Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAWASAN


PERMUKIMAN PADA KAWASAN PEDESAAN POTENSIAL,
PERBATASAN DESA TERTINGGAL DAN PULAU KECIL
KABUPATEN SAMBAS

KONTRAKTUAL

TAHUN ANGGARAN 2015


1

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )


Satuan Kerja
Program
Kegiatan
Lokasi
Pekerjaan
Tahun Anggaran

: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat.


: Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Dan
Pedesaan
: Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman pada Kawasan
Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa tertinggal dan Pulau Kecil
: Kabupaten Sambas
: Perencanaan Infrastruktur Jalan Kawasan Permukiman (pkt. No.44840.04)
: 2015

A. LATAR BELAKANG
Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman
mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga,
persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi mendatang, termasuk perannya
sebagai pengejawentahan jati diri. Selain itu, sektor perumahan dan permukiman dapat
juga berperan sebagai salah satu lokomotif perekonomian dan penciptaan lapangan
kerja di dalam kerangka penciptaan produktivitas kota/wilayah.
Namun demikian didasari bahwa persoalan perumahan dan permukiman pada
umumnya dirasakan masih kurang mendapat perhatian yang semestinya. Kondisi
karakteristik dan potensi, termasuk kemampuan serta kapasitas dari setiap daerah
dalam penyelenggaraan sektor perumahan dan permukiman sesungguhnya sangat
beragam, lokal dan kontektual. Sehingga bagaimanapun juga perlunya untuk terus
dikembangkan
strategi
operasional
penyelenggaraan
yang
sesuai dengan
keberagaman dan kemandirian yang ada di tingkat lokal.
Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan, masih
terdapat banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai prasarana dan
sarana pendukung, fasilitas sosial dan fasilitas umum. Semakin terbatasnya
kemampuan masyarakat akibat krisis moneter, termasuk di dalam memelihara
prasarana dan sarana lingkungan, mengakibatkan menurunnya pula kondisi prasarana
dan sarana lingkungan perumahan terutama pada kawasan kumuh dan nelayan di
perkotaan, termasuk di kawasan pulau-pulau kecil dan daerah tertinggal.
Permasalahan Perumahan dan Pemukiman sungguhnya tidak dapat dilepaskan
dari berbagai perkembangan dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan baik di tingkat
lokal, nasional, regional, maupun global, regensi persoalan Perumahan dan
Pemukiman telah juga menjadi perhatian masyarakat global dalam agenda habitat
yang merupakan kesepakatan masyarakat global, telah diamanatkan tentang
pentingnya penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat (shelter for all) dengan mengedepankan strategi pemberdayaan (enabling
strategy).
Sejalan dengan pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, perlu disiapkan
oleh pemerintah daerah pengembangan sumber daya manusia yang handal. Seiring
semangat otonomi, maka tanggung jawab pemerintah daerah akan semakin besar,
yang berarti kemampuan daerah dalam pengelolaan pembangunan harus diperkuat.
Sementara titik berat tugas pemerintah pusat tidak lagi menyusun dan melaksanakan
penataan ruang, melainkan lebih banyak melakukan fasilitas dan sosialisasi
penyelenggaraan pembangunan daerah termasuk bidang penata ruang.
Adanya berbagai permasalahan di bidang Perumahan dan Pemukiman seperti
semakin meningkatnya kebutuhan rumah yang layak sejalan dengan pertumbuhan
penduduk, serta masih lemahnya perencanaan dan pengelolaan pembangunan
Perumahan dan Pemukiman dimana di era otonomi daerah ini diarahkan untuk
ditangani oleh daerah membutuhkan perencanaan yang berbasis pada kebutuhan yang
ada. Kajian terhadap kebutuhan perumahan dengan berbagai karakter yang ada
membutuhkan adanya penguatan sistem data dan informasi

Pulau-pulau kecil dan daerah tertinggal merupakan beberapa kawasan yang


selama ini sebagian besar belum tersentuh oleh program pembangunan dari
pemerintah karena berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah. Beberapa
wilayah memiliki nilai strategis karena berbatasan dengan wilayah negara lain dan
memiliki potensi pembangunan ekonomi wilayah yang cukup potensial. Jika
ketimpangan terus dibiarkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan terutama
dapat menimbulkan masalah disintegrasi bangsa.
Propinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang begitu luas, masih
memiliki wilayah-wilayah yang tertinggal hampir di seluruh Kabupaten terutama di
Pulau-pulau kecil yang aksesnya jauh dari pusat Kota, Kecamatan maupun
Kabupaten.
Perkembangan intensitas pembangunan perkotaan memberikan dampak yang
relatif luas terhadap wilayah tersebut sehingga dirasakan adanya ketimpangan
perkembangan pembangunan antara Kota dan Perdesaan.
Pemerintah melalui program pengembangan Perumahan dan Permukiman
mengembangkan berbagai program untuk mengembangkan wilayah Pulau-pulau
Kecil dan Daerah Tertinggal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional, dan untuk
meningkatkan layanan administrasi Pemerintah dan pembangunan sebagai bagian
dari NKRI, juga dimaksud untuk mempercepat terjadinya perimbangan pertumbuhan
dan perkembangan antar wilayah.
Salah satu program yang diarahkan untuk pengembangan Kawasan Pulau-pulau
Kecil dan Daerah Tertinggal adalah Penyusunan Detail Engeenering Design ( DED),
yang dimaksudkan untuk menyusun perencanaan pembangunan ekonomi lokal dan
pendayagunaan Prasarana dan Sarana Dasar Kawasan Pulau-pulau Kecil dan Daerah
Tertinggal secara optimal sesuai dengan kebutuhan, dimana masyarakat sebagai
pelaku utamanya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Permukiman pada Kawasan Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa
tertinggal dan Pulau Kecil yaitu dengan mengetahui kondisi sarana dan prasarana
dasar di kawasan tersebut serta merencanakanan kebutuhan infrastrukturnya.
2. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :
- Pengumpulan dan penghimpunan data-data di lokasi kawasan perencanaan
- Melakukan analisa serta memberikan usulan/alternatif sistem yang diperlukan
- Kebutuhan biaya yang diperlukan
- Pembangunan Infrastruktur jalan pada kegiatan Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Permukiman pada Kawasan Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa
tertinggal dan Pulau Kecil
C. SASARAN
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah untuk :
- Tersusunnya informasi existing kawasan-kawasan perkotaan dan perdesaan yang
dijadikan obyek pekerjaan.
- Tersusunnya detail design usulan alternatif sistim terdiri dari jalan, jembatan dan
drainase.
- Tersusunnya analisis dan perhitungan.
- Tersusunnya gambar-gambar yang diperlukan.
- Tersusunnya rincian volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
- Tersusunnya spesifikasi teknis.
- Tersusunnya rencana kerja dan jadwal kegiatan.
- Tersusunnya dokumen perencanaan.

D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat, Bidang Cipta Karya
E. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini biaya yang diperlukan kurang lebih Rp. 150.000.000,(Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)
F. LINGKUP LOKASI KEGIATAN DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
SERTA ALIH PENGETAHUAN
a. Lingkup Kegiatan :
- Merencanakan jalan dan jalan lingkungan
- Merencanakan jembatan
- Merencanakan fasilitas dasar lain yang diperlukan
b. Jenis Kegiatan
Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Kawasan Permukiman pada Kawasan
Pedesaan Potensial, Perbatasan Desa Tertinggal dan Pulau Kecil dengan lokasi
sebagai berikut:
No

Lokasi Kegiatan

Pagu Dana

Pembangunan Jalan Rabat beton Dusun Setingga Desa Sebubus Gg. Sikup Kec.
Paloh Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pembangunan Jalan Rabat beton Dusun Kota Lama Desa Ratu Sepudak Kec.
Galing Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pembangunan Jalan Rabat beton jalan PDM DKE Dusun Durian Desa Sepadu
Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pembangunan Jalan Rabat beton Jalan Sosial Dusun Sebangkau Desa Pemangkat
Kota Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pekerjaan Penimbunan badan jalan Desa Kartiasa, Desa Sulung, Desa Sekuduk
Kec. Kartiasa Kab. Sambas

Rp. 360.000.000,-

Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Desa Jawai Laut Dusun Bukit Raya Kec. Jawai
Selatan Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Dusun M atang Tangkit Desa SB Kolam Kec.
Jawai Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Jalan Dusun Bhakti Desa Bakau Kec. Jawai
Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

Pembangunan Jalan Rabat beton Desa Samustida- Desa Sayang Sedayu Kec.
Teluk Keramat Kab. Sambas

Rp. 135.000.000,-

10

Pembangunan Geretak Komposit Dusun M edang Desa Sulung Kec. Sejangkung


Kab. Sambas

Rp. 90.000.000,-

11

Pekerjaan Penimbunan Batu Kong Jl. Pahlawan Gg. Kubur Desa Lorong Kec.
Sambas Kab. Sambas

Rp. 180.000.000,-

12

Pekerjaan Penimbunan Batu Kong + Sirtu Jl. Desa Keramat Lumbang Gg. Keramat
II Kec. Sambas

Rp. 180.000.000,-

13

Pembangunan Jalan Rabat beton Desa Lubuk Dagang Gg. Amerta Grasstrack Kec.
Sambas Kab. Sambas

Rp. 630.000.000,-

14

Pembangunan Jalan Rabat Beton Dusun Penjulung Desa Puringan Gg. Usaha Tani
Kec. Teluk Keramat Kab. Sambas

Rp. 180.000.000,-

c. Data dan Fasilitas Penunjang


1. Penyediaan oleh pengguna jasa dan fasilitas yang oleh pengguna jasa dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa
2. Kumpulan Laporan dan data sebagai hasil identifikasi Laporan Akhir diserahkan
kepada Pengguna Jasa.
G. METODOLOGI
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan dan Alokasi Tenaga
2. Uraian maksud dan tujuan pembuatan perencanaan
3. Persiapan
- Melakukan koordinasi dengan pihak Penyedia Jasa dalam hal ini dengan PPTK /
Pembantu PPTK/Direksi, untuk persiapan dan jadwal survey.
- Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait di Kabupaten/Kota untuk
menjaring masukan mengenai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan fisik serta
selalu berkonsultasi dengan Tim Teknis (penyedia jasa disetiap tahapan
pelaporan)
4. Survey dan Pengukuran
Peninjauan Lapangan :
a. Mengamati Kondisi Lingkungan.
b. Memilih Tata Letak Konstruksi di lapangan.
c. Melihat Tingkat Kebutuhan Pelayanan.
d. Hasil Peninjauan Lapangan digunakan untuk memilih Konstruksi, dengan
prinsip sebagai berikut :
1) Sedapat mungkin Konstruksinya Sederhana dan harganya murah.
2) Sebanyak mungkin menggunakan tenaga dan material lokal.
3) Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat dengan biaya murah.
4) Kuat dan tahan lama.
5) Mudah dalam pengadaan/mobilisasi material, alat dan tenaga.
6) Cocok dengan medan dan kondisi lokasi setempat.
7) Sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Setelah Konstruksi dipilih dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip di atas,
maka pengukuran dan Investigasi detail dapat dilakukan. Hasil pengukuran
dimasukkan ke dalam format survey. Halhal yang perlu disurvey karena akan
berkaitan dengan desain dan pelaksanaan adalah :
1. Gambaran lokasi dan lingkungan prasarana, seperti: permukiman, sawah,
kebun, jalan, sungai hutan dan sebagainya.
2. Situasi lokasi dan tata letak prasarana, meliputi : ukuran letak prasarana,
ketinggian, ukuran letak dengan bangunan lain dan sebagainya.
3. Kondisi lingkungan calon lokasi prasarana yang akan dibangun, seperti :
jenis tanah, kedalam tanah keras, topografi, air tanah, saluran air, muka
banjir/air pasang, material yang ada dan sebagainya.
4. Akses masuk untuk mengangkut material dan peralatan.
5. Penetapan Titik Duga (Bench Mark).
6. Menentukan Titik Koordinat menggunakan GPS di tiap-tiap Stasioning.
e. Dokumentasi
Hasil survey di lapangan ditampilkan dalam foto dokumentasi. Foto
dokumentasi menggunakan kamera standart untuk di lapangan atau kamera
digital, jangan menggunakan kamera HP dan tiap-tipa foto per stasioning harus
memunculkan titik koordinat.
f. Tahap Pra Rencana

