KELOMPOK 1
HANDAYANI : R011181703
ROHANI SAKIMAN : R011181708
KARTINI LAUNDU : R011181709
ADRI DEWI : R011181712
ASMAN : R011181722
VERONIKA LAW WENIGATY : R011181724
MUHAMMAD DALMAN DANI : R011181725
LUSIANA : R011181726
MARIA ERNI WATI GELU OLA : R011181728
HAIRUN R. : R011181733
RONAL RAINOL A SALLATA : R011181734
HASLINDA MAYA SARI CO51171726
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, Makalah Peningkatan Kualitas Ketenagaan yang Efektif
Kompetensi dan Kewenangan Staf. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
Penyusun
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, D, D Pratama terdiri atas
Tenaga medis, Tenaga kefarmasian, Tenaga keperawatan, Tenaga kesehatan lain, Tenaga
21 ayat (1) huruf c sama dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap, dan Rumah
Sakit Khusus Kelas A,B,C. Tenaga keperawatan, dengan kualifikasi dan kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit., Jumlah tempat tidur perawatan kelas III
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah, jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta, jumlah tempat tidur perawatan
intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
(Perpres, 2009) tentang Rumah Sakit bagian ketiga pasal 40 disebutkan bahwa
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.5 Program akreditasi rumah sakit di Indonesia dimulai
pada tahun 1996 merupakan pelaksanaan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pada SKN
dijelaskan bahwa akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap mutu dan jangkauan
pelayanan rumah sakit secara berkala yang dapat digunakan untuk penetapan kebijakan
pengembangan atau peningkatan mutu agar lebih dipahami bahwa akreditasi adalah penting
1
B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai
Peningkatan Kualitas Ketenagaan yang Efektif sesuai Standar Akreditas
2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perencanaan Sumber Daya Manusia : Hakikat Ketenagaan dan
Perhitungan Tenaga Keperawatan
b. Untuk mengetahui Perencanaan, Orientasi, Pendidikan, Pelatihan Kompetensi dan
Kewenangan Staf Keperawatan
2
A. PERENCANAAN SUMBER DANA MANUSIA.
1. Hakekat Ketenagaan
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi dan pengembangan
sumber daya manusia dalam memenuhi tuntutan tugas untuk mencapai tujuan
individu, organisasi maupun masyarakat dimana ia berkarya. Keputusan yang diambil
tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh pimpinan
keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Bagamaimakah pandanganya tentang
sistem pengelolaan tentang motivasi kerja dan tentang profesionalisme tenaga
keperawatan. Dari sudut pandang dasar tersebut akan terbentuk pola perencanaan dan
pemenuhin ketenagaan yang sesuai dengan gambaran pimpinan.
a. Rekrutmen tenaga dan seleksi
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dah dapat menyebabkan
kecemasan tetapi juga metupakan kesempatan penting untuk mengadakan
perubahan dan pengembangan tenaga. Proses rekrutmen tenag memerlukan
koordinasi antar bagian personalia dan bagian pelayanan keperawatan. Biasanya
bagian personalia merencanakan pengadaan tenaga sesual dengan permintaan
yang diajukan bagian pelayanan keperawatan.
Langkah pertama pada rekrutmen adalah menstimulasi calon untuk
mengi si posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi
kualifikasi tetapi juga kualitas individu harus sesuai dengan pekerjaan dan tujuan
organisasi. Usaha rekrutmen tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat
mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan. Akibatnya tenaga yang diterima
tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon tenaga agar dapat
diseleksi dengan cermat sebagai berikut :
1) Data biografi
Berisikan biodata, latar belakang pendidikan umum dan keperawatan,
riwayat dan pengalaman bekerja dan data lain bila ada. Bilamana diperlukan
nilai akademik dan kepribadian selama pendidikan dapat ditinjau sebagai
bahan pertimbangan penerimaan.
3
2) Surat rekomendasi /referensi dari instansi terdahulu dimana calon bekerja
sebelumnya Bagaimanakah prestasi, track recond, dan prestasi tugas
keperawatan yang pernah dilakukan selama ini.
3) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan menentukan bila
calon memenuhi persyaratan untuk posisi tertentu. Dalam wawancara dapat
juga diperoleh informasi tentang standar gaji yang diinginkan, motivasi dan
latar belakang personal yang dapat mendukung atau menghambat tugas
keperawatan
4) Phycho-test
Dilakukan untuk mengetahui bakat, sikap, minat dan motivasi sebagai
perawat serta mengetahui karakter calon tenaga keperawatan sesuai dengan
rencana penempatannya nanti.
Guna mengoptimalkan tenaga keperawatan yang akan diterima bekerja,
beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan agar pelaksanaan tugas keperawatan
dapat dilakukan dengan maksimal.
1) Hambatan dalam ketenagaan
a) Kemangkiran /absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas
dan ekonomí bagi Instansi. Berikut ini adalah penghitungan absensi
tenaga
Presentase Absen :
Jumblah hari kerja yang hilang x 100
Jumlah hari kerja efektif
4
Jika seorang perawat mangkir sebanyak 3 hari dalam setahun, maka
presentse absennya adalah :
3 x 100% = 100% = 0,99 %.
301
5
perawat jauh Beberapa instansi mengantisipasinya dengan
menyediakan asrama bagi perawat yang belum berumah tangga.
Sedangkan bagi yang telah berumah tangga dengan memfasilitasi
kepemilikan rumah dibeberapa komplek perumahan terdekat. Bagi
perawat yang telah memiliki tempat tinggal yang jauh pihak
manajer mengusahakan kendaraan antar jemput.
b) Kelompok karyawan yang banyak Bila perencanaan tenaga tidak
dilakukan dengan baik, maka penumpukan perawat yang bertugas
di sebuah ruang perawatan akan terjadi. Hal ini akan menyehabkan
beban tugas menjadi sedikit dan perawat bermalas malasan dan
enggan bekerja yang pada akhirnya mangkir kerja.
c) Sakit
d) Pada proses rekrutmen harus dilakukan ui kesehatan (General
Checkup) sehingga akan teseleksi peráwat perawat yang sehat yang
dapat mengemban tugas dengan baik secara jasmani dan rohani.
Bilamana tidak dilakukan, maka resiko kemangkiran akan tinggi
apalagi mengingat bahwa pekerjaan keperawatan cukup berat dan
memiliki shift bekerja tidak hanya pagi tetapi juga sore dan malam
hari.
Cara mengurangi absen :
1) Sistem pencatatan Pencatatan absen yang baik dilakukan pada
saat datang dan pada saat pulang. Perangkat atau sistem yang
digunakan sebaiknya yang termodern seperti absen sidik jari
sehingga sulit untuk melakukan kecurangan seperti datang
terlambat atau pulang lebih awal. Oleh karena itu sistem
pencatatan absen meliputi: jam datang dan jam pulang
2) Kunjungan rumah Absen atau kemangkiran yang terlalu sering
harus diklarifikasi oleh manajer dengan melakukan kunjungan
ke rumah perawat Sering dijumpai ternyata perawat mang
bukan karena sakit atau izin karena ada kepentingan tetapi
perawat mempunya pekerjaan lain. Dengan demikian manajer
6
akan mengetahui dengan jelas sebab musabab Perawat mangkir
bekerja dan dapat segera mengambil tindakan
3) Kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan perawat khususnya finansial dapat
menyebabkan perawat sering mangkir bekerja karena perawat
harus mencari tambahan penghasilan diluar tugasnya.Oleh
karena itu kesejahteraan finansial sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang manajer
4) Meningkatkan kondisi tempat kerja
Kondisi tempat kerja yang kurang mendukung menyebabkan
perawat enggan bekerja, padahal disisi lain perawat dituntut
untuk bekerja secara profesional. Akibatnya perawat dalam
menjalankan tugasnya menjadi ambivalen yang dapat
menyebabkan kemangkiran kerja.
5) Suasana kerja
Dukungan terhadap perawat yang bertugas dari seorang
manajer sebagai pimpinan serta kerjasama antara para perawat
harus dibangun, sehingga suasana kerja akan kondusif dan
perawat akan bekerja dengan nyaman dan aman. Lebih jauh
dapat dipelajari dalam bab 4 yang membahas tentang iklim
kerja.
6) Sistem penghargaan Selain
kesejahteraan finansial, lingkungan kerja dan iklim kerja yang
kondusif, pengharagaan pada perawat yang bekerja dengan
baik dan memiliki prestasi hendaknya perlu diperhatikan oleh
manajer.
a) Keluar masuknya tenaga (Turn Over)
Pada saat dilakukan rekrutmen tenaga keperawatan, perlu
dipertimbangkan adanya resiko pindah atau keluarmya
perawat dari tempat kerja tersebut. Sebab hal ini akan
mengganggu pelaksanaan pelayanan perawatan yang akan
7
mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan.
