Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN ANALISA SWOT

MANAJEMEN UNIT RUANGAN MELATI RS MAL KOTA CIMAHI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan Koordinator Mata Kuliah:

Lilis Rohayani, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Dosen Pembimbing: Setiawati .,SPd.,S.Kp.,M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok 4
Pratama Wira 2350321041 Adzani Arifti 225032112 Risti Nuraini 2350321033
Kusumah 1 Andriyati
Vevi Haerunnisa 2350321136 Revina Sukmawati 235032104 Risya Novita 2350321074
A 9 Santiani
Linda Sari 2350321092 Sevia Mariana 235032114 Bobi Padly Prandani 2350321143
1

PROGRAM STUDI KESEHATAN NERS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena kami atas berkat
rahmat dan karunia-Nya peyusun dapat menyelesaikan Laporan Seminar Manajemen
Keperawatan di Ruang Melati Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada pihak-pihak terkait yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, kami menyadari bahwa laporan menajemen
keperawatan ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Direktur Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari berserta jajarannya yang telah memfasilitasi
kami dalam melakukan praktik klinik keperawatan
2. Eka Ratna Juwita S.Kep.,Ners Selaku kepala ruangan, ruang Melati Rumah Sakit MAL
3. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D Selaku rector Universitas Jenderal Achmad
Yani.
4. Suharjiman, S. Kep, Ners., M. Kep. selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
5. Arini Budi Endang S, S.Kep., Ners. Selaku Kepala Ruangan perawatan Gedung D Lantai
3 RSUD Cibabat.
6. Lilis Rohayani, S.Kep., Ners., M.Kep sebagai koordinator Mata kuliah Manajemen
Keperawatan
7. Setiawati, SPd., S.Kp., M.Kep sebagai pembimbing
8. Teman-teman seangkatan profesi ners khususnya kelompok II terimakasih atas
kekompakan dan rasa kekeluargaannya, terimakasih atas kerja kerasnya.

Kami menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna. Untuk itu kami mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna penyusunan dan penulisan yang lebih baik.

Cimahi, Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
A. Konsep Manajemen Keperawatan.............................................................................4
B. Konsep Manajemen Unit............................................................................................7
C. Metode TIM...............................................................................................................11
D. Konsep Timbang Terima..........................................................................................12
E. Konsep Ronde Keperawatan....................................................................................15
F. Discharge Planning....................................................................................................18
G. Konsep Ruangan Manajemen ASKEP....................................................................22
BAB III.....................................................................................................................................35
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH..................................................................35
A. Analisa 5M Ruangan Melati.....................................................................................35
1.MAN/SDM........................................................................................................................35
2.Metode...............................................................................................................................41
3.Material.............................................................................................................................53
4.Money................................................................................................................................63
5.Marketing.........................................................................................................................66
3.1 Analisa SWOT...................................................................................................................74
3.2 Renstra................................................................................................................................86
3.3 POA (Planning Of Action ).............................................................................................103

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah integral dari satu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(Komprehensif), penyembuhan penyakit (Kuratif) dan pencegahan penyakit (Preventif)
kepada masyarakat. Rumah sakit merupakan sarana upaya perbaikan kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan dan daapat dimanfaatkan pla sebagai lembaga
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Berdasarkan Departemen Kesehatan RI peraturan yang dikeluarkan pada tahun
1989, bahwa rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujuk medik spesialistik dan
sub-spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan (Kuratif) dan pemulihan (Rehabilitasi pasien).
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 44 Tahun 2009 yang sudah di
tetapkan oleh DPR RI serta PRESIDEN RI memutuskan jika rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan
pengobatan penyakit. Semua upaya dan kegiatan meningkatkan dan memulihkan
kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam mencapai masyarakat yang
sehat. Pelayanan kesehatan adalah keiatan yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem (PMK No.75 tentang Puskesmas).
Pelayanan kesehatan merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah bersama
masyarakat dalam rangka meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kesehatan
masyarakat. Meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya
tersebut dilakukan oleh lembaga – lembaga yang memberkan pengobatan kepada
seseorang yang sakit, contohnya adalah rumah sakit.
Pada pelayanan kesehatan memiliki persyaratan yang baik yang dimana dapat
dibedakan menjadi 13 macam, yaitu : Tersedia (Available), Menyeluruh
v
(Comprehensive), Terpadu (Integrated), Berkesinambungan (Continue), Adil (Equity),
Mandiri (Sustainable), Dapat dijangkau (Uffordable), Efektif (Effective), Efisien
(Efficient), dan Bermutu (Quality).
Dalam pelayanan kesehatan memerlukan seorang petugas kesehatan ataupun non
petugas untuk mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan. Manajemen kesehatan ialah bentuk proses dalam
menggerakkan sumber daya manusia untuk merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan pelayanan kesehatan.
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis
organisasi atas dasar pemikiran tersebut. Manajemen juga dapat diterapkan di bidang
kesehatan untuk membantu para manajemen organisasi kesehatan memecahkan masalah
kesehatan masyarakat. Manajemen kesehatan adalah bidang yang berkembang dari teori
manajemen umum untuk mengatur penggunaan sumber daya manusia dan material secara
efektif dan menerapkannya dalam konteks pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan
program kesehatan pada masyarakat harus dikelola dengan manajemen yang baik dan
padaprinsipnya sama dengan manajemen pada umumnyaa yaitu untuk mencapi tujuan
yang akan dicapai. Pentinnya manajemen kesehatan akan menambah kualitas hidup
masyarakat.
Analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), Peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek jangka pendek maupun jangka
panjang. Tujuan analisa SWOT ini untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang edang
dihadapi dan bukan merupakan alat analisis yang dapat memberikan solusi terhdp
masalah yang dihadapi.
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari adalah rumah sakit yang berawal dari sebuah
poliklinik yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Umum serta dilengkapi oleh
tenaga medis professional. Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari berlokasi di Jl.Cibaligo
No.76 Cimindi – Cimahi, Jawa Barat – Indonesia. Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari
memiliki beberapa pelayanan seperti rawat jalan, rawat inap, poliklinik, rehabilitasi
medik, dan gizi.

vi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktik manajemen ini diharapkan mampu melakukan
pengelolaan manajemen unit dan manjemen asuhan keperawatan di Ruangan Melati
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap 5 dimensi manajemen
yaitu Man, Metode, Material, Money, dan Marketing di Ruangan Melati Rumah
Sakit Mitra Anugrah Lestari.
b. Mampu mendiagnosa masalah – masalah terkait 5M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di Ruangan Melati Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.
c. Mampu membuat Plan Of Action unntuk menjawab masalah – masalah yang
sudah ditemukan.
d. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.

C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan kontibusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan manajemen unit
dan manajemen keperawatan di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari.
2. Bagi Ruangan
Dapat membantu perawat ruangan untuk mencapai standar pelayanan yang
sempurna serta termotivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang
bersifat mendasar terhadap peningkatan kualitas hidup pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip model praktik keperawatan
profesional dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada instalasi rawat inap di

vii
suatu tatanan pelayanan kesehatan dan dapat berperan sebagai pembaharuan dan
model peran dalam kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Keperawatan
1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Asmuji, 2011). Manajemen keperawatan
secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa
aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat (Agus,2020).
Manajemen suatu proses atau kerangka kerja, melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang keara tujuan organisasional atau maksud
yang nyata. Manajemen juga suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni merupakan
suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain
seni seni merupakan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan
pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Disimpulkan manajemen suatu cara untuk menyelesaikan tugas atau tujuan secara
maksimal.
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
Dalam manajemen secara umum maupun keperawatan dari masing-masing fungsi
tersebut di jabarkan sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan menjadi tolak ukur terhadap tujuan yang ingin dicapai
dalam organisasi maupun pelayanan keperawatan, dan menjadi indikator
viii
keberhasilan dari suatu tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Perencanaan tersebut meliputi: visi, misi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan
peraturan peraturan dalam memberikan pelayanan keperawatan, proyeksi
jangka panjang dan pendek juga menentukan jumlah biaya dan mengatur
adanya perubahan berencana.
b. Fungsi Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian dalam organisasi maupun dalam layanan asuhan
keperawatan fungsi ini menjalankan semua yang sudah direncanakan, berupa
pembagian tugas, alat dan fasilitas yang sesuai peran dan fungsinya. Adapaun
pengertian sebagai berikut: struktur organisasi model penugasan keperawatan,
pembagian tugas memahami serta menggunakan kekuasaan otoritas yang
sesuai.
c. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan managemen berfungsi menjalankan organisasi agar
menjadi efektif, sehingga tercipta kondisi organisasi yang kondusif elemen
yang bekerja di dalamnya menjadi fokus, menggerakan orang orang yang mau
bekerja sama, loyal. Seorang manajer harus mampu menciptakan suasana
yang harmonis, sehingga membuat karyawan bekerja tanpa ada unsur
paksaan, melainkan kesadaran atas diri sendiri. Adapun pengertian sebagai
berikut: kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian: rekruitmen,
wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mensosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
d. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian dalam organisasi merupakan hal cukup penting dari
seorang manager, karena tanpa adanya pengawasan yang konsisten dan
kontinyu, pengelolaan semua aktivitas dalam organisasi menjadi tidak terarah,
sehingga tujuan organisasi sulit tercapai sesuai dengan perencanaan. Apabila
ada kesalahan bisa segera dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan tujuan
organisasi, misalnya pemberian motivasi, supervisi, mengatasi jika adanya
konflik pendelegasian, dan komunikasi dan memfasilitasi untuk berkolaborasi
dalam pelaksanaan penilian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan,

ix
mengendalikan mutu, pengendalian aspek legal dan etika serta pengendalian
profesionalisme asuhan keperawatan. (Sudarta, Rosyidi, & Susilo, 2019).

3. Tujuan Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan yang umumnya di tetapkan oleh bidang keperawatan
meliputi :
a. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan dengan
mendidik perawat yang mempunyai sikap profesional dan bertanggung jawab
dalam pekerjaan.
c. Meningkatkan komunikasi antar staf.
d. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya mempertahankan
kenyamanan klien.
e. Meningkatkan hubungan dengan klien, keluarga dan masyarakat.
f. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja staf keperawatan.
4. Tingkatan Manajemen Keperawatan
a. Top Management
Top Management dapat diartikan sebagai manajemen puncak istilah ini
dikenal juga dengan executive officer yang bertugas merencanakan kegiatan dan
strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan secara
umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah
CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief
Financial Officer).
b. Middle Management
Middle Management atau manajemen menengah merupakan manajemen
yang mencakup semua manajemen yang berada di antara manajemen pertama dan
manajemen puncak yang bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan
yang termasuk manajer menengah yaitu kepala bagian, pemimpin proyek,
manajer pabrik, atau manajer divisi.
c. First Line Management

x
First Line Management atau manajemen lini pertama merupakan
manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpim dan mengawasi
karyawan non manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering di
sebut supervisor, manajer shift, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor
(foreman, 2008).
5. Unsur – unsur Manajemen Keperawatan
Manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu
dengan cara menggerakkan orang dan sumber-sumber lain yang tersedia. Dalam
fungsinya menggerakkan organisasi, maka manajemen merupakan proses yang
dinamis. Selanjutnya dalam pencapaian tujuan manajer sebagai pelaksana
menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi itu.
Unsur-unsur manajemen pada dasarnya terdiri dari 5M, yaitu :
a. Manusia (Man): Dalam pencapaian tujuan menekankan faktor manusia sebagai
faktor utama, manusialah yang melakukan kegiatan dan aktivitas.
b. Sarana atau bahan (Material): Bahan apa yang dikelola untuk mencapai tujuan,
berarti bahan yang diperlukan untuk menunjang manajerial harus cukup tersedia
baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya.
c. Keuangan (Money): Salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan.Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa
hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
d. Metode (Methode): Cara apa yang harus ditempuh untuk melaksanakan proses
tersebut agar tercapainya tujuan.
e. Pasar atau masyarakat (Market): Dalam pengertian luas menunjuk kemana hasil
tersebut akan dipasarkan atau di konsumsikan.

B. Konsep Manajemen Unit


1. Manajemen Unit
Nursalam (2014) menjelaskan bahwa manajemen unit terdiri dari :
a. Ruangan

xi
1) Sarana
Ruangan lingkungan kerja untuk pencapaian prosesmanajerial
keperawatan diruang rawat inap bedah umumsecara keseluruhan
mempunyai: ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur dan kamar
mandi klien, ruang peralatan, ruang perawat/nurse station berada ditengah
ruang perawatan, ruang kepala ruangan + ruang tamu + kamar mandi +
ruangperalatan, ruang ganti perawat + kamar mandi perawat ruang
konferensi, mushola, ruang administrasi, ruang spoolhoek, dapur dan
gudang serta depo farmasi.
2) Jauh dari tempat keramaian seperti kantin dekat dengan ruang operasi dan
pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
Posisi: dekat dengan nurse station dan depo farmasi. Kondisi :
pencahayaan cukup dan sesuai luas ruangan, besar ruangansesuai dengan
jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendelasesuai dengan besar
ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur, bersih, pintu fleksibel dapat
dilalui brankard, bersih, tidak licin. Perbandingan kamar mandi dengan
klien sesuai, lantai tidak licin, bersih, letak terjangkau oleh klien. Kasur
bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat side rails, fasilitas ruangan
tidakmengganggu delivery klien, sampiran ada pada setiap tempattidur
klien. Terdapat papan penunjuk arah.
3) Alat tenun (jumlah dan kondisinya): laken, boven laken, sarung
bantal,sarung guling, perlak, stik laken, selimut, baju klien, waslap, taplak
meja, alas baki, handuk, sarung buli-buli, sarung O2, gorden, danvitrage
4) Alat bahan
a) Alat kesehatan (jumlah dan kondisinya): bak instrumen (besar, sedang,
kecil), bak steril, kom, pinset anatomis danchirurgis, gunting (jaringan,
hecting, perban), bengkok,korentang dan tempatnya.
b) Alat-alat tanda vital: tensimeter, stetoscope, thermometer.
c) Alat-alat pemeriksaan fisik: reflex hammer, tongue spatel, timbangan
BB, pengukur TB, midline.
d) Irigator, WWZ panas/dingin, waskom mandi.

xii
e) Alat transportasi: brankard, kursi roda
f) Emergency trolley
g) Bahan habis pakai :Alkohol, betadine, aquadest, savlon, H202, NaCl,
cairan infus,, Lysol, spuit berbagai ukuran, betadine, aquadest, set
infus, kateter, NGT, kondom katetr, urine bag, dan dan obat-obatan
h) O2 dan manometer
i) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem, perforator,
spidol, formulir (perencanaan, pengkajian danimplementasi) resume
klien pulang/meninggal/dirujuk,grafik suhu nadi, pemeriksaan
penunjang sepertilaboratorium dan radiologi).
j) Alat rumah tangga: kasur, bantal, guling, meja, jam dinding, kursi,
lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring, sendok, gelas),
kompor, gayung, tempat smapah (medis, ATK, umum), capstok
pakaian, rak hamduk, keset, telepon dan white board.
b. Hubungan perawat dengan klien
1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama perawatan
(pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikanproses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yangdiberikan pada klien
sangat
c. Hubungan perawat dengan perawat
1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikandengankondisi.
3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan
4) Mengadakan ronde keperawatan den supervise khusus, mengadakan rapat
bulanan secara rutin.
5) Media komunikasi antar perawat menggunakan bukulaporan,bukuronde
dan whiteboard.
d. Hubungan perawat dengan profesi lain

xiii
1) Bekerja sama sebagai tim kesehatan untuk menangani masalah tim
2) Komunikasi antar profesi berjalan dengan lancer
3) Proses pendelegasian berjalan dengan jelas dan tertulis
4) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
5) Saling menghargai antar profesi
e. Kepuasan Kerja
1) Ada bukti bahwa kepuasan kerja yang rendah lebih sering mangkir dan
lebih besar kemungkinan mengundurkan diri.
2) Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai kesehatan
yang lebih baik dalam usia yang lebih Panjang.
3) Kepuasan terhadap pekerjaan dibawah dalam kehidupankaryawan diluar
pekerjaan.
4) Kepuasan kerja yang tinggi sejalan dengan produktivitasyang tinggi.
Beberapa Dimensi Kepuasan Kerja Perawat :
a) Dimensi upah yaitu jaminan kesehatan yang diterima oleh perawat.
b) Dimensi tuntutan tugas yaitu unsur kesesuaian antar beban kerja diberi
kepada perawat dengan waktu yang diperlukan oleh perawat itu
sendiri.
c) Dimensi kebijakan organisasi yaitu mengenai unsur kebijakan rumah
sakit terhadap penyediaan lingkungan dan prasarana guna menunjang
kelancaran dan kemudahan perawat dalam bekerja.
d) Dimensi interaksi yaitu unsur hubungan dan kerja sama antar tenaga
perawat dengan tenaga medis dan non medis.
e) Dimensi wewenang yaitu kesesuaian antar tanggung jawab yang
diberikan kepeda perawat dalam wewenang sebagai seorang perawat
f) Dimensi profesional yaitu perasaan perawat terhadap keberartian dan
pentingnya pekerjaan yang mereka lakukan.
2. Kekuatan Kerja
Man : Jumlah tenaga perawat keseluruhan (profesional lanjut, profesional pemula,
vokasional, dan lain-lain). Jenis ketenagaan atau pendidikan.keterampilan khusus
yang dimiliki perawat yang didapat melalui kursus atau pendidikan dan pelatihan.

xiv
Jumlah tenaga profesional lainnya yang terkait meliputi: dokter, ahli gizi, petugas lab,
tenaga administrasi, dan cleaning service (Nursalam, 2014).
1) Untuk alat ukur alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan
perawatan:
a) Care: 1 jam/hari
b) Intermidiate Care: 2 jam/hari
c) Maksimal Care: 2,5 jam/hari
2) Formula pembagian shift : 55%-45%
3) Jumlah libur dalam setahun
a) Rata-rata hari minggu pertahun: 52 Hari
b) Libur Nasional: 15 Hari
c) Cuti Sakit: 7 Hari
d) Jumlah Hari Pertahun: 365 Hari
e) Jam Kerja Produktif: 7 Jam

C. Metode TIM
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatandimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenagakeperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif (Potter, Patricia1993). Ketua tim adalah seorang perawat professional.
Besarnyatim: 1 ruangan terdiri dari 2-3 tim, setiap tim terdiri dari 2-5 perawat. Dalam
penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya:
1. Tujuan Metode Tim :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
c. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
2. Konsep Metode Tim :
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.

xv
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
jika didukung oleh kepala ruang.
3. Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar timsehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
4. Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
b. Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
c. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur.

