BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN
Foto : Singkapan
KCO-11 dengan arah N
....0 E/….0, tebal …
Meter.
Foto : Singkapan ….
dengan arah kedudukan
N …°E/…°, Tebal …
Meter
ELEVAS TEBA
N KOORDINAT STRIKE / SEA
KODE I L LAHAN
O DIP M
LAT/LON (m) (m)
1 KCO-1 S1.51039 E102.72366 65 100 / 27 4.9 C Sawit/TLS
2 KCO-2 S1.51363 E102.72390 64 95 / 30 ? D Sawit/TLS
3 KCO-3 S1.48290 E102.69216 61 121 / 23 6 C Karet warga
4 KCO-4 S1.48120 E102.70342 58 150 / 38 1.5 B Padi warga
5 KCO-5 S1.48402 E102.70395 59 157 / 42 0.3 B Sawit warga
Sawit
6 KCO-6 53 160 / 42 - B
S1.48814 E102.70747 MAKIN
7 KCO-7 S1.45846 E102.68582 78 145 / 24 0.4 A Karet warga
8 KCO-8 S1.45074 E102.68887 37 142 / 22 >1 ? Karet warga
9 KCO-9 S1.54364 E102.75004 57 116 / 31 1.6 F Karet warga
10 KCO-10 S1.53901 E102.75097 66 119 / 30 6 E Karet warga
KCO -
11 S1.30368 E102.43.19.7 52 110/33 3 C Sawit/TLS
11
KCO -
12 S1.30.35.7 E102.43.14.7 47 120/29 3 C Sawit/ TLS
12
(a) Seam B
Seam ini diwakili oleh singkapan KCO-4, KCO-5, dan KCO-6 yang
terletak di area perkebunan kelapa sawit milik PT. Makin Group. Seam
Foto 9.
Profil Seam B
yang terdapat pada
singkapan KCO- 4
(b) Seam C
Kelompok seam ini memiliki kenampakan fisik batubara hitam kusam,
gores coklat, kekerasan sedang, dan cleat jarang.Seam ini diwakili oleh
singkapan KCO-1 dan KCO-3 dengan kemiringan antara 23 sampai
dengan 270, seam ini memiliki ketebalan total 4,7 sampai dengan 4,9
meter. Di bagian selatan konsesi, terkadang Seam C ini menunjukan
gejala splitting.
Berdasarkan dari hasil pemboran eksplorasi, maka kelompok seam ini
tersusun dari atas ke bawah adalah Seam Cupper, C dan Clower dengan
ketebalan masing-masing adalah 1,4-2 meter untuk Cupper, 4,7 – 4,9
meter untuk Seam C, dan 1,4 meter untuk Seam Clower seperti terlihat
pada kolom stratigrafi untuk Seam C.
Foto 10 :
Profil Seam C yang
dapat dilihat pada Tespit
KCO-1
(c) Seam D
Seam ini masih bersifat interpretatif dikarenakan tidak ditemukannya
singkapan yang mewakili seam ini, yang ditemukan hanyalah
bongkahan-bongkahan di sepanjang sungai yang berarah barat-timur
(searah dengan strike di daerah ini) di lokasi KCO-2 , diduga asal dari
bongkahan ini adalah karena longsoran yang terjadi di sepanjang
sungai, keberadaan seam ini masih harus dibuktikan keberadaannya.
tambang.
320 D dan bulldozer Cat D7G . Pada awal produksi di setiap Pit,
tanah penutup akan diangkut dan dibuang di lokasi pembuangan yang
berada di luar areal penggalian (outside dump). Selanjutnya apabila
kegiatan penambangan telah selesai pada suatu area, maka bekas areal
penggalian (mined out) tersebut akan dijadikan lokasi
pembuangan untuk menimbun lubang-lubang yang ada. Cara
penimbunan seperti ini dapat mengurangi dampak-dampak negatif
pada lingkungan karena lubang-lubang bekas tambang tertutup
kembali dan selanjutnya diselimuti dengan tanah pucuk sebelum
ditanami kembali. Bentuk dari bekas tambang yang siap ditanami
kembali ada dua macam, yaitu :
1. Berbentuk jenjang dengan ketinggian jenjang relatif rendah
yaitu sekitar 1 meter dan lebar sekitar 6 meter. Selain sulit
melakukan penimbunan tanah pucuk, bentuk seperti ini
memerlukan biaya mahal untuk membentuk jenjang-jenjang
tersebut. Selain itu juga menyebarkan tanah pucuk juga akan
mengakibatkan erosi tanah pucuk yang cukup tinggi.
2. Bentuk kedua adalah dibuat rata, dimana cara ini relatif
lebih murah dan mudah dalam penimbunan kembali serta
menyebarkan tanah pucuk, juga akan mengakibatkan tingkat
erosi yang relatif rendah.
Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut, maka
penimbunan tanah penutup akan dilakukan dengan membuat bentuk
rata.
3.2.5. Penggalian Batubara
Penggalian batubara dilakukan secara hati-hati agar batubara
yang diproduksi adalah batubara yang bersih, sehingga tidak
diperlukan proses pencucian.
Setelah tanah penutup dibongkar/dikupas maka dilakukan
penggalian lapisan batubara sampai menyisakan ketebalan
batubara yang tidak tertambang setebal 5 - 10 cm. Hal ini bertujuan
untuk menjaga agar batuan samping maupun lapisan bawah tidak
3.3. Pengolahan
Untuk mencapai hasil produksi Batubara siap jual seperti yang
diinginkan oleh konsumen, maka Batubara hasil penambangan PT.SPJ akan
diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Lokasi pengolahan dan
sekaligus penimbunan akan dibangun dekat dengan lokasi penambangan.
Proses pengolahan batubara PT. Sungai Pangean Jaya berupa
penghancuran dan screening batubara untuk memperoleh batubara dengan
kualitas terbaik sesuai permintaan konsumen. Proses pengolahan
batubara ini diawali dengan memasukkan batubara yang ditimbun di ROM
3
stockpile ke dump hopper berkapasitas 16 m dengan menggunakan
Luas Konstruksi
No Bangunan Bangunan
(m2)
seng
5 Workshop 216 Beton Beton
Glbg
Gd.
6 76,8 Papan Beton Seng Glbg
BBM1
Gd.
7 24 Papan Beton Seng Glbg
BBM2
Gd.
8 33,6 Papan Beton Seng Glbg
BBM3
Kamar
10 55 Beton Beton Seng Glbg
Mandi
Pos
11 12 Beton Beton Seng Glbg
Timbang
Tabel 3.Rencana Pembangunan Fasilitas Penunjang
3.4.1. Workshop
Untuk menunjang kelancaran kinerja peralatan yang
digunakan dalam kegiatan tambang, maka perusahaan membangun
workshop lengkap dengan gudang suku cadang/barang bekas/alat-alat
bekas, areal parkir, saluran drainase, oil trap, tempat penampungan
minyak/oli bekas (limbah B3) dan gudang pelumas. Luas area yang
dibutuhkan untuk bangunan dan parkir kendaraan di workshop lebih
2
kurang 5000 m .