PENDAHULUAN
Masyarakat Bali sampai saat ini masih menggunakan Bahasa Bali, sebagai
media komunikasi antar etnis penutur Bahasa Bali, baik dalam situasi formal
maupun, tidak formal. Bahasa Bali mempunyai fungsi yang sangat penting
daerah masyarakat Bali, sebagai pendukung budaya daerah dan sastra Indonesia,
serta budaya nasional. Bahasa Bali tidak hanya sebagai alat komunikasi saja,
tetapi sebagai sarana untuk melakukan abstraksi pemikiran dalam bidang yang
sangat luas. Potensi dan abstraksi yang dimiliki Bahasa Bali harus tetap terjaga
Bahasa Bali merupakan kearifan lokal budaya Bali. Bahasa Bali mengandung
nilai, norma, etika, dan moralitas adiluhung sebagai bagian tak terpisahkan dari
budaya Bali. Bahasa Bali sebagai bagian budaya Bali perlu adanya upaya
(PERGUB) Bali nomor 80 tahun 2018 tentang bahasa, aksara, dan sastra Bali
tersebut diantaranya penggunaan bahasa Bali dan pakaian adat Bali setiap hari
1
Kamis, penggunaan aksara Bali pada papan nama instansi. Sebulan penuh Bali
merayakan suka cita dalam balutan bahasa Ibu, yaitu mulai dari tanggal 1 pebruari
hingga 28 pebruari 2019 telah digelar bulan bahasa Bali, festival yang lekat
dengan budaya dan penguatan bahasa Bali sebagai bahasa Ibu di tanah Bali
(kompasiana, 2019).
Penetapan peraturan daerah (PERDA) Provinsi Bali nomor 1 tahun 2018 dan
peraturan Gubernur Bali nomor 20 tahun 2013 menjadi payung hukum pengajaran
bahasa Bali sebagai muatan lokal wajib di SD, SMP dan SMA. Muatan lokal
pelajaran pokok, juga terdapat mata pelajaran muatan lokal yang wajib diberikan
pada semua tingkat satuan pendidikan. Mata pelajaran muatan lokal harus memuat
pembinaan dan pengembangan bahasa Bali. Jika dikelola dengan baik sesuai
Bali. 'Kelahiran' penutur aktif bahasa Bali menjadi salah satu indikator
2
Mata pelajaran bahasa daerah di tingkat sekolah dasar (SD) sangat penting
dalam tingkat awal pengenalan bahasa daerah sebagai budaya bangsa pada
bermasyarakat. Secara luas bahasa daerah sebagai budaya bangsa dapat menjadi
identitas diri pada era globalisasi sehingga dapat menyaring budaya asing yang
masuk ke Indonesia. Sebab, bahasa daerah dikenalkan sejak dini dalam dunia
daerah pada siswa tingkat SD yang cenderung mengikuti bahasa daerah tempat dia
siswa lebih tertarik terhadap materi bahasa daerah yang diberikan. Pembelajaran
rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk
bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau
Perkembangan teknologi merupakan hal yang tidak bisa dihindari karena ini
informasi baik yang positif maupun negatif. Bagi generasi muda, termasuk anak-
3
anak dan remaja, keterbukaan informasi sangat bermanfaat dalam proses
semakin pesat tidak diimbangi dengan tetap menjaga karakter diri dan bangsa
Salah satu isu utama yang muncul beberapa tahun belakangan dalam bidang
masih menjadi persoalan serius bangsa Indonesia. Berbagai berita, baik yang
anak bangsa. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya perkelahian antar pelajar,
tidak sopannya murid terhadap guru, dan kekerasan seksual yang melibatkan
Lembaga sekolah saat ini menjadi tumpuan yang sangat besar dalam
Mudiono, 2016). Strategi sendiri adalah cara cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Menurut (Andiarini & Nurabadi, 2018) pada dasarnya dari sekolahlah
yang telah dibuat sekolah untuk penguatan pendidikan karakter pada peserta didik.
Pembentukan karakter pada anak sekolah dasar dapat dibentuk dengan cara
menanamkan pedidikan karakter secara konsisten baik dari keluarga, dari sekolah
4
maupun dari lingkungan masyarakat sekitar (Kurniawan, 2015, hal.41-49).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). PPK ini harus mengembangkan lima nilai
yaitu berupa penggalian nilai-nilai budaya luhur yang ada dalam kearifan lokal.
