Anda di halaman 1dari 32

KESEHATAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

OBSERVASI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Dr.dr.Yuniar Lestari,M.Kes, FISPH, FISCM,SpKKLP

Oleh :

Siska Rahayu 2320322011


Landura Prima Yori 2320322013
El Vinta Rahmi 2320322018

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing dan membantu kami dalam memahami hal yang terkait dengan tugas
ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wacana
bagi para pembaca serta kedepannya kami mampu memperbaiki makalah ini
dengan semaksimal mungkin.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami sebagai penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
A. Latar Belakang..........................................................................................5
B. Tujuan.......................................................................................................6
BAB II HASIL OBSERVASI..............................................................................7
1. Kondisi Area.............................................................................................7
2. Keadaan Penyediaan Air Bersih...............................................................9
3. Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah.............................................9
4. Keadaan Toilet Umum..............................................................................9
5. Pengelolaan Sampah...............................................................................10
6. Sanitasi Makanan....................................................................................10
7. Mekanisme Keselamatan........................................................................11
BAB III TINJAUAN LITERATUR..................................................................27
1. Pengertian.................................................................................................7
2. Standar Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Dan Kelestarian Lingkungan
Untuk Usaha Pariwisata...........................................................................9
3. Faktor Resiko Kesehatan..........................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................27
1. Kondisi Area.............................................................................................7
3. Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah.............................................9
4. Keadaan Toilet Umum..............................................................................9
5. Pengelolaan Sampah...............................................................................10
6. Sanitasi Makanan....................................................................................10
7. Mekanisme Keselamatan........................................................................11
BAB V PENUTUP............................................................................................27
1. Kesimpulan...............................................................................................7
2. Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28
LAMPIRAN.......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan sektor yang memiliki kontribusi yang cukup berarti
pada perekonomian suatu Negara. Efek domino yang dihasilkan merupakan
dampak positif karena terbukanya lapangan pekerjaan di sekitar kawasan wisata,
dan meningkatnya kesempatan berusaha. Pemerintah Indonesia juga mulai
menjadikan pariwisata sebagai andalan untuk membangkitkan ekonomi
masyarakat.
Pariwisata juga di pandang sebagai kegiatan yang mempunyai
multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan,pembangunan
pariwisata menyangkut aspek social budaya, ekonomi dan politik (Spillane,
1994). Yoeti (2007) menambahkan alasan pentingnya pengembangan pariwisata di
suatu daerah berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian daerah sekitar
tempat wisata.
Pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dalam rangka pencapaian tujuan otonomi daerah di Indonesia diatur dalam UU
No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. Dengan berlakunya Undang-
Undang tentang kepariwisataan meminta untuk seluruh pemerintah daerah
yang ada di Indonesia agar melakukan pembenahan.Pembenahan tersebut
salah satunya adalah pemerintah dapat mengembangkan sektor pariwisata
yang dimiliki sehingga mampu memberikan dampak yang baik terhadap
kesejahteraan masyarakat. Potensi yang dimiliki suatu daerah jika
dikembangkan dengan baik dan benar akan memberikan dampak besar bagi
peningkatan pembangunan suatu daerah dan Negara.

5
Pada dasarnya sebuah kegiatan pariwisata melakukan beberapa
perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Baik masyarakat yang
melakukan kegiatan wisata maupun masyarakat pelaku wisata, pelaku wisata
disini adalah masyarakat sekitaran kawasan wisata yang mendapat dampak
dari sebuah kegiatan wisata yang memperngaruhi kehidupan masyarakat
tersebut . baik dari segi kegiatan, ekonomi mapun sosial. Dengan besarnya
potensi sebuah tempat wisata membuat masyarakat semakin terdorong untuk
melakukan kegiatan yang menguntungkan terutama dalam hal ekonomi. Salah satu
kegiatan yang sering dilakukan masyarakat dalam untuk membantu kegiatan
wisata adalah mobilitas dimana kegiatan ini diharapkan dapat melakukan
perubahan terhadap ekonomi mereka.
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan di Kota
Payakumbuh, disamping sektor pertanian, perdagangan dan jasa. Kota
Payakumbuh memiliki potensi kepariwisataan yang cukup besar baik dari segi
kondisi alam, kekayaan objek wisata, potensi sosial budaya dan berbagai macam
permainan anak nagari lainnya. Pada dasarnya sektor pariwisata adalah salah
satu sektor paling potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu
pendapatan daerah. Dengan banyaknya potensi wisata yang dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatan asli daerah diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi pembangunan ekonomi.
Salah satu objek wisata yang memiliki potensi alam yang bagus di Kota
Payakumbuh yaitu objek wisata Kawasan Batang Agam berbasis sport
tourism. Sungai Batang Agam merupakan salah satu sungai terpanjang yang
melintasi empat kecamatan dan sebelas kelurahan yang berada di Kota
Payakumbuh dan bermuara di sungai Batang Sinamar. Objek wisata ini
merupakan kawasan yang mudah dijangkau lokasinya karena bertempat di tengah

6
Kota Payakumbuh. Kawasan ini daerahmerupakan yang potensial untuk
pengembangan pariwisata

B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Pengelolaan
Lingkungan
2. Untuk mengetahui gambaran Destinasi Wisata Taman Batang Agam Kota
Payakumbuh
3. Untuk mengetahui factor resiko kesehatan lingkungan di Destinasi Wisata
Taman Batang Agam Kota Payakumbuh

7
BAB II
HASIL OBSERVASI

1. Kondisi Area

Kondisi area di Batang Agam Kota Payakumbuh merupakan tempat


wisata taman kota yang menyediakan fasilitas bermain, olahraga, arena
skateboard dan area spot foto. Masyarakat disekitar Batang Agam
memanfaatkan untuk pengambilan pasir namun pengunjung wisata
memanfaatkan sungai Batang Agam untuk bermain air seperti berenang dan
memancing. Dari hasil observasi kondisi kualitas fisik dari air sungai di Batang
Agam itu sendiri keruh dan berwarna kecoklatan. Kurangnya fasilitas yang ada
di taman Batang Agam seperti tidak adanya Mushollah sehingga menyulitkan
pengunjung untuk melakukan ibadah.

2. Keadaan Penyediaan Air Bersih


Hasil observasi terhadap kondisi penyediaan air bersih di Batang Agam
Kota Payakumbuh meliputi pemeriksaan kualitas fisik air bersih (kekeruhan,
bau, rasa), koneksi silang dengan pipa air limbah, keberadaan vektor, dan
kondisi bak penampung air bersih. Air merupakan faktor penting untuk
memenuhi kebutuhan vital bagi makhluk hidup yang diantaranya digunakan

8
sebagai air bersih untuk personal higiene. Sumber air bersih yang tersedia di
Batang Agam Kota Payakumbuh berasal dari air PDAM. Air yang normal tidak
memiliki rasa, rasa yang biasanya dihubungkan dengan baunya. Dimana air
yang memiliki bau yang tidak normal dianggap juga memiliki rasa yang tidak
normal. Tempat penampungan air bersih seharusnya dibersihkan minimal satu
minggu satu kali. Hal itu harus dilakukan guna mencegah terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan vector.

3. Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah

Dari hasil observasi terhadap kondisi saluran pembuangan air limbah


terdapat saluran pembuangan limbah yang masih terbuka, tidak mengalir dan
ada dibeberapa titik saluran pembuangan air limbah yang kering dan tidak
berfungsi dengan baik. Kondisi saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang
terbuka dapat menimbulkan adanya genangan air dan terjadinya sumbatan
sehingga saluran dapat menjadi media atau tempat sarang berkembangbiaknya
vektor seperti tikus, lalat, kecoa, dan lain-lain. Setiap pembuatan saluran
pembuangan air limbah harus tertutup dan kedap air sehingga tidak ada
rembesan dari air limbah tersebut ke lingkungan sekitarnya

9
4. Keadaan Toilet Umum

Kondisi fasilitas toilet umum di Batang Agam Kota Payakumbuh sudah


dengan bangunan yang kokoh dan jumlah yang disediakan sudah sesuai dan
mencukupi dengan kapasitas pengunjung yang datang. Namun untuk fasilitas
yang sudah tersedia tidak terawat dengan baik, seperti kondisi bola lampu yang
sudah tidak ada, sampah yang berserakan serta belum adanya petunjuk arah
toilet.

5. Pengelolaan Sampah

10
Dari hasil observasi pengelolaan sampah di Batang Agam Kota
Payakumbuh menunjukkan bahwa meskipun penampungan sampah sudah
disediakan dibeberapa titik namun sampah masih banyak berserakan. Kondisi
tempat sampah yang disediakan sudah banyak yang tidak layak atau rusak.
Tempat sampah yang disediakan sudah sesuai dengan kategori namun untuk
pembuangannya masih tercampur atau belum dipilah menurut jenis sampanya
organik atau anorganik. Untuk himbauan dan peringatan tidak buang sampah
sembarangan sudah tersedia dibeberapa titik tapi kesadaran pengunjung yang
masih kurang dan membuang sampah sembarangan.

6. Sanitasi Makanan

Para pedagang menjajakan makananya dipinggir jalan dalam keadaan


terbuka seperti penjual kerupuk mie, gorengan, bakso bakar, penjual seafood
bakar. Kondisi pedagang saat penyajian makanan tidak hygiene seperti tidak
menggunakan handscoon, apron, dan masker. Peralatan yang digunakan
11
pedagang dalam menyajikan makanan yang seharusnya sekali pakai digunakan
berulang contohnya piring yang digunakan pembeli untuk mengambil seafood
yang akan dibakar setelah terkontaminasi oleh tangan pembeli pertama
digunakan kembali oleh pembeli selanjutnya tanpa dibersihakan/dicuci terlebih
dahulu. Untuk pengelolaan sampah pada pedagang sudah menyediakan tempat
sampah di area ia berdagang meskipun tempat sampahnya belum dipilah.
Ketersediaan air bersih pedagang dari air PDAM yang dialirkan ke tempat
pedagang.

7. Mekanisme Keselamatan
Belum tersedianya papan informasi, petunjuk arah, titik kumpul, arah
jalur evakuasi, ketersediaan APAR, kotak P3K, isyarat bahaya di lokasi Taman
Batang Agam Kota Payakumbuh. Keselamatan dan kesehatan ditempat wisata
sangat penting karena ditempat wisata banyak melibatkan berbagai pihak
seperti pengunjung, pengelola, pedagang, petugas keamanan dan kebersihan
yang harus mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan dari
berbagai macam resiko yang mungkin dapat terjadi di Batang Agam.
Contohnya : adanya pengunjung yang berenang di kawasan sungai Batang
Agam perlu adanya pengawasan dari pengelola karena sungai Batang Agam
bukan merupakan arena yang aman untuk bermain air/ berenang dengan
kondisi air yang sudah tercemar dan mekanisme keselamatan untuk
pengunjung juga tidak tersedia.

12
BAB III
TINJAUAN LITERATUR

3.1 PENGERTIAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. (Permenpar,2020). Lingkungan yang sehat memiliki peran yang sangat
penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Beberapa faktor lingkungan seperti
udara bersih, air bersih, sanitasi yang baik, serta kebersihan lingkungan dapat
membantu mencegah terjadinya penyakit dan memperpanjang umur harapan hidup.
Namun, lingkungan yang kotor dan tidak sehat dapat berdampak serius pada
kesehatan masyarakat. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit
yang lebih mudah cegah, seperti diare, keracunan makanan, dan infeksi saluran
pernapasan. Oleh karena itu, perhatian dan tindakan terhadap lingkungan harus
menjadi prioritas utama bagi masyarakat dan pemerintah. Bersama-sama kita dapat
mencapai lingkungan yang sehat dan memastikan kesehatan optimal bagi kita
semua.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai


fasilitas serta layanan yang disediakan oleh Masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah Daerah.Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada
dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik
Wisata, fasilitas umum, Fasilitas Pariwisata, aksesibilitas, serta Masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kePariwisataan. (Permenpar,2020).

13
3.2 STANDAR KEBERSIHAN, KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN
KELESTARIAN LINGKUNGAN UNTUK USAHA PARIWISATA

1. Kebersihan

 Memiliki mekanisme aturan untuk Kebersihan di Daya Tarik Wisata


 Melaksanakan mekanisme aturan untuk Kebersihan di Daya Tarik Wisata
 Menyediakan dan memasang informasi dan imbauan tertulis tentang
pengelolaan Kebersihan di Daya Tarik Wisata
 Memiliki Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dalam jumlah yang
cukup dan berfungsi dengan baik, dilengkapi dengan sabun/hand sanitizer.
 Melakukan pembersihan area dan barang publik, termasuk peralatan dan
perlengkapan penyelenggaraan kegiatan wisata dengan disinfektan/ cairan
pembersih lain yang aman dan sesuai secara berkala minimal 2 (dua) kali
sehari.
 Kamar mandi/ toilet yang tersedia dalam kondisi higienis, bersih, kering,
tidak bau, dan berfungsi dengan baik, dibersihkan sesering mungkin setelah
digunakan, serta terdapat pengaturan antrean dan alur masuk/ keluar
pengunjung di kamar mandi/ toilet.
 Menyediakan tempat sampah tertutup dengan jumlah yang cukup dan tempat
sampah khusus alat pelindung diri, serta dibersihkan tepat waktu.
 Melakukan pemantauan penerapan panduan dan mekanisme aturan
pelaksanaan Kebersihan di Daya Tarik Wisata.
 Melakukan evaluasi penerapan panduan dan mekanisme aturan pelaksanaan
Kebersihan di Daya Tarik Wisata.
 Karyawan dan pemandu wisata lokal melaksanakan imbauan untuk mencuci
tangan dengan sabun/hand sanitizer.

14
 Karyawan membersihkan ruang dan barang publik dengan disinfektan/cairan
pembersih lain yang aman dan sesuai.
 Karyawan yang bertugas mengelola Kebersihan mematuhi dan
melaksanakan mekanisme aturan pengelolaan Kebersihan di Daya Tarik
Wisata
 Pengunjung melaksanakan imbauan untuk mencuci tangan dengan
sabun/hand sanitizer.
 Pengunjung bersedia untuk barang miliknya dibersihkan dengan cara yang
aman, menggunakan disinfektan/ cairan pembersih lain yang aman dan
sesuai, sebelum masuk ke area Daya Tarik Wisata.
 Pengunjung yang menggunakan toilet menjaga agar tetap higienis, bersih,
kering, dan tidak bau setelah digunakan.
 Pengunjung melaksanakan imbauan untuk selalu membuang sampah pada
tempatnya.

2. Kesehatan

 Memiliki mekanisme aturan pelaksanaan Kesehatan di Daya Tarik Wisata.


 Melaksanakan mekanisme aturan pelaksanaan Kesehatan di Daya Tarik
Wisata
 Menyediakan peralatan dan perlengkapan Kesehatan di Daya Tarik Wisata

3. Keselamatan

 Memiliki mekanisme aturan pelaksanaan Keselamatan di Daya Tarik


Wisata.
 Melaksanakan mekanisme aturan pelaksanaan keselamatan di Daya Tarik
Wisata.

15
 Menyediakan kotak P3K yang dilengkapi perlengkapan penanganan
kecelakaan.
 Menyediakan alat pemadam kebakaran (minimal APAR) yang berfungsi
dengan baik, disertai penjelasan tentang cara penggunaannya.
 Menyediakan informasi tertulis mengenai mekanisme penyelamatan diri dari
bencana alam.
 Menyediakan informasi tertulis mengenai mekanisme penyelamatan diri dari
kebakaran.
 Menyediakan peta lokasi titik kumpul yang aman.
 Menyediakan peta atau petunjuk arah jalur evakuasi.
 Menyediakan informasi tertulis mengenai nomor telepon penting.
 Menyediakan alat komunikasi yang berfungsi dengan baik.
 Berkoordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, Dinas Pemadam Kebakaran, dan kepolisian setempat untuk
penanganan kondisi darurat Keselamatan dan keamanan.
 Melakukan pemantauan penerapan panduan dan mekanisme aturan
pelaksanaan Keselamatan di Daya Tarik Wisata.
 Melakukan evaluasi penerapan panduan dan mekanisme aturan pelaksanaan
Keselamatan di Daya Tarik Wisata.

3.3 FAKTOR RISIKO KESEHATAN

Sehat atau tidaknya seseorang ditentukan oleh keadaan dan lingkungannya.


WHO mendefinisikan faktor risiko kesehatan berdasarkan lingkungan, genetika,
tingkat pendapatan dan pendidikan, serta hubungan dengan teman dan keluarga.
Semua faktor ini mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan, sementara
faktor-faktor lain yang m lebih umum dipertimbangkan, seperti akses dan

16
penggunaan layanan kesehatan, seringkali mempunyai dampak yang lebih kecil
(WHO 2017a )

Faktor penentu lingkungan binaan meliputi:

 Lingkungan fisik ,
 Lingkungan sosial dan ekonomi, dan
 Karakteristik dan perilaku individu seseorang .

Individu seringkali tidak dapat mengendalikan banyak faktor penentu


kesehatan di lingkungan terbangun. Risiko ” dan “ bahaya ” adalah istilah yang
umum digunakan untuk menggambarkan aspek potensi bahaya terhadap kesehatan.
Istilah “risiko kesehatan” dan “bahaya kesehatan” seringkali tidak digunakan
dengan tepat. Istilah “ risiko ” adalah “kemungkinan seseorang akan terluka atau
menderita dampak buruk terhadap kesehatan jika terkena suatu bahaya ” (HSA
2017)

Langkah-langkah utama HRA (HSA 2017 ) untuk pencegahan dan


pengendalian faktor risiko kesehatan di lingkungan binaan:

 Identifikasi bahaya dan faktor risiko yang berpotensi menimbulkan kerugian


(identifikasi bahaya) terhadap manusia dan/atau sistem ekologi yang
berkaitan dengan kesehatan
 Analisis dan evaluasi risiko yang berkaitan dengan bahaya tersebut (analisis
risiko, dan evaluasi risiko). Yang mana termasuk:
o Penilaian Dosis-Respon : hubungan antara paparan dan efek
o Penilaian Paparan : frekuensi, waktu, dan tingkat kontak dengan
potensi bahaya

17
o Karakterisasi Risiko : ringkasan kesimpulan keseluruhan mengenai
risiko, seberapa baik data mendukung kesimpulan tentang sifat dan
tingkat risiko dari paparan terhadap potensi bahaya
 Menentukan cara yang tepat untuk menghilangkan bahaya, atau
mengendalikan risiko ketika bahaya tidak dapat dihilangkan (risk control

Pengendalian risiko mencakup tindakan yang dapat diambil untuk


mengurangi paparan terhadap potensi bahaya. Alternatifnya, pengendalian dapat
diterapkan untuk menghilangkan bahaya atau mengurangi kemungkinan terjadinya
risiko dengan mengurangi paparan terhadap bahaya tersebut (HSA 2017 ).
Tindakan diurutkan secara hierarki dari yang paling disukai hingga yang paling
tidak disukai:

1. Penghapusan bahaya (misalnya, penghilangan zat berbahaya dari bahan


konstruksi),
2. Penggantian bahaya dengan risiko yang lebih rendah (misalnya penggunaan
bahan pengganti yang kurang beracun),
3. Isolasi bahaya (misalnya ruangan kedap suara untuk peralatan yang berisik),
4. Pendekatan rekayasa terhadap bahaya (misalnya, mendesain ulang suatu
proses untuk menempatkan penghalang antara manusia dan bahaya),
5. Pendekatan administratif terhadap bahaya (misalnya menerapkan praktik
kerja yang aman, pelatihan untuk mengurangi potensi bahaya dan/atau
dampak buruk terhadap kesehatan manusia),
6. Penggunaan alat pelindung diri

18
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Kondisi Area
Kondisi area taman wisata Batang Agam yang berada tepat dipinggir
sungai merupakan lokasi yang beresiko terhadap keselamatan pengunjung.
Dari hasil observasi juga tidak ditemukan adanya tanda bahaya dan
pengawasan dari pihak pengelola juga tidak ada tempat selama satu minggu
observasi. Untuk itu dapat disimpulkan lokasi wisata Batang Agam beresiko
bagi pengunjung seperti adanya yang berenang di kawasan sungai, lokasi
sungai yang cukup curam dan bisa beresiko jatuh apalagi disekitar pinggir
sungai merupakan arena bermain anak seperti bermain mobil-mobilan, sepeda,
motor listrik

