Anda di halaman 1dari 19

Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju

Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

3.1 LETAK ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS

1. ADMINISTRASI

Secara administratif wilayah studi berada di Desa Mappu Kecamatan

Bonehau Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Lokasi studi

berbatasan dengan;

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bonehau,

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lumika dan Desa Kondo

Kondo,

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lumika.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kalumpang.

2. GEOGRAFIS

Berdasarkan hasil survei lapangan secara geografis wilayah studi berada

pada garis koordinat LongLat 119o21’54,36” BT - 119o27’17,42” BT dan

02o’26’25,82” LS - 02o30’46,73” LS , Sedangkan untuk koordinat UTM X

III - 1
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

= 9722000 s/d 9730000 dan Y = 763000 s/d 773000 pada ketinggian

topografi 200 mdpl s/d 500 mdpl,

3.2 LUAS WILAYAH STUDI

Luas areal wilayah perencanaan yang akan dijadikan calon areal

transmigrasi adalah seluruh cakupan wilayah Desa mappu yaitu 57,72

Km2. Sedangkan luas potensial yang menjadi areal studi calon lokasi

transmigrasi adalah sekitar 1000 Ha.

3.3 AKSESIBILITAS

Berdasarkan hasil survei lokasi studi dapat diakses melalui jalan darat

dengan rincian sebagai berikut :

1. Dari Kota Mamuju ke arah timur laut menggunakan jalan poros

Mamuju-Topoyo menuju arah ke Kecamatan Kalukku hingga pada

pertigaan daerah Lebbeng dengan jarak 35,9 km. Waktu yang

dittempuh melewati jarak tersebut adalah sekitar 1 jam 3 menit

menggunakan kendaraan roda empat (mobil). Kondisi jalan yang

dilalui berupa aspal dan cor beton dengan kondisi baik.

2. Selanjutnya di daerah Lebbeng Kecamatan Kalukku berbelok

kearah kanan menuju arah Desa Buttuada dengan jarak 25 km

dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Kondisi jalan baik namun

berkelok-kelok dengan kondisi topografi yang berbukit sehingga

waktu tempuh yang digunakan cukup memakan waktu.

III - 2
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

3. Dari simpang Desa Buttuada melalui jalan poros Salubatu ke arah

timur laut Kecamatan Bonehau menuju Desa Mappu Kecamatan

Bonehau. Jarak tempuh dari Desa Buttuada menuju ibukota Desa

Mappu sejauh 50 Km dengan waktu tempu sekitar 1 jam 5 menit.

Jalan yang dilalui adalah aspal buras namun dalam kondisi rusak.

Selain itu sekitar 21 sungai yang diseberangi dengan kondisi

sebagaian besar tidak memiliki jembatan penyebrangan.

4. Dari ibukota Desa Mappu menuju lokasi calon areal transmigrasi

sekitar 20 menit dengan jarak tempuh sekitar 3 Km. Kondisi jalan

menuju lokasi areal calon lokasi transmigrasi berupa bebatuan dan

melewati beberapa sungai. Aksesbilitas menuju areal studi juga

merupakan jalan utama menuju Kecamatan Kalumpang.

3.4 KONDISI FISIK LOKASI

1. TOPOGRAFI

a. Morfologi

Pemetaan morfologi di lokasi ini dilakukan pada area studi, dimana

areal ini terletak di wilayah Desa Mappu Kecamatan Bonehau

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Untuk mengetahui

kondisi morfologi di lokasi studi diperoleh melalui pengukuran

dan pengamatan langsung di lapangan. Berdasarkan morfologi

lahannya lokasi studi memiliki kondisi lahan yang bervariasi yaitu

datar (0-3%) hingga bergelombang (> 25%). Peta dasar yang

III - 3
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

digunakan adalah Peta Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh

Bakosurtanal Lembar Mambi No. 2013-52 Edisi I Tahun 1991.

Sebagai titik referensi di lapangan dibuat patok BM.

b. Kerangka Dasar Pengukuran

Kerangka dasar pengukuran/base line ada untuk menentukan

kerangka pengukuran dengan menggunakan jalur poligon terbuka.

Base line adalah garis lurus yang terletak ditengah lokasi yang

membujur dari Timur ke Barat pada wilayah studi. Alat ukur yang

digunakan untuk pengukuran Base Line pada jalur rintisan 500 m

menggunakan pita ukur dan clinometer kompas. Selanjutnya

dilakukan pengukuran detail topografi pada jalur rintisan 250 m dan

125 m menggunakan alat Theodolite T0.

c. Kemiringan Lahan

Kemiringan lahan pada wilayah studi berdasar pada hasil detail

pengukuran topografi dan ditunjang dengan referensi Peta Rupa

Bumi Indonesia. Kondisi topografi yang berada di wilayah studi dapat

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Tingkat Kemiringan Lahan di Lokasi Studi
KEMIRINGAN LUAS
BENTUK LAHAN
NO. Ha %
WILAYAH (%)
1 Datar 0–3 10,78
2 Landai 4–8 20,32
3 Berombak 9 – 15 29,19
III - 4
4 Bergelombang 16 – 25 11,80

5 Berbukit >2 27,89

JUMLAH TOTAL 1000 100%


Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Sumber : Hasil Analisis Tim, 2017.

2. HIDROLOGI

a. Iklim

 Keadaan Umum dan Klasifikasi Iklim

Secara umum kondisi iklim pada wilayah Kabupaten Mamuju

terbagi dalam beberapa tipe iklim. Hal ini disebabkan oleh

karena karakteristik dan morfologi wilayah yang sebagian besar

berada pada ketinggian dans ebagian lainnya berbataasan

dengan laut atau berada pada wilayah pesisir.

Pada studi ini pengkajian iklim dilakukan untuk menilai

kelayakan calon lokasi transmigrasi dalam kaitannya terhadap

analisis sumber daya air, pola pengembangan pertanian.

Sistem klasifikasi iklim yang digunakan khususnya dalam

keperluan praktis penentuan lahan pertanian tanaman pangan

lahan kering (TPLK) adalah zona iklim Oldeman. Iklim perlu

ditelaah dalam kaitannya untuk mengetahui potensi pertanian di

daerah studi. Untuk mengembangkan suatu pola pertanian

harus mengendalikan air hujan sebagai sumber air, selain harus

III - 5
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

diketahui pula unsur-unsur yang lain, karena iklim merupakan

faktor lingkungan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

produksi tanaman.

 Curah Hujan

Curah hujan rata-rata tahunan pada lokasi studi berdasarkan

data terakhir yakni pada tahun 2015 sebesar 2.513 mm, dengan

curah hujan rata-rata bulanan tertinggi berada pada bulan

November sebesar 679 mm. Sedangkan curah hujan terendah

terjadi pada bulan September yaitu sebesar 13 mm. Adapun

rata-rata curah hujan bulanan selama dalam satu tahun terakhir

sebesar 209,42 mm/bulan. Sedangkan hari hujan pada wilayah

studi menunjukkan bahwa hari hujan tertinggi berada pada

bulan Oktober sebanyak 14 hari hujan. Sedangkan hari hujan

terendah berada pada September dengan jumlah hari hujan

sebanyak 7 hari. Data curah hujan dan hari hujan kawasan

Bonehau yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Tingkat Curah Hujan Di Lokasi Studi

III - 6
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

CURAH HUJAN
BULAN HARI HUJAN
(mm)
Januari 203 22
Februari 170 14
Maret 329 17
April 164 12
Mei 152 13
Juni 271 11
Juli 41 6
Agustus 22 4
September 13 5
Oktober 97 5
November 679 22
Desember 372 13
Total 2.513 12
Sumber: Hasil Analisis Tim, 2017
Catatan: Data BPS Kabupaten Mamuju Dalam Angka Tahun 2015.

Menurut Odelman lokasi studi termasuk kedalam tipe iklim C2

dengan kriteria bulan basah berturut-turut selama 5-6 bulan

(bulan dengan curah hujan > 200 mm), Gambaran umum

kondisi iklim tersebut disajikan pada pada gambar dan tabel

berikut:

Gambar 1. Klasifikasi Iklim di Lokasi Studi Menurut Oldeman

III - 7
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Tabel 3.3
Klasifikasi Iklim di Lokasi Studi Menurut Schmidt dan Fergusson

TIPE BULAN
IKLIM BASAH KERING
A >9 <2
B.1 7–9 2–3
B.2 7–9 3–4
C.1 5–6 <2
C.2 5–6 2–3
C.3 5–6 3–5
D.1 3–4 <2
D.2 3–4 2–3
E.3 <3 4–6

 Suhu udara

Secara umum suhu udara rata-rata di Kabupaten Mamuju

berkisar antara 26,8°C sampai 28,1°C. Kondisi ini juga akan

sedikit berubah pada wilayah dengan tingkat ketinggian yang

berbeda diatas permukaan laut (dpl). Semakin tinggi lokasi dpl

suatu wilayah maka suhu udara akan semakin rendah.

Sedangkan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 75,6%

sampai 83,9%. Pada suhu udara yang rendah < 20º C

pembungaan akan terlambat. Sedangkan pada suhu yang tinggi

> 35º C produktivitas tanaman akan berkurang. Dengan

III - 8
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

demikian suhu udara bukan merupakan faktor pembatas untuk

pertumbuhan tanaman pangan.

 Tekanan Udara dan Intensitas Radiasi Matahari Menurut Bulan

Kelembaban udara selain berpengaruh terhadap transpirasi

daun juga terhadap perkembangan hama dan penyakit pada

tanaman. Rata-rata kelembaban udara tahunan di lokasi studi

berkisar 100-150 W/m2. Kelembaban maksimum terjadi pada

bulan Oktober dan kelembaban terendah terjadi pada bulan

Mei, Sedangkan radiasi matahari hamper rata pada setiap

bulannya meskipun pada kenyataanya pada musim musim

tanam atau rendengan terjadi intensitas curah hujan yang

tinggi.

Pada kelembaban yang tinggi transpirasi daun menjadi

berkurang, hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman

dan merangsang perkembangan hama dan penyakit. Dengan

kelembaban rata-rata tahunan dan intensitas radiasi cahaya

yang normal bukan merupakan faktor pembatas bagi

pertumbuhan tanaman pangan. Dengan demikian di lokasi studi

penyinaran matahari dan tekanan udara bukan merupakan

faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman pangan. Berikut

grafik tekanan udara dan radiasi matahari di wilayah studi

III - 9
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Gambar 2. Garafik Tekanan Udara dan Radiasi Matahari di Wilayah Studi

b. Potensi Sumber Daya Air

Kebutuhan akan air bersih dilokasi studi menjadi variable yang

sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat khususnya

warga transmigran nanti. Hasil pengamatan potensi sumber daya

air dilokasi studi berupa pengamatan terhadap potensi air

permukaan dan mata air. Potensi air permukaan di wilayah studi

sangatlah tinggi mengingat bahwa areal wilayah studi banyak

terdapat sungai sungai besar dan kecil yang memiliki kualitas yang

baik untuk dijadikan sumber air minum bagi masyarakat

transmigran nantinya. Selain itu, potensi air tanah dalam yang ada

III - 10
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

di lokasi studi sangatlah tinggi. Ini dibutikan dengan adanya

beberapa titik mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal

untuk dialirkan secara gravitasi ke rumah masing-masing.

 Sub Wilayah Daerah Aliran Sungai

Secara umum lokasi studi termasuk ke dalam Sub Daerah

Aliran Sungai Bonehau Dimana didalamnya terdapat aliran

anak sungai yaitu Sungai makkamma dan salu kona. Adanya

aliran air sungai yang melintasi lokasi studi dapat dijadikan

potensi sumber air yang sangat potensial. Pengambilan sampel

air dilakukan pada aliran air salu kona dengan hasil uji

laboratorium sebagai berikut

Tabel 3.4
Hasil Analisis Contoh Air Tanah Permukaan Di Lokasi Studi

No Parameter Satuan Nilai


1 Rasa - Tidak Berasa
2 Bau - Tidak Berbau

III - 11
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

3 pH - 5,98
4 Konduktivitas ms/cm 0,0274
5 Warna Unit Pt. Co 55
6 NO2 Mg/l 0,0057
7 NO3 Mg/l 0,0039
8 Clorida Mg/l 456,228
9 Fe Mg/l 0,158
10 Mn Mg/l 0,227
11 TDS Mg/l 356,22
Sumber; Hasil analisis lab air tanah permukaan, 2017

dengan pengamatan dan pengukuran parameter air sungai

seperti lebar sungai, lebar penampang basah dan kecepatan

aliran. Selain itu pengambilan sampel juga dilakukan di titik

mata air yang terdapat di lokasi studi. Pengukuran secara

insidentil dilakukan untuk dapat menduga parameter yang akan

dianalisis. Hasil pengamatan potensi sumber air permukaan di

lokasi studi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5
Potensi Sumber Air Permukaan di Lokasi Studi

KEDALAMAN DEBIT KONDISI


NAMA LEBAR
ALIRAN AIR AIR PH TANAH
No SUNGAI (m)
(m) (ltr/dtk) DASAR
Pasir dan
1 Makkamma 15 0,60 70 6,50
Batuan
Pasir dan
2 Salu Kona 11 0,40 31 6,97
batuan
Sumber : Hasil Analisis Pengukuran dan Uji Laboratorium

 Sumber Daya Air

 Air Hujan

III - 12
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Air hujan juga merupakan sumber air yang potensial yang

dapat digunakan masyarakat transmigran nantinya sebagai

salah satu sumber air alternatif terutama saat musim hujan

tiba. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga yang

berada di wilayah sekitar lokasi studi menjelaskan bahwa

potensi air hujan cukup baik untuk dijadikan sumber air

dengan cara ditampung di gentong plastik. Sehingga air

hujan dapat digunakan sebagai sumber air ketika musim

hujan. Namun ketersediaan sumber air yang berasala dari air

permukaan dan mata air yang ada sehingga air hujan hanya

dijadikan sebagai air cuci.

 Resiko Banjir

Lokasi studi dilalui oleh 2 aliran sungai kecil dan satu sungai

besar, Kemungkinan terjadinya banjir pada wilayah studi

sangat rendah. Lokasi yang direncanakan untuk dijadikan

areal transmigrasi berada di atas permukaan sungai dan

jarak yang cukup jauh. Selain itu sempadan sungai yang ada

di wilayah studi masih terjaga dengan baik dan lokasi berada

pada kondisi topografi yang bervariasi dengan tindakan

konservasi terhadap lahan khususnya areal hutan tetap

harus terjaga.

III - 13
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Bentuk tindakan konservasi yang dapat dilaksanakan yaitu

tidak memanfaatkan lahan pada lereng yang memiliki

kemiringan >40%, Menanam tanaman tahunan pada lahan

kemiringan >15% dan menanam tanaman cover cropping

berupa tanaman kacang-kacangan/leguminosa. Sehingga

resiko longsor tidak terjadi atau semakin kecil

kemungkinaannya.

3. SUMBER DAYA HUTAN

Potensi tegakan perlu diketahui untuk mengetahui volume kayu dan

potensi tegakan kayu per hektar yang dimanfaatkan untuk penggunaan

material bangunan, perkiraan biaya pembukaan lahan. Inventarisasi

tegakan dilakukan terhadap tegakan (pohon) yang memiliki diameter 7

cm keatas. Survei potensi sumber daya hutan di lokasi studi dengan

melakukan pengamatan langsung dilapangan. Survei ini dilakukan

bertujuan untuk mengetahui status hutan, jumlah dan potensi tegakan

dan jenis kerapatan yang ada serta mengetahui kelas hutan dalam

kaitannya dengan ketersediaan material kayu , metode dan sistem

pembukaan lahan yang akan diterapkan pada saat pembangunan

dilakukan.

a. Jumlah dan Potensi Tegakan

III - 14
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Jumlah dan potensi tegakan yang ada pada daerah studi sangat

bervariasi baik jenis maupun diameternya. Pada umumnya diameter

tegakan yang ada dilapangan memiliki diameter kayu tidak besar.

Dimana maksimal diameter tegakan kayu berkisar antara 8 hingga

10 cm, dengan rata-rata jarak antara tegakan berkisar 2 sampai

dengan 4 meter. Inventarisasi dilakukan terhadap tegakan (pohon)

yang memiliki diameter 7 cm keatas. Untuk mengetahui kelas hutan

dan volume

tegakan kayu

dilakukan dengan

menggunakan

rumus sebagai

berikut:

Gambar 3. Pengukuran Diameter


pohon di wilayah studi

V = 1/4Π x D2 x t x 0,7

Dimana :

V = Volume batang bebas cabang (m3)

D = Diameter tegakan (diukur 1,3 m diatas permukaan

tanah

T = Tinggi batang bebas cabang (m)

0,7 = Faktor bentuk pohon

III - 15
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Π = Konstanta (3,14)

Sedangkan untuk mengetahui klasifikasi kelas hutan didasarkan

pada jumlah pohon ekuivalen per hektar. Perhitungan Jumlah Pohon

Ekuivalen (JPE) dilakukan dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut :

Fc = A + (B+28,33) + (C+68,39) + (D+183,33)

Dimana :

Fc = Jumlah Pohon Ekuivalen per Hektar

A = Jumlah batang diameter 7 – 30 cm

B = Jumlah batang diameter 31 – 60 cm

C = Jumlah batang diameter 61 – 90 cm

D = Jumlah batang diameter > 90 cm

Penentuan klasifikasi kelas hutan dilakukan dengan mengacu pada

standar yang ditetapkan oleh Direktorat Bina Program Menteri

Kehutanan Republik Indonesia Tahun 1976. Standar penentuan

klasifikasi kelas hutan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6
Standar Penentuan Kelas Hutan

JUMLAH POHON
NO KELAS HUTAN
EKUIVALEN (JPE)
1 I 0 – 300
2 II 301 – 1500
3 III 1501 – 2700
4 IV 2701 – 3900

III - 16
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

5 V 3901 – 5100
6 VI 5101 – 6300
7 VII 6301 - 7500
8 VIII 7501 – 8700
9 IX 8701 – 9900
10 X 9901 – 11200

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan disimpulkan

bahwa potensi tegakan hutan di lokasi studi adalah 4,57 m 3/Ha.

Sedangkan Jumlah Pohon Ekuivalen (JPE) per hektar adalah

sebesar 74,0 Berdasarkan hasil ini maka klasifikasi hutan dilokasi

studi masuk dalam Klasifikasi Hutan Sekunder III. Perincian jumlah

pohon dan volume tegakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7
Jumlah Pohon Ekuivalen dan Volume Tegakan Kayu
di Lokasi Studi

KELAS JUMLAH
Volume
NO DIAMETER POHON JPE
(M3/Ha)
(Cm) (Btg/Ha)
1 7 – 30 74 74,0 4,57
Jumlah 74,0 4,57
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2017.

b. Status Hutan

Berdasarkan peta kawasan hutan pemerintah Kabupaten Mamuju

yang termuat dalam rencana tata ruang wilayah tahun 2012-2032

dengan skala 1 : 250.000, lokasi studi berada didalam kawasan Areal

Penggunaan Lain (APL), Berdasarkan telaah hasil pemetaan

III - 17
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

terhadap wilayah studi didapatkan bahwa luas areal wilayah studi

yang masuk kedalam kawasan APL sekitar 822,43 Ha. atau sekitar

91,36%, kawasan Hutan Lindung 47,46 ha. atau sekitar 5,34% dan

kawasan Hutan Produksi Terbatas 30,11 Ha. atau sekitar 3,34% dari

total seluruh wilayah studi yaitu 900 Ha.

c. Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan hasil analisis,

penggunaan lahan di lokasi studi berupa hutan sekunder, kebun

campuran dan tegalan/sawah. Jenis penggunaan lahan di lokasi

studi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8
Jenis Penggunaan Lahan di Lokasi Studi

LUAS
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN %
(Ha)
1 Tegalan/Sawah 213,62 23,73
2 Kebun Campuran 429,31 47,70
3 Hutan Sekunder 257,07 28,57
Jumlah 1.420 100

Sumber : Hasil Analisis Tim, 2017.

d. Jenis Flora dan Fauna

Pengamatan potensi sumber daya hutan juga dilakukan dengan

mengamati jenis-jenis flora dan fauna yang ada di wilayah studi.

III - 18
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Selain pengamatan juga dilakukan wawancara langsung terhadap

masyarakat sekitar tentang jenis flora dan fauna yang ada di wilayah

lokasi studi.

 Flora

Jenis flora yang ada di wilayah studi maupun wilayah sekitar

dapat dibagi berdasarkan kategori tumbuh-tumbuhan (tanaman)

dan pohon (yang dijadikan sebagai sumber penghasilan).

Kategori tanaman yaitu; tanaman pakis, alang-alang, anggrek

hutan, coklat, kopi, padi ladang, durain dan langsat . Kategori

pohon yaitu; jati, rotan, kumea, kalapi, nato dan damar.

 Fauna

Jenis fauna yang ada di lokasi studi yaitu: babi hutan, monyet,

biawak, kerbau, anoa, rusa, ayam hutan dan musang.

III - 19

Anda mungkin juga menyukai