Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

WISATA TELAGA NGEBEL PONOROGO


Disusun untuk memenuhi tugas akhir
Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu :
Rizky Listyono Putro, S.Pd., M.Ak

Oleh :
SITI ROHMATILLAH ( 21441862 )

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROSUS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan anugerah-Nya,
Sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas Studi Kelayakan Bisnis “Wisata Telaga Ngebel
Ponorogo” ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini. Terutama penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Rizky Listyono Putro, S.Pd., M.ak selaku dosen pengampu mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis ini, yang telah membantu serta membimbing penulis dalam
penyusunan laporan ini.

Kami menyadari berbagai keterbatasan yang dimiliki sehingga hasil Laporan Studi
Kelayakan Bisnis ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penyusunan laporan selanjutnya agar laporan yang kami buat
menjadi lebih baik. Kami berharap laporan ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca guna
pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga bimbingan dan kebaikan
yang telah diberikan kepada mendapatkan kebaikan yang setimpal.

Ponorogo, 26 Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .......................................................................................................................... 1

Kata Pengantar .............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ....................................................................................................................................... 3

BAB I IKHTISAR ........................................................................................................................ 4

BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ............................................................................ 7

BAB III ASPEK MANAGEMEN ................................................................................................ 11

BAB IV ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA .......................................................................... 16

BAB V ASPEK FINANSIAL ....................................................................................................... 18

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK ............................................................. 20

BAB VII ASPEK YURIDIS ......................................................................................................... 23

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN HIDUP ................................................................................ 25

BAB IX PENUTUP ...................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 28

3
BAB I

IKHTISAR
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk
keanekaragaman hayati, sejarah maupun budaya. Di Indonesia, pembangunan sektor pariwisata
masih terus dilakukan dengan mendayagunakan sumber daya pariwisata yang ada sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi. Peningkatan sumber daya ekonomi dapat diwujudkan
dengan pengembangan pengelolaan sumber daya alam. Pembangunan pariwisata dalam era
pembangunan saat ini menjadi menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan ekonomi
daerah. Beberapa kebijakan terkait yang menjadi sasaran adalah pengembangan destinasi wisata
unggulan daerah yang secara kawasan memiliki potensi strategis baik ditingkat lokal maupun
regional. Beberapa upaya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan usaha
wisata guna meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata, baik itu melalui alokasi pendanaan
untuk pembangunan infrastruktur pariwisata maupun kerjasama dengan badan usaha dalam
rangka meningkatkan atraksi kegiatan wisata.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam (Kominfo Ponorogo, 2021) salah satu upaya dari
Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah meningkatkan pendapatan daerah dari berbagai sektor
dan potensi sumber daya yang ada. Sebagaimana tercantum didalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Ponorogo 2021-2026, menargetkan
pertumbuhan ekonomi tumbuh di sekitar 5,45 persen pada 2024 dan kemudian menjadi 5,60
persen pada 2026. Berdasarkan target tersebut, salah satu upaya yang dicanangkan adalah
mengembangkan destinasi wisata salah satunya adalah Obyek Wisata Telaga Ngebel. Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga mempunyai peranan penting dalam
pembangunan pariwisata hal ini sesuai dengan Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 138 Tahun
2019 tentang Kedudukan, Uraian Tugas dan Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Ponorogo. Salah satu potensi pariwisata di
Ponorogo yang populer adalah wisata alam Telaga Ngebel yang terletak di Kecamatan Ngebel,
Ponorogo. Telaga ngebel ini menampung air dari sungai jeram dan sebagian berasal dari Sungai
Talun, yang airnya dialirkan ke waduk ini melalui sebuah saluran yang dibangun mulai tahun
1920 hingga 1924. Telaga ini dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 10.000
hektar dan membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 2,25 MW.

4
Telaga ini terletak di kaki Gunung Wilis pada ketinggian 730 meter di atas permukaan
laut dan sekitar 12,5 kilometer dari pusat kota Ponorogo. Kedalaman telaga ini awalnya
mencapai 59 meter, tetapi kini diperkirakan tinggi 20 meter, karena terjadinya sedimentasi. Suhu
udara di waduk ini berkisar antara 20-26˚C. Lokasinya yang indah dan dikelilingi pegunungan
sehingga menciptakan pemandangan yang tenang dan menakjubkan. Air danau yang jernih serta
udara yang segar menjadikan danau ini sebagai tempat yang ideal untuk bersantai dan menikmati
alam. Pengunjung bisa menikmati beragam aktivitas di sekitar Telaga Ngebel, seperti berjalan –
jalan di sepanjang tepian danau, berfoto dengan latar belakang alam yang indah atau sekedar
duduk – duduk menikmati keindahan alam serta kesegaran udaranya.

Pembangunan Obyek Wisata Telaga Ngebel menjadi fokus utama dalam upaya
pembangunan wisata di Kabupaten Ponorogo. Perkembangan wisata akan terus meningkat
seiring adanya pembangunan wisata. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatakan
perekonomian daerah maupun masyarakat sekitar. Salah satu upaya Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga dalam pengembangan Obyek Wisata Telaga Ngebel yang
sudah dilakukan pada tahun 2022 yaitu dengan membangun air mancur di Telaga Ngebel.
Selama empat jam, mulai pukul 19.00 hingga 23.00, di tengah telaga seluas 150 hektare tersebut
menyembur deretan air mancur yang bergerak bak penari dipadu dengan cahaya berganti-ganti.
Selain warnanya bisa berubah, pertunjukan air mancur tersebut diiringi musik instrumental.
Membuat siapa pun yang melihatnya akan terpesona. View air terjun itu makin menarik dengan
tembakan lampu LED 3D wall dengan gambar yang berubah-ubah. Water fountain nama
pertunjukan spektakuler itu. Air terjun menari tersebut membuat siapa pun yang menyaksikannya
berdecak kagum. epat di malam pergantian tahun, water fountain sudah bisa dinikmati. Ide itu
terbukti berhasil. Antusiasme wisatawan untuk datang ke Ngebel melonjak drastis.

Dikutip dari Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur wisatawan yang datang di Telaga
Ngebel di akhir tahun 2023 lebih banyak dari biasanya yang tentunya juga diiringi dengan sektor
pelaku usaha wisata di Telaga Ngebel. Sebanyak 98 pedagang kaki lima, 41 pemilik hotel, dan
53 penyedia jasa sewa speed boat ikut mendapatkan untung dari tingkat kunjungan yang
meningkat pesat semenjak adanya air mancur dan perahu naga.

5
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora)
Ponorogo mengungkapkan pendapatan asli daerah (PAD) dari kawasan wisata Telaga Ngebel
hingga awal Desember 2023 mencapai Rp. 3,7 miliar melebihi target yang telah ditentukan
sebelumnya. Ini membuktikan bahwa potensi sektor pariwisara dalam menopang PAD sangat
besar.

6
BAB II

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Daya tarik wisata Telaga Ngebel berupa pemandangan telaga dan suasana alam yang
masih alami membuat banyak pengunjung yang datang. Dimana Pemerintah Kabupaten
Ponorogo mengembangkan wisata dengan memperhatikan kondisi permintaan dan penawaran
wisata. Dengan jumlah pengunjung yang tinggi menimbulkan dampak ekonomi yang positif bagi
masyarakat sekitar berupa peluang usaha, lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan.
Permintaan pasar atau tingkat pasar mengacu pada kemauan dan kemampuan semua konsumen
di pasar untuk membeli barang tertentu. permintaan pasar dapat di ukur untuk :

1. Tingkat produk – total produk, bentuk pariwisata tertentu.


2. Tingkat geografis – dunia, negara, kabupaten atau tujuan.
3. Tingkat waktu – saat ini, jangka pendek, menengah atau panjang.

Selain 'tingkat pasar' yang berbeda, perbedaan harus dibuat antara pasar total, pasar
potensial, pasar yang tersedia, pasar yang dilayani dan pasar yang ditembus. Pasar total adalah
jumlah pelanggan aktual dan pelanggan potensial pariwisata. pasar potensial terdiri dari
konsumen yang menyatakan minat pada pariwisata tertentu (misalnya tujuan). Permintaan pasar
untuk suatu destinasi adalah total volume yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu di
wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu dalam lingkungan pemasaran tertentu di
bawah program pemasaran tertentu. Beberapa elemen relevan :

1. Total volume (kedatangan, malam atau penerimaan).


2. Pelanggan (seluruh pasar atau segmen).
3. Jangka waktu (jangka pendek, menengah atau panjang).
4. Lingkungan pemasaran (misalnya siklus bisnis, lingkungan teknologi).
5. Program pemasaran (misalnya anggaran promosi).

7
Tabel 1 Data Pengunjung Objek Wisata Telaga Ngebel Tahun 2016 - 2020

No Tahun Jumlah Pengunjung


1. 2016 203.214 Orang
2. 2017 216.285 Orang
3. 2018 227.907 Orang
4. 2019 235.696 Orang
5. 2020 170.638 Orang
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo

Mulai dari Tahun 2016 sampai 2019 wisatawan yang berada di objek wisata Telaga
Ngebel meningkat secara signifikan mulai dari 203.214 orang yang berkunjung meningkat
hingga 235.696 orang. Meningkatnya pengunjung pada objek wisata Telaga Ngebel biasanya
terjadi saat hari libur panjang, misalnya seperti liburan pergantian tahun, libur sekolah, libur hari
raya ataupun seperti saat suro. Dengan meningkatnya pengunjung yang berkunjung ke objek
Telaga Ngebel ini dapat membantu pendapatan daerah Kabupaten Ponorogo. Sedangkan pada
Tahun 2020 mengalami penurunan pengunjung pada objek wisata Telaga Ngebel dikarenakan
terjadinya wabah virus Covid-19, pemerintah melakukan tindakan buka tutup bahkan sampai
ditutup total yang berguna untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.

Fasilitas merupakan suatu jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu objek wisata untuk
menunjang aktivitas pengunjung yang berkunjung disuatu objek wisata. Apabila suatu objek
wisata memiliki fasilitas yang memadai serta memenuhi standar pelayanan dan dapat
memuaskan pengunjung maka dapat menarik wisatawan lebih banyak lagi melalui kesan - kesan
baik dari pengunjung sebelumnya. Fasilitas yang bersih dan rapi juga menjadi salah satu hal
yang penting untuk diperhatikan. Selain fasilitas yang ada daya tarik, harga serta aksebilitas yang
berpengaruh pada tingkat pengunjung di Wisata Telaga Ngebel.

Fasilitas wahana yang ditawarkan di Wisata Telaga Ngebel misalnya seperti speed boat,
perahu, atv, kuda, mobil mini dan lain – lainnya. Bukan hanya untuk menikmati tempat wisata
saja yang menyediakan wisata kuliner maupun pemandangannya, namun pengunjung juga
disediakan beberapa tempat untuk menginap yang terletak di sekitar Telaga Ngebel.

8
Harga tiket masuk Wisata Telaga Ngebel Rp 15.000 yang cukup ramah dikantong
masyarakat. Sehingga tidak hanya kalangan masyarakat tua namun juga kalangan masyarakat
muda seperti pelajar pun dapat berkunjung ke Telaga Ngebel untuk menikmati pemandangan
yang asri. Wisata Telaga Ngebel juga melakukan pengembangan fasilitas dengan memperbaiki
jalur menuju objek wisata Telaga Ngebel yang sebelumnya berlubang hingga sekarang sudah
memadai untuk dilewati.

Pada setiap tahun baru Islam atau Sura, Kabupaten Ponorogo mengadakan suatu
rangkaian acara yaitu Grebeg Suro. Rangkaian acara Grebeg Suro terdiri dari Festival Reog
Nasional, pawai budaya, kirab pusaka, dan Larungan Buceng Agung yang dipusatkan di Telaga
Ngebel. Larungan Buceng Agung adalah tradisi melarungkan tumpeng berukuran besar ke
tengah Telaga Ngebel yang dilakukan pada pagi hari tanggal 1 Muharram. Tumpeng tersebut
terdiri dari nasi beras merah, sayur-sayuran,dan buah-buahan sebagai wujud rasa syukur atas
panen yang melimp ah selama satu tahun. Adanya Larungan Buceng Agung berdampak pada
meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Telaga Ngebel.

