Bab-12-1983-Cek 20090203151137 1801 11
Bab-12-1983-Cek 20090203151137 1801 11
TRANSMIGRASI
BAB XII
XII/3
moneter dan investasi; di bidang sosial diadakan kebijaksa -
naan kependudukan yang bertujuan mewujudkan masyarakat berke -
luarga kecil, sehat dan sejahtera. Kedua, kebijaksanaan,sek -
toral di berbagai sektor yang mengusahakan terciptanya per -
luasan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan produksi.
Ketiga, kebijaksanaan daerah yang berupa pengerahan tenaga
kerja dari daerah yang berlebihan ke daerah yang membutuhkan,
misalnya melalui Antar Kerja Antar Daerah (AKAD). Keempat,
kebijaksanaan khusus yang dalam waktu relatif pendek menye -
diakan lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak lang -
sung bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah khususnya
di pedesaan, misalnya waktu sepi kerja di sektor pertanian.
a. Pembangunan Desa
XII/4
1). Proyek Padat Karya Gaya Baru
XII/5
TABEL XII - 1
XII/6
GRA FI K XII - 1
JUMLAH PENGERAHAN TENAGA KERIA
DALAM RANGKA PROYEK PADAT KARYA GAYA BARU,
1978/79 - 1982/83
XII/7
TABEL XII - 2
2. Perbaikan/pembuatan saluran
pengairan tersier km 7.914,9 8.632,4 1 5. 00 7, 0 6.238,3 5.911,6 35.789,3
3 . Pe mb ua ta n sa wa h ba ru , pe ng hi ja ua n,
terasering dan lain-lain ha 245,0 - 30,0 15,0 272,0 317,0
XII/8
Bali dan di Nusa Tenggara Barat. Untuk menyebarkan teknologi
tepat guna ditatar para TKS-BUTSI yang berlatar belakang pen -
didikan teknis dan telah selesai menunaikan tugas dua tahun
di pedesaan. Setelah ditatar TKS-BUTSI diberi tugas sebagai
penyuluh lapangan Sistem Teknologi Padat Karya (STPK).
XII/9
TABEL XII - 3
TABEL XII – 4
1) Angka sementara
2) Tidak termasuk 1978/79
XII/10
GRAFIK XII – 2
XII/11
rangka kebijaksanaan tersebut, maka ditingkatkan daya guna
dan hasil guna informasi pasar kerja, dan ketrampilan tenaga
kerja.
XII/ 12
transmigrasi, dan pembantu camat dalam perencanaan pembangun -
an di tingkat kecamatan, khususnya kecamatan UDKP. TKS-BUTSI
yang telah dilatih dan ditempatkan dalam tahun 1982/83 ber -
jumlah 266 orang untuk membantu camat dalam kegiatan perenca -
naan pembangunan.
XII/13
TABEL XII - 5
1978/79 - 1982/83
XII/ 14
GRAFIK XII - 3
PENGERAHAN TENAGA KERJA SUKARELA - BUTSI,
1978/79 - 1982/83
XII/15
TABEL XII - 6
Sisa Pendaf-
taran 5) 52.630 115.665 259.163 304.696 372.921 1.052.445
XII/ 16
GRAFIK XII - 4
XII/17
Informasi mengenai "permintaan" tenaga kerja memberi gam- -
baran tentang jenis tenaga kerja yang dibutuhkan menurut ja-
batan dan tingkat pendidikan. Selain itu informasi pasar ker -
ja dimanfaatkan untuk bahan penyuluran bimbingan jabatan di
lembaga-lembaga pendidikan dan latihan dalam rangka penyajian
prospek jabatan yang perlu diketahui oleh calon pencari ker-
ja. Demikian juga informasi pasar kerja digunakan untuk me -
lengkapi jenis-jenis jabatan dan isi keahlian atau ketrampi -
lan yang dicakup oleh jenis jabatan dalam kamus jabatan yang
sedang disusun.
XII/18
TABEL XII - 7
XII/19
GRAFIK XII - 5
JUMLAH TENAGA KERJA YANG DISALURKAN DALAM
RANGKA AKAD, AKAN, DAN AKL,
1978/79 - 1982/83
XII/20
Sebagai tindak lanjut dari Keppres No. 23/1974 tersebut,
dalam tahun 1982/83 diterbitkan peraturan pelaksanaan pemba -
tasan penggunaan warga negara asing pendatang di dua lapangan
usaha, yaitu lapangan usaha ketenagaan dan pelayanan kesehat -
an. Sejak diterbitkannya KEPPRES No. 23 Tahun 1974 telah di -
laksanakan pembatasan bagi warga negara asing pendatang di 23
lapangan usaha (Tabel XII - 8 dan 9). Jumlah keseluruhan ja -
batan yang dikenakan pembatasan telah mencapai 3.722 jenis.
Dibandingkan dengan tahun 1981/82 yang berjumlah 2.642 jenis
jabatan terdapat kenaikan 40,9 persen.
