Anda di halaman 1dari 27

EXPLORATION REPORT FOR COAL AT ANGGANA KUTAI

KARTANEGARA

LAPORAN EKSPLORASI

BAHAN GALIAN BATUBARA DI WILAYAH

CV. SURYA HARAPAN BARU


ANGGANA

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

CV. SURYA HARAPAN BARU

TENGGARONG
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kegiatan Eksplorasi CV. Surya Harapan Baru sebagai pemberdayaan


masyarakat daerah Kutai Kartanegara dalam mengelolah sendiri hasil alam, sepatutnya
didukung, dibantu, dibina dan dilindungi, oleh karena itu CV. Surya Harapan Baru
sebagai badan usaha pribumi yang mempunyai Izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi
yang bernomor 540/113/KP-Er/DPE-IV/IX/2006 tertanggal 13 September 2006, seluas
100 Ha memberanikan diri ikut berkiprah dalam usaha penambangan batubara. Salah
satu tahapan dalam memperoleh izin penambangan batubara adalah mengadakan
eksplorasi, sehingga dapat diketahui potensi bahan galian batubara di wilayah
penyelidikan.

Upaya peningkatan kegiatan usaha pertambangan ini dilakukan dengan


meningkatkan kegiatan eksplorasi dalam skala yang lebih rinci, sehingga dapat
diketahui potensi bahan galian batubara lebih detail.

CV. Surya Harapan Baru dalam tahap eksplorasi ini telah melakukan kegiatan
eksplorasi di wilayah kuasa pertambangan yang berlokasi di Desa Kutai Lama,
Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

I.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan eksplorasi bahan galian batubara untuk rencana penambangan CV.


Surya Harapan Baru dimaksudkan untuk memetakan seluruh daerah penyelidikan
sehingga diperoleh data - data mengenai jenis, sifat, kualitas dan jumlah cadangan
ekonomis dari bahan galian batubara, selain itu untuk menentukan cara penambangan
dan pengolahan batubara yang tepat.

Tujuan dilakukannya kegiatan eksplorasi ini adalah untuk mengevaluasi keadaan


batubara di wilayah tersebut sehingga dapat diketahui penyebaran, kualitas, cadangan
serta keadaan umum daerah. Atas dasar data tersebut maka kita bisa melokalisir
daerah-daerah yang prospek dan menganalisa kelayakan tambang daerah penyelidikan
untuk dapat ditindaklanjuti ke tahapan berikutnya.

I.3. Lokasi dan Luas Daerah Penyelidikan

Daerah penyelidikan Izin Usaha Pertambangan (IUP ) termasuk dalam wilayah


Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi
Kalimantan Timur. Penyelidikan bahan galian batubara dilakukan di atas lahan seluas
100 Ha.

Kesampaian daerah berjarak sekitar 72 km dari Tenggarong Ibukota Kabupaten Kutai


Kartanegara ke arah Ibukota Kecamatan Anggana. Untuk mencapai lokasi tersebut dari Kota
Tenggarong dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 ( empat ) atau kendaraan bermotor roda
2 ( dua ) selama lebih kurang 2 jam. Sarana perhubungan jalan berupa jalan aspal dan jalan
desa perkerasan.

Secara geografis koordinat lokasi penyelidikan sebelah utara dibatasi oleh


meridian 00o 20 40.35 LS, sebelah selatan oleh meridian 00 o 28 11.62 LS sebelah
timur oleh meridian 117o 20 05.39 BT dan sebelah barat oleh meridian 117o 27 41.62
BT lihat Tabel I.1, rincian lengkap batas koordinat daerah izin usaha pertambangan KP
CV. Surya Harapan Baru tertera dalam table I.1.

Table I.1

Koordinat Batas KP. Eksplorasi CV. Surya Harapan Baru.

KOORDINAT
No BT LS
o o
1. 117 20 40.35 00 28 11.62
2. 117 20 40.35 00 27 41.62
3. 117 20 05.39 00 27 41.62
4. 117 20 05.39 00 28 11.62
Gambar I.1 Peta
Kesampaian Daerah.

I.4. Keadaan

Lingkungan

Uraian
tentang kondisi
umum daerah
penyelidikan
meliputi morfologi,
kondisi sosial
ekonomi, iklim dan
curah hujan, flora
dan fauna, serta
tata guna lahan,
adalah seperti
berikut ini :
I.4.1. Morfologi

Morfologi daerah penyelidikan merupakan daerah perbukitan bergelombang


lemah sampai perbukitan bergelombang sedang. Perbedaan tinggi antara lembah dan
puncak bukit mencapai 75 m dengan kemiringan relatif agak curam (15 - 25 ). Stadia
sungai di daerah penyelidikan masih berstadia muda menjelang dewasa. Tingkat
pelapukan batuan di daerah penyelidikan cukup intensif, dengan ketebalan soil 0,5 1,5
m.

I.4.2. Penduduk dan Sosial Ekonomi

Pemukiman penduduk sekitar 6 km di selatan lokasi pertambangan, termasuk Desa


Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Jumlah penduduk adalah
sekitar 2.265 jiwa dimana laki-laki 1.323 jiwa sedangkan perempuan 942 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 7,33 jiwa / km2.
Mata pencaharian umumnya sebagai peladang, pekebun, petani, karyawan,
pengusaha kayu dan sebagian kecil pegawai negeri. Sarana pendidikan terdiri dari 1
buah SD, adapun sarana pendidikan yang lebih tinggi yaitu SLTP dan SLTA berada di
Ibukota kecamatan Anggana yang berjarak sekitar 6 km. Masyarakat Kutai Lama 90%
beragama Islam dengan sarana peribadatan masjid 1 buah dan langgar 3 buah. Sarana
kesehatan berupa puskesmas 1 buah dengan tenaga medis 1 orang dokter dan 4 orang
bidan.

I.4.3. Iklim dan Curah Hujan

Seperti halnya wilayah lain di sekitar Kecamatan Anggana terutama disekitar daerah
penyelidikan mempunyai iklim tropis. Curah hujan antara 1500 - 2000 mm pertahun.
Musim penghujan dimulai bulan Oktober April. Suhu udara rata - rata antara 25 - 27
C.

Table I.2. Data Curah Hujan Tahun 1997 - 2006

Tahun Jan Feb Mar Apr Apr Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1997 319.8 412.8 179.4 147.2 105.5 75.7 46.6 8.0 4.0 56.5 135.5 187.6
1998 15.3 2.5 0.0 10.5 76.2 363.1 191.8 182.2 122.3 241.2 213.8 338.0
1999 222.1 392.2 218.5 180.7 170.5 121.1 129.8 203.7 226.3 317.6 255.8 264.2
2000 188.8 308.3 265.9 138.5 249.4 279.6 118.2 101.0 209.1 175.3 381.4 168.7
2001 156.4 307.3 235.7 157.6 187.1 109.7 98.4 26.4 167.7 134.1 220.8 112.1
2002 156.9 128.2 284.4 190.0 130.0 180.6 76.4 32.7 73.5 140.1 101.7 181.8
2003 253.3 157.9 417.3 135.7 244.9 79.8 44.5 95.6 273.8 220.9 203.7 217.9
2004 180.9 208.0 197.9 162.8 198.6 202.9 99.9 104.6 141.4 168.6 203.6 212.7
2005 152.1 159.0 237.3 122.5 319.7 113.3 18.2 47.9 28.2 80.0 289.9 193.1
2006 88.9 187.5 165.7 124.5 228.5 232.4 89.2 105.8 92.0 122.4 126.5 147.5
Jumlah 1734.5 2263.7 2202.1 1370.0 1910.4 1758.4 913.0 907.9 1338.3 1656.7 2132.0 2023.6
Rata-rata 173.5 226.4 220.2 137.0 191.0 175.8 97.3 90.8 133.8 165.7 213.2 202.4

Sumber : Stasiun Badan Metrologi dan geofisika Bandara Temindung Samarinda ( 2007)

I.4.4. Flora dan Fauna

Lahan daerah penyelidikan merupakan daerah hutan sekunder berupa alang


alang dan semak belukar dll.

Fauna yang ada dibedakan menjadi 2 ( dua ) macam yaitu :

- Fauna liar : Babi hutan, kera, ular, ayam hutan, tupai, burung dll.
- Fauna piaraan : Kambing, sapi, kerbau, anjing, kucing, ayam, dll.

I.4.5. Tata Guna Lahan

Melihat Lahan CV. Surya Harapan Baru bahwa keseluruhan lahan seluas 100 Ha adalah
semak belukar, ladang, tegalan dan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD)
Propinsi tahun 2000 daerah penyelidikan termasuk dalam kawasan Pertambangan.

I.5. Waktu

Table I.3. Jadwal waktu Penyelidikan

CV. Surya Harapan Baru

Mai 07
Rincian Kerja 07 15 31
1. Studi Pustaka

2. Persiapan Lapangan

3. Penyelidikan Lapangan

4. Analisa Laboratorium

5. Pemetaan Topografi

6. Pemboran

7. Analisa Data Terpadu

8.Pembuatan Laporan

I.6. Metode dan Peralatan

Untuk metode Eksplorasi penyelidikan dilakukan melalui pemetaan permukaan ( surface


mapping ) yaitu dengan mengamati ciri - ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan,
ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden ( OB ). Survey dilakukan dengan
menyusuri aliran - aliran sungai, dan jalan untuk mencari singkapan - singkapan batubara (
outcrop ).

Pemetaan permukaan bertujuan mendapatkan gambaran umum batubara


meliputi, jenis batubara, sebaran batubara, ketebalan, dan struktur geologi. Dari data
survey tersebut diharapkan dapat mendukung rencana penentuan titik pemboran, serta
sebagai data pendukung pada tahap penyelidikan umum sampai eksploitasi.
Peralatan yang dipergunakan ada 3 bagian, yaitu dalam kegiatan pemetaan
geologi, pemboran, dan pemetaan topografi, diantaranya dapat dilihat pada table 1.4
1.7.

Table I.4. Peralatan Pemetaan Geologi CV. Surya Harapan Baru.

No Nama Peralatan Jenis Jumlah Keterangan


1 Kompas Geologi Brunton 3 Unit
2 Klino Meter & Azimut Suunto 1 Unit
3 Palu Geologi Sedimen 3 Unit
4 GPS Garmin 60 CW 3 Unit
5 Loupe 20 x & 10 x 3 Unit
6 Meteran 10 m 3 Unit
7 Kamera Digital 2 Unit
8 Kantong Sample Plastik 2 pak Plastik Wrap
9 Kakulator Casio 3600 Fx 2 Unit
10 Alat Gali Linggis,cankul 6 Unit
11 Pita Survey Warna 3 Rol
12 Alat Tulis dan Buku Lapangan 3 set
13 Tas Lanpangan 3 set

Table I.5. Peralatan Pemboran.

No Nama Peralatan Jenis Jumlah Keterangan


1 Power Rig 1 Unit
2 Pipa Rod 50 Unit
3 Pompa Alkon 2 Unit
4 Selang 800 m
5 Core Barrel 2 Set
6 Mata Bor Widya 3 Unit
7 Kunci-kunci 2 Set
8 Peralatan Las 1 Set

Table I.6. Peralatan Untuk Kegiatan Pemetaan Topografi.


No Nama Peralatan Jenis Jumlah Keterangan
1 Theodolite T-2 2 Unit
2 Waterpass Unit
3 GPS 3 Unit
4 Meteran 50 m
5 Alat Tulis 2 Set
6 Peralatan Gambar Set

Table I.7. Peralatan Studio dan Sarana penunjang lain untuk kegiatan Eksplorasi CV.
Surya Harapan Baru.

No Nama Peralatan Jenis Jumlah Keterangan


1 Komputer 1
2 Printer 2 Unit
3 Genset 1 Unit
4 Mobil 1 Unit
5 Motor 1 Unit
6 Base Camp 1
7 Alat Tulis 6 set

I.7. Pelaksana

Personil pelaksana eksplorasi batubara CV. Surya Harapan Baru di Desa Kutai
Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara ini terdiri:

Table I.8. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja.

Tenaga Kerja
No Nama Peralatan Jumlah
Indonesia Asing
1 Koordinator Operasional 1 Orang - 1 Orang
2 Senior Geologis 3 Orang - 3 Orang
3 Helper 6 Orang - 6 Orang
4 Drafman 1 Orang - 1 Orang
5 Surveyor 3 Orang - 3 Orang
6 Master Bor 2 Orang - 2 Orang
7 Sopir 1 Orang - 1 Orang
8 Pembantu Umum 10 Orang - 10 Orang
Jumlah 27 Orang - 27 Orang

BAB II

GEOLOGI

II.1. Geologi Umum

Geologi regional di sekitar daerah penyelidikan termasuk dalam Cekungan Kutai,


yang secara tektonik terpisah dari Cekungan Tarakan oleh Punggungan Mangkalihaat
di bagian Utara, di bagian Barat dibatasi Tinggian Kuching berumur Pra -Tersier; yang
merupakan inti benua Pulau Kalimantan. Cekungan ini di bagian Selatan terpisah dari
Cekungan Barito oleh Punggungan Patermoster. Di bagian Timur cekungan terbuka
sampai Selat Makasar. Cekungan Kutai ditafsirkan gerak pemisahan Kalimantan dan
Sulawesi pada akhir Kapur - Paleogen Awal (Samuel dan Muchsin, 1975).

Menurut Rose R dan Hartono P ( 1978 ), Cekungan Kutai terjadi karena


pemekaran berarah Barat daya Timur laut. Terbukanya Selat Makasar pada kala
Eosen menyebabkan Cekungan Kutai ideal sebagai pengendapan sedimen. Cekungan
Kutai dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu:

1. Cekungan Kutai bagian Barat, merupakan daerah rendah, sebagian besar tertutup rawa,
danau dan aluvial, menandakan daerah masih bergerak turun.

2. Antiklinorium Samarinda merupakan antiklin sempit, memanjang berarah Timurlaut Utara


Baratdaya Selatan. Kemungkinan karena adanya shale diapire dan juga karena pergerakan
sesar mendatar di basement.

3. Cekungan Kutai bagian Timur.

Pola struktur Cekungan Kutai, berupa antiklinorium dimana cekungan berarah


Utara Timurlaut - Selatan Baratdaya dan secara keseluruhan berubah relatif Timur
Barat pada tepi bagian Utara Cekungan Kutai.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan pola struktur di atas


dihubungkan dengan pengangkatan Tinggian Kuching di bagian Barat. Gupta ( 1988 )
menyebutkan bahwa pola tersebut dikendalikan oleh tektonik kompresi regional yang
berarah Timur Barat.

Sedimen - sedimen Tersier yang terendapkan di Cekungan Kutai bagian Timur


sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda - beda, namun demikian
keseluruhan lapisan sedimen memperlihatkan siklus transgresi regresi seperti halnya
banyak cekungan lain di Indonesia bagian Barat ( Schlumberger, 1986 ).

Urutan regresif Cekungan Kutai dari lapisan - lapisan klastik deltaik hingga
paralik mengandung banyak lapisan batubara dan lignit, sehingga merupakan kompleks
delta yang terdiri dari siklus endapan delta. Tiap siklus dimulai dengan endapan
paparan delta ( delta plain ) yang terdiri dari endapan rawa ( swamp ), endapan alur
sungai ( channel ), gosong sungai ( point bar ), tanggul tanggul sungai ( natural levee )
dan creavase splay. Di tempat yang lebih dalam diendapkan sedimen delta front dan
prodelta.

Selanjutnya terjadi transgresi, paparan delta kembali di atas endapan delta front
dan prodelta. Siklus - siklus endapan delta ini terlihat jelas di Cekungan Kutai dari
Eosen - Tersier Muda, progradasi dari arah Barat - Timur, yang ditandai oleh
pengendapan formasi Pulau Balang, formasi Bebulu, formasi Balikpapan, formasi
Kampung Baru dan endapan delta Mahakam yang berumur Kuarter.
0 250 KM

LEGENDA

DISPHOSHIONAL AREA

NON DISPOSHIONAL AREA

Gambar II.1. Fisiografi Regional Pembagian Cekungan Pulau

Kalimantan ( Nuay dkk 1985 )

II.2. Stratigrafi Regional.

Stratigrafi regional yang menyusun litologi didaeah penelitian adalah Formasi


Kampung Baru dan Formasi Balikpapan yang merupakan perselingan batupasir dan
batulempung dengan sisipan batulanau, serpih, batugamping dan batubara. Formasi
Balikpapan ini terdiri dari beberapa siklus endapan delta.
Pada satuan batupasir berkembang sekuen menghalus ke atas, mulai batupasir
konglomerat, batupasir berubah menjadi batulempung. Batupasir pada bagian bawah
sekuen ini umumnya konglomerat beralas erosional. Konglomerat alas menghalus ke
atas dengan struktur sedimen masif. Batupasir kuarsa pada satuan ini berwarna putih
kecoklatan, berbutir kasar sedang, lepas, porositas sangat baik, butiran terdiri dari dari
feldspar, rijang, litik, kuarsa dan karbon yang lebih dari 45%.

Batulempung di atasnya secara umum lanauan dengan batas tegas, berwarna


putih bercak-bercak merah, juga dijumpai adanya nodul oksidasi besi fosil halus akar
dan material karbon. Pada batulempung ini terdapat sisipan batupasir halus dengan
batas tegas, seringkali teroksidasi pada permukaannya.

II.3. Geologi Daerah Penyelidikan.

Penyusunan stratigrafi daerah penyelidikan ini berdasarkan atas ciri ciri litologi
batuan yang tersingkap kemudian dikompilasikan dengan peta geologi regional lembar
Samarinda. Dari pengamatan dilapangan dapat diketahui bahwa daerah penyelidikan
termasuk dalam formasi kampung baru dan formasi Balikpapan, hal ini dikarenakan
adanya perbedaan ciri fisik litologi. Didaerah penelitian yaitu didaerah Desa Kutai Lama
yang mempunyai formasi Balikpapan dicirikan oleh perulangan batupasir kuarsa, batu
lempung dan batubara.

Batupasir yang tampak adalah batupasir kuarsa yang berwarna putih susu, jika
lapuk kuning keabu-abuan, struktur sedimen perlapisan pararel dan silang siur dengan
tebal lapisan berkisar antara 0,8 3,5 m.

Pada batupasir ini mempunyai ukuran butir pasir sedang pasir halus dengan
komposisi mineral terdiri dari kuarsa, feldspar dan chert. Batupasir kuarsa umumnya
tersementasi lemah dan bersifat lepas lepas. Sisipan batulanau mempunyai warna abu
abu cerah, struktur sedimen berupa perlapisan pararel, terdapat material pengotor
berupa pasir dengan komposisi mineral lempung dan kuarsa. Batulempung berwarna
abu-abu gelap, berstruktur sedimen berlapis dan pararel serta laminasi, sortasi baik
sebagian mengandung serpih serpih karbon. Serpih batubara berwarna coklat sampai
kehitaman, agak lunak dan sebagian keras, agak kompak dan menyerpih.
Peta Geologi Regional

II.4. Struktur Geologi Regional.

Struktur geologi regional daerah penyelidikan yang terkena tektonik menyebabkan


bidang perlapisan batuan didaerah penyelidikan mengalami gangguan dari semula
relatif horizontal menjadi miring landai sampai agak tegak. Sebagian besar mempunyai
arah kemiringan relatif ke tenggara. Dilihat secara regional didaerah penyelidikan
diinterpretasikan merupakan suatu struktur monoklin karena kemiringan batuan yang
relatif sama, Lihat gambar II. 2

Gambar II.2. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian


II.5. Penyelidikan terdahulu

Penyelidikan geologi terdahulu di daerah Anggana dan sekitarnya dilakukan oleh


Samuel dan Muchsin ( 1975 ), Rose R dan Hartono (1978), Allen GP Coadou (1984),
Schlumberger (1986), dan Supriatna,dkk (1995)

Samuel dan Muchsin ( 1975 ), membahas tentang urutan stratigrafi sedimen


tersier dengan fasies pengendapannya di Cekungan Kutai. Rose R dan Hartono ( 1978
), menguraikan tentang evolusi tektonik Cekungan Kutai. Bukit Baiduri Enterprise ( 1978
), meneliti tentang kandungan batubara meliputi penyebaran, kualitas maupun jumlah
cadangannya. Allen GP Coadou ( 1984 ) menjelaskan tentang siklus pengendapan
Cekungan Kutai.

Schlumberger ( 1986 ), menguraikan tentang siklus transgresi dan regresi


endapan delta, endapan rawa, endapan sungai di Cekungan Kutai. Gupta ( 1988 ),
menggambarkan pola struktur dan analisa tektonik Cekungan Kutai.

Supriatna, dkk ( 1995 ), menjelaskan hubungan antar formasi, siklus dan


cekungan pengendapan dari Cekungan Kutai.

BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

III.1. Persiapan Pra Lapangan

Rangkaian kegiatan dimulai dari tahap persiapan lapangan yang meliputi pengumpulan
data berupa penyediaan peta dasar, peta topografi dan peta geologi regional yang telah
tersedia untuk kegiatan lapangan dengan skala 1 : 50.000 dengan perbesaran skala 1 : 4000,
penyediaan peralatan lapangan berupa kompas geologi, GPS Garmin 12 CX, palu geologi,
kamera, pita ukur, roll meter, handie talkie, topi lapangan, sepatu safety, tas lapangan, kantong
plastik sampel batubara dan kebutuhan alat tulis serta evaluasi data - data sekunder.

III.2. Penyelidikan Lapangan

III.2.1. Waktu

Kegiatan eksplorasi di laksanakan mulai pada awal bulan Mai 2007 sampai dengan Akhir
Agustus 2007 yang kemudian di lanjutkan secara bersama-sama pengolahan data , analisa
laboratorium dan penulisan laporan.

III.2.2. Survey Geologi

Pada tahapan survey geologi ini bertujuan mendapatkan gambaran umum batubara
meliputi jenis, penyebaran, ketebalan, kualitas megaskopis, dan struktur geologi yang
kemungkinan dapat mempengaruhi pola penyebaran seam batubara. Dari data survey tersebut
dapat dijadikan acuan untuk menentukan titik pemboran dan sumur uji / parit uji, serta sebagai
data pendukung korelasi dengan kegiatan survey yang lainnya. Pemetaan geologi dilakukan
dengan menggunakan alat GPS untuk akurasi pengeplotan lokasi pada peta skala 1 : 4000.

Metode penyelidikan dilakukan melalui pemetaan permukaan (surface mapping) dan


penyelidikan bawah permukaan atau pemboran. Pemetaan permukaan dilakukan dengan
mengamati ciri - ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan, ketebalan, penyebaran, dan
tebal tanah penutup / overburden (OB).

III.2.3. Pemetaan Topografi

Pemetaan topografi dilakukan di seluruh wilayah Kuasa Pertambangan CV. Surya


Harapan Baru, luas daerah yang dipetakan sekitar 100 Ha. Pemetaan topografi ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran umum bentuk roman muka bumi ( relief ) secara vertikal
terutama pada jalur penyebaran batubara, sehingga dapat menjadi peta dasar dalam tahap
eksplorasi dan eksploitasi lebih lanjut, dan selain itu semua keadaan di lapangan dapat
diplotkan kedalam peta skala 1 : 4000.

Pemetaan topografi ini kami lakukan dengan menggunakan alat Theodolite, dengan metode
poligon tertutup dengan jarak spasi 10 m. Untuk data singkapan dan titik bor semuanya kami
ikat pada titik-titik ikat yang ada di sepanjang lintasan pengukuran topografi terdekat. Adapun
toleransi kesalahan pengukuran jarak, azimuth dan ketinggian yang diperbolehkan pada
pengukuran topografi di daerah penyelidikan sekitar 5% , dan semua data yang kami dapat
kami rekam dan kami olah dengan sistem computer.

III.2.4. Pemboran

Kegiatan pemboran bertujuan untuk mengetahui ketebalan, kedalaman dan memastikan jumlah
seam batubara yang ada. Kedalaman pemboran bervariasi antara 10.65 40.65 m tergantung
keadaan dengan mempertimbangkan pola penyebaran singkapan batubaranya, selain itu juga
dari hasil pemboran nantinya dapat diketahui jumlah cadangan secara lebih detail.

Pemboran diarahkan di daerah sekitar singkapan untuk mengetahui ketebalan,


penyebaran lateral batubara, dan ketebalan tanah penutup (overburden). Metode pegeboran
dengan Touch Coring , dimana dengan metode ini akan melakukan pengambilan sample.
Apabila ditemukan tanda- tanda adanya batubara, maka akan dilakukan pengambilan sample
yang disebut Coring . Hasil pemboran yang berupa Coring kemudian dijadikan sebagai
sample untuk analisa kualitas batubara. Data pemboran yang berupa kolom litologi digunakan
sebagai bahan korelasi di antara titik - titik pemboran dan singkapan batubara. Jenis alat bor
yang dipergunakan adalah Power Rig, terdiri dari 2 ( dua ) unit pompa air kapasitas 3 m3 / menit
dan selang air sepanjang 800 m. Jarak antar lubang bor 25 - 100 m dengan kedalaman 10.65
40.65 m. Rincian data bor dapat dilihat pada table 3.1.

III.2.5. Pengambilan Contoh Batubara ( Sample )

Proses pengambilan contoh batubara dilakukan pada singkapan batubara dan dari hasil
pengeboran. Metode pengambilan contoh batubara pada singkapan yaitu dengan Channel
Sampling dilakukan pada salah satu bagian singkapan yang memotong seluruh ketebalan
lapisan batubara. Sedangkan pada hasil pemboran kami mengambil salah satu coring dalam
satu lubang bor yang kemudian contoh tersebut kami bungkus dengan almunium foil, yaitu
plastic khusus sample. Dan semua hasil segera kami bawa ke laboratorium untuk segera di
analisa.

III.3. Analisa Kualitas Contoh

Analisa kualitas contoh dimaksudkan untuk mengetahui kandungan, sifat - sifat fisik dan
kimia batubara yang meliputi : kandungan abu, Karbon ( C ), Belerang ( S ), kandungan air, nilai
kalori dan HGI.

Pengambilan contoh dilakukan pada hasil pemboran inti. Analisa contoh kualitas
batubara dilakukan dengan metode proximate di Laboratorium PT. Surveyor CCI berdasarkan
standar ASTM.
Table. 3.1

Hasil

Kegiatan

Bor di

Lokasi

Daerah

Penyelidikan

III.4. Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemetaan geologi, tahap selanjutnya yaitu
melakukan pengolahan data yang meliputi seluruh aspek - aspek geologi yang ada, mulai dari
hasil lapangan sampai dengan hasil dari studi pustaka, selain itu dilakukan penyusunan laporan
dan rekontruksi geologi daerah penyelidikan dari data lapangan, seperti data survey geologi,
data bor, pemetaan topografi dan hasil dari laboratorium sehingga model geologi daerah
penyelidikan dapat diketahui.

III.4.1. Pengolahan Data Geologi

Dari seluruh data yang diperoleh di lapangan kemudian di plotkan pada peta skala 1 :
4000 secara keseluruhan dan membuat pola sebaran batubara menggunakan hukum V rules
dan kontur struktur. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan cadangan dengan
metode cross section profilling pada Sofwer Autocad untuk mengetahui nilai tonase batubara
dan volume overburden, sehingga diperoleh stripping ratio dari setiap section yang berspasi
rata-rata 50 m.

Cadangan batubara pada areal CV. Surya Harapan Baru dihitung berdasarkan metode
Cross Section Profilling, yaitu dengan rumus sebagai berikut :

L1,2,.. = P x T

VB = (L1 + L2) x S x Bj

Keterangan :

VB : Tonase batubara ( ton )

L1 : Luas section ke- 1 ( m2 )

T : Tebal batubara rata rata ( m )

Bj : Berat jenis batubara ( 1,3 )

P : Panjang Batubara dari penampang (m)

S : Jarak antar section yang dihitung (m)

sedangkan volume OB dihitung dengan rumus :

OB = ( L1 + L2 )/2 x J

Keterangan :

OB : Overburden ( Bcm )

L1 : Luas section pertama ( m2 )

L2 : Luas section kedua ( m2 )


J : Jarak antar section ( m )

BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

IV.1. Geologi Daerah Penyelidikan

Hasil penyelidikan dan pendetailan pencarian singkapan yang dilakukan didaerah


penyelidikan, ditemukan 3 singkapan batubara. Secara umum arah (strike) menunjukkan pola
timur laut barat daya dengan kemiringan berkisar antara 10 - 14 derajat dengan tebal 1.53
meter s/d 4.15 meter. Hasil penyelidikan dan pencarian singkapan dapat dilihat pada lampiran 2.
Dari data hasil penyelidikan singkapan batubara dan dikorelasikan dengan hasil
interpretasi kedudukan singkapan batubara serta posisi singkapan di lapangan, maka didaerah
penyelidikan diperoleh 2 seam. lihat pada lampiran lepas Peta Topografi dan Cropline Batubara.
Secara umum dapat ditemukan dimana didaerah penyelidikan masuk dalam Formasi
Kampung Baru ( Tpkb ) dan Formasi Balikpapan ( Tmbp ) di mana formasi balikpapan ini
berumur Miosen Tengah bagian atas yang terdiri dari perselingan batupasir kuarsa dan
batulempung dengan sisipan lanau, batuserpih dan batubara.
IV.1.1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan
Stratigrafi atau susunan batuan dalam arah vertical, dapat diketahui dari suatu penarikan
kolerasi dari singkapan batuan, juga penampang terukur sepanjang lintasan kompas yang terpilih,
juga dari hasil pemboran.
Di Daerah penyelidikan masuk dalam formasi kampung baru dan formasi balikpapan.
Formasi Balikpapan ( Tmbp ) dengan perselingan batupasir kuarsa dan batulempung yang
disisipi oleh batubara dari tebal 1.53 m sampai dengan 4.15 m.
IV.1.2. Struktur Daerah Penyelidikan
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah monoklin.

Pada daerah penyelidikan tidak dijumpai struktur geologi mayor yang mempengaruhi
tatanan geologi daerah penyelidikan, kedudukan lapisan N 190 - 230 E /100 - 140, dengan
struktur monoklin dan dip kearah tenggara.

Struktur geologi diluar daerah penyelidikan yang terkena tektonik menyebabkan bidang
perlapisan batuan didaerah penyelidikan mengalami gangguan, dari semula relatif
horizontal menjadi miring landai sampai agak tegak. Sebagian besar mempunyai arah
kemiringan relatif sama yaitu ke tenggara.

IV.2. Keadaan Endapan Batubara di Daerah Penyelidikan


Selama melakukan kegiatan eksplorasi, di daerah penyelidikan banyak kami jumpai
singkapan batubara. Adapun jumlah singkapan batubara yang kami temukan sebanyak
3 singkapan dengan ketebalan berkisar 1.53 m 4.15 m. Table singkapan batubara
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Adapun kenampakan fisik pada batubara, di daerah penyelidikan mempunyai sifat dan
karateristik hampir sama serta dapat dibedakan dari posisi stratigrafi, ketebalan, jenis
dan letaknya. Ini semua dikarenakan singkapan yang ditemukan di daerah penyelidikan
hanya terdapat pada Formasi Balikpapan, jadi kondisi ini yang membuat batubara di
daerah penelitian relatif hampir sama berwarna hitam mengkilap, sub concoidal dan
masuk dalam Sub-bituminus golongan B.

IV.2.1. Penyebaran Lapisan Batubara di Daerah Penyelidikan

Di Daerah penyelidikan, lapisan batubara tersebut tersingkap pada alur, sungai dan
tebing. Pola dan arah penyebaran berarah timur laut barat daya.

Dari hasil interprestasi korelasi data bor dan evaluasi data singkapan batubara yang
kami jumpai dan kami rekonstruksi kedalam peta, daerah penyelidikan, diketahui
sebaran lapisan batubara membentuk pola arah jurus dengan arah relatif timur laut
barat daya, dapat dilihat pada peta geologi.

IV.3. Cadangan Batubara di Daerah Penyelidikan


IV.3.1. Kuantitas Batubara di Daerah Penyelidikan

Dari seluruh data yang diperoleh di lapangan kemudian di plotkan pada peta skala 1 :
4000 secara keseluruhan dan membuat pola sebaran batubara menggunakan hukum V rules
dan kontur struktur. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan cadangan dengan
metode cross section profilling pada Sofwer Autocad, yang pertama untuk mengetahui luas
setiap seam batubara dan interburden yang kemudian dihitung nilai tonase batubara dan
volume overburden yang terukur untuk setiap section dan kumulatifnya sehingga diperoleh
stripping ratio dari setiap section yang berspasi rata-rata 50 m dan striping ratio untuk rata rata.

Cadangan batubara pada areal CV. Surya Harapan Baru, dihitung berdasarkan metode
Cross Section Profilling, yaitu :

L1,2,.. = P x T

VB = (L1 + L2) x S x Bj

Keterangan :
VB : Tonase batubara ( ton )

L1 : Luas section ke- 1 ( m2 )

L2 : Luas section ke- 2 ( m2 )

T : Tebal batubara rata rata ( m )

Bj : Berat jenis batubara ( 1,3 )

P : Panjang Batubara dari penampang (m)

S : Jarak antar section yang dihitung (m)

Sedangkan volume OB dihitung dengan rumus :

OB = ( L1 + L2 )/2 x J

Keterangan :

OB : Overburden ( Bcm )

L1 : Luas section pertama ( m2 )

L2 : Luas section kedua ( m2 )

L : Jarak antar section/Penmpang


L1

L2

Gambar IV.1.
Penampang
perhitungan cadangan
dan tanah penutup

Cara perhitungan
dengan mengetahui luas dari setiap section, yang kemudian tiap luas penampang dihitung
dengan rumus yang ada diatas dan hasil perhitungan sesuai rumus menghasilkan Overburden
dalam satuan Bcm, sedang batubara dalam satuan tonase, dari penampang diatas maka bila di
ilustrasikan posisi Overburden yang dihitung dan yang di section, dalam perhitungan luas, kami
sesuaikan dengan program software yang saat ini di gunakan oleh perusahaan tambang, demi
keakuratan data.

IV.3.2. Hasil Analisa Kualitas

Dari 3 Singkapan batubara yang ditemukan dan 10 titik pengeboran, dengan total
kedalaman 265.50 m, diambil 3 contoh (sample) batubara dan dianalisa kualitasnya di
Laboratorium Surveyor - CCI, contoh ini diambil dalam keadaan segar (fresh sample) untuk
mencegah oksidasi dan pengotoran karena lapuk dan memiliki ketebalan 4.15 dan 1.53 meter
yang mewakili. Untuk pengambilan contoh ini dilakukan pada lokasi singkapan batubara.
Dari hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori 5477 - 5625 kcal/kg (adb),
batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub Bituminous Coal B, di samping
itu hasil analisa menunjukkan nilai sulfur yang relatif rendah yaitu 0,31 1,44 %.

Hasil analisa kualitas secara terperinci adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1. Hasil Analisa Batubara

SAMPLE CODE SHB 01 SHB 03 SHB 04


MASS AS RECEIVED (Kg)
PARAMETER
Total Moisture % ar 17,0 15,4 17,9
Moisture % adb
Ash Content % adb 3,7 2,1 0,8
Volatile Matter % adb 40,3 40,5 40,4
Fixed Carbon % adb 39,0 42,0 40,0
Total Sulphur % adb 1,44 0,42 0,31
Gross Calorific Value Kcal/kg adb 5,477 5,635 5,632

IV.4. Cadangan

Berdasarkan perhitungan cadangan batubara dengan metode cross section profiling, diperoleh
jumlah cadangan batubara terukur sebesar 775,619.85 ton dengan Stripping Ratio 4.25. (Tabel
Perhitungan Cadangan Batubara Terlampir).
Rangkuman hasil perhitungan cadangan adalah sebagai berikut :

Tabel IV.2.

TOTAL CADANGAN BATUBARA


CV. SURYA HARAPAN BARU
Jumlah Jumlah Stripping
Seam Overburden Batubara Ratio
(BCM) (MT)
B 513,103.82 55,248.74 9.29
A 2,782,959.93 720,371.11 3.86
TOTAL 3,296,083.75 775,619.85 4.25

BAB V

KESIMPULAN

V.1. KESIMPULAN

Wilayah Kuasa Pertambangan ( KP ) eksplorasi atas nama CV. Surya Harapan


Baru, secara administrasi termasuk Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten
Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.

A. Kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan yaitu :

- Pemetaan topografi

- Penyelidikan geologi dan pemetaan geologi seluas 100 Ha

- Pemboran open hole dan inti sebanyak 10 titik, total kedalaman 265.50 m.

- Pengambilan contoh sebanyak 2 buah

- Perhitungan cadangan dengan spasi cross section rata-rata per 50 m

B. Secara umum bahwa daerah penyelidikan dapat disimpulkan satuan geomorfologi yaitu :

a) Satuan Geomorfologi Perbukitan


C. Dari hasil eksplorasi dapat di kemukakan bahwa daerah penyelidikan tersebut masuk dalam
Formasi Kampung Baru dan Formasi Balikpapan dimana sesuai hasil dari stratigrafi dan
hasil penelitian bahwa Formasi ini adalah pembawa batubara.

D. Dari hasil singkapan dilapangan, evaluasi dan rekonstruksi di peta bahwa struktur yang ada
pada daerah penyelidikan adalah monoklin karena dari hasil lapangan di temukan
kedudukan batuan yang relatif sama.

E. Hasil analisa contoh batubara diperoleh nilai kalori batubara antara 5477 - 5625 cal/g
(adb), batubara di daerah penyelidikan dapat dikategorikan dalam Sub Bituminous Coal
B, di samping itu hasil analisa menunjukkan nilai sulfur yang relatif rendah yaitu 0,31
1,44 %.
F. Hasil perhitungan cadangan daerah penyelidikan ini memiliki cadangan dengan
stripping ratio menggunakan metode penampang dengan memperhatikan kemiringan
final slope. Hasil perhitungan cadangan adalah sebagai berikut :
Tabel V.1.

TOTAL CADANGAN BATUBARA


CV. SURYA HARAPAN BARU
Measured Mineable
Jumlah Jumlah Stripping Jumlah Stripping
Seam Overburden Batubara Ratio Batubara Ratio
(BCM) (MT) (MT)
B 513,123.82 55,248.74 9.29 49,723.87 10.32
A 2,782,959.93 720,371.11 3.86 648,334.00 4.29
TOTAL 3,296,083.75 775,619.85 4.25 698,057.86 4.72

V.2. SARAN
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh CV. Surya Harapan Baru
dengan lahan seluas 100 Ha dan jarak Hauling terjauh sekitar 7.5 Km, juga melihat hasil
perhitungan cadangan, maka lahan ini bisa dikatakan Prospek sehingga dapat
dilanjutkan untuk pembuatan Study kelayakan dan dapat di kembangkan lebih lanjut ke
tahapan Eksploitasi.

Anda mungkin juga menyukai