D. Konsep Timbang Terima


1. Definisi Timbang Terima
Timbang terima ataupun handover, handoffs, shift report, signout, signover dan
cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga (Friesen, 2008) menyebutkan
tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi
tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat
yang akan melanjutnya perawatan. Nursalam (2014), menyatakan timbang terima
adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab
tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover

xvi
adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,
terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
2. Tujuan Timbang Terima
a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Timbang terima (handover)
memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

a) Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan


perasaan perawat.
b) Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan keperawatan.
3. Langkah – Langkah Timbang Terima
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4) Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru.
5) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien. (Nursalam, 2014).
4. Prosedur Timbang Terima

xvii
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat yang berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a) Identitas klien dan diagnosa medis
b) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
d) Intervensi kolaborasi dan dependen. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi,
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.
6) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci. Pelaporan
untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat. (Nursalam, 2014).

xviii
E. Konsep Ronde Keperawatan
1. Definisi Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah salah satu cara untuk mengembangkan kemandirian,
pengambilan keputusan, hubungan tim yang efektif serta profesionalisme seorang
perawat. Konsep ronde keperawatan adalah pembahasankasus pasien, dengan tujuan
untuk meningkatkan skilldan pengetahuan perawat terkait penyakit dan proses
perawatan, serta dapat mengetahui kebutuhan atau permasalahan manajemen
pelayanan dilapangan. Perawat melakukan penggalian informasi kepada pasien,
mengimplementasikan asuhan, mendiskusikan masalah keperawatan serta
melakukan evaluasi asuhan. Pada ronde terjadi komunikasi yang intens antara
perawat dan pasien sehingga terjadi kolaborasi yang berdampak mengurangi
kesalahan dalam perawatan.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah pasien dapat teratasi dengan baik,
sehingga semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi, dan dapat meningkatkan otonomi
perawat sehingga kepuasan kerja perawat akan meningkat. Ronde keperawatan
berdampak terhadap kepuasan pelayanan kesehatan baik pada pasien maupun
perawat. Dengan dilakukan ronde keperawatan kepuasan pasien akan meningkat lima
kali disbanding tidak dilakukan ronde keperawatan. Karena itu penting untuk dibuat
standar operasional prosedur terkait ronde keperawatan, agar pelaksanaannya dapat
diimplementasikan sesuai standar dan berdampak pada keberhasilan perawatan (Stella
et al, 2011)
2. Tujuan Ronde Keperawatan
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis serta menumbuhkan pemikiran tentang asuhan
keperawatan yang berasal dari masalah klien.
b. Meningkatkan validitas data klien.
c. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
d. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
e. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
3. Peran – peran dalam Ronde Keperawatan

xix
a. Kepala Ruangan
Seorang perawat profesional yang bertanggung jawab dan mengolah
pelayanan keperawatan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan disuatu ruangan.
b. Perawat primer berperan sebagai berikut :
1) Menjelaskan demografi dan keadaan pasien
2) Menjelaskan masalah utama keperawatan
3) Menjelasakan intervensi yang sudah dilakukan atau belum
4) Menjelaskan tindakan lanjutan
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang dilakukan.
c. Perawat Pelaksana
d. Perawat konselor
1) Memberikan justifikasi
2) Menilai suatu masalah dari kebenarannya
3) Intervensi keperawatan
4) Mengoreksi dan mengarahkan
5) Mengintegrasikan teori dan konsep
6) Memberikan reinforcement
4. Tahapan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
1) Pemberian inform consent kepada keluarga pasien
2) Menetapkan kasus 1 hari sebelum waktu ronde keperawatan
b. Pelaksanaan
1) Menjelaskan masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilakukan
atau telah dilaksanakan dan memilih masalah priorotas pasien yang
disampaikan oleh perawat primer
2) Mendiskusikan permasalahan pasien dengan anggota tim tenaga kesehatan
lainnya.
3) Perawat primer, perawat konselor, kepala ruangan memberikan justifikasi
tentang permasalahan pasien dan tindakan selanjutnya
c. Pasca Ronde

xx
1) Masing-masing tim melakukan pemeriksaan kepada pasien dan menanyakan
keluhan kepada pasien
2) Mendiskusikan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga
d. Kriteria Evaluasi Keperawatan
Berikut sebagai kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan:
1) Struktur
a) Informed consent kepada keluarga dan pasien
a. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
b. Persiapan
2) Proses
a) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Seluruh tim kesehatan berperan aktif dalam kegiatan ronde keperawatan
sesuai dengan peran dan tugas masing- masing.
3) Hasil
a) Pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan
b) Masalah pasien teratasi
c) Perawat mampu :
i. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
ii. Meningkatkan cara berfikir kritis
iii. Meningkatkan cara berfikir yang sistematik
iv. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
v. Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan pada pasien
vi. Meningkatkan kemampuan justifikasi
vii. Meningkatkan menilai hasil kerja
viii. Meningkatkan pemikirian tindakan keperawatan yang berorientasi
pada permasalahan pasien
5. Langkah – Langkah Ronde Keperawatan
a. Tahapan pra
b. Penetapan pasien
c. Persiapan pasien

xxi
d. Tahap pelaksanaan
1) penyampaian masalah
2) validasi data
3) diskusi tim ronde
e. validasi data di bed pasien dan mencari solusi
f. lanjutkan diskusi dengan tim medis di ruang khusus
g. kesimpulan dan rekomendasi solusi masalah

F. Discharge Planning
1. Definisi Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu pasien
dan keluarga dalam meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya.
Shepperd, et.al (2004) menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek
berarti dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Saat ini, pelaksanaan discharge
planning pada pasien di rumah sakit umumnya hanya berupa catatan resume pasien
pulang serta pemberian informasi singkat mengenai jadwal kontrol pasien ke
poliklinik, obat-obatan yang harus di minum, serta diet yang harus dipenuhi dan
dihindari setelah pasien pulang dari rumah sakit (Slevin, 1996; Spath, 2003).
Informasi hanya diberikan pada saat pasien dinyatakan boleh pulang, padahal
discharge planning di mulai pada hari pertama pasien mulai di rawat di rumah sakit.
Hal ini belum bisa dikatakan discharge planning, karena diberikan dalam waktu
singkat dan informasi yang sangat terbatas sehingga tidak menjamin tercapainya
suatu perubahan perilaku pasien dan keluarga.
2. Tujuan Discharge Planning
Naylor (1999) menjelaskan bahwa untuk mencapai hari rawatan yang lebih
pendek, mencegah risiko kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan
dengan memberikan discharge planning. Pasien memerlukan discharge planning
untuk menjamin kelancaran proses perpindahan pasien dari rumah sakit ke
lingkungan lainnya agar perawatan yang telah diberikan selama di rumah sakit dapat

xxii
berkelanjutan. Adapun tujuan discharge planning menurut Spath (2003) adalah
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk pulang dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
b. Mempersiapkan keluarga secara emosional dan psikologis terhadap perubahan
kondisi pasien.
c. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga sesuai kebutuhan mereka baik
secara tertulis maupun secara verbal.
d. Memfasilitasi kelancaran perpindahan dan meyakinkan bahwa semua fasilitas
kesehatan dan lingkungan pasien telah siap menerima kondisi pasien.
e. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga untuk meningkatkan derajat
kesehatan pasien.
f. Memberikan kontinuitas perawatan antara rumah sakit dengan lingkungan baru
pasien dengan menjalin komunikasi yang efektif.
3. Manfaat Discharge Planning
Discharge planning merupakan suatu bagian penting danmemiliki pengaruh dalam
sebuah pelayanan keperawatan. Pelaksanaan discharge planning yang belum sesuai
dan belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti meningkatnya
angka perawatan berulang, memperlambat penyembuhan, meningkatnya angka
kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama, meningkatnya
lamaperawatan, dan meningkatnya angka kematian (Junaidy, 2017). Idealnnya,
discharge planning dimulai saat penerimaan pasien masuk hingga evaluasi tindakan
pada saat pasien akan pulang,untuk mengkaji kemungkinan rujukan, atau
perawatanlanjut dirumah sesuai kebutuhan (Shofiana, 2014).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yangsecara langsung terlibat
dalam pelaksanaan discharge planning yang juga akanmenentukan keberhasilan dari
pelaksanaan dischargeplanning. Perawat yang tidak melaksanakan dischargeplanning
dengan baik dan benar akan memberikan dampakyang negatif terhadap kwalitas
kesehatan pasien (Pribadi,2019). Discharge planning (perencanaan pulang)
merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan
klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan

xxiii
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat
tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges&Moorhouse,2014). Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning
adalah komponen system perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan
pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar
suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganyamengetahui
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisi
penyakitnya.
4. Prinsip – prinsip Discharge Planning
Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanaan dischargeplanning yaitu, pasien
merupakan fokus dalam perencanaanpulang sehingga nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasienperlu dikaji dan dievaluasi, kebutuhan dari pasien diidentifikasi lalu di
kaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saatpasien pulang nanti sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi, perencanaan
pulangdilakukan secara kolaboratif karena merupakan pelayanan multidisiplin dan
setiap tim harus saling bekerja sama, tindakan atau rencana yang akan dilakukan
setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga/sumber daya maupun
fasilitasyang tersedia di masyarakat, perencanaan pulang dilakukanpada setiap sistem
atau tatanan pelayanan kesehatan (Junaidi, 2017).
5. Jenis – jenis Discharge Planning
a. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk
sementara dirawat dirumah sakit namun harus ada pengawasan dari pihak rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
b. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya) cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit, namun apabila pasien perlu dirawat
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan Kembali.
c. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien

xxiv
harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawatan puskesmas
terdekat.

6. Alur Discharge Planning

 Menyebutkan keadaan pasien


 Osientasi ruangan, jenis pasien, peraturan
Pasien dalam ruangan
MRS  Memperkenalkan pasien pada teman
sekamar, perawat, dokter dan tenaga
Kesehatan lain

 Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan


Pasien penunjang yang lain  Perawat
Selama  Melakukan asuhan keperawatan  Dokter
Dirawat  Penyuluhan Kesehatan: penyakit, perawatan,  Tim
pengobatan, diet, aktivitas control Kesehatan

Perencanaan Pulang

Pasien KRS
Program HE:

 Pengobatan/kontol
 Kebutuhan nutrisi
Penyelesaian  Aktivitas dan Lain - lain
Adminstrasi istirahat

Monitoring oleh petugas Kesehatan dan


keluarga

xxv
G. Konsep Ruangan Manajemen ASKEP
1. Perencanaan
a. Definisi
Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan dating dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian,2001). Perencanaan
merupakan proses pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling baik dan
menguntungkan, serta merupakan fungsi dasar dalam management untuk
mengarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan, memberi arti pada pekerjaan,
penggunaan sumber efektif dan efisien,menguasai situasi kritikal, mengetahui
kebutuhan akan perubahan (EllydanNurachmah,2014).
b. Tujuan
1) Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai tujuan
2) Bermakna pada pekerjaan
3) Penggunaan efektif personel dan fasilitas
4) Membantu koping
5) Efektif dalam biaya
6) Berdasarkan masa lalu dan akan datang sehingga membantu menurunkan
elemen perubahan
7) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
8) Diperlukan untuk control efektif.
c. Jenis perencanaan
1) Perencanaan strategis
Dibuat oleh top Manager (Ka. Bidang Keperawatan), bersifat strategis,
berjangka panjang, mengatur kinerja bidang, terdapat komitmen antara atasan
dan bawahan.
2) Perencanaan operasional
Dilakukan oleh top manager; merupakan kegiatan harian, mingguan, dan
bulanan; berjangka pendek; berasal dari tujuan jangka panjang.
3) Perencanaan bagian

xxvi
Dibuat oleh beberapa kepala ruangan dan pengawas dalam satu bagian
berjangka 5-10 tahun dengan tujuan untuk pemantauan dan penilaian
pelaksanaan nya semua ruangan yang terlibat.
4) Perencanaan unit
5) Dibuat oleh kepala ruangan; tujuan untuk bidang keperawatan; dilaksanakan
hari yaitu kegiatan askep, mingguan yaitu program penyuluhan,dan jangka
panjang.
d. Kegunaan
1) Mengatasi masalah yang dihadapi
2) Mempermudah pencapaian tujuan
3) Mempermudah pembuatan kembali rencana baru
e. Keuntungan
1) Kegiatan terarah
2) Pengguanaan sumber daya lebih efisien dan efektif
3) Menurunkan resiko
4) Landasan kuat untuk pengendalian
5) Permudah evaluasi dan perbaikan kekurangan
f. Kendala
1) Kurang terampil pada perencana
2) Kesulitan memahami tujuan
3) Keraguan karena keterbatasan wewenang
4) Kurang dukungan
2. Pengorganisasian
a. Definisi
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang- orang,
alatalat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan
yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Juniati 1995).Sedangkan menurut
Szilagji (1983, dalam Juniati 1995) mengemukakan bahwa fungsi
pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan

xxvii
dan usaha melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan
komunikasi.
Pengorganisasian merupakan pengelompokkan yang terdiri dari beberapa
aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
masingmasing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit
lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai
organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan
aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan
akan tercapai (Juniati,1995).
Dari berbagai pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan, menggolongkan,
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.
b. Fungsi pengorganisasian, Alat untuk memadukan (sinkronisasi) antara personil,
finansial, material dan tatacara.
c. Manfaat pengorganisasian
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Hubungan organisasi antar orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui
kegiatan yang dilakukannya
3) Pendelegasian wewenang
4) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
d. Prinsip-prinsip pengorganisasian
1) Pembagian kerja
2) Pendelegasian tugas
3) Koordinasi
4) Manajemen waktu
3. Pelaksanaan
a. Definisi
Menurut Nurdin Usman (2002) Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

xxviii
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan.

b. Tujuan
Tujuan dari tindakan pelaksanaan adalah untuk membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping sehingga
diperlukan partisipasi dari pasien/klien.
c. Tahap-tahap tindakan perawatan
1) Persiapan, terdiri dari:
a) Review antisipasi tindakan keperawatan, yaitu konsisten dengan rencana,
prinsip ilmiah, sesuai kondisi klien, menciptakan lingkungan terapeutik
dan aman, pendidikan kesehatan, sarana dan prasarana memadai
b) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, yaitu dengan
mengidentifikasi orang yang tepat melakukan Tindakan
c) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul, yaitu resiko komplikasi
sehingga dilakukan pencegahan
d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan, yaitu waktu, tenaga, alat
e) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan fisik dan
psikologis
f) Mengidentifikasi aspek hokum dan etik, yaitu hak dan kewajiban klien ;
hak dan kewajiban perawat/ dokter; kode etik keperawatan yaitu
pertanggung jawaban moral perawat dalam mengambil keputusan
berdasarkan client's welfare, persetujuan, penolakan, privacy dan perawat
sebagai advocate
g) terhadap klien; hukum keperawatan yaitu memberikan tindakan
keperawatan sesuai dengan standar keperawatan.
2) Intervensi
a) Independen

xxix
Independen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa
petunjuk/ perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan
independen,yaitu:
i. Tindakan diagnostik: pengkajian dalam merumuskan diagnose
keperawatan.
ii. Tindakan terapeutik: mencegah, mengurangi, mengatasi masalah
klien seperti mobilisasi.
iii. Tindakan edukatif: merubah prilaku melalu ipromosi kesehatan
dan pendidikan kepada klien
iv. Tindakan merujuk: kemampuan mengambil keputusan untuk
melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain misal adanya
TTIK rujuk keahli saraf.
b) Dependen
Berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis
misalnya perawatan colostomy, memberikan obat.
c) Interdependen
Interdependen merupakan kegiatan yang memerlukan kerjasama
dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial, ahli gizi,
fisioterapi dan dokter
3) Dokumentasi
a) Sources orientedrecord
b) Problem orientedrecord
c) Computer assistedrecord
4) Evaluasi
a) Definisi
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi
juga merupakan bagian integral dari setiap tahap proses keperawatan.
b) Tujuan evaluasi

xxx
i. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan).
ii. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien
mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan).
iii. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan).
c) Proses evaluasi
Mengukur pencapaian tujuan klien
i. Kognitif (pengetahuan) : interview (recall knowledge,
komprehensif, aplikasi fakta),tulisan.
ii. Afektif (status emosional): observasi langsung, feedback dari
rekan.
iii. Psikomotor:melihatkemampuankliendalammelakukan sesuatu
Perubahan fungsi tubuh dan gejala
d) Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
i. Formatif: dilakukan secara langsung setelah tindakan dilakukan
ii. Sumatif: setelah akhir tindakankeperawatan klien
e) Komponen evaluasi
i. Menentukan kriteria standar dan pertanyaan evaluasi:
Kriteria: outcomes/ kriteria hasil
Standar praktek
ii. Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru: perawat
yang mengkaji dan merencanakan bertanggung jawab dalam
evaluasi
iii. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standar: kritikal thinking dalam menganalisa data
iv. Merangkum dan membuat kesimpulan: menyimpulkan efektifitas
semua tindakan yang telah dilaksanakan.
4. Indikator Mutu Keselamatan Pasien (Pasien Safety)
Berdasarkan laporan IOM tahun 1999 tentang masalah keselamatan pasien yang
menghebohkan dunia kesehatan mendorong banyak pihak berupaya melakukan hal