XII/21
TABEL XII - 8
J um la h Je ni s J um la h Je ni s J um la h
Jumlah Ju ml ah J en is Jabatan Yang J ab at an Y an g Kaseluruhan
T ah un Lapangan Jabatan Yang Diijinkan untuk Terbuka untuk Je ni s Ja ba ta n
Usaha Tertutup Waktu Tertentu S em en ta ra W ak tu ya ng d ib at as i
XII/22
G RA FI K XI I – 6
XII/23
(Lanjutan Grafik XII – 6
XII/24
(Lanjutan Grafik XII - 6)
XII/25
TABEL XII - 9
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBATASAN PENGUNAAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG
MENURUT LAPANGAN USAHA,
KEADAAN TAHUN 1982/83
XII/26
Industri dan Manajemen Kehutanan. BLK lainnya yang telah men -
dekati penyelesaian pembangunan fisiknya telah mulai melak -
sanakan pemasangan mesin-mesin peralatan latihan.
XII/29
hubungan kerja (PHK). Sebagian besar pemogokan terjadi di
daerah-daerah pemusatan buruh industri seperti di Jawa Barat,
DKI Jakarta dan Jawa Timur. Industri yang dilanda pemogokan
meliputi industri tekstil, logam, keramik, farmasi, bangunan
dan perbengkelan/perakitan kendaraan bermotor. Oleh karena
itu usaha pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan te-
naga kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan, perlindungan
dan hubungan kerja terus dilanjutkan dalam tahun 1982/83.
Usaha-usaha meningkatkan kesejahteraan buruh berupa jaminan
sosial melalui asuransi ketenaga kerjaan dan pengisian waktu
senggang dengan kegiatan produktif bagi buruh dan keluarganya
terus ditingkatkan dalam tahun 1982/83. Di bidang perlindung -
an tenaga kerja, usaha-usaha yang dilancarkan mencakup pembe -
rian hak-hak dasar, perlindungan norma umum, dan norma-norma
fisik tenaga kerja.
XII/30
kesehatan kerja (hyperkes) yang meliputi pengujian iklim ker -
ja dan kebisingan. Selain itu diadakan pemeriksaan-pemeriksa -
an paru-paru, tumor, kelainan kulit akibat kerja, pengujian
kesesuaian pekerjaan, pengukuran produktivitas tenaga kerja
wanita, penilaian tingkat keracunan kimia dan lain-lain. Se -
jalan dengan meningkatnya kegiatan hyperkes, maka telah di -
bangun laboratorium di Palembang, Banjarmasin, Padang, Den
Pasar, dan Yogyakarta. Selain itu peralatan laboratorium
hyperkes di Jakarta, Bandung, Surabaya, Ujung Pandang dan Me -
dan setahap demi setahap diperlengkapi.
VXII/31
menggunakan daftar terperinci mengenai keadaan karyawan dan
besarnya upah yang dibayarkan kepada karyawan. Survai triwu -
lanan sesudah itu diarahkan untuk mengumpulkan tingkat upah
karyawan produksi yang digunakan untuk menyusun indeks upah.
Untuk menyusun pengaturan pengupahan, maka survai upah terus
dilaksanakan setiap tahun dengan memperluas liputan, baik
sektor maupun wilayahnya.
VXII/32
waktu terluang bagi buruh dan keluarganya di perkebunan-per -
kebunan dan perusahaan perkayuan. Untuk mendapatkan tambahan
penghasilan, kegiatan yang serupa juga telah dirintis bagi
buruh tani dan nelayan di pedesaan untuk mengisi waktu musim
sepi kerja. Usaha produktif yang dilaksanakan adalah beternak
domba, beternak ayam, memelihara ikan, membudidayakan kerang
hijau dan udang, menanam jamur merang, beternak itik dan
lain-lain. Para peserta kegiatan produktif tersebut terlebih
dahulu ditatar tentang cara beternak/bertanam, mencegah hama/
penyakit dan juga tentang hal koperasi.
VXII/33
TABEL XII - 11
VXII/34
Perjanjian kerja tradisional yang umumnya tidak tertulis
secara bertahap dirintis untuk dimantapkan secara tertulis.
Sejalan dengan usaha tersebut telah dibuat perjanjian kerja
di sektor tradisional, khususnya antara buruh nelayan pengga -
rap dan pemilik sarana usaha perikanan. Perjanjian Kerja ter -
tulis tersebut antara lain memuat masa berlakunya perjanjian
kerja, bagi hasil, pembiayaan, uang muka dan tata cara menga -
khiri perjanjian kerja sebelum habis masa berlakunya. Dengan
usaha ini perlindungan tenaga kerja khususnya penciptaan hu -
bungan kerja yang serasi secara bertahap akan dapat di ting -
katkan di kalangan nelayan penggarap.
5) Lembaga Ketenagakerjaan
VXII/35
TABEL XII - 12
VXII/36
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Lembaga Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan Pusat dan Daerah (P4P dan P4D) menga -
lami beberapa penyempurnaan antara lain yang menyangkut pro -
sedur kerjanya. Untuk mempercepat pengambilan keputusan misa -
lnya dilaksanakan angket , baik oleh P4P ke wilayah-wilayah
maupun oleh P4D ke perusahaan-perusahaan yang sedang berseli -
sih. Panitia angket P4P/P4D bertugas melengkapi informasi
yang belum tersedia dan atau belum jelas, agar dapat memper -
cepat persidangan. Selain itu, dilaksanakan juga sidang keli -
ling di tempat terjadinya perselisihan perburuhan.
B. TRANSMIGRASI
1. Pendahuluan
XII/37
Usaha pembangunan di bidang transmigrasi erat hubungannya
dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun daerah
penerima. Bagi daerah asal yaitu Jawa, Bali dan Lombok,
transmigrasi dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan penduduk
dan memindahkan mereka dari daerah-daerah tertentu sehingga
memungkinkan dilaksanakannya usaha-usaha rehabilitasi daerah.
Bagi daerah penerima, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Irian Jaya, transmigrasi dimaksudkan untuk memban-
tu memenuhi sebagian kebutuhan tenaga kerja di daerah-daerah
yang penduduknya relatif tipis sehingga sumber-sumber alam
yang tersedia, khususnya di sektor pertanian, dapat dimanfa -
atkan secara optimal.
XII/38
Tersedianya fasilitas pemukiman yang memadai mempunyai
peranan yang sangat penting bagi keberhasilan pembangunan di
daerah pemukiman baru. Oleh karena itu, sebelum transmigran
didatangkan, terlebih dahulu d ilakukan pembukaan dan pem-
bangunan pemukiman. Dalam hubungan ini dilaksanakan pembukaan
lahan, pembangunan jaringan jalan, perkaplingan lahan, pem -
bangunan rumah transmigran berikut jamban keluarga, pemba -
ngunan fasilitas umum (gedung SD, balai pengobatan, gudang
pangan dan saprodi, rumah ibadah, kantor, dan rumah petugas),
serta penyediaan sarana air bersih. Lahan yang disediakan un -
tuk setiap kepala keluarga transmigran adalah seluas 2 ha.
Dari luas tersebut 1,25 ha (0,25 ha untuk pekarangan dan 1,0
ha untuk lahan usaha) dibuka terlebih dahulu sampai siap ta -
nam. Sisa seluas 0,75 ha lagi disediakan dalam bentuk lahan
yang sudah dikapling. Selain dibuka lahan untuk transmigran,
dibuka pula tanah untuk kebutuhan bangunan fasilitas umum
rata-rata 0,25 ha untuk setiap kepala keluarga.
XII/39
percontohan, bimbingan teknis, latihan, pendidikan, dan lain
lain.
Dalam rangka peningkatan taraf hidup petani transmigran,
maka pembinaan di bidang-bidang lain seperti kesehatan dan
keluarga berencana, pendidikan koperasi, kelembagaan desa,
generasi muda dan peranan wanita, dan sebagainya juga dilak -
sanakan. Dalam hal ini masyarakat transmigran diberi bantuan
berupa penyediaan fasilitas fisik, peralatan, bahan, dan te -
naga penyuluh atau pembimbing lapangan.
XII/40
3. Pelaksanaan kegiatan Transmigrasi
XII/41
TABEL XII - 13
1) Angka diperbaiki
2) Alokasi Pemukiman bagi Penduduk Daerah Transmigrasi
3) Angka tidak tercatat
XII/42
TABEL XII – 14
XII/43
TABEL XII - 15
PEMBANGUNAN PRASARANA JALAN DI PEMUKIMAN TRANSMIGRASI,
1978/79 - 1982/83
(dalam Km)
TABEL XII - 16
PEMBUKAAN LAHAN UNTUK TRANSMIGRAN,
1978/79 - 1982/83
XII/44
TABEL XII – 17
18.686,25
1981/82 98.215,25 116.901,50
TABEL XII - 18
XII/45
Pengukuran dan perkaplingan lahan untuk transmigran dalam
tahun 1982/83 tercatat seluas 93.877 Ha yang terdiri dari la -
han pekarangan seluas 30.600 Ha (ekuivalen dengan 122.400 KK)
dan lahan usaha I seluas 63.277 Ha.
XII/46
TABEL XII - 19
TABEL XII - 20
XII/48
TABEL XII - 21
TABEL XII – 22
XII/49
TABEL XII - 23
XII/50
Melalui Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1978, aparat
koordinasi penyelenggaraan transmigrasi, struktural maupun
fungsional, telah disempurnakan lagi. Aparat koordinasi di
tingkat pusat, dinamakan Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Transmigrasi, disingkat BAKOPTRANS, yang anggota-anggotanya
terdiri dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum,
Menteri Pertanian, Menteri Perhubungan, Menteri Negara Pener-
tiban Aparatur Negara/Wakil Ketua Bappenas, Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Menteri Muda
Urusan Transmigrasi, Menteri Muda Urusan Produksi Pangan,
Menteri Muda Urusan Koperasi, dan Menteri Menteri lain yang
dipandang perlu oleh Badan Koordinasi.
XII/51