Anda di halaman 1dari 20

NILAI-NILAI

PANCASILA PADA
MASA
KOLONIALISME
ANGGOTA KELOMPOK 4
● Ridho Ismail_210210303039
● Nuriya Rahmania_210110201020
● Eddo Yanuarius Silli Bataona_210110201021
● Mayke Nurista Putri_210710101411
● Yuni Nuris Saidah _ 210110101096
● Shalvena Aura Azzura_210910302053
● Jenny Fernanda_210910302056
● Ratu Ramadhen_210710101067
Definisi Kolonialisme

“Upaya yang dilakukan negara-negara


penguasa dalam rangka menguasai
daerah/wilayah untuk mendapatkan
sumber daya”
Perkembangan Kolonialisme

01 02
Kedatangan Kedatangan
Portugis Spanyol

03 04
Kedatangan Kedatangan
Inggris Belanda
Periodisasi
(1800-1942)
01
Peristiwa Penting

02
GAPI
Peristiwa Penting
Diawali dengan dibubarkannya VOC dan Hindia Belanda
diperintah langsung oleh Belanda. Pada masa ini awal
tonggak perjuangan bangsa ditandai dengan didirikannya
Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, disusul dengan
didirikannya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1911,
kemudian didirikannya partai politik "Indische Partij" pada
tahun 1912, lalu Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional
Indonesia pada tanggal 4 Juli 1927, kemudian pada tanggal
28 Oktober 1928 diselenggarakan kongres pemuda
Indonesia "Soempah Pemoeda", selanjutnya pada tahun
1939 partai-partai politik bersatu dalam "Gabungan Politik
Indonesia" atau GAPI.
GAPI
Terdapat alasan didirikannya GAPI, yaitu dengan 3 tujuan:
1. Menyatukan partai politik Indonesia dalam perjuangan
Gambar GAPI
kedaulatan pemerintahan Indonesia.
2. Demokratisasi pemerintahan Indonesia.
3. Mencegah konflik antar partai politik Indonesia dalam
melakukan perjuangan kemerdekaan.

Selain itu latar belakang terbentuknya GAPI adalah


munculnya paham fasisme di dunia Internasional yang
sangat mengkhawatirkan bagi nasib demokrasi di
Indonesia. Tokoh nasional Indonesia khawatir akan
penyebaran fasisme di kalangan pemerintah kolonial
Belanda.
Latar Belakang Munculnya Pancasila

01 02
Pancasila sebagai dasar NKRI sudah Pancasila bukan hanya ideologi
memiliki nilai-nilai meskipun sebelum nasional, melainkan filsafat hidup
disahkan pada 18 Agustus 1945 Oleh bangsa yang digali dari nilai-nilai
PPKI. Nilai- nilai tersebut sudah ada luhur serta budaya nenek moyang
sejak jaman dahulu sebelum berdirinya yang telah dimiliki bangsa
bangsa Indonesia, dalam bentuk nilai Indonesia sebelum negara
dan adat istiadat, budaya, dan juga nilai Kesatuan Indonesia itu sendiri
keagamaan atau religius. terbentuk.
Latar Belakang Munculnya Pancasila

03
Pancasila juga merupakan pedoman
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk seluruh rakyat
Indonesia. Melalui Pancasila, bangsa
dan negara membentuk harga diri dan
juga martabatnya. Hal ini terkandung
dalam nilai-nilai lima sila yang
diantaranya adalah berlaku secara
universal untuk kehidupan spiritual
maupun kehidupan materiil.
Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)
01
Peristiwa sumpah pemuda ini dilatarbelakangi oleh munculnya dorongan
ingin bersatu dalam diri pemuda-pemuda Indonesia. Sejak jaman dahulu,
masa perlawanan melawan kolonialisme masih bersifat fisik dan kedaerahan.
Hal ini memudahkan terjadinya politik adu domba (Devide et impera).

Para pemuda terpelajar menyadari kondisi ini, dan mulai menyusun strategi
perlawanan dari perlawanan fisik kepada gerakan politik. Organisasi-
organisasi politik bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong
Celebes, dll memutuskan untuk melebur menjadi satu organisasi nasional.
Puncaknya, pada tanggal 28 dicetuskanlah hasil Kongres Pemuda II yang
menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928)

02
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam peristiwa ini antara
lain adalah sila ketiga dan keempat. Sila ketiga nampak pada
persatuan pemuda hingga terlahirnya ikrar sumpah pemuda
sebagai tonggak nasional untuk melawan kolonialisme Hindia
Belanda pada masa itu. Sedangkan sila keempat, muncul dengan
adanya musyawarah berupa Kongres pemuda 1 dan 2 yang
diadakan para pemuda dari berbagai daerah yang saat itu
bertempat di Jakarta.
Berdirinya Taman Siswa
Organisasi Taman Siswa didirikan oleh R.M. Soewani
Soeryaningrat atau yang biasa kita sebut dengan Ki Hajar
Dewantoro. Beliau adalah tokoh bangsawan pada masa itu
sekaligus pencetus organisasi pendidikan pertama di
Indonesia, julukannya yang terkenal adalah Bapak
Pendidikan. Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli
1922 pada masa pemerintahan Belanda.

Waktu itu pemerintahan Belanda masih menguasai


Indonesia dan sistem pendidikannya, sehingga
pemerintahan Belanda tidak membebaskan semua rakyat
Indonesia untuk bersekolah. Hanya dikhususkan bagi anak
bangsawan, konglomerat, dan kalangan raja saja yang
boleh bersekolah. Didirikannya Organisasi ini untuk
mengenalkan pendidikan kepada masyarakat Indonesia
agar menjadi bangsa yang merdeka.
Berdirinya Taman Siswa

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam peristiwa


terbentuknya Taman Siswa ini adalah sila ketiga. Sila
ketiga berbunyi persatuan Indonesia, hal ini nampak pada
tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk mengenalkan
pendidikan kepada masyarakat Indonesia.
Kebijakan Politik Etis
Politik etis atau politik balas budi merupakan pemikiran yang
menyatakan bahwa pemerintah Belanda memegang tanggung jawab
moral bagi kesejahteraan pribumi. Politik etis lahir atas dorongan dari
Ratu Wilhelmina yang terprovokasi oleh kritikan Van Deventer (ahli
hukum belanda yang kemudian menjadi tokoh politik etis). Merujuk pada
pemikiran atau gagasan Van Deventer yang tertuang dalam bukunya
berjudul “Hutang Kehormatan”, ada statement yang menyatakan bahwa
pemerintah Belanda perlu membayar utang budi dengan meningkatkan
kesejahteraan rakyat di negara jajahan. Menindaklanjuti hal tersebut,
kemudian terciptalah konsep balas budi yang tersaji dalam Program
Trias van Deventer. Isinya meliputi agenda irigasi, emigrasi, dan
edukasi.
Kebijakan Politik Etis

Jika dihubungkan dengan nilai yang ada pada pancasila, politik


etis merupakan gambaran atas implementasi nilai yang
terkandung pada sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini mengeksplanasikan
bahwa keadilan harus tetap ada dalam segala aspek meliputi
urusan ekonomi, sosial, dan politik, dengan mengabaikan
status sosial atau kedudukan demi menjunjung tinggi HAM.
Berdirinya Organisasi Budi Utomo

Terbentuknya Budi Utomo tidak lepas dari keterkaitan adanya


kebijakan politik ethis yang dilakukan oleh Belanda. Dalam
pelaksanaan politik ethis salah satunya adalah pendidikan.
Walaupun sudah ada perbaikan dalam pendidikan tetap saja
dalam penerapannya menimbulkan adanya diskriminasi
sehingga perkembangan pendidikan berjalan lamban.
Berdirinya Organisasi Budi Utomo

Terbentuknya Budi Utomo tidak lepas dari keterkaitan adanya


kebijakan politik ethis yang dilakukan oleh Belanda. Dalam
pelaksanaan politik ethis salah satunya adalah pendidikan.
Walaupun sudah ada perbaikan dalam pendidikan tetap saja
dalam penerapannya menimbulkan adanya diskriminasi
sehingga perkembangan pendidikan berjalan lamban.
Berdirinya Organisasi Budi Utomo
Reaksi dari adanya diskriminasi melahirkan elit pelajar sebagai pelopor
pergerakan kebangsaan. Kesadaran ini mendorong Dr. Wahidin
Soediriohoesodo untuk mendirikan organisasi pergerakan. Dia berusaha
menghimpun beasiswa guna memberikan pendidikan Barat kepada
golongan priyayi Jawa. Akan tetapi, hanya sedikit yang mendukungnya.
Walaupun kurang mendapat sambutan, ketika berkunjung ke STOVIA
inilah ada tanggapan yang bersemangat dari pelajar tersebut dan diambil
suatu keputusan untuk membentuk organisasi pelajar guna memajukan
kepentingan priyayi rendah, dan pada bulan Mei 1908 diselenggarakan
suatu pertemuan yang melahirkan Budi Utomo.
Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pancasila
sudah ada sebelum adanya pancasila. Seperti
Dr. Wahidin yang terdorong untuk
meniadakan diskriminasi di dalam dunia
pendidikan dengan menyebarkan
propaganda besar-besaran tentang
pemberian beasiswa bagi anak-anak pribumi
yang pandai. Gerakan yang diambil oleh Dr.
Wahidin ini merupakan penerapan nilai
pancasila sila ke-2 yaitu “kemanusiaan yang
adil dan beradab” dan sila ke-5 yaitu “keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai