Tindakan Keperawatan
Pemasangan Infus
Disusun Oleh:
KOMITE KEPERAWATAN
RSUP Dr KARIADI SEMARANG
2017
LAPORAN HASIL AUDIT KEPERAWATAN
I. PENDAHULUAN
RSUP Dr. Kariadi Semarang sebagai unit pelaksana teknis Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
memperoleh sertifikasi akreditasi Join Commission International (JCI). Pengakuan
secara internasional ini merupakan langkah awal rumah sakit Dr. Kariadi untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu tinggi, menjamin
keselamatan pasien dan menjangkau seluruh masyarakat. Standar akreditasi
mewajibkan pelayanan kesehatan merujuk pada konsep Patient Centre Care. Untuk
itu RSUP Dr. Kariadi berkomitmen menjadi sahabat pasien dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Komitmen ini diharapkan mampu menghasilkan pemenuhan
kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien.
Kepuasan pelanggan bersifat dinamis seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator
mutu RSUP Dr.Kariadi. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan tersebut, salah satu
kegiatan yang dilaksanakan adalah memenuhi 21 hak pasien sesuai yang tercantum
dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Salah satu hak pasien adalah
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional. Hak tersebut harus difamahi dan terinternalisasi pada
setiap tindakan yang diberikan oleh profesional pemberi asuhan, termasuk
didalamnya adalah profesi keperawatan.
Profesi keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan di
RSUP Dr. Kariadi Semarang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
pelayanan kesehatan. Interaksi perawat terhadap konsumen di RSUP Dr. Kariadi
lebih banyak daripada profesi kesehatan yang lain. Kondisi ini merupakan
tanggung jawab besar profesi keperawatan, karena baik dan buruknya pelayanan
kesehatan di rumah sakit bisa dilihat dari kualitas tindakan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan yang paling sering
dilaksanakan perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah pemasangan infus.
Data hasil survey yang dilakukan oleh World Health Organisation (WHO)
pada tahun 2013 dinyatakan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial mencapai
5% per tahun yaitu 9 juta pasien dari 90 juta pasien yang terpasang infus dan
dirawat di ruang rawat inap rumah sakit mengalami flebitis. Kejadian flebitis dapat
disebabkan salah satunya dari cara pemasangan infus yang tidak sesuai dengan
standar operasional prosedur.
Hasil laporan tim PPI RSUP Dr.Kariadi pada tahun 2017 didapatkan data
bahwa jumlah pasien yang terpasang infus di RSUP Dr.Kariadi periode bulan Maret
sebanyak 20.944 orang, April sebanyak 20.175 orang, Mei sebanyak 20.771 orang.
Total pasien yang terpasang infus dalam 3 bulan terakhir rata-rata sebanyak 20.630
orang per bulan. Hasil observasi yang dilakukan oleh sub komite mutu profesi
keperawatan, di dapatkan data bahwa setiap hari terdapat 10 sampai 20 tindakan
keperawatan pemasangan infus di setiap ruangan keperawatan. Tindakan
keperawatan pemasangan infus ada yang sudah sesuai prosedur dan ada yang belum
sesuai dengan prosedur. Beberapa perawat tidak menjelaskan tujuan dan prosedur ,
tidak menggunakan pengalas, tidak melakukan validasi tetesan infus, serta ada yang
menggunakan kassa dan atau alkohol swab untuk menutup luka tusukan infus.
Kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan, karena melanggar hak pasien dan potensial
menimbulkan masalah infeksi dan komplain pelanggan. Komplain pelanggan terkait
cairan infus di RSUP Dr. Kariadi Semarang pernah terjadi dua kali pada tahun
2017. Komplain yang pertama adalah cairan infus kehabisan sehingga udara masuk
kedalam selang infus. Komplain yang kedua adalah identitas cairan infus tidak
sesuai dengan nama pasien.
Melihat fenomena diatas, Komite Keperawatan sebagai organisasi non
structural mempunyai peran penting sebagai pengontrol mutu profesi dan pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatannya terhadap pasien. Oleh sebab itu komite keperawatan sub mutu
profesi memandang penting dilakukannya audit konkuren pemasangan infus untuk
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. Dalam hal ini komite keperawatan sub
mutu profesi ingin membidik proses pemasangan infus untuk pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit yang dilaksanakan oleh perawat apakah sudah dilakukan sesuai
SPO dan sesuai dengan standart pelayanan.
IV. SASARAN
1. Untuk menyakinkan tindakan keperawatan pemasangan infus dilaksanakan
sesuai SPO.
2. Untuk menyakinkan bahwa dilaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
pemasangan infus sesuai SPO.
V. PELAKSANA
Sub Komite Mutu Profesi Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang
bersama dengan panitia Adhock audit keperawatan.
NO KEGIATAN BIAYA
KELAS 1 (23)
KELAS 2 (33)
KELAS 3 (60)
VIP (12)
26%
47%
JENJANG KARIR
20%
34%
PK/BP 1 (43)
PK/BP 2 (33)
PK/BP 3 (26)
PRA PK/ BP 0 (26)
20%
26%
c) Masa kerja
Diagram 3. Distribusi Frekuensi Variabel Berdasarkan Masa Kerja
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)
MASA KERJA
15% 3%
PENUGASAN KLINIS
2%
MEMILIKI (125)
TDK MEMILIKI (3)
98%
e) Tingkat Kepatuhan
Diagram 5. Tingkat Kepatuhan Terhadap Regulasi Pemasangan Infus
Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2017 (n: 128)
TINGKAT KEPATUHAN
13%
PATUH (112)
TIDAK PATUH (16)
88%
b. Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif menggunakan metode Root Cause Analysis (RCA) terlampir.
NO AKAR MASALAH TINDAKAN PERBAIKAN PIC TARGET WAKTU BUKTI PELAKSANAAN SUMBER DANA
1 Belum ada revisi SPO harus 1. Revisi SPO pemasangan Bidang 1 bulan SPO pemasangan infus sudah Rumah Sakit
menggunakan set infus infus: ada set infus pada pelayanan direvisi
persiapan alat. keperawatan
2. Sosialisasi revisi SPO MPP 2 minggu Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
pemasangan infus
2 Kurang motivasi dan evaluasi 3. Monitor dan Evaluasi Karu 1 bulan Laporan monev Rumah Sakit
untuk melakukan verifikasi verifikasi identitas
identitas
4. DRK verifikasi identitas di MPP 1 bulan Laporan DRK Rumah Sakit
tiap unit
3 Tidak ada sosialisasi dari Tim 5. Sosialisasi bahwa bungkus IPCN 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
PPI bahwa bungkus set infus set infus bisa di gunakan
bisa di gunakan sebagai sebagai pengalas oleh IPCN
pengalas
4 Kurang supervisi tentang 6. Supervisi semua tindakan Karu 1 bulan Laporan supervisi Rumah Sakit
implementasi pengaturan keperawatan di area praktik
pemberian cairan
5 Kurang supervisi tentang
pemberian label tindakan dan
cairan infus
6 Kurangnya peran AOC sebagai 8. Peningkatan peran AOC Karu 3 bulan Laporan evaluasi Rumah Sakit
role model penerapan nilai sebagai role model
peduli di area praktik penerapan nilai peduli di
area praktik
7 Dokumentasi di alokasikan di 9. Monitor dan evaluasi segera Karu 3 bulan Laporan monitor dan evaluasi Rumah Sakit
waktu khusus menulis dokumentasi
setelah selesai tindakan
keperawatan
10. Sosialisasi pentingnya MPP 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
dokumentasi
8 Tidak ada program maintanance 11. Program maintanance Karu 1 bulan Laporan observasi Rumah Sakit
kompetensi dengan observasi kompetensi dengan
langsung di ruangan observasi langsung di
ruangan
XIV.
XV. PENUTUP
Demikian laporan hasil audit keperawatan ini kami susun. Semoga laporan
ini bisa memberikan manfaat bagi peningkatan mutu profesi dan pelayanan asuhan
keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan audit ini.
Ruang : ..............................................
Nama perawat (Inisial) : ..............................................
Level jenjang karir : ..............................................
Masa Kerja : ................ Tahun
RKK : (ada / tidak)
A. STANDAR ALAT
Keterangan
No Jenis alat
ada tidak ada
1. Sarung tangan bersih 1 pasang*
2. Set pemasangan Infus (Berisi kassa steril dan pengalas)*
Selang infus sesuai kebutuhan ( makro drip atau mikro
3.
drip)
4. Cairan parenteral sesuai program
5. IV Cateter sesuai ukuran
6. Kapas alkohol
7. Torniquet/ pembendung
8. Bengkok
9. Gunting verband
10. Plester
11. Standar infus
B. PROSEDUR
Keterangan
No Langkah – langkah tidak
dilakukan
dilakukan
12. Mencuci tangan
13 Menyampaikan salam
14 Memperkenalkan diri
JUMLAH TOTAL
Temuan Audit tambahan (Kondisi perawat, pasien, atau lingkungan yang menyertai):
AKAR MASALAH
1 Belum ada revisi SPO harus 1. Revisi SPO pemasangan Bidang 1 bulan SPO pemasangan infus sudah Rumah Sakit
menggunakan set infus infus: ada set infus pada pelayanan direvisi
persiapan alat. keperawatan
2. Sosialisasi revisi SPO MPP 2 minggu Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
pemasangan infus
2 Kurang motivasi dan evaluasi 3. Monitor dan Evaluasi Karu 1 bulan Laporan monev Rumah Sakit
untuk melakukan verifikasi verifikasi identitas
identitas
4. DRK verifikasi identitas di MPP 1 bulan Laporan DRK Rumah Sakit
tiap unit
3 Tidak ada sosialisasi dari Tim 5. Sosialisasi bahwa bungkus IPCN 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
PPI bahwa bungkus set infus set infus bisa di gunakan
bisa di gunakan sebagai sebagai pengalas oleh IPCN
pengalas
4 Kurang supervisi tentang 6. Supervisi semua tindakan Karu 1 bulan Laporan supervisi Rumah Sakit
implementasi pengaturan keperawatan di area praktik
pemberian cairan
5 Kurang supervisi tentang
pemberian label tindakan dan
cairan infus
6 Kurangnya peran AOC sebagai 8. Peningkatan peran AOC Karu 3 bulan Laporan evaluasi Rumah Sakit
role model penerapan nilai sebagai role model
peduli di area praktik penerapan nilai peduli di
area praktik
7 Dokumentasi di alokasikan di 9. Monitor dan evaluasi segera Karu 3 bulan Laporan monitor dan evaluasi Rumah Sakit
waktu khusus menulis dokumentasi
setelah selesai tindakan
keperawatan
10. Sosialisasi pentingnya MPP 1 bulan Daftar hadir sosialisasi Rumah Sakit
dokumentasi
8 Tidak ada program maintanance 11. Program maintanance Karu 1 bulan Laporan observasi Rumah Sakit
kompetensi dengan observasi kompetensi dengan
langsung di ruangan observasi langsung di
ruangan
Sri Widayati,SST.,M.Kes.
NIP. 196005171981022001
A K S I
Berusaha respon cepat
A K S I
sosialisasinya kurang
78,1 % memnggunakan A K S I
set infus
KONDISI SPO belum di evaluasi
Tidak tahu informasi
KONDISI
Di SPO pemasangan
infus tdk berbunyi
KONDISI
WHY 2
WHY 3
(root cause)