Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

HASIL AUDIT KEPERAWATAN

Tindakan Keperawatan
Pemasangan Infus

Disusun untuk meningkatkan mutu profesi dan pelayanan asuhan keperawatan

Disusun Oleh:

Tim Ad Hoc Audit Keperawatan RSUP Dr. Kariadi

KOMITE KEPERAWATAN
RSUP Dr KARIADI SEMARANG
2017
LAPORAN HASIL AUDIT KEPERAWATAN

I. PENDAHULUAN
RSUP Dr. Kariadi Semarang sebagai unit pelaksana teknis Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
memperoleh sertifikasi akreditasi Join Commission International (JCI). Pengakuan
secara internasional ini merupakan langkah awal rumah sakit Dr. Kariadi untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu tinggi, menjamin
keselamatan pasien dan menjangkau seluruh masyarakat. Standar akreditasi
mewajibkan pelayanan kesehatan merujuk pada konsep Patient Centre Care. Untuk
itu RSUP Dr. Kariadi berkomitmen menjadi sahabat pasien dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Komitmen ini diharapkan mampu menghasilkan pemenuhan
kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien.
Kepuasan pelanggan bersifat dinamis seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator
mutu RSUP Dr.Kariadi. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan tersebut, salah satu
kegiatan yang dilaksanakan adalah memenuhi 21 hak pasien sesuai yang tercantum
dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Salah satu hak pasien adalah
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional. Hak tersebut harus difamahi dan terinternalisasi pada
setiap tindakan yang diberikan oleh profesional pemberi asuhan, termasuk
didalamnya adalah profesi keperawatan.
Profesi keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan di
RSUP Dr. Kariadi Semarang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
pelayanan kesehatan. Interaksi perawat terhadap konsumen di RSUP Dr. Kariadi
lebih banyak daripada profesi kesehatan yang lain. Kondisi ini merupakan
tanggung jawab besar profesi keperawatan, karena baik dan buruknya pelayanan
kesehatan di rumah sakit bisa dilihat dari kualitas tindakan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan yang paling sering
dilaksanakan perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah pemasangan infus.
Data hasil survey yang dilakukan oleh World Health Organisation (WHO)
pada tahun 2013 dinyatakan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial mencapai
5% per tahun yaitu 9 juta pasien dari 90 juta pasien yang terpasang infus dan
dirawat di ruang rawat inap rumah sakit mengalami flebitis. Kejadian flebitis dapat
disebabkan salah satunya dari cara pemasangan infus yang tidak sesuai dengan
standar operasional prosedur.
Hasil laporan tim PPI RSUP Dr.Kariadi pada tahun 2017 didapatkan data
bahwa jumlah pasien yang terpasang infus di RSUP Dr.Kariadi periode bulan Maret
sebanyak 20.944 orang, April sebanyak 20.175 orang, Mei sebanyak 20.771 orang.
Total pasien yang terpasang infus dalam 3 bulan terakhir rata-rata sebanyak 20.630
orang per bulan. Hasil observasi yang dilakukan oleh sub komite mutu profesi
keperawatan, di dapatkan data bahwa setiap hari terdapat 10 sampai 20 tindakan
keperawatan pemasangan infus di setiap ruangan keperawatan. Tindakan
keperawatan pemasangan infus ada yang sudah sesuai prosedur dan ada yang belum
sesuai dengan prosedur. Beberapa perawat tidak menjelaskan tujuan dan prosedur ,
tidak menggunakan pengalas, tidak melakukan validasi tetesan infus, serta ada yang
menggunakan kassa dan atau alkohol swab untuk menutup luka tusukan infus.
Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan, karena melanggar hak pasien dan potensial
menimbulkan masalah infeksi dan komplain pelanggan. Komplain pelanggan terkait
cairan infus di RSUP Dr. Kariadi Semarang pernah terjadi dua kali pada tahun
2017. Komplain yang pertama adalah cairan infus kehabisan sehingga udara masuk
kedalam selang infus. Komplain yang kedua adalah identitas cairan infus tidak
sesuai dengan nama pasien.
Melihat fenomena diatas, Komite Keperawatan sebagai organisasi non
structural mempunyai peran penting sebagai pengontrol mutu profesi dan pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatannya terhadap pasien. Oleh sebab itu komite keperawatan sub mutu
profesi memandang penting dilakukannya audit konkuren pemasangan infus untuk
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. Dalam hal ini komite keperawatan sub
mutu profesi ingin membidik proses pemasangan infus untuk pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit yang dilaksanakan oleh perawat apakah sudah dilakukan sesuai
SPO dan sesuai dengan standart pelayanan.

