Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan selalu ditunjukan untuk meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata.
Pembangunan suatu wilayah erat kaitannya dengan proses
industrialisasi dan peningkatan hasil produksi industri. Sektor
industri dalam perekonomian di Indonesia mempunyai peranan yang
sangat penting bagi peningkatan devisa negara. Disamping
peranannya pada skala nasional, industrialisasi juga dianggap dapat
berperan dalam perkembangan wilayah dan mendorong
perkembangan suatu wilayah yang terbelakang.
Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN 1978), menyatakan
bahwa salah satu tujuan utama pembangunan jangka panjang
Indonesia adalah untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang
dimana industri manufaktur yang kuat dan maju didukung oleh sektor
pertanian yang tangguh.1
Industri manufaktur modern banyak terkonsentrasi di daerah
perkotaan di Pulau Jawa.2 Terutama di sekitar kawasan DKI Jakarta
yang terkenal dengan sebutan Jabotabek (Jakarta Bogor Tangerang
Bekasi), yang berkembang seiring dengan dikeluarkannya instruksi
presiden no 13 tahun 1976 tentang pengembangan wilayah
Jabotabek. Sehingga tidaklah mengherankan jika kawasan Jabotabek
terdapat infrastruktur yang memadai seperti jaringan jalan dan
transportasi.
Melihat latar belakang berdirinya industri sebagai sektor utama
dalam meningkatkan taraf pembangunan tentu tidak terlepas dari
faktor tingginya pertumbuhan penduduk. Dimana pertumbuhan
penduduk indonesia beberapa periode dari tahun 1930-2010 dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk indonesia tergolong
tinggi. Berkaitan dengan tingginya pertumbuhan

penduduk dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori


model pertumbuhan A. Lewis dikenal dengan sebutan “suplai tenaga
kerja yang tidak terbatas” dan ini adalah satu diantara model neo-
klasik yang meneliti perkembangan atau pertumbuhan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang. Model ini menjelaskan
bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah negara yang
sedang berkembang yang mempunyai dua sektor dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi, yaitu pertanian tradisional yang subsistens di
pedesaan dan industri di perkotaan.3
Terkait dengan lokasi industri, Smith dalam bukunya
mengungkapkan bahwa untuk memutuskan penempatan industri pada
suatu wilayah akan dipertimbangkan dengan baik oleh
pengusahanya. Pertimbangan lain selain kedekatan industri pada
pasar dan bahan mentah adalah daya tarik lokasi. Daya tarik lokasi
erat kaitannya dengan ketersediaannya jalan, pengangkutan, tenaga
kerja, listrik, air, dan saluran pembuangan limbah. Adanya saling
ketergantungan antara lokasi industri dengan ketersediaan jalan dan
pengangkutan ditandai dengan adanya konsentrasi industri yang
tinggi yang dimiliki oleh wilayah yang kepadatan lalu-lintasnya
tinggi dengan jumlah dan jenis angkutan yang besar yang melewati
lokasi industri tersebut serta memakan biaya angkutan yang rendah.5

Berdirinya industri di suatu wilayah akan menimbulkan dampak


bagi kegiatan penduduk sekitarnya baik dampak positif maupun
dampak negatif. Dampak negatif adalah pengaruh industri terhadap
perusakan lingkungan fisik baik udara, tanah, dan air yang timbul
akibat limbah kegiatan di sekitar lokasi industri. Di beberapa lokasi
industri cendrung lebih banyak ditemukan dampak negatif daripada
dampak positifnya. Dimana kasus ini banyak di temukan pada lokasi
industri ekstraktif (industri hulu). Seperti kasus PT. Newmont
Minahasa Raya, Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 2000, triling
dari operasi industri tersebut telah mengkontaminasi wilayah daratan
seluas 35.820 ha, sementara Laut Arafura telah terkontaminasi seluas
84.158 ha. Dilain kasus seperti PT. INCO Sulawesi Selatan, 750
keluarga kehilangan tanah produktif mereka yang merupakan sumber
mata pencaharian utma masyrakat adat di sana.6

Dampak positif dari berdirinya industri di suatu wilayah, dapat


diartikan sebagai manfaat industri terhadap kegiatan penduduk.
Dampak ini dapat dilihat dari adanya kemampuan industri untuk
menyerap tenaga kerja yang akan memberi manfaat bagi penduduk
untuk bekerja karena setiap industri membutuhkan tenaga kerja yang
berguna untuk melakukan aktivitasnya. Faktor ini mencerminkan
bahwa sektor industri cukup berperan dalam penciptaan lapangan
kerja yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja sebesar 15,1 juta.7.

Berdirinya industri juga diikuti dengan bertambahnya variasi


lapangan hidup. Variasi ini ditandai dengan timbulnya kegiatan
penduduk di sektor informal. Ahmad (2000), mengatakan bahwa “
dimana kegiatan ekonomi formal berada maka pelaku sektor
informal akan berada di sekitarnya”. Di wilayah Jawa jumlah
pelaku sektor informal berkisar antara 37% sampai 43%, sementara
di luar Jawa lebih banyak lagi berkisar antara 40%-55%.8 Karena ini
lah tidak mengherankan dimana ada kegiatan industri di sana
ditemukan usaha kegiatan informal yang mendukung kegiatan
industri seperti usaha kontrakan atau penyewaan rumah, rumah
makan, warung makanan, dan minuman, toko- toko, serta usaha
angkutan. Sebagaimana yang pernah diteliti oleh Devi Aseany (2003)
di wilayah Kota Depok terkait dampak industri terhadap timbulnya
usaha sektor informal yang termasuk dalam dampak positif lokasi
industri. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat dampak
positif dari kegitan industri terhadap pertumbuhan jumlah usaha
penduduk di sektor informal.

Adanya dampak industri terhadap penduduk, hal inilah yang


melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian terkait
Dampak Industri Terhadap Kegiatan Penduduk yang ada di wilayah
Kelurhan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Pada penelitian ini akan dilihat seberapa luas wilayah persebaran


dampak dari kehadiran industri di Kelurahan Rempoa khususnya
yang terkonsentrasi di sepanjang Jalan Djuanda terhadap perubahan
kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa dan sekitarnya. Perubahan
kegiatan penduduk diutamakan pada kegiatan pengontrakan atau
penyewaan rumah dan kesempatan kerja yang dalam hal ini
timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru (membuka warung, toko-
toko, usaha angkutan di sekitar lokasi industri) sehingga akhirnya
dapat diketahui segragasi dampak industri di kelurahan Rempoa
tersebut.

B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi masalah
Bedasarkan latar belakang masalah, dampak dari kegiatan
industri terhadap kegiatan penduduk maka dari itu dapat di
identifikasi beberapa masalah diantaranya sebagai berikut:
a. Persebaran dampak industri terhadap kegitan penduduk di
Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan.
2. Rumusan masalah
Dari batasan masalah di atas maka bisa ditarik suatu rumusan
masalah, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana persebaran dampak kegiatan industri
terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa
Kecamatan Ciputat Timur?

C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk;
1) Mengetahui persebaran dampak kegiatan industri terhadap
kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat
Timur Kota Tangerang Selatan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Industri
Menurut Sandy, “Industri adalah usaha untuk memperoleh
barang- barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui
suatu proses penggarapan dalam jumlah yang besar, sehingga
barang-barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang
serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang setinggi
mungkin”.9

Dalam UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, “industri adalah


kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan
perekayasaan industri”.
Pengertian Industri menurut BPS Tangsel adalah suatu
kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu
barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya
lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).10

Menurut Sumaatmaja, “Dari sudut pandang geografi,


Industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan sub sistem
fisis dan sub sistem manusia“.11

Industri juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau


kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha

perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari


industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi
juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu
sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal.

2. Dampak Industri
Menurut Suratmo, “Impact atau Dampak diartikan sebagai
adanya suatu benturan antara dua kepentingan, yaitu kepentingan
pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan
kualitas lingkungan yang baik.19 Dalam perkembangan kemudian
yang di analisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga
dapak positifnya dengan bobot analisis yang sama.
Dampak penting penilaian dari suatu kegiatan, yang dalam
hal ini kegiatan industri, sebagai mana ditunjukan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia UU No 32 Tahun 2009 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ditentukan antara lain
oleh:20
a) Besarnya jumlah manusia yang terkena dampak
b) Luas wilayah persebaran dampak
c) Lamanya dampak berlangsung
d) Intensitas dampak
e) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
f) Sifat kumulatif dampak tersebut
g) Berbalik dan tidak berbalik dampak

Dari petunjuk dapat diketahui dampak penting suatu


kegiatan terhadap salah satu unsur lingkungan, yakni penduduk.

