“TUMOR INTRACRANIAL’
MINGGU III
DISUSUN OLEH
HAIRUN R
Efek terapi music terhadap pengurangan nyeri pasien dilaporkan pada hasil
penelitian sistematik review dari dua jurnal dengan melakukan evaluasi pengaruh terapi
musik terhadap nyeri pasien kanker menunjukkan bahwa terapi musik memiliki pengaruh
dalam mengurangi nyeri skala sedang (moderate) pada pasien kanker. Pasien yang
mendapatkan terapi musik berkurang ketergantungan terhadap analgesik seperti meperidine,
fentanil dan petidine sebesar 29,7% (p value sebesar 0,055) dan berkurag 15 %
ketergantungan terhadap sedasi seperti midazolam dan propofol. Selain itu, 126 pasien
dengan kanker dimana 90% diantaranya mengalami nyeri melaporkan berkurangnya skor
nyeri dari 2,7 ke 2,1 pada 5 point Visual analoge scale (VAS) setelah dilakukan terapi musik
(p value 0,001) (Nurmalisa, 2020). Penelitian serupa dilakukan oleh Lestari, (2014) pada
pasien kanker payudara yang berjumlah 27 orang di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal yang
menunjukan adanya pengaruh pemberian terapi music Pachelbel Canon In D Major pada
skala nyeri pasien.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Martini, Watiningsih, Pertama, & Lisnayani,
(2018) dengan judul Terapi Distraksi (Musik Klasik) Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Fraktur Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Buleleng. Dengan ini menunjukkan
bahwa sebelum diberikan terapi distraksi (musik klasik) pada pasien post operasi fraktur di
ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng, menunjukkan bahwa dari 22 pasien sebelum
diberikan rata-rata mengalami intensitas nyeri 4.41 (nyeri sedang) dan setelah diberikan
terapi distraksi (musik klasik), menunjukkan rata-rata intensitas nyeri pasien post operasi
fraktur mengalami penurunan intensitas nyeri 2.77 (nyeri ringan), dengan nilai p value 0,000
(0,000 < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh terapi distraksi (Musik Klasik) terhadap
penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang kamboja RSUD Kabupaten
Buleleng.
Menurut Potter & Perry, (2010) Musik bersifat sedatif tidak hanya efek distraksi
dalam persepsi nyeri. Musik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran hormon
endorfin. Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang timbul,
midbrain mengeluarkan gama amino butyric acid (GABA) yang berfungsi
menghambat hantaran impuls listrik dari satu neuron ke neuron lainnya oleh
neurontransmiter didalam sinaps. Midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin dan
zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesik yang akhirnya mengeliminasi
neurotransmiter rasa nyeri pada pusat persepsi dan interprestasi sensorik somatik di
otak,sehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda, C. (2019). Literature Review: Self Pain Management sebagai Intervensi Nyeri pada
Pasien Kanker. Ejournal Unsri, 1(4), 86–89.
Haruman. (2018). Pengaruh Teknik Pemijatan Di Tangan Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pasien Dengan Kanker Payudara Di Rumah Singgah Cisc Jakarta Barat Tahun 2018.
Universitas Muhamadiayah Jakarta, 1(1), 1–8. Diambil dari
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12
.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet
.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o
Lestari, P. (2014). Efektivitas terapi musik terhadap skala nyeri pada pasien kanker payudara di
rumah sakit umum Dr. H soewondo kendal. Jurnal Kesehatan, 4. Diambil dari
http://112.78.40.115/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/235
Martini, M., Watiningsih, Pertama, A., & Lisnayani, K. (2018). Terapi distrkasi terhadap
penurunan nyeri. Jurnal Kesehatan, 7 no 2(september), 353–360.
Nurmalisa, B. E. (2020). Literature Review : Managemen Nyeri pada Pasien Kanker Literature
Review : Pain Managements in Cancer Patients Baiq Emy Nurmalisa, 1(1), 20–26.