II. TUJUAN UMUM


Meningkatkan mutu profesi dan pelayanan tindakan keperawatan pemasangan infus.

III. TUJUAN KHUSUS


1. Melihat adakah kesenjangan antara tindakan keperawatan pemasangan infus
dengan standart yang ada.
2. Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan usaha kolaboratif, pencatatan
dan pelaporan yang konsisten terhadap tindakan keperawatan pemasangan
infus

IV. SASARAN
1. Untuk menyakinkan tindakan keperawatan pemasangan infus dilaksanakan
sesuai SPO.
2. Untuk menyakinkan bahwa dilaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
pemasangan infus sesuai SPO.

V. PELAKSANA
Sub Komite Mutu Profesi Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang
bersama dengan panitia Adhock audit keperawatan.

VI. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi : Seluruh tenaga keperawatan di area IRNA, IRIN dan IGD RSUP
Dr Kariadi Semarang sejumlah 1400 tenaga keperawatan.
Sampel : Sampel di ambil dengan proporsional sampling dengan metode
observasi langsung di area praktik. Berdasarkan rekomendasi
standart JCI untuk populasi lebih dari 640 memerlukan sampel
sejumlah 128 (Dengan penekanan pada objektifitas proses
pengambilan sampel). Jadi jumlah sampel dalam audit ini sejumlah
128 sampel.

VII. KRITERIA DAN STANDAR AUDIT


Kriteria dan standar yang digunakan dalam audit ini sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria dan Standar Audit

NO KRITERIA STANDART PERKECU


(%) ALIAN
1 Harus menggunakan set pemasangan Infus 100 Tidak ada
2 Harus menggunakan bengkok 100 Tidak ada
3 Harus melakukan verifikasi identifikasi 100 Tidak ada
4 Harus memasang pengalas 100 Tidak ada
5 Harus memakai sarung tangan bersih 100 Tidak ada
6 Harus menggunakan kasa steril untuk menutup 100 Tidak ada
insersi IV chateter
7 Harus mengatur tetesan infus menggunakan jam 100 Tidak ada
8 Harus memasang label pelaksanaan tindakan pada 100 Tidak ada
selang infus
9 Harus memasang label pada botol infus 100 Tidak ada
10 Harus menyampaikan “Terimakasih dan semoga 100 Tidak ada
lekas sembuh”
11 Harus mendokumentasikan di catatan keperawatan 100 Tidak ada
12 Pemasangan harus berhasil dalam 1 kali tusuk 100 Pasien balita,
kritis, gangguan
pembuluh darah
VIII. JADWAL PELAKSANAAN AUDIT
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Audit

NO KEGIATAN TANGGAL PELAKSANAAN

1. Menentukan Kriteria dan 05 Juni 2017


Standar

2. Pengumpulan Data 15 Juni s/d 24 Juli 2017

3. Analisis Data Kuantitatif 24 s/d 25 Juli 2017

4. Analisis Data Kualitatif 25 s/d 31 Juli 2017

5. Penyusunan laporan 31 Juli 2017

IX. ANGGARAN KEGIATAN


Semua pembiayaan kegiatan audit keperawatan ini menggunakan pembiayaan
anggaran RSUP Dr. Kariadi Semarang. Anggaran kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3. Anggaran Biaya Audit

NO KEGIATAN BIAYA

1 Kesekretariatan Rp. 300.000,-

2 Pengumpulan data: 17 x @Rp. 100.000,- Rp. 1.700.000,-

3 Pengolahan data (analisa kuantitatif dan kualitatif) Rp. 2.000.000,-

5 Rapat-rapat: 5 x @ Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-

Total Rp. 5.000.000,-

X. SUSUNAN PELAKSANA AUDIT KEPERAWATAN.


Ketua : Joko Wiyanto, S.Kep., Ners
Sekretaris : Nanang Qosim, S.Kep., Ners
Anggota :1. Sri Widayati, S.ST., M.Kes
2. Singgih. H, S.Kep.,Ners
3. Faisal Abdi, S.Kep.,Ners
4. Zaenal Arifin, S.Kep.,Ners
5. Diah Puspitaningtyas, S.Kep.,Ners
6. Istirochah, SSiT., M.Kes
7. Budi Hartoyo, S.Kep., Ns
8. Ari Kusumantoro S.Kep., Ners
9. Suratmini, S.Kep., Ns
10. Muji Astuti, S.Kep., Ners
11. Deby Aryanto, S.Kep., Ners
12. Suparno, S.Kep., Ns
13. Yayuk Setyowati, M.Kep., Ners., Sp.An
14. Siti Musarofah, S.Kep., Ners
15. Harno, S.Kep., Ners

XI. ANALISA HASIL AUDIT


a. Analisa Kuantitatif
1. Distribusi frekuensi variabel
a) Kelas Ruang
Diagram 1. Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Kelas Ruang Perawatan
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)

KELAS RUANG RAWAT


9% 18%

KELAS 1 (23)
KELAS 2 (33)
KELAS 3 (60)
VIP (12)
26%
47%

Berdasarkan diagram 1 dapat diketahui bahwa tenaga keperawatan


yang menjadi sampel audit paling banyak bekerja di ruang rawat kelas
tiga, yaitu sebanyak 60 perawat (47%). Paling sedikit perawat bekerja di
ruang kelas VIP sebanyak 12 perawat (9%).
b) Jenjang karir
Diagram 2. Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Jenjang karir
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)

JENJANG KARIR
20%
34%

PK/BP 1 (43)
PK/BP 2 (33)
PK/BP 3 (26)
PRA PK/ BP 0 (26)
20%

26%

Berdasarkan diagram 2 dapat diketahui bahwa tenaga keperawatan


yang menjadi sampel audit paling banyak memiliki jenjang karir
sebagai PK/BP 1 sebanyak 43 perawat (34%). PK/ BP 2 sejumlah 33
perawat (26%). PK/BP 3 sejumlah 26 perawat (20 %). Pra PK/BP 0
sejumlah 26 perawat (20 %).

c) Masa kerja
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Masa Kerja
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)

MASA KERJA

15% 3%

0-5 TAHUN (76)


6-10 TAHUN (29)
11-20 TAHUN (19)
21-30 TAHUN (4)
23% 59%

Diagram 3 diatas menunjukkan bahwa dari 128 perawat yang


menjadi sampel audit sebagian besar memiliki pengalaman kerja selama
0-5 tahun yaitu sejumlah 76 orang (59%). Sebagian kecil perawat
memiliki pengalaman kerja 21-30 tahun, yaitu sejumlah 4 orang ((3%).
d) Kepemilikan Surat Penugasan Klinis
Diagram 4. Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Kepemilikan Surat
Penugasan Klinis Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017
(n: 128)

PENUGASAN KLINIS
2%

MEMILIKI (125)
TDK MEMILIKI (3)

98%

Diagram 4 diatas menunjukkan bahwa dari 128 perawat yang


menjadi sampel audit terdapat 125 orang (98%) memiliki Surat
Penugasan Klinis dan 3 orang (2%) tidak memiliki Surat Penugasan
Klinis

e) Tingkat Kepatuhan
Diagram 5. Tingkat Kepatuhan Terhadap Regulasi Pemasangan Infus
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)

TINGKAT KEPATUHAN
13%

PATUH (112)
TIDAK PATUH (16)

88%

Diagram 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar perawat patuh


terhadap regulasi pemasangan infus, yaitu sebesar 112 perawat (87 %).
Tetapi masih ada perawat yang dinyatakan tidak patuh terhadap regulasi
yaitu sebesar 16 perawat (13 %).
2. Tingkat kesesuaian
Tingkat kesesuaian implementasi pemasangan infus oleh perawat sebagai
berikut:
Tabel 4. Tingkat Kesesuaian Dengan Standart
NO KRITERIA KESESUAIAN
(%)
K1 Harus menggunakan set pemasangan Infus 78,1
K2 Harus menggunakan bengkok 85,2
K3 Harus melakukan verifikasi identifikasi 68,8
K4 Harus memasang pengalas 75
K5 Harus memakai sarung tangan bersih 96,1
K6 Harus menggunakan kasa steril untuk menutup tinsersi 96,1
IV chateter
K7 Harus mengatur tetesan infus menggunakan jam 62,5
K8 Harus memasang label pelaksanaan tindakan pada 74,2
selang infus
K9 Harus memasang label pada botol infus 79,7
K1 Harus menyampaikan “Terimakasih dan semoga lekas 42,2
0 sembuh”
K1 Harus mendokumentasikan di catatan keperawatan 84,4
1
K1 Pemasangan harus berhasil dalam 1 kali tusuk 82
2
Selanjutnya untuk kriteria audit dengan dilai prosentase < 85 % akan
dilaksanakan analisa mendalam secara kualitatif untuk menentukan akar
masalah dan problem solving.

b. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif menggunakan metode Root Cause Analysis (RCA) terlampir.

XII. PENYEBAB KETIDAKSESUAIAN TERHADAP STANDART


Berdasarkan hasil diskusi,Tim Ad-Hoc menggunakan alat bantu Root Cause
Analysis (RCA) berhasil diidentifikasi penyebab ketidaksesuaian terhadap standar
pada tindakan keperawatan pemasangan infus. Penyebab ketidaksesuaian tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Penyebab Ketidaksesuaian Terhadap Standart
NO KRITERIA PENYEBAB KETIDAKSESUAIAN
(AKAR MASALAH)
K1 Harus menggunakan set Belum ada revisi SPO harus
pemasangan Infus (78,1 %) menggunakan set infus
K3 Harus melakukan verifikasi Kurang motivasi dan evaluasi untuk
identifikasi (68,8 %) melakukan verifikasi identitas
K4 Harus memasang pengalas (75 %) Tidak ada sosialisasi dari Tim PPI
bahwa bungkus set infus bisa di
gunakan sebagai pengalas
K7 Harus mengatur tetesan infus Kurang supervisi tentang
menggunakan jam (62,5%) implementasi pengaturan pemberian
cairan
K8 Harus memasang label Kurang supervisi tentang pemberian
pelaksanaan tindakan pada selang label tindakan dan cairan infus
infus (74,2%)
K9 Harus memasang label pada botol
infus (79,7 %)
K10 Harus menyampaikan Kurangnya peran AOC sebagai role
“Terimakasih dan semoga lekas model penerapan nilai peduli di area
sembuh” (42,2 %) praktik
K11 Harus mendokumentasikan di Dokumentasi di alokasikan di waktu
catatan keperawatan (84,4) khusus
K12 Pemasangan harus berhasil dalam Tidak ada program maintanance
1 kali tusuk (82%) kompetensi dengan observasi
langsung di ruangan

XIII. REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH


Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka Tim Ad-Hoc
mengusulkan untuk melakukan tindak lanjut penyelesaian masalah. Rencana
tindak lanjut secara detail dapat dilihat pada.Tabel.6.
Tabel 6. Rekomendasi Penyelesaian Masalah Dalam Audit Konkuren Tindakan Keperawatan Pemasangan Infus

NO AKAR MASALAH TINDAKAN PERBAIKAN PIC TARGET WAKTU BUKTI PELAKSANAAN SUMBER DANA

1 Belum ada revisi SPO harus 1. Revisi SPO pemasangan Bidang 1 bulan SPO pemasangan infus sudah Rumah Sakit
menggunakan set infus infus: ada set infus pada pelayanan direvisi
persiapan alat. keperawatan
2. Sosialisasi revisi SPO MPP 2 minggu Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
pemasangan infus
2 Kurang motivasi dan evaluasi 3. Monitor dan Evaluasi Karu 1 bulan Laporan monev Rumah Sakit
untuk melakukan verifikasi verifikasi identitas
identitas
4. DRK verifikasi identitas di MPP 1 bulan Laporan DRK Rumah Sakit
tiap unit
3 Tidak ada sosialisasi dari Tim 5. Sosialisasi bahwa bungkus IPCN 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
PPI bahwa bungkus set infus set infus bisa di gunakan
bisa di gunakan sebagai sebagai pengalas oleh IPCN
pengalas
4 Kurang supervisi tentang 6. Supervisi semua tindakan Karu 1 bulan Laporan supervisi Rumah Sakit
implementasi pengaturan keperawatan di area praktik
pemberian cairan
5 Kurang supervisi tentang
pemberian label tindakan dan
cairan infus