2. Keadaan Saluran Pembuangan Air Limbah


Dalam baku mutu air limbah Kepmen LH No112 Tahun 2003 dalam
pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, dan apartemen wajib
membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air
sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan. Air limbah yang
dibuang langsung ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu
dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat lingkungan hidup karena
air limbah tersebut dapat menjadi media penyebaran berbagai penyakit seperti
media berkembangbiaknya, nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk,
mikroorganisme patogen. Air limbah dapat menyebabkan timbulnya bau yang
tidak sedap dan tidak enak dipandang, serta dapat menjadi pencemar bagi air
permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainnya.
19
3. Keadaan Toilet Umum

Di lokasi wisata taman Batang Agam sudah disediakan toilet umum


sebanyak 2 bangunan, satu bangunan terdiri dari satu kamar mandi perempuan
dan satu kamar mandi laki-laki. Dari standar toilet umum yang seharusnya ada
namun di taman Batang Agam belum tersedia diantaranya sabun cuci tangan,
tempat sampah yang tertutup, pengering tangan/tisu, pengharum ruangan,
petugas kebersihan, kotak saran, pencahayaan. ruangan tidak tersedia, ventilasi,
himbauan dilarang merokok. Dapat disimpulkan kondisi toilet umum di taman
Batang Agam tidak memenuhi Standar Toilet Umum Indonesia. Selain itu
kondisi toilet umum yang sering terkunci/tertutup dengan tanpa adanya petugas
kebersihan.

4. Pengelolaan Sampah

Hasil observasi terhadap pengelolaan sampah di Batang Agam


menunjukkan bahwa pada tahap penampungan sampah masih terlihat ada
sampah yang berserakan dan ada juga sampah yang sudah dikumpulkan oleh
petugas kebersihan. Pada tahap pengelolaan sampah, sampah yang tersimpan di
tempat sampah belum semua dipisahkan antara sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah anorganik yang dipisahkan dari sampah organik hanya
berupa botol plastik bekas yang dikumpulkan oleh petugas kebersihan maupun
oleh pemulung. Sampah anorganik yang lain masih dibiarkan tercampur
dengan sampah organik. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan membatasi
timbulan sampah, mendaur ulang sampah, dan memanfaatkan kembali sampah

20
yang ada. Sedangkan untuk penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

5. Sanitasi Makanan
Dari hasil observasi pedagang makanan berada di Taman Batang Agam,
ditemukan dagangan dengan kondisi terbuka tanpa disediakan penutup
makanan. Dari kondisi tersebut dapat menyebabkan makanan dapat
terkontaminasi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan pedagang tentang
hygiene sanitasi makanan. Penggunaan wadah seharusnya tertutup saat
penyajian makanan yang bertujuan untuk menghindarkan makanan dari
kontaminasi udara maupun vector yang biasa terdapat disekitar makanan
seperti lalat. Penyajian makanan yang menarik merupakan nilai tambah untuk
menarik pelanggan. Makanan yang disajikan harus ditempatkan ditempat yang
bersih agar sirkulasi udara yang berlangsung juga bersih dan terbebas dari
cemaran bakteri yang terbawa dari udara yang kotor.
Seharusnya jajanan yang disajikan menjadi produk sehat yang aman
dikonsumsi sesuai dengan standar kesehatan makanan jajanan,yaitu:
 Bebas dari lalat, semut, kecoa dan binatang lain yang dapat membawa
kuman penyakit.
 Bebas dari kotoran dan debu lain.
 Makanan yang dikukus, direbus, atau digoreng menggunakan panas yang
cukup artinya tidak setengah matang.
 Disajikan dengan menggunakan alas yang bersih dan sudah dicuci lebih
dahulu dengan air bersih. Kecuali makanan jajanan yang di bungkus
plastik atau daun, maka pengambilan makanan lain yang terbuka

21
hendaklah dilakukan dengan menggunakan sendok, garpu atau alat lain
yang bersih, jangan mengambil makanan dengan tangan.
 Menggunakan makanan yang bersih, demikian pula lap kain yang
digunakan untuk mengeringkan alat-alat itu supaya selalu bersih.

6. Mekanisme Keselamatan
Taman Batang Agam yang terletak dipinggir sungai beresiko munculnya
berbagai kecelakaan diantaranya terjatuh dengan lokasi sungai yang curam dari
arena taman bermain dan tenggelam saat berenang di kawasan sungai Batang
Agam. Kecelakaan yang beresiko terjadi di Taman Batang Agam menimbulkan
kerugian bersifat materi dan immateriil kepada pengelola dan pengunjung yang
merupakan korban. Pengelola Taman Batang Agam mengalami dua kerugian
sekaligus yaitu mengganti kerugian kepada korban dengan sejumlah uang yang
sudah ditentukan, dan kerugian bersifat immateriil yaitu reputasi. Kerugian
immateril bersifat jangka panjang yaitu kelangsungan tempat wisata untuk
kembali memulihkan image positif sehingga pengunjung akan melupakan
kejadian tersebut. Sehingga sangat diperlukan manajemen keselamatan bagi
pengunjung dan pengelola agar terciptanya kondisi aman dan nyaman bagi
pengunjung wisata Taman Batang Agam.

22
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Observasi yang dilakukan di taman wisata Batang Agam dengan lokasi
yang tepat berada di pinggir sungai mempunyai resiko terhadap keselamatan
pengunjung. ditemukan kondisi lingkungan yang kurang bersih, pengelolaan
sampah yang masih belum sesuai standar,tidak ada pemilahan sampah dan kondisi
tempat sampah yang berserakan dan terbuka. Untuk mekanisme keselamatan juga
belum tersedia,mengingat kondisi lokasi yang berisiko maka rambu-rambu
peringatan,keselamatan serta petunjuk arah sangat diperlukan

B. SARAN
1. Bagi Pemerintah
- Diharapkan Pemerintah Kota Payakumbuh lebih tegas dalam
memberikan sanksi terkait menjaga dan merawat fasilitas yang ada di
tempat umum kepada masyarakat
- Diharapkan Pemerintah Kota Payakumbuh lebih tegas dalam
memberikan sanksi terkait membuang sampah sembarangan di tempat
umum kepada masyarakat mengingat telah danya Perda tentang
Pengelolaan Sampah
- Diharapkan pemerintah dapat melengkapi fasilitas kesehatan di lokasi
sebagai upaya penanganan pertama kegawatdaruratan.
2. Bagi Pengelola

23
- Diharapkan untuk pengelola agar selalu standby di lokasi untuk
pengawasan dalam upaya menjaga kebersihan keselamatan dan
keamanan pengunjung
- Membuat kebijakan khusus/ sanksi bagi pengunjung yang kedapatan
membuang sampah sembarangan di lokasi guna memberikan efek jera
- Pengelola diharapkan lebih memperbanyak rambu-rambu peringatan
tanda bahaya, petunjuk arah, APAR, P3K dan informasi dikarenakan
lokasi yang berada dipinggir sungai yang beresiko bagi pengunjung.
- Diharapkan pihak pengelola lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas
yang tidak layak digunakan agar dilakukan penggantian.
3. Bagi Masyarakat
- Diharapkan masyarakat yang datang berkunjung ke Taman Batang
Agam memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan
lingkungan dan menjaga fasilitas yang ada.

24
DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Toilet Indonesia.2019. Pedoman Standar Toilet Umum Indonesia. APP

Dovjak M, Kukec A.2019.Creating Helathy and Sustainable Building. Cham (CH):


Peloncat

Fatmawati, Diah. 2018. Analisis Aspek Kesehatan Lingkungan Di Tempat Wisata


Taman Margasatwa Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume
6, Nomor 2, April 2018 (Issn: 2356-3346)

Jordan, Yodi. 2022. Pengembangan Batang Agam Sebagai Kawasanolahraga


Dalam Peningkatan Kunjungan Masyarakat(Studi Kawasan Batang Agam Kota
Payakumbuh).

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisita dan
ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 13/Permenpar/2020 Tentang Standar
Sertifikasi Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Kelestarian Lingkungan Sektor
Pariwisata dalam Masa Penanganan Pandemi Corona Deasease 2019.

Rifai,ahmad,dkk. 2022. Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Wisata di


Objek Wisata Waterpark di Kabupaten Sleman, Yogyakarta:Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia.

Susanto, Nur Agus. 2012. Rancangan Sistem Penilaian Keselamatan Pengunjung


Tempat Wisata. Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012

Zakuan, Ahmad. Analisis Sanitasi Dan Personal Hygiene Pedagang Angkringan Di


Alun-Alun Kota Yogyakarta.

25
ITEM YA TIDAK
1. LETAK/LOKASI
Adanya sarana transportasi tempat umum √
Adanya petunjuk arah √
Kondisi jalan yang baik √
Kondisi permukaan tanah yang baik √
2. BANGUNAN
Kuat kokoh dan permanen √
Kondisi bangunan yang baik √
Perawatan yang baik √
3. AREA BERMAIN

26
Kondisi wahana permainan yang baik √
Adanya tempat sampah di aera bermain √
Tidak adanya vektor atau binatang √
pengganggu
4 AREA PERTUNJUKAN
Kondisi panggung yang baik √
Adanya aera penonton √
Kebersihan aera pertunjukan √
Adanya tempat sampah √
5 KIOS SOUVENIR DAN OLEH OLEH
Lokasi yang terpusat √
Adanya tempat sampah √
Keamanan yang baik √
Akses jalan yang baik √
Penerangan yang baik √
Tidak adanya vektor atau binatang √
pengganggu
Tempat yang bersih √
6 AIR BERSIH
Letak tendon dari septic tank jauh √
Kondisi air yang baik √
Ketersediaan air bersih yang cukup √
Jumlahnya mencukupi untuk ketersediaan √
orang banyak
7 JASA BOGA
Adanya wastafel √

27
Tersedianya tempat sampah √
Kondisi permukaan tanah yang baik √
Kondisi atap yang baik √
Saluran pembuangan limbah yang baik √
Tidak adanya vektor atau binatang √
pengganggu
CHECKLIST INSTRUMENT INSPEKSI SANITASI TEMPAT WISATA

28
8 KAMAR MANDI
Jumlah kamar mandi yang cukup √
Saluran pembuangan air yang baik √
Adanya urinoir √
Adanya tempat sampah √
Lantai yang baik √
Adanya jamban √
Tersedianya sabun √
Pemisahan untuk laki-laki dan perempuan √
Tidak adanya vector atau binatang √
pengganggu
9 TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH
SEMENTARA
Letaknya yang jauh √
Kondisi tempat penampungan yang baik √
Adanya petugas kebersihan √
Pengangkutan sampah rutin √
Tertutup √
Kebersihan tempat penampungan sampah √
10 FASILITAS PENUNJANG
Adanya lahan parkir √

29
Pemisahan lahan parkir √
Kondisi permukaan tanah yang baik √
Adanya tempat penitipan barang √
Keamanan yang baik √
Kebersihan yang baik √

11 FASILITAS KESEHATAN
Terdapat kotak P3K √
Adanya petugas kesehatan √
Tersedianya obat obatan √
Tersedianya tempat sampah √
Kondisi lantai baik √
Adanya ventilasi/jendela √
Terdapat washtafel / tempat cuci tangan √
Tidak adanya vector / binatang pengganggu √
12 MUSHOLA
Ketersediaan tempat √
Adanya petunjuk arah √
Lokasi yang strategis √
Terdapat air bersih untuk whudu √
Adanya kran air whudu √
Adanya saluran pembuangan air whudu √
Terdapat peralatan sholat √

30
31
https://www.academia.edu/33592817/
Makalah_Sistem_Informasi_Manajemen_Sistem_Infor
masi_SDM
https://www.academia.edu/33592817/
Makalah_Sistem_Informasi_Manajemen_Sistem_Infor
masi_SDM

32

Anda mungkin juga menyukai