Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
2.1 Deskripsi Lokasi Kegiatan

Pada Rencana Induk (Master Plan) Drainase Kota Kupang, sistem


drainase kota Kupang terbagi menjadi 9 (sembilan) zone/area Daerah
Tangkapan Aliran. Dimana lokasi Perencanaan Teknis Draianse dalam
kegiatan ini masuk pada zone V dengan luas + 6,55 km2 yang
meliputi kelurahan Oesapa, sebagian kelurahan Oesapa Barat dan
Lasiana. Gambar lokasi kegiatan terlihat pada Gambar 2.1.
Berdasarkan data Luas wilayah masing-masing kelurahan yang
meliputi ; Kelurahan Oesapa dengan (+ 4,00 Km2), Kelurahan Oesapa
Barat (+ 2,03 km2) dan Kelurahan Lasiana mencapai (+ 5,23 km2).
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dihitung berdasarkan
perbandingan penduduk dengan luas wilayah tersebut. Berdasarkan
data jumlah penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kelurahan Oesapa
adalah sebesar 18.213 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
4.552 jiwa/km2. Jumlah penduduk kelurahan Oesapa Barat sebesar
7.140 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 3.517 jiwa/km 2
sedangkan kelurahan Lasiana jumlah penduduk mencapai 6.766 jiwa
dengan kepadatan penduduk sebesar 1.294 jiwa/km 2 (Sumber :
Kecamatan kelapa Lima Dalam Angka 2010, Badan Pusat Statistik Kota
Kupang, 2010).

2.2 Kondisi Topografi dan kelerengan


Kota Kupang secara umum berada di wilayah dataran rendah, dan
secara topografis berada pada wilayah dengan ketinggian antara 0 -
350 m dpl (di atas permukaan laut). Bila dilihat pengelompokkan
wilayah berdasarkan kondisi topografi yang menggambarkan titik
tinggi, maka sebarannya di Kota Kupang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Wilayah tertinggi di atas permukaan laut dengan titik tinggi 100
2-1
Lokasi kegiatan Perencanaan teknis
Drainase Kota Kota (Kawasan oesapa)
Zone V
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

350 m dpl, terletak di bagian selatan Kota Kupang.


Wilayah terendah di atas permukaan laut dengan rentang titik tinggi
0 50 m dpl, terletak di pesisir utara dan barat wilayah Kota
Kupang.

2-2
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.1. Lokasi Kegiatan

Gambaran sebaran kondisi topografi kawasan Oesapa (Zone V)


ditunjukkan dari garis kontur dan titik tinggi tempat-tempat yang berada
di wilayah tersebut, pada umumnya berupa dataran rendah dan
perbukitan berada pada wilayah ketinggian antara 0 100 m DPL.

Gambar 2.2. Peta Topografi pada Lokasi Kegiatan


Berdasarkan peta kondisi topografi wilayahnya, maka dapat
diketahui bahwa rata-rata kemiringan lereng wilayah Kota Kupang
berada pada rentang 0 15%. Bila disusun pembagian atau klasifikasi
informasi kemiringan lereng dalam wilayah Kota Kupang, maka
kondisinya dapat digambarkan sebagai berikut :
Kemiringan lereng 0 5%
Wilayah Kota Kupang yang memiliki rentang kemiringan lereng 0
5% tersebar pada wilayah-wilayah pesisir pantai bagian barat dan
utara. Dari bagian barat dimulai dari daerah Tenau hingga Tg.
Bululutung, sepanjang pantai utara Kota Kupang dari Namosain
hingga Lasiana. (dan Kearah Selatan), dan sedikit bagian di wilayah
Kota Kupang.
2-3
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Kemiringan lereng 5 10%


Wilayah Kota Kupang dengan rentang kemiringan lereng 5 10%
tersebar di wilayah bagian tengah kota.
Kemiringan lereng 10 - 15%
Wilayah Kota Kupang dengan rentang kemiringan lereng 10 15%
dan > 15% umumnya tersebar di wilayah bagian selatan kota.

Gambar 2.3. Peta ketinggian pada lokasi kegiatan

2.3 Rencana Struktur Tata Ruang Kota Kupang


2.3.1 Pembagian Wilayah Kota
Rencana struktur tata ruang Kota Kupang bertujuan untuk
menciptakan sistem tata ruang yang serasi dan terpadu dengan
penekanan sistem pelayanan kegiatan kota secara berjenjang,
sehingga diharapkan dapat diperoleh tingkat pelayanan dan interaksi
yang efektif dan efisien. Agar sistem pelayanan berjenjang dapat
diciptakan maka kemudian wilayah Kota Kupang dibagi dalam 7 (tujuh)
Bagian Wilayah Kota (BWK), dimana masing-masing BWK memiliki
2-4
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

arahan fungsi pengembangan serta dilengkapi dengan pusat dan sub


pusat pelayanan BWK.
Pembagian wilayah Kota Kupang tersebut dibatasi berdasarkan
homogenitas fungsi pengembangan yang dominan diarahkan pada
setiap BWK, dengan garis batas BWK dibentuk dari bentuk-bentuk fisik
wilayah seperti : jalan, sungai, dan lain-lain.
Lokasi kegiatan sesuai dengan rencana struktur tata ruang kota
masuk pada Bagian Wilayah Kota (BWK) III dengan arahan fungsi
pengembangan Berfungsi sebagai pengembangan kawasan pendidikan
tinggi yang ditunjang pengembangan kawasan permukiman serta
pengembangan pariwisata.
Lokasi kegiatan perencanaan teknis drainase pada Zone III yang
sebagian besar wilayah kajian pada Kelurahan Oesapa merupakan
lokasi pusat pelayanan kota pada BWK III dengan Fungs Pelayanan
dan Pertimbangan Penetapan Lokasi untuk melayani kebutuhan
kegiatan pendidikan di kawasan ini dan kawasan sekitarnya serta
mengurangi arus lalu lintas dari Baumata menuju kota Lama dan Pusat
Kota.

2-5
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.4. Bagian Wilayah Kota (BWK) III


2.4Iklim dan Curah Hujan
2.4.1 lklim dan Musim
Kota Kupang hanya mengenal dua musim saja yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan
September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya
pada bulan Desember - Maret arus angin yang datang dari benua
Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga
terjadi musim hujan. keadaan seperti ini berganti setiap
setengah tahun setelah melewati masa peralihan Mei - Juni dan
November - Desember.
Data klimatologi diperoleh dari stasiun pengamatan yang berada di
wilayah pekerjaan yakni stasiun klimatologi Lasiana milik BMG
Lasiana Kupang. Data iklim bulanan periode 1995 2009 yang
tercatat meliputi data suhu, kelembaban udara, lamanya
penyinaran matahari serta kecepatan angin.

2.4.2 Suhu , Kelembaban Udara dan Penyinaran Matahari


Rata-rata suhu udara (temperatur) di Kota Kupang berada pada
kisaran 25,80 - 28,90C, temperatur tertinggi sekitar 33,3C
terjadi pada bulan Oktober dan suhu udara minimum 21,30 C
pada bulan Agustus.
Kelembaban udara rata-rata Kota Kupang dan sekitarnya pada
kisaran 65,99% - 86,13%. Kelembaban udara terbesar terjadi pada
bulan Januari sekitar 90% dan kelembaban udara terkecil 61% pada
bulan Agustus. Kelembaban udara yang sedemikian ini dipengaruhi
oleh lamanya penyinaran matahari. Lama penyinaran matahari
2-6
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

rata-rata mencapai 77,7%. Penyinaran Matahari terbesar 97,5%


terjadi pada bulan Agustus dan penyinaran matahari terkecil 47,0%
terjadi pada bulan Januari