xxxi
untuk memperbaiki kualitas pelayanan terutama yang berhubungan dengan
keselamatan pasien. Para peneliti dalam bidang keperawatan berusaha
mengembangkan indicator mutu pelayanan keperawatan yang potensial bersifat
sensitive terhadap kepegawaian.
Needleman, et al. (2006) melakukan penelitian mengenai staffing dan adverse
outcomes. Pada penelitian tersebut dilakukan analisis regresi untuk mengetahui
hubungan variabel-variabelnya dan ditemukan adanya hubungan antara
a. lama tinggal/ lengths-of-stay, infeksi saluran kemih, pneumonia yang diperoleh
dirumah sakit, perdarahan saluran pencernaan atas, renjatan, atau henti jantung
pada pasien-pasien penyakit dalam, dan
b. failuretorescue ,yang didefinisikan sebagai kematian pasien yang disebabkan
oleh salah satu komplikasi yang mengancam kehidupan yaitu pneumonia,
renjatan atau henti jantung, perdarahan saluran pencernaan atas, sepsis atau
thrombosis vena dalam pada pasien- pasien bedah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hickam, et al. (2003) terhadap 115 literatur
mengenai pengaruh kondisi beban kerja terhadap insiden keselamatan pasien
menemukan bahwa kejadian merugikan yang paling sering dialami oleh pasien
adalah ulkus dekubitus, infeksi yang diperoleh di rumah sakit dan pasien jatuh.
Sedangkan Stanton dan Rutherford (2004) mengemukan beberapa kejadian
merugikan yang paling sering dialami oleh pasien sebagai akibat dari kurangnya
peran perawat (nurses ensitive patient out comes) antara lain pneumonia, perdarahan
saluran pencernaan atas, shock/henti jantung,infeksi saluran kemih, ulkus dekubitus
dan failure torescue.
Indikator mutu layanan keperawatan yang sensitive terhadap staffing pad asaat ini
secara terus menerus dikembangkan. Banyak lembaga yang berupaya membuat
indikartor mutu, namun banyak dari indicator tersebut kurang mencerminkan
pengaruh pelayanan keperawatan terhadap keselamatan pasien, karena hanya
dianggap sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan (ANA,1995; Institute of
Medicine,1999, 2001,2005;Joint Commision, 2007 dalam Montalvo,2007).Mulai
tahun 2007, dalam Tim KP- RSRSUP Sanglah Denpasar,2011WHO Collaborating
Center For Patient Safety berupaya menetapkan Sembilan Solusi keselamatan pasien

xxxii
untuk mempermudah pendeteksian terjadinya masalah pada keselamatan pasien di 13
Rumah Sakit, yaitu :
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medication names).
b. Pastikan Identifikasi pasien,
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien,
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar,
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat,
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan,
g. Hindari salah cateter dan salah sambung gelang,
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai, dan
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial (WHO,
2007 dalam Tim KP-RS RSUP Sanglah Denpasar,2011).
5. Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan disemua rumah
sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran
inimengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO (2007)
dalamTim KP-RSRSUP Sanglah Denpasar,(2011) yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission
International (JCI). RSUP Sanglah Denpasar merupakan Rumah Sakit pendidikan
Tipe A dengan sumber manusia (dokter,perawat, dan lain-lain) yang cukup dan telah
mempunyai berbagai peralatan canggih yang memadai dan telah terakreditasi Joint
Commission International (JCI) (TKPRS RSUP Sanglah Denpasar,2011).
Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik untuk
menunjang keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari consensus
berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang
baik secara intrinsic adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu 14 tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-
solusi yang menyeluruh.

xxxiii
Menurut Tim KP-RSRSUP Sanglah Denpasar (2011) terdapat enam sasaran
keselamatan pasien yang menjadi prioritas gerakan keselamatan pasien. Enam sasaran
keselamatan pasien adalah tercapainya hal- hal sebagai berikut:
a. Sasaran I : Mengidentifikasi Pasien dengan Tepat
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/
meningkatkan ketelitian dalam mengidentifikasi pasien. Kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan yang terbius/
tersedasi, disorientasi, tidak sadar,bertukar tempat tidur /kamar/lokasi dirumah
sakit, adanya kelainan sensori,atau akibat situasi yang lain. Adapun maksud dari
sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan dalam setiap kegiatan
pelayanan kepasien. Pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan
menerima pelayanan atau pengobatan dan kedua untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan atau prosedur yang dilakukan secara kolaboratif dikembangkan
untuk memperbaiki proses identifikasi khususnya pada proses pengidentifikasian
pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis atau pemberian pengobatan serta tindakan lain. Kebijakan atau
prosedur tersebut memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang
pasien seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas
pasien denga nbar-code, dan lain-lain. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan 15 atau prosedur agar dapat memastikan semua
kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi dengan tepat dan cepat. Adapun
elemen penilaian untuk sasaran ini adalah sebagai berikut :
1) Pasien yang dirawat diidentifikasi dengan menggunakan gelang identitas
sedikitnya dua identitas pasien(nama,tanggal lahir atau nomor rekam medik).
2) Pasien yang dirawat diidentifikasi dengan warna gelang yang ditentukan
dengan ketentuan biru untuk laki-laki dan merah muda untuk perempuan,
merah untuk pasien yang mengalami alergi dan kuning untuk pasien dengan
risiko jatuh (risiko jatuh telah diskoring dengan menggunakan protap
penilaian skor jatuh yang sudah ada).

xxxiv
3) Pasien yang dirawat diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah.
4) Pasien yang dirawat diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen
lain untuk pemeriksaan klinis.
5) Pasien yang dirawat diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
b. Sasaran II: Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan
komunikasi yang efektif antar para pemberi layanan. Komunikasi yang dilakukan
secara efektif, akurat,tepat waktu,lengkap,jelas,dan yang mudah dipahami oleh
pasien akan mengurangi kesalahan dan dapat meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi yang mudah menimbulkan kesalahan persepsi kebanyakan terjadi
pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
kritis.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk mencatat perintah yang
lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah, kemudian penerima
perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan dan
melakukan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang
adalah akurat. Kebijakan atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan
bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak
memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat.
Elemenpenilaian pada sasaran ini terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1) Melakukan kegiatan “Cabak” (Catat Baca Konfirmasi Ulang) atau “Tulbakon”
(Tulis Baca Konfirmasi Ulang) pada saat menerima permintaan secara lisan
atau menerima intruksi lewat telepon dan pasang Stempel ‟SBAR‟ sebagai
pengingat dokter harus tandatangan.
2) Menggunakan metode komunikasi yang tepat yaitu SBAR saat melaporkan
keadaan pasien kritis, melaksanakan serah terima pasien antara shift (handoff )

xxxv
dan melaksanakan serah terima pasien antar ruangan dengan menggunakan
singkatan yang telah ditentukan oleh manajemen.
c. Sasaran III: Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai.
Rumah sakit perlu mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high- alert). Bila obat-obatan menjadi
bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen rumah sakit harus berperan
secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien agar terhindar dari risiko
kesalahan pemberian obat. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan serius
(sentin elevent), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse out come) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan atau
prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data
yang ada di rumah sakit tersebut. Kebijakan atau prosedur juga dapat
mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti
di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label secara benar pada elektrolit dan
bagaimana penyimpanannya diarea tersebut, sehingga membatasi akses, untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja/ kurang hati-hati. Elemen yang
merupakan standar penilaian sasaran III adalah sebagai berikut :
1) Melakukan sosialisasi dan mewaspadai obat Look Like dan Sound Alike
(LASA) atau Nama Obat Rupa Mirip (NORUM)
2) Menerapkan kegiatan DOUBLE CHECK dan COUNTER SIGN setiap
distribusi obat dan pemberian obat pada masing-masing instansi pelayanan.
3) Menerapkan agar Obat yang tergolong HIGHALERT berada di tempat yang
aman dan diperlakukan dengan perlakuan khusus.
4) Menjalankan Prinsip delapan Benar dalam pelaksanaan pendelegasian Obat
(Benar Instruksi Medikasi, Pasien, Obat, Masa Berlaku Obat, Dosis, Waktu,
Cara, dan Dokumentasi).
d. Sasaran IV: Mengurangi Risiko Salah Lokasi,Salah Pasien dan Tindakan Operasi

xxxvi
Rumah sakit dapat mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
pemberian pelayanan dilakukan dengan tepat lokasi, tepat- prosedur, dan tepat-
pasien. Salah lokasi, salah pasien, salah prosedur, pada operasi adalah sesuatu
yang menkhawatirkan dan kemungkinan terjadi dirumah sakit. Kesalahan ini
merupakan akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat
antara anggota tim bedah, kurangnya melibatkan pasien di dalam penandaan
lokasi (sitemarking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
Disamping itu, pemeriksaan pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan
medis yang kurang tepat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka
antar anggota tim bedah atau operasi, permasalahan yang berhubungan dengan
tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible hand writting) dan
pemakaiansingkatan adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang
mengkhawatirkan ini. Digunakan juga keadaan yang berbasis bukti, seperti yang
digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga
di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong
Procedure, Wrong Person Surgery. Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan
pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus
digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator yang
akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan 19 harus terlihat sampai saat akan disayat.Penandaan lokasi
operasi dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multiple struktur
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (bagian tulang belakang).
Proses verifikasi pra operatif ditujukan untuk memverifikasi lokasi,
prosedur, dan pasien yang benar; memastikan bahwa semua dokumen, foto
(imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia dan diberi label dengan baik
serta dipampang dan melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan
/atau implant - implant yang dibutuhkan. Tahapan “Sebelum insisi” (Timeout)
memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan dengan baik dan
tepat.Time out dilakukan ditempat dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum

xxxvii
tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan
bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan
checklist dan sebagainya. Elemen yang menjadi penilaian pada sasaran IV ini
adalah member tanda spidol skin marker pada sisi operas i(Surgical Site Marking)
yang tepat dengan cara yang jelas dimengerti dan melibatkan pasien dalam hal ini
(Informed Consent).
e. Sasaran V: Mengurangi Risiko Infeksi
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan yang diberikan. Pencegahan dan
pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan
kesehatan dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan merupakan hal yang menjadi perhatian besar bagi
pasien maupun para professional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah dan pneumonia. Pusat dari
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi laina adalah kegiatan cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat. Pedoman handhygiene bisa dibaca di kepustakaan
WHO, dan berbagai organisasi nasional dan internasional. Rumah sakit
mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan atau prosedur
yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara
umum dan untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit. Elemen yang menjadi
penilaian sasaran V adalah sebagai berikut:
1) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman Five Moment Hand
Hygiene dan digunakan dalam tatanan kesehatan untuk pelayanan ke pasien.
2) Menggunakan Handrub diruang perawatan dan melakukan pelatihan cuci
tangan efektif.
3) Memberikan tanggal dengan menggunakan spidol atau tinta yang jelas setiap
melakukan prosedur invasive (infuse,dower cateter,CVC,WSD,dan lain-lain).
f. Sasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
g. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien
dari cedera karena jatuh. Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab

xxxviii
cedera bagi pasien rawat inap. Dalam konteks masyarakat yang dilayani,
pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya rumah sakit perlu mengevaluasi
risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh,obat dan telaah pasien yang
berkemungkinan mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat
bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Elemen yang menjadi penilaian
sasaran VI adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian risiko jatuh pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
2) Melakukan pengkajian risiko jatuh pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
3) Memberikan tanda bila pasien berisiko jatuh dengan gelang warna kuning dan
kode jatuh yang telah ditetapkan oleh manajemen.

BAB III
ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

A. Analisa 5M Ruangan Melati


1. MAN/SDM
a. Kualifikasi SDM
Tabel Kualifikasi SDM
Jenis Masa
No Nama Usia Jabatan Pendidikan Jenjang Karir Pelatihan
Kelamin Kerja
1 Eka Ratna 30 Perempua Kepala S1+Ners Karyawan 10 STR + BTCLS
Juwita, tahun n ruangan Tetap/PK3 tahun
S.Kep.,Ners
2 Fitrianingsih, 30 Perempua Katim D3 Kep Karyawan 11 STR + BTCLS
Amd.Kep tahun n Tetap/PK2 tahun
3 Rostika, 26 Perempua Katim D3 Kep Karyawan 5 STR + BTCLS
Amd. Kep tahun n Tetap/PK2 tahun
4 Tita 26 Perempua Katim D3 Kep Karyawan 5 STR + BTCLS
Anggraeni tahun n Tetap/PK2 tahun
Lestari,

xxxix
Amd. Kep
5 Siti 25 Perempua Katim D3 Kep Karyawan/PK1 7 STR + BTCLS
Adawiah, tahun n tahun
Amd. Kep
6 Maulina, 27 Perempua Anggota S1+Ners Karyawan/PK1 2 STR + BTCLS
S.Kep., Ners tahun n tahun
7 Erni 25 Perempua Anggota S1+Ners Karyawan/PK1 2 STR + BTCLS
Nuraeni, tahun n tahun
S.Kep., Ners
8 Irmawati 25 Perempua Anggota S1+Ners Karyawan/PK1 2 STR + BTCLS
Sutisna, tahun n tahun
S.Kep.,Ners
9 Frida 24 Perempua Anggota S1+Ners Karyawan/PK1 2 STR + BTCLS
Mailani, tahun n tahun
S.Kep.,Ners

b. Menghitung Kebutuhan Tenaga (Gillies, Douglas, PPNI/Depkes)


1) Perhitungan tenaga Keperawatan menurut Gillies pada tanggal 1-21 Maret 2024
Jumlah TT x BOR x Jam perawatan efektif x Jumlah hari /tahun
=
( Jumlah hari kerja−Hari minggu−Cuti−Libur Nasional ) x 7
20 x 0,992 x 4 x 365
=
( 365−80 ) x 7
28.966 .4
=
1995
= 14 , 51 (14 orang)
2) Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Douglas
Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
Klasifikasi
Pasien Pagi Siang Malam
0 x 0,36 = 0 x 0,30 = 0 x 0,20 =
Total Care 0
0,36 0,3 0,2
0 x 0,27 = 0 x 0,15 = 0 x 0,10 =
Parsial Care 0
0 0 0

xl
18 x 0,17 = 18 x 0,14 = 18 x 0,07 =
Minimal Care 18
3,06 2,52 1,26
Jumlah 18 3,06 2,52 1,26
3 orang 2 orang 1 orang
Perhitungan tingkat ketergantungan pasien dilakukan pada tanggal 22 Maret
2024.
3) Perhitungan tenaga keperawatan menurut PPNI pada tanggal 22 maret 2024
Jumlah perawat = (18 x 3) / 8 = 6,75 atau sekitar 6 orang perawat

c. Tingkat ketergantungan pasien


Pada ruang Melati jumlah tingkat ketergantungan pada tanggal 22 Maret 2024
minimal care 18, partial care tidak ada, dan total care tidak ada

d. Struktur organisasi dan jobdesc

Kepala ruangan
Eka Ratna,
S.Kep.,Ners

Katim Katim Katim


Katim
Fitrianingsih, Tita Anggraeni, Amd. Siti Adawiah, Amd.
Rostika, Amd. Kep
Amd.Kep Kep Kep

Anggota Anggota Anggota Anggota


Maulina, S.Kep., Ners Erni Nuraeni, S.Kep., Irmawati Sutisna, Frida Mailani,
Ners S.Kep.,Ners S.Kep.,Ners

Job Description dari struktur organisasi


KEPALA RUANGAN
Uraian tugas
1. Melaksanakan Fungsi Perencanaan meliputi:

xli
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan.
b. Memberikan masukan kepada Kasubag Keperawatan dan Ka. Instalasi,
berpartisipasi dalam hal:
1) Menyusun tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang
bersangkutan.
2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk ruang rawat.
3) Menyusun rencana kebutuhan peralatan di ruang rawat.

2. Melaksanakan Fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan meliputi:


a. Mengatur dan mengkoordinir seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat,
melalui kerjasama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ tenaga lain yang
akan bekerja diruang rawat
d. Melakukan orientasi kepada siswa/ mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
e. Memberi layanan orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang wat, fasilitas yang ada dan
cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.
f. Memotivasi tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan
keperawatan sesuai standar, koordinasi dengan Kasubag Keperawatan.
g. Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu-waktu dengan staff keperawatan
dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
h. Memberi kesempatan/ ijin kepada staff keperawatan untuk mengikuti
kegiatan ilmiah penataran atas persetujuan Kasubag Keperawatan/ Kepala
Bagian Keperawatan.
i. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan/kebijaksanaan rumah sakit.

xlii
j. Mengatur dan mengkoordinir pemeliharaan alat
Hasil Analisa :
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pada tanggal 19-22 di ruangan
Melati. kepala ruangan melakukan jobdesc sesuai dengan fungsinya, baik
perencanaan, pengendalian, pergerakan ataupun pelaksana.