wisata alam dan wisata budaya, wisatawan dapat menikmati wisata kuliner khas Telaga
Ngebel. Karena berlokasi di dataran tinggi kawasan Telaga Ngebel cocok ditanami buah durian.
Setiap musim panen durian, banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati varian durian
khas Telaga Ngebel yaitu Durian Kanjeng,Durian Katong, Durian Kuning, Durian Putih dan
Durian Menhan. Pada tahun 2019,Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengadakan Pesta Durian di
Telaga Ngebel. Dalam Pesta Durian ini dibagikan 2.000 durian gratis kepada pengunjung.
Durian yang dibagikan secara gratis merupakan hasil panen para petani yang melimpah di
Kecamatan Ngebel. Pesta Durian ini bertujuan untuk memperkenalkan Ponorogo sebagai
penghasil durian serta diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat di Kecamatan
Ngebel. Adapun aspek- aspek strategi yang diambil Pemerintah Dinas Pariwisata Telaga Ngebel
dalam pengembangan wisata adalah sebagai berikut :

1. Aspek infrastruktur
2. Aspek promosi
3. Aspek atraksi
4. Dan aspek kelembagaan

9
Disisi lain Dinas Pariwisata yang terkait juga mempromosikan Telaga Ngebel dengan
memanfaatkan media sosial dan situs web untuk menyebarkan informasi terkait dengan wisata
ini. Selain itu juga dengan adanya video atau foto wisata berkualitas tinggi yang disebarluaskan
guna menarik minat pengunjung.

10
BAB III

ASPEK MANAGEMEN

Managemen wisata yakni kegiatan kegiatan mensinergikan sektor penunjang selain


menetapkan tujuan wisata, perencanaan pengembangan destinasi, menyiapkan akomodasi,
mengoptimalkan pemasaran produk - produk wisata namun juga memperhatikan pengendalian
rombongan, sikap dan partisipasi penduduk lokal, intepretasi dan motivasi pengunjung, kapasitas
lokasi serta manajemen resiko. Pemerintah diharapkan mampu memberikan pelatihan atau
penyuluhan kepada masyarakat, dengan terbinanya masyarakat yang sadar wisata maka hal
tersebut akan berdampak pada kualitas pelayanan serta kepuasan wisatawan. Masyarakat
memanfaatkan peluang keberadaan industri pariwisata di desanya. Salah satu dampak positif
yang dirasakan dari perkembangan pariwisata adalah meningkatknya pendapatan masyarakat
secara langsung. Peningkatan pendapatan yang dirasakan secara langsung bagi dari wisatawan.

Manajemen destinasi wisata memerlukan sinergitas stakeholder. Bentuk promosi yang


dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk Kabupaten Ponorogo sangat beragam,
diantaranya adalah:

1. Mengadakan pameran: pameran yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
berupa produk wisata seperti hasil peternakan, buah-buahan, dan lain sebagainya. Hal
tersebut memicu minat wisatawan untuk berkunjung suatu ke tempat wisata.
2. Mengadakan Festival: Festival yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata memiliki banyak macam. Misal Festival Reyog tingkat Nasional yang
diadakan setiap satu Suro bertempat di Alun-Alun Ponorogo yang diikuti oleh ratusan
partisipan. Festival Kirab Budaya yang mengusung tema budaya yang ada di Indonesia,
Kirab Pusaka yang diikuti oleh sekolahsekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menengah Atas, upacara Larungan yang ada di Kabupaten Ponorogo penyelenggarakan
festival seperti yang telah disebutkan telah terbukti mampu menarik minat wisatawan
untuk menyaksikan acara tersebut.
3. Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang disediakan untuk masyarakat luas.
Selain itu, terdapat pula informasi mengenai akomodasi wisatawan yang meliputi
penginapan dan hotel.

11
4. Terdapat juga paket wisata alam bagi mereka para penikmat alam. Website tersebut
sangat membantu dalam memperkenalkan tempat wisata, karena dengan cara ini
wisatawan akan mendapatkan informasi sehingga tertarik untuk mnegunjungi Kota
Ponorogo.

Promosi yang paling efektif untuk dilakukan adalah promosi melalui internet. Selain
mudah untuk dibuat, siapapun juga dapat mengaksesnya dengan mudah, dapat dijangkau sampai
ke berbagai daerah dengan mudah seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, terutama
promosi melalui website dan media sosial. Semua bentuk promosi melalui berbagai media dapat
dikatakan efektif untuk menginformasikan dan memperkenalkan potensi yang ada di Kabupaten
Ponorogo. Deskripsi fungsi, aliran, dan keterkaitan masing-masing stakeholder dalam
Kepariwisataan di kabupaten Ponorogo sebagai berikut:

Terjalinnya kerjasama antar OPD terkait yang nantinya diharapkan berkesinambungan


antara program di semua lembaga. Berbagai dimensi pariwisata harus dirumuskan tata kelola
sistem manajemen yang dapat mengedepankan tujuan manajemen dan pemasaran, integrasi
saluran distribusi, keberhasilan kebijakan, dan keberlanjutan tourism value chain pemerintah
(Song et al. 2014). Lembaga-lembaga tersebut antara lain:

- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ponorogo,


- LSM,
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Desa,
- Akademisi dan Kelompok Sadar Wisata.

12
Pada Undang– Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 yang dikeluarkan negara
berisi tentang kepariwisataan mempunyai tujuan dan dasar pelaksanaan sektor pariwisata. Inti
dari tujuan ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan dan pengembangan terhadap sektor
pariwisata dengan pemberian pedoman dasar atas tujuan pengelolaan dan pemeliharaan potensi
pariwisata. Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo berusaha dengan maksimal dalam
melakukan penyelenggaraan dan pengembangan. Penyelenggaraan dan pengembangan berfungsi
mampu berjalan dengan kondisi baik dan sistematis terhadap sektor pariwisata. Pendekatan
dilakukan setelah keluar Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo Nomor 11
tahun 1997 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Ponorogo untuk membentuk Dinas Pariwisata Kabupaten. Dinas Pariwisata
Kabupaten dalam penyelenggaraan dan pengembangan melakukan langkah dengan menunjuk
Telaga Ngebel sebagai obyek ataupun destinasi pariwisata. Pendekatan dilakukan pihak Dinas
Pariwisata Kabupaten dengan masyarakat sekitar obyek wisata Telaga Ngebel untuk membahas
tentang pengelolaan dan pemeliharaan dari obyek wisata Telaga Ngebel. Dinas Pariwisata
Kabupaten berpegang terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo Nomor
11 tahun 1997 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Ponorogo pasal 14 ayat (1) dalam penyelenggaraan dan pengembangan
pariwisata di obyek wisata Telaga Ngebel. Adanya hal ini menyatakan bahwa Seksi Obyek dan
Daya Tarik Wisata mempunyai tugas melaksanakan menyiapkan bahan pembinaan,
pengembangan dan pemantauan obyek dan daya tarik wisata; dan ayat (2) yang menyatakan
bahwa untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Seksi Obyek
dan Daya Tarik Wisata mempunyai fungsi :

1. Pembinaan dan upaya pengembangan pengusahaan obyek wisata, rekreasi wisata dan
hiburan umum.
2. Pelayanan tehnis perizinan dibidang pengusahaan obyek wisata, rekreasi wisata dan
hiburan umum.
3. Pemantauan dan pengevaluasian kegiatan obyek wisata, rekreasi wisata dan hiburan
umum.
4. Penyusunan laporan pelaksanaan, pembinaan, pengembangan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan.
5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

13
Dinas Pariwisata Kabupaten dalam pelaksanaan penyelenggaraan dan pengembangan
berperan melakukan pengelolaan dan pemeliharaan dari obyek wisata dari Telaga Ngebel. Jenis
program dan kebijakan antara lain inventarisasi obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten
Ponorogo, melaksanakan grebeg suro, mengambil alih larung sesaji di Ngebel, pembinaan
terhadap insan pariwisata, pembinaan terhadap sarana pariwisata.

Sesuai dengan Perbup Nomor 46 Tahun 2022, tanggal 24 Juni 2022 tentang perubahan
retribusi rekreasi dan olahraga, harga tiket masuk Telaga Ngebel mengalami kenaikan menjadi
Rp. 15.000,00 yang sebelumnya Rp. 8.000,00 ini dikarenakan untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD). penarikan retribusi karcis sudah terlaksana dengan tertib dan juga tidak
membebani pengunjung yang hendak berwisata, namun dalam penarikan ini kurang optimal
dikarenakan hanya tersedianya 2 loket penarikan karcis dari 4 pintu masuk menuju telaga, dan
juga masi banyak gang desa yang langsung menghubung ke telaga ngebel hal ini mengakibatkan
banyaknya pengunjung lokal yang memanfaatkan agar terbebas dari penarikan retribusi.

Dana retribusi penarikan karcis yang terkumpul akan di gabungkan dengan sumber-
sumber Pendapatan daerah lainnya seperti pajak hotel, rumah makan, pajak kendaraan yang
kemudian di gunakan untuk anggaran belaja Negara sebagaimana yang dikatakan kepala bidang
destinasi dan industri wisata.

Adapun kebersihan lingkungan juga diawasi ketat oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Ponorogo untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan wisata Telaga Ngebel. Yang
terlibat didalamnya diantara lain ASN Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo, tenaga
kontrak penyapuan jalan dan pemelihara taman, serta perwakilan pedagang kaki lima Ngebel.

Adapun penambahan fasilitas guna menunjang keindahan alam Telaga Ngebel


Pemerintah Kabupaten Ponorogo terus melakukan inovasi inovasi seperti halnya dibangunnya
infrastruktur air mancur atau disebut dengan water fountain dengan estimasi biaya APBD senilai
Rp 1 miliar itu semakin melengkapi fasilitas destinasi wisata andalan di kabupaten ini yang
diresmi dibuka pada tanggal 1 Januari 2023. Penataan kawasan wisata Telaga Ngebel diklaim
mampu membuat wisatawan lebih betah. Sekaligus menjadi magnet kunjungan wisatawan luar
daerah maupun mancanegara.

14
Dalam sebuah pengembangan tentu terdapat beberapa kendala maupun factor-faktor
penghambat yang mengakibatkan kurang optimalnya sebuah pengembangan, dalam
pengembangan wisata ngebel :

1. Perizinan pelebaran jalan sekeliling tempat wisata harus meminta persetujuan dari pihak
perhutani.
2. Pelebaran jalan kemungkinan akan menggusur lahan warga bahkan rumah warga
3. Pengajuan dana yang sulit sebab harus sesuai dengan perundang – undangan.

15
BAB IV

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Struktur pengelolaan wisata sangat penting untuk menyusun dan mengatur agar tempat
wisata dapat beroperasi dengan layak dan sesuai dengan peraturan maupun visi dan misi. Setiap
organisasi pasti memiliki struktur perngelolaan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan organisasi agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut, tidak
hanya itu suatu struktur pengelolaan digunakan untuk memudahkan lembaga maupun organisasi
dalam mengelompokkan kepentingan atau pekerjaan agar mengetahui jobdisk masing-masing.
Struktur pengelolaan biasa berisi anggota organisasi beserta tanggung jawab yang telah
diberikan. Berikut adalah struktur pengelolaan wisata Telaga Ngebel.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dinas budaya pariwisata pemuda dan olahraga
saat ini di pimpin oleh Bapak Dr. Agus Sugiarto, M.Si, kemudian yang menangani bagian

16
destinasi pariwisata adalah Bapak Muharijadi, setelah itu terdapat KASI pengembangan daya
tarik wisata yang bertugas mengurus perihal pembangunan , izin-izin pengadaan even dan lain
sebagainya adalah Bapak Agung Prijanto Hadi, yang terakhir ada kordinator ngebel yaitu Bapak
Tri Hariono yang membawahi 30 staff mulai dari petugas bersih-bersih di dalam wisata, perjaga
tiket, dan ketertiban.

Peningkatan jumlah wisatawan di Telaga Ngebel pada tahun 2022 mencapai 31%, dapat
diartikan bahwa Telaga Ngebel diminati banyak wisatawan. Dalam hal ini Pemkab Ponorogo dan
Disbudparpora memilik peran yang sangat besar karena telah memfasilitasi kelengkapan sarpras
wisata di Telaga Ngebel.

17
BAB V

ASPEK FINANSIAL

Sektor pariwisata yang tumbuh pesat di Ponorogo membawa berkah tersendiri bagi para
pelaku usaha wisata di Telaga Ngebel. Sebanyak 98 pedagang kaki lima (PKK), 41 pemilik
hotel, dan 53 penyedia jasa sewa speed boat ikut menangguk untung dari tingkat kunjungan yang
meningkat pesat ke destinasi wisata andalan Ponorogo itu.

Menurut camat Kecamatan Ngebel mengatakan bahwa semenjak adanya air mancur
menari dan perahu naga pengunjung objek wisata pendukung yang dikelola pemerintah desa dan
pihak swasta di Kecamatan Ngebel ikut meningkat.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo,


Judha Slamet Sarwo Edi, mengungkapkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) dari kawasan
wisata Telaga Ngebel hingga awal Desember 2023 mencapai Rp3,7 miliar melebihi target Rp3
miliar. Ini menandakan potensi sektor pariwisata dalam menopang PAD begitu besar. PAD
sektor pariwisata tahun ini memecahkan rekor tertinggi. Dari target awal yang hanya Rp 2,5
miliar dinaikkan menjadi Rp3,5 miliar lalu naik lagi ke angka Rp 4,6 miliar.

Selain dana APBN untuk pembangunan serta pengembangan wisata Telaga Ngebel
sumber dana di dapatkan dari dana retribusi karcis, disisi lain juga adanya pajak hotel,
penyewaan speed boat, serta pendapatan lainnya.

Melalui promosi media sosial serta website menguntungkan bagi Pemerintah Kabupaten
sebab meningkatnya jumlah pengunjung yang datang tertutama pada Bulan Sura. Dana yang
terkumpul nantinya dapat digunakan sebagai biaya pembangunan infrastruktur seperti
pengembangan fasilitas wisata, jalur akses serta area parkir.

Kebijakan tarif tiket masuk juga tidak terlalu mahal, sehingga masih dalam batas wajar
seperti tempat wisata lainnya. Namun juga ada peningkatan tarif tiket di masa – masa tertentu
seperti Bulan Sura, ataupun liburan panjang, serta pergantian akhir tahun.

Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
di tahun 2021 dari Telaga Ngebel sebesar Rp. 1,4 Miliar. Namun untuk realisasi ternyata hanya

18
mencapai Rp. 860 juta dikarenakan pandemi covid – 19 yang saat itu Ponorogo statusnya berada
di level 4. Di tahun 2022 terealisasi Rp. 3,62 Miliar dari target PAD sebesar Rp. 2,53 miliar
sehingga surplus Rp. 1,09 miliar atau 43% dari target. Di tahun 2022 terjadi pengembangan
infrastruktur berupa pembangunan water fountain yang di resmikan pembukaannya di awal tahun
2023 sehingga dengan adanya fasilitas wisata baru ini menjadikan Telaga Ngebel banyak
dikunjungi wisatawan daripada tahun – tahun sebelumnya sehingga di akhir tahun 2023 melebihi
target yang telah ditentukan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga yaitu sebesar Rp. 3,7
miliar. Sedangkan target di tahun 2023 sebesar Rp. 3 miliar, sehingga mencapai surplus hingga
Rp. 700 juta.

19
BAB VI

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK

Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah sangat tinggi, salah


satunya adalah dampak ekonomi yang menjadi tolok ukur besaran perputaran uang dalam
kawasan wisata. banyaknya wisatawan yang berkunjung menimbulkan dampak ekonomi yang
positif bagi masyarakat sekitar berupa peluang usaha, lapangan pekerjaan dan peningkatkan
pendapatan, sehingga pengembangan wisata harus memperhatikan kondisi sumberdaya alam dan
lingkungan yang dijadikan sebagai daya tarik wisata. Perputaran uang dikawasan terjadi
karena adanya pengeluaran yang dilakukan wisatawan untuk keperluaan atraksi,
akomodasi, komsumsi, souvenir dan keperluan lainnya. Perputaran uang ini yang
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan pengeluaran bagi masyarakat lokal
terutama unit usaha dan tenaga kerja. Pengeluaran wisatawan terbagi menjadi dua yaitu,
pengeluaran yang terjadi didalam kawasan serta pengeluaran yang terjadi luar kawasan
wisata. harga produk wisata yang ditawarkan oleh pengelola wisata Telaga Ngebel masih
murah dan kondisi penyedia produk wisata yang beragam. Pengembangan suatu wisata
juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata sehingga dampak ekonomi
yang menetes dapat meningkat secara signifikan.

Masyarakat di sekitar obyek wisata dapat menjalankan usaha dengan cara berdagang,
menjual hasil panennya, dan menyediakan jasa bagi wisatawan yang datang. Masyarakat akan
sangat senang apabila obyek wisata Telaga Ngebel banyak dikunjungi wisatawan, karena secara
otomatis kesejahteraan masyarakat ikut meningkat. Untuk itu perlu dilakukan program
pemberdayaan ekonomi lokal, misalnya dengan diadakan pelatihan bagi masyarakat tentang
pengolahan makanan atau membuat kerajinan tangan. Dengan berkembangnya sektor ini maka
dapat membuka lapangan kerja baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, dan
dampak secara lebih luas dapat mengurangi jumlah pengangguran. Untuk mengakomodir
kebutuhan para pedagang perlu dibuat wadah berupa kelompok/paguyuban yang nantinya
diharapkan dapat mengakses ke lembaga/instansi terkait, misalnya Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi.

20
Dengan adanya Wisata di daerah setempat menguntungkan masyarakat sekitar dalam
meningkatkan pendapatan lokal melalui sektor perdagangan, seperti kuliner, suvenir, dan jasa
lain. Serta menciptakan lapangan pekerjaan seperti pemandu wisata, petugas kebersihan dan
pedagang lokal. Seiring perkembangan yang di suguhkan di Wisata Telaga Ngebel
mengembangkan usaha mikro dan kecil di sekitar Telaga Ngebel seperti warung makan,
penginapan serta penyewaan perahu. Selain memberikan konstribusi kepada masyarakat wisata
ini juga memberikan konstribusi kepada Pemerintah Daerah untuk pembangunan dan penyediaan
layanan publik melalui penerimaan pajak dari kegiatan wisata.

Bukan hanya keindahan alam yang di sajikan namun juga budaya daerah setempat yang
ditampilkan kepada wisatawan sehingga dapat melestarikan budaya lokal seperti upacara adat
larung sesaji telaga ngebel yang dilaksanakan setiap setahun sekali dengan perhitungan kalender
Jawa yang jatuh pada setiap tanggal 1 bulan Sura. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan-Nya. Prosesi
upacara adat Larung Sesaji Telaga Ngebel diawali dengan arak-arakan sesaji berupa tumpeng
raksasa yang dikawal oleh para paraga. Berangkat dari kantor Kecamatan Ngebel menuju ke
tempat upacara di pendopo kecil yang terletak di pinggir sebelah timur Telaga Ngebel kira-kira
berjarak 300 meter. Arak-arakan sesaji Larung Risalah Doa diiringi para penari dan kesenian
reyog. Sesampainya di tempat upacara, sesaji diletakan di depan pendopo. Setelah itu, acara
dimulai dengan pergelaran tari Gambyong untuk menyambut para tamu, kemudian dilanjutkan
dengan kata sambutan dari Camat Ngebel yang berisi tentang sejarah singkat terjadinya Telaga
Ngebel dan upacara adat Larung Sesaji Telaga Ngebel serta tujuan diselenggarakannya upacara
adat tersebut. Dilanjutkan dengan doa yang disampaikan oleh petugas dari Kantor Urusan
Agama Kecamatan Ngebel. Selesai berdoa, sesaji tumpeng raksasa diarak keliling Telaga Ngebel
dengan menggunakan kendaraan roda empat. Sementara sesaji diarak keliling telaga para tamu
dan pengunjung dihibur dengan pergelaran reyog Ponorogo. Setelah acara arak-arakan sesaji
keliling telaga selesai kemudian sesaji dinaikan di atas rakit pembawa sesaji. Kemudian rakit
didorong oleh petugas pembawa sesaji dengan cara berenang menuju ke tengah telaga.
Sesampainya di tengah telaga, sesaji tersebut dilarung atau ditenggelamkan ke dalam Telaga
Ngebel. Seiring dengan tenggelamnya sesaji, selesai sudah ritual tahunan Larung Sesaji di
Telaga Ngebel. Telaga akan kembali tenang barangkali Telaga Ngebel akan kembali ditakuti, hal
ini akan melindungi keberadaan Telaga Ngebel yang keindahannya terjaga sampai saat ini.

21
Pemerintah Daerah memiliki peranan penting dalam mengelola dan mengembangkan
wisata Telaga Ngebel, termasuk dalam pengaturan dan pembangunan infrastruktur pendukung.
Yang dimana partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan wisata
juga perlu dilibatkan agar kepentingan masyarakat setempat diakomodasi dan kesejahteraan
masyarakat diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

22
BAB VII

ASPEK YURIDIS

1. Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor:


KM.18/HM.001/MKP/2011 Tentang Pedoman Program Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM) disebutkan bahwa desa wisata merupakan bentuk kombinasi antara
atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara serta tradisi yang berlaku (Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata). Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang dapat
dimanfaatkan sebagai tujuan wisata yang memiliki potensi daya tarik dan bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitarnya dan akan membuat desa itu
berkembang. Pariwisata yang Pemerintah Kabupaten suguhkan yaitu tentang objek wisata
yang menyimpan sejuta keindahan didalamnya. Yang menciptakan lapangan pekerjaan
juga bagi masyarakat setempat. Wisata ini terletak di Kecamatan Ngebel Kabupaten
Ponorogo .
2. TAP No. IV/MPR/1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menjadikan Indonesia
memulai proses menuju industri pariwisata.
3. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang tertera dalam peraturan bupati Nomor 63 Tahun
2008 tentang Tugas dan Fungsi kewenangan dari Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Ponorogo.
4. Undang– Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 yang dikeluarkan negara berisi
tentang kepariwisataan mempunyai tujuan dan dasar pelaksanaan sektor pariwisata.
5. Pasal 8 Huruf A Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung
terkait pendirian rumah makan di kawasan wisata Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo
6. Dinas Pariwisata Kabupaten berpegang terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Ponorogo Nomor 11 tahun 1997 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo pasal 14 ayat (1) dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pariwisata di obyek wisata Telaga Ngebel.
7. Perbup Nomor 46 Tahun 2022, tanggal 24 Juni 2022 tentang perubahan retribusi rekreasi
dan olahraga

23
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang dikeluarkan membahas objek wisata
Telaga Ngebel tahun 1997 dengan membentuk Dinas Pariwisata Kabupaten. Tugas dinas ini
untuk mengelola dan memelihara obyek wisata Telaga Ngebel tersebut, menjadi
berkorelasi antara Dinas Pariwisata Kabupaten dengan pihak masyarakat. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan, pemeliharaan, dan pengembangan potensi obyek wisata Telaga Ngebel mendapat
respon positif dari berbagai pihak.

24
BAB VIII

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Di Telaga Ngebel terdapat fenomena alam yang cukup unik yaitu warna air berwarna
kehijauan dan terasa segar karena masih terjaga kealamiannya. Banyaknya wisatawan
memberikan peluang bisnis bagi masyarakat sekitar Telaga Ngebel. Namun hal ini dapat
mempersulit pengelolaan Wisata Ngebel. Akibat aktivitas para pengujung dan pelaku bisnis yang
semakin padat dan sulit dikontrol menyebabkan menumpuknya limbah sampah di banyak lokasi
di Telaga Ngebel dan mengakibatkan kelestarian alam di Telaga Ngebel berpotensi tercemar.
Permasalahan sampah yang menggunung ini dirasa menimbulkan ketidaknyamanan, tidak hanya
bagi wisatawan tetapi juga masyarakat sekitar. Sehubungan dengan itu, komunitas bersih
lingkungan yang ada di Desa Ngebel, yaitu Go Green terus berupaya dalam menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan di Telaga Ngebel. Go Green yang beranggotakan para pemuda
dan para orang tua di Desa Ngebel juga masih belum mampu maksimal menangani permasalahan
lingkungan di Ngebel, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara pengembangan
pariwisata yang ramah lingkungan serta minimnya tenaga professional dalam membantu
mengatasi pencemaran lingkungan. Go Green juga terkedala dalam membuatkan program yang
menarik bagi masyarakat agar masyarakat juga sekaligus bisa ikut andil melestarikan Telaga
Ngebel. Tujuan dari program Go Green ini adalah guna mengedukasi masyarakat setempat agar
bisa bijaksana menyikapi permasalahan sampah dengan aksi pengolahan sampah yang kreatif
dan inovatif.

Konservasi ekosistem Telaga Ngebel untuk kelestarian lingkungan diatur dalam UUD
1945 pasal 28 yang penjelasannya dituangkan dalam UU No.32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perum Jasa Tirta I dalam rangkaian kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Air selalu memasukkan komponen biaya konservasi guna memenuhi
kewajiban tersebut. Dengan prinsip One River, One Management, program konservasi harus
digarap secara terintegrasi dalam satu wilayah sungai, tidak bisa dilakukan secara parsial. Tidak
cukup hanya utk menyediakan air yang layak namun juga berkesinambungan.
Tidak cukup hanya berfikir di satu wilayah, namun terintegrasi dari hulu hingga hilir aliran. PJT
I melaksanakan kegiatan Penebaran Bibit Ikan di Telaga Ngebel sebagai upaya pemulihan stok

25
ikan tangkapan pada perairan umum untuk menstabilkan populasi ekosistem akuatik. Bersama
BBWS Bengawan Solo, UPT PSDA Bengawan Solo Prov. Jawa Timur, Dinas PUPR, Dinas
Pertanian dan Perikanan, Dinas Pariwisata, serta Dinas Lingkungan Hidup Kab. Ponorogo,
Camat Ngebel serta PT. PJB sebagai pemanfaat air telaga untuk PLTA Ngebel telah ditebar
75.000 bibit ikan Tombro dan 50.000 bibit ikan Tawes. Selain untuk mengembalikan fungsi dan
peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang seimbang, kegiatan penebaran bibit ikan
ini merupakan program rutin tahunan yang mampu mendukung peningkatan perekonomian
warga setempat. Keberadaan ikan - ikan ini menjadi salah satu produk alam yang dimanfaatkan
oleh warga setempat sebagai mata pencaharian utama mereka, baik untuk para nelayan ikan
maupun para penjual makanan berbasis ikan tawar di sekitaran area lokasi wisata Ngebel.

26
KESIMPULAN

Telaga Ngebel memiliki potensi wisata yang signifikan dengan keindahan alamnya, dan
daya tarik alam yang dapat menarik perhatian wisatawan lokal dan internasional. Profil pasar
wisatawan yang telah diidentifikasi menunjukkan bahwa Telaga Ngebel memiliki daya tarik bagi
segmen pasar yang relevan, termasuk wisatawan alam, keluarga, dan pecinta petualangan. Dalam
kajian daya saing, Telaga Ngebel menunjukkan keunggulan dalam keaslian alam dan potensi
pelestarian budaya, memberikan keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan destinasi
wisata sekitar. Proyeksi pendapatan yang telah dihitung dari berbagai sumber, termasuk tiket
masuk, penjualan suvenir, dan layanan pendukung, menunjukkan potensi pendapatan yang
menjanjikan untuk mendukung operasional dan pengembangan. trategi pelestarian lingkungan
yang telah diidentifikasi memberikan keyakinan bahwa dampak negatif dapat diminimalkan dan
keberlanjutan lingkungan dapat dijaga. Rencana kontribusi terhadap masyarakat lokal, termasuk
penciptaan lapangan kerja dan program pengembangan masyarakat, menunjukkan komitmen
terhadap pembangunan berkelanjutan. Strategi pemasaran yang telah dirumuskan bertujuan
meningkatkan visibilitas Telaga Ngebel, dengan fokus pada segmen pasar yang tepat, dan dapat
mendukung pertumbuhan kunjungan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis kami merekomendasikan lanjutan


pengembangan Telaga Ngebel sebagai destinasi wisata dengan mempertimbangkan :

1. Implementasi strategi pemasaran yang agresif untuk meningkatkan kesadaran dan


menarik berbagai segmen wisatawan.
2. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas wisata yang memadai, dengan memperhatikan
keberlanjutan dan pelestarian alam.
3. Penguatan kolaborasi dengan pemerintah, lembaga lingkungan, dan masyarakat lokal
untuk mendukung operasional dan pengembangan yang berkelanjutan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Ensiklopedia Bebas.(2023). Telaga Ngebel. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024,
dari https://id.wikipedia.org/wiki/Telaga_Ngebel

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2024). Pariwisata Di Indonesia. Diakses pada tanggal 28


Januari 2024, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia

Ginanjar Dhimas. Jawa Pos. (2023). Menikmati Wajah Baru Telaga Ngebel Ponorogo,
Eksotisme Perpaduan Water Fountain & LED 3D Wall. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024,
dari https://www.jawapos.com/wisata-kuliner/01560032/menikmati-wajah-baru-telaga-ngebel-
ponorogo-eksotisme-perpaduan-water-fountain-led-3d-wall?page=2

Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. (2023). PAD Sektor Pariwisata Melesat, Pelaku Usaha
Ikut Menangguk Untung. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, diakses pada tanggal 28
Januari 2024, dari https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/pad-sektor-pariwisata-melesat-pelaku-
usaha-ikut-menangguk-untung

Hinuda Wisna Arti. (2019). Strategi Pengembangan Objek Wisata Telaga Ngebel Kabupaten
Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari Universitas Negeri Malang, dari situs
http://mulok.lib.um0.ac.id/index.php?p=show_detail&id=94271

Sripambudi Istu Galuh dkk. Ganaya Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. (2020). Strategi Dinas
Pariwisata dalam Pengembangan Infrastruktur Objek Wisata Telaga Ngebel di Kabupaten
Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
dari situs
https://www.researchgate.net/publication/340080031_Strategi_Dinas_Pariwisata_dalam_Pengem
bangan_Infrastruktur_Objek_Wisata_Telaga_Ngebel_di_Kabupaten_Ponorogo

28
Nurdiana, Adi Santoso. Jurnal Riset Entrepreneurship. (2023). Pengaruh Harga Tiket, Fasilitas
Objek Wisata, dan Keamanan Terhadap Minat Berwisata di Objek Wisata Telaga Ngebel.
Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dari situs
https://www.researchgate.net/publication/367980341_PENGARUH_HARGA_TIKET_FASILIT
AS_OBJEK_WISATA_DAN_KEAMANAN_TERHADAP_MINAT_BERWISATA_DI_OBJE
K_WISATA_TELAGA_NGEBEL

Arifah Nur Aida. Jurnal Geografi Pariwisata. (2021). Analisis Arah Pengembangan Objek
Wisata Telaga Ngebel. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari Universitas Negeri Malang,
dari situs
https://www.academia.edu/64019050/Analisis_Arah_Pengembangan_Objek_Wisata_Telaga_Ng
ebel

Maharani Nabila. (2022). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Berkunjung ke
Objek Wisata Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dari
http://eprints.umpo.ac.id/9320/11/NABILA%2017420595.pdf

Palupi Dyah Ayu, Silvi Sitaviana. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia. (2022).
Optimalisasi Pariwisata Telaga Ngebel Ponorogo Melalui Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi.
Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari Universitas Airlangga, dari
https://journal.prasetiyamulya.ac.id/journal/index.php/JPM/article/download/812/494/

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorgo. (2023). Air Mancur
Menari Diresmikan, Telaga Ngebel Ponorogo Semakin Eksotis. Diakses pada tanggal 28 Januari
2024, dari https://disbudparpora.ponorogo.go.id/air-mancur-menari-diresmikan-telaga-ngebel-
ponorogo-semakin-eksotis/

Prasetya Budi. Jawa Pos Radar Madiun. (2023). Tambah Fasilitas Wisata di Telaga Ngebel,
Tribun Penonton Water Fountain Selesai Bulan Depan. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024,
dari https://radarmadiun.jawapos.com/ponorogo/803078939/tambah-fasilitas-wisata-di-telaga-
ngebel-tribun-penonton-water-fountain-selesai-bulan-depan

29
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo. (2023). Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Ponorogo Gelar Peringatan HPSN 2023 di Telaga Ngebel. Diakses pada tanggal 28 Januari
2024, dari https://dlh.ponorogo.go.id/kegiatan/dinas-lingkungan-hidup-kabupaten-ponorogo-
gelar-peringatan-hpsn-2023-di-telaga-ngebel/

Saputro Agil Wahyu, Septina Alrianingrum. AVATARA , E-Journal Pendidikan Sejarah. (2019).
Wisata Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo Tahun 1993- 2000. Diakses pada tanggal 28 Januari
2024, dari Universitas Negeri Surabaya, dari situs
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/27960/25582

Pebrianti Charolin. DetikJatim. (2022). Dear Warga Ponorogo, Harga Tiket Telaga Ngebel Naik
Jadi Rp 15 Ribu. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
https://www.detik.com/jatim/wisata/d-6222530/dear-warga-ponorogo-harga-tiket-telaga-ngebel-
naik-jadi-rp-15-ribu

Kusbandrijo Bambang dkk. DIA: Jurnal Administrasi Publik. (2018). Pengelolaan Kawasan
Wisata Terintegritas di Kabupaten Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, Dari
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, dari https://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/dia/article/download/%231927/pdf/

Ramadhanty Wulan. (2020). Peranana Dana Restribusi Dalam Pengembangan Wisata untuk
Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo Tahun 2015-2019. Diakses
pada tanggal 28 Januari 2024, dari Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, dari
http://etheses.iainponorogo.ac.id/11624/1/210716064%2C%20wulan%20ramadhanty.pdf

Jalil Abdul. SoloPos Jatim. (2023). PAD di Telaga Ngebel Ponorogo Melebihi Target, Akhir
2023 Capai Rp 3,7 Miliar. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
https://jatim.solopos.com/pad-di-telaga-ngebel-ponorogo-melebihi-target-akhir-2023-capai-rp37-
miliar-1813130

Realita.Co. (2022). 2022, Disbudparpora Klaim Sumbang PAD Ponorogo Rp 3,65 Miliar.
Diakses pada tanggal 28 Januari, dari https://realita.co/baca-15046-2022-disbudparpora-klaim-
sumbang-pad-ponorogo-rp-365-miliar

30
Wicaksono Gayuh Satria. Jatimnet.com. (2022). Disbudparpora Ponorogo Targetkan PAD
Telaga Ngebel Sebesar Rp 2,2 Miliar. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
https://jatimnet.com/disbudparpora-ponorogo-targetkan-pad-telaga-ngebel-sebesar-rp-22-
miliar#:~:text=JATIMNET.COM%2C%20Ponorogo%20%E2%80%93%20Dinas,menyumbang
%20sekitar%20Rp%20860%20juta.

Warisan Budaya Takbenda Indonesia. (2016 ). Upacara Adat Sesaji Telaga Ngebel Kabupaten
Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 januari 2024, dari
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=6774#:~:text=Upacara%20adat
%20Larung%20Sesaji%20Telaga%20Ngebel%20dilaksanakan%20setiap%20tahun%20sekali,ra
khmat%20yang%0telah%20dilimpahkan%2DNya.

Nugroho Irzan Fredian dkk. Indonesian Journal Of Agriculture, Resource, and Enviromental
Economics. Dampak Ekonomi dan Pengembangan Wisata Telaga Ngebel, Kecamatan Ngebel,
Kabupaten Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
https://journal.ipb.ac.id/index.php/ijaree/article/view/41547/23791

Bramasta Arnesto dkk. (2021). Penerapan Pasal 8 Huruf A Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2009 Tentang Bangunan Gedung Terkait Pendirian Rumah Makan Di Kawasan Wisata Telaga
Ngebel Kabupaten Ponorogo. Diakses pada tanggal 28 Januari 2024, dari
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/4098

PerumJasaTirta1. (2020, October 20). Konservasi Ekosistem Telaga Ngebel Untuk Kelestarian
Lingkungan [ Instagram Post]. https://www.instagram.com/p/CF8ixo7njZS/?img_index=1

Ukim. (2020). Pemberdayaan Tim PKK-M Go Green UNESA dalam Mewujudkan Telaga
Ngebel Sebagai Kawasan Wisata Berwawawsan Lingkungan. Diakses pada tanggal 28 Januari
2024, dari https://ukim.unesa.ac.id/2020/09/29/pemberdayaan-tim-pkm-m-go-green-unesa-
dalam-mewujudkan-telaga-ngebel-sebagai-kawasan-wisata-berwawasan-lingkungan/

31

Anda mungkin juga menyukai