Anda di halaman 1dari 6

ANALISA TINDAKAN INTERVENSI KEPERAWATAN

“TUMOR INTRACRANIAL’
MINGGU III

DISUSUN OLEH
HAIRUN R

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
1. Managemen Nyeri dengan terapi massage
Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien
kanker. Complementary Alternative Medecine (CAM) yang menjadi salah satu terapi yang
banyak dipilih oleh pasien kanker. Penanganan nyeri yang efektif dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien kanker.
Menurut IASP International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan bahwa nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan yang berasal dari
area tertentu di tubuh yang bergantung atau tidak bergantung pada kerusakan jaringan dan
berhubungan dengan pengalaman sebelumnya. 50-70% pasien kanker mengalami nyeri.
Nyeri kanker didominasi oleh neuropathic, psychological, social dan spiritual berhubungan
dengan nyeri nociceptive. Nyeri yang terus menerus yang dirasakan oleh pasien penyakit
terminal ini bisa mengurangi kualitas hidup dan fungsi fisik, meningkatkan level kelelahan
dan mengganggu aktifitas sehari-hari dan sosial. Salah satu alternatife Complementary
Alternative Medecine (CAM) untuk manajemen nyeri adalah terapi massage dan music
therapy (Alamanda, 2019)
Terapi massage merupakan terapi yang melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh
dengan menggunakan berbagai macam teknik manual dan mengaplikasikan penekanan dan
penarikan. Reseptor peripher distimulasi yang mana mencapai otak melalui spinal cord.
Massage dapat mengurangi stress dan level kecemasan serta nyeri. Di sisi lain, massage bisa
meningkatkan symptom managemen dan kualitas hidup pasien kanker tetapi secara evidence
tidak terbukti bahwa massage ini meningkatkan penyebaran kanker (Nurmalisa, 2020)
Berdasarkan hasil penelitian literature review mengenai managemen nyeri pada
pasien kanker yang dilakukan oleh seorang terapist atau perawat yang memiliki sertifikasi di
bidang massage menunjukan dari empat jurnal yang membahas mengenai efek terapi
massage dengan menggunakan teknik swedish dan effleurage dengan durasi waktu 15-45
menit, selama 3-4 kali seminggu, secara signifikan dapat mengurangi nyeri pasien kanker
dengan P value < 0,05. Hasil yang sama diperoleh dari sistematik review pada 27 penelitian
clinical trials yang menguji intervensi massage terhadap nyeri pada pasien kanker
menunjukkan bahwa 26 jurnal penelitian membuktikan secara signifikan bahwa terapi
massage dapat mengurangi kecemasan, distress emosional, nyeri, mual serta meningkatkan
kenyamanan (Nurmalisa, 2020). Penelitian lain yang dilakukan oleh Haruman, (2018) dengan
judul Pengaruh Teknik Pemijatan Di Tangan Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien
Dengan Kanker Payudara Di Rumah Singgah Cisc Jakarta Barat Tahun 2018 menunjukan
hasil ada perbedaan nilai mean intensitas nyeri sebelum intervensi yaitu 4,75 dengan SD
1,603 dan setelah intervensi didapatkan 1,42 dengan SD 1,084. Dengan hasil uji statistik
didapatkan nilai P value 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
antara intensitas nyeri sebelum intervensi dan intensitas nyeri setelah intervensi.

2. Management nyeri dengan terapi musik


Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme,harmoni, bentuk dan gaya yang di organisir
sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental
(Eka, 2011).

Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat


penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat
mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah
(Djohan, 2006). Terapi musik merupakan suatu bentuk terapi dibidang kesehatan yang
menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi masalah dalam berbagai aspek
fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat fisik. Selain
itu efek yang ditimbulkan seperti menurunkan nyeri dan membuat relaksasi. Rangsangan
musik meningkatkan pelepasan endorfin sehingga mengurangi kebutuhan obat analgesik
(Nurmalisa, 2020)

Terapi musik dapat mengurangi nyeri melalui mekanisme peningkatan denyut


jantung dan aliran darah perifer yang mana meningkatkan modulasi parasimpatetik dan
mengurangi modulasi simpatetik aktivitas kardiovaskular dari sistem saraf autonom. Musik
dapat memodulasi aktivitas sistem limbik, dan struktur paralimbik otak khususnya pada
bagian the ventral striatum (termasuk nucleus accumbens), dorsomedial midbrain (termasuk
ventral tegmental area dan periaqueductal gray), amygdala, dan hippocampus.

Efek terapi music terhadap pengurangan nyeri pasien dilaporkan pada hasil
penelitian sistematik review dari dua jurnal dengan melakukan evaluasi pengaruh terapi
musik terhadap nyeri pasien kanker menunjukkan bahwa terapi musik memiliki pengaruh
dalam mengurangi nyeri skala sedang (moderate) pada pasien kanker. Pasien yang
mendapatkan terapi musik berkurang ketergantungan terhadap analgesik seperti meperidine,
fentanil dan petidine sebesar 29,7% (p value sebesar 0,055) dan berkurag 15 %
ketergantungan terhadap sedasi seperti midazolam dan propofol. Selain itu, 126 pasien
dengan kanker dimana 90% diantaranya mengalami nyeri melaporkan berkurangnya skor
nyeri dari 2,7 ke 2,1 pada 5 point Visual analoge scale (VAS) setelah dilakukan terapi musik
(p value 0,001) (Nurmalisa, 2020). Penelitian serupa dilakukan oleh Lestari, (2014) pada
pasien kanker payudara yang berjumlah 27 orang di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal yang
menunjukan adanya pengaruh pemberian terapi music Pachelbel Canon In D Major pada
skala nyeri pasien.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Martini, Watiningsih, Pertama, & Lisnayani,
(2018) dengan judul Terapi Distraksi (Musik Klasik) Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Fraktur Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Buleleng. Dengan ini menunjukkan
bahwa sebelum diberikan terapi distraksi (musik klasik) pada pasien post operasi fraktur di
ruang Kamboja RSUD Kabupaten Buleleng, menunjukkan bahwa dari 22 pasien sebelum
diberikan rata-rata mengalami intensitas nyeri 4.41 (nyeri sedang) dan setelah diberikan
terapi distraksi (musik klasik), menunjukkan rata-rata intensitas nyeri pasien post operasi
fraktur mengalami penurunan intensitas nyeri 2.77 (nyeri ringan), dengan nilai p value 0,000
(0,000 < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh terapi distraksi (Musik Klasik) terhadap
penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang kamboja RSUD Kabupaten
Buleleng.
Menurut Potter & Perry, (2010) Musik bersifat sedatif tidak hanya efek distraksi
dalam persepsi nyeri. Musik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran hormon
endorfin. Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang timbul,
midbrain mengeluarkan gama amino butyric acid (GABA) yang berfungsi
menghambat hantaran impuls listrik dari satu neuron ke neuron lainnya oleh
neurontransmiter didalam sinaps. Midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin dan
zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesik yang akhirnya mengeliminasi
neurotransmiter rasa nyeri pada pusat persepsi dan interprestasi sensorik somatik di
otak,sehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda, C. (2019). Literature Review: Self Pain Management sebagai Intervensi Nyeri pada
Pasien Kanker. Ejournal Unsri, 1(4), 86–89.
Haruman. (2018). Pengaruh Teknik Pemijatan Di Tangan Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pasien Dengan Kanker Payudara Di Rumah Singgah Cisc Jakarta Barat Tahun 2018.
Universitas Muhamadiayah Jakarta, 1(1), 1–8. Diambil dari
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12
.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet
.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o
Lestari, P. (2014). Efektivitas terapi musik terhadap skala nyeri pada pasien kanker payudara di
rumah sakit umum Dr. H soewondo kendal. Jurnal Kesehatan, 4. Diambil dari
http://112.78.40.115/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/235
Martini, M., Watiningsih, Pertama, A., & Lisnayani, K. (2018). Terapi distrkasi terhadap
penurunan nyeri. Jurnal Kesehatan, 7 no 2(september), 353–360.
Nurmalisa, B. E. (2020). Literature Review : Managemen Nyeri pada Pasien Kanker Literature
Review : Pain Managements in Cancer Patients Baiq Emy Nurmalisa, 1(1), 20–26.

Anda mungkin juga menyukai