6 Kurangnya peran AOC sebagai 8. Peningkatan peran AOC Karu 3 bulan Laporan evaluasi Rumah Sakit
role model penerapan nilai sebagai role model
peduli di area praktik penerapan nilai peduli di
area praktik
7 Dokumentasi di alokasikan di 9. Monitor dan evaluasi segera Karu 3 bulan Laporan monitor dan evaluasi Rumah Sakit
waktu khusus menulis dokumentasi
setelah selesai tindakan
keperawatan
10. Sosialisasi pentingnya MPP 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
dokumentasi
8 Tidak ada program maintanance 11. Program maintanance Karu 1 bulan Laporan observasi Rumah Sakit
kompetensi dengan observasi kompetensi dengan
langsung di ruangan observasi langsung di
ruangan
XIV.
XV. PENUTUP
Demikian laporan hasil audit keperawatan ini kami susun. Semoga laporan
ini bisa memberikan manfaat bagi peningkatan mutu profesi dan pelayanan asuhan
keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan audit ini.

Mengetahui Semarang, 7 Agustus 2017

Ketua Komite Keperawatan Sub Komite


RSUP DrKariadi Semarang Mutu Profesi Keperawatan
RSUP Dr Kariadi Semarang

Sri Widayati,SST.,M.Kes. Joko Wiyanto, S.Kep., Ners.


NIP. 196005171981022001 NIP. 198201102006041016
CHECK LIST
AUDIT KONKUREN KEPERAWATAN
KOMPETENSI PERAWAT: PEMASANGAN INFUS

Ruang : ..............................................
Nama perawat (Inisial) : ..............................................
Level jenjang karir : ..............................................
Masa Kerja : ................ Tahun
RKK : (ada / tidak)
A. STANDAR ALAT
Keterangan
No Jenis alat
ada tidak ada
1. Sarung tangan bersih 1 pasang*
2. Set pemasangan Infus (Berisi kassa steril dan pengalas)*
Selang infus sesuai kebutuhan ( makro drip atau mikro
3.
drip)
4. Cairan parenteral sesuai program
5. IV Cateter sesuai ukuran
6. Kapas alkohol
7. Torniquet/ pembendung
8. Bengkok
9. Gunting verband
10. Plester
11. Standar infus

B. PROSEDUR
Keterangan
No Langkah – langkah tidak
dilakukan
dilakukan
12. Mencuci tangan

13 Menyampaikan salam

14 Memperkenalkan diri

15 Menyampaikan maksud dan tujuan

16 Melakukan Verifikasi identifikasi kepada pasien dengan


melihat gelang identitas sesuai SPO*

17 Mengatur pasien pada posisi yang nyaman


18 Mendekatkan alat
19 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilaksanakan
20 Mempersiapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus, membuang udara dan
menggantungkan pada standar infus
21 Menentukan area yang akan ditusuk
22 Memasang pengalas*
23 Memasang turniquet /pembendung ± 15 cm diatas vena
yang akan ditusuk
24 Memakai sarung tangan bersih*
25 Melakukan desiknfeksi pada area yang akan ditusuk
diameter ± 5-10 cm
26 Menusukkan IV kateter ke vena dengan jarum mengarah
ke jantung
27 Memastikan jarum IV chateter masuk ke vena
28 Menyambungkan jarum IV chateter ke selang infus
29 Melepaskan turniquet
30 Melakukan fiksasi
31 Menutup area insersi dengan kasa kering,kemudian
menutup dengan plester/ perekat*
32 Mengatur tetesan infus sesuai program (menggunakan
jam)*
33 Melepas sarung tangan
Memasang label infus
34 Memasang label pelaksanaan tindakan di reservoir
selang yang berisi:*
a. Nama pelaksana
b. Tanggal dan jam pelaksanaan
35 Memasang label pada botol infus sesuai dengan
program pasien yang berisi :*
a. Nama pasien
b. No rekam medis
c. Nama obat
d. Dosis
e. Tanggal dan jam pemberian serta estimasi habis.
36 Membereskan alat
37 Memberikan ucapan terimakasih dan menyampaikan
“ semoga lekas sembuh”*
38 Mencuci tangan sesuai SPO
39 Melakukan observasi respon pasien
40 Mendokumentasikan kegiatan pada catatan
keperawatan.
41 Mendokumentasikan pemberian cairan infus pada
lembar monitong*
42 Pemasangan berhasil dalam 1 kali tusuk*

JUMLAH TOTAL

Temuan Audit tambahan (Kondisi perawat, pasien, atau lingkungan yang menyertai):

Keterangan: Semarang, Juni 2017


*: Fokus audit
Auditor
KAPATUHAN:
 SKOR < 34 : TIDAK PATUH
 SKOR > 34 : PATUH
( ………………………… )
REKOMENDASI HASIL AUDIT KONKUREN TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS
KOMITE KEPERAWATAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2017

AKAR MASALAH

NO TINDAKAN PERBAIKAN PIC TARGET WAKTU BUKTI PELAKSANAAN SUMBER DANA

1 Belum ada revisi SPO harus 1. Revisi SPO pemasangan Bidang 1 bulan SPO pemasangan infus sudah Rumah Sakit
menggunakan set infus infus: ada set infus pada pelayanan direvisi
persiapan alat. keperawatan
2. Sosialisasi revisi SPO MPP 2 minggu Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
pemasangan infus
2 Kurang motivasi dan evaluasi 3. Monitor dan Evaluasi Karu 1 bulan Laporan monev Rumah Sakit
untuk melakukan verifikasi verifikasi identitas
identitas
4. DRK verifikasi identitas di MPP 1 bulan Laporan DRK Rumah Sakit
tiap unit
3 Tidak ada sosialisasi dari Tim 5. Sosialisasi bahwa bungkus IPCN 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
PPI bahwa bungkus set infus set infus bisa di gunakan
bisa di gunakan sebagai sebagai pengalas oleh IPCN
pengalas
4 Kurang supervisi tentang 6. Supervisi semua tindakan Karu 1 bulan Laporan supervisi Rumah Sakit
implementasi pengaturan keperawatan di area praktik
pemberian cairan
5 Kurang supervisi tentang
pemberian label tindakan dan
cairan infus

6 Kurangnya peran AOC sebagai 8. Peningkatan peran AOC Karu 3 bulan Laporan evaluasi Rumah Sakit
role model penerapan nilai sebagai role model
peduli di area praktik penerapan nilai peduli di
area praktik
7 Dokumentasi di alokasikan di 9. Monitor dan evaluasi segera Karu 3 bulan Laporan monitor dan evaluasi Rumah Sakit
waktu khusus menulis dokumentasi
setelah selesai tindakan
keperawatan
10. Sosialisasi pentingnya MPP 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
dokumentasi
8 Tidak ada program maintanance 11. Program maintanance Karu 1 bulan Laporan observasi Rumah Sakit
kompetensi dengan observasi kompetensi dengan
langsung di ruangan observasi langsung di
ruangan

Semarang, 7 Agustus 2017

Ketua Komite Keperawatan


RSUP DrKariadi Semarang

Sri Widayati,SST.,M.Kes.
NIP. 196005171981022001

ANALISA KUALITATIF AUDIT INFUS OLEH TENAGA KEPERAWATAN


DENGAN METODE RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS)
1. Kriteria 1. Harus menggunakan set pemasangan Infus (78,1 %)

A K S I
Berusaha respon cepat
A K S I
sosialisasinya kurang
78,1 % memnggunakan A K S I
set infus
KONDISI SPO belum di evaluasi
Tidak tahu informasi

KONDISI

Di SPO pemasangan
infus tdk berbunyi
KONDISI

Tdk ada ketentuan batas


WHY 1 waktu revisi SPO

WHY 2

WHY 3
(root cause)

Anda mungkin juga menyukai