengan institusi disfungsional dengan korupsi yang meluas,
infrastruktur publik yang sangat rusak dan layanan publik yang buruk, konflik dan kekerasan
yang berulang yang sebagian besar terkait dengan sumber daya alam, perpindahan penduduk
secara paksa, wabah penyakit, akses terbatas ke lahan pertanian dan pasar dan akses
kemanusiaan terbatas.7
5
“RD Kongo”. https://kemlu.go.id/nairobi/id/read/rd-kongo/3410/etc-menu. Diakses pada 02 Januari 2023
6
Global Hunger Index. “Democratic Republic of Congo A Closer Look at Hunger and Undernutrition”.
https://www.globalhungerindex.org/case-studies/2020-drc.html. Diunduh tanggal 01 Januari 2023.
7
WFP. “Evaluation of Democratic Republic of the Congo Interim Country Strategic Plan 2018-2020
Evaluation Report: Vol. I”. https://docs.wfp.org/api/documents/WFP-0000119817/download/. Diunduh tanggal
04 Januari 2023.
Konflik antara pemerintah dan kelompok milisi di RDK menimbulkan dampak parah,
warga sipil menjadi korban utama dari konflik yang terus terjadi. Mayoritas masyarakat
kehilangan tempat tinggal dan terdampak krisis pangan. Perempuan dan anak-anak
menempati urutan tertinggi yang terkena imbas dari adanya konflik, anak-anak menderita
kurang gizi karena harus mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat lain tanpa
adanya fasilitas tempat tinggal serta sarana kesehatan yang memadai, diperparah pula dengan
infrastruktur yang buruk mengakibatkan RDK menjadi salah satu negara dengan krisis
kemanusiaan paling parah di dunia. Pemerintah RDK terus berupaya dalam menangani
mengakhiri krisis tersebut salah satunya melalui KTT yang dilaksanakan di Ibukota Uganda,
Dilakukan oleh presiden RDK bersama 10 perwakilan negara Afrika lainnya; Afrika Selatan,
Rwanda, Tanzania, Kongo, dan Sudan Selatan serta wakil dari Uganda, Angola, Zambia,
Sejak 2016, krisis berkepanjangan terjadi di bagian timur (provinsi Ituri, Kivu Utara,
Kivu Selatan, dan Tanganyika) yang kemudian semakin buruk dan meluas ke daerah yang
sebelumnya stabil, seperti Kasai dan Equateur, memaksa sekitar 4,8 juta pengungsi internal
(internally displaced person/IDP) untuk melarikan diri dari desa mereka dan kehilangan mata
tersebut menjadikan RDK sebagai negara Afrika dengan jumlah pengungsi internal tertinggi.
Sekitar 13 juta orang kekurangan makanan yang cukup, termasuk lebih dari 1,3 juta anak di
Dengan segala upaya untuk dapat mengatasi konflik yang terjadi telah dilakukan oleh
pemerintahan RDK, membuahkan hasil menarik simpatik PBB untuk membantu RDK dalam
mengatasi konflik berkepanjangan yang terjadi; mejalankan misi perdamaian di sana dengan
Organization Mission in The Democratic Republic of The Congo (MONUC). PBB melalui
proses perdamaian.
Akan tetapi, tak selesai sampai situ, RDK masih tidak dapat bernafas dengan lega
karena krisis rawan pangan di sebagian besar wilayah RDK mengalami peningkatan yang
sangat mengkhawatirkan. Pada pertengahan 2017 analisis IPC menunjukkan telah terjadi
peningkatan tajam sekitar 30% jumlah orang yang mengalami rawan pangan akut di RDK
selama setahun terakhir. jumlah orang dalam tingkat kerawanan pangan darurat dan krisis
atau IPC Tahap 4 dan 3 naik sebanyak 1,8 juta orang, dari angka awal sebanyak 5,9 juta
digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan pangan yang terjadi pada suatu wilayah. IPC
8
Global Hunger Index. “Democratic Republic of Congo A Closer Look at Hunger and Undernutrition”.
https://www.globalhungerindex.org/case-studies/2020-drc.html. Diunduh tanggal 01 Januari 2023.
9
FAO. “Food insecurity intensifies in conflict-stricken Democratic Republic of Congo”.
http://www.fao.org/resilience/news-events/detail/en/c/1029411/. Diunduh tanggal 01 Januari 2023.
10
FAO. “IPC Global Partners. Integrated Food Security Phase Classification Technical Manual.
Version 1.1”. http://www.fao.org/3/i0275e/i0275e.pdf. Diunduh tanggal 28 Desember 2023.
Sebagai bentuk upaya menangani permasalahan yang terjadi pemerintah meminta
bantuan secara khusus kepada FAO (Food Agriculture Organization) untuk mengintervensi
dan menyelesaikan permasalahan krisis pangan yang terjadi di negara tersebut. FAO adalah
sebuah organisasi lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan pangan dalam keadaan
darurat. Dibawah naungan PBB, FAO bertugas memberikan bantuan kemanusiaan dalam
memenuhi kebutuhan pangan dengan prinsip penyelamatan dan reaksi secara cepat.
Pada dasarnya FAO bertujuan untuk meningkatkan gizi dan juga standar kemakmuran
pedesaan. FAO juga mengupayakan berbagai cara guna mendukung berbagai kebijakan dan
Selain itu, FAO juga melibatkan WFP (World Food Programme) yang merupakan
lembaga organisasi bantuan kemanusiaan dan perkembangan jangka panjang untuk program
pangan di negara-negara berkembang. FAO dan WFP kerap bekerjasama melakukan misi
penanganan darurat ketahanan pangan di berbagai negara di dunia, salah satunya dalam
menangani kasus di RDK yang dianggap menjadi salah satu negara dengan kondisi darurat
dengan masa percobaan selama 3 tahun dan dikelola secara bersama-sama oleh PBB dan
Food Agriculture Organization (FAO). WFP pertama kali beroperasi dan mulai bertugas pada
tahun 1963 dengan mandate memberi bantuan pangan dan mendukung pembangunan sosial
dan ekonomi, menyediakan bantuan makan dan logistik lainnya dalam keadaan darurat, serta
mempromosikan World Food Security (ketahanan pangan dunia).11 dan secara struktural WFP
11
Rani Hariani. 2017. “Peran World Food Programme (WFP) dalam Menangani Krisis Pangan di Sierrra
telah permanen dinyatakan sebagai salah satu badan khusus PBB yang paling sukses terutama
pada bantuan logistik dan efektifitas operasional organisasi serta semboyan dari WFP sebagai
mempromosikan program pangan. Tugas dan kegiatan WFP erat kaitannya dengan dua
organisasi lain yang kerap disebut sebagai Rome Alliances yaitu FAO dan International Fund
for Agricultural Development (IFAD). Ketiganya bekerja untuk memenuhi amanat World
Food Summit dalam mengurangi kelaparan global dan kemiskinan. WFP melakukan operasi
bantuan pangan, sedang FAO bergerak melalui bantuan pembangunan pertanian secara
Tujuan pembangunan berkelanjutan yang merupakan program prioritas dari FAO dan
Pada bulan Januari 2018, World Vision melakukan penilaian dengan WFP dan
menemukan bahwa lebih dari 52% anak-anak menderita stunting serta 15% mengalami
malnutrisi akut. Peningkatan 750%dalam kerawanan pangan dari tingkat sebelum krisis
masuk dalam kasus malnutrisi masal, dan menempatkan 400.000 anak pada risiko kematian
tinggi. Humanitarian Response Plan for 2017-2019 yang dibuat oleh WFP mengatur secara
detail hal-hal terkait intervensi bantuan yang dilakukan oleh WFP di RDK. Program
emergency crisis yang dilakukan oleh WFP di RDK mencakup tujuh provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak dan terdampak konflik yaitu Kivu Utara, Kivu Selatan, Ituri, Kasai,
WFP dan FAO memastikan bahwa pusat bantuan pangan akan dibangun di ibu kota
regional Kananga dan Tshikapa supaya dapat membantu melakukan tinjauan serta
menganalisis ketahanan pangan dan gizi untuk krisis pangan yang terjadi. Tingkat kerawanan
pangan yang mengejutkan di RDK menjadikannya sebagai negara dengan krisis kelaparan
seluruh wilayah RDK untuk mencegah situasi semakin memburuk. Konflik yang sedang
berlangsung telah menggusur dan menghancurkan populasi di wilayah Kasais tengah, serta
Konflik juga telah mengganggu perekonomian dan menekan produksi pangan. Bagi
lembaga kemanusiaan yang turut serta memberikan bantuan dalam penanganan krisis pangan
pengungsian, penyakit, dan kekerasan.15 WFP (World Food Programme) dan FAO (Food
and Agriculture Organization) menyatakan bahwa RDK menjadi salah satu negara yang
mengalami kondisi darurat karena banyak orang yang membutuhkan bantuan makanan.
Dengan adanya pangan yang cukup, maka akan menggerakkan roda perekonomian
dan aktivitas-aktivitas lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut akan membantu kondisi
ekonomi masyarakat yang terkena bencana kelaparan. Krisis pangan adalah masalah bersama
masyarakat internasional yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan sigap. Hal ini
menjadi menarik untuk dibahas, diteliti dan ditulis. Bagaimana peran FAO dan WFP dalam
14
WFP. “Democratic Republic of the Congo”. https://www.wfp.org/countries/democratic-republiccongo.
Diunduh tanggal 29 Desember 2023.
15
WFP. “Emergency Operation Democratic Republic of Congo”.
https://docs.wfp.org/api/documents/WFP0000022212/download/?_ga=2.121354184.1559536485.1606686485-
268234930.1582788896. Diunduh tanggal 30 Desember 2023.
mengentaskan permasalahan krisis pangan di Republik Demokratik Kongo? Berdasarkan
beberapa factor di atas tulisan ini bertujuan untuk membahas peran Food Agriculture (FAO)
melalui World Food Programme (WFP) dalam mengatasi krisis pangan Republik Demokratik
Kongo.