Berdirinya industri di suatu wilayah akan mempengaruhi kegiatan


penduduk di sekitarnya, baik pengaruh negatif maupun positif.
Oleh sebab itu perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan
pembangunan sudah harus memuat perkiraan dampaknya terhadap
lingkungan hidup, baik fisik maupun non fisik, termasuk sosial
budaya, guna dijadikan pertimbangan untuk dibuat analisis
mengenai dampak lingkungan. Berdasarkan analisis ini dapat
diketahi secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan
timbul dari usaha atau kegiatan, sehingga sejak dini dapat
dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positifnya.21

Dalam KBBI, “dampak merupakan pengaruh kuat yg


mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)”.22 Dampak
negatif dari suatu kegiatan proyek atau industri akan berimbas
pada aspek fisik dan kimi dari lingkungan yang dapat dibagi ke
dalam lima kelompok sebagaimana dikatakan Chanlett (1973),
yaitu:23

a. Dampak kebisingan;
b. Dampak pada kualitas udara;
c. Dampak pada kualitas dan kuantitas air;
d. Dampak pada iklim dan cuaca;
e. Dampak pada tanah.

Setiap unit kegiatan pasti akan membawa suatu dampak.


Tidak semua dampak dari unit kegiatan merugikan beberapa
pihak. Ada juga unit kegiatan yang membawa dampak positif.
Pengaruh positif dampak dapat diartikan sebagai manfaat industri.
Adapun manfaat industri diantaranya:

a) Menambah variasi lapangan hidup, yang merupakan


tujuan utama industrialisasi.
b) Mengembangkan bidang kegiatan informal seperti
menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan kaki
lima, warung, toko dan usaha lainnya seperti
pengontrakan rumah dan kos-kosan.

Dimana kegiatan-kegiatan tersebut dimungkinkan


tumbuh di sekitar wilayah penyebaran industri
disebabkan banyaknya pekerja industri yang
membutuhkan.

Selain dampak diatas kehadiran industri-industri dapat


mempengaruhi peningkatan pendapatan (income) baik secara
langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact).
Pengaruh langsung dirasakan oleh tenaga kerja industri sedangkan
pengaruh tidak langsung dirasakan oleh kegiatan sektor informal.
Dengan demikian secara tidak langsung kehadiran industri akan
menimbulkan perluasan kesempatan kerja dan perubahan lapangan
kerja. Semakin banyak proyek yang dibangun dapat menyerap
tenaga kerja setempat maka semakin besar dampak positifnya.
Tersedianya beberapa kegiatan di kawasan industri telah
memberikan kesempatan kerja terhadap masyarakat setempat.
Baik bekerja sebagai karyawan tetap, sebagai buruh lepas dari
perusahaan-perusahaan dan kontraktor, juga tercipta kesempatan
kerja kepada masyarakat sekitarnya, seperti golf caddy, pemelihara
taman, satpam, pegawai restoran/catering, sopir dan juga sebagai
perusahaan kecil dan menengah, seperti pemilik toko alat-alat
bangunan, toko klontong, warung, dan pemilik restoran.24

Berkembangnya kegiatan penduduk seperti usaha


pengontrakan rumah oleh penduduk setempat untuk para buruh
maupun karyawan industri juga merupakan dampak
berlangsungnya kegiatan industri. Timbulnya kegiatan sektor
informal membuka peluang bagi petani untuk merubah jenis usaha
taninya, terutama yang memiliki tanah sempit dari usaha tani
sawah menjadi usaha tani sayuran dan empang.
BAB III

METODE

A. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah
metodologi penelitian yang didalamnya mencakup pandangan-pandangan
filsafat mengenai realitas dan objek yang dikaji. Maka metode yang digunakan
untuk melihat persebaran industri dan persebaran dampak dari kegiatan industri
terhadap kegiatan penduduk dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Sebagaimana menurut Mukhtar (2013), “penelitian


deskriptif merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek pada periode
tertentu yang selalu berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan
yang ada”.34
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Industri di Kelurahan Rempoa
Persebaran Industri
Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri (Tabel 4.8,
hal 57-59) maka ke-39 industri yang termasuk dalam wilayah penelitian ini
dikelompokkan menjadi empat industri yaitu industri besar, sedang, kecil
industri rumah tangga (home industri).
Industri Besar
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang pekerja. Sebanyak dua industri
yaitu PT. Sandratex dan PT. Indogravure termasuk dalam kelas industri ini.
PT. Sandratex merupakan industri terbesar yang berada di wilayah
penelitian yang memiliki 800 pekerja. Industri ini sudah berdiri semenjak
tahun 1980 hingga sekarang. PT. Sandratex merupakan sebuah industi yang
memroduksi tekstil yang terletak di kampung Rempoa tepatnya di sebelah
barat Jl. Ir. H. Juanda (Peta 3). Sedangkan industri PT. Indogravure
merupakan industri yang memiliki jumlah pekerja lebih kurang 200 orang
yang memproduksi Box (Pengepakan). PT. Indogravure ini terletah tidak
jauh dari Pertigaan Gintung lebih kurang sekitar 100 m, tepatnya di pinggir
Jl. Pahlawan (Peta 3).
Industri Sedang
Industri yang memiliki jumlah pekerja antara 20 – 100 orang termasuk
dalam kelas industri sedang. Ada 9 industri yang termasuk dalam kelas
industri ini. Yang pertama PT. Cipta Edukasi Mandiri merupakan industri
yang memproduksi mesin kantor, komputasi dan akutansi elektronik.
Industri ini terletak di Jl. Pahlawan No. 90 B-C. PT. Agira Yanindo
memproduksi Furnitur dari kayu dan rotan terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.
25. CV. Green merupakan industri yang memproduksi Tekstil yang berada
di Jl. Flamboyan Raya No. 19H. PT. Hyundai Mobil Indonesia yang
memiliki jumlah pekerja 35 orang ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 76,
industri ini bergerak dibidang distributor dan perawatan suku cadang Mobil
Hyundai. PT. Cesco Cesca Indonesia merupkan industri yang unit
kegiatannya melakukan pengepakan buah dan sayur, industri ini berada di
Komp. Mabad 25. K II/B04 RT 9 / RW 5. CV. Yasapiranti Dalem yang
memproduksi jasa boga ini terletak di Jl. Cendrawasih No. 41 RT 5/ RW 8.
PT. Flamboyan Nursery merupakan industri jasa pertamanan dan
penyewaan tanaman hias yang berada di Jl. Flamboyan Rempoa No. 20 RT
5/ RW 12. Dua industri sedang lainnya yaitu CV. Multi Karya Tama
memproduksi Tekstil dan Garmen terletak di Jl. Pahlawan 12-C dan Industri
CV. Sumber Rejeki Jaya yang unit kegiatannya pengecatan kaleng berada di
Jl. Aleraya No.2 (Peta 3).
Industri Kecil
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja berkisar antara 5 – 19 orang. Sebagian besar industri
dalam penelitian ini termasuk dalam industri kecil. Ada dua puluh satu
industri yang tersebar di kelurahan ini dengan sembilan diantaranya
termasuk dalam industri golongan 31 (KKI 2 Digit) yaitu yang
memproduksi Furnitur. Dari sembilan industri KKI 31 ini delapan
diantaranya barada di pinggir jalan Ir. H. Juanda yaitu Industri Karya
Agung, Dendes Art Shop, Reni Furnitur, Marnis Art Shop, Asean Art,
Galeri Indah Art Shop, Budi Galeri, dan Sriwijaya Furnitur, sedangkan Jati
Galeri berada di Jl. Pahlawan No. 14. Industri furnitur yang banyak tersebar
di Jl. Juanda, Pahlawan dan Rempoa Raya ini sudah mampu
mendistribusikan hasil Produksinya hingga mencapa manca negara, yaitu
menembus Eropa, Australia dan Amerika. Enam industri kecil yang
termasuk dalam golongan KKI 18 yaitu industri yang unit kegiatannya
berkaitan dengan percetakan, periklanan dan konsultasi multimedia tiga
diantaranya berada di jalan Pahlawan yaitu industri PT. Suara Multi Media,
PT. Dirham Putra Utama, dan PT. Data Konsep Multimedia, dua
diantaranya berada di jalan Rempoa Raya yaitu industri PT. Indointernet
dan CV. Andire Satria Putra Utama, dan satu lagi berada di Jl. Ir. H. Juanda
yaitu PT. Cipta Sarana Agung. Empat industri lainnya termasuk dalam KKI
16 yaitu industri perkayuan. Industri ini adalah Pd. Jaya Makmur, Indah Art
Shop dan Mahfud Art Shop yang sama-sama berada di Jl. Pahlawan dan
CV. Karya Asih berada di Jl. Rempoa Raya. Industri kecil lainya adalah
industri Roti Family yang memproduksi roti (KKI 10) terletak di Jl. Delima
Jaya 1 dan industri CV. Cahaya Selaras Abadi yang memproduksi Konveksi
dan Garmen (KKI 14) terletak di Jl. Flamboyan B-11 ( Peta 3).
Industri Rumah Tangga / Home Industri
Industri yang termasuk dalam kelas ini adalah industri yang memiliki
jumlah tenaga kerja berkisar antara 1-4 orang. Industri skala rumahan yang
terdapat di Kelurahan Rempoa terdapat tujuh industri. Dimana enam
industri termasuk kedalam golongan KKI 31. Industri tersebut tiga
diantaranya berada di Jl. Ir. H. Juanda yaitu industri Reoni, Faris Art Shop,
dan Buyuan Art. Dua industri berada di jalan Pahlawan yaitu industri
Sarifudin Jaya dan Majapahit Furnitur. Satu industri lagi berada di Jl.
Rempoa Raya yaitu industri Jati Makmur. Satu industri rumahan lainnya
adalah PT. Bukit Flora Indah yaitu industri percetakan (KKI 18) yang
berada di Jl. Ir. H. Juanda tepatnya di Plaza Ciputat Mas Blok D/F No. 5A
(Peta 3).
Industri Sebagai Objek Kasus
Dari kelas industri pertama (industri besar) terdapat satu industri yaitu
PT. Sandratex yang jumlah pekerjanya sebesar 800 orang yang jauh
melebihi jumlah rata-rata pekerja dari industri lainya. Melihat jumlah
pekerjanya yang terbesar maka untuk mengamati variabel-variabel kegiatan
penduduk, PT. Sandratex diambil sebagai objek kasus dalam penelitian ini.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Industri di Kelurahan Rempoa merupakan industri besar, sedang, kecil
dan industri rumah tangga yang letaknya mengikuti alur jalan. Secara
langsung kegiatan idustri bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja.
Melihat kemampuan (skill) maka sebagian besar pekerja industri di Rempoa
merupakan pekerja terampil (skilled labour) dan semi terampil (semi-skilled
labour). Sedangkan jenis industri terbanyak berupa industri furnitur,
percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil. Maka dengan
itu dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, wilayah industri
di Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B.
Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif
antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), kegiatan
warung, dan usaha angkutan.
Persebaran rumah sewa terdapat di sebagian besar wilayah Rempoa.
Pada wilayah pemukiman teratur persentase rumah sewa rendah sedangkan
persentase rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah pemukiman
tidak teratur. Persebaran jumlah warung dan konsumen warung yaitu
semakin mendekati lokasi industri maka besar variabel jumlah warung dan
konsumen warung dari pekerja industri akan semakin besar pula. Sedangkan
warung yang lokasinya jauh dari lokasi industi memiliki nilai yang rendah
karena sebagian besar konsumen berasal bukan dari pekerja industri.
Persebaran pangkalan angkutan (ojek & becak) yang pengguna jasanya juga
berasal dari pekerja industri hanya terdapat 3 pangkalan yaitu di pangkalan
jalan Sandratex, Gurdani dan pangkalan Flamboyan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Erani Yustika. Industrialisasi Pinggiran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar,


2000.

BPS. Kecmatan Ciputat Timur Dalam Angka. Tangerang: BPS Tangsel, 2013.

BPS. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No 57 Tahun 2009 Tentang


Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Tangerang, 2009.

BPS Tangsel. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka. Tangerang: Badan Pusat
Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013.

Daldjoeni. Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek.


Jogjakarta: Alumni, 1997.

Devi, Aseani. Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi


Kasus Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota
Depok. Depok: Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, 2003.

Eliaser, Wilman. Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan


Industri Kuala Tnajung. Jakarta: UI-Press, 2010.

Huib, Poot. Industrialication and Trade in Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 1990.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, edisi III, cet. 4,
2007.

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Jakarta: Departemen Perindustrian,


2005.

Maryani, Enok dan Waluya, Bagja. Hand Out Geografi Desa Kota. Bandung:
Fakultas IPS UPI, 2008.
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : GP Press
Group, 2013.

Patrick J. McBride. Human Geography Systems, Patterns and Change. London:


Blackie & Son Ltd, 1991.

Raharjo, Mursid. Memahami AMDAL. Yogyakarta, Graha Ilmu, Cet.1, 2014.

Sandy. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-


UI, 1985.

Sitorus, Parlin. Teori Lokasi Industri. Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997.

Soerjani, Moh, dkk. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam


Pembangunan. Jakarta: UI Press, 1988.

Soegimo, Dibyo dan Ruswanto. Geografi Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan
DPN, 2009.

Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta,


UGM Pres, 2007.

Suparmoko, M. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:


BPFE. Edisi, 4. 2012.

Sumaatmadja, Nursid. Geografi Pembangunan. Jakarta: DEPDIKBUD, 1988.

Tambunan, Tulus. Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga


Pasca Krisis. Jakarta: Universitas Trisakti, 2008.

Teguh, Muhammad. Ekonomi Industi. Jakarta:Rajawali Pers, 2010.

Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di


Indonesia 2003-2004. Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006.

Anda mungkin juga menyukai