Oleh :
Hardianto Hitimala
UNERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
Optimalisasi Peran Generasi Millenial Untuk Berkarya
Dalam Menghadapi Revolusi Industry 4.0
1
para pendidik sangat praktis dan memiliki peranan penting dalam menggali
kemampuan para anak didik atau generasi muda. Jika kompetensi para pendidik
buruk dan tidak dievaluasi maka akan berdampak pada pengembangan para
peserta didik. Hal yang sama dapat ditemukan di salah satu Pulau di Maluku
Kabupaten Seram Bagian Barat yakni Pulau Buano Utara. Pulau Buano Utara
adalah pulau terbesar kedua di Kab SBB dengan jumlah penduduk sekitar 14000
jiwa. 65 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Buano Utara adalah generasi
muda yang dipersiapkan membawa perubahan bagi Bangsa dan Negara. Kualitas
pendidikan di Buano Utara sangat memprihatinkan. Kemampuan literasi seperti
minat baca, kemampuan IT masih sangat jauh dari kemajuan, dan yang sangat
krusial juga adalah banyak para peserta didik sangat minim sekali dalam
kemampuan Bahasa seperti bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Jangankan untukberbicara dan memahami bahasanya mengenali setiap kata atau
Vocab saja masih sangat minim. Hal ini ternyata beranjak dari pada apa yang
dijelaskan oleh Saadia Uluputty sebagai Ketua Komisi DPRD Maluku di mana
penyebab utamanya adalah kemampuan para pengajar yang tidak dievalusai
secara maksimal bahkan tidak pernah dievaluasi. Dalam kasus ini para guru tidak
serta merta di salahkan karena pada dasarnya para pengajar di pulau pulau atau
daerah daerah tertinggal rata rata memiliki banyak keterbatasan seperti pengadaan
pelatihan disebabkan jauh dari jangkauan kota, penyediaan guru yang terbatas,
guru professional dengan spesifikasi ilmu tertentu yang masih sangat minim dan
sebagainya. Para pengajar di Buano Utara masih memiliki banyak keterbatasan
dan yang paling real adalah kurangnya para pengajar yang punya profesioanl
dalam bidang ilmu yang diminati. Sebagian besar adalah guru yang berkapasitas
Honorer yang statusnya masih SMA. Salah satu contoh adalah Buano Utara
memiliki 10 sekolah yang terdiri dari SD berjumlah 4, SMP berjumlah 4, dan
SMA berjumlah 2. Semua sekolah yang ada hanya memiliki 3 Guru dalam bidang
bahasa terutama bahasa inggris. Dua diantaranya adalah PNS dan satu diantaranya
adalah honorer. Tiga guru ini harus melayani semua sekolah yang ada di Buano.
Dengan keterbatasaninilah yang menyebabkan Buano Utara memiliki generasi
yang sangat awam dengan kemapuan Bahasa Inggris. Ini adalah masalah serius
yang dihadapi Buano Utara yang harus di atasi. Olehnya itu upaya
2
menghadirkan Free PLC adalah inovasi yang bertujuan untuk memajukan
pendidikan di Maluku khususnya Pulau Buano dalam perspektip bahasa
terutama bahasa Inggris.
Pendidikan sendiri terdiri dari dua jenis yakni pendidikan formal dan non
formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang
hayat yang meliputi kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berbicara mengenai
pendidikan maka berbicara mengenai kemampuan berkomunikasi, dan berbicara
3
mengenai komunikasi maka berbicara pula tentang kemampuan bahasa. Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri;
Percakapan yang baik; Tingkah laku yang baik; Sopan santun, (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Di era 4.0 ini kemapuan bahasa Indonesia belum cukup untuk
memajukan bangsa terutama dalam mengatasi permasalahan yang telah diuraikam
diatas. Namun, kemampuan bahasa Inggris sangat dibutuhkan. Bahasa inggris
merupakan bahasa Internasional yang dipergunaka sebagi alat komunikasi antar
negara diseluru dunia. Bahasa Inggris merupakan skill utama yang mampu
menghantarkan kita pada world networking. Olehnya itu, dalam membangun
kemampuan bahasa seseorang maka lembaga lembaga tertentu,atau komunitas
komunitas kursus tertentu sangat dibutuhkan. Pendidikan yang diselenggarakan
oleh lembaga kursus dapat memberikan sumbangan pendidikan kepada bangsa
sabagai salah satu bentuk pendidikan nonformal (Pasal 13 ayat 1 UU No. 20
Tahun 2003). Hal yang sama di jelaskan bahwa Penyelenggaraan kursus bahasa
Inggris adalah suatu upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam penguasaan
bahasa Inggris (Degeng, 1990). Hal ini mengindikasikan ternyata tempat kursus
adalah wadah yang efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa teruta bahasa
inggris. Upaya lembaga kursus bahasa Inggris adalah untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan bahasa Inggris
sehingga dapat menjawab dan merespon lingkungan pengguna jasanya
(Krakower, 1985). Kehadiran lembaga kursus bahasa Inggris adalah untuk
menuntun manusia dalam memahami ilmu yang mendalam mengenai bahasa
inggris itu sendiri.
Olehnya itu, selaku Pattimura muda yang memiliki mimpi, kami berinovasi
membangun wadah yang serupa dengan lembaga kursus lainnya yang bersifat
pendidikan nonformal guna menjawab serta mengatasi tantangan diatas. Upaya
dan sinergi yang dilalukan yakni kami membangun Free PLC (Puan Laguage
Course) untuk anak muda maluku yang berada dipesisir terkhusus buat anak anak
pulau Bauno tercinta. Free PLC (Puan Language Course) adalah sebuah inisiasi
yang ingin diciptakan oleh penulis guna memberikan ilmu pengetahuan terhadap
anak anak atau generasi muda di pulau Buano Utara. Free PLC merupakan salah
4
satu wadah yang serupa dengan lembaga kursus bahasa lainnya dibawah payung
pendidikan non formal namun, PLC sendiri agak berbeda dari lembaga kursus
yang telah diketahui oleh pemerintah dimana Free PLC terlihat seperti komunitas
literasi yang berinovasi membawa perubahan anak anak pesisir pada pengetahuan
yang global yakni the knowledge of English Language dan bahasa asing lainnya
agar bisa bersaing dirana global selayaknya mereka yang diluar sana. PLC akan
berupaya dibangun selayaknya lembaga kursus bahasa lainnya jika telah cukup
berkembang dan kalaupun tidak akan tetap diusahakan sebagaimana mestinya.
Kenapa harus Free? Karena mengingat penghasilan mereka yang dipesisir sangat
minim sehingga upaya mewujudkan realisasi PLC adalah dengan gratis dalam
pembiayaan dimana setiap anak yang datang menimbah ilmu di PLC tidak
dipungut biaya melainkan diberi siraman ilmu yang bermanfaat. Kenapa harus
PLC? Yang melatar belakangi upaya mewujudkan PLC adalah karena
permasalahan-permasalahan yang telah duraikan sebelumnya. Diberi nama PLC
karena untuk menyimbolkan bahwa wadah ini dibangun untuk mengembangkan
potensi bahasa anak anak pulau Buano. Kata “Puan” dari satuan kata “Puan
Language Course”adalah symbol dari nama Pulau Buano itu sendiri. Olehnya itu
sasaran peserta/anak anak didik dalam PLC adalah semua anak anak yang ada di
Pulau Buano Utara. Di Maluku sendiri faktanya sudah memiliki beberapa tempat
kursus bahasa seperti Horukane Course,yang dikelola oleh Ketua Prodi Bahasa
Inggris Unpatti, Sart Course, dan masih ada lainnya namun untuk SBB dan Buano
khususnya tidak ada sentuhan upaya seperti yang demikian. PLC diprioritaskan
bagi para anak-anak atau generasi mudah namun juga di peruntuhkan oleh siapa
saja yang ada di Pulau Buano yang ingin belajar bahasa. Inisiasi munculnya PLC
bukan hanya didasarkan pada permasalahan yang ada, namun mengingat tempat
kusrus itu sendiri mempunyai andil besar dalam membangun pengetahuan
generasi muda. Contoh yang kongkrit adalah Kampung Inggris Pare. Kampong
ingris Pare adalah sebuah lembaga kursus bahasa inggris yang mampu
menciptakan tunas tunas muda dengan kapabilitas bahasa Inggris terbaik. Awal
perjalanan Kampung Ingris Pare memiliki kesamaan seperti PLC yang akan kami
realisasikan ini. Sehingga kami sangat optimis bahwa PLC akan membangun
generasi Buano yang berkualitas dam berbahasa Inggris.
5
Berbicara mengenai realisasi maka tak terlepas pisahkan dari sarana dan
prasarana. Moenir (1992), Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
kerja, fasilitas yang utama dalam pelaksanaan pekerjaan. KBBI, (2002) Prasarana
adalah segala yang menjadi penunjang terlaksananya suatu proses. Olehnya itu
sarana dan prasarana yang disiapkan PLC yakni Penyediaan Pengajar dan
bangunan sebagai syarat terpenting berjalannya kursus. PLC adalah platform
untuk membantu generasi mudah di Pulau Buano dengan ilmu pengetahuan
tentang bahasa terutama bahasa inggris. PLC adalah wadah yang diinisiasikan
oleh kami/penulis sebagai para generasi muda yang cukup berpengalaman dalam
bidang kebahasaan terutama bidang bahasa inggris.
Olehnya itu upaya yang dilakukan dalam PLC adalah penyediaan subjek
ilmu kebahasaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Subjek ilmu yang
disediakan yakni Bahasa Inggris sebagai subjek utama serta ada bahasa asing
lainnya sebagai tambahan ilmu pengetahuan seperti bahasa mandarin dan bahasa
arab. Dari ketiga subjek ini maka diupayakan pengajar yang punya kecakapan
dalam bidang subjek masing masing. Pengajar yang disediakan adalah para
inisiator tersendiri terdiri dari Hardianto Hitimala, Dandy Kamsurya, Muhammad
Urwa, dan Fanuel Kailuhu. Didalam proses pembelajarannya anak anak bukan
hanya diajarakan untuk bisa berbahasa tetapi mereka juga akan diajarkan
bagaimana menulis dan berpidato dengan baik. Kecakapan public speakeing
mereka akan ditingkatkan melalui pelatihan pelatihan khusus. Dan Upaya yang
berikut yang harus dilakukan PLC adalah penyediaan sarana pembangunan
sebagai salah satu syarat terealisasinya PLC dengan baik. Upaya yang diusahakan
yakni penyediaan bangunan. Adapun beberapa upaya diantaranya Bangunan
Gantung, danTempat santai. Bangunan yang direncanakan PLC adalah bangunan
gantung sebagai simbolisasi tradisional masyarakat setempat dimana sebagian
besar masyarakat memiliki rumah gantung. Dari sisi lain bangunan gantung
bertujuan untuk memudahkan anak anak mendapatkan kehangatan angin sehingga
mereka merasakan kenyamanan dalam menerima ilmu. Bangunan gantung yang
tersedia tiga ruangan untuk tiga bahasa. PLC juga menyiapkan bangunan
cadangan mengantisipasi anak didik yang banyak jumlahnya dan bangunannya
dapat dilihat di lampiran. Berikut adalah tempat santai yang disediakan PLC.
6
PLC mendirikan tempat santai berupa tempat kepo (kajian edukasi penuh
motivasi) bareng berupa nasehat-nasehat umum dengan tujuan untuk lebih
merangsang anak anak Buano Utara agar tetap semangat dalam mengasah
kemampuan bahasa mereka dengan terus mengikuti pelaksanaan kursus oleh PLC.
Di tempat santai akan disediakan hal hal berupa snak untuk dicicipi setelah proses
belajar mengajar berakhir. Hal ini agar perhatian anak anak tetap stabil.
Demi terealisasinya PLC terutama dalam hal sarana dan prasarana yang telah
direncanakan, maka sudah tentu ketersediaan anggaran sangat dibutuhkan, namun
untuk menjalankan PLC tidak terlalu membutuhkan banyak biaya karena semua
bahan yang digunakan untuk pembangunan berasal dari bahan tradisional dimana
bahan dasarnya adalah bambu dan daun rumbia sebagai atap/penutup. Untuk
membangun sarana dan prasarana, para inisiator berusaha mensosialisasikan PLC
kepada seluruh masyarakat untuk sama-sama bekerja secara gotong royong.
Anggaran awal yang dibutuhkan bisa mencapai 3000.000 untuk pembelian paku
dan material lainnya dalam pembangunan. Untuk bahan ajar para inisiator bisa
menggunakan buku-buku pribadi dan bahan ajar lainnya bisa kita ajukan proposal
kepemerintah terkait. Selanjutnya adalah jadwal. PLC mengatur pertemuan
berlangsung 2 kali pertemuan dalam seminggu yakni sabtu dan minggu mengingat
diwaktu-waktu itu banyak diantara mereka mempunyai waktu luang.
7
beasiswa luar negeri seperti mereka diluar sana. PLC akan membuat mereka jauh
dari marjinalisasi karena ketertinggalan mereka dengan world development akan
hilang sehingga mereka mampu membaca keadaan dunia hari hari ini. Dan yang
lebih penting adalah PLC dapat membenahi pembangunan pendidikan masyarakat
Buano Utara. Yang paling mendasar adalah melalui PLC anak anak akan merasa
mudah ketika diperhadapkan dengan situasi dimana mereke diberikan kesempatan
untuk study abroad, atau test TOEFL, IELTS dan sebagainya. Puan Language
Course akan menjadi akses untuk anak anak pulau Buano untuk mengasah
kemampuan lewat event-event tertentu seperti kompetisi speech, debate, story
teling, spelling bee, dan lainnya guna memperkaya pengetahuan bahkan pola piker
mereka karena sudah tentu PLC akan membangun mitra dengan komunitas
komunitas tertentu yang biasanya membuat event-event tersebut sehingga bisa
didaftarkan. Bukan hanya tingkat local, PLC juga akan berusaha
merekomendasikan mereka yang layak untuk berkompetisi di tingkat nasional.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kampunginggris.id/tempat-kursus-bahasa-inggris-terbaik-di-
indonesia/
LAMPIRAN
1. Biodata
Email : hardyantohitimala@gmail.com
No Tlf/Hp : 082198100975
Motto : One pen, one child, one teacher, can change the world
(Malala)
Inisiator
Hardianto Hitimala
English Course Teacher
Pengajar
Muhammad Urwa
English Departmen student
5. Catatan Singkat :