BAB II
TINJAUAN UMUM
2.3.2 Topografi
Ketinggian lokasi penelitian berkisar antara 475 – 610 m di atas permukaan
laut yang mana tersusun atas perbukitan bergelombang atau fatu (Rosidi,
dkk. 1981) yang mana oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama fatu
Naeb’one dan bukit-bukit batu lainnya yang tersusun atas batuan gamping
maupun Ultrabasa yang tahan terhadap erosi serta dataran rendah
disekitarnya yang tersusun atas batuan lempungan atau bobonaro yang
mengalami erosi kuat sehingga menciptakan alur-alur sungai disekitar
lokasi.
Keadaan topografi wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar II.3
6
2.3.2. Iklim
Pada dasarnya kondisi iklim di lokasi penelitian sama dengan kondisi
iklim daerah lainnya di Pulau Timor dan sebagian besar wilayah
Indonesia, yaitu beriklim tropis yang mana terbagi atas dua musim dalam
setahun yaitu musim hujan dan musim kemarau.
7
LE GE NDA
J alan Lokal F ormasi Tb
Batas F ormasi F ormasi TR Pml
Garis Kontur, Kontur Indeks
F ormasi Ub
8915700
Kontur Bantu
C ekungan
Bukit/Gundukan
Mata Air, S ungai
S ungai Musiman, S ungai P erkiraan
Arah Aliran
Lokasi P enelitian
8915450
8915200
S UMBE R PE TA :
1. BAKOS UR TANAL 2005, Datum WGS ' 84,
koordinat system h mm' ss" dan UTM 51 L
2. P emetaan Lapangan 2013
8915000
terbesar berwarna hijau tua, kadang kadang dengan bintik-bintik hitam dan
putih.
Bintik bintik hitam terdiri dari mineral magnetit, sedangkan bintik-bintik
putihnya adalah mineral antigonit yang berbutir kasar sampai halus. Kedua
macam mineral tersebut dikelilingi oleh serabut-serabut serpofit dan krisotil
(Rosidi, dkk. 1981).
2. Formasi Maubisse (TRPml) umur lapisan: Perm akhir - Trias menengah
Terdiri dari batugamping merah dengan fosil crinoid dengan sisipan lava
bantal basalt. Lava basalt diinterpretasikan akibat rifting selama Perm.
Beberapa faunanya berasosiasi dengan fauna dari Gondwana (Fauzi
Hasibuan, 1994)
3. Kompleks Bobonaro (Tb) umur lapisan: Miosen tengah hingga Pliosen awal
Satuan batulempung ini termasuk dalam Kompleks Bobonaro yang dicirikan
dengan 2 macam bagian yaitu : batulempung bersisik (scaly clay) dan
bongkah-bongkah asing (exotix block) yang mempunyai ukuran dan jenis
yang bermacam-macam. Lempung bersisik mempunyai sifat yang seragam
yaitu menunjukkan cermin sesar, lunak dengan warna yang bervariasi :
merah tua, kehijauan, abu-abu kebiruan dan merah jambu. Terlihat garis-garis
alir dengan pola mendaun yang lemah, terutama apabila lempung ini terdapat
di sekitar batuan yang keras. batulempung ini tersusun oleh umumnya
montmorilonite, mengandung kandungan air asin dan sebagian merupakan
lempung diapir bersifat mengembang dalam keadaan basah. Batulempung
bersisik ini merupakan matrik dari bongkah-bongkah asing yang
disekitarnya, yang diperkirakan berumur lebih tua. Dalam batulempung
dijumpai fosil-fosil yang berumur dari Mesozoikum sampai Pliosen. Exotic
blok atau bongakah asing yang terdapat dalam Formasi ini terdiri dari
berbagai macam batuan dengan ukuran yang besar yang dijumpai di
lapangan dengan dimensi lebih dari 10 x10 x10 meter3 (Rosidi, dkk. 1981).