2.4.3 Curah hujan dan Kecepatan Angin


Kualitas sebuah analisa hidrologi sangat bergantung pada
ketersediaan data. Telah dilakukan collecting data hidrologi dari
stasiun hidrologi yang lokasinya terdapat pada wilayah pekerjaan.
Stasiun penakar hujan yang terdekat pada wilayah pekerjaan
adalah Stasiun Penakar Hujan Lasiana.
Data hujan yang digunakan adalah seri data hujan harian tahun
1990 hingga tahun 2010.
Curah hujan rata-rata di wilayah Kota Kupang berkisar antara 1.145
sampai 2452 mm/tahun. Curah hujan rata-rata bulanan berkisar
antara 1,2 444,3 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi
pada bulan Agustus sekitar 1,2 mm, sedangkan curah hujan
maksimum terjadi di bulan Pebruari sekitar 444,3 mm. Kecepatan
angin rata-rata bulanan Kota Kupang dan sekitarnya pada kisaran
1,4 13,6 km/jam. Kecepatan angin terbesar terjadi pada bulan
Agustus sekitar 13,6 km/jam dan kecepatan angin terkecil 1,4
km/jam pada bulan Maret. Untuk lebih jelasnya mengenai curah
hujan dan hari hujan yang terjadi di Kota Kupang dalam kurun 21
tahun dapat diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Data curah hujan bulanan di Kota Kupang
Total Curah Hujan Bulanan
Tahun Ag Se
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul s p Okt Nov Des
1990 269 277 272 29 8 0 2 0 0 0 26 365
1991 493 523 30 267 2 4 0 0 2 0 177 123
1992 215 499 59 178 21 2 0 3 12 5 56 95
1993 541 311 255 25 13 14 2 0 0 10 8 205
1994 303 309 317 157 1 0 0 0 0 0 38 205
1995 434 317 629 198 24 2 0 0 0 0 122 405
1996 394 516 260 58 0 0 1 2 0 0 120 1101
1997 310 708 183 3 12 2 2 0 0 0 57 191
3
1998 441 173 84 132 28 4 9 0 0 59 158 307
2-7
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

1999 408 787 489 84 0 0 0 0 0 34 186 157


2000 572 598 492 113 65 0 0 0 0 0 144 186
2001 296 344 104 29 0 48 9 0 0 3 416 278
2002 175 627 159 86 0 0 0 0 43 0 75 133
2003 367 685 402 77 3 24 0 0 0 65 40 722
2004 35 511 316 0 80 1 0 0 0 44 72 219
16
2005 218 144 284 51 0 0 0 0 0 7 151 284
2006 543 266 553 178 11 20 0 0 0 0 11 161
2007 244 285 385 111 0 24 0 0 0 0 78 165
2008 285 882 218 85 0 3 0 0 0 16 103 399
2009 554 454 105 3 40 0 2 0 0 0 205 556
128, 11
2010 686 114 7 96 95 10,5 4 21 21 3 16 289
Jumla 196 40 158, 6 51
h 7783 9330 5725 0 3 5 1 26 78 6 2259 6546
Rerat 370, 444, 272, 93, 19, 2, 1, 3, 24, 107, 311,
a 6 3 6 3 2 7,5 9 2 7 6 6 7
Sumber : BMG Lasiana, Kupang 2011

Tabel 2.2. Data hari hujan bulanan di Kota Kupang


Total Hari Hujan
Tahun Ag Se
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul s p Okt Nov Des
1990 25 17 12 5 5 0 2 0 2 0 7 22
1991 29 27 10 13 2 2 3 2 3 0 11 10
1992 14 24 13 9 4 4 1 1 3 2 13 15
1993 23 20 18 7 1 5 3 0 0 4 7 18
1994 24 25 17 7 2 0 1 0 0 1 4 20
1995 29 23 20 12 7 4 1 0 2 4 17 25
1996 23 18 17 8 4 0 1 4 0 2 13 23
1997 16 22 11 2 2 5 2 0 0 0 9 19
1998 20 17 16 15 5 3 4 0 0 5 17 23
1999 25 27 24 16 0 1 1 0 0 4 14 22
2000 27 25 20 17 15 2 0 0 0 3 17 12
2001 24 19 18 4 1 8 6 1 0 4 17 21
2002 22 26 11 6 0 0 0 1 2 0 7 17
2003 22 24 17 4 2 5 1 1 1 6 10 22
2004 19 26 21 1 5 2 1 0 0 2 9 17
2005 18 15 21 6 0 0 0 0 0 6 12 25
2006 28 18 21 10 5 4 1 0 0 2 3 21
2007 19 17 18 10 1 6 1 1 0 1 11 21
2008 16 26 25 6 1 1 0 0 0 1 17 28
2009 24 22 15 3 6 0 1 1 0 0 7 20
2010 22 16 11 13 14 4 2 5 6 9 10 26
Jumla 469, 454, 356, 174, 82, 56, 32, 17, 19, 56, 232, 427,
h 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rerat
a 22,3 21,6 17,0 8,3 3,9 2,7 1,5 0,8 0,9 2,7 11,0 20,3
Sumber : BMG Lasiana Kupang, 2011
2-8
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

2.4.4 Sumber Daya Air


Kota Kupang merupakan wilayah yang kering dimana pada
musim kemarau mengalami krisis air bersih. Kota Kupang hanya dilalui
oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak
aliran airnya yaitu antara lain
1. Kali Dendeng yang bermuara di Pantai LLBK (Teddys Bar).
2. Kali Liliba yang bermuara di Pantai Oesapa.
3. Kali Merdeka yang bermuara di Pantai Oeba.
Sebagian besar daratan Kota Kupang terdiri dari padang rumput,
pohon lontar dan gewang. Sisanya batu karang dan sebagian kecil
tanah ladang dan sawah. Potensi sumber air di Kota Kupang terdiri dari
5 (lima) kawasan, yaitu:
1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.
2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.
3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.
4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.
5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando
dan Oesapa.
Dari hasil analisis Satuan kemampuan Lahan (SKL)
Ketersediaaan Air ini dapat diketahui kapasitas air untuk
pengembangan kawasan, sumber-sumber air yang bisa dimanfaatkan
untuk keperluan pengembangan kawasan dengan tidak menganggu
keseimbangan tata air, serta untuk memperoleh gambaran mengenai
penyediaan air untuk tiap tingkatan ketersediaan air dan pengolahan
secara umum untuk air dengan mutu kurang memenuhi persyaratan
kesehatan. Adapun SKL Ketersediaan Air ini dihasilkan dari proses
overlay terhadap Peta Morfologi, Peta Kemiringan Lereng, Peta Geologi
Permukaan, dan Peta Guna Lahan. Berdasarkan proses overlay,
karakteristik lahan di Kota Kupang secara umum dapat diklasifikasikan
kedalam tiga kelompok, yaitu : SKL Ketersediaan Air tinggi, SKL
Ketersediaan Air sedang, dan SKL Ketersediaan Air rendah (Sumber :

2-9
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang, Bappeda, 2009).


Pada Lokasi kegiatan (Kawsan Oesapa) masuk pada klasifikasi
wilayah dengan SKL Ketersediaan Air Tinggi. SKL Ketersediaan Air
Tinggi ; Merupakan daerah dataran hingga dataran bergelombang,
dengan kemiringan lereng rendah, tersusun oleh endapan aluvial dan
batuan sedimen (batu gamping). Pada lahan ini mempunyai
kecenderungan kandungan air tanah tinggi. Akuifer dengan aliran
melalui ruang antar butir, celahan, rekahan, rongga, dan saluran,
penyebaran secara lateral menerus dan setempat tidak menerus,
merupakan akuifer produktif dengan potensi air tanah rendah-tinggi.
Secara umum kedalaman muka air tanah bebas (air tanah dangkal)
kurang dari 10 meter, setempat dapat mencapai 15 meter. Secara
umum lahan merupakan daerah yang telah terbangun dan wilayah
perkotaan. Gambar potensi ketersediaan air pada lokasi kegiatan,
diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.

2 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.5. Satuan Kemampuan Lahan (SKL) pada Lokasi kegiatan

2.4.5 Drainase
2.4.5.1 Kondisi Prasarana Drainase Kota Kupang
Saluran drainase di Kota Kupang terdiri dari jaringan drainase
saluran tertutup dan saluran drainase terbuka. Kondisi yang sudah
ada ini belum mampu mengatasi aliran pembuangan air permukaan.
Dalam kaitannya untuk mengalirkan limpasan air permukaan/hujan
serta pencegahan banjir dan genangan, di wilayah Kota Kupang dilalui
oleh beberapa aliran sungai dan prasarana saluran drainase yang
dibangun pemerintah kota. Adapun sungai/kali yang teidapat di
wilayah Kota Kupang yaitu antara lain :
Kali Dendeng, yang bermuara di pantai LLBK (Teddy's Bar)
Kali Liliba, yang bermuara di Panati Oesapa
Kali Merdeka yang bermuara di Pantai Oeba
Selanjutnya dalam mengalirkan air permukaan, sungai/kali diatas
didukung oteh prasarana saluran drainase yang dibangun berupa
saluran buatan (berkonstruksi beton) dan saluran alam (tanah) dengan
lebar saturan relatif lebih kecil (0,5-1 meter). Saluran ini biasanya
menerus pada pinggiran sepanjang jalan-jalan utama di Kota Kupang.
Badan sungai dan jaringan drainase di Kota Kupang selain berfungsi
menerima dan mengalirkan limpahan air permukaan juga berfngsi
sebagai tempat pembuangan limbah domestik, industri maupun
aktivitas perkotaan lainnya.
Kondisi prasarana drainase di lokasi kegiatan berupa saluran
pasangan dengan dimensi yang tidak beraturan. Sebagian besar
2 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

jaringan drainase antara ruas yang satu dengan yang lain tidak
terkoneksi dengan baik. Pada beberapa saluran yang ada sudah
mengalami kerusakan dan banyaknya sedimen yang menumpuk di
dalam saluran.

2.4.5.2 Kondisi Prasarana Drainase dan Permasalahan di


Lokasi kegiatan
Secara garis besar kawasan Oesapa merupakan daerah
pengembangan yang cukup pesat. Sistem drainase eksisting di lokasi
kegiatan berupa saluran terbuka dan tertutup pasangan dengan
dimensi yang tidak beraturan. Sebagian besar jaringan drainase antara
ruas yang satu dengan yang lain tidak terkoneksi dengan baik. Pada
beberapa saluran yang ada sudah mengalami kerusakan dan
banyaknya sedimen yang menumpuk di dalam saluran. Secara Umum
permasalah genangan yang terjadi di lokasi kegiatan antara lain
disebabkan :
- Kondisi topografi daerah studi (dataran rendah dan perbukitan)
- Kapasitas saluran drainase eksisting kurang memadai dengan
sistem jaringan yang tidak teratur.
- Penumpukan sedimentasi pada saluran
- Beberapa ruas saluran sudah mengalami kerusakan
- Kurangnya partisipasi masyarakat untuk pemeliharaan saluran
Pada Gambar-gambar dibawah ini memperlihatkan temuan awal
mengenai kondisi dan permasalahan genangan yang sering terjadi
pada lokasi kegiatan.

2 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.6. Kondisi saluran eksisting yang mengalami kerusakan (bagian atas/hulu)

2 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.7. Jembatan Bimoku merupakan salah satu alur sungai yang berkontribusi untuk menampung dan
mengalirkan air hujan ke bagian bawah (Jalan Suratim Kosambi - Pantai)

2 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang

Gambar 2.8. Tanah Lapang pada wilayah kegiatan dengan arah aliran dan kondisi prasarana drainase yang ada

2 - 14
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang


Gambar 2.9. Kondisi Prasarana drainase eksisting di lokasi kegiatan

2 - 15
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang


Gambar 2.10. Kondisi saluran eksisiting yang sudah mengalami kerusakan dan tertutup tumbuhan

2 - 16
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Drainase Kota Kupang


Gambar 2.11. Kondisi saluran eksisting pada lokasi dekat pantai (Jl. Kosambi)

2 - 17

Anda mungkin juga menyukai