KOMITE KEPERAWATAN
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang aman, berfokus
kepada keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan (patient
centeredness) di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo, maka
diperlukan pedoman pelayanan Komite Keperawatan yang bermutu
tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Komite Keperawatan dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur sebagai landasan pedoman
pelayanan Komite Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tora
Belo;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pedoman pelayanan Komite Keperawatan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo
Kedua : Pedoman pelayanan Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tora
Belo sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat keputusan ini.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
perubahan dalam penetapannya.
Ditetapkan di : Sigi
Pada tanggal : 08 Januari 2022.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tora
Belo
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit umum daerah Tora Belo adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus
berkembang baik jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau
masalah kesehatan masyarakat, letak giografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.
Dalam pasal 63 Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dinyatakan
bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan degan mengendalikan,
pengobatan dan atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamannannya.
Tenaga keperawatan di rumah sakit umum daerah Tora Belo merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar (71% dari jumlah keseluruhan karyawan), memiliki jam kerja 24 jam
melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien
melalui hubungan professional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung
gugat sesuai kewenangangan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarganya.
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis selalu
berkembang serta memiliki etik profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan
dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Dalam profesi tenaga
keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan tindakan yang bersifat delegasi.
Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kemampuan kompetensi utama dari profesi
tenaga keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tindakan yang bersifat
mandiri ini merupakan kewenangan yang melekat dan menjadi tanggung jawab penuh dari
tenaga keperawatan. Kewenangan tenaga keperawatran untuk melakukan tindakan medik
merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang merupakan kewenangan klinis tertentu dan
perlu dikredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi, tetap menjadi
tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi dan
terus berkembang, maka diperlukan mekanisme dan system pengorganisasian yang terencana
dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata
norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa system pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai
jenjang kemampuan atau kopetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun
oleh etika profesi keperawatan. Mekanisme dan system pengorganisasian tersebut adalah
komite keperawatan.
Komite keperawatan rumah sakit umum daerah Tora Belo adalah wadah non
structural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk memberikan pertimbangan
strategis kepada direktur rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Komite keperawatan bertugas membantu direktur rumah
sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan termasuk memberikan masukan guna
pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan. Dalam pelaksanaan
fungsi dan tugasnya komite keperawatan mendapatkan dukungan baik dari kebijakan internal staf
keperawatan serta dukungan dari sumber daya dari rumah sakit.
B. TUJUAN
1. UMUM
Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan rumah sakit umum daerah Tora Belo
2. KHUSUS
a. Memberi kejelasan kewenangan bagi tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
memiliki kopetensi dan kewenangan klinis
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga perawat di setiap level
D. BATASAN OPERASIONAL
1. SUBKOMITE KREDENSIAL
a. Penyusunan buku putih
Buku putih merupakan dokumen persaratan terkait kopetensi yang dibutuhkan
melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai dengan standar kopetensinnya
b. Penyusunan daftar rincian kewenagan klinis
Melakukan fungsi memberikan rincian kewenangan klinis dalam melakukan tugasnya
c. Verivikasi persyaratan kredensial
Melakukan verivikasi tenaga keperawatan dengan berkoordinasi dengan bagian SDM
akan hasil verivikasi persyaratan kredensial dari bagian SDM
d. Proses kredensial
Melakukan fungsi dalam melakukan kredensial pada setiap tenaga keperawatan
e. Kredensial ulang
Melakukan fungsi dalam melakukan evaluasi kredensial secara berkala
d. Laporan krenensial
Memberikan laporan hasil proses kredensial sebagai pertannggungjawaban dari sub
komite kredensial
2. SUB KOMITE MUTU PROFESI
a. Penyusunan data dasar profil tenaga keperawatan
Melakukan fungsi pendataan profil tenaga keperawatan
b. Perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
Melaksanakan fungsi perencanaan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga perawat
untuk meningkatkan profesionalime dan peningkatan SDM
c. Perencanaan pelatihan
Melaksanakan fungsi perencanaan pelatihan dan edukasi tambahan bagi tenaga
keperawatan
d. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Audit dokumentasi merupakan upaya evaluasi secara provisional terhadap mutu
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya
e. Audit Kasus keperawatan
Audit kasus yang berfokus untuk sebuah kasus yang dilaporkan sebagai insiden
keselamatan pasien, baik berupa kejadian Nyaris Cidera (KNC/Near Miss), Kejadian
tidak diharapkan (KTD), Kejadian Sentinel dan kasus yang jarang terjadi untuk
peningkatan pengetahuan
f. Pendampingan pemberian asuhan keperawatan
Melakukan fungsi sebagai pendampingan dalam memberikan asuhan keperawatan
3. SUBKOMITE ETIK PROFESI
a. Sosialisasi Kode Etik Profesi
Memberikan sosialisasi Kode etik Profesi Keperawatan sebagai acuan etik dalam
memberikan asuhan keperawatan
a. Pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
Melakukan fungsi dalam pembinaan dalam etik dan disiplin profesi tenaga perawat
b. Penegakan disiplin profesi keperawatan
Melakukan fungsi dalam melakukan disiplin profesi keperawatan
c. Penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-masalah etik
Melakukan fungsi dalam penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
maslah etik
d. Pencabutan kewenangan klinis dan atau surat penugasan klinis (clinical appointment)
Melakukan fungsi dalam pencabutan kewenangan klinis
E. LANDASAN HUKUM
a. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 114
b. Undang-Undang nomor 44 tentang rumah sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
c. Peraturan Pemerintah nomor 1996 tentang tenaga kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara nomor 363)
d. Keputusan Mentri Kesehatan nomor 369/MENKES/SK/III?2007 tentang standar profesi
Bidan
e. Peraturan Mentri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan peraturan mentri
kesehatan nomor 17 tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 nomor
473)
f. Peraturan mMentri Kesehatan nomor 1144/MENKES/148/2010 tentang organisasi dan
tatakerja kementrian kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor
585)
g. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2010 nomor
501)
h. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang regristrasi
tenaga kesehatan
i. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 49/MENKES/PER/7/2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pendidikan
No. Jenis Tenaga Sertifikasi Jumlah
Formal
STR, SIK, Manajemen Mutu
1 Ketua Komite Min S1 Kep 1
Keperawatan, Komite Kep.
Subkomite
2 Min DIII Kep STR, SIK, Manajemen bangsal 2
Kredensial
3 Subkomite Mutu Min DIII Kep STR, SIK, Manajemen bangsal 2
4 Subkomite Etik Min DIII Kep STR, SIK, Manajemen bangsal 2
5 Sekretaris Min DIII Kep STR, SIK 4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Denah ruang komite keperawatan terlampir
B. STANDAR FASILITAS
1. Kondisi Bangunan dan Prasarana fisik
2. Jenis Perlengkapan
Komite keperawatan tidak berhubungan langsung dengan sasaran keselamatan pasien, dalam
penerapapan ke 6 sasaran keselamatan pasien komite keperawatan mengikuti penerapan sasaran
keselamatan pasien secara umum di RS yaitu
Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan
ketelitian identifikasi pasien, seluruh staf medis wajib melakukan identifikasi pasien
secara benar dengan menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien.
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar para pemberi layanan dengan menggunakan SBAR (Situasi
Bicrond Assesment Rekomendation)
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan
keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) dan LaSa.
Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien operasi.
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
Sasaran VI : Pengurangan risiko cidera akibat pasien jatuh
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari
cedera karena jatuh.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Kalibrasi Alat
Komite keperawatan tidak menggunakan alat-alat yang memerlukan kalibrasi
Pedoman pelayanan komite keperawatan RSUD Tora Belo ini diharapkan dapat menjadi acuan
dalam penyelenggaraan komite keperawatan untuk melaksanakan kegiatannya dalam memantau
kinerja tenaga keperawatan dan panduan pelayanan asuhan keperawatan