KETUA TIM
Uraian tugas:
1. Bersama-sama anggota tim membaca buku laporan dan buku catatan
pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
2. Membuat pengkajian, perencanaan, asuhan keperawatan bersama anggota
lainnya.
3. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
4. Memimpin ronde keperawatan.
5. Melaksanakan rencana keperawatan yang telah dibuat oleh dinas.
6. Mengkomunikasikan mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin
ilmu lain maupun perawat-perawat.
7. Melakukan orientasi kepada pasien dan keluarga.
8. Mengatasi keluhan dan masalah yang timbul selama dinas, koordinasi dengan
Perawat, Kepala Ruangan/Perawat Control S/M untuk hari libur.
9. Membuat rencana pulang.
10. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
11. Mempimpin operan/serah terima pasien.
12. Mengisi resume perawatan.
Hasil Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pada tanggal 19-22 di ruangan
Melati. Ketua Tim melakukan jobdesc sesuai dengan tugas nya yakmi
berkoordinasi dengan karu atau pun anggota tim untuk mencapai rencana
keperawatan agar optimal

PERAWAT PELAKSANA

xliii
Uraian Tugas:
1. Menerima pasien baru dan mengorientasikan hal-hal yang dianggap perlu
sesuai SOP
2. Melaksanakan proses keperawatan secara sistematis yaitu
3. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien
4. Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan, bekerjasama
dengan perawat penanggung jawab
5. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan
memantau dan menilai kondisi pasien
6. Memelihara hubungan kerjasama yang baik sesama tenaga keperawatan dan
anggota tim kesehatan lainnya serta dengan pasien dari keluarganya
sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif
7. Memperhatikan hal berikut dalam melakukan askep sbb:
a. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam program penyembuhan
pasien
b. Melaksanakan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan gawat
sesuai SOP, selanjutnya segera melaporkan ke dokter yang merawat.
8. Membaca laporan dan mengidentifikasi atau membuat skala prioritas
kegiatan atau masalah pelayanan keperawatan.
9. Bersama-sama anggota tim melakukan serah terima pasien inventaris dan
hal-hal lain yang dianggap penting untuk dioverkan
10. Mengkoordinir dan mengarahkan tugas atau kegiatan anggota tim dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan
11. Merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara sistimatis
dengan menggunakan metoda "proses keperawatan"
12. Menilai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
13. Mengupayakan kelengkapan peralatan penunjang kelancaran kegiatan
pelayanan, berkoordinasi dengan penanggungjawab tim.
14. Mendampingi dokter visit dan selanjutnya
melaksanakan/mendelegasikan/instruksi medis.

xliv
15. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan secara tepat dan akurat sesuai
SOP.
16. Bertanggungjawab terhadap kelengkapan dan ketepatan pencatatan yang
berkaitan dengan biaya perawatan/tindakan/visit/dll.
17. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kebersihan/kenyamanan dan
keamanan lingkungan pasien dan sekitarnya bekerjasama dengan
penanggungjawab tim dan bagian terkait.
18. Berkoordinasi dan membina hubungan kerjasama yang baik sesama
anggota tim, tenaga keperawatan di unit lain dan semua baglan terkait,
sehingga terciptalingkungan kerja yang harmonis dan kondusif
19. Memberikan masukan kepada penanggungjawab tim dan kepala ruangan
baik diminta atau tidak demi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan.
20. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan
mengikuti perkembangan ilmu/teknologi keperawatan/kedokteran melalui
membaca buku/pelatihan/seminar.
21. Melakukan tugas-tugas lain sesual pengarahan penanggungjawab tim,
kepala ruangan atau supervisor.
Hasil Analisa:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pada tanggal 19-22 di ruangan
Melati. Perawat pelaksana melakukan jobdesc sesuai dengan tugas nya yakni
melaksanakan proses keperawatan secara sistematis dan sesaui dengan SOP.

2. METODE
a. Metode Penugasan
Berdasarkan hasil analisis struktur organisasi yang ada di ruang Melati Rumah
Sakit MAL didapatkan bahwa metode penugasan yang digunakan adalah metode
metode fungsional, dimana Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staf. Seorang perawat
bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior menyibukan diri dengan

xlv
tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada tindakan keperawatan.
Penugasan yang dilakukan pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas
didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat dan dipilih
perawat yang paling murah.
1) Kelebihan
a) Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu
singkat dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c) Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja
d) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
e) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.
f) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik
yang melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu

2) Kelemahan
a) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan
dalam penerapan proses keperawatan.
b) Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas
pekerjaan.
c) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
d) Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
e) Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
f) Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk
b. Suvervisi Klinik
Observasi suvervisi klinik tidak dilakukan namun berdasakan hasil wawancara
tanggal 19 Maret 2024 kepada kepala ruangan, supervise di ruang Melati rumah sakit
MAL berjalan situasional. Pelaksaan supervisi dilakukan secara bulanan sesuai
dengan kebutuhan, seperti habis kontrak dan kenaikan pk. Ruangan juga tidak
memiliki SOP mengenai supervisi.

xlvi
c. Ronde Keperawatan
Observasi ronde keperawatan tidak dilakukan namun berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 19 Maret 2024 kepada kepala ruangan, ronde keperawatan di
ruang Melati rumah sakit MAL dilakukan apabila terdapat pasien yang mengalami
permasalahan yang belum terselesaikan dan merubah rencana keperawatan. Ruangan
Melati rumah sakit MAL juga tidak memiliki SOP mengenai ronde keperawatan.

d. Universal Precaution
1) Universal Precaution : Hand Hygiene
Tabe 1.1. Universal Precauntion : Hand Hygiene
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.1. Didapatkan hasil observasi mengenai Universal
Precauntion : Hand Hygiene di ruangan Melati bahwa terdapat 9 perawat yang di
observasi didapatkan bahwa sebanyak 9 perawat (100%) melakukan prosedur
hand hygiene sesuai SOP.
2) Universal Precaution : Penggunaan Handscoon
Tabel 1.2 Universal Precauntion : Penggunaan Handscoon
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 8 90%
Belum Sesuai SOP 1 10%
Total 9 100%
Hasil Analisa :

xlvii
Berdasarkan tabel 1.2. Didapatkan hasil observasi mengenai Universal
Precauntion : Penggunaan Handscoon diruangan Melati Rumah Sakit MAL
bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 8 perawat
(90%) melakukan prosedur penggunaan handscoon sesuai SOP.
3) Universal Precaution : Penggunaan Masker
Tabel 1.3 Universal Precauntion : Penggunaan Masker
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%

Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.3. Didapatkan hasil observasi mengenai Universal
Precauntion : Penggunaan Handscoon diruangan Melati Rumah Sakit MAL
bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 9 perawat
(100%) melakukan prosedur penggunaan masker sesuai SOP.
4) Universal Precaution : Penggunaan Gown
Tabel 1.4 Universal Precauntion : Penggunaan Gown
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.4. Didapatkan hasil observasi dan wawancara mengenai
Universal Precaution : Penggunaan Gown di ruang Melati Rumah Sakit MAL
bahwa dari 9 perawat (100%) dapat menjelaskan prosedur Penggunaan Gown
sesuai SOP, namun dalam pengaplikasiannya penggunaan gown hanya dilakukan
ketika terdapat tindakan yang memerlukan penggunaan gown seperti woshout.
5) Universal Precaution : Pembungan Sampah Medis
Tabel 1.5 Universal Precauntion : Pembuangan Sampah Medis

xlviii
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.5. Didapatkan hasil observasi mengenai Universal
Precaution : Pembungan Sampah Medis di ruang Melati Rumah Sakit MAL
bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan sebanyak 9 perawat (100%)
melakukan prosedur Pembungan Sampah Medis sesuai SOP.

6) Discharge Planning
Tabel 1. 6 Discharge Planning
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa:
Berdasarkan tabel 1.6. Didapatkan hasil observasi mengenai timbang terima di
ruang Melati Rumah Sakit MAL bahwa dari 9 perawat yang diobservasi
didapatkan sebanyak 9 perawat (100%) melakukan prosedur Discharge Planning
sesuai SOP.
7) Timbang Terima
Tabel 1.6 Timbang Terima
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.6. Didapatkan hasil observasi mengenai Timbang Terima di
ruang Melati Rumah Sakit MAL bahwa dari 9 perawat yang di observasi
xlix
didapatkan bahwa sebanyak 9 perawat (100%) melakukan prosedur timbang
terima sesuai SOP.
8) Sentralisasi Obat
Tabel 1.7 Sentralisasi Obat
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.7. Didapatkan hasil observasi mengenai Sentralisasi Obat di
ruang Melati Rumah Sakit MAL bahwa dari 9 perawat yang di observasi
didapatkan bahwa sebanyak 9 perawat (100%) melakukan prosedur Sentralisasi
Obat SOP.
9) Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Tabel 1.8 Pengkajian
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.8. Didapatkan hasil observasi mengenai Dokumentasi
Asuhan Keperawatan : Pengkajian di ruang Melati Rumah Sakit MAL
bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 9
perawat (100%) melakukan prosedur Dokumentasi Asuhan Keperawatan :
Pengkajian sesuai SOP.
b) Diagnose Keperawatan
Tabel 1.9 Diagnosa Keperawatan
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%

l
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.9. Didapatkan hasil observasi mengenai Dokumentasi
Asuhan Keperawatan : Diagnosa Keperawatan di ruang Melati Rumah
Sakit MAL bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa
sebanyak 9 perawat (100%) melakukan prosedur Dokumentasi Asuhan
Keperawatan : Diagnosa Keperawatan sesuai SOP.
c) Intervensi Keperawatan
Tabel 1.10 Intervensi Keperawatan
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.10. Didapatkan hasil observasi mengenai Dokumentasi
Asuhan Keperawatan : Intervensi Keperawatan di ruang Melati Rumah Sakit
MAL bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 9
perawat (100%) melakukan prosedur Dokumentasi Asuhan Keperawatan :
Intervensi Keperawatan sesuai SOP.
d) Implementasi Keperawatan
Tabel 1.11 Implementasi Keperawatan
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.11. Didapatkan hasil observasi mengenai Dokumentasi
asuhan keperawatan : implementasi keperawatan di ruang Melati Rumah Sakit
MAL bahwa dari 9 perawat yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 9
perawat (100%) melakukan prosedur Dokumentasi Asuhan Keperawatan :
Implementasi Keperawatan sesuai SOP.

li
e) Evaluasi Keperawatan
Tabel 1.12 Evaluasi Keperawatan
Kategori Jumlah Presentase
Sesuai SOP 9 100%
Belum Sesuai SOP 0 0%
Total 9 100%
Hasil Analisa :
Berdasarkan tabel 1.12. Didapatkan hasil observasi mengenai Dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang Melati Rumah Sakit MAL bahwa dari 9 perawat
yang di observasi didapatkan bahwa sebanyak 9 perawat (100%) melakukan
prosedur Dokumentasi asuhan keperawatan sesuai SOP.

10) Daftar SOP


Berdasarkan hasil observasi di ruang Melati Rumah Sakit MAL bahwa
ruangan memiliki SOP yang lengkap dan sesuai dengan standar kebijakan
rumah sakit diantaranya :
Tabel 1.13. Daftar SOP
No SOP
JILID 1
1 Pemasangan gelang, identifikasi pasien
2 Pemasangan gelang , identifikasi resiko jatuh
3 Mengukur suhu tubuh
4 Mengikur denyut nadi
5 Mengukur pernapasan
6 Mengukur Tekanan Darah
7 Lk bayi dan anak
8 Lingkar oerut
9 Intake output
10 Kebersihan tangan
11 Penggunaan apd

lii
12 Cara pemakaian hand scone
13 Penatalaksaaan spil kit
14 Pemasangan infus
15 Teknik pemenganggan anak saat pemasangan infus
16 Mengganti cairan infus
17 Menghitung tetesan infus
18 Perawatan infus
19 Penghisapan lendir
20 Suction dengan teknik steril
21 Identifikasi prosedur pemberian transfusi darah
22 Pemberian tranfusi darah pada pasirn
23 Pemasangan transfusi darah
24 Pemasangan buli buli panas
25 Kompres hangat
26 Identifikasi pasien sebelum pemberian obat
27 Benar pemberian obat
28 Seleksi obat high allert
29 Penggunaaan obat high allert
30 Pemberian kbat high allert
31 Pemberian obat mata
32 Pemberian obat melalui oral
33 Pemberian obat melalui kilit
34 Pemberian obat tetes telinga
35 Prosedur menyiapkan obat untuk skin test
36 Pengisian daftar ibat oral dan injek
37 Praktek menyuntik aman
38 Pemberian obat injeksi subkutan
39 Pemberian ibat injeksi intrakutan
40 Intramuskular
41 Intravena
42 Pemberian obat melakui selang infus

liii
43 Ppd test
44 Pengenceran ibat deazepam , cefotaksim , amikasin , adrenalin ,
45 Penerian nebulisasi
JILID 2
46 Dont resusitasion
47 Penampung urin
48 Pengambilan feses
49 Pemasangan monitor ekg
50 Pengoprasikan okaimeter
51 Penggunaan suction
52 Penggunaan infus pump
53 Sterilisasi ruangan menggunakan uv
54 Pemasangan ett
55 Serag terima pasien di kamar oprasi
56 Memberikan posisi fowler
57 Memiringkan pasien
58 Menjaga kesalamatan pasien di tempat tidur
59 Prosedur penggunaan resistraint
60 Melatih pasien untuk nafas dalam
61 Melatin oasien untuj batuk efektif
62 Cara memindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur
63 Membantu pasien anak dan dewasa untuk menyikat gigi
64 Membersihkan mata dengan kapas mata
65 Merapihkan tempat tidur
66 Mengganti alat tenun kotor
67 Prosedur mengikuti visit dokter
68 Proser merujuk pasien
69 Penangan resiko jatuh
70 Sop pasien dengan keadaan terminal
71 Pemasangan ngt
72 Pemberian makan lewat ngt

liv
73 Prsedur perawatan pasiet yahg terlasang ngt
74 Menoling pasien muntah
75 Pemasangan kateter
JILID 3
76 Menyiapkan pasien untuk mengangkat drine thorax
77 Tambal benang telinga
78 Pelayanan dokter manajemen nyeri
79 Identifikasi gelang alergi
80 Identifikasi pasien bencana
81 Menyiapkan pasien untuk mengangkat drine thorax
JILID 4
82 Serah terima pasien antar ruangan
83 Operan dinas
84 Pasien pulang
85 Kriteria pasien masuk hcu
86 Proseur infomed consent
87 Prosedur penjelasan hak pasien dalam pelayanan
88 Verifikasi pemberian inforrmasi dan pendidikan pada pasien dan
keluarga
89 Prosedur pemberian informasi edukasi terintegtrasi
90 Pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien
91 Pendidikan pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan pengen dalian
infeksi
92 Proseudr pelayanan sesuai privasi pasien
93 Pemeliharaan alat instrumen prinsip bersih
94 Prmbuatan cairan diinfektan
95 Penatalaksaan bahan dan alat kadaluarsa
96 Sterilisasi alat medis
97 Prosedur pelayanan pasien terminal
98 Tanggap darurat
99 Penatalaksaan tertusuk jarum

lv
100 Pemantauan sasaran kesalamatan pasien
JILID 5
101 Pemesanan atau peresepan obat high allert
102 Pendokimentasian pbat higt allert
103 Prosedur usg
104 Prosedur mempersiapkan pemeriksaan usg
105 Prosedur menangab komplen
106 Pencatatan pasien rawat jalan
107 Prosedur pelaksaan persiapan ruangan rs
108 Penanggung jawab tim ruangan 9. Tatacara penomoran spo
109 Orientasi perawat baru
110 Spo pengusian status pasien
112 Rawat inap
113 Data surveilans
114 Pemeliharaan Alat Low Frequency Theurapeutik Equitment.
115 Pemeliharaan Alat Dental Unit.
116 Pemeliharaan Alat Scaler
117 Pemeliharaan Alat Proyektor
118 Pengadaan Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan.
119 Penyimpanan Peralatan
120 Perbaikan Peralatan.
121 Pemeliharaan Alat Tensi Meter
122 Pemeliharaan Alat Thermometer Digital
123 Pemeliharaan Alat Manometer Oksigen
124 PEMELIHARAAN ALAT Nebulizer
125 Pemeliharaan Alat Suction Pump
126 Pemeliharaan Alat Othoscope
127 Pemeliharaan Alat Infusion Pump
128 Penggunaan Alat Timbangan
129 Penggunaan Alat Thermometer Digital
130 Penggunaan Alat Manometer Oksigen

lvi
131 Penggunaan Alat Nebulizer
132 Penggunaan Alat Defibrilator
133 Penggunaan Alat Defibrilator
134 Tindakan Resusitasi
135 Penanganan Pasien Gawat Darurat.
136 Penanganan Pasien Doa (Death Of Arrival)

11) Daftar SAK


Berdasarkan hasil wawancara dan observasu dengan Ka.Ru yang
dilakukan pada tanggal 19 hingga 20 Maret 2024, didapatkan bahwa asuhan
keperawatan yang digunakan di ruang Melati Rumah Sakit MAL yaitu
menggunakan pedoman asuhan keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan
SIKI (3S) dan semua asuhan keperawatan dicantumkan dalam bentuk tulis
tangan.

3. Material
a. Sarana dan Prasarana untuk Perawat
N Nama Alat Ketersediaan Kondisi Keterangan
O
ada Tidak Layak K. layak
1. Nurse   Terdapat di pojok sisi
station kanan dekat tangga
darurat dan masih
terjangkau oleh
pasien
2. Ruang ganti perawat   Ruang ganti perawat
dalam kondisi yang
layak dengan
pencahayaan dan
ventilasi yang cukup.
3. Ruang karu   Ruang untuk Karu
dalam kedaan yang

lvii
layak dan didalamnya
sudah dilengkapi
dengan meja dan
kursi.
4. Kursi   Terdapat cukup
banyak kursi untuk
perawat dan dalam
kondisi yang baik.
5. Telepon   Telepon ada untuk
berkomunikasi
dengan pasien dan
untuk berkomunikasi
antar ruangan. Dan
bisa berfungsi dengan
baik.
6. Komputer   Computer dalam
kondisi yang baik
bisa berfungsi dengan
baik dan
memudahkan perawat
dalam penyusunan
asuhan keperawatan
berasis e-medrek.
7. Jam dinding   Dalam kondisi yang
layak dan masih
berfungsi.
8. Meja   Meja berfungsi
dengan baik dan
layak digunakan.
9. Loker   Bisa digunakan untuk
menyimpan barang

lviii
dan layak digunakan
10 Wastafel & sabun   Wastafel berfungsi
dengan baik
dilengkapi dengan
sabun cuci tangan
yang masih penuh
terisi.
11. Tempat tidur  Tidak tersedia tempat
12. Tong sampah   Tong sampah layak
digunakan.
13. Toilet   Tersedia toilet untuk
digunakan perawat

Hasil Analisa
Jumlah layak 12
x 100 %= x 100 %=92 , 3 %
jumlah keseluruhan 13
Dari tabel diatas menunjukkan persentase yang didapatkan sarana prasarana perawat
di Ruang Melati Rumah sakit Mitra Anugrah Lestari sebanyak 92,3% yang layak
digunakan. Sarana dan prasarana perawat di Ruang Melati Rumah sakit Mitra Anugrah
Lestari sudah banyak tercukupi,seperti ruang kepala ruangan, nurse stasion, ruangan
perawat juga digunakan sebagai tempat timbang terima. Meja dan kursi di nurse station
sudah sesuai dengan kuantitas perawat dalam satu shift. Telepon ruangan terdapat 1 di
nurse station untuk komunikasi dengan ruangan dan lain dan untuk berkomunkasi
dengan pasien Tidak terdapat tempat tidur untuk perawat pada saat dinas malam. Untuk
8,7% belum layak karena tidak tersedianya tempat tidur perawat pada saat bergantian
dinas malam.

b. Sarana dan Prasarana untuk Pasien


N Nama Alat Ketersediaan Kondisi Keterangan
O
ada Tidak Layak K. layak

lix
1. Ruang rawat   Ruang rawat dalam
kondisi yang layak
dengan ventilasi dan
pencahayaan yang
cukup, dan nyaman.
2. bad/tempat tidur   Bed layak digunakan,
semua dalam kondisi
yang baik dan masih
berfungsi dengan
baik.
3. lemari penyimpanan   Terdapat disetiap
ruang rawat pasien
dan dalam kondisi
yang layak berfungsi
dengan baik
4. standar infus   Terdapat disetiap
ruang rawat pasien
dalam kondisi yang
layak dan berfungsi
dengan baik
5. tabung oksigen besar   Tabung oksigen
dalam kondisi baik
dan layak digunakan
6. Ac   Terdapat AC di
hampir semua
ruangan rawat yang
masih berfungsi
dengan baik
7. toilet pasien   Terdapat toilet untuk
pasien yang layak
digunakan dan dalam

lx
kondisi yang bersih di
setiap ruangan
8. TV   Tv masih berfungsi
dengan baik
9. Kursi tunggu   Terdapat banyak kursi
tunggu diluar ruang
rawat dan masih
layak digunakan
10. Penimbang BB   Penimbang BB dalam
kondisi yang layak
dan dapat digunakan
dengan baik
11. dispenser   Terdapat dispender
dan pasien bisa
memakainya jika
diperlukan
12. banner   Terdapat benner
pendidikan kesehatan
untuk dibaca pada
saat pasien menunggu
diluar
13. Jam dingding   Terdapat jam dinding
namun tidak
berfungsi
14. poster   Terdapat poster
pendidikan kesehatan
untuk dibaca pada
saat pasien menunggu
diluar
15. Wastafel   Terdapat wastafel
cuci tangan diruang

lxi
pasien sehingga
memudahkan untuk
mencuci tangan.
Hasil analisi
Jumlah layak 14
x 100 %= x 100 %=93 ,3 %
jumlah keseluruhan 15

Dari tabel diatas menunjukan presentase yang didapatkan sarana prasarana pasien diruang melati
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari sebanyak 93,3% yang layak digunakan perlengkapan pasien
sudah tercukupi seperti bed, penimbangan BB, TV, wastafel, lemari penyimpanan, standar
infuse , tabung oksigen dan toilet pasien. Untuk 7,7% belum layak digunakan seperti Jam
dinding
c. Alat Tenun
No Nama Barang Standar Depkes Jumlah Jumlah yang Kondisi
ada Layak/Tidak
1. Sprey 36 Layak

2. Sarung bantal 40 Layak


3. Selimut 25 Layak
4. Perlak 24 Layak

Jumlah layak 125


x 100 %= x 100 %=100 %
jumlah keseluruhan 125
Dari tabel diatas menunjukan presentase yang didapatkan Alat tenun di ruang melati Rumah
Sakit Mitra Anugrah Lestari sebanyak 100% yang layak digunakan. Sarana alat tenun sudah
memadai dengan jumlah yang mencukupi, alat tenun yang tersedia seperti sprey, sarung bantal,
selimut dan perlak.

d. Alat Kesehatan
No Nama Alat Standar Kapasitas Jumlah Jumlah Kondisi Rusak
Depkes yang ada alat siap

lxii
pakai
1. Infus pump 12 12

2. Nebulizer 4 4

3. Suction 1 1

4. Termomete 3 2 1
r (Digital)

5. Termomete 2 2
r (manual)
6. Bengkok 4 4

7. Timbangan 1 1

8. Standar 25 25
infus
9. Lampu 2 2
10. Emergency 1 1
kit

11. Tensi meter 1 1


12. Stetoskop 1 1

13 Refleks 2 2
hammer

14. Pen light 2 2

lxiii
15. Kursi roda 1 1

16. Tabung O2 3 3
besar

17. Baki 4 4

18. Blankar 1 1

19. Tromol 1 1
besar

20 Tensimeter 2 2

Hasil Analisis
Jumlah layak 70
x 100 %= x 100 %=98 , 5 %
jumlah keseluruhan 71
Dari tabel diatas menunjukan presentase yang didapatkan Alat alat kesehatan diruang melati
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari sebanyak 98,5% yang layak digunakan dan telah difasilitasi
yang layak digunakan seperti infus pump, nebulizer, tabung o2, suction dan lain lain. Untuk
2,5% belum layak yaitu rusaknya termometer digital sehinnga tidak bisa digunakan.

e. Fasilitas diruang Tindakan


N Nama Alat Ketersediaan Kondisi Keterangan
O
ada Tidak Layak K. layak
1. Spuit   Dalam kondisi yang
yang layak dengan
jumlahnya yang
banyak dengan
ukuran yang

lxiv
bervariasi
2. Handscoon   Kondisi layak pakai
dengan jumlah cukup
banyak
3. Kasa gulung   Dalam kondisi yang
layak, bersih, dan
dengan jumlah yang
banyak
4. Kasa steril   Kondisi layak, dan
dengan jumlah yang
cukup banyak
5. Gunting   Kondisi yang layak
dan bisa berfungsi
dengan baik
6. Alcohol swab   Terdapat cukup
banyak persedian
dengan kondisi yang
masih layak pakai
7. Plaster gulung   Dalam kondisi yang
layak dan persedian
yang cukup banyak
8. Torniquet   Kondisi yang layak
dan berfungsi dengan
baik
9. Cairan infus   Kondisi yang layak,
tidak kadaluwarsa,
dan dengan persedian
yang cukup banyak
10. Troley alat   Dalam kondisi yang
layak dan dapat
digunakan dengan

lxv
baik
11. Lemari alat   Dalam kondisi yang
layak dan dapat
digunakan dengan
baik
12. Hypafic   Kondisi yang layak
dan dapat digunakan
dengan baik, dan
persedian yang cukup
banyak
13. Hansaplast   Kondisi yang layak
dan dapat digunakan
dengan baik, dan
persedian yang cukup
banyak
14. Microphore   Kondisi yang layak
dan siap digunakan
15. Pelarut obat   Kondisi yang layak
dan dapat digunakan
dengan baik, dan
persedian yang cukup
banyak
16. Kulkas obat   Kondisi yang layak
dan siap digunakan
17. Lembar obat   Kondisi siap
digunakan dan
persediaan yang
cukup banyak
18. Safety box   Tersimpan dengan
baik dan siap
digunakan setelah

lxvi
tindakan
19. Tong sampah Medis   Tersimpan dengan
baik dan siap
digunakan

Hasil analisis

Jumlah layak 19
x 100 %= x 100 %=98 , 6 %
jumlah keseluruhan 19
Dari tabel diatas menunjukan presentase yang didapatkan Fasilitas ruang tindakan diruang melati
Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari sebanyak 100% yang layak digunakan dan telah difasilitasi
seperti Spuit, kassa gulung, kassa steril, alkohol swab, hansaplas, safety box, kulkas obat,
hyfapic, troley alat dan cairan infus.

4. Money
a. Dana Pengembangan
1) Dana untuk pendidikan
Dana pendidikan lanjut bagi perawat diruang melati RS Mitra Anugrah Lestari
bersumber dari dana pribadi dan ada juga program beasiwa bagi pegawai
untuk melanjutkan pendidian dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
2) Pelatihan
Dana pelatihan bagi perawat ruang melati RS Mitra Anugrah Lestari
bersumber pada dana pegawai pribadi, namun ada beberapa kesempatan pihak
rumah sakit membiayai maupun bekerja sama dengan beberapa pihak.
3) Seminar
Dana seminar menggunakan dana pegawai pribadi, namun sama halnya
dengan pelatihan di danai pihak rumah sakit juga dalam beberapa kesempatan.
4) Workshop
Workshop pada pegawai diruang melati RS Mitra Anugrah Lestari dana yang
digunakan bersumber pada pegawai pribadi yang mengikuti workshop, dan
dalam beberapa kesempatan didanai rumah sakit.

lxvii
b. Sumber dana operasional
1) Sumber dana
Sumber dana ruangan melati RS Mitra Anugrah Lestari didapatkan dari
pendapatan rumah sakit.
2) Jaminan kesehatan karyawan
Terdapat tunjangan kesehatan yaitu BPJS ketenagakerjaan untuk seluruh
pegawai diruangan.
3) Jenis Pembayaran Pasien
a) BPJS
b) Biaya pendaftaran Sesuai tarif yang sudah ditetapkan oleh Yayasan Mitra
Anugrah Lestari
c) Umum
d) Asuransi CMHC
e) Asuransi Surya Sumirat
4) Tarif Ruangan
Diruang melati RS Mitra Anugrah Lestari yang merupakan ruangan anak
yang terdiri dari 1 Ruangan kelas 1, 3 Ruangan kelas 2 dan 1 Ruangan kelas 3.
Untuk tarif tersendiri berbeda sesuai dengan kelas yang di ambil, dengan
keterangan:
a) VIP : Rp.700.000,-
b) Kelas 1 : Rp.330.000,-
c) Kelas 2 : Rp.240.000,- sampai Rp.270.000,-
d) Kelas 3 : Rp.110.000,- sampai Rp.120.000,-
c. Gaji pegawai tetap/KHL/Kontrak
Sistem gaji pegawai diruangan melati RS Mitra Anugrah Lestari sudah
sesuai dengan upah minimum daerah kota cimahi dan upah tergantung pada jam
kerja masing -masing individu, dengan menggunakan sistem kontrak baik dalam
jangka waktu 1 tahun ataupun lebih tergantung pada kinerja individu.
d. Kesejahteraan perawat
1) Remunisasi / Insentif

lxviii
Pegawai ruang melati RS Mitra Anugrah Lestari tidak mendapat remunisasi
dalam bentuk intensif akan tetapi dalam bentuk lemburan dengan jumlah jam
lembur di kali dengan upah lembur di berika setia bulan beserta dengan gaji.
Ada juga program pensiun dan tabung lupa bagi karyawan, untuk sistem
tabung lupa sendiri itu pemotongan dari gaji setiap bulan denga nominal yang
telah di sepakati masing-masing individu dan di berikan ketika karyawan
berhenti bekerja di rumah sakit.
2) THR
Pegawai melati RS Mitra Anugrah Lestari mendapatkan dana THR setiap
tahunnya.
3) Tunjangan akhir tahun
Tidak ada prgram tunangan akhir tahun di ruang melati RS Mitra Anugrah
Lestari
4) Dana rekreasi
Dana rekreasi didapatkan dari dana persepakatan bersama pegawai di ruangan
melati RS Mitra Anugrah Lestari. Kecuali rekreasi diadakan dari pihak rumah
sakit maka dana sebagian akan dari pihak rumah sakit dan dari pihak pegawai
rumah sakit.
5) Jaminan kesehatan dan ketenagaan
Pegawai ruangan melati RS Mitra Anugrah Lestari mendapatkan jaminan
kesehatan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan.
e. Tata cara pembayaran pelayanan
Ketika klien diizinin pulang sama dokter DPJP, perawat ruangan mengisi
surat kontrol di lanjut menghubungi pihak administrasi lalu pasien menunggu
menyelesaikan administrasi jika sudah lalu berikan dan jelaskan surat kontrol dan
obat kepada pasien.
f. Sistem anggaran ruangan
Disesuaikan dengan kebutuhan, seperti ATK atau bahan habis pakai
diajukan sesuai dengan kebutuhan di ruangan atau pada saat persediaan alat sudah
mulai mau habis dan langsung meminta atau dikoordinasikan sama pihak bagian

lxix
gudang (logistik). Sehingga sistem anggaran di ruangan melati merupakan sistem
Buttom Up yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
g. MOU
1) BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
2) FitKes dan FK Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
3) Cahaya Medika Health enter (CMHC)
4) Klinik Cimahi Sehat
5) RS Cibabat
6) RS Cahaya Kawaluyaan
7) JPKM Surya Sumirat
8) Pramita
9) Prodia
10) RS Avisena
11) Dinkes Cimahi
12) PMI
13) Alat PACO
14) PT.INDOHADETAMA
15) PT.DIATRON
16) BAPETEN
17) NUKLINDO
18) RSGM

5. Marketing
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan
mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan dan pelayanan. Sasaran marketing
adalah masyarakat umum. Sedangkan market dalam bidang pendidikan dan pelayanan
adalah peserta didik/ calon praktisi kesehatan.
a. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan RSU Mitra Anugrah Lestari

1) Visi

lxx
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang bermutu untuk meningkatkan
derajatkesehatan masyarakat umum.
2) Misi
a) Kami berjuang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna,
demi keselamatan kiwa dan raga masyarakat umum.
b) Kami memberikan pelayanan kesehatan tanpa membeda-bedakan suku,
agama, ras dan golongan.
c) Pelayanan kesehatan yang baik dengan biaya yang terjangkau oleh pasien
serta tidak hanya mencari keuntungan semata.
3) Nilai
a) Menghargai anugrah kehidupan manusia.
b) Tulus dalam pelayanan atau pertolongan demi kesembuhan dan kesehatan
pasien
c) Tanggung jawab dalam berkerja dan mampu kerja sama.
d) Berkomitmen menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan serta citra RSU
Mitra Anugrah Lestari
4) Tujuan
a) Memberi pelayanan kesehatan yang meningkat dari waktu ke waktu.
b) Mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan
c) Menyelenggarakan fungsi sosial dalam pelayanan kesehatan
d) Meningkatkan kesejahteraan team medis dan non medis RSU Mitra
Anugrah Lestari.
5) Motto
“Anak Sehat Keluarga Bahagia”
b. Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto Ruang Keperawatan Anak RSU Mitra Anugrah

Lestari

1) Visi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat umum.
2) Misi

lxxi
a) Kami memberikan pelayanan kesehatan dengan cara melindungi,
merangkul, dan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
pasien.
b) Kami memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Asuhan
Keperawatan
c) Kami memerikan pelayanan atraumatik kepada pasien dengan
menciptakan suasana perawatan anak nyaman.
3) Falsafah
Bersikap tulus, ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap
pasien.
4) Tujuan
a) Memberikan asuhan keperawatan pada anak sesuai dengan tumbuh
kembang anak berdasarkan standar asuhan keperawatan dan prosedur
oprasional.
b) Memberikan pendidikan dan penyuluhan mengenai masalah kesehatan
anak pada keluarga
c) Mencegah terjadinya infeksi nasokomial.
d) Mengingkatkan pengetahuan dan ketermpilan tenaga keperawatan
5) Motto
“Anak Sehat Keluarga Bahagia”
c. Data Jumlah Pasien 3 Bulan Terakhir

Berdasarkan hasil data yang didapatkan di ruang Anak (Lantai 5) bahwa jumlah
kunjungan pasien pada bulan januari sebanyak 140 pasien, bulan februari sebanyak 137
pasien dan bulan maret dari tanggal 1-21 Maret sebanyak 109 pasien.

d. 10 Diagnosa Keperawatan Terbanyak

Taber 3.1 Diagnosa Keperawatan Terbanyak


No Diagnosa Keperawatan
1 Hipertermia
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif

lxxii
3 Diare
4 Pol nafas tidak efektif
5 Nyeri akut
6 Defisit nutrisi
7 ketidakseimbangan cairan
8 Nausea
9 Gangguan rasa nyaman
10 Intoleransi aktivitas
Hasil analisa:
Berdsarkan hasil analisis dari tabel 3.1 bahwa 10 diagnosa keperawatan terbanyak yang
didapatkan di Ruang Anak (lantai 5) selama 3 bulan terakhir dari 10 diagnosa keperawatan
terdapat 3 diagnosa keperawatan yang sering muncul seperti hipertermia, bersihan jalan nafas
tidak efektif dan diare.

e. 10 Penyakit Terbanyak

No Penyakit

1. DHF (Dengue Haemoragic Fever)


2. BP (Bronkopneumonia)
3. Diare
4. Tifoid
5. Demam Enterik
6. Asma
7. GEA (Gastroenteritis Akut)
8. Bacterial Infection
9. KDS (Kejang Demam Sederhana)
10. KDK (Kejang Demam Komplek)

Hasil Analisa :

lxxiii
Berdasarkan hasil analisa data di atas, didapatkan bahwa Di Ruang Melati RS MAL terdapat 10
penyakit terbanyak selama 3 bulan terakhir (Januari-Maret), dari 10 penyakit terdapat 3 penyakit
yang paling sering muncul yaitu DHF, BP dan diare.

f. 10 Tindakan Terbanyak

No. Tindakan
1. TTV

2. Pemasangan infus

3. Pemberian obat dan cairan

4. Spolling

5. Bed making

6. Nebu

7. Pemasangan infus pump

8. Aff infus

9. Pemberian oksigen

10. GV

Hasil analisa:
Berdasarkan hasil analisa data di atas, didapatkan bahwa Di Ruang Melati RS MAL terdapat 10
tindakan terbanyak selama 3 bulan terakhir (Januari-Maret). Dari 10 tindakan tersebut, terdapat 4

lxxiv
tindakan yang sering dilakukan yaitu TTV, pemasangan infus, pemberian obat dan cairan,
spooling

g. Mutu Rumah Sakit

1) BOR
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. (Depkes
RI 2005, Kementrian Kesehatan 2013) BOR Ruang Bedah dihitung dalam periode 3
bulan terakhir.
jumlah hari perawatan rumah sakit
BOR= x 100 %
TT x jumlah hari dalam satu periode
417
BOR= x 100 %
20 x 21
417
BOR= x 100 %
420
BOR=99.2 %
Hasil analisa:
Berdasarkan hasil perhitungan nilai parameter BOR dari tanggal 1 Maret 2024 sampai
21 Maret 2024, didapatkan bahwa hasil nilai BOR yaitu 99.2%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa BOR di ruangan termasuk ideal bahkan melebihi batas parameter
karena nilai parameter ideal sesuai dengan standar Depkes yaitu 60-85%.

