PEKERJAAN
DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT
KERUSAKAN MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA
WILAYAH I
TAHUN ANGGARAN
2021
Konsultan Perencana :
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
KATA PENGANTAR
Buku Laporan Pendahuluan ini disusun sesuai dengan yang dilaksanakan dalam
Kegiatan Pekerjaan DED Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat Kerusakan Minimal
Sedang Beserta Perabotnya Wilayah I.
Buku Laporan Akhir ini kami susun untuk mendeskripsikan pekerjaan awal sampai
akhir. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas kami sebagai
Konsultan Perencana yang meliputi perencanaan teknis secara keseluruhan dari survei
pendahuluan, metodologi perencanaan, perhitungan perencanaan, dan laporan akhir
perencanaan.
Terima kasih disampaikan kepada pihak terkait yang telah membantu penyusunan
Laporan tersebut, semoga buku Laporan ini dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang diharapkan.
Pekanbaru, 2021
Konsultan Perencana
CV. YAGANA CONSULINDO
DEDI WAHYUDI
Direktur
i
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Umum………………………………….…………………………………..…… 10
3.2 Pendekatan………………………………….………………………………… 10
3.3 Metodologi………………………………….………………………………….. 18
ii
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
iii
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Bab PENDAHULUAN
1
1.1. LATAR BELAKANG
Kegiatan Rehab Sedang / Berat Gedung SMP merupakan kegiatan yang harus
diwujudkan untuk menunjang fasiltas pendidikan maupun menyediakan sarana
prasarana penunjang lainnya demi kenyamanan bagi siswa sekolah menegah
perguruan. Adapun salah satu factor untuk memaksimalkan fungsi pendidikan adalah
dengan pembangunan / perbaikan ruang kelas dan fasilitas lainnya. Dengan adanya
upaya tersebut, maka perlu adanya suatu perencanaan untuk melaksanakan
pembangunan/ rehabilitasi sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan kondisi lahan
yang yang ada.
Menyadari pentingnya peranan sekolah demi tercapainya tujuan
pembangunan pendidikan nasional, terutama untuk program pendidikan yang
bermutu, maka Pemerintah Kab. Kampar perlu memberdayakan sekolah semaksimal
mungkin sehingga dapat menyelenggarakan dan memberika pelayanan pendidikan
yang bermutu. Pemerintah Kab. Kampar dalam hal ini Dinas Pendidikan melalui
kegiatan DED Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang
Beserta Perabotnya Wilayah I, memberikan bantuan yang bersifat stimulant kepada
sekolah. Setiap bangunan harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi criteria teknis pembangunan yang layak dari segi mutu,
biaya dan criteria administrasi.
Pekerjaan DED Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat Kerusakan Minimal
Sedang Beserta Perabotnya Wilayah I ini bertujuan unutk memfasilitasi kebutuhan
perencanaan dari Dinas Pendidikan Kab. Kampar Tahun Anggaran 2021.
Pemerintahan Kab. Kampar dalam hal ini Dinas Pendidikan Kab. Kampar
melalui kegiatan DED Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat Kerusakan Minimal
Sedang Beserta Perabotnya Wilayah I untuk Pekerjaan DED Rehabilitasi Ruang Kelas
Dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya SMP Negeri 5
Tapung, SMP Negeri 5 Tapung Hilir, SMP Negeri 3 Tapung Hilir mengupayakan
peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga mampu meghasilkan
I- 1
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
bangunan gedung yang memadai dan layak menurut kaidah, norma serta tata laku
professional.
I- 2
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
I- 3
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
I- 4
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Bab GAMBARAN
2 UMUM WILAYAH
Ibu kota Kabupaten Kampar berpusat di Bangkinang yang berjarak kurang lebih 60
Km dari Kota Pekanbaru, dan terbagi dalam 21 Kecamatan, yaitu terdiri dari 242 Desa dan
8 Kelurahan.
II- 5
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
2.2.1. Topografi
II- 6
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
2.2.2. Hidrologi
Kabupaten Kampar memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang besar dan
beberapa sungai kecil yaitu Sungai Kampar yang panjangnya ±413,5 km dengan
kedalaman rata-rata 7,7 m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini
termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar,
Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri. Sungai Siak bagian
hulu yakni panjangnya ±90 km dengan kedalaman rata-rata 8–12 m yang melintasi
Kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian
masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan
maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).
Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin
meluasnya wilayah bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan kondisi DAS sebagian besar
mengalami degradasi sehingga upaya rehabilitasi perlu segera dilakukan.
2.2.3. Geologi
II- 7
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
2.2.4. Klimatologi
Kabupaten Kampar beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim
hujan dan kemarau. Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis. Temperatur
minimum terjadi pada bulan November Dan Desember yaitu sebesar 210 C. Temperatur
maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 350 C. Jumlah hari hujan dalam Tahun
2009, yang terbanyak adalah disekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri Pada Tahun
2009, jumlah hari hujan setahun rata-rata 256 hari. Kondisi klimatologis demikian amat
cocok dalam pengembangan berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan
beberapa jenis komoditi perkebunan. Dalam 5 (lima) Tahun belakangan ini belum
menggambarkan terjadinya kondisi ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau
II- 8
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
dapat dilakukan dari Ibu Kota Kabupaten Kampar (Bangkinang) menuju Tapung dengan
perjalanan ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan Roda 4 jarak
tempuh ±35Km atau 1 jam perjalanan.
II- 9
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
3.1. UMUM
3.2. PENDEKATAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan DED Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat
Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya Wilayah I, Kami sebagai Konsultan
Perencana telah melakukan kajian awal terkait dengan upaya untuk menciptakan
desain yang mampu memenuhi standar keidealan bangunan sebagai wadah aktivitas
sepertinya yang diinginkan oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar selaku
“owner” dalam kegiatan ini. Penjelasan berikut ini akan menguraikan secara ringkas
masing-masing pendekatan yang akan digunakan tersebut.
II- 10
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 11
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 12
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Beban Vertikal
Sesuai Peraturan Pembebanan Untuk Gedung 1983, maka beban mati sesuai
dengan bahan yang dipakai, sedang beban hidup disesuaikan dengan fungsi
bangunan.
Beban Horizontal
Berupa beban gempa menurut Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk
Gedung disesuaikan dengan lokasi.
3. Alat bantu perencanaan struktur seperti program komputer yang dapat
menambah kecepatan dan keakuratan perencanaan.
c. Aspek Mekanikal Elektrikal
Sistem M/E direncanakan dengan menerjemahkan kebutuhan layanan utilitas
pada setiap bangunan maupun lingkungan site secara keseluruhan. Untuk itu
berdasarkan diperlukan kriteria perencanaan yang akan disusun berdasarkan
merupakan terjemahan dari :
Perilaku dan kegiatan dari pemakai bangunan
Tujuan penggunaan bangunan
Persyaratan Pemerintah
Peraturan teknis yang berlaku
II- 13
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 14
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 15
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
(jumlah titik) serta penentuan lokasi sumur-sumur resapan akan menjadi bagian
dari sistem perencanaan bangunan dan pengolahan lahan (land development).
II- 16
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
dipecah atas sub sub sistem, maka sangat dimungkinkan untuk melaksanakan
perencanaan dengan Perencanaan Lintas Cepat (Fast Track Delivery Method
Phase Design) di mana perencanaan sub-sub sistem dapat dilakukan secara
bersamaan tanpa saling menunggu.
Adapun dengan melakukan metode Perencanaan Lintas Cepat maka dapat
menghasilkan :
1. Pelaksanaan penanganan pekerjaan yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhannya/tahapannya sehingga penghematan waktu dapat diperoleh.
Penghematan waktu perencanaan, berkaitan erat dengan kecepatan
membangun maupun dalam hal ini terbatasnya waktu kegiatan
perencanaan. Dengan metoda lintas cepat ini, pelaksanaan pekerjaan
perancangan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan disiplin ilmu
yang berkaitan dan kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna jasa. Guna
memonitor pengendalian waktu, digunakan "Barchart" dan Network
Planning" yang dibuat oleh Konsultan.
