Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah

Manajemen Mutu dan Patient Safety

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU


DAN INDIKATOR KERJA UNIT
(Mini Project Di RS . Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin)

Dosen Pengampu
Yeni Mulyani, SKp,. M.Kep
y yh

Disusun Oleh :
Achmad Rif’at NIM 1614101110054
Ahdiat Shobari NIM 1614101110055
Tarmo NIM 1614101110065
Indra Budi NIM 1614101110060
Hadi Rachmad Dhoni NIM 1614101110058
Husri Bahyuni NIM 1614101110059
M. Rizal NIM 1614101110061
Arif Rapsanjani NIM 1614101110056
M. Rizqi NIM 1614101110062

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
BANJARMASIN
2018

i
KATA PENGANTAR

Ungkapan rasa syukur yang sebesar-besarnya saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan
judul “Indikator Kinerja Individu Dan Indikator Kerja Unit (Mini Project Di RS . Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin)”

Akhirnya kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, karenanya kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun yang diharapkan akan
menyempurnakan tugas ini. Namun demikian, kami berharap agar tugas ini mampu
memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu keperawatan.

Banjarmasin, April 2018

ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………….………………………………....1
B. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU.......................................................................3
B. INDIKATOR KINERJA UNIT................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN
A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU.....................................................................13
B. INDIKATOR KINERJA UNIT..............................................................................16
BAB IV PENUTUP................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Job performance adalah penampilan kerja atau hasil kerja secara kualitas
ataupun kuantitas yang di capai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawabnya. Penampilan kerja tidak hanya hasil kerja individu namun dapat pula
hasil kerja kelompok ataupun organisasi. Penilaian hasil kerja biasanya membandingkan
antara standar baku penilaian dengan capaian yang telah dilakukan (roro, 2014)
Berdasarkan Huber (2010) tujuan dilakukan penilaian kinerja adalah sebagai
1. Penilaian kemampuan personal pegawai merupakan tujuan utama dalam penilaian
kinerja. Jika hal ini dilakukan hasilnya dapat digunakan sebagai informasi untuk
penilaian efektivitas manajemen SDM.
2. Meningkatkan komunikasi dan motivasi pegawai untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerjanya.
3. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengenali
pegawai yang perlu dibina, jika hasil kerja pegawai tersebut masih di bawah
performan.
4. Menyediakan data dan informasi dalam rangka pemberian penghargaan atau
pemberhentian jika perlu. Dengan penilaian kinerja pemberian penghaargaan dapat
dilakukan secara adil berdasarkan hasil kinerja masing-masing pegawai.
5. Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerja
6. Sebagai bahan perencanaan manajemen program SDM masa mendatang termasuk
kebutuhan pendidikan/pelatihan dan pengembangan pegawai.
Kegiatan penilaian kinerja baik individu maupun unit di tiap tiap institusi
mungkin saja berbeda cara, sangat tergantung tujuan yang ingin dicapai oleh institusi
tersebut. Walaupun corenya tetap sama. Dalam paper ini penyusun akan mencoba
memaparkan bagaimana model penilaian kinerja individu ataupun unit ruang rawat di
RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Dan dapat kami pahami bahwa model ini
dapat saja terus berkembang sesuai dengan kebutuhan RS.

1
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan mini project ini adalah untuk memaparkan proses :
1. Indikator kinerja individu yang dikembangkan di RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
2. Indikator kinerja ruang perawatan yang dikembangkan di RS. Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin

2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU


Kegiatan penilaian kinerja individu perawat adalah kegiatan bagaimana
mengelola SDM menjadi berkualitas dan berdaya guna optimal. Kegiatan ini seharusnya
di sebuah RS sudah menjadi sebuah pola atau SPO rencana ketenagaan. Sesuai dengan
akreditasi KARS 2012 indikator kinerja individu meliputi/terkait standar Kualifikasi
Pendidikan Staff (KPS). Kegiatan tersebut di mulai dari (pelatihan perencanaan,
pengelolaan, dan pengembangan SDM keperawatan, FIK UI, 2017):
1. Perencanaan ketenagaan
Perencanaan tenaga perawat dalam mengembangkan pelayanan keperawatan di RS
memperhatikan jumlah perawat yang dibutuhkan ataupun kualitas perawat yang
diperlukan apakah perawat vokasi atau ners atau spesialis.kegiatan ini selaras dengan
rencana pengembangan RS.
Rumah sakit menggunakan proses untuk memastikan bahwa pengetahuan dan
keterampilan staf klinis (perawat) sesuai dengan kebutuhan pasien (standar KPS-3)
2. Rekrutmen dan seleksi SDM keperawatan
Rekrutmen dan seleksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perawat dengan
kualifikasi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasien, seleksi
meliputi :
No Seleksi Ya Tidak
1 Administrasi : lamaran, CV, trankrip, KTP, foto, dll
2 Kredensial kompetensi
3 Keaslian ijazah dan transkrip dari institusi pendidikan
4 Keaslian sertifikat uji kompetensi
5 Keaslian STR dari konsil keperawatan
6 Keaslian SIPP
7 Portofolio
8 Surat keterangan sehat fisik psikologis
9 Surat pengalaman kerja

3
3. Kredensial perawat baru
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis. Alur di bawah ini menjelaskan posisi
kegiatan kredensial.
perencanaa rekrutmen Seleksi adminitrasi
n Kredensial
ijazah, sertifikat
kredensial ukom, STR,
SIPP, asesment
pengetahuan,
atitude dan skill
Penempatan orientasi Penugasan,
di unit SPK,RKK

4. Penugasan klinis keperawatan


Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur RS kepada
seorang perawat untuk melakukkan sekelompok pelayanan keperawatan tertentu
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan. Tugas yang diberikan
direktur berupa SK yang di lampiri dengan rincian kewenangan klinis, yaitu daftar
kompetensi yang boleh secara mandiri maupun kolaboratif dilakukan oleh perawat.
Rincian kewenangan klinis didapat melalui proses kredensial oleh komite
keperawatan. SKK dan RKK menjadi dasar bagi bidang keperawatan untuk membuat
uraian tugas (job description).
5. Orientasi
Standar KPS 7 menerangkan bahwa seluruh staf, baik klinis maupun non klinis
dilakukan orientasi di RS, pada unit kerja atau unit pelayanan, dimana mereka
bertugas dan bertanggung jawab pada tugas khusus sesuai dengan penugasan dan
penempatan.
Kegiatan orientasi perawat di bagi dua :
a. Umum
 RS
 Mutu pelayanan
 Keselamatan pasien
 Pencegahan dan pengendalian infeksi
 Asuhan keperawatan
 Caring

4
 etik
b. Khusus : di unit dimana ditempatkan
 Kebijakan dan prosedur (SPO)
 Peralatan
 Struktur organisasi
 Pola kerja, dll
6. Penilaian kinerja
KPS standar 6 menerangkan rencana staf dikembangkan bersama sama oleh pimpinan,
mengidentifikasi jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang diinginkan. KPS standar 6.1
rencana review staf secara terus menerus dan diperbaharui bila diperlukan.

KPS standar 11 menerangkan ada evaluasi terus menerus terhadap kualitas dan
keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap staf medis.
Penilaian kinerja perawat adalah penilaian asuhan keperawatan yang diberikan dari
proses pengkajian sampai dengan evaluasi. Model penilaian yang dikembangkan
berupa log book. Dimana penilaian dapat dilakukan oleh kepala ruang, katim ataupun
asesor, kemudian peer group dan mandiri. Untuk mendapatkan kinerja yang seragam
maka setiap kompetensi haruslah memiliki panduan dalam bentuk Kriteria Unjuk
Kerja (KUK). Inilah standar penilaian yang di sepakati bersama. Sehingga nantinya

5
diharapkan semua perawat dengan kompetensi yang sama memiliki langkah kerja
yang sama pula. Dan itu menjadi standar mutu pelayanan RS.
Indikator kinerja keperawatan di unit pelayanan, terbagi atas :
1. Indikator kinerja individu
a. Unsur utama
 Pelayanan keperawatan
 Asuhan keperawatan
 Pengelolaan keperawatan
 Tugas lain
 Pengabdian masyarakat
 Pengembangan profesi keperawatan
 Riset
 EBNP
 Menulis jurnal/buku
b. Unsur penunjang
 Seminar
 Mengajar
 CNE
2. Prilaku kerja

Penilaian kinerja individu perawat pemberi asuhan dikembangkan dengan cara OPPE
(Ongoing Profesional Performance Evaluation). Proses asuhan keperawatan dari
pengkajian hingga evaluasi. Progres penilaian dapat di evaluasi melalui log book.
Contoh log book dapat dilihat dibawah ini :

LOG BOOK PERAWAT KLINIK AREA.........


RSUD BANJARMASIN

Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir :...........................
Unit kerja :...........................

Petunjuk pengerjaan :
1. Laksanakan evaluasi praktek keperawatan dari Kepala ruangan/CI/Ketua Tim /PJ Shift/Preseptor untuk
mensupervisi, minimal 3 kali asesmen dan sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum
sesuai dengan SPO dan STK)

6
2. Lakukan evaluasi dengan peer/rekan kerja minimal 3 kali dan dari 3 kali evaluasi tersebut sudah sesuai dengan SPO
dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
3. Lakukanlah praktek mandiri keperawatan sesuai dengan standar praktek dan standar prosedur operasional
berdasarkan unit-unit kompetensi yang akan diases dan laksanakan evaluasi diri minimal 3 kali (bisa lebih dari 3
kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
4. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, Isi keterangan/ket dengan K: Kompeten apabila sesuai SPO dan STK, BK:
Belum Kompeten apabila belum sesuai SPO dan STK Dokumen yang diperlukan adalah SPO dan STK dari semua
tidakan keperawatan
5. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk dilakukan asesmen kompetensi pada tahap
validasi level jenjang karir berikutnya.
6. Buku catatan pencapaian kompetensi ini berlaku jika ditandatangani oleh supervisor yang ditunjuk oleh kepala
bidang keperawatan

SUPERVISI PEER MANDIRI


Tindakan
No
Keperawatan
I II III I II III I II III
Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket Tgl Ket
1. Melaksanakan
pengkajian
keperawatan
2. Mengidentifikasi
masalah
keperawatan
3. Menyusun
perencanaan
asuhan
keperawatan
pasien
4. Melaksanakan
tindakan
keperawatan
untuk memenuhi
kebutuhan pasien
5. Melaksanakan
evaluasi asuhan
keperawatan
6. Melakukan
discharge
planning
7. Melaksanakan
pendokumentasian
seluruh asuhan
keperawatan

7
Penilai kinerja berbasis kompetensi harus seragam di sebuah RS. Untuk itu perlu
dibuat modul penilaian kinerja berbasis kompetensi. Di setiap kompetensi memiliki
standar penilaian yang di ketahui oleh penilai maupun yang dinilai. Berikut contoh :
Kompetensi : Pelaksanaan memandikan ditempat tidur
Nama : level PK :
Unit kerja : Asesor :

Aspek kompetensi menurut ANA 2008 adalah Pengetahuan, attitude, pengambilan


keputusan klinis dan keterampilan. penilaian kompetensi oleh
asesor/manajer/mentor/peer/self harus mencakup 4 hal tersebut diatas.

3. Pendidikan perawat berkelanjutan (CPD)


Setelah melewati fase penilaian kompetensi, gap kompetensi yang di miliki perawat
harus di penuhi melalui kegiatan pendidikan perawat berkelanjutan. Kegiatan ini dapat
dilakukan RS melalui bidang diklat dari hasil rekomendasi komite keperawatan.
Tujuan akhir yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terpenuhinya seluruh
kompetensi perawat sesuai dengan jenjang PK-nya.

B. INDIKATOR KINERJA UNIT

Pelayanan bermutu adalah tingkat pelayanan kesehatan untuk pasien dan


masyarakat meningkat sesuai dengan yang diharapkan dan konsisten dengan pengetahuan
profesional terkini. Di RS kegiatan pelayanan yang bermutu merupakan suatu kewajiban

8
yang harus dijalankan. PMKP (peningkatan mutu dan keselamatan pasien) adalah
program dari komite mutu dan keselamatan pasien. Program PMKP meliputi :
1. Peran sistem rancang dan rancang ulang dalam proses peningkatan.
2. Pendekatan multidisiplin dengan semua bagian dan unit pelayanan di RS dimasukan
dalam program.
3. Koordinasi antar unit kerja terkait mutu dan keselamatan, seperti : pengendalian mutu
di lab klinis, program menajemen resiko, program menajemen resiko fasilitas,
keselamatan pasien atau program lain. Program termasuk perbaikan outcome pasien
(improving outcome patient), karena pasien menerima asuhan dari banyak bagian dan
pelayanan dari berbagai staf klinis.
4. Pendekatan sistemik dalam hal aplikasi proses dan pengetahuan yang seragam dalam
melaksanakan semua kegiatan peningkatan dan keselamatan pasien.

Pimpinan RS menetapkan prioritas dalam kegiatan PMKP perlu di evaluasi


untuk perbaikan, berdasarkan high risk,high volume, problem prone dan patient safety.
Dibawah ini dapat di uraikan :
1. High risk :
 Merujuk pada area yang rawan atau tidak stabil
 Pertimbangkan resiko-resiko dalam perawatan populasi tertentu, potensial
dampak kegagalan pemberian tindakan/pengobatan yang salah.
 Katagori ini termasuk pasien eksperimental atau intervensi khusus yang
berisiko.
2. High volume
 Yaitu pelayanan yang frekuensinya besar
3. Problem prone (potensi bermasalah)
 Prosedur atau proses yang dapat menghasilkan outcome yang tidak
diharapkan. Contoh pasien jatuh 2 kali di unit alzhemier.
 Berikan perhatian khusus pada area dimana proses tidak berjalan dengan baik
atau outcome tidak konsisten

9
RS untuk meningkat mutu pelayanan dan keselamatan pasien, sesuai KARS
2012. Menetapkan indikator RS yaitu :
1. Indikator PMKP
a. Indikator Area Klinis (IAK)
No Area klinis Indikator klinis standar Unit pelayanan
1 Asesment pasien asesment awal medis dalam 24 jam 100% Ruang rawat
pada pasien rawat inap inap
2 Pelayanan laboratorium tidak adanya kesalahan pemberian 100% laboratorium
hasil pemeriksaan laboratorium
3 Pelayanan radiologi dan waktu tunggu hasil pelayanan photo ≤ 3 jam radiologi
diagnostik imaging thorak
4 Prosedur bedah  angka penundaan operasi < 2 x 24 jam Rawat inap,
 kepatuhan melaksanakan proses kamar operasi,
time out pada pasien pre operasi 100% kebidanan
5 Penggunaan antibiotik penulisan resep sesuai formularium 100% Apotik, rawat
dan medikasi lain inap, rawat
jalan
6 Medication error dan kesalahan dan kejadian nyaris cidera 0% Apotik, rawat
near misses medikasi, pencegahan adverse drug inap
event (pada persiapan,distribusi,
peresepan dan pemberian obat)
7 Penggunaan anastesi dan Kelengkapan asesment pre anastesi 100% Kamar operasi,
sedasi kebidanan

8 Penggunaan darah dan Angka reaksi tranfusi ≤ 0,01% Rawat inap


produk darah
9 Ketersedian, isi dan Kelengkapan pengisian rekam 100% Rawat inap
penggunaan rekam medik 24 jam setelah selesai
medis pasien pelayanan
10 Pencegahan dan kontrol Infeksi aliran darah primer (IADP) 0% Rawat inap
infeksi, surveilans dan
pelaporan
11 Riset klinis Penelitian dengan ethical clearance 100% diklit

b. Indikator Area Manajemen (IAM)


No Area manajemen Indikator manajemen Standar Unit pelayanan
1 Pengadaan rutin peralatan Ketersedian obat dan alat kesehatan 100% IGD
kesehatan dan obat yang emergensi di ruang resusitasi IGD
penting untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
2 Pelaporan aktivitas yang Ketepatan penyampaian keuangan 100% Direktorat
diwajibkan oleh peraturan sesuai pedoman akuntasi RS keuangan
perundang-undangan (PARS)
3 Manajemen resiko  Kejadian tertusuk limbah benda 0% Rawat inap
tajam infeksius.
 Kejadian tertusuk jarum suntik 0%
4 Manajemen penggunaan Utilisasi peralatan kedokteran 100% radiologi
sumber daya canggih (CT-Scan)
5 Harapan dan kepuasan pasien Tingkat kepuasan pasien di IGD ≥ 80% IGD
dan keluarga
6 Harapan dan kepuasan staf  Tingkat kepuasan karyawan ≥ 80% SDM
 Tingkat kepuasan dokter
 Tingkat kepuasan perawat
7 Demografi pasien dan Laporan 10 besar penyakit 100% Rawat inap,
diagnosis klinis terbanyak rawat jalan
8 Manajemen keuangan Cost recovery rate Direktorat
keuangan

10
9 Pencegahan dan pengendalian Edukasi 100 % Rawat inap
dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga
pasien dan staf.

c. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


No Sasaran keselamatan pasien Indikator keselamatan pasien Standar Unit pelayanan
1 Ketepatan identifkasi pasien Ketepatan memasang gelang 100% IGD, rawat inap
identitas pasien
2 Peningkatan komuikasi efektif Ketepatan melakukan TBAK saat 100% Rawat inap
menerima instruksi verbal melalui
telepon
3 Peningkatan keamanan obat  Kepatuhan penyimpanan 100% Farmasi, apotik
yang perlu diwaspadai elektrolit pekat.
 Ketepatan penempatan dan
pelabelan obat high alert
4 Kepastian tepat lokasi, tepat Marking, surgical check list 100% Kamar operasi
prosedur, tepat pasien operasi
5 Pengurangan infeksi terkait Kepatuhan cuci tangan 100% Rawat inap
pelayanan kesehatan
6 Pengurangan resiko jatuh Angka pasien jatuh di IGD/ruang 0% IGD, rawat inap
perawatan

d. Indikator Library Measure (ILM)


1) Acute myocardial infarction (AMI)
2) Heart failure (HF)
3) Stroke (STK)
4) Children’s asthma care (CAC)
5) Hosptal-based inpatient psychiatric service ( HBIPS)
6) Nursing-sensitive care (NSC)
7) Perinatal care (PC)
8) Pneumonia (PN)
9) Surgical care improvement project (SCIP)
10) Venous thromboelism (VTE)
2. Indikator Kinerja Unit (IKU)/key performance indicator (KPI)
Pengukuran kinerja unit/instalasi dipengaruhi oleh :
a. Prioritas RS dalam hal pengukuran dan peningkatan mutu terkait unit pelayanan.
b. Evaluasi pelayanan yang diberikan melalui berbagai sumber termasuk survei dan
keluhan pasien
c. Efisiensi dan efektivitas biaya dari pelayanan yang diberikan unit
d. Evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan menurut penetapan kontrak

11
Pelaksanaan indikator kinerja unit di masing masing ruangan dapat lebih
dari satu indikator tergantung permasalahan yang dihadapi unit tersebut. Kegiatan
indikator kinerja unit meliputi :
a. Menetapkan prioritas indikator (klinis, manajemen, safety pasien) untuk
ditetapkan sebagai indikator kinerja unit. Mis : kepatuhan cuci tangan.
b. Menyusun kamus indikator
c. Menyusun capaian dan rencana perbaikan indikator, serta waktu evaluasi
dengan seluruh anggota unit.
d. Menampilkan di story board
3. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. INDIKATOR KINERJA INDIVIDU


Di RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, indikator kinerja individu adalah Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) ditambah dengan log book keperawatan sesuai dengan PK-nya saat
ini. Log book ini dievaluasi oleh kepala ruang setiap triwulan untuk memenuhi target
kompetensi yang diinginkan. Setelah target kompetensi di log book tercapai selama 3
tahun, maka individu perawat dapat mengajukan naik tingkat PK dengan mengajukan
kepada bidang keperawatan untuk di nilai (Ases) oleh tim Asesor keperawatan RS, selanjut
bila dianggap lulus ases dapat mengajukan kredensial di komite keperawatan agar
diberikan penugasan klinis baru beserta rincian kewenangan (naik PK) oleh direktur.
Berikut contoh log book :

LOG BOOK PERAWAT KLINIK II AREA MEDIKAL BEDAH


RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Unit kerja :...........................

Petunjuk pengerjaan :
7. Laksanakan evaluasi praktek keperawatan dari Kepala ruangan/CI/Ketua Tim /PJ Shift/Preseptor untuk mensupervisi, minimal 3
kali asesmen dan sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
8. Lakukan evaluasi dengan peer/rekan kerja minimal 3 kali dan dari 3 kali evaluasi tersebut sudah sesuai dengan SPO dan STK (bisa
lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO dan STK)
9. Lakukanlah praktek mandiri keperawatan sesuai dengan standar praktek dan standar prosedur operasional berdasarkan unit-unit
kompetensi yang akan diases dan laksanakan evaluasi diri minimal 3 kali (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO
dan STK)
10. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, Isi keterangan/ket dengan K: Kompeten apabila sesuai SPO dan STK, BK: Belum
Kompeten apabila belum sesuai SPO dan STK Dokumen yang diperlukan adalah SPO dan STK dari semua tidakan keperawatan
11. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk dilakukan asesmen kompetensi pada tahap validasi level jenjang
karir berikutnya.
12. Buku catatan pencapaian kompetensi ini berlaku jika ditandatangani oleh supervisor yang ditunjuk oleh kepala bidang keperawatan

13
SUPERVISI PEER MANDIRI
N Tindakan
o Keperawatan I II III I II III I II III
T K T K T K T K T K T K T K T K T K
gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et gl et
8. Melaksanakan
pengkajian
keperawatan
9. Mengidentifikasi
masalah
keperawatan
10. Menyusun
perencanaan
asuhan
keperawatan
pasien
11. Melaksanakan
tindakan
keperawatan untuk
memenuhi
kebutuhan pasien
12. Melaksanakan
evaluasi asuhan
keperawatan
13. Melakukan
discharge
planning
14. Melaksanakan
pendokumentasian
seluruh asuhan
keperawatan
Pemenuhan
kebutuhan
latihan dan
aktivitas
15. Body Mechanics
Promotion/Mendu
kung Mekanika
Tubuh
16. Energy
Management/Mana
jemen Energi
17. Pelvic Muscle
Exercise/Latihan
Otot Panggul

Evaluasi kinerja perawat dilakukan dengan menilai capai kompetensi yang telah dicapai.
Bentuk evaluasi berupa :
EVALUASI KINERJA PERAWAT KLINIK II AREA MEDIKAL BEDAH
RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Nama :...........................
NIP/NIK :...........................
Pendidikan Terakhir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Unit kerja :...........................

TRIWULAN
No Tindakan Keperawatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KETERANGAN
18. Melaksanakan
pengkajian keperawatan

14
TRIWULAN
No Tindakan Keperawatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KETERANGAN
19. Mengidentifikasi
masalah keperawatan

20. Menyusun perencanaan


asuhan keperawatan
pasien
21. Melaksanakan tindakan
keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan
pasien
22. Melaksanakan evaluasi
asuhan keperawatan

23. Melakukan discharge


planning

24. Melaksanakan
pendokumentasian
seluruh asuhan
keperawatan
Pemenuhan kebutuhan
latihan dan aktivitas

25. Body Mechanics


Promotion/Mendukung
Mekanika Tubuh
26. Energy
Management/Manajemen
Energi
27. Pelvic Muscle
Exercise/Latihan Otot
Panggul

Penilaian dilakukan oleh kepala ruang untuk mengingatkan capaian kompetensi yang telah
dilakukan bila dianggap masih di bawah target.
Berikut contoh kriteria unjuk kerja ases kompetensi perawat :

STANDAR PENILAIAN KOMPETENSI ASESSOR


Kode unit: 5880
Judul unit: Calming technique/Teknik menenangkan
Deskripsi unit : Mengurangi kegelisahan pada pasien yang mengalami penderitaan akut
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)
1. Gendong dan tenangkan bayi atau anak 1. ......
2. ......
3. ......
4. ......
5. Goyang bayi 1. ......
2. ......
3. ......
6. Berbicara atau bernyanyi dengan lembut kepada bayi 1. ....
atau anak 2. ....
3. ....
4. ....
7. Tawarkan dot kepada bayi
8. Jaga kontak mata dengan pasien
9. Sediakan “time out” dalam ruangan
10. Jaga sikap tenang yang berhati-hati
11. Duduk dan bicara dengan pasien
12. Dorong pernapasan yang dalam lambat

15
13. Fasilitasi ungkapan marah orang tua dengan cara yang
membangun
14. Usap dahi
15. Kurangi atau hilangkan stimuli yang menciptakan
ketakutan atau kegelisahan
16. Identifikasi orang penting lain yang kehadirannya
dapat membantu pasien
17. Yakinkan pasien tentang keselamatan dan keamanan
pribadi
18. Tetap bersama dengan pasien
19. Gunakan selingan/hiburan
20. Tawarkan cairan atau susu hangat
21. Tawarkan usapan punggung
22. Tawarkan mandi atau shower hangat
23. Sediakan obat anti gelisah, sesuaikan
24. Instruksikan pasien metode-metode untuk menurunkan
kegelisahan
25. Instruksikan pasien teknik-teknik untuk digunakan
menenangkan bayi yang menangis (misalnya,
berbicara dengan bayi, tangan di perut, lengan yang
membatasi, mengangkat, menggendong dan
menggoyang)

B. INDIKATOR KINERJA UNIT


RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, di setiap unit menetapkan indikator kinerja
unit yang masing-masing ditetapkan oleh unit. Bentuk indikator yang akan di tingkatkan
sesuai dengan indikator klinis, manajemen ataupun safety pasien. Indikator yang dipilih
oleh unit di siapkan kamus indikator, capaian hasil kegiatan kemudian PDCA ataupun
rencana peningkatan capaian indikator. Dibawah ini adalah contoh indikator kinerja unit :
1. Kamus indikator cuci tangan
Standar PMKP 3.3. SKP 5 : Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Judul Indikator Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen

Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & outcome


Dimensi Mutu Safety
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien khususnya infeksi
nosokomial.

Definisi Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci tangan dengan
Operasional menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien

16
Alasan/Implikasi/ Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah infeksi
rasionalisasi nosokomial. Tangan adalah instrument yang digunakan untuk menyentuh pasien, memegang
alat, perabot rumah sakit dan juga keperluan pribadi seperti makan.
Ignaz Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi
melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840, dia
memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu
ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan
infeksi.

Frekwensi Setiap bulan


pengumpulan data

Periode analisa Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Tim PPI-RS, kemudian data akan
data & pelaporan dikoordinasikan kepada Komite Keselamatan Pasien RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin . Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisa pleh Komite Keselamatan
Pasien setiap bulan, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada UPM dan Direksi.
Secara Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit
setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh UPM

Numerator Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen)

Denominator Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan
kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey yang
sama (momen)

Formula Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali dengan melakukan kebersihan
tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen) ÷
Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang seharusnya diawali dengan melakukan
kebersihan tangan metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu periode survey yang
sama (momen) × 100 % = ___%

Standar >75 %

Sumber Data Survey ini dilakukan oleh tim PPI RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey).
Survey dilakukan 5 hari dengan jumlah sampel

tertentu
Inklusi :-
Eksklusi :-

Area Semua area klinis


Penanggung Jawab Ketua Komite Keselamatan Pasien
Pengumpul data /
PJ

17
2. Capaian kegiatan cuci tangan tahun berjalan

Kepatuhan hand hygiene perawat Ruang Jamrud


tahun 2016

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
kepatuhan hand hygiene 70% 40% 0% 0%
target 75% 75% 75% 75%

Analisis:

Kepatuhan Hand Hygiene 6 Langkah 5 Moment Ruang Jamrud 2016 masih belum
mencapai target 75%.

Masalah:
1. Petugas memakai perhiasan
2. Pengunjung tidak diedukasi Hand Hygiene
3. Jumlah wastafel kurang
4. Hand scrud belum ada di tempat tidur pasien

18
3. Rencana kegiatan di tahun berjalan
RTL Hand Hygiene 6 Langkah 5 Moment Ruang Jamrud 2016
Penanggung
No Kegiatan Tujuan/sasaran Metode Waktu Indikator Hasil
jawab
1 Sosialisasi larangan menggunakan Tujuan: Penyuluhan & Juli – Yuni Prayitno, Setiap perawat tidak menggunakan
perhiasan dalam pelayanan keperawatan Setiap perawat mengetahui dan memahami Pengawasan Desember AMK perhiasan saat memberikan
a. Sosialisasi saat hand over larangan menggunakan perhiasan dalam 2016 pelayanan.
b. Pengawasan oleh kepala ruang saat pelayanan keperawatan di ruang Jamrud
shift dinas Ada kegiatan pengawasan langsung
c. Sosialisasi penggunaan handscoen. oleh kepala Ruang dalam pelayanan
Sasaran: di Ruang Jamrud
Semua petugas di Ruang Jamrud
Setiap perawat memahami
penggunaan handscoen dengan tepat
2 Reedukasi kepada petugas tentang hand Tujuan: Penyuluhan & Juli – Yuni Prayitno, Ada kegiatan pengawasan langsung
hygiene : Setiap perawat mengetahui dan memahami Pengawasan Desember AMK oleh kepala Ruang dalam pelayanan
d. Sosialisasi saat hand over kembali tentang hand hygiene 6 langkah 2016 di Ruang Jamrud
e. Pengawasan oleh kepala ruang saat dan 5 moment terhadap pencegahan dan
shift dinas penularan infeksi di ruang jamrud Setiap perawat memahami tentang
hand hygiene 6 langkah 5 moment
Sasaran: terhadap pencegahan dan penularan
Semua petugas di Ruang Jamrud infeksi
3 Edukasi Hand hygiene kepada Tujuan: Penyuluhan & Juli – Hamidatur Setiap pengunjung mendapatkan
pengunjung Pengunjung memahami dan mampu Pengawasan Desember Rahmi, AMK brosur Hand hygiene.
a. Membagikan brosur Hand hygiene melakukan Hand hygiene. 2016
b. Memberikan penyuluhan langsung Setiap minggu ada kegiatan
tentang Hand hygiene kepada Sasaran: penyuluhan tentang Hand hygiene
pengunjung setiap minggu di ruang Semua pengunjung di ruang Jamrud. kepada pengunjung.
Jamrud.
4 Penambahanan jumlah wastafel. Tujuan: Koordinasi Juli – Yuni Prayitno, Wastafel bertambah
Memudahkan petugas melalukan hand Desember AMK .
hygiene ketika melakukan tindakan. 2016
Sasaran:
Bagian IPSRS.
5 Penempatan ulang dan penambahan hand Tujuan: Koordinasi Desember Yuni Prayitno, Hand srub tersedia di tempat tidur
scrub di tempat tidur pasien Memudahkan petugas melalukan hand 2016 AMK pasien.
hygiene ketika melakukan tindakan.
Sasaran:
Bagian CSSD

1
Rekomendasi: Mengetahui Banjarmasin, Juli 2016
Lanjutkan program perbaikan sesuai rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kepatuhan hand Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Ruang Jamrud
hygiene di ruang Safir.

H. Asmari, S.Kep., Ns. Yuni Prayitno, AMK.


Nip 19690403 199102 1 001 Nip 19720628 199703 1 006

2
BAB IV
PENUTUP

Saat ini RS memasuki era mutu pelayanan dan safety pasien. Semua bentuk pelayanan
menempatkan safety pasien pada tingkat yang tinggi.
Kegiatan indikator kinerja individu dan indikator kinerja unit adalah bagaimana menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan dan safety pasien. Langkah langkah kegiatan tersebut menjadi
keniscayaan pada pelayanan di RS. Langkah kegiatan tersebut menjadikan semua kegiatan
indikator kinerja individu dan unit dapat diukur sehingga capaian dapat di evaluasi dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Tutik sri hariyati, 2014. Perencanaan, Pengembangan dan Utilitas Tenaga Keperawatan.
Rajawali pers. Jakarta.
.........................., 2017. Pelatihan Perencanaan, Pengelolaan dan Pengembangan SDM
Keperawatan. FIK UI. Depok
Arjaty, 2016. Pelatihan Mutu dan Keselamatan Pasien, RSAS, Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai