POTENSI BATUBARA
DI WILAYAH PT. KELAPA GADING SEMITUNGGAL
KECAMATAN MUARA KAMAN
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
OLEH :
TIM EKSPLORASI
PT. KELAPA GADING SEMITUNGGAL
TENGGARONG
2005
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
PT. Kelapa Gading Semitunggal sebagai investor penanaman modal dalam negeri
ingin ikut berkiprah dalam peluang usaha penambangan batubara di Kabupaten
Kutai Kartanegara, sekaligus dalam rangka memperluas kesempatan berusaha dan
berusaha
sharing
dengan
masyarakat
setempat
untuk
meningkatkan
wilayah KTN 2005 055 SKIP. (batas astronomis terlampir pada lampiran izin
SKIP).
Untuk mencapai daerah tersebut dari Kota Tenggarong ke daerah SP 2 dapat ditempuh
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan aspal dengan waktu
tempuh 3 jam, kemudian dilanjutkan ke lokasi peninjauan yang berlokasi di sebelah
Utara SP 2 dengan waktu tempuh 0,5 jam, Untuk mencapai lokasi lokasi singkapan
batubara dapat ditempuh dengan berjalan kaki menelusuri jalan setapak dan sungai.
Seperti halnya wilayah lain di sekitar Kecamatan Muara Kaman mempunyai iklim
tropis. Curah hujan antara 1500 - 2000 mm per tahun, atau 8 - 9 hari hujan per
bulan. Musim penghujan dimulai bulan April - Agustus. Suhu udara rata-rata antara
25 - 27 C, perbedaan temperatur maksimum dan minimum 14 0 C, kelembaban
nisbi rata-rata 87%.
I.4.3 Topografi
Topografi daerah penyelidikan merupakan dataran dan bergelombang
perbedaan tinggi antara lembah dan puncak bukit mencapai 25 m
kemiringan relatif lereng 0 - 6. Dilihat dari perkembangan aliran sungai
lokasi, dimana jarak antar alur atau sungai telah maksimum, maka
tersebut tergolong berstadia dewasa. Tingkat pelapukan batuan di
lemah,
dengan
sekitar
daerah
daerah
penelitian cukup intensif, ditujukkan oleh ketebalan soil yang relatif tebal 1 5
m.
I.4.4 Flora dan Fauna
Jenis-jenis tumbuhan yang ada sebagian besar merupakan tanaman rawa dan
hutan sekunder yang masih muda.
Fauna yang ada dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
- Fauna liar : babi hutan, ular, kijang, biawak, kadal, ayam hutan, dll.
- Fauna piaraan : sapi, kerbau, kambing, anjing, kucing, ayam, dll.
I.4.5 Tata Guna Lahan
Menurut Peta RTRW Propinsi Kaltim daerah penelitian masuk dalam kawasan
Budidaya Non Kesehatan (KNBK).
I.5 Waktu
Pelaksanaan
kegiatan
peninjauan
potensi
batubara
dari persiapan
sampai
Juni
Juli
Rincian Kerja
18
1. Studi Pustaka
2. Persiapan lapangan
1
9
2
0
25
3
0
3
1
1 5 8
1
0
1
5
1
8
2
1
3. Penyelidikan
lapangan
4. Analisa laboratorium
6. Pembuatan Laporan
Data Geologi ini akan membantu dalam penentuan seam dan korelasi
singkapan batubara serta berguna dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
batubara di daerah ini selanjutnya.
Peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan peninjauan ini terdiri dari
- GPS 2 buah, kompas geologi 2 buah, palu geologi 2 buah, loupe 2 buah, peta
topografi skala 1 : 52.200 20 lembar, pita ukur 2 buah, tongkat Jacobs 2
buah, kamera 2 buah dan peralatan tulis
- Alat penggali seperti : cangkul, linggis, blincong masing-masing 3 buah
- Parang, gergaji dan alat-alat potong masing-masing 3 buah
I.7 Pelaksana
Cekungan
Kutai
ditafsirkan
terjadi
karena
adanya
gerak
pemisahan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir Kapur - Paleogen Awal (Samuel dan
Muchsin, 1975).
terjadi
transgresi,
paparan
delta
kembali
di
atas
endapan delta
front dan prodelta. Siklus-siklus endapan delta ini terlihat jelas di Cekungan Kutai dari
Eosen - Tersier Muda, progadasi dari arah Barat - Timur, yang ditandai oleh
adanya shale
diapire dan
juga
karena
pergerakan-pergerakan
sesar
mendatar di basement.
3. Cekungan Kutai bagian Timur.
Beberapa sesar dapat diinterpretasikan dari citra satelit, antara lain sesar mendatar
dekstral di Utara Baratdaya. Sesar naik terlihat di Bukit Mangkujenang di sebelah
Tenggara Samarinda. Sesar ini berarah Timurlaut Baratdaya, sejajar perlapisan.
Bidang sesar miring ke arah Timur, Formasi Pulau balang terangkat ke atas sehingga
terletak di atas Formasi Balikpapan yang lebih muda.
Sedimen terlipat lemah sedang dengan kemiringan sekitar 10 - 30. Perlipatan
memanjang dalam arah Baratdaya Timurlaut. Terdapat sinklin besar dengan dua sisi
landai dan antiklin kecil dengan sisi landai sedang. Dua sinklin besar adalah sinklin
Bahulak di Timur Kota Bangun dan sinklin Jonggon di Barat Tenggarong, dengan
kemiringan sayap 10 - 20.
Beberapa antiklin yang dipotong oleh Sungai Mahakam dari Barat ke Timur adalah
sebagai berikut :
1. Antiklin Tenggarong, merupakan antiklin tegak mempunyai kemiringan di
kedua sisinya 80.
2. Antiklin Margasari, merupakan antiklin asimetri, sisi barat kemiringan
17 dan sisi Timur 44.
3. Antiklin Muara Kaman, merupakan antiklin menunjam di Selatan Mahakam
kemiringan sisi Timur 70.
II.1.3 Pola Struktur Cekungan Kutai
Pola struktur Cekungan Kutai, berupa antiklinorium yang seluruhnya cekungan berarah
Utara Timurlaut - Selatan Baratdaya dan secara keseluruhan berubah relatif Timur
Barat pada tepi bagian Utara Cekungan Kutai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan pola struktur di atas dihubungkan
dengan pengangkatan Tinggian Kuching di bagian Barat. Gupta (1988) menyebutkan
bahwa pola tersebut dikendalikan oleh tektonik kompresi regional yang berarah Timur
Barat.
geologi, kamera, tongkat Jacob,s, pita ukur, roll meter, handie talkie, topi lapangan,
sepatu safety, tas lapangan, kantong plastik sampel batubara dan seluruh kebutuhan alat
tulis dan keperluan pribadi lainnya serta pengevaluasian data-data sekunder.
III. 2. Penyelidikan Lapangan
Tahap Kerja Lapangan dengan metode pemetaan permukaan ( surface mapping) Batubara
yaitu dengan mengamati ciri-ciri fisik batubara, pengukuran kedudukan lapisan,
ketebalan, penyebaran, dan tebal tanah penutup overburden (OB), juga dilakukan
penelitian roof, floor, parting dan key bed untuk mengetahui pelamparan batubara.
Ketebalan batubara dapat diukur langsung dilapangan jika roof dan floordiketahui,
sedangkan yang tidak tersingkap semua dilakukan test pit dan trenching untuk
mengetahui roof dan floor serta ketebalannya. Survey dilakukan dengan menyusuri
aliran-aliran sungai dan jalan untuk mencari singkapan-singkapan batubara ( outcrop).
dan
membuat
pola
sebaran
batubara
berdasarkan
korelasi
data
berdasarkan roof, key bed dan floornya dengan juga mempertimbangkan kondisi
topografi, kontur struktur dan stratigrafinya. Berdasarkan hasil analisa diperoleh seam
seam batubara beserta jalurnya dan cadangannya dihitung berdasarkan rumus :
C = P x t x Dd x Bj
Keterangan :
C : Cadangan batubara
P : Panjang strike penyebaran batubara (m)
T : Tebal Batubara
Bj : Berat jenis batubara (1,3)
Dd : Down dip / Lebar batubara kearah kemiringannya berdasarkan
cross section
BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN
IV.1. Geologi
Seam
OC 02
OC 01, OC 3
KODE SAMPLE
OC 1
OC 2
OC 3
Seam B
Seam A
Seam A
Inherent Moisture
2.4
6.6
6.8
Total Sulphur
1.47
1.26
0.48
Kalori
8012
7105
7158
PARAMETER
jarak antara titik titik pengamatan atau singkapan tidak melebihi 2 km maka
cadangan terekanya (indicated reserved) adalah sebagai berikut :
Dengan down dip 50 meter, cadangan batubara sebesar 3.814.200 ton
Dengan down dip 100 meter, cadangan batubara sebesar 7.628.400 ton
Dengan down dip 150 meter, cadangan batubara sebesar 11.442.600 ton
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN