Dosen Pengampu
Yeni Mulyani, SKp,. M.Kep
y yh
Disusun Oleh :
Achmad Rif’at NIM 1614101110054
Ahdiat Shobari NIM 1614101110055
Tarmo NIM 1614101110065
Indra Budi NIM 1614101110060
Hadi Rachmad Dhoni NIM 1614101110058
Husri Bahyuni NIM 1614101110059
M. Rizal NIM 1614101110061
Arif Rapsanjani NIM 1614101110056
M. Rizqi NIM 1614101110062
i
KATA PENGANTAR
Ungkapan rasa syukur yang sebesar-besarnya saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan
judul “Indikator Kinerja Individu Dan Indikator Kerja Unit (Mini Project Di RS . Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin)”
Akhirnya kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, karenanya kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun yang diharapkan akan
menyempurnakan tugas ini. Namun demikian, kami berharap agar tugas ini mampu
memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu keperawatan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………….………………………………....1
B. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU.......................................................................3
B. INDIKATOR KINERJA UNIT................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN
A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU.....................................................................13
B. INDIKATOR KINERJA UNIT..............................................................................16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Job performance adalah penampilan kerja atau hasil kerja secara kualitas
ataupun kuantitas yang di capai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawabnya. Penampilan kerja tidak hanya hasil kerja individu namun dapat pula
hasil kerja kelompok ataupun organisasi. Penilaian hasil kerja biasanya membandingkan
antara standar baku penilaian dengan capaian yang telah dilakukan (roro, 2014)
Berdasarkan Huber (2010) tujuan dilakukan penilaian kinerja adalah sebagai
1. Penilaian kemampuan personal pegawai merupakan tujuan utama dalam penilaian
kinerja. Jika hal ini dilakukan hasilnya dapat digunakan sebagai informasi untuk
penilaian efektivitas manajemen SDM.
2. Meningkatkan komunikasi dan motivasi pegawai untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerjanya.
3. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengenali
pegawai yang perlu dibina, jika hasil kerja pegawai tersebut masih di bawah
performan.
4. Menyediakan data dan informasi dalam rangka pemberian penghargaan atau
pemberhentian jika perlu. Dengan penilaian kinerja pemberian penghaargaan dapat
dilakukan secara adil berdasarkan hasil kinerja masing-masing pegawai.
5. Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerja
6. Sebagai bahan perencanaan manajemen program SDM masa mendatang termasuk
kebutuhan pendidikan/pelatihan dan pengembangan pegawai.
Kegiatan penilaian kinerja baik individu maupun unit di tiap tiap institusi
mungkin saja berbeda cara, sangat tergantung tujuan yang ingin dicapai oleh institusi
tersebut. Walaupun corenya tetap sama. Dalam paper ini penyusun akan mencoba
memaparkan bagaimana model penilaian kinerja individu ataupun unit ruang rawat di
RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Dan dapat kami pahami bahwa model ini
dapat saja terus berkembang sesuai dengan kebutuhan RS.
1
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan mini project ini adalah untuk memaparkan proses :
1. Indikator kinerja individu yang dikembangkan di RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
2. Indikator kinerja ruang perawatan yang dikembangkan di RS. Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin
2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Kredensial perawat baru
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis. Alur di bawah ini menjelaskan posisi
kegiatan kredensial.
perencanaa rekrutmen Seleksi adminitrasi
n Kredensial
ijazah, sertifikat
kredensial ukom, STR,
SIPP, asesment
pengetahuan,
atitude dan skill
Penempatan orientasi Penugasan,
di unit SPK,RKK
4
etik
b. Khusus : di unit dimana ditempatkan
Kebijakan dan prosedur (SPO)
Peralatan
Struktur organisasi
Pola kerja, dll
6. Penilaian kinerja
KPS standar 6 menerangkan rencana staf dikembangkan bersama sama oleh pimpinan,
mengidentifikasi jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang diinginkan. KPS standar 6.1
rencana review staf secara terus menerus dan diperbaharui bila diperlukan.
KPS standar 11 menerangkan ada evaluasi terus menerus terhadap kualitas dan
keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap staf medis.
Penilaian kinerja perawat adalah penilaian asuhan keperawatan yang diberikan dari
proses pengkajian sampai dengan evaluasi. Model penilaian yang dikembangkan
berupa log book. Dimana penilaian dapat dilakukan oleh kepala ruang, katim ataupun
asesor, kemudian peer group dan mandiri. Untuk mendapatkan kinerja yang seragam
maka setiap kompetensi haruslah memiliki panduan dalam bentuk Kriteria Unjuk
Kerja (KUK). Inilah standar penilaian yang di sepakati bersama. Sehingga nantinya
5
diharapkan semua perawat dengan kompetensi yang sama memiliki langkah kerja
yang sama pula. Dan itu menjadi standar mutu pelayanan RS.
Indikator kinerja keperawatan di unit pelayanan, terbagi atas :
1. Indikator kinerja individu
a. Unsur utama
Pelayanan keperawatan
Asuhan keperawatan
Pengelolaan keperawatan
Tugas lain
Pengabdian masyarakat
Pengembangan profesi keperawatan
Riset
EBNP
Menulis jurnal/buku
b. Unsur penunjang
Seminar
Mengajar
CNE
2. Prilaku kerja
Penilaian kinerja individu perawat pemberi asuhan dikembangkan dengan cara OPPE
(Ongoing Profesional Performance Evaluation). Proses asuhan keperawatan dari
pengkajian hingga evaluasi. Progres penilaian dapat di evaluasi melalui log book.
Contoh log book dapat dilihat dibawah ini :
Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir :...........................
Unit kerja :...........................
Petunjuk pengerjaan :
1. Laksanakan evaluasi praktek keperawatan dari Kepala ruangan/CI/Ketua Tim /PJ Shift/Preseptor untuk
mensupervisi, minimal 3 kali asesmen dan sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum
sesuai dengan SPO dan STK)
6
2. Lakukan evaluasi dengan peer/rekan kerja minimal 3 kali dan dari 3 kali evaluasi tersebut sudah sesuai dengan SPO
dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
3. Lakukanlah praktek mandiri keperawatan sesuai dengan standar praktek dan standar prosedur operasional
berdasarkan unit-unit kompetensi yang akan diases dan laksanakan evaluasi diri minimal 3 kali (bisa lebih dari 3
kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
4. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, Isi keterangan/ket dengan K: Kompeten apabila sesuai SPO dan STK, BK:
Belum Kompeten apabila belum sesuai SPO dan STK Dokumen yang diperlukan adalah SPO dan STK dari semua
tidakan keperawatan
5. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk dilakukan asesmen kompetensi pada tahap
validasi level jenjang karir berikutnya.
6. Buku catatan pencapaian kompetensi ini berlaku jika ditandatangani oleh supervisor yang ditunjuk oleh kepala
bidang keperawatan
7
Penilai kinerja berbasis kompetensi harus seragam di sebuah RS. Untuk itu perlu
dibuat modul penilaian kinerja berbasis kompetensi. Di setiap kompetensi memiliki
standar penilaian yang di ketahui oleh penilai maupun yang dinilai. Berikut contoh :
Kompetensi : Pelaksanaan memandikan ditempat tidur
Nama : level PK :
Unit kerja : Asesor :
8
yang harus dijalankan. PMKP (peningkatan mutu dan keselamatan pasien) adalah
program dari komite mutu dan keselamatan pasien. Program PMKP meliputi :
1. Peran sistem rancang dan rancang ulang dalam proses peningkatan.
2. Pendekatan multidisiplin dengan semua bagian dan unit pelayanan di RS dimasukan
dalam program.
3. Koordinasi antar unit kerja terkait mutu dan keselamatan, seperti : pengendalian mutu
di lab klinis, program menajemen resiko, program menajemen resiko fasilitas,
keselamatan pasien atau program lain. Program termasuk perbaikan outcome pasien
(improving outcome patient), karena pasien menerima asuhan dari banyak bagian dan
pelayanan dari berbagai staf klinis.
4. Pendekatan sistemik dalam hal aplikasi proses dan pengetahuan yang seragam dalam
melaksanakan semua kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien.
9
RS untuk meningkat mutu pelayanan dan keselamatan pasien, sesuai KARS
2012. Menetapkan indikator RS yaitu :
1. Indikator PMKP
a. Indikator Area Klinis (IAK)
No Area klinis Indikator klinis standar Unit pelayanan
1 Asesment pasien asesment awal medis dalam 24 jam 100% Ruang rawat
pada pasien rawat inap inap
2 Pelayanan laboratorium tidak adanya kesalahan pemberian 100% laboratorium
hasil pemeriksaan laboratorium
3 Pelayanan radiologi dan waktu tunggu hasil pelayanan photo ≤ 3 jam radiologi
diagnostik imaging thorak
4 Prosedur bedah angka penundaan operasi < 2 x 24 jam Rawat inap,
kepatuhan melaksanakan proses kamar operasi,
time out pada pasien pre operasi 100% kebidanan
5 Penggunaan antibiotik penulisan resep sesuai formularium 100% Apotik, rawat
dan medikasi lain inap, rawat
jalan
6 Medication error dan kesalahan dan kejadian nyaris cidera 0% Apotik, rawat
near misses medikasi, pencegahan adverse drug inap
event (pada persiapan,distribusi,
peresepan dan pemberian obat)
7 Penggunaan anastesi dan Kelengkapan asesment pre anastesi 100% Kamar operasi,
sedasi kebidanan
10
9 Pencegahan dan pengendalian Edukasi 100 % Rawat inap
dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga
pasien dan staf.
11
Pelaksanaan indikator kinerja unit di masing masing ruangan dapat lebih
dari satu indikator tergantung permasalahan yang dihadapi unit tersebut. Kegiatan
indikator kinerja unit meliputi :
a. Menetapkan prioritas indikator (klinis, manajemen, safety pasien) untuk
ditetapkan sebagai indikator kinerja unit. Mis : kepatuhan cuci tangan.
b. Menyusun kamus indikator
c. Menyusun capaian dan rencana perbaikan indikator, serta waktu evaluasi
dengan seluruh anggota unit.
d. Menampilkan di story board
3. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
12
BAB III
PEMBAHASAN
Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Unit kerja :...........................
Petunjuk pengerjaan :
7. Laksanakan evaluasi praktek keperawatan dari Kepala ruangan/CI/Ketua Tim /PJ Shift/Preseptor untuk mensupervisi, minimal 3
kali asesmen dan sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
8. Lakukan evaluasi dengan peer/rekan kerja minimal 3 kali dan dari 3 kali evaluasi tersebut sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa
lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
9. Lakukanlah praktek mandiri keperawatan sesuai dengan standar praktek dan standar prosedur operasional berdasarkan unit-unit
kompetensi yang akan diases dan laksanakan evaluasi diri minimal 3 kali (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO
dan STK)
10. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, Isi keterangan/ket dengan K: Kompeten apabila sesuai SPO dan STK, BK: Belum
Kompeten apabila belum sesuai SPO dan STK Dokumen yang diperlukan adalah SPO dan STK dari semua tidakan keperawatan
11. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk dilakukan asesmen kompetensi pada tahap validasi level jenjang
karir berikutnya.
12. Buku catatan pencapaian kompetensi ini berlaku jika ditandatangani oleh supervisor yang ditunjuk oleh kepala bidang keperawatan
13
SUPERVISI PEER MANDIRI
N Tindakan
o Keperawatan I II III I II III I II III
T K T K T K T K T K T K T K T K T K
gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et
8. Melaksanakan
pengkajian
keperawatan
9. Mengidentifikasi
masalah
keperawatan
10. Menyusun
perencanaan
asuhan
keperawatan
pasien
11. Melaksanakan
tindakan
keperawatan untuk
memenuhi
kebutuhan pasien
12. Melaksanakan
evaluasi asuhan
keperawatan
13. Melakukan
discharge
planning
14. Melaksanakan
pendokumentasian
seluruh asuhan
keperawatan
Pemenuhan
kebutuhan
latihan dan
aktivitas
15. Body Mechanics
Promotion/Mendu
kung Mekanika
Tubuh
16. Energy
Management/Mana
jemen Energi
17. Pelvic Muscle
Exercise/Latihan
Otot Panggul
Evaluasi kinerja perawat dilakukan dengan menilai capai kompetensi yang telah dicapai.
Bentuk evaluasi berupa :
EVALUASI KINERJA PERAWAT KLINIK II AREA MEDIKAL BEDAH
RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Unit kerja :...........................
TRIWULAN
No Tindakan Keperawatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KETERANGAN
18. Melaksanakan
pengkajian keperawatan
14
TRIWULAN
No Tindakan Keperawatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KETERANGAN
19. Mengidentifikasi
masalah keperawatan
24. Melaksanakan
pendokumentasian
seluruh asuhan
keperawatan
Pemenuhan kebutuhan
latihan dan aktivitas
Penilaian dilakukan oleh kepala ruang untuk mengingatkan capaian kompetensi yang telah
dilakukan bila dianggap masih di bawah target.
Berikut contoh kriteria unjuk kerja ases kompetensi perawat :
15
13. Fasilitasi ungkapan marah orang tua dengan cara yang
membangun
14. Usap dahi
15. Kurangi atau hilangkan stimuli yang menciptakan
ketakutan atau kegelisahan
16. Identifikasi orang penting lain yang kehadirannya
dapat membantu pasien
17. Yakinkan pasien tentang keselamatan dan keamanan
pribadi
18. Tetap bersama dengan pasien
19. Gunakan selingan/hiburan
20. Tawarkan cairan atau susu hangat
21. Tawarkan usapan punggung
22. Tawarkan mandi atau shower hangat
23. Sediakan obat anti gelisah, sesuaikan
24. Instruksikan pasien metode-metode untuk menurunkan
kegelisahan
25. Instruksikan pasien teknik-teknik untuk digunakan
menenangkan bayi yang menangis (misalnya,
berbicara dengan bayi, tangan di perut, lengan yang
membatasi, mengangkat, menggendong dan
menggoyang)
Definisi Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan
Operasional menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
16
Alasan/Implikasi/ Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi
rasionalisasi nosokomial. Tangan adalah instrument yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang
alat, perabot rumah sakit dan juga keperluan pribadi seperti makan.
Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi
melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840, dia
memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu
ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan
infeksi.
Periode analisa Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim PPI-RS, kemudian data akan
data & pelaporan dikoordinasikan kepada Komite Keselamatan Pasien RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin . Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa pleh Komite Keselamatan
Pasien setiap bulan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan Direksi.
Secara Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit
setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM
Numerator Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen)
Denominator Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan
kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey yang
sama (momen)
Formula Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen) ÷
Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan
kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey yang
sama (momen) × 100 % = ___%
Standar >75 %
Sumber Data Survey ini dilakukan oleh tim PPI RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey).
Survey dilakukan 5 hari dengan jumlah sampel
tertentu
Inklusi :-
Eksklusi :-
17
2. Capaian kegiatan cuci tangan tahun berjalan
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
kepatuhan hand hygiene 70% 40% 0% 0%
target 75% 75% 75% 75%
Analisis:
Kepatuhan Hand Hygiene 6 Langkah 5 Moment Ruang Jamrud 2016 masih belum
mencapai target 75%.
Masalah:
1. Petugas memakai perhiasan
2. Pengunjung tidak diedukasi Hand Hygiene
3. Jumlah wastafel kurang
4. Hand scrud belum ada di tempat tidur pasien
18
3. Rencana kegiatan di tahun berjalan
RTL Hand Hygiene 6 Langkah 5 Moment Ruang Jamrud 2016
Penanggung
No Kegiatan Tujuan/sasaran Metode Waktu Indikator Hasil
jawab
1 Sosialisasi larangan menggunakan Tujuan: Penyuluhan & Juli – Yuni Prayitno, Setiap perawat tidak menggunakan
perhiasan dalam pelayanan keperawatan Setiap perawat mengetahui dan memahami Pengawasan Desember AMK perhiasan saat memberikan
a. Sosialisasi saat hand over larangan menggunakan perhiasan dalam 2016 pelayanan.
b. Pengawasan oleh kepala ruang saat pelayanan keperawatan di ruang Jamrud
shift dinas Ada kegiatan pengawasan langsung
c. Sosialisasi penggunaan handscoen. oleh kepala Ruang dalam pelayanan
Sasaran: di Ruang Jamrud
Semua petugas di Ruang Jamrud
Setiap perawat memahami
penggunaan handscoen dengan tepat
2 Reedukasi kepada petugas tentang hand Tujuan: Penyuluhan & Juli – Yuni Prayitno, Ada kegiatan pengawasan langsung
hygiene : Setiap perawat mengetahui dan memahami Pengawasan Desember AMK oleh kepala Ruang dalam pelayanan
d. Sosialisasi saat hand over kembali tentang hand hygiene 6 langkah 2016 di Ruang Jamrud
e. Pengawasan oleh kepala ruang saat dan 5 moment terhadap pencegahan dan
shift dinas penularan infeksi di ruang jamrud Setiap perawat memahami tentang
hand hygiene 6 langkah 5 moment
Sasaran: terhadap pencegahan dan penularan
Semua petugas di Ruang Jamrud infeksi
3 Edukasi Hand hygiene kepada Tujuan: Penyuluhan & Juli – Hamidatur Setiap pengunjung mendapatkan
pengunjung Pengunjung memahami dan mampu Pengawasan Desember Rahmi, AMK brosur Hand hygiene.
a. Membagikan brosur Hand hygiene melakukan Hand hygiene. 2016
b. Memberikan penyuluhan langsung Setiap minggu ada kegiatan
tentang Hand hygiene kepada Sasaran: penyuluhan tentang Hand hygiene
pengunjung setiap minggu di ruang Semua pengunjung di ruang Jamrud. kepada pengunjung.
Jamrud.
4 Penambahanan jumlah wastafel. Tujuan: Koordinasi Juli – Yuni Prayitno, Wastafel bertambah
Memudahkan petugas melalukan hand Desember AMK .
hygiene ketika melakukan tindakan. 2016
Sasaran:
Bagian IPSRS.
5 Penempatan ulang dan penambahan hand Tujuan: Koordinasi Desember Yuni Prayitno, Hand srub tersedia di tempat tidur
scrub di tempat tidur pasien Memudahkan petugas melalukan hand 2016 AMK pasien.
hygiene ketika melakukan tindakan.
Sasaran:
Bagian CSSD
1
Rekomendasi: Mengetahui Banjarmasin, Juli 2016
Lanjutkan program perbaikan sesuai rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kepatuhan hand Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Ruang Jamrud
hygiene di ruang Safir.
2
BAB IV
PENUTUP
Saat ini RS memasuki era mutu pelayanan dan safety pasien. Semua bentuk pelayanan
menempatkan safety pasien pada tingkat yang tinggi.
Kegiatan indikator kinerja individu dan indikator kinerja unit adalah bagaimana menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan dan safety pasien. Langkah langkah kegiatan tersebut menjadi
keniscayaan pada pelayanan di RS. Langkah kegiatan tersebut menjadikan semua kegiatan
indikator kinerja individu dan unit dapat diukur sehingga capaian dapat di evaluasi dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tutik sri hariyati, 2014. Perencanaan, Pengembangan dan Utilitas Tenaga Keperawatan.
Rajawali pers. Jakarta.
.........................., 2017. Pelatihan Perencanaan, Pengelolaan dan Pengembangan SDM
Keperawatan. FIK UI. Depok
Arjaty, 2016. Pelatihan Mutu dan Keselamatan Pasien, RSAS, Banjarmasin