2. Produk dengan mutu/kualitas yang tinggi dan dapat
dipertanggungjawabkan secara teknik, sehingga pengendalian mutu dapat
dilakukan. Dengan menggunakan standar dan pertimbangan sebagai contoh
saat memeutuskan untuk melakukan pemilihan bahan yang mengutamakan
kekuatan serta biaya pemeliharaannya kecil atau tidak ada (Maintenance
Free), fungsional, hemat energi dan cukup estetika atas biaya yang ada,
maka Konsultan Perancana dapat memutuskan bahan dan sistem yang akan
digunakan. Pengendalian mutu pada tahap Perancangan ini kemudian
ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis
serta dalam gambar gambar keseluruhan. Untuk pengendalian mutu pada
tahap pelaksanaan, selain pelaksana mengikuti yang tercantum dalam
Dokumen Pelaksanaan, diperlukan pula pengendalian yang dilakukan
dengan pengawasan fisik dilapangan serta dalam rapat rapat Lapangan dan
Koordinasi yang melibatkan semua pihak proyek pada tahap pelaksanaan
Konstruksi Fisik Konsultan Perencana akan melaksanakan Pengawasan
Berkala.
Perencanaan anggaran biaya pembangunan yang dapat diatur sesuai dengan
tahun anggarannya serta penggunaan besarnya dapat dikendalikan
(Pengendalian Biaya). Pengendalian biaya pada tahap perancangan
II- 17
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
3.3. METODOLOGI
II- 18
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Hasil dari proses tersebut akan menciptakan suatu irisan konsepsi berupa
program yang menjadi dasar atas kegiatan perancangan.
P
R
PLAN
O
G DESIGN
R
A
M
Gambar 2.3. Perumusan Program dari Proses Rencana (Plan) dengan Proses
Rancang (Desain)
1. Lokasi pekerjaan;
2. Aktivitas kegiatan yang berlangsung pada bangunan yang direncanakan;
3. Biaya pelaksanaan pekerjaan;
4. Waktu pekerjaan pembangunan dilaksanakan;
5. Fasilitas, sarana dan prasarana;
6. Maksud dan tujuan pembangunan.
II- 19
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
1. Tahap Asimilasi
Tahap ini mencakup : pengumpulan, pengaturan informasi umum dan
informasi khusus yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi;
2. Tahap Studi umum
Tahap ini meliputi penyelidikan mengenai sifat masalah dan cara-cara
penyelesaiannya;
3. Tahap Pengembangan
Yaitu tentang pengolahan yang menghasilkan pemecahan masalah;
4. Tahap Presentasi
II- 20
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 21
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 22
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 23
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
8. Aspek Efisiensi
Kriteria yang digunakan:
Hubungan antar fungsi
Pergerakan orang dan distribusi barang
Penggunaan ruang
Pertimbangan umum pada:
Desain yang dapat menekan biaya operasional
Bangunan terorganisasi dengan baik
9. Fleksibel
Mudah merespon perubahan penggunaan
Dapat berkembang sesuai kebutuhan
Pentahapan dalam perencanan, tahap konstruksi atau pembangunan
masa datang
10. Fungsional
Kriteria yang digunakan:
Pemisahan
Kenyamanan bagi pengguna
Privasi
Pertimbangan umum pada:
Standar dan hubungan ruang
Lingkungan / kondisi eksisting yang telah ada
11. Arsitektur yang baik
Kriteria yang digunakan:
Sosial
Taraf hidup
Estetika
Ramah Lingkungan
Dalam proses perancangan bangunan, akan diperhatikan dan
dipertimbangkan beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mengarah pada
perumusan konsep rancangan. Kriteria – kriteria tersebut terbagi menjadi dua
kategori, yaitu :
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Khusus
II- 24
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 25
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 26
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
7. Persyaratan Mekanikal
a. Menjamin ketepatan aplikasi spesifikasi teknis lift sebagai sarana
mobilitas vertical orang dan barang
b. Menjamin ketepatan desain dan penempatan posisi lift sehingga bias
berfungsi optimal
II- 27
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 28
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 29
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 30
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 31
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 32
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
II- 33
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Rencana/program kerja yang disusun merupakan uraian tahapan kerja rinci yang
akan dilaksanakan oleh konsultan dalam menyelesaikan DED Rehabilitasi Ruang Kelas
Dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang Beserta Perabotnya Wilayah I. Secara garis
besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dikategorikan dalam tujuh
tahapan kerja :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Penyusunan Program Dan Konsep Perancangan Rehabilitasi Bangunan
3. Tahap Rancangan Pelaksanaan Rehabilitasi Bangunan (Design Development)
4. Tahap Penyusunan Gambar Kerja, RKS dan RAB (Rencana Detil)
5. Pelelangan Fisik
1. Tujuan
Sebagai langkah awal untuk mendapatkan data-data dan informasi lapangan,
membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, menyusun program kerja
perencanaan, konsep perencanaan, kajian dan anlisa terhadap data gambar pra
desain dan konsultasi dengan instansi terkait mengenai peraturan dan perijinan
bangunan.
2. Metode Kerja
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan yang
berkaitan dengan lokasi, luas, batas, prasarana-prasarana yang ada, dengan antara
lain :
IV- 34
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
IV- 35
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
1. Mobilisasi.
Dalam tahap mobilisasi ini akan dilakukan persiapan-persiapan yang
menyangkut pengerahan tenaga pelaksanaan, baik yang bersifat teknis
maupun administratif dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai
dengan beban kerja, pengadaan perlengkapan kantor, bahan dan
alat-alat tulis, dan pengadaan alat transportasi.
3. Persiapan Survey
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survey lapangan
5. Studi Literatur
Studi literatur semua aspek yang berkaitan dengan perancangan
bangunan. Studi yang dilakukan akan meliputi program ruang,
kegiatan, persyaratan environment, serta persyaratan-persyaratan
teknis lainnya.
IV- 36
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun gambar konsep perancangan yang
mendasarkan pada data dan temuan di lapangan termasuk mengkaji dan
menganalisa gambar pra desain yang sudah ada, masukan akan tambahan
kebutuhan ruang baik luasan maupun spesifikasinya dari pihak user dikaitkan
dengan persyaratan-persyaratan teknis menyangkut masalah kekuatan,
keamanan, keindahan dan keserasian dengan lingkungan.
Dengan dasar-dasar tersebut di atas diharapkan semua inspirasi dari pihak user
bisa tertampung semua baik dari segi fungsi bangunan dan filosofinya, sehingga
pada tahap pelaksanaan gambar kerja nantinya filosofi dan kekhasan bangunan
di lingkungan Site SMP Negeri 5 Tapung, SMP Negeri 5 Tapung Hilir, SMP
Negeri 3 Tapung Hilir akan dapat dikembangkan lebih lanjut ke dalam teknis
pelaksanaan.
2. Metode Kerja
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis data lapangan, data gambar
pra desain dan data tambahan masukan dari pihak user, menterjemahkan ke
dalam bahasa teknis serta mengestimasikan biaya yang tersedia melalui
IV- 37
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
1. Tujuan
o Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter proyek
secara menyeluruh dan terpadu.
o Untuk mematangkan konsep desain/rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya baik
dari segi kelayakan dan fungsi, estetika dan ekonomi bangunan.
2. Metode
Pada tahap Rancangan Pelaksanaan, Perencana akan bekerja atas dasar Pra
Rancangan/Rancangan Skematik yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.
Sistem-sistem instalasi teknik mekanikal dan elektrikal dipertimbangkan
IV- 38
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Setelah diperiksa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, hasil rancangan Pelaksanaan
ini dianggap sebagai rancangan Tetap dan digunakan oleh Perencana sebagai
dasar untuk mulai tahap selanjutnya.
Pada dasarnya tahap ini merupakan integrasi dari semua sub sistem yang dipilih
untuk digunakan di dalam bangunan dan yang menyatakan semua bahan-bahan
bangunan yang akan digunakan sudah jelas ditentukan.
Dalam tahap ini gambar lebih besar dari tahap sebelumnya gambar sudah
menunjukkan hal-hal yang lebih terinci, dan secara garis besar produk dalam
tahap ini harus sudah digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan konstruksi
fisik. Dengan demikian pula dengan rencana anggaran biaya, sudah lebih pasti
dari perkiraan-perkiraan tahap sebelumnya. Hal ini merupakan informasi
penting bagi Pengguna Jasa untuk dapat memberikankeputusan apakah perlu
dilakukan perubahan-perubahan bahan atau peralatan yang akan digunakan,
bila diperlukan yang disesuaikan dengan dana pembangunan yang disediakan.
A. Gambar-gambar
Pada tahap ini skala gambar yang digunakan adalah 1 : 200, 1 : 100, 1 :
50, 1 : 20 sesuai dengan kejelasan informasi yang ingin disampaikan.
IV- 39
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
IV- 40
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
4.1.4. PENYUSUNAN GAMBAR KERJA, RKS ,RAB DAN MAKET (RENCANA DETAIL)
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersiapkan gambar-gambar detail atau
gambar pelaksanaan, menyusun Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) dan
Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta perhitungan-perhitungan konstruksi dan
kekuatannya, yang nantinya akan dipergunakan sebagai pedoman dan syarat-
syarat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang sifatnya mengikat dan
mempunyai kekuatan hukum.
Pada tahap ini gambar-gambar kerja / gambar detail yang diperlukan adalah
gambar-gambar detil Arsitektur, Struktur,ME,dan Lansekap.
2. Metode Kerja
Berpedoman kepada gambar Pra Rencana yang telah disepakati bersama
dengan pihak Pengguna Jasa (user), untuk selanjutnya pada tahap
pembangunan ini masing-masing disiplin ahli terutama tenaga ahli teknik
bangunan, menganalisis dan mengembangkan rencana dikaitkan dengan teknis
pelaksanaan di lapangan. Dari hasil analisis tersebut kemudian ditentukan
spesifikasi penggunaan bahan, serta pemakaian sarana dan prasarana
bangunannya agar memenuhi persyaratan teknis dan biayanya.
Dalam tahapan ini semua hasil prarancangan yang telah dikomunikasikan dan
disetujui oleh pihak Pemberi Tugas akan diolah lebih lanjut menjadi dokumen
tender yang akan dijadikan dasar bagi pelaksanaan konstruksi. Kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam tahap ini mencakup :
IV- 41
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
b. Perhitungan Struktur
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan
sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku. Perhitungan struktur
akan merupakan bagian dari dokumen lelang.
IV- 42
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
IV- 43
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
TENAGA
PENDUKUNG Keterangan :
Garis Tugas
Garis Koordinasi
IV- 44
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
IV- 45
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
a. Rusak ringan adalah kerusakan yang tidak mengganggu fungsi bangunan dari
segi arsitektur, seperti kerusakan pada pekerjaan finishing, yaitu mengelupasnya cat
yang tidak menimbulkan gangguan fungsi dan estetika serta tidak menimbulkan
bahaya sedikitpun kepada penghuni.
b. Rusak sedang adalah kerusakan yang dapat mengganggu fungsi bangunan dari
segi arsitektur (fungsi, kenyamanan, estetika), seperti kerusakan pada bagian
V- 46
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
bangunan yaitu pecahnya kaca pada jendela dan pintu yang dapat mengurangi
estetika bangunan dan mengurangi kenyamanan pada penghuni.
c. Rusak berat adalah kerusakan yang sangat menganggu fungsi dan estetika
bangunan serta mengakibatkan hilangnya rasa nyaman dan dapat menimbulkan
bahaya kepada penghuni.
3. Kategori Kerusakan Utilitas
Kerusakan utilitas dikelompokkan menjadi tiga kondisi rusak yaitu sebagai berikut:
a. Rusak ringan adalah rusak kecil atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang
tidak akan menimbulkan gangguan atau mengurangi fungsi komponen utilitas,
misalnya pada instalasi listrik yaitu padamnya salah satu lampu pada ruangan.
b. Rusak sedang adalah kerusakan atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang
menimbulkan gangguan atau mengurangi fungsi komponen utilitas, misalnya pada
instalasi telepon yang mengalami gangguan di salah satu ruangan yang
menyebabkan matinya saluran telepon diruangan tersebut.
c. Rusak berat adalah rusak atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang dapat
menimbulkan gangguan berat atau mengakibatkan tidak berfungsinya secara total
komponen utilitas.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/ PRT/ M/ 2008 tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Intensitas Kerusakan Bangunan
dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan yaitu:
1. Kerusakan Ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti
penutup atap, langit – langit, penutup lantai dan dinding pengisi. Perawatan untuk tingkat
kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/kelas dan lokasi yang
sama.
2. Kerusakan Sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non- struktural, dan
atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai dan lain – lain. Perawatan untuk
tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan
tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/kelas dan lokasi
yang sama.
V- 47
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
3. Kerusakan Berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik
struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya. Perawatan untuk tingkat kerusakan berat, biayanya
maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan
gedung baru yang berlaku, untuk tipe lokasi yang sama.
Untuk itu perlu langkah-langkah perawatan dan perbaikan agar kerusakan tidak
semakin parah dan tetap dapat dipergunakan dengan aman dan nyaman. Adapun
penyebab kerusakan pada rumah atau bangunan gedung sebagai berikut (Uberlin, 2013) :
1. Faktor Usia
Salah satu penyebab utama kerusakan rumah atau gedung yaitu faktor usia bangunan
tersebut. Semakin bertambah usia bangunan, maka kekuatan dan ketahanannya semakin
berkurang atau menurun.
Untuk mengantisipasi kerusakan akibat usia bangunan maka perlu dilakukan antisipasi
dengan jalan melakukan perawatan dan kontrol secara rutin dan berskala (kontrol 3-5
tahun sekali) agar tidak terjadi kerusakan yang berkelanjutan terutama pada struktur
bangunan yang menyebabkan terjadinya perlemahan pada bagian konstruksi atau bahan
bangunan tersebut (Imelda, 2012).
V- 48
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Perawatan pada lantai keramik pada daerah basah dan daerah kering, misal lantai
keramik pada kamar mandi harus selalu diusahan selalu bersih dan kering agar tidak terjadi
kotor yang menyebabkan lumut. Sedangkan lantai keramik pada daerah kering jarang
terdapat lumutan namun perlu dilakukan perawatan secara rutin agar terhindar dari noda
yang melekat.
Untuk memilih dan menetapkan bahan maka harus disesuaikan dengan fungsi dan
komponen pekerjaan yang akan dikerjakan seperti pasir untuk pekerjaan pasangan batu
bata atau plesteran akan berbeda dengan pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan
beton. Demikian juga pada kontruksi kayu untuk kusen akan berbeda dengan kayu yang
dipakai untuk rangka atap.
5. Bencana Alam
Bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung atau
rumah tinggal antara lain, gempa, banjir, puting beliung. Sedangkan bencana yang lain
yaitu kebakaran, tertimpa pohon dan lain-lain.
Agar kerusakan akibat kejadian diatas tidak menimbulkan masalah maka perlu adanya
perhitungan baik terhadap bangunan untuk mengantisipasi gempa dan banjir yaitu
bangunan tahan gempa agar bangunan tetap kuat dan utuh. Demikian juga untuk untuk
antisipasi terhadap kebakaran dengan menyediakan tabung pemadam kebakaran pada
tempat-tempat tertentu dan melokalisir pohon dan tiang listrik atau memberikan
pengamanan.
V- 49
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.1 Kerusakan plafond pada Ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung
Gambar 5.2 Pelapis Dinding luar (eksterior) ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung
V- 50
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.3 Pelapis Dinding dalam (interior) ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung
Gambar 5.4 Kerusakan Plafond pada Ruang Kelas SMP Negeri 5 Tapung Hilir
V- 51
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.5 Kerusakan lantai pada ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung Hilir.
Gambar 5.6 Pelapis Dinding dalam (interior) ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung
Hilir
V- 52
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.7 Kerusakan Plafond pada Ruang Kelas SMP Negeri 3 Tapung Hilir
Gambar 5.8 Kerusakan lantai pada ruang kelas SMP Negeri 5 Tapung Hilir
V- 53
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.9 Pelapis Dinding cat sekolah SMP Negeri 3 Tapung Hilir
Gambar 5.10 Pelapis Dinding cat sekolah SMP Negeri 3 Tapung Hilir
5.5.2. Perpustakaan
Pada bangunan perpustakaan SMP Negeri 3 Tapung Hilir terdapat eberapa
elemen bangunan yang rusak dan perlu direhab, antara lain :
1. Plafond
Plafond memerlukan pembaruan karena sudah tampak rusak akibat kebocoran air
hujan.
V- 54
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.12 pelapis dinding cat bangunan perpustakaan SMP Negeri 3 Tapung
Hilir
V- 55
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH I
Gambar 5.13 Kerusakan Plafond pada Ruang guru SMP Negeri 3 Tapung Hilir
Gambar 5.14 Pelapis Dinding cat ruang guru SMP Negeri 3 Tapung Hilir
V- 56
LAPORAN
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
Bab PENGEMBANGAN
6
6.1. Pekerjaan Rehabilitasi dan pengembangan pada SMP Negeri 5 Tapung
Pekerjaan yang dilakukan pada SMP Negeri 5 Tapung ini terdapat pekerjaan
rehabilitasi pada elemen bangunan. Rehabilitasi yang dilakukan pada bangunan-bangunan
yang ada di SMP Negeri 5 Tapung dapat dilihat sebagai berikut :
1. Ruang Kelas
Pada bangunan Ruang Kelas dilakukan rehabilitasi / penggantian elemen bangunan
yang mengalami kerusakan, seperti :
- Rangka Atap
- Penutup Atap
- Plafond
- Pintu
- Pelapis Lantai (Keramik)
- Pelapis Dinding (Cat)
6.2. Pekerjaan Rehabilitasi dan pengembangan pada SMP Negeri 5 Tapung Hilir
Rehabilitasi yang dilakukan pada bangunan-bangunan yang ada di SMP Negeri 5
Tapung Hilir dapat dilihat sebagai berikut :
1. Ruang Kelas
Pada bangunan Ruang Kelas dilakukan rehabilitasi / penggantian elemen bangunan
yang mengalami kerusakan, seperti :
- Rangka Atap
- Penutup Atap
- Plafond
- Pintu
- Pelapis Lantai (Keramik)
- Pelapis Dinding (Cat)
VI- 57
LAPORAN
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
6.3. Pekerjaan Rehabilitasi dan pengembangan pada SMP Negeri 3 Tapung Hilir
Rehabilitasi yang dilakukan pada bangunan-bangunan yang ada di SMP Negeri 3
Tapung Hilir dapat dilihat sebagai berikut :
1. Ruang Kelas
Pada bangunan Ruang Kelas dilakukan rehabilitasi / penggantian elemen bangunan
yang mengalami kerusakan, seperti :
- Rangka Atap
- Penutup Atap
- Plafond
- Pintu
- Pelapis Lantai (Keramik)
- Pelapis Dinding (Cat)
2. Perpustakaan
Pada bangunan perpustakaan dilakukan rehabilitasi / penggantian elemen bangunan
yang mengalami kerusakan, seperti :
- Rangka Atap
- Penutup Atap
- Plafond
- Pintu
- Pelapis Dinding (Cat)
3. Ruang Guru
Pada bangunan ruang guru dilakukan rehabilitasi / penggantian elemen bangunan
yang mengalami kerusakan, seperti :
- Rangka Atap
- Penutup Atap
- Plafond
- Pintu
- Pelapis Dinding (Cat)
VI- 58
LAPORAN
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Pendahuluan meliputi :
Persiapan administrasi
Pembongkaran elemen bangunan yang akan di rehab
2. Pekerjaan Rehab
Pekerjaan ini meliputi :
Atap
Rangka Atap
Cat
Pelapis Lantai (Keramik)
Kusen dan Pintu
VII- 59
LAPORAN
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
Pada masing-masing kriteria memiliki beberapa item yang dinilai berdasarkan skor.
Skor yang diberikan dengan skala 1 sampai 5 dengan uraian skor sebagai berikut;
1 = jelek
2 = kurang
VII- 60
LAPORAN
LAPORAN DED REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN
AKHIR
AKHIR MINIMAL SEDANG BESERTA PERABOTNYA WILAYAH
3 = sedang
4 = baik
5 = baik sekali
Hasil analisa multi kriteria memberikan nilai tertinggi pada konstruksi berupa
jembatan gantung baja.
VII- 61