Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN PRIMER I

UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH :

KELOMPOK VIII

1. Niltu Dinari
2. Nofriyani Riskia Damasinta
3. Nurmaulina
4. Rian Zulkarnain
5. Rida Sukma Dewi
6. Rizky Dwi Kurniawan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN
TINGKAT IIIA/SEMESTER V
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul
.“UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT” Ini dapat
terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan,
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.

Mataram, 26 Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penyusunan .............................................................................. 3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perkesmas ............................................................................... 4
B. Tujuan perkesmas ................................................................................. 5
C. Ruang Lingkup Pelayanan Perkesmas .................................................. 5
D. Sasaran Perkesmas ............................................................................... 6
E. Pokok Kegiatan Perkesmas ................................................................... 8
F. Pelaksana Perkesmas ............................................................................ 11
G. Pelaksanaan Perkesmas ........................................................................ 11
H. Peran Perawat Perawat Perkesmas ........................................................ 12
I. Fungsi Perawat Perkesmas ................................................................... 16
J. Dasar Hukum Perkesmas ...................................................................... 17
K. Kompetensi Perawat Perkesmas ........................................................... 17
L. Strategi Penyelenggaraan Perkesmas .................................................... 18
M. Indikator Keberhasilan Perkesmas ........................................................ 21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................... 26

ii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan
kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar-upaya program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Perawat menurut Undang-Undang Kesehatan No 23, tahun 1992


menyebutkan bahwa perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan
dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

Perawat di Puskesmas adalah semua tenaga lulusan pendidikan


keperawatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak penuh
oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pelayanan perawatan
kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai pelaksana
keperawatan di Puskesmas (Depkes, 2006).

Permasalah kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup


kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Keadaan ini semakin dipersulit dengan masih

1
terbatasnya jumlah sumber daya manusia baik dari aspek kuantitas
maupun dari aspek kualitasnya. Rasio tenaga kesehatan dengan jumlah
penduduk masih rendah, seperti halnya tenaga perawat.

Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas


yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan lainnya. Perawatan Kesehatan Masyarakat
(PERKESMAS) adalah suatu bidang yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat. Perawat puskesmas memerlukan kompetensi untuk
melaksanakan kegiatan di puskesmas.

Menurut Assoiation of Stateand Territorial Directors of Nursing


(ASTDN) (2003), yang menyebutkan bahwa kompetensi yang diperlukan
untuk menganalisa permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat hingga
melakukan evaluasi. Kompetensi yang diharapkan meliputi keterampilan
menganalisis pengkajian kesehatan masyarakat, mendiagnosis, menyusun
intervensi, mengimplementasikan serta melakukan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan
masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan upaya perawatan kesehatan


masyarakat (PERKESMAS) ?
2. Apa saja tujuan dari upaya perawatan kesehatan masyarakat
(PERKESMAS) ?
3. Bagaimana ruang lingkup pelayanan PERKESMAS ?
4. Apa saja pokok kegiatan PERKESMAS ?
5. Bagaimana pelaksana PERKESMAS ?
6. Bagaimana pelaksanaan PERKESMAS ?
7. Apa saja peran perawat dalam PERKESMAS ?
8. Apa saja fungsi perawat dalam PERKESMAS ?
9. Bagaimana dasar hukum PERKESMAS ?

2
10. Apa saja kompetensi perawat dalam PERKESMAS ?
11. Bagaimana strategi penyelenggaraan PERKESMAS ?
12. Bagaimana indikator keberhasilan PERKESMAS ?

C. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan tujuan
penyusunannya sebagai berikut :

1. Untuk memahami dan mengetahui terkait dengan PERKESMAS


2. Untuk memahami dan mengetahui tujuan PERKESMAS
3. Untuk memahami dan mengetahui sasaran PERKESMAS
4. Untuk memahami dan mengetahui pokok kegiatan PERKESMAS
5. Untuk memahami dan mengetahui pelaksana PERKESMAS
6. Untuk memahami dan mengetahui pelaksanaan PERKESMAS
7. Untuk memahami dan mengetahui peran perawat PERKESMAS
8. Untuk memahami dan mengetahui fungsi perawat PERKESMAS
9. Untuk memahami dan mengetahui dasar hukum PERKESMAS
10. Untuk memahami dan mengetahui kompetemi perawat
PERKESMAS
11. Untuk memahami dan mengetahui strategi penyelenggaraan
PERKESMAS
12. Untuk memahami dan mengetahui indikator keberhasilan
PERKESMAS

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perkesmas
Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang
sudah ada sejak konsep puskesmas diperkenalkan. Perkesmas pada
dasarnya adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan konsep kesehatan masyarakat dengan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan
kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal dilakukan melalui upaya promotif dan preventif disemua tingkat
pencegahan yang menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).

Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara


keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya
masyarakat. (Suryono, 2007)

Menurut WHO Perkesmas merupakan lapangan perawatan khusus


yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada

4
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyrakat secara keseluruhan.

B. Tujuan Perkesmas
Tujuan umum:

perkesmas adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi


masalah kesehatan secara optimal. Pelayanan keperawatan diberikan
secara langsung kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rentang sehat-
sakit dengan mempertimbangkan seberapa jumlah masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, kelompok resiko tinggi
seperti kelompok masyarakat di wilayah kumuh, terisolasi, daerah konflik,
daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan (Depkes, 2006).

Tujuan khusus :

1. Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga


kelompok dan masyarakat tentang kesehatan
2. Meningkatnya penemuan dini kasus-kasus prioritas
3. Meningkatnya penenangan keperawatan kasus prioritas di puskesmas
4. Meningkatnya penangnan kasus priorotas yang endapatkan tindak
lanjut keperawatan di rumah
5. Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan kesehatan
/keperawatan kesehatan masyarakat
6. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus
7. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat

C. Lingkup Pelayanan Perkesmas


Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan
masyarakat ( UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan
pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Upaya preventif meliputi pencegahan tingkat pertama ( primary

5
prevention), pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention ) maupun
pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention).

D. Sasaran Perkesmas
Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat
faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes, 2006).

Sasaran keperawatan esehatan masyarakat adalah individu, keluarga,


kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor
ketidaktahuan, ketidakmampuan, maupun ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehtannya. Priorotas sasaran adalah yang
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas
daerah, terutama :

a. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan ( Puakesmas


serta jaringannya)
b. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah
Sasaran terdiri dari :

1. Sasaran individu
Sasaran priorotas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular ( a.l TB Paru,
kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA /Pneumonia),
penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan( vulnerable group) atau risiko tinggi ( high risk
group), dengan prioritas.

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan


kesehatan( Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai

6
kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan.
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi

a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu


institusi antara lain posyandu, kelompok balita, kelompok ibu
hamil, kelompok usia lanjut, kelompok penderita penyakit
tertentu, kelompok pekerja infromal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi
antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut,
rumah tahanan ( rutan), lembaga pemasyarakatan ( lapas)
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada

a. Masyarakat di suatu wilayah ( RT, RW, Kelurahan/Desa )


yang mempunyai:
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah
lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain.
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah

7
lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular ( Malaria,
diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi / barak pengungsian, akibat bencana atas
akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain
daerah terpencil, daerah perbatasan.
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi
sulit seperti daerah transmigrasi.

E. Pokok Kegiatan Perkesmas


Ruang lingkup kegiatan perkesmas dilakukan didalam dan luar
gedung Puskesmas. Kegiatan di luar gedung Puskesmas merupakan
kegiatan pelayanan yang dilakukan terhadap semua sasaran baik yang
berada dalam suatu institusi atau diluar institusi. Kegiatan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya
kesehatan masyarakat (UKM).

1. Kegiatan dalam gedung Puskesmas


Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan di poli asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun
ruang rawat inap Puskesmas, meliputi:

a. Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap


b. Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
c. Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
d. Pemantauan keteraturan berobat
e. Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di
Puskesmas.
f. Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.

8
g. Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan
kewenangan yang diberikan dan atau prodesure yang telah
ditetapkan (contoh pengobatan, penanggulangan kasus gawat
darurat, dll).
h. Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di
gedung Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dlll).
i. Dokumentasi keperawatan.
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga / kelompok / masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat :

a. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di


rumah (individu dalam konteks keluarga). Merupakan asuhan
keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1) Penemuan suspek/kasus kontak serumah
2) Penyuluhan / Pendidikan kesehatan pada individu dan
keluarganya.
3) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai
rencana.
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung(direct care) maupun
tidak langsung (indirect care).
6) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
7) Dokumentasi keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga
rawan kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah
kesehatan yang di temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah
keluarga. Kegiatannya meliputi, antara lain :

1) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan

9
masalah kesehatan di masyarakat.
2) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup
keluarga).
4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai
rencana.

5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun


tidak langsung (indirect care).
6) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau
keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
7) Pemberian nasehat ( konseling) kesehatan/keperawatan di
rumah.
8) Dokumentasi keperawatan.
c. Asuhan keperawatan kelompok khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat
rawan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam
suatu institusi maupun non institusi. Kegiatannya meliputi antara
lain:

1) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan


di kelompok.
2) Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
3) Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni
yang memerlukan keperawatan
4) Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau
kader- kader kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
5) Dokumentasi keperawatan.
d. Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat
yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya

10
masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke
daerah binaan untuk :

1) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah


dengan masalah kesehatan spesifik.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan
memotivasi masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat.
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
4) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau
kader-kader kesehatan di masyarakat.
5) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
6) Dokumentasi keperawatan.

F. Pelaksana Perkesmas
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
semua perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana
keperawatan kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal
mempunyai enam peran dan fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case
finder), (2) sebagai pemberi pelayanan (care giver), (3)sebagai
pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educater), (4) sebagai
koordinator dan kolaborator, (5) pemberi nasehat (counseling), (6) sebagai
panutan (role model) (Depkes, 2006).

Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan


masyarakat perawat bekerja sama dengan petugas kesehatan lain serta
masyarakat. Kerjasama dengan petugas kesehatan lain, terkait dengan
kegiatan yang memerlukan kemampuan teknis tertentu yang bukan
kewenangan perawat. Kerja sama dengan kader/masyarakat terutama
dalammelaksanakan kegiatan yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat
(Depkes, 2006).

11
G. Pelaksanaan Perkesmas
Pelaksanaan perkesmas terdiri dari pelaksanaan (P1), penggerakan
pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).
Tahap proses perencanaan (P1) yaitu mempelajari petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis tingkat kabupaten atau kodya, pengumpulan data
kesenjangan pelayanan kesehatan, pengumpulan data permasalahan
keperawatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, menetapkan
masalah dan prioritasnya. Menetapkan upaya penanggulangan,
menetapkan target sasaran, menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan, dan
menetapkan sumber daya pendukung yang dapat dipadukan dengan
program kegiatan lainnya (Depkes, 2006).

Tahap penggerakan pelaksanaan (P2) meliputi organisasi dan tata


laksana pengelolaan perkesmas, desiminasi informasi lintas program,
melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan, menggerakkan peran serta
masyarakat, menyediakan kesempatan konsultasi, dan bimbingan teknis
kegiatan perkesmas. Desiminasi informasi lintas program ditujukan agar
diperoleh perpaduan kegiatan perkesmas dengan kegiatan pokok lain.
Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan menggunakan metode proses
keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat yang kemudian didokumentasikan pada format sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (Tafwidhah, 2010).

Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi pencatatan


kegiatan perkesmas, pelaporan kegiatan perkesmas, pemantauan terhadap
pelaksanaan kegiatan tiap bulan terhadap hasil cakupan program dan
penerapan proses keperawatan, dan penilaian pencapaian hasil kegiatan
tiap akhir tahun melalui statifikasi Puskesmas (Tafwidhah, 2010).

H. Peran Perawat Kesehatan Masyarakat


Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran

12
dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam ataupun dari luar dan
bersifat stabil (Kozier & Barbara dalam Mubarak & Chayatin, 2009).

Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan,


pengelola pelayanan keperawatan, dan institusi pendidikan, sebagai
pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan (Lokakarya Nasional
dalam Mubarak & Chayatin, 2009).

Peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan


asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah, sekolah, panti, dan sebagainya
sesuai kebutuhan (Depkes, 2004).

Dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, perawat


idealnya memiliki 12 peran dan fungsi. Peran tersebut antara lain pemberi
pelayanan kesehatan, penemu kasus, sebagai pendidik/penyuluhan
kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, konselor keperawatan,
panutan (role model), pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokat,
pengelola, peneliti dan pembaharu (inovator) (Depkes, 2004).

Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas


tingkat pendidikan SPK dan D3, dari seluruh peran dan fungsi yang harus
dilakukan oleh perawat hanya 6 saja yang menjadi prioritas (Depkes,
2004). Keenam fungsi tersebut adalah :

1. Peran perawat perkesmas sebagai care provider


Peran perawat pelaksana(care provider) bertugas untuk
memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung
kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan
kewenangannya. Asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan, sehingga masalah yang muncul dapat ditentukan

13
diagnosis keperawatannya, perencanaannya, dan dilakukan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan
keperawatan yang diberikan melalui hal yang sederhana sampai
dengan masalah yang kompleks (Mubarak & Chayatin, 2009).

Peran sebagai care provider menuntut perawat untuk memberi


kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban
klien agar tetap terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien
dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan
kesehatan klien. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat berupa
asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistik) serta
berkesinambungan (komprehensif).

Keperawatan yang diberikan kepada klien/keluarga bisa


diberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak langsung
(indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi di
Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah
pasien/klien) (Depkes, 2004).

2. Peran perawat perkesmas sebagai penemu kasus


Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam
menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.
Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke
masyarakat (active case finding) dan dapat pula di dapat
tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke Puskesmas
(passive case finding).

3. Peran perawat perkesmas sebagai pendidik kesehatan


Peran sebagai pendidik kesehatan (educator) menuntut perawat
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik setting dirumah, di Puskesmas, serta

14
dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Mubarak &
Chayatin, 2009).

Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan harus mampu


mengkaji kebutuhan klien yaitu individu, keluarga, kelompok
masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit menyusun
program penyuluhan/pendidik kesehatan baik sehat maupun sakit,
seperti nutrisi, latihan olah raga, menajemen stres, penyakit dan
pengelolaan penyakit; memberikan informasi tepat untuk kesehatan
dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit,
pengobatan; serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan
yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman. (Depkes,
2004).

4. Peran perawat perkesmas sebagai coordinator dan kolaborator


Peran koordinator perawat dilakukan dengan mengkoordinir
seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama
dengan tim kesehatan lainnya, sehingga tercipta keterpaduan dalam
sistem pelayanan kesehatan (Fataria dalam Fauziah, 2012).

Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan


kesehatan yang diterima keluarga diberbagai program, dan
bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga
dalam perencanaan pelayanan kesehatan serta sebagai penghubung
dengan institusi pelayanan kesehatan 25 dan sektor terkait lainnya
(Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk kerjasama antar bidang
kesehatan di Puskesmas.

5. Peran perawat perkesmas sebagai konselor


Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Sebagai konselor,

15
perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan
diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan
mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
klien, serta melibatkan sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga
dalam pengajaran yang direncanakannya (Pery & Potter, 2005).

Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik, Puskesmas,


Puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu, dan tatanan pelayanan
kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat Puskesmas
antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif,
memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien,
menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait,
memandu klien menggali permasalahan, dan memilih pemecahan
masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004).

6. Peran perawat perkesmas sebagai role model


Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah, 2012).

Perawat Puskesmas sebagai role model diharapkan berperilaku


hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang pertama,
kedua, maupun pencegahan ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari
dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan
perawat antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat
baik fisik maupun mental makanan bergizi, menjaga berat badan, olah
raga secara teratur, tidak merokok, menyediakan 27 waktu untuk
istirahat setiap hari, komunikasi efektif, dll (Depkes, 2004).

16
I. Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peran
seseorang. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain
(Mubarak & Chayatin, 2009). Dalam menjalankan perannya, perawat akan
melakukan berbagai fungsi yaitu:

1. Fungsi independen
Adalah fungsi dimana perawat melakukan perannya secara mandiri,
tidak bergantung pada orang lain, atau tim kesehatan lain. Perawat
harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, baik bio-psiko- sosio-
kultural, maupun sepiritual, mulai dari tingkat individu yang utuh
mencangkup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat
masyarakat yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini
dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung
jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan tindakannya.

2. Fungsi Dependen
Yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat
atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi
dan lainnya).

3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik
dalam keperawatan maupun kesehatan.

J. Dasar Hukum Perkesmas


Adapun dasar hukum pelaksanaan perkesmas yaitu :

1. UU no 23 th 1992 tentang kesehatan


2. UU no 32/2004 tentang pemerintahan daerah

17
3. Kepmenkes no 1575 /menkes/SK/XI/2005 tentang organisasi dan tata
kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4. Kepmenkes no 1239/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
5. Kepmenkes no 1457/menkes/SK/X/ 2003 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kotaKepmenkes no
128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat
6. Kepmenkes 836/2005 tentang pengembangan manajemen kinerja
perawatan/bidan
7. Kepmenkes no 279/ 2006 tentang pedoman upaya penyelenggaraan
Perkesmas di Puskesmas.

K. Kompetensi Perawat Perkesmas


Shermon dalam Tafwidhah (2010) menyebutkan bahwa kompetensi
merupakan karakteristik individu yang terlihat dalam bentuk perilaku dan
mampu menampilkan kinerja dalam suatu pekerjaan, peran, atau situasi
tertentu. Kompetensi mengandung dua hal, yaitu kemampuan individu
dalam menampilkan kinerja dan karakteristik responden.

Kompetensi minimal keperawatan Puskesmas yaitu memberikan


pelayanan keperawatan/asuhan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitmen
global, nasional, maupun daerah seperti malaria, tuberkolosis, demam
berdarah dangue, HIV/AIDS, dan sebagainya dalam tindakan keperawatan
langsung (direct care) pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata
laksana standar program, penanggulangan gawat darurat dasar termasuk
penanggulangan bencana alam, dan pencegahan infeksi (Depkes, 2006).

Kompetensi lainnya yang juga harus dimiliki perawat Puskesmas


yaitu melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi
kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat agar hidup secara mandiri, pengamatan penyakit menular dan

18
tidak menular (survaillance) khususnya mengidentifikasi faktor resiko
terjadinya penyakit/masalah kesehatan, menemukan kasus secara dini, dan
melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB).

Selain itu perawat juga mampu untuk memberikan motivasi individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pembentukan pelayanan
kesehatan yang bersumberdaya masyarakat seperti pos pelayanan terpadu
(posyandu), pos obat desa (POD), dan sebagainya, membina pelayanan
kesehatan yang bersumberdaya masyarakat, melakukan konseling
keperawatan/kesehatan, memberikan latihan kader/masyarakat dalam
upaya promosi kesehatan, melakukan kerjasama tim dengan tenaga
kesehatan lain, monitoring dan evaluasi, dan membuat pendokumentasian
kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan (Tafwidhah,
2010).

L. Strategi penyelenggaraan Perkesmas


Penyelenggaraan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas,
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki
oleh Puskesmas. Strategi yang ditetapkan adalah (1) Perkesmas sebagai
bagian integral upaya kesehatan Puskesmas baik upaya kesehatan wajib
maupun pengembangan, (2) Perkesmas sebagai upaya kesehatan
pengembangan.

1. Perkesmas sebagai bagian integral upaya kesehatan wajib maupun


pengembangan
Upaya Perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik dalam upaya
kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat dalam 6 (enam)
upaya kesehatan wajib Puskesmas (Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, KIA/KB, P2M, Gizi dan Pengobatan) maupun upaya
pengembangan yang wajib dilaksanakan di daerah tertentu.
Keterpaduan tersebut dalam sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau
sumber daya lainnya. Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke
dalam upaya kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan

19
pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena
diberikan secara utuh (holistik), komprehensif, terpadu, dan
berkesinambungan. Sasaran prioritas Perkesmas adalah sasaran yang
sesuai kesepakatan daerah dan ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu
keluarga miskin/rentan (vulnerable group) dan keluarga yang
termasuk risiko tinggi (high risk group). Keterpaduan Perkesmas
dengan upaya kesehatan Puskesmas sekaligus bertujuan mendukung
pencapaian target pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota yang
diukur berdasarkan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Keterpaduan Perkesmas dengan upaya kesehatan Puskesmas,
digambarkan sebagai berikut :

Keterpaduan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Dalam Upaya


Kesehatan Puskesmas

Promkes KIA & Gizi P2M Kesling

Upaya Upaya
Kes Keperawatan Kesehatan Masyarakat Kes
Pengem Pengem
bangan bangan

Pengobatan KB

Indikator Pelayanan Kesehatan


(Standar Pelayanan Minimal)

20
2. Keperawatan kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas
Bila di wilayah kerja Puskesmas, terdapat masalah kesehatan yang
spesifik dan memerlukan asuhan keperawatan secara terprogram,
maka Perkesmas dapat dilaksanakan sebagai upaya kesehatan
pengembangan. Upaya Perkesmas, dimulai dengan melakukan
pengkajian terhadap masyarakat yang mempunyai masalah spesifik
(misalnya tingginya Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu,
penderita TB Paru, DBD, Malaria, dll) untuk dapat dirumuskan
masalah keperawatannya dan penyebabnya, sehingga dapat
direncanakan intervensi yang akan dilakukan baik terhadap
masyarakat, kelompok khusus, keluarga maupun individu di daerah
tersebut.

M. Indikator Keberhasilan Perkesmas


Untuk mengukur keberhasilan upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas, digunakan indicator yang meliputi indikator masukan
(input), indikator proses, indikator luaran (output) dan indikator dampak.

1. Indikator Masukan (Input)


Indikator masukan, meliputi :

a. Jumlah perawat Puskesmas sudah mendapat pelatihan teknis


Perkesmas serta penatalaksanaan program prioritas.
b. Jumlah Kit untuk pelaksanaan Perkesmas ( PHN Kit) minimal 1
kit untuk setiap desa
c. Tersedia sarana transporasi (R-2) untuk kunjungan ke keluarga/
kelompok/masyarakat
d. Tersedia dana operasional untuk pembinaan/asuhan keperawatan
e. Tersedia Standar/Pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan Perkesmas
f. Tersedia dukungan administrasi (Buku Register, Family Folder,
Formulir Askep, Formulir Laporan, dll)
g. Tersedianya ruangan khusus untuk asuhan keperawatan di

21
Puskesmas
2. Indikator Proses
Indikator proses, meliputi :

a. Ada Rencana Usulan Kegiatan Perkesmas terintegrasi dengan


Rencana Kegiatan Puskesmas.
b. Ada Rencana Pelaksanaan Kegiatan Perkesmas (POA).
c. Ada Rencana Asuhan Keperawatan setiap klien (individu,
keluarga, kelompok, masyarakat).
d. Adanya dukungan dan ada kegiatan bimbingan yang dilakukan
Kepala Puskesmas.
e. Ada kegiatan bimbingan teknis Perkesmas oleh Perawat Penyelia
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Puskesmas.
f. Ada kegiatan koordinasi dengan lintas program terkait petugas
kesehatan lain.
g. Ada laporan tertulis hasil pemantauan dan penilaian dan rencana
tindak lanjut.
h. Ada rencana peningkatan pendidikan / pelatihan perawat secara
berkelanjutan.
3. Indikator luaran (output)
Indikator luaran, meliputi :

a. % suspek / kasus perioritas puskesmas (contoh. TB paru) yang


ditemukan secara dini.
b. % pasien kasus yang mendapat pelayanan tindak lanjut
keperawatan di rumah.
c. % keluarga miskin dengan masalah kesehatan yang dibina.
d. % kelompok khusus dibina (panti, rutan lapas/rumah tahanan dan
lembaga pemasyarakatan, dll).
e. % pasien rawat inap Puskesmas di lakukan asuhan keperawatan.
f. % desa/daerah yang dibina.

22
Besarnya % setiap Puskesmas ditetapkan oleh masing-masing
Kabupaten/Kota. Indikator luaran ini merupakan indikator antara,
untuk mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten/Kota.

4. Indikator dampak
Indikator dampak yaitu ”keluarga mandiri dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya”, yang dinilai dengan tingkat kemandirian
keluarga. Kemandirian keluarga berorientasi pada lima fungsi
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya yaitu :

a. Mampu mengenal masalah kesehatannya.


b. Mampu mengambil keputusan tepat untuk mengatasi
kesehatannya.
c. Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota
keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan.
d. Mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan.
e. mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
5. Tingkat kemandirian
”Kemandirian keluarga” dalam program Perawatan Kesehatan
Masyarakat di bagi dalam 4 tingkatan yaitu : Keluarga Mandiri tingkat
I (paling rendah) sampai Keluarga Mandiri tingkat IV (paling tinggi).

a. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I) Kriteria :


1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
b. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II) Kriteria :
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara

23
benar.
4) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
c. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III) Kriteria :
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar.
4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
5) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
d. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar.
4) Memanfaatkan fasilitas pelayanan sesuai anjuran.
5) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
6) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
7) Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.

24
Tingkat kemandirian keluarga dapat dilihat pada tabel berikut :

Indikator Dampak Keperawatan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Tingkat


Kemandirian Keluarga

No Tingkat Kemandirian
Kriteria Keluarga
I II III IV
1. Menerima petugas (Perkesmas) V V V V
2. Menerima pelayanan kesehatan sesuai V V V V
rencana keperawatan
3. Tahu dan dapat mengungkapkan V V V
masalah kesehatannya secara benar
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan V V V
kesehatan sesuai anjuran
5. Melakukan tindakan keperawatan V V V
sederhana sesuai anjuran
6. Melakukan tindakan pencegahan V V
secara aktif
7 Melakukan tindakan peningkatan V
kesehatan ( promotif) secara aktif

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas
yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan lainnya. Perawatan Kesehatan Masyarakat
(PERKESMAS) adalah suatu bidang yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat. Perawat puskesmas memerlukan kompetensi untuk
melaksanakan kegiatan di puskesmas.

Menurut Assoiation of Stateand Territorial Directors of Nursing


(ASTDN) (2003), yang menyebutkan bahwa kompetensi yang diperlukan
untuk menganalisa permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat hingga
melakukan evaluasi. Kompetensi yang diharapkan meliputi keterampilan
menganalisis pengkajian kesehatan masyarakat, mendiagnosis, menyusun
intervensi, mengimplementasikan serta melakukan evaluasi.

B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini
saja karena masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas
materi dari makalah ini. Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca
dari referensi dan literatur lain untuk menambah wawasan yang lebih luas
tentang materi ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Junaedi M. 2009. Peran perawat dalam melaksanakan perawatan


kesehatan masyarajkat di Puskesmas Kota Salatiga. Tesis: UMS

Abdul, Muhith. 2012. Mutu asuhan keperawatan berdasarkan analisis


kinerja perawat dan kepuasan perawat dan pasien. Mojokerto: Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.

Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai pendidik : Prinsip-prinsip pengajar


dan pendidikan. Jakarta : EGC

Depkes RI, 1993, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat


Depkes RI, 1996, Jakarta, Pedoman Pemantauan Penilaian Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat.

Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen kesehatan RI. 2006.


Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta:
Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas


teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional.


EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul. 2009. Keperawatan komunitas:


pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika.

Sualman, Kamisah. 2009. Public healt nursing. Riau: Faculty of Medicine


University of Riau.(http://www.Belibis17.tk).

UU Kesehatan RI No 36 tahun 2009. Tentang: Kesehatan. Jakarta: Persiden


Rebublik Indonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai