Anda di halaman 1dari 14

MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM

KELOMPOK 5

BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi Penyelidikan Atau Eksplorasi
Daerah penyelidikan lapisan batubara terletak di Kabupaten Kupang,
Provinsi NTT yang dilakukan oleh perusahan PT. Mengger Berjaya Coal
Resources terdiri dari 1 blok penelitian, yaitu:
a. Daerahpenelitan yang terletak Kecamatna Takari:
Tabel 2.1 Koordinat Daerah Ekaplorasi
No Bujur Timur Lintang Selatan
0 0
‘ “ ‘ “
1 123 47 30 9 50 30
2 123 49 30 9 50 30
3 123 49 30 9 53 30
4 123 47 30 9 53 30
5 123 47 30 9 49 0
6 123 50 30 9 49 0
7 123 50 30 9 52 0
8 123 49 30 9 52 0
9 123 49 30 9 50 0
10 123 50 30 9 50 0
11 123 53 30 9 50 0
12 123 53 30 9 52 0
13 123 50 30 9 52 0

2.2 Kependudukan
Penduduk merupakan salah salah satu aspek yang sangat penting yang
memiliki peran vital pada pembangunan suatu daerah. Kualitas Sumber Daya
Manusia dari suatu daerah akan berbanding lurus dengan kemajuan dan
peningkatan taraf hidup masyarat di daerah tersebut, apabila kualitas sumberdaya
manusia pada suatu daearah tergolong baik maka segala bentuk potensi dan
sektor-sektor unggulan daerah tersebut baik dari sektor ekonomi, social maupun
budaya akan termanfaatkan secara maksimal bagi pembanggunan daerah serta
sebaliknya, kualitas sumber daya manusia yang rendah akan menyebabkan
tersendat dan terhambatnya pembangunan suatu daerah dan mnyebabkan ganguan
pada kestabilan suatu bangsa.

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-1


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di
Kecamatan Kupang Barat

Jumlah Luas Daerah Kepadatan per


Desa
Penduduk (Km2) Km2
(1) (2) (3) (4)
1. Tablolong 1.140 9,01 127
2. Lifuleo 1.034 6,80 152
3. Tesabela 1.003 21,48 47
4. Sumlili 1.630 14,40 113
5. Oematnunu 1.818 20,89 87
6. Kuanheum 1.350 21,46 63
7. Bolok 2.608 12,76 204
8. Nitneo 1.242 5,86 212
9. Batakte 1.548 8,00 194
10. Manulai I 1.177 4,48 263
11. Oenesu 1.056 10,26 103
12. Oenaek 651 14,32 45
Jumlah 16.257 14,32 109
Sumber : BPS Provinsi NTT

2.3 Flora dan Fauna


Pulau Timor adalah salah satu satu daerah tropika kering di Indonesia.
Vegetasi alami di daerah ini telah terdesak oleh aktifitas manusia dan lansekap
saat ini didominasi oleh padang savana (yang didominasi tumbuhan palem-
paleman, akasia, cemara, dan eucalyptus), padang rumput dan hutan.
Karakteristik hutan di daerah ini sangat beragam, mulai dari hutan tropika basah
di pegunungan hingga hutan awet-hijau dan hutan gugur daun di daerah lebih
rendah, serta hutan mangrove di daerah pesisir.Flora dan Fauna yang hidup di
kecamatan Kupang Barat antara lain :
1. Flora umumnya didominasi oleh pohon Lontar, kelapa, Gewang

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-2


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

2. Fauna :
a. Ternak Besar : Sapi, Kerbau, Kuda
b. Ternak Kecil : Babi, Kambing dan Domba
c. Unggas : Ayam, bebek

2.4 Hidrologi
Sungai yang terdapat di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya
mempunyai fluktuasi aliran air yang cukup tinggi, pada musim penghujan berair
dan banjir, sedangkan pada musim kemarau berkurang bahkan ada yang tidak
berair sama sekali.). Di Pulau Timor antara lain terdapat Sungai Benain (135
Km, terpanjang di Pulau Timor dan di Nusa Tenggara Timur), Mina (97 Km),
Termanu (51 Km), Muke (45 Km) dan Mena (33 Km).Berdasarkan pola daerah
aliran sungai yang dibatasi garis-garis gunung, maka wilayah Nusa Tenggara
Timur terbagi atas 31 Daerah Aliran Sungai (DAS).

2.5 Keadaan Lingkungan: Iklim dan Curah Hujan dan Kondisi Topografi Lingkungan
Takari dan Fatuleu merupakan salah satu di daerah dataran Timor
yang memiliki kondisi fisik berbukit-bukit dan terbilang gersang, sehingga
iklimnya dicirkan oleh musim kemerau yang panjang dan termasuk dalam tipe D4
dan E4 (L. R. Oldemam), dengan kondisi iklim seperti ini maka muim hujannya
sangat pendek yaitu hanya berkisar 3-4 bulan (Desember sammpmai Maret),
sedangkan musim kemaraunya 7-9 bulan lamanya. Maka dengan kata lain
wilayah daerah Takari dan fatuleu memiliki curah hujan yang sangat rendah.
Sedangkan tempratur pada siang hari bisa mencapai 340C dan pada malam hari
berkisar antar 200 - 240C dengan kelembaban udara rata-rata75% RH, kondisi
tekanan udaranya sekitaran 926,3 milibar, arah dan kecepatan angina mencapai 6
knot/jam.
Kondisi iklim yang kering dan bentang alam yang berbukit-bukit serta
jenis litologi sangat mempengaruhi tata guna lahan di daerah ini. Sebagian besar
perbukitan bergelombang ditumbuhi oleh adang rumput dan belukar, dan pada

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-3


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

beberapa puncak bukit kawasan hutan lindung masih terjaga dengan baik yang
merupakan sumber mata air bagi kehidupan masyarakat di sana. Tentunya kondisi
iklim seperti ini mempengaruh pola bercocok tanam masyarakat sekitar dan
bertani di mana 56% atau sekitar 65.886 ha dari luas wilayah 3 kecamatan
merupakan lahan kering dan 0.72% atau sekitar 851 ha merupakan lahan basah.

2.6 Kondisi Geologi Regional


2.6.1 Kerangka Tektonik P. Timor
Perkembangan tektonik Pulau Timor berlangsung sejak zaman kapur
hingga akhir zamadn Eosen akibat bergeraknya benua Australia ke utara
(Audley –Charles, dkk., 1975; Crostella dan Powel, 1976) dengan zona
penunjaman ccondong ke utara. Akibat pergerakan ini terjadi benturan busur
kepulauan Plaeo Timor dengan kerak samudera sehingga membentuk batuan
campur aduk, batuan berkomposisi basa dan ultra basa, pemalihan Formasi
Maubisse dan Kompleks Mutis serta kegiatan gunugapi di beberapa tempat.
Kegiatan tektonik akibat penunjaman yang terjadi pada zaman Naogen
membentuk struktur-struktur yang telah ada, yang disertai proses-proses lanjut
pembentukan batuan hingga proses pengangkatan sampai ketinggian 3000 m y
ang mana terjadi akibat sesar dan intrusi plutonik.

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-4


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

Gambar 2.1 Peta Kerangka Tektonik Pulau Timor

Gambar 2.2 Peta Geologi Regional P. Timor

2.6.2 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi Kupang-Atambua yang berskala 1 : 250.000
bahwa susunan batu tertua di daerah penyelidikan terdiri dari Kompleks Mutis
(pPm) dan batuan ultrabasa (ub) yang berumur pada kisaran zaman Paleozonik
(Pra Perm). Kompleks Mutis dicirikan oleh adanya batuan malihan berderajat
rendah hingga tinggi seperti batu sabak, filit, skis, amfibolit, kuarsit, dan
granulit. Pada umumnya batuan-batuan penyusun ini telah mengalami
perlipatan dan pensesaran akibat adanya proses pemalihan ulang serta diterobos
oleh retas-retas berkomposisi diabes dan diorite. Sedangkan batuan ultrabasa
(ub) terdiri dari serpentinit, basalt, dan lerzolit dimana batuan ini memiliki ciri-

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-5


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

ciri berwarna hijau seperti halnya warna batuan ub dan yang berasosiasi dengan
batuan pada zona sesar naik.
Dan pada formasinya juga terdapat formasi Maubisse yang ditandai
oleh batu gamping berwarna merah kecoklat-coklatan dengan struktur bagian
bawah pejal dan berlapis baik serta diselingi oleh rijang, sedangkan kea rah atas
batu gamping terebut menjadi tidak berlapis lagi (TrPml) dan lava bantal
(TrPmv) yang berumur paleozoikum (Perm-Irias) yangn berasosiasi dengan
basalt dan spilit. Ada juga formasi Cablac (Tmc) yang berumur miosen awal
dicirikan oleh kalsilutit dan batugamping oolitik pada bagian bawah, batu
gamping koral, kalkarenit, dan kalsilutit pada bagian atas. Tetapi pada beberapa
tempat batugamping biasa berasosiasi dengan rijang. Formasi ini dapat
dijelaskan bahwa pada umur miosen awal terjadi pengendapan akibat subduksi
pada Kala Miosen yang menghasilkan Formasi Noel Toko (Tmn) serta
membentuk hubungan menjari dengan formasi cablac, yang dicirikan oleh
keterdapatan batuan konglomerat, batu gamping konglomeratan, batu pasir,
napal, tufa, dan serpih.
Ada dua jenis stratigrafi Pulau Timore yakni Litostratigrafi dan
Tektonostratigrafi.

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-6


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

Gambar 2.3 Kolom Litostratigrafi Regional Timor

Gambar 2.4 Tektonostratigrafi Pulau Timor


Timor Basin
Secara geografis kawasan Timor Basin berada di sekitar koordinat 8’ LS-12’ LS
dan 118’ BT– 125’ BT, atau terletak kurang lebih 500 km sebelah utara dari
benua Australia serta dipisahkan oleh Laut Timor. Sementara Pulau Timor

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-7


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

sendiri merupakan bagian dari busur Banda yang terletak antara Laut Savu dan
Laut Timor serta berada pada zona tumbukan antara tepi barat laut lempeng
benua Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan lempeng Eurasia, Busur
Banda ini memanjang kurang lebih 2000 km melewati pulau-pulau Tanibar,
Kai, Seram, dan semakin menunjam di sekitar Pulau Buru. Berikut merupakan
peta lokasi dimana letak dari Timor Basin.
Dari peta zona fisografi di atas dapat dilihat bahwa kawasan Timor Barat dapat
dibagi menjadi beberapa zona fisiografi antara lain yaitu 
a.Barisan Perbukitan Utara (Northern Range)  
Zona Barisan Perbukitan Utara dicirikan oleh barisan perbukitan dengan
topografi yang rapat dan kasar/terjal. Adapun litologi penyusun dari zona ini
adalah batuan dari kompleks melange serta batuan dari tepi kontinen Australia
yang berumur Paleozoikum-Mesozoikum. 
b. Cekungan Tengah (Central Basin) 
Zona ini dicirikan oleh dataran rendah dengan kemiringan landai yang disusun
oleh endapan synorogenik klastik dan karbonat berumur Neogen Akhir.
c.Barisan Perbukitan Selatan (Southern Range) 
Zona ini dicirikan oleh barisan perbukitan yang merupakan rangkaian
lembaran sesar naik (thrust sheet). Zona ini sendiri disusun oleh batuan
berumur Trias-Miosen yang termasuk dalam Sikuen Kekneno dan Sekuen
Kolbano. 

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-8


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

Gambar 2.5 Peta Zona Fisiografi Timor Barat

2.7 Geologi Daerah Penyelidikan dan Sumber Daya Mineral


2.7.1 Morfologi
Bentang alam daerah penyelidikan dibentuk oleh punggungan
pegunungan akibat lipatan dan keadaan sesar, berlandai hingga terjal, serta
hampir seluruhnya ditutupi oleh batuan yang bersifat lempungan, batuan
termalihkan, batugamping, dan batuan beku. Di beberapa tempat pada rangkaian
pegunungan tersebut ditandai oleh puncak-puncak yang khas diantaranya
membnetuk cuesta, hogback, bahkan plato, sehingga sangat kontras dengan
topografi sekitarnya. Di mana bnetuk tonjolan-tonjolan ini diduga merupakan
hasil dari pengangkatan, perlipatan, serta pensesaran kuat pada batuan yang
lebih keras seperti batugamping, batuan malihan, dan batuan beku.
Di bagian timur laut dan barat daerah penyelidikan topografi
daerahnya relative lebih kasar, terjal, dan sempit, yang membentuk pegunungan
timurlaut-baratdaya, barat-timur, utara-selatan, dan tenggara-baratlaut, dengan
puncak tertinggi berada di Fatu Lelogama (1200 dpl), Fatu Bikmela, Fatu
Nuataus, dan Fatu Binmass di bagian baratdaya daerah penyelidikan.
Morfologi perbukitan bergelombang yang sebagian besar membentuk
daerah penyelidikan berkembang di bagian utara meluas hingga ke daerah

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-9


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

bagian tengah, hingga ke bagian tenggara di sekitaran Tubu Oelnainenok. Pada


umumnya morfologi ini disusun oleh batuan yang bersifat lempungan dan batu
gamping. Pada beberapa tempat di daerah sungai yang terbentuk di antara
pegunungan dan perbukitan sering ditemukan gejala longsoran dan gejala
rayapan, terutama pda daerah-daerah yang bersifat lempungan.

2.7.2 Stratigrafi Lokal


Berdasarkan data skunder yang diolah oleh kelompok, analisa litologi
atau stratigrafinya merupakan perselingan antar batu lempung dan batu batu
pasir yang mana batubara dengan ketebalan 3 m tersisip di antar kedua batuan
tersebut, sebagaimana perselingan claystone, sandstone, claystone, sandstone,
claystone, sandstone, coal, claystone, sandstone, coal, caystone. Perselingan
seperti ini memunkinkan stratigrafi model ini termasuk ke dalam formasi
Tanjung yang berumur Eosen. Secara umum, urutan stratigrafi satuan batuan
yang menyusun batuan Formasi Tanjung dati yang paling atas ke bawah seperti
tertera pada tabel 2.1 berikut
Tabel 2.3 Stratigrafi Lokal Endapan Batubara
Simbol Satuan Litologi Deskripsi
Tanah penutup (Top Tanah penutup yang
Soil) berasal dari pelapukan
batuan sekitar dan
berwarna kecoklatan
Lapisan claystone pada Berupa batuan lempung
kedalaman 37, 2 m tanpa sisipan batuan
lain
Lapisan sandstone Batu pasir lunak
Perselinga claystone, Batuan lempungan yang
lapisan ke tiga yang keras karena
termasuk dalam starigrafi keadaannya yang kering
local
Sandstone dan Lapisan batuan pasir

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-10


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

perselingan claysand yang berwana abu-abu


Claystone dan Lapisan claystone yang
lempungan berwarna merah
kecoklat-coklatan
Lapisan batu pasir Bertekstur padatan
/sandstone sedikit keras karena
tekanan dari atasnya
Coal Lapisan batubara tipis
(3 m) dan diapit oleh
claystone dan sandstone
Lapisan claystone Berwarna cokelat tua
Lapisan sandstone Batu pasir dengan
lapisan yang cukup
tebal
Coal/Batubara Lapisan batubara
setebal 3 m dengan
sudut dip 400
claystone Lapisan paling bawah
dan palng keras atau
paling tua

2.7.3 Struktur
Secara regional, struktur geologi yagn terdapat di Timor sangat
kompleks. Struktur utama yang diemukan antara lain adala liapatan, sesar naik,
dan sesar mendatar mengiri. Struktur geologi yang berkembang secara umum
dibentuk oleh tegasan-tegasan utama yang berarah barat laut-tenggara (NW-
SE).
Struktur lipatan hadir sebagai Antiklin Aitutu yang berarah Barat Daya-
Timur Laut dan Antiklin Cribas yang berarah Barat-Timur (W-E). tiga sesar
utama di Pulau Timor adalah Sesar Semau, Sesaar Mena-mena, dan Sesar Belu.
Ketiganya merupakan sesar mendatar mengiri dengan arah bidang sesar yang
relati sama yaitu berarah Timurlaut Baratdaya (NE-SW). selain itu juga terdapat

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-11


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

sesar Tunsip-Toko yan gjuga merupakan sesar mendatar mengiri namun dengan
arah bidang sesar yang berbeda yaitu berarah baratlaut-tenggara (NW-SE).

Gambar 2.6 Peta Struktur Geologi Pulau Timor

Sesar naik banyak dijumpai pada Blok Kolbano yang secara struktur merupakan
anjakan lipatan (seperti pada gambar di atas). Lipatan yagn terbentuk memiliki sumbu relative
Timur-barat (E-W) dan terbentuk pada masa Plio-Pleistosen. Arah sesar yang naik umumya
realtif berarah Timut-Barat (E-W) dan berasosiasi dengan terbentuknya lipatan di Kolbano.
Sesar mendatar mengiri berkembang secara intensif di Selatan Blok Kolbano dengan arah
umum Utara Timurlaut-Selatan Baratdaya (NNE-SSW).

2.8 Organisasi dan Tenaga Kerja


2.8.1 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Merupakan susunan yang terdiri dari fungsi – fungsi dan hubungan -
hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu
sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-12


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan unit – unit


organisasi dan garis – garis wewenang yang ada. Adapun struktur organisasi
PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES sebagai berikut:
Tabel 2.4 Struktur Tingkatan Ketenagakerjaan Perusahaan

No. Organisasi Dan Ketenagakerjaan


1 Direktur Perusahaan PT. MENGGER BERJAYA COAL
RESOURCES
2 Kepala Teknik Tambang (KTT)
3 Safety Officer (SO/SHE)
4 Admin Keuangan, yang terbagi dalam beberapa bidang lagi:
a. Bagian Logistik
b. Bagian Kasir
c. Bagian Satpam
5 Engineering Supevisior, yang terdiri dari:
a. Mine Plan Design (MPD)
b. Admin Produksi
6 Mining Supervisior, yang terbagi lagi dalam beberapa unit
pekerjaan:
a. Operator/Sopir
b. Mekanik : Helper Mekanik
c. Checker
7 Hauling And Port Supervisior, yang terbagi dalam beberapa
unit pengerjaan:
a. Quallity Control
 Checker Rom And Port
b. Port Captain
c. Hauling
 Sopir

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-13


MINE PLAN DESIGN BAB II TINJAUAN UMUM
KELOMPOK 5

PT. MENGGER BERJAYA COAL RESOURCES II-14

Anda mungkin juga menyukai