Anda di halaman 1dari 9

AKSES PENDIDIKAN YANG TERBATAS

Siti Sumarni ` , Guslinda

Universitas Riau

Pendidikan Ekonomi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Siti.sumarni1134@student.unri.ac.id

Abstrak:

Akses terbatas terhadap pendidikan adalah masalah yang serius di indonesia. Kendala-kendala
seperti kurangnya infrastruktur pendidikan, keterbatasan sumber daya, ketimpangan sosial-
ekonomi, konflik, dan diskriminasi sering kali menjadi faktor yang membatasi kesempatan
pendidikan bagi banyak individuPenelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder dan
tinjauan literatur untuk menggali penyebab akses terbatas terhadap pendidikan. Temuan
menunjukkan bahwa kurangnya fasilitas dan sarana pendidikan, terutama di daerah pedesaan dan
terpencil, menjadi kendala utama. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia seperti guru
yang berkualitas dan terlatih juga berkontribusi pada akses terbatas.Ketimpangan sosial-ekonomi
juga menjadi faktor yang signifikan. Individu dari keluarga dengan tingkat pendapatan rendah
cenderung menghadapi kesulitan dalam memenuhi biaya pendidikan, termasuk pembelian buku
dan perlengkapan sekolahDampak dari akses terbatas terhadap pendidikan adalah kemiskinan
dan ketidaksetaraan yang terus berlanjut. Individu yang tidak mendapatkan pendidikan yang
memadai memiliki peluang kerja yang terbatas dan pendapatan yang rendah, yang pada
gilirannya mempengaruhi kesejahteraan mereka . Selain itu, masyarakat yang mengalami akses
terbatas terhadap pendidikan cenderung menghadapi tantangan dalam pembangunan sosial dan
ekonomi yang berkelanjutan.Untuk mengatasi masalah akses terbatas terhadap pendidikan,
langkah-langkah seperti investasi dalam infrastruktur pendidikan, peningkatan akses ke sumber
daya pendidikan, inklusi sosial, dan penghapusan diskriminasi perlu diambil. Selain itu, penting
untuk memperjuangkan kebijakan yang menciptakan kesetaraan pendidikan dan memastikan
bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas.Studi ini memberikan wawasan yang mendalam tentang masalah akses terbatas
terhadap pendidikan dan implikasinya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami
dengan lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi akses pendidikan serta efektivitas langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini.

Kata kunci : pendidikan yang terbatas


Pendahuluan:

Akses pendidikan yang terbatas telah menjadi perhatian utama di banyak negara di seluruh
dunia. Meskipun pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia yang mendasar, masih ada
jutaan orang yang tidak dapat mengakses pendidikan yang layak. Faktor-faktor seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial, lokasi geografis, diskriminasi gender, dan konflik bersenjata
telah membatasi kesempatan pendidikan bagi banyak individu.Pendidikan adalah kunci untuk
mengatasi kemiskinan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Tanpa pendidikan yang
memadai, individu tidak memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka. Mereka mungkin terjebak dalam siklus kemiskinan dan tidak dapat mengembangkan
potensi mereka sepenuhnya.Selain itu, akses terbatas terhadap pendidikan juga dapat
memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada. Individu yang kurang mampu
atau berasal dari kelompok marginal seringkali menghadapi kesulitan dalam mengakses
pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat menciptakan kesenjangan yang lebih besar antara
kelompok-kelompok ini dan kelompok yang lebih beruntung.Faktor geografis juga dapat
menjadi hambatan dalam akses pendidikan. Di daerah terpencil atau terpencil, sekolah yang
memadai mungkin tidak tersedia, dan transportasi menuju sekolah yang ada dapat menjadi sulit
atau mahal. Hal ini membuat anak-anak di daerah ini sulit untuk mengakses pendidikan yang
layakDalam rangka mengatasi akses pendidikan yang terbatas, perlu ada upaya yang
komprehensif dan kolaboratif. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat harus
bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Investasi
dalam infrastruktur pendidikan, program bantuan keuangan, penghapusan diskriminasi gender,
dan peningkatan akses terhadap teknologi adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
memperluas akses pendidikan.

Sebagai masyarakat global, kita harus memperhatikan akses pendidikan yang terbatas dan
berkomitmen untuk menciptakan dunia di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama
untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan membangun masa depan yang lebih baik.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini karena subjek
penelitian menggunakan fakta-fakta sebagai dasar dalam menguraikan makna kontekstual. Data
dalam penelitian ini diambil dari kasus kasus yang terjadi.