2) AVLOS
Idealnya rata-rata lama rawat pasien selama 3 bulan 3-12 hari (Depkes RI, 2005)

jumlah lama dirawat


AVLOS=
jumlah pasien pulang
417
AVLOS=
92
AVLOS=4.5 (5 hari)
Hasil Analisa :

lxxv
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai AVLOS yaitu 5 hari dimana sudah
sesuai dengan standar Depkes bahwa nilai ideal nya yaitu 3-12 hari.

3) TOI
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI, 2008,
Kementrian Kesehatan 2013). Sebagai catatan TOI di ruang anak (lantai 5) dihitung
pada tanggal 1 Maret 2024 sampai 21 Maret 2024, yaitu:
( jumlah TT x periode ) −hari perawatan
TOI=
jumlah pasien keluar
( 20 x 21 ) −417
TOI=
92
420−417
TOI=
92
3
TOI=
92
TOI=0.03 (0 hari)

Hasil Analisa:
Berdasarkan hasil perhitungan TOI didapatkan bahwa nilai TOI dari tanggal 1 Maret
2024 sampai 21 Maret 2024 yaitu 0 hari, dengan kesimpulan tempat tidur cepat terisi
kembali.

4) BTO
Idealnya dalam satu tahun, perputaran satu tempat tidur rata-rata pada kisaran 40-50
kali dan dalam 3 bulan 10-12 kali (Depkes RI, 2005, Kementrian Kesehatan 2013).
Sebagai catatan perhitungan BTO di ruang anak (lantai 5) dari tanggal 1 Maret 2024
sampai 21 Maret 2024.
jumlah pasien keluar
BTO=
TT
92
BTO=
20
BTO=4.6 (5 kali)

lxxvi
Hasil Analisa :
Berdasarkan hasil perhitungan BTO didapatkan bahwa hasil perhitungan BTO dari
tanggal 1 Maret 2024 sampai 21 Maret 2024 yaitu 5 kali.

h. Mutu Keperawatan

1) Keselamatan Pasien
Keselamatan Pasien (Kemkes,2011)
No Keselamatan pasien Ada/tidak
1. Ketetapan identifikasi pasien Ada
2. Peningkatan komunikasi efektif Ada
3. Peningkatan keamanan obat yang Ada
perlu diwaspadai (high alert)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat Ada
prosedur, tepat pasien oprasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait Ada
pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko jatuh Ada
Hasil Analisis :
Berdasakan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ada 6 keselamatan pasien yang sudah
sesuai menurut (Kemkes,2011).
2) Lokasi
Alamat Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari ( RS MAL) berada di Jl. Cibaligo No.76,
Cigugur Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat 40522. Lokasi RS ini
dapat dikatakan kurang strategis karena dari jalan raya Cimindi harus masuk ke jalan
Cibaligo, yang memungkinkan membuat orang kurang tahu keberadaan RS ini. Selain itu
RS ini berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Kasih Bunda yang berjarak sekitar 1,4 km
(4 menit) di sebelah kiri arah Cimindi.
3) Penyuluhan
Di Ruangan Anak Rumah Sakit Mitra Anugerah Lestari pernah mengadakan penyuluhan
terakhir pada tahun 2019 dan sampai sekarang belum mengadakan penyuluhan kembali.
Hanya saja membagikan leaflet, banner, serta kuesioner.

lxxvii
i. Kepusan Pasien

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Nilai


Pon
a b c d e a b c d a b c d a b c d e a b c d a b c d a b c a b c d a b skor Presentase
den
1 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 81 77%

2 3 2 0 0 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 2 2 2 3 2 64 69%

3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 0 0 0 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2 3 3 3 3 3 3 3 65 70%

4 3 3 3 0 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 3 2 59 63%

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 2 2 3 3 3 2 2 72 77%

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 87 83%

7 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 3 3 52 56%

8 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 0 0 0 0 3 3 2 2 2 2 2 3 2 76 82%

9 3 2 0 0 2 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 62 59%

10 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 81 77%
Keterangan:
Tidak puas (0-30) : 0%
Cukup puas (31-69) : 40%
Puas (70-100) : 60%
Hasil Analisa:
Berdasarkan hasil data kuesioner kepuasan pasien di atas, didapatkan bahwa kategori tidak puas 0%, kategori cukup puas 40% dan
kategori puas sebanyak

78
3.1 Analisa SWOT
S W O T
Money Man
1. Tenaga kerja perempuan semua 1. Dana seminar bagi perawat
1. Perawata S1+Ners berjumlah 5 orang, perawat D3 1. Tenaga kerja yang
dengan berjumlah 9 orang ruang melati RS MAL
berjumlah 4 orang belum yang tetap
2. Kebutuhan Gillies sebanyak 14 bersumber pada dana pribadi,
2. Tenaga kerja Karyawan tetap berjumlah 4 orang berjumlah 5 orang
orang perawat, kebutuhan tenaga namun ada beberapa
3. Pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat yaitu
perawat menurut PPNI sebanyak kesempatan di danai oleh 2. Terdapat rumah sakit
BTCLS.
7 orang. pihak rumah sakit. umum, klinik didekat
4. Jenjang karir PK I berjumlah 5 orang, jenjang karir PK
3. Kelapa ruangan di ruang Melati 2. MOU rumah sakit MAL
II bejumlah 3 orang, jenjang karir PK III 1 orang
Rumah Sakit MAL melakukan BPJS Ketenagakerjaan dan
5. Kepala ruangan diisi oleh perawat Ners
kegiatan Supervisi secara bulanan BPJS kesehatan,
6. Struktur organisasi pada ruangan melati di Rumah
sesuai dengan kebutuhan seperti FitKes dan FK UNJANI
Sakit MaL sudah tersedia namun harus ada perbaruan,
habis kontrak atau kenaikan pk, Cahaya Medika Health Cent
setiap perawat telah melaksanakan tugas sesuai tugas
namun ruangan tidak memiliki er (CMHC)
masing masing seperti Kepala ruangan, ketua tim, dan
SOP mengenai Supervisi Klinik Cimahi Sehat
perawat pelaksana
4. Ronde keperawatan di ruangan RS Cibabat
7. Di ruangan Melati Rumah Sakit MAL saat kelompok
Melati Rumah Sakit MAL RS Cahaya Kawaluyaan
kami melakukan pengkajian, bahwa didapatkan
dilakukan jika ada masalah pada JPKM Sury Sumirat
metode penugasan dilakukan secara TIM
pasien yang belum terselesaikan, Pramita
8. Setelah melakukan observasi didapatkan perawat di
namun ruangan tidak memiliki Prodia
ruang Melati Rs MAL melakukan tindakan sesuai SOP
SOP Ronde Keperawatan RS Avisena
(mencuci tangan, menggunakan masker, menggunakan

79
gown, menggunakan handscoon dan pembuangan 5. Belum ada tempat tidur untuk Dinkes Cimahi
sampah medis perawat pada saat dinas malam PMI
9. Berdasarkan hasil di dapatkan discharge planning yang bergantian Alat PACO
dilakukan oleh perawat di ruang Melati Rumah Sakit 6. Masih kekurangan kebutuhan PT.INDOHADETAMA
MAL sudah dilakukan sesuai prosedur yang di oksigen karena tidak ada outlet di PT.DIATRON
tetapkan ruangan secara sistematis dan optimal. setiap tempat tidur pasien BAPETEN
10. Berdasarkan hasil Observasi didapatkan Timbang 7. Hanya ada termometer 1 yang NUKLINDO
Terima dilakukan setiap pergantian Shift dan sudah rusak sehingga membutuhkan RSGM
dilakukan secara optimal dan sesuai waktu bergatian pada saat
11. Berdasarkan Observasi didapatkan hasil sentralisasi pemeriksaan TTV
obat di ruangan Melati Rumah Sakit MAL di dapatkan 8. Dana pendidikan lanjut bagi
bahwa prosedur sentralisasi obat sudah dilakukan perawat diruang melati RS MAL
secara optimal bersumber pada dana pribadi dan
12. Berdasarkan hasil di dapatkan bahwa prosedur ada juga program biaya siswa
dokumentasi keperawatan mulai dari pengkajian bagi perawat untuk menempuh
sampai dengan evaluasi sudah sesuai dengan pedoman pendidikan dari pihak rumah sakit
asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) akan tetapi memiliki syarat dan
13. Nurse station, ruang ganti perawat, ruang karu, kursi, ketentuan yang berlaku.
telepon, komputer, wifi, jam dinding meja, loker, 9. Dana pelatihan bagi perawat
wastafel&sabun, tong sampah (masih berfungsi ruang melati RS MAL bersumber
digunakan pada dana pribadi
14. Sarana dan prasarana masi layak dan berfungsi 10. Berdasarkan observasi pada
digunakan ruangan anak melati, bahwa
Ruangan tersebut belum

80
15. Alat Kesehatan masih berfungsi dengan baik mempunyai bagan denah ruangan.
16. Alat Tenun masih sudah sesuai dengan prosedur dan
jumlah yang tersedia
17. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat
ruanganjika ada alat yang rusak dari ruangan akan
melaporkan ke kabag keperawatan, dan setelah itu ke
maintenance, bila tidak bisa di perbaiki oleh
maintenance, maka selanjutnya membuat surat untuk
mengajukan pengadaan barang/alat, setelah diterima
dari ruangan, lalu ke kabag keperawatan selanjutnya ke
yan medik dan direktur rs. Setelah itu baru ke
bag .pengadaan situasional untuk waktu alat datang ke
ruangan, jika alatnya dari luar negeri akan memakan
waktu yang lumayan juga
18. Beberapa kesempatan pihak rumah sakit mengadakan
ataupun mendanai pelatihan untuk menunjang kinerja
dan mutu pelayanan
19. Workshop pada pegawai diruang melati RS MAL
dana yang digunakan bersumber pada dana pribadi
yang mengikuti workshop, jika workshop dilakukan
diluar rumah sakit.
20. Sumber dana ruangan melati RS MAL didapatkan dari
pendapatan rumah sakit
21. jenis pembayaran pasien menggunakan BPJS, asuransi,

81
dan umum
22. Gaji perawat ruang melati RS MAL sudah sesuai
dengan upah minimum daerah kota cimahi di tambah
upah lembur tambahan, mendapatkan dana THR, dan
program pensiun.
23. Terdapat tunjangan kesehatan yaitu BPJS
ketenagakerjaan untuk seluruh pegawai diruangan. (S)
24. Dana rekreasi didapatkan dari dana pribadi. Jika di
adakan kegiatan rekreasi dari pihak rumah sakit maka
dana sebagian akan dari pihak rumah sakit dan dari
pihak pegawai rumah sakit. (S)
25. Mendapatkan jaminan kesehatan BPJS untuk seluruh
pegawai ruangan melati RS MAL
26. Visi ; Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat umum. Misi : Kami memberikan pelayanan
kesehatan dengan cara melindungi, merangkul, dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
pasien, kami memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar Asuhan Keperawatan, kami memerikan
pelayanan atraumatik kepada pasien dengan
menciptakan suasana perawatan anak nyaman. Motto :
“Anak Sehat Keluarga Bahagia”. Falsafah : Bersikap
tulus, ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan

82
terhadap pasien
27. Data jumlah pasien pada bulan januari sebanyak 140 pas
ien, bulan februari sebanyak 137 pasien dan bulan maret
dari tanggal 1-21 Maret sebanyak 109 pasien.
28. Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu hiperte
rmia, bersihan jalan nafas tidak efektif, diare, pola nafas
tidak efektif, nyeri akut, defisit nutrisi, ketidakseimbang
an cairan, nausea, gangguan rasa nyaman, intoleransi ak
tifitas.
29. 10 penyakit terbanyak diantaranya yaitu DHF, BP, diare,
tifoid, demam enterik, asma, GEA, Bacterial infections,
KDS, KDK
30. 10 tindakan terbanyak di ruang melati yaitu TTV, pemas
angan infus, pemberian cairan dan obat, spooling, bed m
aking, nebulisasi, pemasangan infus pump, aff infus, pe
mberian oksigen dan GV. Dari 10 tindakan tersebut dida
patkan 4 tindakan yang sering dilakukan yaitu TTV, pe
masangan infus, pemberian obat dan cairan, spooling.
31. BOR (Bed Occupancy Rasio) didapatkan nilai rekapitul
asi BOR ruangan melati yaitu 99.2%.
AVLOS (Average Length of Stay) didapatkan nilai rata-
rata AVLOS di ruang melati yaitu 5 hari.
TOI (Turn Over Interval) didapatkan nilai TOI yaitu 0 h
ari. BTO (Bed Turn Over) didapatkan nilai BTO yaitu 5

83
kali
32. Dalam kegiatan pengemabangan mutu keperawatan dipe
rlukan indikator mutu keperawatan diantaranya: Ketetap
an identifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif, p
eningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high
alert), kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
oprasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kes
ehatan, pengurangan resiko jatuh.
33. Kuesioner kepuasan pasien dan mutu pelayanan pada
rs / ruangan tersebut sudah mempunyai kuesionernya.
Dan Untuk hasil dari 10 responden didapatkan hasil :
kategori tidak puas 0%, kategori cukup puas 40% dan
kategori puas sebanyak 60%.

TWOS MATRIX

S W
Man Man
1. Perawata S1+Ners berjumlah 5 orang, perawat D3 berjum 1. Tenaga kerja perempuan semua dengan
lah 4 orang berjumlah 9 orang
2. Kebutuhan Gillies sebanyak 14 orang perawat,

84
2. Tenaga kerja Karyawan tetap berjumlah 4 orang. kebutuhan tenaga perawat menurut PPNI
3. Pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat yaitu BTCLS sebanyak 7 orang
4. Kepala ruangan diisi oleh perawat Ners Metode
5. Jenjang karir PK I berjumlah 5 orang, jenjang karir PK II 1. Kepala ruangan di ruang Melati Rumah Sakit
bejumlah 3 orang, jenjang karir PK III 1 orang MAL melakukan kegiatan Supervisi secara
6. Struktur organisasi pada ruangan melati di Rumah Sakit bulanan sesuai dengan kebutuhan seperti
MaL sudah tersedia namun harus ada perbaruan, setiap pe habis kontrak atau kenaikan PK, namun
rawat telah melaksanakan tugas sesuai tugas masing masi ruangan tidak memiliki SOP mengenai
ng seperti Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaks Supervisi.
ana 2. Ronde keperawatan di ruangan Melati
Methode Rumah Sakit MAL dilakukan jika ada
1. Di ruangan Melati Rumah Sakit MAL saat kelompok masalah pada pasien yang belum
kami melakukan pengkajian, bahwa didapatkan metode terselesaikan, namun ruangan tidak memiliki
penugasan dilakukan secara TIM. SOP Ronde Keperawatan
2. Setelah melakukan observasi didapatkan perawat di rua Material
ng Melati Rs MAL melakukan tindakan sesuai SOP (m 1. Belum ada tempat tidur untuk perawat pada saat
encuci tangan, menggunakan masker, menggunakan go dinas malam bergantian
wn, menggunakan handscoon dan pembuangan sampah 2. Masih kekurangan kebutuhan oksigen karena
medis) tidak ada outlet di setiap tempat tidur pasien
3. Berdasarkan hasil di dapatkan discharge planning yang 3. Hanya ada termometer 1 yang rusak sehingga
dilakukan oleh perawat di ruang Melati Rumah Sakit mmbutuhkan waktu bergatian pada saat
MAL sudah dilakukan sesuai prosedur yang di tetapka pemeriksaan TTV
n ruangan secara sistematis dan optimal Money
4. Berdasarkan hasil Observasi didapatkan Timbang Teri 1. Dana pendidikan lanjut bagi perawat diruang

85
ma dilakukan setiap pergantian Shift dan sudah dilakuk melati RS MAL bersumber pada dana
an secara optimal dan sesuai. pribadi.dan ada juga program biaya siswa bagi
5. Berdasarkan Observasi didapatkan hasil sentralisasi ob perawat untuk menempuh pendidikan dari pihak
at di ruangan Melati Rumah Sakit MAL di dapatkan ba rumah sakit akan tetapi memiliki syarat dan
hwa prosedur sentralisasi obat sudah dilakukan secara ketentuan yang berlaku
optimal. Marketing
6. Berdasarkan hasil di dapatkan bahwa prosedur dokume 1. Berdasarkan observasi pada ruangan anak melati,
ntasi keperawatan mulai dari pengkajian sampai denga bahwa Ruangan tersebut belum mempunyai
n evaluasi sudah sesuai dengan pedoman asuhan keper bagan denah ruangan
awatan (SDKI, SLKI, SIKI) 2. Mengusulkan untuk diadakanya

MATERIAL
1. Sarana/ prasarana perawat
Nurse station, ruang ganti perawat, ruang karu, kursi,
telepon, komputer, wifi, jam dinding meja, loker,
wastafel&sabun, tong sampah
(S) (masih berfungsi digunakan)
2. Sarana/ prasarana pasien masih layak dan berfungsi
digunakan
3. Alat kesehatan masih befungsi dengan baik)
4. Alat tenun Sudah sesuai dengan prosedur dan jumlah yang
tersedia
5. Alur pengajuan alat yang rusak dan yang baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan jika

86
ada alat yang rusak dari ruangan akan melaporkan ke
kabag keperawatan, dan setelah itu ke maintenance, bila
tidak bisa di perbaiki oleh maintenance, maka selanjutnya
membuat surat untuk mengajukan pengadaan barang/alat,
setelah diterima dari ruangan, lalu ke kabag keperawatan
selanjutnya ke yan medik dan direktur rs. Setelah itu baru
ke bag .pengadaan situasional untuk waktu alat datang ke
ruangan, jika alatnya dari luar negeri akan memakan waktu
yang lumayan juga.

MONEY
1. Dana pelatihan bagi perawat ruang melati RS MAL
bersumber pada dana pribadi.(W) namun ada beberapa
kesempatan pihak rumah sakit mengadakan ataupun
mendanai pelatihan untuk menunjang kinerja dan
mutu pelayanan
2. Workshop pada pegawai diruang melati RS MAL
dana yang digunakan bersumber pada dana pribadi
yang mengikuti workshop, jika workshop dilakukan
diluar rumah sakit.
3. Sumber dana ruangan melati RS MAL didapatkan dar
i pendapatan rumah sakit.
4. jenis pembayaran pasien menggunakan BPJS,

87
asuransi, dan umum.
5. Gaji perawat ruang melati RS MAL sudah sesuai
dengan upah minimum daerah kota cimahi di tambah
upah lembur tambahan, mendapatkan dana THR, dan
program pensiun.
6. Dana rekreasi didapatkan dari dana pribadi. Jika di
adakan kegiatan rekreasi dari pihak rumah sakit maka
dana sebagian akan dari pihak rumah sakit dan dari
pihak pegawai rumah sakit
7. Terdapat tunjangan kesehatan yaitu BPJS
ketenagakerjaan untuk seluruh pegawai diruangan
8. Mendapatkan jaminan kesehatan BPJS untuk seluruh
pegawai ruangan melati RS MAL

Marketing
1. Visi ; Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
umum. Misi : Kami memberikan pelayanan kesehatan
dengan cara melindungi, merangkul, dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien, kami
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
Asuhan Keperawatan, kami memerikan pelayanan
atraumatik kepada pasien dengan menciptakan suasana
perawatan anak nyaman. Motto : “Anak Sehat Keluarga

88
Bahagia”. Falsafah : Bersikap tulus, ikhlas dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
2. Data jumlah pasien pada bulan januari sebanyak 140 pasie
n, bulan februari sebanyak 137 pasien dan bulan maret dari
tanggal 1-21 Maret sebanyak 109 pasien.
3. Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu hiperterm
ia, bersihan jalan nafas tidak efektif, diare, pola nafas tidak
efektif, nyeri akut, defisit nutrisi, ketidakseimbangan caira
n, nausea, gangguan rasa nyaman, intoleransi aktifitas.
4. 10 penyakit terbanyak diantaranya yaitu DHF, BP, diare, ti
foid, demam enterik, asma, GEA, Bacterial infections, KD
S, KDK.
5. 10 tindakan terbanyak di ruang melati yaitu TTV, pemasan
gan infus, pemberian cairan dan obat, spooling, bed makin
g, nebulisasi, pemasangan infus pump, aff infus, pemberian
oksigen dan GV. Dari 10 tindakan tersebut didapatkan 4 tin
dakan yang sering dilakukan yaitu TTV, pemasangan infus,
pemberian obat dan cairan, spooling.
6. BOR (Bed Occupancy Rasio) didapatkan nilai rekapitulasi
BOR ruangan melati yaitu 99.2%.
AVLOS (Average Length of Stay) didapatkan nilai rata-rata
AVLOS di ruang melati yaitu 5 hari.
TOI (Turn Over Interval) didapatkan nilai TOI yaitu 0 hari.

89
7. BTO (Bed Turn Over) didapatkan nilai BTO yaitu 5 kali.
8. Dalam kegiatan pengemabangan mutu keperawatan diperlu
kan indikator mutu keperawatan diantaranya: Ketetapan id
entifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningka
tan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert), kepa
stian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien oprasi, pengu
rangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, pengura
ngan resiko jatuh.
9. Kuesioner kepuasan pasien dan mutu pelayanan pada rs /
ruangan tersebut sudah mempunyai kuesionernya. Dan
Untuk hasil dari 10 responden didapatkan hasil : kategori
tidak puas 0%, kategori cukup puas 40% dan kategori puas
sebanyak 60%.
O SO WO
Money 1. Mengusulkan pada Rs untuk meningkatkan pendidikan 1. Mengusulkan pada pihak RS untuk
1. Dana seminar bagi perawat pelaksana D3 secara terprogram setiap meningkatkan pendidikan perawat dengan
perawat ruang melati RS tahunnya yang diberikan dana bantuan oleh RS bekerja sama dengan MOU yang
MAL bersumber pada (W1,O1) berkaitan(W1, O2)
dana pribadi, namun ada 2. Mengusulkan pada pihak rumah sakit untuk mendanai 2. Mengusulkan pengadaan alat termometer
beberapa kesempatan di pelatihan pelatihan bagi perawat. (W3,O1) (W7,O1)
danai oleh pihak rumah 3. Membuat Struktur perorganisasian (W6,O1) 3. Mengadakan SOP ronde keperawatan dan
sakit. 4. Memperkuat kerja sama dengan institusi pendidikan Suvervisi (W3,W4, O1)
2. MOU (W2,O2)
BPJS Ketenagakerjaan

90
dan BPJS kesehatan,
FitKes dan FK UNJANI
Cahaya Medika Health
Center (CMHC)
Klinik Cimahi Sehat
RS Cibabat
RS Cahaya Kawaluyaan
JPKM Sury Sumirat
Pramita
Prodia
RS Avisena
Dinkes Cimahi
PMI
Alat PACO
PT.INDOHADETAMA
PT.DIATRON
BAPETEN
NUKLINDO
RSGM

T ST WT
1. Tenaga kerja yang belum 1. Mengusulkan kepada pihak rumah sakit untuk 1. Mengusulkan pihak rumah sakit untuk
yang tetap berjumlah 5 mengangkat karyawan kontrak menjadi karyawan menambah tenanga keperawatan di ruang
orang tetap untuk meningkatkan kesejahteraan melati rs Mal sesuai BOR yang ada (W1,T1)

91
2. Terdapat rumah sakit karyawaan(S2,T1) 2. Mengusulkan kepada pihak rumah sakit
umum, klinik di dekat 2. Mengusulkan mou dengan pendidikan dalam mengadaan tabung oksigen disetiap tidur
rumah sakit mal rangka menyekolahkan pegawai diruangan Melati pasien (W6,T1)
RSMal untuk melanjutkan pendidikan agar bisa 3. Membuat denah ruangan melati (W10,T1)
meningkatkan kualitas perawat (S2,T1)

92
3.2 Renstra
1. Internal Factor Evaluation (Ife) Matrix

NO Critical Succes Factor Bobot Rating Score


KEKUATAN 0 1-4
1 Perawat S1+Ners berjumlah 5 orang, perawat D3 berjumlah 4 orang 0,023 4 0,092

2 Tenaga kerja Karyawan tetap berjumlah 4 orang. 0,023 3 0,069

3 Pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat yaitu BTCLS 0,023 4 0,092

4 Kepala ruangan diisi oleh perawat Ners 0,023 4 0,092

5 Jenjang karir PK I berjumlah 5 orang, jenjang karir PK II bejumlah 3 or 0,023 4 0,092


ang, jenjang karir PK III 1 orang
6 Struktur organisasi pada ruangan melati di Rumah Sakit MaL sudah ters 0,023 0,092
edia namun harus ada perbaruan, setiap perawat telah melaksanakan tug 4
as sesuai tugas masing masing seperti Kepala ruangan, ketua tim, dan p
erawat pelaksana
7 Di ruangan Melati Rumah Sakit MAL saat kelompok kami melakukan 0,023 4 0,092
pengkajian, bahwa didapatkan metode penugasan dilakukan secara TIM
8 Setelah melakukan observasi didapatkan perawat di ruang Melati Rs 0,023 4 0,092
MAL melakukan tindakan sesuai SOP (mencuci tangan, menggunakan
masker, menggunakan gown, menggunakan handscoon dan
pembuangan sampah medis
9 Berdasarkan hasil di dapatkan discharge planning yang dilakukan oleh p 0,023 4 0,092
erawat di ruang Melati Rumah Sakit MAL sudah dilakukan sesuai prose
dur yang di tetapkan ruangan secara sistematis dan optimal
10 Berdasarkan hasil Observasi didapatkan Timbang Terima dilakukan seti 0,023 4 0,092
ap pergantian Shift dan sudah dilakukan secara optimal dan sesuai.
11 Berdasarkan Observasi didapatkan hasil sentralisasi obat di ruangan Me 0,023 4 0,092
lati Rumah Sakit MAL di dapatkan bahwa prosedur sentralisasi obat sud
ah dilakukan secara optimal.
12 Berdasarkan hasil di dapatkan bahwa prosedur dokumentasi keperawata 0,023 4 0,092
n mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi sudah sesuai dengan pe
doman asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI)
13 Nurse station, ruang ganti perawat, ruang karu, kursi, telepon, 0,023 3 0,069
komputer, wifi, jam dinding meja, loker, wastafel&sabun, tong
sampah masih berfungsi digunakan
14 Sarana/ prasarana pasien masih layak dan berfungsi digunakan 0,023 3 0,069

15 Alat kesehatan masih befungsi dengan baik) 0,023 4 0,092


93
16 Alat tenun sudah sesuai dengan prosedur dan jumlah yang tersedia 0,023 3 0,069

17 Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan jika ada alat 0,023 3 0,069
yang rusak dari ruangan akan melaporkan ke kabagian keperawatan,
dan setelah itu ke maintenance, bila tidak bisa di perbaiki oleh
maintenance, maka selanjutnya membuat surat untuk mengajukan
pengadaan barang/alat, setelah diterima dari ruangan, lalu ke kabag
keperawatan selanjutnya ke yan medik dan direktur rs. Setelah itu baru
ke bag .pengadaan situasional untuk waktu alat datang ke ruangan, jika
alatnya dari luar negeri akan memakan waktu yang lumayan juga.

18 Beberapa kesempatan pihak rumah sakit mengadakan ataupun 0,023 4 0,092


mendanai pelatihan untuk menunjang kinerja dan mutu pelayanan

19 Workshop pada pegawai diruang melati RS MAL dana yang digunakan 0,023 3 0,069
bersumber pada dana pribadi yang mengikuti workshop, jika workshop
dilakukan diluar rumah sakit

20 Sumber dana ruangan melati RS MAL didapatkan dari pendapatan 0,023 4 0,092
rumah sakit

21 Jenis pembayaran pasien menggunakan BPJS, asuransi, dan umum 0,023 4 0,092

22 Gaji perawat ruang melati RS MAL sudah sesuai dengan upah 0,023 4 0,092
minimum daerah kota cimahi di tambah upah lembur tambahan,
mendapatkan dana THR, dan program pensiun

23 Mendapatkan jaminan kesehatan BPJS untuk seluruh pegawai ruangan 0,023 4 0,092
melati RS MAL

24 Terdapat tunjangan kesehatan yaitu BPJS ketenagakerjaan untuk 0,023 4 0,092


seluruh pegawai diruanga.

25 Dana rekreasi didapatkan dari dana pribadi. Jika di adakan kegiatan 0,023 3 0,069
rekreasi dari pihak rumah sakit maka dana sebagian akan dari pihak
rumah sakit dan dari pihak pegawai rumah sakit.

26 Visi ; Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk 0,023 4 0,092


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat umum. Misi : Kami
memberikan pelayanan kesehatan dengan cara melindungi, merangkul,
dan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien, kami
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Asuhan
Keperawatan, kami memerikan pelayanan atraumatik kepada pasien
dengan menciptakan suasana perawatan anak nyaman. Motto : “Anak
Sehat Keluarga Bahagia”. Falsafah : Bersikap tulus, ikhlas dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
27 Data jumlah pasien pada bulan januari sebanyak 140 pasien, bulan febr 0,023 4 0,092

94
uari sebanyak 137 pasien dan bulan maret dari tanggal 1-21 Maret seba
nyak 109 pasien.
28 Diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu hipertermia, bersihan j 0,023 4 0,092
alan nafas tidak efektif, diare, pola nafas tidak efektif, nyeri akut, defisit
nutrisi, ketidakseimbangan cairan, nausea, gangguan rasa nyaman, intol
eransi aktifitas.
29 10 penyakit terbanyak diantaranya yaitu DHF, BP, diare, tifoid, demam 0,023 4 0,092
enterik, asma, GEA, Bacterial infections, KDS, KDK
30 10 tindakan terbanyak di ruang melati yaitu TTV, pemasangan infus, pe 0,023 4 0,092
mberian cairan dan obat, spooling, bed making, nebulisasi, pemasangan
infus pump, aff infus, pemberian oksigen dan GV. Dari 10 tindakan ters
ebut didapatkan 4 tindakan yang sering dilakukan yaitu TTV, pemasang
an infus, pemberian obat dan cairan, spooling.
31 BOR (Bed Occupancy Rasio) didapatkan nilai rekapitulasi BOR ruanga 0,023 4 0,092
n melati yaitu 99.2%.
AVLOS (Average Length of Stay) didapatkan nilai rata-rata AVLOS di r
uang melati yaitu 5 hari.
TOI (Turn Over Interval) didapatkan nilai TOI yaitu 0 hari.
BTO (Bed Turn Over) didapatkan nilai BTO yaitu 5 kali.
32 Dalam kegiatan pengemabangan mutu keperawatan diperlukan indikato 0,023 4 0,092
r mutu keperawatan diantaranya: Ketetapan identifikasi pasien, peningk
atan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwasp
adai (high alert), kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien opra
si, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, penguranga
n resiko jatuh.
33 Kuesioner kepuasan pasien dan mutu pelayanan pada rs / ruangan 0,023 3 0,069
tersebut sudah mempunyai kuesionernya. Dan Untuk hasil dari 10
responden didapatkan hasil : kategori tidak puas 0%, kategori cukup
puas 40% dan kategori puas sebanyak 60%.
KELEMAHAN
34 Tenaga kerja perempuan semua dengan berjumlah 9 orang 0,023 2 0,046
35 Kebutuhan Gillies sebanyak 14 orang perawat, kebutuhan tenaga 0,023 2 0,046
perawat menurut PPNI sebanyak 7 orang.
36 Kelapa ruangan di ruang Melati Rumah Sakit MAL melakukan kegiatan 0,023 2 0,046
Supervisi secara bulanan sesuai dengan kebutuhan seperti habis kontrak
atau kenaikan pk, namun ruangan tidak memiliki SOP mengenai Superv
isi
37 Ronde keperawatan di ruangan Melati Rumah Sakit MAL dilakukan 0,023 2 0,046
jika ada masalah pada pasien yang belum terselesaikan, namun
ruangan tidak memiliki SOP Ronde Keperawatan
38 Belum ada tempat tidur untuk perawat pada saat dinas malam 0,023 2 0,046
95
bergantian
39 Masih kekurangan kebutuhan oksigen karena tidak ada outlet di setiap t 0,023 2 0,046
empat tidur pasien
40 Hanya ada termometer 1 yang rusak sehingga membutuhkan waktu 0,023 2 0,046
bergatian pada saat pemeriksaan TTV
41 Dana pendidikan lanjut bagi perawat diruang melati RS MAL 0,023 3 0,069
bersumber pada dana pribadi dan ada juga program biaya siswa bagi
perawat untuk menempuh pendidikan dari pihak rumah sakit akan tetapi
memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku
42 Dana pelatihan bagi perawat ruang melati RS MAL bersumber pada 0,023 2 0,046
dana pribadi
43 Berdasarkan observasi pada ruangan anak melati, bahwa Ruangan terse 0,023 1 0,023
but belum mempunyai bagan denah ruangan.
JUMLAH TOTAL 1 3,312

96
1. External Factor Evaluation (Efe) Matrix

No. Critical Succes Factor Bobot Rating Score


PELUANG
1. Money 0,250 3 0,750
Dana seminar bagi perawat ruang melati RS MAL
bersumber pada dana pribadi, namun ada beberapa
kesempatan di danai oleh pihak rumah sakit.
2. MOU 0,250 3 0,750
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan,
FITKES dan FK UNJANI,dsb.
ANCAMAN
3. Man 0,250 2 0,500
1. Tenaga kerja yang belum yang tetap berjumlah 5
orang 0,250 2 0,500
2. Terdapat rumah sakit umum, klinik di dekat rumah
sakit MAL
JUMLAH TOTAL 2,500

Keterangan:

- jumlah total bobot harus sama dengan 1


- rating 1-4 :
4jika kekuatan tinggi
3 jika kekuatan lemah
2 jika kelemahan lemah
1 jika kelemahan tinggi
- score masing-masing dikalikan antara bobot dengan rating. Selanjutnya dijumlahkan dalam
jumlah total

97
3. IE Matrix

Internal dan Eksternal Matriks


I F E

Kuat 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0


3,312

I II III
Kuat

3.0
E IV V VI
Sedang

2,500
2.0
Lemah
VII VIII IX

1.0

98
Pada IE Matrix diatas ditunjukkan kondisi ruang rawat tersebut berada pada sel 1.
Symbol sel ini +/+. Sel 1 menggambarkan kondisi Grow and Build Strategi yang
disarankan pada sel 1 yaitu : strategi intensif (market penetration, market development,
dan produk development) dan integratif (backward integratif, forward integration dan
horizontal integration).

1. Matrix Space Table

FAKTOR KUNCI RATING


FAKTOR INTERNAL +1 sampai +4
A. kekuatan Keuangan (FS)
1. Sumber dana ruangan melati RS MAL didapatkan dari 4
pendapatan rumah sakit
2. Gaji perawat ruang melati RS MAL sudah sesuai dengan 4
upah minimum daerah kota cimahi di tambah upah lembur
tambahan, mendapatkan dana THR, dan program pensiun.
3. Beberapa kesempatan pihak rumah sakit mengadakan 4
ataupun mendanai pelatihan untuk menunjang kinerja dan
mutu pelayanan
4. Mendapatkan jaminan kesehatan BPJS untuk seluruh 4
pegawai ruangan melati RS MAL
5. MOU adanya kemitraan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS 4
kesehatan, lalu profesi ners antara RS. MAL dengan
Institusi Jenderal Achmad Yani Cimahi, mitra lainnya
6. jenis pembayaran pasien menggunakan BPJS, asuransi, dan 4
umum.
B. Kekuatan Industri (IS)
1. ruang melati telah memiliki daftar sop yang mencakup 4
seluruh tindakan diruang melati
2. ruang melati telah memiliki daftar SAK dan sudah sesuai 4
dengan tindakan yang dilakukan
3. fasilitas sarana dan prasarana perawat sudah terpenuhi 3
4. fasilitas sarana dan prasarana pasien masih layak dan 3

99
berfungsi
FAKTOR EKSTERNAL
A. Stabilisasi Ligkungan (ES)
1. Tenaga kerja yang belum tetap -1
2. Terjadinya risiko infeksi nosokamial menjadi tinggi, karena -1
loss ruangan tinggi
3. Dengan banyaknya pasien dan kurangnya pegawai yang bisa -3
mengakibatkan mutu pelayanan menjadi turun.
B. Keuntungan Kompetisi (CA)
1. Bekerja sama dengan BPJS -1
2. Bekerja sama dengan pendidikan sebagai lahan praktik di RS -1
3. Bekerja sama dengan PT INDOHADETAMA sebagai -1
distributor peralatan dan perlengkapan laboratorium
4. Bekerja sama dengan rumah sakit negri/swasta, dan klinik di -3
dekat rumah sakit Mitra Anugrah Lestari

Hasil Rating Matrix SPACE :


FS = (jumlah FS) : Jumlah option = 24 : 6 = 4
ES = (jumlah ES) : Jumlah option = -5 : 3 = -1,6
IS = (jumlah IS) : Jumlah option = 14 : 4 = 3,5
CA = (jumlah CA) : Jumlah option = -6 : 4 = -1,5
X = IS + CA = 3,5 + (-1,5) = 2
Y = FS + ES = 4 + (-1,6) = 2,4

4. Matrix Space
Banyak
Peluang
100
Lingkungan

Sel. 1
5. Alternative Strategy

NO ALTERNATIF STRATEGI TOWS IE SPACE


MATRIX MATRIX MATRIX
1. Mengusulkan pada Rs untuk meningkatkan +/- +/+ +/+
pendidikan perawat pelaksana D3 secara
terprogram setiap tahunnya yang diberikan dana
bantuan oleh RS
2. Mengusulkan pada Rs untuk memenuhi sarana -/- +/+ +/+
prasarana ruang melati rs Melati yang layak,
lengkap dan nyaman bagi pasien
3. Mengusulkan pada Rs untuk memenuhi SOP
ronde dan suvervisi keperawatan

101
1. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Alt 1 Alt 3
(Mengusulkan (Mengusulkan
Alt 2
pada Rs untuk pada Rs untuk
(Mengusulkan
meningkatkan memenuhi SOP
pada Rs untuk
pendidikan ronde dan
memenuhi
perawat suvervisi
sarana
pelaksana D3 keperawatan
No. Faktor Kunci Bobot prasarana
secara ruang melati Rs
ruang melati
terprogram MAL )
rs MAL yang
setiap
layak, lengkap
tahunnya yang
dan nyaman
diberikan
bagi pasien )
dana bantuan
oleh RS)
AS TS AS TS AS TS
0,,,, 0,,,,
S

Perawat S1+Ners
1. berjumlah 5 orang, perawat 0,02 4 0,08 3 0,06
4 0,06
D3 berjumlah 4 orang
Tenaga kerja Karyawan
2. 0,02 3 0,06 3 0,06
tetap berjumlah 4 orang 4 0,08
Pelatihan yang pernah
3. diikuti oleh perawat yaitu 0,02 4 0,08 3 0,04 3 0,06
BTCLS.
Jenjang karir PK I
berjumlah 5 orang, jenjang
4. karir PK II bejumlah 3 0,02 4 0,08 3 0,06 4 0,08
orang, jenjang karir PK III
1 orang
Kepala ruangan diisi oleh
5. 0,02 4 0,08 3 0,06
perawat Ners 4 0,08

102
Struktur organisasi pada
ruangan melati di Rumah
Sakit MaL sudah tersedia
namun harus ada
perbaruan, setiap perawat
6. 0,02 4 0,08 4 0,08
telah melaksanakan tugas
sesuai tugas masing 3 0,06
masing seperti Kepala
ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana
Di ruangan Melati Rumah
Sakit MAL saat kelompok
kami melakukan
7. pengkajian, bahwa 0,02 4 0,08 4 0,08
didapatkan metode 3 0,06
penugasan dilakukan
secara TIM
Setelah melakukan
observasi didapatkan
perawat di ruang Melati Rs
MAL melakukan tindakan 4 0,08
sesuai SOP (mencuci
8. 0,02 4 0,08 4 0,08
tangan, menggunakan
masker, menggunakan
gown, menggunakan
handscoon dan
pembuangan sampah medis
Berdasarkan hasil di 0,02 4 0,08 4 0,08
dapatkan discharge planning
yang dilakukan oleh perawat
di ruang Melati Rumah Sakit
MAL sudah dilakukan sesuai
prosedur yang di tetapkan 4 0,08
ruangan secara sistematis

103
dan optimal
Berdasarkan hasil
Observasi didapatkan
Timbang Terima dilakukan
10. 0,02 4 0,08 3 0,06
setiap pergantian Shift dan
sudah dilakukan secara 4 0,08
optimal dan sesuai
Berdasarkan Observasi
didapatkan hasil
sentralisasi obat di ruangan
Melati Rumah Sakit MAL
11. 0,02 4 0,08 3 0,06
di dapatkan bahwa 4 0,08
prosedur sentralisasi obat
sudah dilakukan secara
optimal
Berdasarkan hasil di
dapatkan bahwa prosedur
dokumentasi keperawatan
mulai dari pengkajian
12. sampai dengan evaluasi 0,02 4 0,08 3 0.06
sudah sesuai dengan 4 0,08
pedoman asuhan
keperawatan
(SDKI, SLKI, SIKI)
Nurse station, ruang ganti
perawat, ruang karu, kursi,
telepon, komputer, wifi,
jam dinding meja, loker,
13. 0,02 4 0,08 4 0.08
wastafel&sabun, tong 2 0,04
sampah (masih berfungsi
digunakan

14. Sarana dan prasarana masi 0,02 4 0,08 4 0,08


layak dan berfungsi 2 0,04

104
digunakan
Alat Kesehatan masih
15. 0,02 4 0,08 4 0,08
berfungsi dengan baik 2 0,04
Alat Tenun masih sudah
16. sesuai dengan prosedur dan 0,02 3 0,06 4 0,08
jumlah yang tersedia 2 0,04
Berdasarkan hasil
wawancara dengan perawat
ruanganjika ada alat yang
rusak dari ruangan akan
melaporkan ke kabag
keperawatan, dan setelah
itu ke maintenance, bila
tidak bisa di perbaiki oleh
maintenance, maka
selanjutnya membuat surat
untuk mengajukan
17. 0,02 3 0,06 4 0,08
pengadaan barang/alat,
setelah diterima dari
ruangan, lalu ke kabag 0,04
keperawatan selanjutnya ke 2
yan medik dan direktur rs.
Setelah itu baru ke
bag .pengadaan situasional
untuk waktu alat datang ke
ruangan, jika alatnya dari
luar negeri akan memakan
waktu yang lumayan juga
Beberapa kesempatan
pihak rumah sakit
mengadakan ataupun
18. 0,02 4 0,08 2 0,04
mendanai pelatihan untuk 3 0,06
menunjang kinerja dan
mutu pelayanan

105
Workshop pada pegawai
diruang melati RS MAL
dana yang digunakan
bersumber pada dana
19. 0,02 3 0,06 2 0,04
pribadi yang mengikuti
workshop, jika workshop 2 0,04
dilakukan diluar rumah
sakit.
Sumber dana ruangan
melati RS MAL
20. 0,02 4 0,08 4 0,08
didapatkan dari pendapatan 2 0,04
rumah sakit
Jenis pembayaran pasien
21. menggunakan BPJS, 0,02 4 0,08 4 0,08 3 0,06
asuransi, dan umum
Gaji perawat ruang melati
RS MAL sudah sesuai
dengan upah minimum
daerah kota cimahi di
22. 0,02 4 0,08 3 0,06
tambah upah lembur 2 0,04
tambahan, mendapatkan
dana THR, dan program
pensiun.
Terdapat tunjangan
kesehatan yaitu BPJS
23. 0,02 4 0,08 2 0,04
ketenagakerjaan untuk 2 0,02
seluruh pegawai diruangan
24. Dana rekreasi didapatkan 0,02 4 0,08 1 0,02
dari dana pribadi. Jika di
adakan kegiatan rekreasi
dari pihak rumah sakit 2 0,04
maka dana sebagian akan
dari pihak rumah sakit dan
dari pihak pegawai rumah

106
sakit
Mendapatkan jaminan
kesehatan BPJS untuk
25 0,02 3 0,06 1 0,02
seluruh pegawai ruangan 2 0,04
melati RS MAL
Visi ; Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang
bermutu untuk
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
umum. Misi : Kami
memberikan pelayanan
kesehatan dengan cara
melindungi, merangkul, dan
memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga
pasien, kami memberikan
26 pelayanan kesehatan sesuai 0,02 4 0,08 4 0,08
dengan standar Asuhan
Keperawatan, kami 3 0,06
memerikan pelayanan
atraumatik kepada pasien
dengan menciptakan suasana
perawatan anak nyaman.
Motto : “Anak Sehat
Keluarga Bahagia”. Falsafah
: Bersikap tulus, ikhlas
dalam memberikan
pelayanan kesehatan
terhadap pasien
27. Data jumlah pasien pada 0,02 4 0,08 4 0,08
bulan januari sebanyak 140 3 0,06
pasien, bulan februari
sebanyak 137 pasien dan

107
bulan maret dari tanggal 1-
21 Maret sebanyak 109
pasien
Diagnosa keperawatan
yang sering muncul yaitu
hipertermia, bersihan jalan
nafas tidak efektif, diare,
pola nafas tidak efektif,
28. 0,02 4 0,08 4 0,08
nyeri akut, defisit nutrisi, 4 0,08
ketidakseimbangan cairan,
nausea, gangguan rasa
nyaman, intoleransi
aktifitas
10 penyakit terbanyak
29. diantaranya yaitu DHF, BP, 0,02 4 0,08 3 0,06 2 0,04
diare, tifoid, demam enterik
10 tindakan terbanyak di rua
ng melati yaitu TTV, pemasa
ngan infus, pemberian cairan
dan obat, spooling, bed maki
ng, nebulisasi, pemasangan i
nfus pump, aff infus, pember
30 ian oksigen dan GV. Dari 10 0,02 4 0,08 4 0,08
tindakan tersebut didapatkan 3 0,06
4 tindakan yang sering dilak
ukan yaitu TTV, pemasanga
n infus, pemberian obat dan
cairan, spooling.

31. BOR (Bed Occupancy Rasi 0,02 4 0,08 4 0,08


o) didapatkan nilai rekapitul
asi BOR ruangan melati yait
u 99.2%.
AVLOS (Average Length of

108
Stay) didapatkan nilai rata-ra
ta AVLOS di ruang melati y
aitu 5 hari. 2 0,04
TOI (Turn Over Interval) did
apatkan nilai TOI yaitu 0 har
i. BTO (Bed Turn Over) did
apatkan nilai BTO yaitu 5 ka
li
Dalam kegiatan
pengemabangan mutu
keperawatan diperlukan
indikator mutu
keperawatan diantaranya:
Ketetapan identifikasi
pasien, peningkatan
komunikasi efektif,
32. 0,02 4 0,08 4 0,08
peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai 4 0,08
(high alert), kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien oprasi, pengurangan
resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan,
pengurangan resiko jatuh
Kuesioner kepuasan pasien
dan mutu pelayanan pada rs
/ ruangan tersebut sudah
mempunyai kuesionernya.
Dan Untuk hasil dari 10
33. 0,02 3 0,06 4 0,08
responden didapatkan
hasil : kategori tidak puas 4 0,08
0%, kategori cukup puas
40% dan kategori puas
sebanyak 60%.

109
W
Tenaga kerja perempuan
1. semua dengan berjumlah 9 0,02 2 0,04 1 0,02 1 0,02
orang
Kebutuhan Gillies
sebanyak 14 orang
2. perawat, kebutuhan tenaga 0,02 2 0,04 1 0,02 3 0,06
perawat menurut PPNI
sebanyak 7 orang
Kelapa ruangan di ruang
Melati Rumah Sakit MAL
melakukan kegiatan 4 0,08
Supervisi secara bulanan
3. sesuai dengan kebutuhan 0,02 2 0,04 2 0,04
seperti habis kontrak atau
kenaikan pk, namun
ruangan tidak memiliki
SOP mengenai Supervisi
Ronde keperawatan di
ruangan Melati Rumah
Sakit MAL dilakukan jika
ada masalah pada pasien
4. 0,02 2 0,04 2 0,04
yang belum terselesaikan, 4 0,08
namun ruangan tidak
memiliki SOP Ronde
Keperawatan
Belum ada tempat tidur
5. untuk perawat pada saat 0,02 2 0,04 3 0,06 2 0,04
dinas malam bergantian
Masih kekurangan
kebutuhan oksigen karena 3 0,06
6. 0,02 2 0,04 4 0,08
tidak ada outlet di setiap
tempat tidur pasien
7. Hanya ada termometer 1 0,02 2 0,04 4 0,08

110
yang rusak sehingga
membutuhkan waktu 3 0,06
bergatian pada saat
pemeriksaan TTV
Dana pendidikan lanjut
bagi perawat diruang melati
RS MAL bersumber pada
dana pribadi dan ada juga
program biaya siswa bagi
8. perawat untuk menempuh 0,02 3 0,06 1 0,02 3 0,06
pendidikan dari pihak
rumah sakit akan tetapi
memiliki syarat dan
ketentuan yang berlaku.

Dana pelatihan bagi


perawat ruang melati RS 1 0,02
9. 0,02 2 0,04 2 0,04
MAL bersumber pada dana
pribadi
Berdasarkan observasi pada
ruangan anak melati,
10. bahwa Ruangan tersebut 0,02 1 0,02 4 0,08 1 0,02
belum mempunyai bagan
denah ruangan.
O
Dana seminar bagi perawat
ruang melati RS MAL
bersumber pada dana
1. 0,02 3 0,06 3 0,06
pribadi, namun ada beberapa 0,04
kesempatan di danai oleh 2
pihak rumah sakit.
2. MOU 0,02 3 0,06 4 0,08
BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS kesehatan,

111
FitKes dan FK UNJANI
Cahaya Medika Health Cent
er (CMHC)
Klinik Cimahi Sehat
RS Cibabat
RS Cahaya Kawaluyaan
JPKM Sury Sumirat
Pramita
Prodia
RS Avisena 3 0,06
Dinkes Cimahi
PMI
Alat PACO
PT.INDOHADETAMA
PT.DIATRON
BAPETEN
NUKLINDO
RSGM
T
Tenaga kerja yang belum
1. yang tetap berjumlah 5 0,02 2 0,04 1 0,02 2 0,04
orang
Terdapat rumah sakit umum,
2. klinik di dekat rumah sakit 0,02 2 0,04 1 0,02 1 0,02
MAL

3.3 POA (Planning Of Action )


NO Tujuan Kegiatan 5M PENANGGUNG WAKTU INDIKATOR
JAWAB KEBERHASILAN
1. Mengusulkan Sosialiasi RS Kepala ruangan Pendidikan perawat
pada Rs untuk Mal dengan dan kelompok 3 pelaksana di ruang

112
meningkatkan institusi melati rs MAL
pendidikan pendidikan meningkat
perawat dalam rangka
pelaksana D3 kerjasama
secara dalam
terprogram menyekolahka
setiap tahunnya n pegawai
yang diberikan Ruangan untuk
dana bantuan meningkatkan
oleh RS kualitas
perawat
2.` Mengusulkan Membuat Kepala Ruangan Terdapat
pada Rs untuk papan denah dan Kelompok 3 peningkatan sarana
memenuhi dan papan dan prasanana yaitu
sarana prasarana struktur papan denah, dan
ruang melati rs organisasi di struktur organisasi
Melati yang ruang melati rs untuk perawat dan
layak, lengkap MAL pasien di ruang
dan nyaman bagi melati Rs MAL
pasien
3. Mengusulkan Membuat SOP Kepala ruangan Terdapat SOP ronde
pada Rs untuk ronde dan dan kelompok 3 dan suvervisi
memenuhi SOP suvervisi keperawran di ruang
ronde dan keperawatan melati rs MAL
suvervisi untuk ruang
keperawatan melati rs MAL

113
Denah Ruangan

114
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2011. Manajemen keperawatan konsep dan aplikasi. Jember. Di akses melalui
https://www.researchgate.net/profile/asmuji-asmuji-2/publication/349051460_manajeme n_k
eperawatan_konsep_dan_aplikasi/links/601cbba04585158939807144/manajemen-keperawata
n-konsep-dan-aplikasi.pdf

Douglas, lm. (1992). The effective nurse: leader and manager. St. Louis

Erita . 2019. Buku materi pembelajaran manajemen keperawatan . Di akses melalui


http://repository.uki.ac.id/2715/1/bukumateripembelajaranmanajemenkepera watan.pdf

Fransiska et al . 2023. Manajemen keperawatan. Di akses melalui


https://www.researchgate
.net/profile/cipta-pramana/publication/374730400_manajemen_keperawatan/links/652b8f 3a0
e4a1710e50ceb0b/manajemen-keperawatan.pdf#page=58

Friesen, a.m., while , v. S., byers , 2008. Handoffs: implication for nurses.
Https://www.ncbi.nlm.nih.gov./books /nbk2649/.

Kuntoro, agus. 2010. Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: nuha medika

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan profesional.


Salemba medika.

Spath. (2003). Is your discharge planning effective . By brown spath and associates

Suarli, dan bahtiar. (2019). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
erlangga

Stella et al. 2011. Di akses melalui https://www.oaj.scipro-foundation.co.id/inde x.ph p/jmn/ar


ticle/view/26/17

Terry, george r dan leslie. 2014. Dasar-dasar manajemen, penerjemah ticolu. Jakarta : pt bumi
aksara .

115
116

Anda mungkin juga menyukai