Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan selalu berkembang diseluruh dunia baik dalam bidang teknologi
informasi, teknologi industri, energi, kesehatan, biologi, kimia, pertanian, transportasi, dan lain
sebagainya. Pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
yang semakin meningkat. Segala hal diupayakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat
ini, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan pangan merupakan hal yang
sangat penting.

Meningkatnya harga pangan ini secara nyata bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai
ketersediaan pangan dunia pada indeks harga berapa pun. Hal ini mengkhawatirkan terutama bagi
negara-negara berkembang di mana sejumlah lapisan masyarakat yang paling rentan semakin
dihadapkan pada ketidakpastian apakah mereka mampu memperoleh makanan berikutnya atau tidak.

Keluarga miskin yang pendapatannya terbatas cenderung menghabiskan sebagian besar pendapatannya
pada makanan, dan karena kenaikan harga pangan tidak disertai dengan kenaikan upah, akibatnya kaum
miskin sering menjadi pihak yang harus membayar konsekuensi tertinggi akibat kenaikan harga tersebut.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kenaikan harga pangan saat ini. Kenaikan jumlah populasi dunia
secara keseluruhan mengindikasikan akan bertambahnya jumlah individu yang harus diberi makan,
kenaikan permintaan jumlah makanan dan kualitas makanan yang lebih baik dari negara-negara seperti
India atau China.

Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas kehidupan mereka, pergeseran global ke arah konsumsi
makanan yang berprotein tinggi (lebih mahal untuk diproduksi), meningkatnya penggunaan biofuel yang
menghapus sejumlah lahan untuk pertanian dan mengurangi kuantitas lahan yang digunakan untuk
pangan secara keseluruhan, berkembangnya isu mengenai perubahan iklim, kegagalan panen dan
penurunan produktivitas pertanian seiring dengan semakin banyaknya penduduk yang pindah ke kota
dan mencari pekerjaan di sektor non-pertanian.
Kecenderungan-kecenderungan ini terlihat relevan untuk jangka waktu dekat maupun panjang dan hal
ini mengindikasikan bahwa harga pangan akan cenderung terus meningkat, tidak akan menurun seiring
waktu berjalan. Dengan tidak adanya solusi yang cukup untuk mengatasi isu ini sekarang, pada akhirnya
kelaparan akan menjadi isu yang paling penting di seluruh dunia untuk beberapa tahun ke depan.

Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan yang sangat erat.
Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan meningkatnya jumlah
ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Thomas Robert Malthus (1798) telah memprediksi bahwa
dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai bagi
penduduknya. Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan mengikuti
deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan
akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk
menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan.

Begitupun jumlah penduduk Indonesia yang melonjak cukup pesat harus menjadi perhatian pemerintah.
Pertumbuhan penduduk pasti mempengaruhi ketahanan pangan. Suatu sistem yang terdiri dari
subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan
menjadi pemicu utama lahirnya persoalan pangan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

Apakah hubungan antara perkembangan penduduk dengan ketersediaan pangan ?

Bagaimana perkembangan penduduk dan ketersediaan pangan di Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang diharapkan melalui makalah ini adalah :


Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hubungan antara perkembangan penduduk dengan
ketersediaan pangan.

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan penduduk dan ketersediaan
pangan di Indonesia.

Namun, saat ini dunia telah menjadi satu kesatuan yang rumit. Apa yang terjadi di luar mempengaruhi
keadaan domestik Indonesia. Investasi di produksi pangan secara nyata perlu ditingkatkan untuk jangka
waktu dekat dan panjang. Selain itu, pembatasan dunia terhadap ekspor pangan atau subsidi, terutama
oleh negara-negara maju, perlu dimonitor karena mereka memainkan peranan yang krusial dalam
mendorong harga pangan meningkat ke atas.

Terlebih lagi, kerja sama antara pemerintah dan organisasi internasional serta berbagai forum seperti
WTO Doha Round dapat menghasilkan beberapa solusi jangka panjang bagi masalah ini. Panggilan
terhadap kerja sama global di bidang pangan sudah mulai terdengar. Sejauh ini telah banyak yang
dikatakan, namun begitu sedikit yang dilakukan.

Pesatnya pertumbuhan penduduk menuntut pemenuhan pangan yang sangat besar. US Census Bureau
mencatat kebutuhan pangan biji-bijian (beras dan jagung) di Asia akan meningkat pesat dari 344 juta ton
than 1997 menjadi 557 juta ton tahun 2020. Persoalan krisis pangan dunia yang ditandai kelangkaan
pangan dan melonjaknya harga pangan di pasar internasional tahun 2008. Salah satunya disebabkan
karena membumbungya permintaan pangan oleh kekuatan ekonomi baru Cina dan India dengan
penduduk masing-masing 1 miliar jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kegagalan program keluarga berencana di sejumlah negara
memunculkan tantangan serius bagi penyediaan pangan penduduk dunia ke depan. Krisis pangan serta
adanya kompetisi sengit penggunan lahan untuk pangan dan bahan bakar menjadi semacam lonceng
peringatan yang harus dijawab oleh para pemimpin dunia.

Keprihatinan menyangkut tantangan penyediaan pangan dan daya dukung lingkungan dalam beberapa
decade mendatang ini memunculkan sinyalmen adanya agenda negara maju, seperti AS dengan Tatanan
Dunia Baru (New World Order) nya, untuk mengendalikan jumlah penduduk dalam rangka menjaga
perdamaian dan stabilitas dunia.
2.2 Perkembangan Penduduk dan Ketersediaan Pangan di Indonesia

Tingkat pertambahan penduduk dihitung berdasarkan persentase kenaikan relative atau persentase
penurunan relative dari jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami dan
migrasi internasional neto. Pertambahan alami adalah selisih antara jumlah kelahiran dengan jumlah
kematian di suatu Negara (selisih antara fertilitas dengan mortalitas). Migrasi internasional neto adalah
selisih antara jumlah penduduk yang beremigrasi dengan yang berimigrasi. Laju pertumbuhan penduduk
Negara dunnia ketiga hamper sepenuhnya dihitung berdasarkan angka pertambahan alami.Total tingkat
fertilitas atau total fertility rate adalah rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki seorang wanita dengan
mengasumsikan bahwa tingkat kelahiran saat ini tetap konstan selama masa produktif wanita tersebut.

Penyebab utama perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara Negara-negara maju dan Negara-
negara berkembang bertumpu pada perbedaan tingkat kelahiran. Kesenjangan tingkat kematian antara
Negara-negara maju dan berkembang semakin lama semakin kecil. Penyebab utamanya adalah
membaiknya kondisi kesehatan di seluruh Negara-negara dunia ketiga. Bagi kebanyakan Negara
berkembang, tingkat kematian bayi telah mengalami penurunan besar selama beberapa decade terakhir
sehingga harapan hidup menjadi lebih lama

ketidakmerataan persebarannya, piramida penduduk yang melebar, dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang masih sangat rendah. Persoalan ketidakmerataan penyebaran penduduk cukup serius.
Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di pulau Jawa (57,49 persen) sementara luas lahannya hanya 7
persen dari luas Indonesia. Amat berbeda dengan penduduk luar Jawa khususnya di Indonesia Timur
yang relatif jarang penduduknya dan mendiami lahan yang luas. Dampak lanjutannya adalah terkait
masalah ekonomi yakni ketimpangan antar-wilayah, antar-sektor dan kemiskinan. Ketimpangan
distribusi: Jawa dan luar Jawa, kota dan perdesaan serta ketimpangan pertumbuhan antara kota-kota
metropolitan dan kota menengah kecil memiliki implikasi yang luas terhadap penyediaan infrastruktur,
perumahan, fasilitas sosial-ekonomi, dan khususnya terkait dengan penyediaan pangan, kecukupan
pemenuhan kebutuhan energi, dan kerusakan lingkungan hidup.

Masalah jumlah penduduk yang besar ini tak hanya sekedar persoalan ekonomi, sosial dan lingkungan
melainkan juga terkait dengan persoalan politik dan idiologis. Secara politik jumlah penduduk yang tinggi
tanpa adanya langkah penanganan dan antisipasi yang serius khususnya yang terkait dengan pangan,
energi, lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan akan berimplikasi pada ancaman
kedaulatan bangsa dan ketahanan nasional. Krisis politik yang dibarengi krisis ekonomi, ancaman
kelaparan akibat kekurangan pangan & pasokan energi serta lingkungan hidup berpotensi
menghancurkan eksistensi sebuah Negara.
Besarnya jumlah penduduk terkait langsung dengan jumlah penyediaan pangan, pertumbuhan
penduduk yang sangat pesat menuntut pemenuhan pangan yang sangat besar pula. Dibutuhkan
sedikitnya 130kg beras untuk setiap orang per tahunnya. Belum maksimalnya penyediaan pangan yang
ditandai dengan besarnya impor kebutuhan pangan saat ini, menjadi pertanda yang serius bagi kita agar
memiliki perhatian pada persoalam penyediaan pangan di negara tercinta ini.

Indonesia sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dan memliki lahan
pertanian yang sangat luas. Departemen Pertanian mencatat Indonesia memiliki kurang lebih 30 juta
hektar lahan pertanian. Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika juga mencatat curah
hujan di Indonesia sangat tinggi dengan rata-rata 2.000-3.000 milimeter per tahun yang mengakibatkan
ketersediaan air yang sangat melimpah. Dengan demikian Indonesia memiliki potensi besar untuk
menjadi negara yang terdepan dalam dunia pertanian. Banyak hal yang akan menunjang kemajuan
bidang pertanian antara lain benih yang berkualitas, nutrisi tanaman dan pestisida. Dengan tersedianya
nutrisi tanaman yang mencukupi dengan kualitas yang baik akan memberikan dampak yang besar bagi
para pelaku bidang pertanian, yang nantinya kita semua akan merasakan manfaatnya. Pada tahun 1960,
kita semua mulai mengenal Revolusi Hijau yang dipelopori oleh Ford dan Rockefeller Foundation dengan
ditemukannya teknologi pupuk Nitrogen, Phosporus, dan Kalium yang memungkinkan membantu
perkembangan pertanian. Namun 40 tahun setelah Revolusi Hijau, dunia mulai mencari alternatif lain
dibidang pupuk atau nutrisi tanaman yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

infrastruktur kesehatan yang memadai untuk 237.6 juta jiwa rakyat Indonesia, maka ancaman berbagai
penyakit medis akan siap menyerang rakyat. Juga, bila pemerintah tidak mampu menyediakan
infrastruktur pendidikan yang memadai maka kualitas sumberdaya manusia akan rendah dan tidak
dapat diharapkan untuk mampu membangun bangsa Indonesia.

Angka 237,6 juta jiwa juga mengharuskan Negara menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan dari
tindakan destruktif manusia yang tak bertanggungjawab. Jika tidak maka rakyat Indonesia akan
menghadapi bencana ekologis yang dahsyat mulai dari banjir, tsunami, tanah longsor, angin topan
hingga ketidakseimbangan iklim akibat hancurnya ekosistem dan biosfir. Tabel 1 merupakan usulan
bagaimana kementerian, antara lain pertanian, kelautan dan perikanan, energi dan sumberdaya mineral,
kehutanan, dan lingkungan dapat berperan dalam mengantisipasi dampak negatif dari statistik 237,6
juta jiwa terutama ancaman bagi kehidupan rakyat Indonesia dan eksistensi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu:

Tingkat pertumbuhan penduduk sangat erat kaitannya dengan ketersediaan pangan karena
ketidakmampuan penyediaan pangan dapat menjadi ancaman serius.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga penyediaan
pangan termasuk masalah yang sangat kompleks.

Pengatasan masalah pangan dapat diatasi melalui beberapa bidang seperti pertanian, kelautan dan
perikanan, kehutanan, energy dan sumber daya mineral, dan lingkungan hidup.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada pemerintah Indonesia sebagai para penentu
kebijakan ialah agar dengan serius melihat perkembangan penduduk di Indonesia yang tergolong besar
sebagai salah satu masalah penting yang sangat mempengaruhi stabilitas negara, contohnya pada
ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan yang cukup tentu akan membantu menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Daftar Pustaka

http://bataviase.co.id/node/769846

http://www.ciptaindonesiaindah.com/tentang-kamiKetahanan Pangan Terancam

http://gembelzblog.blogspot.com/2011/01/pertumbuhan-penduduk-dunia.html

http://c-tinemu.blogspot.com/2011/06/mengatasi-krisis-pangan.html

http://akuinginhijau.org/2011/08/14/ketahanan-pangan-terancam/

Anda mungkin juga menyukai