Hal-hal pokok dalam desain , meliputi :


1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan , seperti :
kekuatan, ukuran, umur rencana dan sebagainya.
2. Menghitung dimensi konstruksi, sesuai dengan tingkat pelayanannya.
3. Membuat sketsa hasil perhitungan.
Batasan-batasan desain yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Jalan.
a) Lebar perkerasan jalan dan kemiringan punggung jalan.
b) Lebar bahu jalan dan kemiringan bahu jalan.
c) Lebar Selokan dan Kedalaman Selokan.
d) Diameter gorong-gorong
e) Pekerjaan barau, dinding penahan tanah dan pasangan batu kali.
2. Jembatan .
a) Jembatan Bambu ; Tinggi, Lebar, dan Panjang
b) Jembatan Gantung ; Tinggi, Lebar dan Panjang
c) Jembatan Kayu dengan Gelagar Kayu; Tinggi , Lebar dan Panjang
d) Jembatan Kayu dengan Gelagar Besi ; Tinggi , Lebar dan Panjang.
e) Jembatan Beton ;Tinggi, Lebar dan Panjang
g. Gambar Perencanaan
Beberapa gambar yang harus dibuat, antara lain :
1. Peta Rencana/Desa (Minimal Kecamatan) (skala 1 : 1000)
a) Menunjukkan letak prasarana.
b) Dilengkapi dengan arah mata angin dan tata guna tanah dan
peruntukannya.
2. Peta situasi/Tapak (skala 1 : 100)
a) Menunjukkan Denah/Layout Prasarana.
b) Dilengkapi dengan arah mata angin, ukuran pokok prasarana, jarak
terhadap patokan ukur dan tata guna lahan sekitar prasarana.
3. Gambar Teknik (skala 1 : 25)
a) Meliputi gambar bangunan induk dan bangunan pelengkap yang masingmasing terdiri dari : gambar tampak, potongan dan detail.
b) Harus dilengkapi dengan arah mata angin, detail ukuran, jenis bahan dan
spesifikasi khusus dan kondisi eksisiting.
4. Gambar Tipikal (skala 1 : 10)
a) Dipakai apabila konstruksi yang akan dibangun, bentuknya sama pada
sebagian atau keseluruhan pekerjaan.
b) Kelengkapan gambar tipikal harus sama dengan kelengkapan gambar
teknik pada no.3 diatas.
Gambar lebih baik sederhana, namun jelas serta mudah dimengerti.
h. Perhitungan Pekerjaan
Pekerjaan dihitung berdasarkan gambar yang telah dibuat dan hasil survey,
dengan langkah sebagai berikut :
1. Menghitung Volume Pekerjaan menurut jenisnya .
2. Menghitung Kebutuhan: bahan, peralatan dan tenaga untuk setiap jenis
pekerjaan dan seluruh pekerjaan.
3. Menghitung Waktu Pelaksanaan.
4. Menghitung Penerima Manfaat.

i.

Survey Sumber Material


1. Sumber material lokal yang ada di lokasi wajib disurvey untuk menentukan
layak atau tidaknya material tersebut dan seberapa besar deposit yang ada

2. Jika di wilayah lokasi tidak terdapat material yang memenuhi syarat atau
depositnya tidak mencukupi, maka dapat dipergunakan material dari luar.
3. Material yang dinilai memenuhi persyaratan, perlu diambil sebagai contoh
sehingga tidak tertipu bila dikirim material yang jelek.
j.

Survey Harga
1. Sebelum menghitung RAB, harus dilakukan survey harga bahan dan
peralatan, minimal di 3 lokasi pemasok, disamping itu perlu juga dilakukan
survey tenaga kerja.
2. Hasil survey harga dilampirkan atau dituangkan dalam surat keterangan
daftar harga dari daerah setempat.
3. Hasil survey harga tersebut di atas, merupakan salah satu dasar untuk
menghitung RAB.

k. Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Untuk menghitung RAB, dibutuhkan :
1. Hasil perhitungan kebutuhan : bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk setiap
jenis pekerjaan.
2. Harga Satuan : bahan, peralatan dan tenaga kerja yang didapat dari hasil
survey.
Nilai RAB didapat dari hasil : penjumlahan perkalian antara kebutuhan bahan,
peralatan, upah dan harga satuannya.
Untuk Menghitung RAB dibutuhkan :
1. Hasil Perhitungan bahan, Alat dan Tenaga untuk setiap jenis pekerjaan
2. Harga bahan, upah dan Alat (beli atau Sewa) yang didapat dari survey
maupun SK Bupati.
3. Biaya umum berkisar 0 10%, (Sesuai dengan kebutuhan)
Biaya umum adalah untuk :
a. Direksi keet dan gudang
b. Papan Nama Proyek
c. Pengukuran staking out (pemasangan patok)
d. Shop Drawing (Gambar yang akan dikerjakan)
e. Administrasi dan Alat Tulis Kantor (Laporan)
f. Laporan Akhir
g. As Built Drawing
h. Foto Dokumentasi (hasil survey lapangan, 0%, 50%, 100%)
i. Biaya Transportasi
l. Menyusun Spesifikasi Teknis Kegiatan
a. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat teknis
b. Pembuatan rencana volume.
c. Pembuatan dokumen pelelangan sebanyak jumlah lokasi perencanaan
H. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Jangka waktu pelaksanaan ini diperkirakan 30 (tiga puluh) hari kalender.

I.

TENAGA AHLI
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk kegiatan ini :

NO

TENAGA KERJA

KLASIFI
KASI

Team Leader

Ahli Muda

Ahli Teknik Jalan

Ahli Muda

3
4
5
6
7
J.

Ahli Teknik
Jembatan
Ahli Estimasi
Biaya
Surveyor /
Pengukuran
Lapangan
Drafter / Operator
Autocad

Ahli Muda
Ahli Muda

PENGALA
MAN
KLASIFIK
ASI
3 (tiga)
Tahun
3 (tiga)
Tahun
3 (tiga)
Tahun
3 (tiga)
Tahun

Administrasi

JURUSAN

MASA
KERJA

JUMLAH
TENAGA

Teknik Sipil
(S1)
Teknik Sipil
(S1)
Teknik Sipil
(S1)
Teknik Sipil
(S1)

3 Th 5
Th
3 Th 5
Th
3 Th 5
Th
3 Th 5
Th

1 (satu)
Orang
3 (tiga)
Orang
1 (satu)
Orang
2 (dua)
Orang

STM Sipil

1 Th 3
Th

4 (empat)
Orang

SMU/SMK

1 Th 3
Th

2 (dua)
Orang

SMU/SMK

1 Th 3
Th

1 (satu)
Orang

LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan berisi :
- Laporan konsep perencanaan dan jadwal kerja
- Laporan pengukuran dan survey lapangan
- Foto hasil pengukuran dari survey lapangan
- Surat keterangan harga setempat (survey harga)
Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 1( satu ) minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi )
format laporan F4.
2. Laporan Antara/Interim berisi :
- Gambar pra rencana dan tampak
- Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Konsep Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 2 (dua) minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi)
format laporan F4.
3. Konsep Laporan Akhir ( Draf Final Report ) yang berisi :
- Gambar rencana dan konsep perencanaan
- Draf akhir Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Draf akhir Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 3 ( tiga) minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 1( satu ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14 lokasi)
format laporan F4 dan Format Gambar dalam bentuk A3.

4. Laporan Akhir berisi :


- Gambar kerja (denah, tampak dan detail)

- Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill Of Quantity (BQ)


- Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
- Dokumen pelelangan
Laporan ini harus diserahkan selambat- lambatnya 4 (empat) minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 2 ( dua ) Buku laporan untuk masing-masing lokasi (14
lokasi) format laporan F4 dan Format Gambar dalam bentuk A3.
Seluruh laporan harus berupa Hard Copy dan Soft Copy yang disimpan dalam
Compack Disk (CD ) diserahkan kepada Penyedia Jasa selambat-lambatnya pada saat
penyerahan Laporan Akhir.
Dalam setiap tahapan pembuatan laporan harus dilakukan pembahasan terlebih dahulu
antara Konsultan dengan Tim Teknis yang akan dibentuk kemudian.

Pontianak,

Mei 2015

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kalimantan Barat

Ir. Bride Suryanus A, SE, MM, MT


Nip. 19630622 199008 1 002

Anda mungkin juga menyukai