PUSKESMAS
MAKALAH
Oleh :
Clodeya Rizola ()
El Vinta Rahmi ()
Landura Prima Yori (2320322013)
Oktita Malendra (2320322005)
Pratiwi Tamela (2320322005)
Rissa Rizkiia Z (2320322007)
Siska Rahayu (2320322011)
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul ‘Keunggulan Kompetitif
Melalui Sumber Daya Manusia Puskesmas” ini dapat penulis selesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan mampu
menyelesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Sumber Daya Manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. dr Rima Semiarty, MARS,
Sp.KKLP selaku dosen Manajemen Sumber Daya Manusia. Yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Terima Kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami definisi Sumber Daya Manusia
2. Untuk memahami definisi Puskesmas
3. Untuk mengetahui apa saja peran SDM di Puskesmas
4. Untuk mengetahui definisi Keunggulan Kompetitif
5. Untuk memahami tujuan keunggulan kompetitif melalui SDM di puskesmas
6. Untuk mengetahui apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif melalui SDM
7. Untuk mengetahui manfaat dan tantangan dalam keunggulan kompetitif
8. Untuk menjelaskan strategi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan yang
akan dihadapi
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
yang dituangkan dalam suatu sistem
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
Wewenang Puskesmas melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama
dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
3
4
Fungsi Penghargaan
Ada tiga fungsi dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan
tingkah laku yang di harapkan :
1. Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai presentasi
2. Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih
3. Bersifat universal
Tujuan Penghargaan
Tujuan dari penghargaan antara lain adalah agar karyawan menjadi lebih
giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah
dicapainya. Jadi dalam sisi yang lebih luas, penghargaan dirancang agar mampu
menarik perhatian, mempertahankan dan mendorong karyawan agar bekerja lebih
produktif, di mana penghargaan harus mencerminkan win-win result, bagi
karyawan dan perusahaan.
1. Ikatan kerja sama dengan pemberian penghargaan terjalinlah ikatan kerja
sama formal antara manajer dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan
tugas-tugas dengan baik, sedangkan manajer wajib membayar penghargaan
sesuai dengan perjanjian yang disepakati b. Kepuasan Kerja Dengan
penghargaan, karyawan akan dapat
2. Kepuasan kerja dengan penghargaan, karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga
memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan efektif jika program penghargaan ditetapkan cukup besar,
pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah
4. Motivasi Jika penghargaan yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
Secara luas sistem penghargaan diciptakan untuk menarik, menahan, dan
memotivasi kinerja karyawan. Namun tujuan yang lebih penting didalamnya
adalah keadilan atas persamaan yang bias dicapai dengan setidaknya tiga dimensi
berikut:
Kesamaan Internal : berdasarkan harga dari apa yang diberikan karyawan
bagi perusahaan.
15
keputusan (Kozier, 2010). Konsep kolaborasi tim kesehatan itu sendiri merupakan
konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan membutuhkan pertukaran
pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk pasien.
• Jenis Kolaborasi Tim Kesehatan
Berikut merupakan bentuk/jenis kolaborasi tim kesehatan, diantaranya:
2.4 Fully Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab
dan kontribusi yang sama untuk tujuan yang sama.
2.5 Partially Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap anggota dari tim memiliki tanggung jawab
yang berbeda tetapi tetap memiliki tujuan Bersama
2.6 Joint Program Office
Bentuk kolaborasi yang tidak memiliki tujuan bersama tetapi memiliki
hubungan pekerjaan yang menguntungkan bila dikerjakan bersama.
2.7 Joint Partnership with Affiliated Programming
Kerja sama untuk memberikan jasa dan umumnya tidak mencari
keuntungan antara satu dan lainnya.
2.8 Joint Partnership for Issue Advocacy
Bentuk kolaborasi yang memiliki misi jangka panjang tapi dengan tujuan
jangka pendek, namun tidak harus membentuk tim yang baru.
Menurut Family Health Teams (2005), terdapat 12 jenis kolaborasi tim,
yaitu perawatan reproduktif primer (misalnya, pre-natal, kebidanan, pasca
persalinan, dan perawatan bayi baru lahir); perawatan kesehatan mental primer,
perawatan paliatif primer; in-home/fasilitas penggunaan yang mendukung
pelayanan; pelayanan koordinasi/care navigation; pendidikan pasien dan
pencegahan; pre-natal, kebidanan, pasca melahirkan, dan perawatan bayi baru
lahir; program penanganan penyakit kronis – diabetes, penyakit jantung,
obesitas, arthritis, asma, dan depresi; promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit; kesehatan ibu/anak; kesehatan kerja; kesehatan lansia; pengobatan
kecanduan; pelayanan rehabilitas; dan pengasuhan.
• Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan
1. Patient-centered Care
17
19
20
medis seperti tidak adanya dokter umum ataupun dokter spesialis yang lebih
spesifik untuk menangani penyakitnya sehingga disarankan ke fasilitas kesehatan
yang lebih memadai dengan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk
menentukan seberapa gawat kondisi pasien.
Tambahan pembahasan dari pertanyaan nomor 3
Pasien yang tidak mau berobat ke Puskesmas bisa dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
a. Persepsi masyarakat tentang kesehatan dimana masyarakat beranggapan
kalau mereka sakit itu ketika mereka sudah tidak bisa melakukan apa-
apa beraktifitas, barulah mereka ke Puskesmas.
b. Persepsi masyarakat tentang kualitas pelayanan dimana disinilah peran
dari sdm/tenaga kesehatan untuk mempromosikan atau mengedukasi
masyarakat tentang kesehatan melalui penyuluhan, kunjungan rumah
ibu hamil dan lansia, posyandu ibu dan anak, posbindu ptm , posyandu
lansia dll karena melalui program2 tersebut dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan sehingga masyarakat lebih aware
dengan kesehatan mereka dan akhirnya berkunjung ke puskesmas
meskipun hanya sekedar cek tensi, penimbangan berat badan. Dan juga
dalam pelayanan pasien di puskesmas juga diharapkan sdm/tenaga
kesehatan di puskesmas lebih mengutamakan 5s (senyum, sapa, salam)
yang menjadikan hubungan dengan pasien harmonis dan terciptanya
kenyamanan bagi pasien saat dilayani di Puskesmas
c. Kemudian faktor pendapatan keluarga, karena keterbatasan dana /
ekonomi yang sulit menyebabkan mereka juga tidak mau berobat,
padahal dengan adanya program jaminan kesehatan nasional /BPJS
untuk pemerataan kesehatan seharusnya itu tidak terjadi, karena dalam
hal ini sdm/tenaga kesehatan di puskesmas juga berperan penting dalam
mengedukasi ke masyarakat tentang adanya program jaminan kesehatan
tersebut
d. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah ditambah dengan
kurangnya edukasi atau informasi yang diberikan oleh sdm/tenaga
kesehatan di puskesmas kepada masyarakat tersebut
22
e. Masyarakat tersebut berada pada ekonomi yang bisa dibilang kelas atas
sehingga mereka mencari layanan yang sesuai dengan status sosial,
layanan oleh dokter, dan citra layanan yang bagus, sehingga rogram
perbaikan mutu puskesmas belum bisa membuat orang kaya datang.
Masyarakat kaya masih mendapat kepuasan dari layanan swasta
daripada puskesmas. Karena masih banyak ditemukan dikota-kota besar
rata-rata masyarakat kelas atas tersebut lebih memilih berobat ke
klinik/rs swasta.
Adanya kasus pasien belum dikriteria rujuk tapi sudah dirujuk,
bagaimana dengan sdm nya ?
Kasus pasien yang belum seharusnya dirujuk masih bisa dilayani di
puskesmas/fktp tapi sudah diberikan rujukan bisa terjadi karena beberapa
faktor diantaranya :
1. Jarak, Akses, medan yang ditempuh ke RS Rujukan yang mungkin jauh
atau sangat jauh dari puskesmas, sehingga untuk meminimalisir kejadian
yang tidak diharapkan terhadap pasien selama perjalanan yang bisa
memakan waktu maka pihak puskesmas memberikan rujukan.
2. Sarana dan prasarana yang masih kurang lengkap dipuskesmas untuk
penanganan/tindakan ke pasien dan dikhawatirkan terjadi hal yang tidak
diinginkan selama tindakan dilakukan dipuskesmas
3. Kebijakan dan sdm dari puskesmas tersebut, pengalaman dilapangan
beda atasan beda aturan, dan terkadang ada atasan yang segala
sesuatunya dianggap gampang sehingga mewarislah ke bawahannya yang
bisa dibilang tidak mau ambil pusing, namun ada juga yang memang
sdm/nakesnya bertanggung jawab dengan tugasnya dan bekerja sesuai
dengan sistem/sop tugasnya sehingga merujuk pasien benar-benar akan
dilakukannya jika memang sudah tidak bisa ditangani di puskesmas.
Adanya kasus puskesmas menolak pasien :
Kejadian penolakan pasien ini banyak terjadi diberbagai daerah dan viral
di medsos, ada beberapa kemungkinan penyebab hal tersebut terjadi :
1. Misal ada pasien BPJS, tapi BPJS nya tidak bukan di FKTP/puskesmas
tersebut, sehingga tidak bersedia melayani jika tetap dengan BPJS
23
4.2 Saran
1. Dalam rangka mengingkatkan kompetensi dan pengembangan karir SDM
kesehatan di puskesmas perlu direncanakan Usulan Pelatihan di puskesmas.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Zurnali, Cut. 2010. Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Depan.
Bandung: Unpad Press