Penggalian nilai-nilai kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter ini, juga
penggalian kearifan lokal sebagai dasar pendidikan karakter dan pendidikan pada
bangsa dan agama, sehingga keberagaman terjaga dengan baik (Agus Wibowo,
pengenalan budaya Bali salah satunya bahasa Bali. Bahasa Bali diperkenalkan
asli bahasa Bali. Tujuan pelaksanaan muatan lokal bahasa Bali di MI AL-
AZHAR adalah agar siswa dapat berkomunikasi bahasa Bali dengan baik, guru
5
Berdasarkan studi awal peneliti di MI AL-AZHAR diperoleh fakta bahwa
bahasa Bali. Guru-guru yang mengajar bahasa Bali terdahulu merupakan guru di
bidang agama. Fakta lapangan lainnya yang peneliti temukan juga dari siswa MI
Madura juga. Bahasa Bali sering mereka dengar di lingkungan mereka, tapi
penggunaan bahasa Bali dalam interaksi sehari-hari. Siswa merasa sulit untuk
menerapkan bahasa Bali dan prestise bahasa Bali masih kurang baik
Dalam hal belajar bahasa yaitu bahasa sasaran, kelompok usia anak-anak
memiliki motivasi belajar yang berbeda dengan kelompok usia remaja dan
dewasa. Anak-anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi dan sifat inilah yang
menjadi motivasi belajar mereka. Akan tetapi, durasi perhatian dan konsentrasi
penghargaan guru terhadap apa yang mereka lakukan sangatlah penting bagi
keingintahuan mereka. Mereka butuh dilibatkan dalam kegiatan aktif dan dihargai
6
oleh guru, orang yang merupakan figur penting bagi mereka. Sikap dan perilaku
pembelajaran yang sesuai dengan ciri keanak-anakannya bagi siswa sekolah dasar.
Apalagi dalam pembelajaran bahasa Bali yang peserta didiknya siswa non-penutur
asli bahasa Bali, dipandang perlu menggagas proses pembelajaran yang rekreatif.
siswa MI AL-AZHAR?
7
1.3 Tujuan Penelitian
pembelajaran bahasa Bali dalam upaya penguatan karakter berbasis kearifan lokal
siswa MI AL-AZHAR.
siswa di MI AL-AZHAR.
bahasa Bali sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib, kepada kepala
8
Madrasah sebagai pengambil kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran
9
BAB II
Kajian pustaka merupakan deretan dari daftar referensi keseluruhan jenis dari
referensi yang sudah diambil seperti pada: buku, mengutip dari jurnal, artikel,
maupun dari disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, atau kutipan
dari karya ilmiah lain yang kemudian dikumpulkan dalam penulisan suatu
tentang penelitian yang telah dilakukan sebagai bandingan atas penelitian yang
akan dilakukan.
sumber pembelajaran dalam proses menyalurkan pesan atau isi penelitian untuk
membantu proses belajar yang aktif dan berkelanjutan. Tanjung (2005:60) juga
sebelumnya, kajian pustaka juga teori konsep, atau yang baru ditanyakan tentang
yang relevan dengan masalah yang sedang ditanyakan guna membantu kajian
pustaka dalam penelitian ini, berdasarkan dugaan studi kepustakaan itu maka
perdebatan yang dikemukakan akan semakin jelas arah dan bentuknya, di samping
10
mendukung untuk mencari dukungan terhadap informasi yang berkaitan masalah
Dalam tulisan ini ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait,
sebagai bahan perbandingan dalam penyusunan proposal tesis ini yakni sebagai
berikut.
sangat terkait bahasa, budaya, dan kultur manusia Indonesia. Sebagai alat
melekat di dalamnya.
bahasa akan bermakna bila disajikan secara utuh dan sesuai dengan kebutuhan dan
11
2. Karya Agus Wibowo dan Gunawan, yang berjudul Pendidikan Karakter
luhur yang ada dalam kearifan lokal. Penggalian nilai-nilai kearifan lokal
timbulnya sikap saling menghormati antar etnis, suku, bangsa dan agama,
Kontribusi yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah nilai-nilai karakter
dapat diambil dari dari nilai-nilai luhur dari masing-masing kearifan lokal. Seperti
masing faktor memiliki dua komponen yaitu faktor internal dan eksternal.
12
mempertimbangkan atau dilandasi dengan lima nilai karakter yaitu religius,
karakter di sekolah dasar dilandasi dengan lima karakter yaitu religius, nasionalis,
2.2 Konsep
gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang
telah dipikirkan. Agar segala kegiatan berjalan dengan sistematis dan lancar,
kegiatan yang matang tersebut terdapat suatu gagasan atau ide yang akan
disebut sebagai inferensi, yakni tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-
kejadian, obyek atau individu tertentu. Selanjutnya konsep yang abstrak tersebut
rendah tingkatan abstraksinya. Semakin besar jarak antara konsep atau konstruk
ini dengan fakta empirik atau aktivitas yang ingin digambarkannya, semakin besar
13
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam arti yang lebih
luas konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang
Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar acuan
dikaitkan dengan pembelajaran atau belajar mengajar maka strategi bisa diartikan
sebagai pola umum kegiatan antara guru dan murid dalam suatu kegiatan belajar
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain
tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Agar tujuan
komponen terjadi kerjasama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya
14
evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan
a. Guru
hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya
direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau
lingkungan yang diharapkan dari psoes belajar peserta didik, yang pada akhirnya
peserta didik memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu,
b. Peserta didik
nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi
oleh guru.
c. Tujuan
materi, media, dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran,
penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh
15
seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang ingin dicapai
d. Bahan Pembelajaran
yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan
e. Kegiatan Pembelajaran
f. Metode
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
g. Alat
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan
alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah, larangan dan
16
lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis, slide
dan lain-lain.
h. Sumber Pembelajaran
tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber
manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain (Ngalimun, 2017,
hal.20).
Salah satu strategi pembelajaran bahasa Bali yang dapat dikembangkan dengan
bahasa. Para ahli pembelajaran bahasa seperti Routman (dalam Nengah Arnawa,
komponen-komponen kebahasaan, seperti kosa kata dan tata bahasa akan lebih
bermakna jika disajikan secara utuh. Penataan materi ajar bahasa dengan
penggunaan bahasa yang dipelajari anak-anak. Penyajian utuh dan terpadu aspek
17
pembelajaran bahasa dai cognitive oriented yang menekankan pada aspek ingatan
Dikaitkan dengan pandangan Joyce dan Weil (dalam Nengah Arnawa, 2015,
yang diberikan oleh lingkungan (termasuk guru dan siswa yang lain). Respon
nonverbal.
disajikan secara utuh dan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangal anak-anak.
Hal ini juga sejalan dengan aliran psikologi gestalt yang menyatakan bahwa
dilakukan secara hirarkis. Artinya, jika komponen awal sudah dikuasai dapat
18
dilanjutkan ke komponen berikutnya; sama sakali tidak disarankan dilaksanakan
secara serentak, terutama pada kelas-kelas awal. Untuk itu perlu dipahami bagian-
a. Membaca bersuara (reading aloud): Guru (atau siswa) membaca teks dengan
perasaan dan pengalaman, serta kejadian yang dialami. Hasil karya siswa ini
dibacakan guru di depan para siswa lainnya serta diberi tanggapan yang
dibutuhkan. Jika Whole language diterapkan pada kelas awal, yang pada
dengan bercerita.
memilih dan mebaca buku atau teks yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Guru memberi contoh teknik membaca dalam hati yang baik.
sama. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan: (1) guru membaca dan diikuti
para siswa, (2) guru membaca sedangkan siswa menyimak sambil melihat tek
19
f. Menulis terbimbing (guided writing): murid menulis dengan bimbingan guru.
Tugas guru sebagai fasilitator dalam menemukan tema tulisan dan bagaimana
cara penulisannya.
intervensi guru. Murid bertanggung jawab secara penuh atas karya tulisnya.
berbagai literatur, dijelaskan bahwa tidak ada proses pembelajaran efektif yang
berlangsung dalam situasi psikologis yang tegang, cemas, dan ketakutan. Oleh
karena itu diperlukan 'keterampilan' guru mengelola suasana belajar' " Oleh
sebagai beban karena lebih banyak ditekankan pada aspek kognitif. Kepada siswa
berdasarkan hasil penelitian, anak usia 4-5 tahun belum memiliki kompetensi di
komunikasi (Arnawa, 2005). Untuk itu pembelajaran bahasa Bali perlu dikemas
20
Pembelajaran bahasa Bali secara alami menekankan pada pemahaman
(dalam I Nengah Arnawa, 2015, hal.267) bahwa aspek semantik dan pemahaman
lebih awal dikuasai anak-anak daripada aspek produksinya. Oleh karena itu, ada
1. Siswa mendapat input bahasa Bali yang menyeluruh. Hal ini sangat penting
karena kualitas dan kuantitas input bahasa Bali menentukan kinerja LAD
siswa.
21
b. Guru menetapkan tujuan pembelajaran atau keterampilan berbahasa Bali yang
ingin dicapai/dikembangkan.
c. Guru melakukan seleksi materi ajar (teks) yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran).
yang akan disajikan) dengan pengetahuan lama yang telah diketahui anak-
teken I Kesuna, I Tuwung Kuning, dan lain-lain). Teks atau cerita dipilih
kegiatan ini, guru perlu memperhatikan kecepatan, intonasi, dan lafal. Jika
guru memilih teknik bercerita, perlu dipilih diksi yang sesuai dengan
kalimat yang digunakan pendek (antara 4-5 kata). Berikan jeda (silent
22
periode) untuk memberi kesempatan kognitif siswa memproses informasi
c. Guru melakukan diskusi (tanya jawab) secara terbuka dengan seluruh siswa
varian bahasa Bali yang digunakan sealamiah mungkin. Hal yang perlu
basa Bali (Arnawa, 2005). Oleh karena itu varian bahasa Bali alus digunakan
fasilitator.
perbaikan proses dan peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu, evaluasi
dilakukan pada proses dan hasil belajar. Evaluasi proses ditekankan pada respons
dilakukan dengan teknik observasi. Skala penilaian dapat dilakukan dengan pola
Likert: sangat kreatif (skor 5), kreatif (skor 4), cukup kreatif (skor 3), kurang
kreatif (skor 2), dan tidak kreatif (skor 1). Indikator yang digunakan tingkat
23
dengan teknik tes untuk memperoleh gambaran daya serap para siswa. Hasil
Bahasa Bali sebagai salah satu bahasa dan perekam budaya Bali sangat
Bali. Tingkatan bahasa Bali dibagi menjadi 4 tingkatan bahasa yaitu: (Medra, dkk.
2003)
1. Basa Alus
Basa alus adalah bahasa yang dibangunoleh kruna mider, alus singgih, alus
2. Basa Madia
Basa alus madia dibangun oleh krunaalus madia, kruna alus mider dan kruna
andap.
3. Basa Andap
4. Basa Kasar
Basa kasar adalah bahasa yang di bangunoleh kruna andap, kruna mider, dan
kruna kasar.
24
gending jangér, gending sangiang), sekar macapat atau sekar alit seperti pupuh-
pupuh, sekar madia atau tembang tengahan seperti kidung, dan sekar agung atau
tembang gedé seperti wirama. Selanjutnya, tembang Bali modern adalah lagu-
lagu pop Bali. Sekar rare merupakan bagian dari gegendingan, yaitu jenis tembang
Bali yang bahasanya sederhana dan diperuntukkan bagi anak-anak usia dini
Pupuh Ginanti adalah salah satu dari sepuluh pupuh dalam kesusastraan
tembang Bali tradisional. Pupuh-pupuh ini merupakan bait-bait puisi yang disusun
digunakan untuk membangun sebuah karya sastra puisi naratif yang disebut
geguritan.
Pupuh Ginada juga salah satu dari sepuluh pupuh dalam kesusastraan
dalmnya. Padalingsa adalah jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata pada
merupakan bait-bait puisi yang biasa digunakan untuk membangun sebuah karya
Pupuh Sinom merupakan jenis pupuh yang paling panjang, terdiriatas 10 bait.
Pupuh Sinom yang hampir terdapat di berbagai geguritan di Bali memiliki watak
Pupuh Sinom. Pupuh Sinom banyak digemari oleh para pecinta tembang Bali
25
karena memiliki banyak jenis irama (tembang). Pupuh Sinom juga banyak dipakai
Cerita rakyat di Bali disebut dengan istilah satua. Satua pada dasarnya
merupakan alat untuk mendidik perilaku santun bagi anak-anak pada masa
lampau. Banyak kalangan yang mempercayai bahwa ketika dunia hiburan untuk
anak-anak tidak marak seperti sekarang, satua-satua itu cukup ampuh untuk
mentransfer nilainilai kehidupan. Di Bali cukup banyak satua yang sampai saat ini
masih digunakan sebagai salah satu materi pembelajaran bahasa daerah Bali.
sering digunakan oleh penutur bahasa Bali dengan tujuan untukmenambah greget
dapat dikatakan materi pelajaran ini sering dipakai membumbui pembicaraan yang
ungkapan ini cukup banyak tergolong wacana kearifan lokal yang dirasakan
oleh para guru. Jika guru memahami dengan baik makna ungkapan-ungkapan
tersebut, maka setiap saat dapat dipakai untuk menyampaikan ajaran etika dan
Sasonggan adalah salah satu jenis ungkapan tradisional Bali yang dipakai
atau barang. Hal ini mirip dengan pepatah dalam bahasa Indonesia.
26
2.2.4 Penguatan Pendidikan Karakter
Kata karakter diambil dari bahasa Inggris character, yang juga berasal dari
bahasa Yunani charaissein yang artinya ‘mengukir’ (Munir, 2010). Sifat utama
ukiran adalah melekat kuat diatas benda yang diukir. Tidak mudah usang tertelan
waktu dan aus terkena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan
menghilangkan benda yang di ukir itu. Karakter identik dengan kepribadian atau
akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang
yang bersumber dari bentukan- bentukan yang diterima dari lingkungan, seperti
keluarga dari masa kecil dan bawaan sejak lahir (Mu’in, 2013). Adapun
2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita:
Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang
paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola
sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi
pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk
jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima
27
1. Religius
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun
dan damai dengan pemeluk agama lain. Subnilai religius antara lain cinta damai,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan
Ciri khas dari local genius diIndonesia sangat terkait dengan sistem
dasar negara dan pancangan hidup bangsa yang setiap silanya bersal dari diri
Banyak sekali nilai-nilai religi di dalam kearifan lokal setiap daerah di Indonesia.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
28
tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain etos
kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
4. Gotong Royong
yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,
kerelawanan.
5. Integritas
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat
29
berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-
sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara
dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Nilai religius sebagai cerminan dari
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam
bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam
Masyarakat Bali sebagai satu kesatuan geografis, suku, ras, agama memiliki
kearifan lokal yang telah teruji dan terbukti daya jelajah sosialnya dalam
berkembang dan diyakini sebagai perekat sosial yang kerap menjadi acuan dalam
menata hubungan dan kerukunan antar sesama umat beragama di Provinsi Bali.
local genius menunjuk pada sejumlah ciri kebudayaan yang dimiliki bersama oleh
suatu masyarakat sebagai akibat pengalamannya pada masa lalu (Soejono dalam
30
Rahayu, 2017). Secara umum, local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan
lokal juga dapat dikatakan sebagai usaha manusia yang menggunakan akal
budinya untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang
terjadi dalam ruang tertentu. Berbicara tentang kearifan lokal juga membicarakan
warisan ajaran hidup yang disampaikan oleh para pendahulu suatu suku atau
bangsa bagi penerusnya. Warisan ajaran hidup itu melalui berbagai karya
dan senantiasa dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama
tertentu yang menjadi tempat tinggal mereka. Kearifan lokal memiliki hubungan
yang erat dengan kebudayaan tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal
masyarakat sehari-hari. Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung
generasi melalui sastra lisan dan manuskrip. Kearifan lokal yang diajarkan turun
wilayah memiliki kebudayaan sebagai ciri khasnya dan terdapat kearifan lokal
31
yang terkandung di dalamnya. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari suku-
tarian, rumah adat, dan potensi pariwisata daerah. Kekayaan budaya tersebut harus
merah bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang
types of research, but some type of theory is present in most social research”. Para
peneliti menggunakan teori secara berbeda pada setiap jenis penelitian sosial.
Sumadi Suryabrata menyatakan (dalam Sugiyono, 2020, hal. 77) bahwa kajian
teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Pendapat lain mengatakan
bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun
fenomena (Cooper, Schindler, & Sun, 2006). Dari pendapat di atas dapat
dijelaskan bahwa teori dapat berupa konsep, defisini, proposisi tentang suatu
32
kualitatif studi literatur atau teori hanya digunakan untuk menjelaskan masalah
Teori konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi
keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya (Agus N Cahyo, 2013,
memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk memahami apa yang mereka telah
belajar bahasa Bali jika yang dipelajari itu diperlukan (bermakna) bagi mereka.
Oleh karena itu, guru sebagai pencipta lingkungan belajar bahaasa Bali
33
2.4 Model Penelitian
Model Penelitian
Strategi Pembelajaran
Kearifan Lokal
Fungsi Implikasi
34
BAB III
METODE PENELITIAN
tidak akan mungkin tercapai apabila metode penelitian tidak digunakan. Menurut
penting dalam penulisan suatu karya ilmiah, karena metode merupakan suatu cara
untuk mendapatkan data dan untuk menganalisa data yang akan disusun dalam
bentuk suatu karya ilmiah. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan
karena dalam proses penelitian ini banyak dilakukan di lapangan dan pengamatan
langsung. Pada penelitian kualitatif ini, data yang dikumpulkan umumnya bentuk
pada filsafat post positivism atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada
35
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
kualitatif bersifat untuk memahami makna dan tidak melakukan generalisasi tetapi
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati (LexyJ.Moelyong,
2006).
berbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen, oleh karena itu
beberapa pihak dan elemen yang berkaitan. Namun, kehadiran peneliti tidak
hanya mengamati saja, akan tetapi peneliti disini memiliki catatan lapangan yang
menceritakan hal-hal yang diamati oleh peneliti secara berurutan dan sesuai
36
3.3 Lokasi Penelitian
tertarik memilih sekolahan ini karena peneliti terlibat langsung dalam proses
1. Sumber Primer
Sumber primer yang merupakan sumber utama dalam penelitian ini adalah
sesuai dengan arah permasalahan. Data Primer dapat diperoleh dengan melakukan
wawancara oleh peneliti pada informan yaitu Kepala Sekolah dan wawancara
siswa di MI AL-AZHAR.
2. Sumber Sekunder
sumber lainnya yang tidak terkait secara langsung tetapi sangatlah membantu
37
1. Observasi Partisipatif
mengetahui kondisi real strategi pembelajaran bahasa Bali berbasis kearifan lokal
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh infroman (Sugiyono, 2020).
3. Dokumentasi
38
akan diperoleh data secara lengkap. Hasil penelitian dari observasi dan
wawancara, akan lebih kredibel dapat dipercaya kalau didukung oleh poto yang
penelitian selesai.
2 Analisis data setelah terkumpul atau data yang baru diperoleh dianalisis
atau kejadian-kejadian.
1. Tahap Pra-Lapangan
AZHAR.
39
b. Menyusun rancangan penelitian yang berupa proposal penelitian dan
instrument penelitian.
yang dilakukan.
e. Menentukan siapa saja yang menjadi nara sumber dalam penelitian dimana
data fenomena yang ada, dan dokumentasi untuk keabsahan data. Setelah data
dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan. Setelah itu peneliti menyusun
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Fatchul, Mu’in, 2013, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoretik & Praktik, Jakarta:
Ar-Ruzz Media.
Harmer, Jeremy, 1983, The Practice of English Language Teaching., London and
New York: Longman.
Isbadrianingtyas, N., Hasanah, M., & Mudiono, A., 2016, Pengelolaan Kelas
dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 1(5), 901–904.
Medra, I Nengah dkk., 2003, Imba Mebebaosan Ngangge Bahasa Bali, Denpasar:
Dinas Kebudayaan Propinsi Bali.
Mudjia Rahardjo, 2018, Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis
dalam Penelitian (online), available:
http://repository.uin-malang.ac.id/2410/2/2410.pdf , diakses tanggal 27
Desember 2020.
42
available : http://eprints.unm.ac.id/10892/1/JURNAL%20TERBARU
%20AYU.pdf, diakses tanggal 17 Desember 2020.
43
OUTLINE PENELITIAN
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN
MOTTO
KATA PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
44
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, TEORI DAN MODEL PENELITIAN
2.2 Konsep
45