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari sumber yang akurat. Penelitian ini diambil dari
informasi yang didapatkan pada berita yang akurat. salah satu kasus yang terjadi
Pengujian hasil/ Opini topik

Pendidikan adalah hak asasi manusia yang seharusnya dapat diakses oleh semua individu, tanpa
memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis. Sayangnya, di beberapa wilayah
indonesia, akses pendidikan masih menjadi masalah serius.Seperti yang terjadi di BANDA
ACEH anak anak usia sekolah di Buloh Seuma,aceh selatan harus gigit jari ketika tiba saat nya
melanjutkant ke jenjang SMA yang dimana sekolah terdekat didesa ini ada di desa tetangga
yang sangat sulitdijangkau. Masalah pendidikan memng sangat tertinggal di daerah ini . bahkan
tidak ada guru yang berkenan menetap di sana ,kecuali memng mereka berstatus tinggal di
sana.Menurut sarifuddin” mengabdi didaerah terpencil tak semudah berdinas di perkotaan selain
harus beradaptasi dengan semua akses dan fasilitas terbatas, guru juga berhadapan dengan
kerasnya kehidupan pesisir.Kurangnya Fasilitas Pendidikan Di daerah pedesaan yang terpencil,
kurangnya sekolah dan sarana pendidikan menjadi hambatan utama. Anak-anak yang tinggal di
wilayah Buloh seuma seringkali harus berjalan jauh hanya untuk sampai ke sekolah
terdekat.Selain itu keterbatasan akses juga menjadi masalah bagi anak anak di daerah ini kerna
harus melewati gunung –gunung dan butuh waktu dua jam jika kondisi jalan bagus .mirisnya
disana tidak ada angkutan umum ,akibatnya banyak anak –anak engan untuk melanjutkan ke
SMA .Perbedaan perkotaan dan pedsaan seringkali mrnjadi permasalahan memiliki dimana
akses pendidikan yang lebih terbatas di perdesan Krisis Di wilayah plelosok yang terjadi di
daerah Boluh Seuma ini, sekolah seringkali menjadi permasalahan di mana untuk kesekolah itu
sulit buat di akses baik itu akses perjalanan maupun digital dengan masalah ini akibatnya ,
menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan berharga dalam mendapatkan pendidikan.Selain
itu Kurangnya Guru juga masih menjadi masalah. Ini memengaruhi kualitas pendidikan yang
diterima oleh siswa.Upaya untuk mengatasi akses pendidikan yang terbatas Pemerintah
Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi akses pendidikan yang terbatas di
daerah terpencil atau plosok yang sulit dijangkau salah satunya yaitu Program Sekolah Satu
Atap (SSA). Pemerintah telah membangun lebih banyak sekolah dasar dan menengah di daerah
terpencil melalui program SSA. Program ini bertujuan untuk menyatukan anak-anak dari
berbagai tingkat pendidikan dalam satu tempat sehingga memudahkan akses pendidikan bagi
mereka. Peningkatan Kualitas Guru: Pemerintah memberikan pelatihan dan pengembangan
profesional kepada guru di daerah terpencil. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengajaran dan memperkuat kapasitas guru dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada
siswa di daerah tersebut.Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan di daerah
terpencil atau plosok yang sulit dijangkau, sehingga anak-anak di sana dapat memperoleh
pendidikan yang setara dengan daerah lainnya di Indonesia. upaya ini memerlukan kerja sama
yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan .masyarakat dan pihak pihak terkait untuk
dapat mewujudkan pendidikan berkualitas di daerah terpencil.
PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKROR PENYEBAB

Perkembangan teknologi di zaman ini mempunyai pengaruh kuat terhadap kehidupan, tak
terkecuali terhadap pendidikan. Pendidikan selalu saja mengalami perubahan sesuai
perkembangan zaman, sehingga menuntutnya ada selalu perbaikan secara terus menenrus.
Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, masyarakat, orang tua, guru agar
pendidikan berlangsung meningkat sesuai yang diharapkan. (Ulya,2016) Terkadang kita sangat
meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan yang formal, disebabkan
dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di butuhkannya tanpa melalui
pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang dapat mencari uang dengan
cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi diperlukan.Selain itu pula ada
beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di indonesia yang semakin
memprihatinkan sehingga terjadinya ketidak merataan pendidikan, yaitu:

1. .Rendahnya sarana fisikMisalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak


layak pakai di berbagai tingkat pendidikan, kepemilikan, dan pengguanaan fasilitas yg
tidak di manfaatkan serta media belajar rendah, buku perpustakaan yang tidak lengkap
sehingga tidak banyak yang minat literasi di pihak pelajar.
2. .Rendahnya kualitas guru kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme
dalam menjalankan tugasnya.Rendahnya kesejahteraan guru Dengan pendapatan yang
rendah,banyak guru-guru yang mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi
kebutuhannya karena tidak cukup pendapatan dari guru saja.
3. .Rendahnya prestasi siswaDengan peristiwa yang di atas sangat berdampak kepada
mahasiswa dengan prestasi siswa menjadi rendah disebabkan seorang guru yang kurang
maksimal dalam menjalankan tugasnya.
4. .Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desaHal ini menjadi sangat
wajar sekarang dikalangan dinas pendidikan,sehingga masyarakat yang pedalaman
kurang tersentuh,kurang di perhatikan dan menjadi hal yang biasa.

B. DAMPAK YANG TERJADI PADA AKSES PENDIDIKAN YANG TERJANGKAU

1. Kesenjangan pendidikan: Terbatasnya akses pendidikan dapat menyebabkan kesenjangan


pendidikan antara daerah terpencil dan daerah perkotaan yang memiliki akses lebih baik.
Hal ini dapat menghasilkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan, kesempatan kerja,
dan kualitas hidup.
2. Kurangnya keterampilan: Kurangnya akses pendidikan dapat mengakibatkan kurangnya
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat
yang semakin maju dan berubah. Kurangnya pendidikan dapat menghambat
perkembangan individu dan mengurangi peluang ekonomi
3. Kemiskinan dan pengangguran:Terbatasnya akses pendidikan dapat berdampak negatif
pada tingkat kemiskinan dan pengangguran di suatu daerah. Tanpa pendidikan yang
memadai, individu sulit untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan berpenghasilan
tinggi, yang dapat memperburuk siklus kemiskinan
4. Rendahnya kualitas hidup: Terbatasnya akses pendidikan juga dapat mempengaruhi
kualitas hidup secara keseluruhan. Individu yang tidak memiliki pendidikan yang
memadai cenderung memiliki kesempatan terbatas untuk memperbaiki kondisi hidup
mereka, seperti akses ke perawatan kesehatan yang baik, sanitasi yang memadai, atau
keamanan pangan
5. Rendahnya perkembangan ekonomi: Akses pendidikan yang terbatas dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara. Pendidikan berkualitas adalah kunci
untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil, inovatif, dan produktif yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang
6. Ketimpangan sosial: Ketidakseimbangan akses pendidikan dapat memperkuat
ketimpangan sosial dalam masyarakat. Individu yang tidak memiliki akses pendidikan
yang memadai cenderung mengalami hambatan dalam mencapai kesempatan yang sama
dengan individu yang lebih terdidik, yang dapat memperburuk kesenjangan sosial dan
ekonomi.

C. .UPAYA MENGATASI

1. Upaya Guru Sebagai PendidikProses atau pelaksanaan Pendidikan adalah usaha dalam
mewujudkan tujuan Pendidikan. Jadi, setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai
pemimpin bukan semata-mata mengontrol atau mengkritik. Untuk dapat melakukan tugas
dengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional yang meliputi: menguasai
bahan, mengelola kelas, mengelola program belajar mengajar, penggunaan media dan
sumber belajar, mengelola intraksiinteraksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar
siswa untuk kepentingan pelajaran, mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah.
2. Upaya Guru Sebagai PembimbingPembimbingan melalui penilaian dan pelatihan
merupakan salah satu komponen dari pendidik, mengingat bahwa bimbingan dan
pelatihan adalah merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada
individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutunya. Hal ini relevan dengan Pendidikan karena Pendidikan
merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-
potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya).
3. Upaya Guru Sebagai Penilai Guru sebagai penilai merupakan aspek pembelajaran yang
paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable
lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak
mungkin dapat diisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa
penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan

TANGAPAN YANG DIBERIKAN

Pendidikan di daerah pedesaan atau terpencil seringkali menghadapi berbagai tantangan,


terutama terkait aksesibilitas. Ketika akses pendidikan terbatas, banyak anak di daerah tersebut
mungkin kesulitan untuk mengakses sekolah, buku, teknologi, dan guru yang berkualitas. Hal ini
dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang.

KESIMPULAN

menjadi isu yang harus segera ditangani. Ketimpangan hak akses ini, memiliki dampak dan
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Berdasarkan studi, kondisi masyarakat di Indonesia
masih tinggi angka kemiskinan dan rendahnya angka partisipasi sekolah. Disisi lain, hak akses
pendidikan di Indonesia sudah diatur secara hukum mengenai hak akses pendidikan. Secara
kontekstual landasan hukum mengenai hak akses pendidikan di Indonesia, sejalan dengan nilai-
nilai kemanusiaan dan kesetaraan. Namun dalam praktiknya masih mengalami permasalahan di
lapangan. Pentingnya seorang pemangku kepentingan atau aktor dengan memahami konsep
pendidikan multikultural, akan mampu memahami dan dapat menetralisir isu-isu sosial budaya.
Terlebih pada kondisi di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya, suku, agama dan
kelompok kelas sosial. Pendidikan multikultural berjalan bergandengan dengan proses
demokratisasi dari dalam kehidupan masyarakat. Proses demokratisasi tersebut dipicu oleh
pengakuan terhadap hak asasi manusia yang tidak membedakan perbedaan kondisi suku, budaya,
ras, agama, gender, kelompok kelas sosial, dan lainnya. Pada artikel ini, pembahasan terhadap
kelompok kelas sosial dengan ekonomi rendah menjadi perhatian khusus. Karena ketimpangan
akses pendidikan pada kaum miskin masih sangat tinggi

PENUTUP

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, pendidikan menjadi salah satu faktor kunci dalam
mencapai kemajuan sosial dan ekonomi. Namun, sayangnya, masih banyak daerah yang
menghadapi tantangan dalam memperoleh akses pendidikan yang memadai. Penutup akses
pendidikan yang terbatas memiliki dampak yang merugikan, mengakibatkan kesenjangan sosial,
rendahnya kualitas hidup, dan kemiskinan yang bertahan. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan upaya kolaboratif dan solutif dari berbagai pihak.Investasi dalam infrastruktur
pendidikan dan pengembangan transportasi menjadi langkah awal yang penting untuk membuka
akses pendidikan yang terbatas. Dengan membangun sekolah dan memperbaiki fasilitas, serta
menyediakan transportasi yang terjangkau, individu di daerah terpencil dapat lebih mudah
mengakses pendidikan. Selain itu, pelatihan dan rekrutmen tenaga pendidik yang berkualitas
juga menjadi faktor penting. Dukungan dan insentif yang memadai perlu diberikan untuk
menarik dan mempertahankan guru-guru kompeten di daerah terpencil.Pemberdayaan teknologi
juga menjadi solusi yang inovatif dalam mengatasi penutup akses pendidikan. Dengan
memanfaatkan teknologi pendidikan, seperti pembelajaran online atau platform e-learning,
individu di daerah terpencil dapat mengakses sumber daya pendidikan yang lebih luas dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Program perluasan akses, seperti beasiswa atau program
bantuan keuangan, juga dapat membantu individu yang kurang mampu secara finansial untuk
mendapatkan pendidikan yang pantas.Namun, upaya untuk mengatasi penutup akses pendidikan
tidak hanya bergantung pada pemerintah atau institusi pendidikan semata. Masyarakat juga harus
terlibat aktif dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan mendukung
upaya perluasan akses pendidikan di daerah terpencil. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga
pendidikan, dan masyarakat adalah kunci untuk mencapai kesetaraan pendidikan.Dalam upaya
melawan penutup akses pendidikan yang terbatas, penting untuk memastikan bahwa setiap
individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa
memandang latar belakang atau lokasi geografisnya. Hanya dengan menciptakan akses
pendidikan yang inklusif dan merata, kita dapat membangun masyarakat yang lebih maju,
berdaya saing, dan adil.

DAFTAR PUSTAKA

Handoyo, A. "Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia." Prosiding Seminar


Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri. Vol. 4. 2019.

Handoyo, A. (2019). Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia. In Prosiding


Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri (Vol. 4, pp. 20-24).

HANDOYO, A. Faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di indonesia. In: Prosiding


Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa Yang Unggul Di Era Industri. 2019. p. 20-24.

Amarodin dan Laili Syahrul Nada, “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa”,
Jurnal Perspektive, Vol. 10 No. 1, (April 2017), hal. 55 59,http://scholar.google.com/scholar?
start=0&q=UPAYA+GURU+DALAM+MENGATASI+
+KESULITAN+BELAJAR+SISWA&hl=id&as_sdt=0,5, diakses tanggal 15 Oktober 2021.

Anwar, Muhammad Saiful. "Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan


multikultural." Foundasia 13.1 (2022): 1-15.
Anwar, M. S. (2022). Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan
multikultural. Foundasia, 13(1), 1-15.

ANWAR, Muhammad Saiful. Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif


pendidikan multikultural. Foundasia, 2022, 13.1: 1-15.
Referensi terkait kasus yang diambil.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/5439/potretpendidikan-di-pelosok-negeri-2/0/
sorotan_media

Anda mungkin juga menyukai