LAPORAN ANTARA
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 4
1.2. TUJUAN ..................................................................................................... 5
1.3. SASARAN .................................................................................................. 5
1.4. DASAR HUKUM ....................................................................................... 6
1.5. RUANG LINGKUP ................................................................................... 7
1.5.1. Lokasi.................................................................................................... 7
1.5.2. Lingkup kegiatan................................................................................... 8
1.6. METODOLOGI........................................................................................... 9
1.7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ..................................................... 10
1.8. TENAGA AHLI ........................................................................................ 11
1.9. KELUARAN ............................................................................................. 12
1.10. LAPORAN .............................................................................................. 12
BAB 2. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ....................................... 14
2.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PALEMBANG ........... 14
2.1.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ............................ 16
2.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ....................... 17
2.1.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang ........................... 18
2.2. PANDUAN RANCANG KOTA ............................................................... 21
2.2.1 Pengertian ............................................................................................. 22
2.2.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 24
2.2.3. Kriteria Dalam Penentuan Batas dan Luasan Kawasan Perencanaan.. 24
BAB 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ......................... 26
3.1, KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN .................................................. 26
3.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif ....................................... 26
3.1.2. Klimatologi ............................................................................................. 26
3.1.3 Fisiografis ................................................................................................ 27
3.1.4 Jenis Tanah .............................................................................................. 28
3.1.5 Hidrologi.................................................................................................. 28
BAB 1. PENDAHULUAN
Palembang
mempunyai
potensi
besar
untuk dikembangkan kembali sebagai Kota Tepian Air (Water front City).
Disebut berfungsi strategis sebagai kota transit, Palembang ternyata
menyimpan dan mempunyai aneka wisata alam dan budaya dengan karakteristik
yang berbeda dari aneka wisata alam dan budaya seNusantara.
Dalam Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang tahun
2012-2032 disebutkan tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Palembang adalah :
Tujuan penataan ruang wilayah adalah untuk mewujudkan Palembang
sebagai Kota Tepian Sungai berbasis pariwisata, jasa dan perdagangan berskala
Internasional yang Berbudaya, Aman, Nyaman, Produktif, Hijau, Berwawasan
Lingkungan, dan Berkelanjutan.
Kawasan 5 Ulu di lihat dari foto udara wilayah kelurahan 5 ulu merupakan
sebuah pulau yang diapit oleh 3 buah sungai, di sebelah utara Sungai Musi; di
sebelah Barat Sungai Tuan Putri atau dikenal penduduk bermukim sekarang
bernama sungai Kedukan; Sebelah Timur sungai Kenduruan. Sungai Tuan Putri &
sungai Kenduruan merupakan anak sungai Musi.
Kawasan & koridor Seberang Ulu I sepanjang sungai Musi adalah satu
kesatuan kawasan & koridor strategis karena posisinya sebagai etalase kota dari
arah sungai dimana merupakan Background View dari Kawsan Wisata Benteng
Kuto Besak (BKB).
Oleh
karena
itu
dalam
serta mengimplementasikan
termasuk
termasuk
diatas,
guna
mengakselerasi
issue pengembangan
berkelanjutan,
deskripsi
utama
secara
bertahap,
terpadu
dan
pemanfaatan
serta pengendaliannya
fisik
dokumen
DED termasuk
gambar
bestek
beserta
kondisi
dilakukan
dengan
metode
pengamatan,pengukuran
terinci/detail dengan memakai alat ukur theodolit dan water pass digital,pencatatan
dan pendokumentasian.
2) Identifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5
Ulu Kota Palembang :
Identifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan bangunan KSN kawasan 5 Ulu
Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan metode pengamatan,
Pemetaaan, pengukuran, pencatatan dan pendokumentasian. Penggambaran denah
rincidan identifikasi kebutuhan.
3) Referensi harga material, upah dan peralatan
Dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder (Buku Pedoman
Harga Satuan Kota Palembang, Penyusunan RTBL Kota Palembang 2011 dll.).
4) Optimalisasi dan prioritisasi kebutuhan dengan ketersediaan dana
KEGIATAN
1.
Rapat Persiapan
2.
3.
Laporan Pendahuluan
4.
5.
Laporan Antara
6.
Laporan Akhir
7.
Penyerahan Produk
10
MINGGU
5
6
7
10
Sesuai dengan waktu pelaksanaan dan rencana kerja, tim penyedia jasa
diwajibkan untuk menyusun matrik pelaksanaan kegiatan secara rinci dengan
mencantumkan seluruh items pekerjaan, keterlibatan para tenaga ahli dan waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing items pekerjaan, serta
keluaran dari masing-masing kegiatan.
1.8. TENAGA AHLI
Tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TenagaAhli
S1 Sipil
S1 Arsitektur
S1 Teknik Lingkungan
S1 Transportasi
S1 Teknik Sipil
S1 Teknik Sipil D3 Teknik Sipil
D3 Teknik Sipil
D3 Teknik Sipil/Arsitektur
D3 Teknik Sipil
SLTA sederajat
Pengalaman
5 Tahun
3 Tahun
3 Tahun
3 Tahun
3 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
2 Tahun
3 Tahun
Keterangan
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli
Estimator
Surveyor Juru Ukur
Autocat dan Tridimex
Estimator
Tenaga Administrasi
11
2) Laporan Antara
Merupakan dokumen perencana teknis yang berisikan:
ketentuan
umum,
administrasi
Pelaksanaan Konstruksi
3) Laporan Akhir
13
yang
menjadi
kepentingan
Nasional
yang
14
2007, aspek pengendalian yang didalamnya ada unsur pengawasan/monitoring dan law
enforcement bagi pelanggar tata ruang sudah dinyatakan secara jelas berikut aturan
mainnya.
Sebagaimana telah di paparkan sebelumnya bahwa kebijakan penting yang juga
terkait erat dengan RTRW kota adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN). Dalam dokumen RTRW Nasional Tahun 2020 sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008, yang merupakan Hasil
Penyempurnaan RTRWN yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun
1997, di wilayah Propinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), sehingga dengan demikian RTRW Kota Palembang harus
menyelaraskan dimensi ruang dan aktivitas dengan kehendak RTRWN tersebut.
Kebijakan Kota Palembang didasarkan pada pencapaian visi dan misi Kota
Palembang dengan prioritas utama pengembangan Kota Palembang sebagai Kota
internasional yang perlu ditunjang oleh penyediaan infrastruktur, yang seluruhnya perlu
diterjemahkan dalam dimensi ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
Selain itu, dengan terdapatnya pemekaran wilayah Kota Palembang dari 8 kemudian 14
kecamatan dan terakhir menjadi 16 Kecamatan yang memerlukan penyediaan sarana
dan prasarana serta pelayanan yang lebih merata tiap wilayah.
15
16
17
Mengidentifikasi
dan
menetapkan
Kawasan
Tepian
Sungai
18
Strategi
ini
pusat
pelayanan
19
20
mengembangkan
konsep
wisata
MICE
(Meeting,
Insentive,
Convention, Exibition);
7) Strategi untuk kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
mengembangkan
pembangunan
perumahan
bagi
masyarakat
21
22
kawasan,
kumuh/nelayan
seperti
(perbaikan
penataan
lingkungan
permukiman
kampung),
perbaikan
desa
pusat
kembali
kawasan,
seperti
peremajaan
kawasan,
23
kawasan,
seperti
pengendalian
kawasan
a) Administrasi,
berdasarkan
batas
wilayah
kota/desa,
kecamatan,
25
3.1.2. Klimatologi
Kondisi iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin
lembab nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Sebagian
besar wilayah Kota Palembang berdasarkan data dari stasiun Meteorologi tahun
2012 rata-rata 26,20C sampai dengan 28.400C. Suhu udara maksimum terjadi pada
bulan September yang berkisar 34,600C, sedangkan suhu udara minimum terjadi di
bulan Januari dan Februari yang berkisar 23.400C. suhu minimum kota terjadi pada
bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei.
Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban
udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%.
Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang
tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota.
Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah
tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 m dpl.
26
Pada tahun 2002 Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang
musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang
masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai
saluran pembuangan primer.
Tropis lembab nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428
mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata
12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak
pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga
dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat
yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi
air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
3.1.3 Fisiografis
1) Topografi
Kota Palembang terletak pada posisi belahan Timur Pulau Sumatera yang
merupakan dataran rendah dan berawan, serta terdapat perbedaan karakter topografi
antara seberang ulu dengan seberang ilir. Bagian wilayah seberang ulu pada
umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah
asli berada di bawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi Dibagian
seberang ilir adanya variasi topografi Dengan demikian aspek topografi pada
prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa
kelerengan atau kemiringan yang besar.
2) Geologi
Bentuk dan keadaan wilayah Kota Palembang memiliki jenis tanah lapisan
alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak
mengandung minyak bumi yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi.
Tanah relatif datar dan rendah, tempat-tempat yang agak tinggi terletak di bagian
utara Kota. Sebagian Kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan
terus menerus.
3) Hidrologi
Kota Palembang mempunyai 108 sungai. Terdapat 5 buah sungai yang dapat
dilayari yaitu Sungai Musi sepanjang 15 km, kedalaman 8-12 m dengan lebar
27
mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak
sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan
sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-anak sungai yang
mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.
3.2. SARANA / FASILITAS KOTA
3.2.1. Sarana Pendidikan
Pada tahun 2010 seharusnya jumlah TK adalah 1.178 unit dengan jumlah
penduduk pendukung sebanyak 1.250 dan kebutuhan lahan seluas 500 m2/unit.
Jumlah ini mungkin akan lebih kecil apabila jumlah penduduk pendukung dihitung
dari jumlah anak usia TK.
Untuk sarana SD, dengan jumlah penduduk pendukung sebanyak 1.600 jiwa,
maka jumlah SD di Kota Palembang seharusnya sebanyak 886 unit, akan tetapi baru
ada sebanyak 447 unit SD, sehingga kekurangan SD sebanyak 439 unit. Kebutuhan
tahun 2010 seharunya 921 unit,tahun 2020 sebanyak 1.121 unit dan pada tahun
2030 sebanyak 1.420 unit dengan kebutuhan lahan seluas 284 Hektar. Tahun 2010
seharurnya jumlah SLTP harusnya sebanyak 317 unit, tahun 2020 sebanyak 388
unit dan pada tahun 2030 sebanyak 473 unit dengan kebutuhan lahan seluas 426
hektar.
Dalam memprediksikan jumlah kebutuhan sarana pendidikan dimasa
mendatang di Kota Palembang digunakan asumsi proporsi jumlah penduduk Kota
Palembang dan demand tingkat pendidikan selain rencana kebutuhan menurut
standar.
Rencana pengembangan sarana pendidikan dilakukan terutama di wilayah
pengembangan perumahan baru dan daerah yang belum terjangkau pelayanannya
dengan skala pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta diikuti oleh
profesional dan jumlah guru di setiap sekolah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Distribusi fasilitas pendidikan disesuaikan dengan struktur hirarki pelayanan yang
didasari jenjang pendidikannya. Untuk fasilitas pendidikan yang pelayanan
berskala regional ditempatkan pada kawasan tertentu yang berhubungan dengan
transportasi lalu lintas regional. Untuk fasilitas pendidikan dasar dan menengah
yang pelayanannya berskala kota didistribusikan dibagian wilayah kota/kecamatan,
29
30
ditingkatkan statusnya agar menjadi rumah sakit umum yang memounyai pelayanan
yang berkualitas, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
3.2.3 Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan diperlukan sebagai tempat pelayanan kebutuhan
penduduk akan kebutuhan sehari-hari. Sarana perbelanjaan dapat berupa toko,
warung/kios, pasar lingkungan, pasar, KUD, BANK dan sarana pelayanan lainnya.
Penyediaan sarana perbelanjaan ini diperlukan dalam suatu skala tertentu, dan
disesuaikan dengan jumlah penduduk yang dilayani.
Dalam pengembangan fasilitas perdagangan ini, pengalokasian fasilitas
perdagangan di Kota Palembang dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1) Rencana pengembangan fasilitas perdagangan disesuaikan dengan
rencana jaringan jalan dan didukung oleh utilitas yang baik.
2) Lokasi sebaiknya tidak dekat dengan fasilitas peribadatan dan fasilitas
pendidikan.
3) Lokasi sebaiknya dekat dengan lokasi permukiman dan terjangkau oleh
transportasi umum.
Jumlah penduduk pendukung untuk 1 unit pasar adalah 30.000 jiwa dengan
luas lahan yang dibutuhkan adalah 10.000 m2 per unit pasar, sehingga pada tahun
2010 seharusnya jumlah pasar sebanyak 49 unit. Pada tahun 2020 diperkirakan
kebutuhan pasar sebanyak 60 unit dengan luas lahan 63 hektar dan pada tahun 2030
sebanyak 73 unit dengan luas lahan 76,96 hektar.
3.2.4 Sarana Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas hiburan/rekreasi adalah fasilitas yang diperuntukkan bagi
masyarakat kota guna penyegaran dari kegiatan rutin sehari-hari disamping juga
dapat dijadikan sebagai kontak interaksi sosial (fasilitas sosial), juga berfungsi
sebagai tempat mengingatkan kita terhadap lingkungan atau alam, dan nilai-nilai
sejarah budaya. Fasilitas hiburan/rekreasi ini dapat berupa bangunan dan ataupun
kawasan yang bernilai sejarah budaya ataupun berupa alam (pantai, pengembangan
perairan sungai, danau, dan lain-lain). Pada Umumnya bangunan atau kawasan bagi
31
fasilitas hiburan atau rekreasi tidak terdapat pada semua bagian wilayah kota,
sehingga perlu digali potensi yang ada pada masing-masing wilayah kota tersebut.
Jenis fasilitas dapat dibedakan atas fasilitas untuk kegiatan yang berada
didalam ruangan (in door) seperti gedung olah raga, bioskop, gedung kesenian.
Sedangkan fasilitas untuk kegiatan di luar lapangan (out door) seperti lapangan olah
raga dan taman. Sarana rekreasi dan olahraga diperlukan sebagai penyempurna
kebutuhan penduduk yang mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan
kenyamanan penduduk. Penggunaan sarana ini dapat berfungsi ganda, yaitu selain
berupa taman yang dapat dipergunakan sebagai tempat bermain bagi Kota
Palembang, juga dapat digunakan sebagai tempat olah raga. Hal ini sangat penting,
selain manfaatnya sebagai tempat rekreasi/ olahraga juga dapat memberikan
kesegaran pada lingkungan permukiman yang dilayani melalui udara yang segar
dan penetralisasian polusi udara lebih terjamin. Sedangkan penyediaan fasilitas
olah raga hendaknya memperhatikan skala pelayanan sampai tingkat kelurahanlingkungan. Kebutuhan fasilitas dasar tersebut, adalah lapangan olah raga serba
fungsi (sepak bola/voli/bola basket) dan gedung olah raga yang dapat disatukan
dengan gedung kesenian. Penyediaan kebutuhan berdasarkan standar minimal
dengan skala pelayanan kelurahan/lingkungan, bagi fasilitas olah raga dan pusat
komplek fasilitas olah raga dengan skala pelayanan tingkat kota regional. Kawasan
yang diarahkan pengembangannya sebagai kawasan olah raga dan rekreasi adalah
Kawasan Jakabaring Sport City dan Kawasan Kampus.
32
33
Kawasan Perencanaan
Gambar 4.1. Letak Kawasan Perencanaan
Kalau di lihat dari kondisi sekarang yang menempati wilayah daratan banyak
terdapat pemukiman orang2 palembang asli, sebagian masih ada rumah yang
berbentuk Limas yang tidak terlalu terawat. Sedangkan wilayah pesisir sungai di
kampong 5 ulu Lorong Keramat & Siliwangi dihuni oleh para pendatang dari daerah
Muara Batun.
34
35
36
Visi
Perumusan visi yang tepat dapat menolong dan memacu setiap langkah
dalam memecahkan permasalahan dengan solusi yang tepat dan perumusan misi
dapat memberikan gambaran tolok ukur pemenuhan keberhasilan perumusan solusi
tersebut.
Revitalisasi kawasan sebagai Kawasan Strategis Sosial Budaya yang
berbasis pada lingkungan Sungai dan Ekonomi Perkotaan sebagai elemen
penting peningkatan kualitas hidup kawasan
2) Misi
Pendekatan yang dilakukan dalam mencapai visi perencanaan RTBL adalah
dengan merumuskan misi penataan kawasan yang mengutamakan penghargaan
terhadap kebutuhan pengguna dan menciptakan kawasan yang tertib, indah, aman,
nyaman serta dapat menciptakan image bagi kawasan tersebut.
Misi pengembangan kawasan dirumuskan sebagai berikut:
a) Terwujudnya ruang kota yang fungsional sebagai pusat perdagangan dan
jasa dalam lingkup Kawasan tepian sungai Musi Kecamatan seberang ulu
Kota Palembang,
b) Terwujudnya ruang kota yang adaptif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan wilayah berdasarkan skenario penataan ruang secara
makro.
c) Terbentuknya citra kawasan sebagai water front melalui penegasan
karakter dan peningkatan kualitas kawasan secara fisik dan visual.
d) Terciptanya kenyamanan dan kemudahan pergerakan dan aksesibilitas
dan pengguna ruang lainnya, melalui penegasan artikulasi antara
bangunan dan ruang terbuka (termasuk jalur kendaraan dan pedestrian).
e) Terpeliharanya karakter dan budaya lokal melalui transformasi arsitektur
dalam skala bangunan individu maupun arsitektur perkotaan.
37
38
pula pada kawasan sekitar sumur komunal sebagai rth dengan fungsi tambahan
untuk bersosialisasi. Sementara beberapa kawasan potensial pengembangan taman
RTH pada semua segmen perlu ditindak lanjuti dengan mendekati pihak
masyarakat untuk mengembangkan bersama. Untuk lebih jelasnya, arahan tata
hijau RTH dapat dilihat pada gambar berikut.
40
41
Pembangunan Dermaga
42
5.1.1. Promenade
Promenade sebagai ruang Publik harus dapat menampung berbagai aktifitas
warga seperti Kegiatan Refreshing/wisata, Kegiatan Olah Raga Volley Pantai,
Kegiatan Ekonomi temporer seperti Lapak pedagang. Promenade juga berfungsi
sebagai Ruang Penghubung atau Jalur sirkulasi.
43
Gambar 5.2. Visualisasi Konsep Jalan Tepi Sungai Kenduruan dan Kedukan
44
LAP.
VOLLEY
JALAN
AKSES
DERMAGA
TAMAN
LAP.
VOLLEY
Gambar 5.3. Rencana Tapak Promenade
45
PARKIR
PLAZA
46
47