Disamping itu akan memerlukan waktu, tenaga dan biaya
tambahan jika merekrur perawat baru sebagai pengganti.
Dari sudut pelayanan ruang perawat tersebut akan rugi jika
perawat yang pindah atau keluar tersebut adalah perawat
yang terampil, memiliki pengalaman kerja dan telah diberi
pelatihan atau pendidikan tambahan. Adapun cara
penghitungan turn over sebagai berikut:
Rata- rata turn over pertahun :
Jumlah tenaga yang keluar x 100 %
Jumlah tenaga unit
Mengurangi turn-over
(a) Ketelitian yang akan menjadi pertimbangan meliputi
status perkawinan, minat untuk menjadi perawat
pelaksana dan jarak tempat tinggal.
(b) Peningkatan penugasan Perawat yang telah memiliki
masa kerja dan berprestasi serta menunjukkan
loyalitas perlu mendapat promosi peningkatan tugas
atau jabatan.
(c) Perubahan Uraian Tugas Job - Description Bekerja
pada satu unit perawatan akan menyebabkan
kejenuhan (Burn Out) sehingga perubahan tugas dan
8
tanggung jawab perlu dilakukan. Misalnya dari
perawat pelaksana menjadi ketua tim.
b) Kejenuhan (Burn-Out)
Keadaan dimana perawat merasa dirinya semakin kurang
kemampuanya, beban kerjanya yang berlebihan sehingga
menjadi kurang produktif. Penyebab terjadinya burn out
antara lain:
(a) Peran dan fungsi kurang jelas
(b) Merasa terisolasi
(c) Beban kerja berlebihan Terlalu lama pada suatu
bagian
b. Pengembangan staf
Tujuan pengembangan tenaga adalah membantu perawat untuk
meningkatkan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
dibidangnya melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan atau program
pelatihan. Aktivitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu
perawat dan untuk kepentingan peningkatkan pelayanan Macam pengembangan:
Sesuai dengan kebutuhan, maka pengembangan staf dapat berupa pelatihan
maupun pendidikan yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan serta sikap perawat meliputi: Introduksi training untuk karyawan
baru, Orientasi, In-house education /on-job training, Pendidikan berkelanjutan
formal dan non- formal.
2. Perhitungan tenaga keperawatan
a. Faktor -faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keberawatan:
1) Faktor klien.
a) Tingkat kompleksitas perawatan seperti Di ICU, UGD
b) Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usianya.
c) Jumlah pasien dan fluktuasinya
d) Keadaan sosial ekonomi
e) Harapan pasien dan keluarganya
9
2) Faktor tenaga.
a) Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
b) Kebijakan pengaturan dinas.
c) Uraian tugas perawat
d) Kebijakan personalia
e) Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
f) Tenaga perawat spesialis
g) Sikap ethis para profesional
3) Faktor lingkungan.
a) Tipe dan lokasi rumah sakit
b) Lay out ruang keperawatan
c) Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
d) Kelengkapan peralatan medik / diagnostik
e) Pelayanan penunjang dari instansi lain, contoh PMI
f) Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah.
4) Faktor organisasi
a) Mutu pelayanan yang ditetapkan
b) Kebijakan pembinaan dan pengembangan
b. Rumusan perhitungan
1) Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/ V11/1979 menetapkan bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah
perawat adalah sebagai berikut.
Rumah sakit tipe A & B perbandingan minimal Jumlah TT : Jumlah perawat=
3-4 TT : 2 perawat
2) Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971
menyebutkan bahwa: jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.
Catatan: dinas dalam 24 jam dibagi 3 shift Ada 1 tim pengganti (aflos)
a) Hari kerja efektif / tahun 225-260 hari
b) Libur mingguan 52 hari
c) Cuti tahunan 12 hari
d) Hari besar 10
10
e) hari Sakit /ijin 12 hari
f) Cuti hamil rata-rata 29 hari.
3) Menurut Pemerintah Filipina tahun 1984.
a) Jam rata-rata kebutuhan perawatan setiap pasien dalam 24 jam
(a) Interne 3,4 jam
(b) Bedah 3,5 jam
(c) Campuran bedah dan interne 3,4 jam
(d) Post partum 3 jam
(e) Bayi 2,5 jam
(f) Anak-anak 4 jam
b) Proporsi rata-rata kebutuhan perawatan yang diberikan:
(a) 40 % keperawatan non- profesional
(b) 60 % keperawatan profesional.
c) Kebutuhan keperawatan setiap pasien dalam 24 jam menurut Althaus et.al.
(1982) dan Kirk (1981):
(a) Level 1 (kebutuhan perawatan minimal) yaitu 3,2 jam.
(b) Level II (Kebutuhan keperawatan intermediate) yaitu 4,4 jam.
(c) Level IIl ( Kebutuhan keperawatan maksimal) yaitu 5,6 jam.
(d) Level IV ( Kebutuhan keperawatan intensive-care) yaitu 7,2 jam.
d) Klasifikasi pasien :
Klasifikasi pasien diperlukan guna menghitung kebutuhan akan perawatan
pasien selama 24 jam sehingga dapat menentukan jumlah tenaga perawat
yang bertugas.
Hanson menyusun kategori pasien dan jam perawatan sebagai berikut:
(1) Kategori I disebut juga kategori self care membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 1-2 jam dengan rata-
rata waktu perawatan efektif 1.5 jam.
(2) Kategori II disebut juga kategori Minimal Care, membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 34 jam dengan rata-
rata waktu perawatan efektif 3,5 jam
11
(3) Kategori III disebut juga kategori Intermediate Care, membutuhkan
waktu perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 5-6 jam dengan
rata-rata waktu perawatan efektif 7,5 jam.
(4) Kategori IV disebut juga kategori Modified Intensive Care,
membutuhkan waktu perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak
7 - 8 jam dengan rata-rata waktu perawatan efektif 7,5 jam.
(5) Kategori V disebut juga kategori Intensive Care, membutuhkan waktu
perawatan setiap pasien dalam 24 jam sebanyak 10-14 jam dengan
rata-rata waktu perawatan efektif 12 jam.
12
Masing-masing pasien setelah di jumlah hari perawatannya sebanyak 9000
hari. Maka BOR ruang bedah wanita, adalah :
9000 9000
𝑥 100 % = 𝑥 100 % = 82 %
30 𝑥 365 10950
Jumlah perawat yang di butuhkan adalah :
𝐽𝑚𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝 𝑦𝑔 𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑗𝑚ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
=
(𝐽𝑚𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 − ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡)𝑥 𝐽𝑚𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jadi :
3,5 𝑥 25 𝑥 365 31937
= = 13,26 = 14 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
(365 − 64)𝑥 8 2408
Selanjutnya kita hitung jumlah riil perawat yang bertugas setiap hari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah perawat yang bekerja perhari
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝐵𝑂𝑅)𝑥𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑚𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑚𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi :
25 𝑥 3,5 87,5
= = 10,9 = 11 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
8 8
Juga dapat kita hitung jumlah perawat yang libur tidak bertugas setiap
harinya dengan rumus sebagai berikut:
𝑗𝑚𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑚𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Jadi :
64 𝑥 11
= 2,33 = 4 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
301
Kita juga dapat menghitung jumlah perawat tambahan atau cadangan yang
diperlukan dengan memperhatikan jumlah perawat yang akan cuti
melahirkan. Berdasarkan contoh diatas, bila 14 orang perawat yang
bertugas terdiri dari PUS (Pasangan Usia Subur) atau sedang hamil
sebanyak 7 perawat dan sisanya masih belum menikah maka jumlah
perawat yang diperlukan sebagai tambahan atau cadangan dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
13
Jika diasumsikan tenaga yang (akan) cuti melahirkan (CM) adalah 50 %,
maka tambahan tenaga sbb:
%𝐶𝑀 𝑥 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑥 6 𝐻𝑟 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi :
50 % 𝑥 14 𝑥 12 𝑥6 𝑥 8 4032
= = 1,67 = 2 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
301 𝑥 8 2408
Kemudian kita hitung jumlah perawat yang bertugas sehari hari menurut
shift tugas dengan rumus sebagai berikut:
14
b) Hitunglah jumlah perawat yang diperlukan dengan melihat tabel berikut
ini.
Jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi pasien diruang
rawat
Sebagai contoh:
Ruang Penyakit Dalam Wanita saat ini merawat 20 orang pasien. Setelah
dilakukan sensus harian klasifikasi pasien diperoleh klasifikasi 10 orang
minimal care, 7 orang intermediate/parsial care dan 3 orang total care, maka
jumlah perawat yang dibutuhkan setiap shift adalh sebagai berikut:
Dengan demikian maka ruang Penyakit Dalam Wanita pada hari tersebut
membutuhkan perawat sebanyak 11 orang terdiri dari:
5 orang bertugas pada shift pagi, 4 orang bertugas pada shift sore dan 2 orang
bertugas pada shift malam. Total perawat yang bertugas pada hari itu= 14
orang perawat.
15
Perlu diingat bahwa perhitungan diatas dilakukan setiap hari dengan
melakukan sensus harian klasifikasi pasien setiap pagi terlebih dahulu.
misi rumah sakit; keragaman pasien yang harus dilayani, kompleksitas, dan
rumah sakit; volume pasien rawat inap dan rawat jalan; teknologi medis
2018).
16
Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas
Ada bukti perencanaan kebutuhan staf berdasar atas kebutuhan tiap-tiap unit
b. Standar KKS 2
Rumah sakit menetapkan jumlah staf rumah sakit berdasar atas kebutuhan
perundang-undangan.
17
staf rumah sakit. Setiap staf rumah sakit mempunyai uraian tugas, tanggung
kompetensi.
hal yang sangat penting bagi asuhan pasien termasuk keterlibatan rumah
meliputi hal-hal sebagai berikut: penempatan kembali dari satu unit layanan
18
Setiap staf mempunyai tanggung jawab sesuai dengan uraian tugas dan
fungsinya. Dalam hal ini kompetensi dan kewenangan menjadi dasar dalam
mempunyai uraian tugas jabatan dan uraian tugas fungsional. Contoh, dokter
spesialis bedah merangkap sebagai Kepala Instalasi Kamar Operasi dan sebagai
dokter bedah harus mempunyai STR, SIP, SPK, RKK dan sebagai kepala
maka program pendidikan menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak
Persyaratan standar ini berlaku untuk semua jenis staf yang harus ada uraian
sukarela, sementara)
Ada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah sakit tentang pola
ketenagaan dan kebutuhan jumlah staf sesuai dengan yang dijadikan dasar
19
Ada pelaksanaan pola ketenagaan secara kolaborasi dengan perencanaan
berdasar atas kebutuhan. Ada revisi dan pembaharuan perencanaan staf bila
Setiap staf rumah sakit memiliki uraian tugas, tanggung jawab, dan
20
10) Elemen Penilaian KKS 2.4
Ada regulasi pengaturan penempatan kembali dari satu unit layanan ke lain unit
c. Standar KKS 3
d. Standar KKS 4
21
Anggota staf klinis yang kompeten direkrut melalui proses yang seragam
kebutuhan pasien.
klinis baru dievaluasi pada saat mulai bekerja sesuai dengan tanggung
e. Standar KKS 5
seragam dengan proses rekrutmen staf lainnya. Proses ini menjamin bahwa
22
menjabarkan kualifikasi staf nonklinis yang diperlukan dan memastikan
Rumah sakit mencari staf yang kompeten dan memenuhi kualifikasi staf
sesuai dengan regulasi. Anggota staf nonklinis baru dievaluasi pada saat
f. Standar KKS 6
Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf
23
rekrutmen, riwayat pekerjaan, hasil evaluasi, dan penilaian kinerja
kompetensi staf. File kepegawaian memuat uraian tugas anggota staf. File
2 Orientasi
a. Standar KKS 7
Semua staf klinis dan nonklinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja
tempat staf akan bekerja dan tanggung jawab spesifik pada saat diterima bekerja.
dengan baik, semua staf baru harus mengetahui dengan benar segala sesuatu
tentang rumah sakit dan memahami tanggung jawab pekerjaan klinis atau
nonklinis untuk mencapai misi rumah sakit. Hal ini dapat dicapai melalui
24
Orientasi khusus tentang unit kerja, uraian tugas, dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya. Demikian pula berlaku untuk staf kontrak, staf magang, dan
peserta didik.
Ada regulasi yang menetapkan orientasi umum dan khusus bagi staf klinis
dan nonklinis baru. Ada bukti staf klinis dan nonklinis baru diberikan
orientasi umum dan khusus. Staf kontrak, magang, dan peserta didik
Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit
meningkatkan kompetensinya.
Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dapat memahami
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh staf. Sumber data yang dapat
dan pengetahuan yang diperoleh melalui evalusi kinerja; prosedur klinis baru;
25
Untuk mempertahankan kinerja staf, memberikan pendidikan keterampilan baru,
dan memberi pelatihan tentang teknologi serta prosedur medis baru maka rumah
dan pelatihan di dalam dan di luar rumah sakit. Pelatihan ini harus sesuai dengan
tingkat lanjut, budaya keselamatan pasien, atau teknologi medis baru. Hasil
Pimpinan rumah sakit membantu pelatihan di dalam rumah sakit dengan cara
Ada program pendidikan dan pelatihan berdasar atas sumber data yang meliputi
butir 1 sampai dengan 6 pada maksud dan tujuan. Pendidikan dan pelatihan
dilaksanakan sesuai dengan program. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan di dalam dan di luar rumah sakit yang relevan untuk
meningkatkan kemampuannya.
Rumah sakit menyediakan waktu, anggaran, dan fasilitas untuk semua staf dalam
26
4) Standar KKS 8.1
Setiap staf yang memberikan asuhan kepada pasien dan staf yang ditentukan
oleh rumah sakit dilatih dan dapat melaksanakan secara benar teknik resusitasi
jantung paru.
Rumah sakit mengadakan pelatihan teknik resusitasi tingkat dasar untuk seluruh
staf dan tingkat lanjut untuk staf yang telah ditentukan seperti staf kamar
ulang setiap dua tahun bila program pelatihan yang diakui tidak digunakan.
Ada regulasi yang menetapkan pelatihan teknik resusitasi jantung paru tingkat
dasar pada seluruh staf dan tingkat lanjut bagi staf yang ditentukan oleh rumah
sakit. Staf yang menjadi tim kode biru diberi latihan bantuan hidup lanjut. Ada
Pelatihan untuk setiap staf diulang sesuai dengan program atau minimal dua
tahun sekali.
Staf rumah sakit mempunyai risiko terpapar infeksi karena pekerjaannya yang
27
keselamatan staf merupakan hal penting bagi rumah sakit untuk menjaga
dalam bekerja. Karena hubungan staf dengan pasien dan kontak dengan bahan
Staf rumah sakit juga dapat mengalami kekerasan di tempat kerja. Anggapan
bahwa kekerasan tidak terjadi di rumah sakit tidak sepenuhnya benar mengingat
jumlah tindak kekerasan di rumah sakit semakin meningkat. Untuk itu rumah
Kesehatan dan keselamatan staf harus menjadi bagian dari program mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit. Cara rumah sakit melakukan orientasi dan
Program kesehatan dan keselamatan staf dapat berada di dalam rumah sakit atau
kesehatan dan keselamatan maka staf harus memahami cara pelaporan dan
mungkin terjadi akibat tertusuk jarum suntik, terpapar penyakit menular, atau
28
mendapat kekerasan di tempat kerja; identifikasi risiko dan kondisi berbahaya di
serta tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang umum dijumpai seperti cedera
mempertimbangkan masukan dari staf serta penggunaan sumber daya klinis yang
di tempat kerja. Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi maka rumah sakit
lanjut kepada staf yang terpapar penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan
tempat kerja dan melaksanakan upaya yang terukur untuk mengurangi risiko
tersebut.
melaksanakan tindak lanjut terhadap staf yang cedera akibat kekerasan di tempat
kerja. Kejadian staf terpapar infeksi dan mengalami kekerasan dicatat serta
didokumentasikan.
29
4 Menentukan Penugasan Staf medis
a. Standar KKS
staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
1) Kredensial adalah proses evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap seorang
dapat juga diperoleh dari rumah sakit, perorangan, badan hukum yang
30
seperti surat rekomendasi, semua riwayat pekerjaan sebagai staf medis di
tempat kerja yang lalu ,catatan asuhan klinis yang lalu, riwayat kesehatan,
dan foto. Dokumen ini akan diminta rumah sakit sebagai bagian dari
jabatan dan pengalaman administrasi di masa lalu. Juga untuk posisi staf
3) Staf medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang memberikan layanan
melalui telepon. Verifikasi dengan email maka alamat email harus sesuai
31
5) Kredensial adalah sebuah proses memeriksa dokumendari pelamar,
wawancara, dan ketentuan lain sesuai dengan kebutuhan rumah sakit untuk
pasien. Untuk pelamar baru, informasi yang diperiksa terutama berasal dari
praktik yang masih berlaku; file pelanggaran etik atau disiplin termasuk
infomasi dari sumber luar seperti dari MKEK dan MKDKI; rekomendasi
tanpa supervisi dari profesi dokter yang ditentukan; bila staf medis
dialisis di rumah sakit bila rumah sakit tidak memiliki pelayanan ini maka
32
1) Proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja, dan rekredensial staf
medis diatur dalam peraturan internal staf medis (medical staf bylaws). (R)
(a) Ada proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis oleh rumah
diberikan oleh dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit seperti
(EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa. (lihat juga TKRS 6.2 EP
2).
(c) Pengangkatan staf medis dibuat berdasar atas kebijakan rumah sakit dan
33
(d) Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda
registrasi sudah diverifikasi dari sumber primer dan anggota staf medis
Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, objektif, dan berdasar bukti
dengan kualifikasinya.
kritis bagi rumah sakit untuk melindungi keselamatan pasien dan juga
mengembangkan mutu.
pertama:
34
(a) Keputusan tentang kewenangan klinis yang akan diberikan kepada
yang diterima dari sumber luar rumah sakit. Sumber luar ini dapat
penempatan sebagai staf medis yang lalu, atau dari organisasi profesi,
kolega dekat, dan setiap data informasi yang mungkin diberikan kepada
rumah sakit. Secara umum, sumber informasi ini terpisah dari yang
benar.
35
bersangkutan selama bekerja, serta kemampuan motoriknya; keputusan
rumah sakit dalam sebuah area spesialisasi terkait dengan proses lain, di
lainnya. Prosedur dengan risiko tinggi tersebut maka staf medis dapat
36
kewenangan klinis secara spesifi, kewenangan klinis tidak dapat
diberikan jika rumah sakit tidak mempunyai peralatan khusus atau staf
(h) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis tersedia dan
(i) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis tersedia dalam
37
(b) Ada bukti pemberian kewenangan klinis berdasar atas rekomendasi
(d) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis anggota staf
medis dalam bentuk tercetak atau elektronik (softcopy) atau media lain
mutu dan keselamatan asuhan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf
medis.
perkembangan profesional, dan hasil dari layanan klinis anggota staf medis.
mengintegrasikan data dan informasi tentang staf medis dan mengambil tindakan
untuk:
38
1) Meningkatkan praktik individual terkait mutu dan asuhan pasien yang aman
Monitoring dan evaluasi berkelanjutan dari staf medis memuat 3 (tiga) area umum,
yaitu
1) Perilaku,
2) Pengembangan professional
3) Kinerja klinis.
etik, dan disiplin staf medis untuk peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien
3) Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf klinis di-review secara
objektif dan berdasar atas bukti, jika ada dilakukan benchmarking dengan
kurangnya setiap 12 bulan oleh kepala unit layanan, ketua kelompok staf
39
medis, subkomite mutu, manajer pelayanan medis. Hasil, simpulan, dan
Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian kewenangan staf klinis, ada
proses untuk tindak lanjut terhadap temuan dan tindakan tersebut 344
didokumentasi dalam file staf medis dan disampaikan ke tempat staf medis
memberikan pelayanan
7 Penetapan ulang staf medis dan pembaharuan kewenangan klinis
a. Standar KKS 12
Rumah sakit menetapkan proses penetapan ulang staf medis dan pmbaharuan
sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis.
1) Kelanjutan izin (licence); apakah anggota staf medis tidak terkena tindakan
3) Apakah anggota staf medis mampu secara fisik dan mental memberikan
dari sumber luar seperti organisasi profesi atau sumber instansi resmi.
40
c. Elemen penilaian KKS 12
2) Ada bukti dokumen setiap anggota staf medis selalu diperbaharui secara
periodik.
Ada bukti pemberian kewenangan tambahan didasarkan atas kredensial yang telah
diverifikasi dari sumber aslinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
8 Staf keperawatan
a. Standar Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) 13
41
mandat kepada pasien secara aman dan efektif dengan cara memahami
lain yang mungkin diperlukan rumah sakit antara lain riwayat kesehatan dan
sebagainya
yang akan dan sedang bekerja. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan
seperti hilang karena bencana atau sekolahnya tutup maka hal ini didapatkan
1) Ada regulasi rumah sakit dengan proses yang efektif untuk mengumpulkan,
pengalaman
42
4) Ada dokumen kredensial yang dipelihara dari setiap anggota staf
keperawatan
b. Standar KKS 14
klinis berdasar atas kredensial staf perawat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
keperawatan
c. Standar KKS 15
43
1) Peran klinis yang penting staf keperawatan mengharuskan staf tersebut
sakit
2) Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja individu staf perawat bila ada
3) Hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas tanggungjawab
lainnya.
2) Kinerja individual staf keperawatan dikaji bila ada temuan dalam aktivitas
peningkatan mutu
dan mengevaluasi kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf
pengalaman)
44
1) Rumah sakit perlu memastikan untuk mempunyai profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten sesuai dengan
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten untuk memberikan
asuhan dan harus spesifik terhadap jenis asuhan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
lainnya dan staf klinis lainnya yang kompeten untuk memberikan asuhan,
undangan terkait profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya pernah bekerja sebelumnya,
45
surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang
akan dan sedang bekerja. Bila verifikasi tidak mungkin dilakukan seperti
hilang karena bencana atau sekolahnya tutup maka hal ini didapatkan dari
1) Ada regulasi rumah sakit dengan proses yang efektif untuk mengumpulkan,
pengalaman
b. Standar KKS 17
46
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan
klinis berdasar atas kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya untuk memberikan
2) Bila profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
tersebut yang diizinkan bekerja atau berpraktik di rumah sakit maka rumah
dan staf klinis lainnya tersebut kompetan untuk ikut memberikan asuhan dan
harus menetapkan jenis asuhan serta pengobatan yang diizinkan bila tidak
dan staf klinis lainnya tersebut kompeten untuk memberikan asuhan yang
staf klinis lainnya; mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sekurang-
47
pelatihan, dan pengalaman terbaru serta diverifikasi dari sumber aslinya;
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya pernah
sebagainya.
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya yang akan dan sedang bekerja. Bila
sekolahnya ditutup maka hal ini dapat diperoleh dari sumber resmi lain. File
kredensial setiap profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
lainnya dan staf klinis lainnya berdasarkan atas pendidikan, registrasi, sertifikasi,
peraturan perundang-undangan
48
3) Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap profesional pemberi asuhan
d. Standar KKS 18
berdasar atas kredensial profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
1) Peran klinis yang penting profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
2) Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja individu profesional pemberi asuhan (PPA)
lainnya dan staf klinis lainnya bila ada temuan dalam aktivitas peningkatan mutu
3) Hasil kajian tindakan yang diambil dan setiap dampak atas tanggungjawab pekerjaan
1) Ada dokumentasi penilaian mutu profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf
2) Kinerja individual profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
3) Seluruh data proses review kinerja profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan
49
50
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketenagaan bisa diartikan sebagai suatu pengaturan proses mobilisasi potensi dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi tuntutan tugas untuk mencapai
ketenagaan sangatlah dipengaruhi oleh falsafah yang dianut oleh pimpinan keperawatan
beberapa faktor yaitu faktor klien, faktor tenaga, faktor lingkungan dan faktor organisasi.
pengumpulan dokumen kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin memberikan
asuhan kepada pasien secra mandiri. Dokumentasi kredensial merupakan dokumen yang
dikeluarkan oleh badan resmi untuk menunjukkan bukti bahwa telah dipenuhinya
persyaratan seperti ijazah, surat tanda registrasi, izin praktik, fellowship, atau bukti
pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat pengakuan dari suatu organisasi profesi.
Pada pemberian kewenangan klinis staf medis, rumah sakit menetapkan proses yang
seragam, objektif serta berdasarkan bukti (evidence based) guna untuk memberi
wewenang kepada staf medis untuk menerima, menangani, dan memberikan layanan
Setelah pelayanan klinis diberikan pada pasien maka akan dilakukan monitoring
dan evaluasi yaitu dimana dilakukan kegiatan secara terus menerus mengumpulkan dan
menganalisis data serta infoemasi tentang sifat, perkembangan, profesional, dan hasil dari
layanan klinis anggota staf medis. Penempatan ulang staf medis dan pembaharuan
51
kewenangan klinis biasanya dilakukan paling sedikit setiap 3 tahun dan penetapan
kewenangan klinis dilanjutkan dengan atau tanda modifikasi kewenangan klinis sesuai
hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis. Rumah sakit dapat
memastikan bahwa profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
tersebut kompeten untuk memberikan asuhan yang aman dan efektif kepada pasien
B. Saran
menjelaskan penjelasan pada mahasiswa tentang meteri ini agar mahasiswa lebih
memahami lagi akan materi yang ada sehingga mahasiswa dapat menjelaskan dan dapat
Fakutas ini. Karena mahasiswa menyadari bahwa ada banyak hal yang belum pernah
kemajuan ilmu dan teknologi yang ada sekarang ini maka sangat diharapkan kita selaku
mahasiswa bisa fokus dan aktif dalam setiap kelas diskusi yang ada.
52
DAFTAR PUSTAKA
53