I BAB 2 I
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.1
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.2
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.1
Peta Wilayah Kabupaten Lingga
II.3
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.1.
Pembagian Dan Luas Wilayah Kabupaten Lingga
Gambar. G-II.2
Luas Daratan Menurut Kecamatan di Kabupaten Lingga
II.4
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga, terluas adalah Kecamatan Senayang
yaitu 396,00 km2 (18.7 % dari total luas daratan) yang terdiri dari 18 Desa dan 1 Kelurahan,
kemudian Kecamatan Lingga yaitu 383,45 km2 (23% dari total luas daratan) yang terdiri dari
10 Desa dan 1 Kelurahan. Tabel. T-II.2. berikut ini menunjukkan jumlah Desa/Kelurahan yang
ada dimasing-masing Kecamatan.
Tabel. T-II.2.
Desa/Kelurahan Yang Ada di Kabupaten Lingga
No Kecamatan Desa/Kelurahan
1 Singkep Barat Marok Tua Sungai Buluh
Kuala Raya Bakong
Tinjul Sungai Harapan
Jagoh Sungai Raya
Kel. Raya Bukit Belah
Tanjung Irat Langkap
2 Singkep Dabo Batu Berdaun
Dabo Lama Batu Kacang
Tanjung Harapan Kel. Sungai Lumpur
3 Singkep Selatan Marok Kecil Berhala
Resang
4 Singkep Pesisir Berindat Persing
Sedamai Lanjut
Kote Pelakak
5 Lingga Pekajang Kelumu
Mepar Kelombok
Merawang Daik
Panggak Darat Panggak Laut
Musai Mentuda
Nerekeh
6 Selayar Selayar Penuba
Pantai Harapan Penuba Timur
7 Lingga Timur Bukit Langkap Kerandin
II.5
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Pekaka Keton
8 Lingga Utara Sekanah Duara
Resun Limbung
Bukit Harapan Teluk
Linau Pancur
Rantau Panjang Sungai Besar
Rusun Pesisir Belungkur
9 Senayang Mamut Senayang
Rejai Pasir Panjang
Temiang Pulau Medang
Tanjung Kelit Batu Belubang
Pulau Batang Mensanak
Benan Tanjung Lipat
Pena’ah Laboh
Baran Cempa
Tajur Biru Pulau Duyung
Pulau Bukit
10 Kepulauan Posek Busung Panjang Suak Buaya
Posek
Sumber: Bag. Pemerintahan, 2016
II.6
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.1.3. Topografi
Jika dilihat dari topografinya, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga adalah
berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), terdapat 73.947 ha
yang berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah datarnya hanya sekitar 11.015 ha.
Pada dasarnya, wilayah Kebupaten Lingga memiliki kemiringan yang ideal untuk
dikembangkan sebagai kawasan perkotaan, karena hampir mencapai 65 %, wilayah
Kabupaten Lingga berada dalam kemiringan 0-2 %, disusul oleh wilayah dengan kemiringan
di atas 40 % yaitu mencapai hampir 17 %.
Tabel. T-II.3.
Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan Induk
No Kecamatan Tinggi (m dpl)
Berdasarkan bentuk bentang alam dan sudut lerengnya, daerah penyelidikan dapat
dibagi menjadi 6 (enam) satuan morfologi, yaitu:
1) Dataran
Merupakan daerah dataran aluvial sungai dengan kemiringan lereng medan antara 0-5%
(0-30), ketinggian wilayah antara 18-45 meter di atas permukaan laut. Pada daerah yang
termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai tingkat erosi sangat rendah.
Penyebaran satuan ini adalah di bagian timur daerah pemetaan, yaitu sekitar Kecamatan
Senayang, Kecamatan Lingga Utara, dan sebagian di Kecamatan Singkep Barat.
2) Perbukitan berelief halus
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus dengan
kemiringan lereng medan 5-15% (3-80), ketinggian wilayah antara 45-144 meter di atas
permukaan laut. Pada daerah yang termasuk ke dalam satuan morfologi ini mempunyai
II.7
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
tingkat erosi rendah. Penyebaran satuan ini antara lain menempati daerah sebagian di
Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Singkep.
3) Perbukitan berelief sedang
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang dengan
kemiringan lereng medan 15-30% (8-170) dengan ketinggian wilayah 150-400 meter di
atas permukaan laut. Pada daerah yang termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai
tingkat erosi rendah sampai menengah. Penyebaran satuan ini antara lain di daerah
sekitar sebagian di Kecamatan Singkep Barat dan Kecamatan Singkep serta sebagian di
Kecamatan Lingga.
4) Perbukitan berelief agak kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang agak kasar dengan
kemiringan lereng 30-50% (17-270), dengan ketinggian wilayah 200-550 meter di atas
permukaan laut. Pada daerah yang termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai
tingkat erosi menengah. Penyebaran satuan ini antara lain di daerah sekitar Kecamatan
Singkep, dan sebagian kesil terdapat di Kecamatan Singkep Barat, Kecamatan Lingga dan
Kecamatan Lingga Utara.
5) Perbukitan berelief kasar
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang kasar dengan
kemiringan lereng 50-70% (27-360), dengan ketinggian wilayah 225-644 meter di atas
permukaan laut. Pada daerah yang termasuk dalam satuan morfologi ini mempunyai
tingkat erosi tinggi. Penyebaran satuan ini antara lain sebagian besar di Kecamatan
Lingga dan sebagian kecil di Kecamatan Lingga Utara serta sebagian kecil di sekitar
Kecamatan Singkep.
6) Perbukitan berelief sangat kasar sampai hampir tegak
Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sangat kasar dengan
kemiringan lereng lebih besar dari 70% (>360), dengan ketinggian wilayah 262-815 meter
di atas permukaan laut. Pada daerah yang termasuk dalam satuan morfologi ini
mempunyai tingkat erosi sangat tinggi, terutama erosi vertikalnya. Penyebaran satuan ini
antara lain terdapat di sekitar di Kecamatan Lingga dan sebagian kecil di Kecamatan
Lingga Utara serta sebagian kecil di sekitar Kecamatan Singkep.
II.8
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.4.
Kelas Lereng Dengan Luas Penyebaran Di Kabupaten Lingga
2.1.1.4. Geologi
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah podsolik merah
kuning, litosol, dan organosol. Adapun lapisan tanahnya berstruktur remah sampai gumpal.
Sedangkan lapisan bawahnya berselaput liat dan teguh. Sementara untuk jenis batu-
batuannya, batuan Pluton Asam (Acid Pluton) yang berupa batuan sejenis granit tersebar
pada kawasan Gunung Daik di bagian barat Pulau Lingga, selain itu terdapat juga batuan
endapan dari Zaman Prateseiser yang tersebar di seluruh Pulau Lingga.
2.1.1.5. Hidrologi
Pada umumnya sungai–sungai yang terdapat di Kabupaten Lingga yang berbukit-
bukit, sehingga sangat banyak ditutupi oleh vegetasi hutan. Kedalaman dari permukaan air
pada kawasan datar berkisar 2-3 meter. Sedangkan pada tempat yang berbukit-bukit antara
3 - 7 meter.
2.1.1.6. Klimatologi
Kabupaten Lingga mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan rata-
rata 146,4 mm sepanjang tahun 2014. Setiap bulannya curah hujan cenderung bervariasi.
Sementara pada bulan desember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak.
Berdasarkan data-data yang ada maka dapat diketahui bahwa iklim di daerah Lingga
mempunyai sifat-sifat yaitu suhu rata-rata 26,8 ⁰C; kelembaban relatif rata-rata 84%;
Kecepatan angin rata-rata 5 knot; tekanan udara rata-rata 1009,4 millibar; jumlah curah
hujan rata-rata 13,5 mm/hari. Kabupaten Lingga dialiri oleh sungai-sungai yang menjadi
II.9
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
potensi sumber air bagi pemenuhan kebutuhan air baik bagi pertanian ataupun kegiatan
yang lainnnya. Kabupaten Lingga mempunyai potensi air yang surplus sepanjang tahun,
dengan jumlah curah hujan yang berkisar antara 2000-3500 mm/thn dengan kondisi air
surplus maka potensi sumber daya air cukup besar yang dapat dimanfaatkan, berikut
merupakan uraian potensi ketersediaan air lahan.
Tabel. T-II.5.
Potensi Ketersediaan Air Lahan Di Pulau Kabupaten Lingga
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Kawasan lindung yang akan dimantapkan di wilayah Kabupaten Lingga yang dinyatakan
sebagai kawasan non-budidaya adalah kawasan yang memberikan perlindungan
kawasan bawahannya, yaitu daerah-daerah yang memiliki kendala fisik tertentu
seperti lereng curam, rawan banjir, rawan longsor dan erosi, kawasan bergambut, dan
kedalaman efektif agak dangkal hingga dangkal.
1. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang merupakan bagian dari kawasan
lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah .
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Lingga ditetapkan di:
kawasan hutan lindung Gunung Daik terletak di Kecamatan Lingga dengan luas
kurang lebih 18.640 Ha
kawasan hutan lindung Gunung Muncung terletak di Kecamatan Singkep dengan
luas kurang lebih 2.120 Ha.
kawasan hutan lindung sebagian Gunung Lanjut terletak di Kecamatan Singkep
Pesisir dengan luas kurang lebih 3.190 Ha.
kawasan hutan lindung di Kecamatan Singkep Selatan dengan luas kurang lebih
430 Ha.
kawasan hutan lindung di Kecamatan Lingga Utara dengan luas kurang lebih 220
Ha.
Total keseluruhan kawasan hutan lindung Kabupaten Lingga adalah kurang lebih
28.950 Ha.
II.11
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kawasan resapan air di Kecamatan Lingga Utara seluas kurang lebih 250 Ha
meliputi kawasan resapan air Bukit Raja dan Bukit Meninjau.
Kawasan resapan air Gunung Muncung di Kecamatan Singkep seluas kurang lebih
1.300 Ha.
Kawasan resapan air sebagian Gunung Lanjut seluas kurang lebih 890 Ha.
Kawasan resapan air di Kecamatan Singkep Selatan seluas kurang lebih 100 Ha.
dan
Kawasan resapan air di Kecamatan Singkep Barat seluas kurang lebih 1.330 Ha
meliputi kawasan resapan air Gunung Lanjut, Gunung Dadelang, dan Gunung
Maninjang.
Kawasan resapan air di Kecamatan Selayar seluas kurang lebih 110.
II.12
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.13
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.14
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Daik, (b) Kecamatan Lingga Timur di sekitar Desa Pekaka, (c) Kecamatan Lingga
Utara di sekitar Desa Bukit Harapan, Desa Resun, Desa Linau, dan Desa Limbung,
dan (d) Kecamatan Senayang di sekitar Desa Cempa, Desa Laboh, dan Kelurahan
Senayang.
Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kawasan rawan bencana banjir yang teridentifikasi di Kabupaten Lingga adalah
(a) Kawasan rawan bencana banjir Kelurahan Daik, Desa Merawang, Desa
Nerekeh, Desa Panggak Laut, dan Desa Musai terletak di Kecamatan Lingga, (b)
Kawasan rawan bencana banjir Kelurahan Dabo dan Kelurahan Dabo Lama
terletak di Kecamatan Singkep, (c) Kawasan rawan bencana banjir Resun, Sungai
Besar dan sekitarnya terletak di Kecamatan Lingga Utara, dan (d) Kawasan rawan
bencana banjir Desa Sungai Raya terletak di Kecamatan Singkep Barat.
Kawasan Rawan Bencana Gelombang Pasang dan Abrasi
Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi pantai yang teridentifikasi di
Kabupaten Lingga adalah (a) Kawasan pesisir dan sepanjang pantai Desa Tanjung
Harapan – Dabo Lama – Desa Batu Berdaun, (b) Kawasan pesisir dan sepanjang
pantai Desa Berindat – Desa Persing - Desa Lanjut – Desa Sedamai – Desa Kote –
Desa Pelakak terletak di Kecamatan Singkep Pesisir , (c) Kawasan pesisir dan
sepanjang pantai di Kecamatan Senayang dan (d) Kawasan pesisir dan sepanjang
pantai di kecamatan Lingga Utara ( pesisir dan sepanjang pantai desa Teregeh,
Sasah, Tanjung Awak dan Sungai Nona).
II.16
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
b. Kawasan Budidaya
1. Kawasan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan memiliki fungsi pokok memproduksi
hasil hutan. Kawasan ini di Kabupaten Lingga terdiri dari Hutan produksi terbatas
dan Hutan produksi terbatas yang dapat dikonversi.
Areal hutan produksi terbatas di Kabupaten Lingga direncanakan seluas kurang
lebih 18.340 Ha dengan rincian sebagai berikut:
Kecamatan Singkep dengan luas kurang lebih 1.130 ha,
Kecamatan Singkep Pesisir dengan luas + 580 ha,
Kecamatan Singkep Selatan dengan luas + 250 ha,
Kecamatan Lingga dengan luas + 1.770 ha,
Kecamatan Lingga Timur dengan luas + 20 ha,
Kecamatan Selayar dengan luas + 20 ha,
Kecamatan Lingga Utara dengan luas + 4.690 ha,
Kecamatan Senayang dengan luas + 8.880 ha.
Kecamatan Singkep Barat dengan luas + 1.000 ha.
Sedangkan areal hutan produksi yang dapat dikonversi di Kabupaten Lingga,
direncanakan seluas kurang lebih 4.120 Ha dengan rincian sebagai berikut:
Kecamatan Lingga Timur dengan luas + 860 Ha
Kecamatan Lingga Utara dengan luas + 2.830 Ha,
Kecamatan Senayang dengan luas + 430 Ha.
II.17
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.18
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.19
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.20
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.21
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.22
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.23
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah berupa: Kawasan Pertahanan dan Kawasan
Pusat Pemerintahan.
(a) Kawasan Pusat Pemerintahan
Pengembangan perkantoran pemerintah di Kabupaten Lingga dikembangkan di
Daik dengan luas lahan kurang lebih 121 Ha.
Kantor-kantor pemerintah yang saat ini berada tersebar di berbagai lokasi,
secara bertahap akan dipindahkan ke Kawasan Perkantoran Pemerintah di
bukit Kanti dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara
terintegrasi, efektif dan efisien. Kantor-kantor pada lokasi di luar Kawasan
Perkantoran Pemerintahan masih dimungkinkan karena pertimbangan
tertentu, misalnya terkait dengan bidang kelautan dan perikanan, atau bidang-
bidang lainnya, sejauh tidak berada pada kawasan yang ditetapkan sebagai
Kawasan Lindung dan/atau kawasan rawan bencana.
(b) Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Kawasan militer Lanal merupakan kawasan khusus untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan karena didalamnya terdapat berbagai instalasi
penting. Dengan demikian, maka kawasan ini perlu ditetapkan sebagai kawasan
khusus. Adapun kawasan pertahanan negara di Kabupaten Lingga meliputi:
Lanal terletak di Kecamatan Singkep dengan luas lahan kurang lebih 3 Ha;
Polres terletak di Kecamatan Singkep dengan luas kurang lebih 2 Ha; dan
Kodim terletak di Kecamatan Lingga dengan luas kurang lebih 2 Ha.
(c) Kawasan Potensi Pertambangan
Kawasan potensi tambang merupakan lahan yang diindikasikan memiliki
kandungan sumber daya tambang migas, mineral logam , mineral bukan logam
dan batuan.
Kabupaten Lingga memiliki potensi sumber daya tambang mineral bukan logam
dan batuan yang tersebar di setiap kecamatan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan di Kabupaten.
Wilayah Kabupaten Lingga Tahun 2011-2031, dimana pengelolaan kawasan 0 (nol) sampai
dengan 4 (empat) mil laut merupakan wewenang kabupaten/kota, 4 (empat) sampai
dengan 12 (dua belas) mil laut menjadi kewenangan provinsi dan diatas 12 (dua belas) mil
laut merupakan kewenangan pemerintah pusat. Dengan demikian belum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa pengelolaan kawasan
laut mulai dari 0 sampai 12 mil merupakan kewenangan provinsi dan diatas 12 mil
merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Berikut ini disajikan peta pola dan struktur ruang Kabupaten Lingga berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Lingga Tahun 2011-2031 untuk melengkapi penjelasan rencana
pemanfaatan ruang.
Gambar. G-II.3
Peta Pola Ruang Kabupaten Lingga
II.25
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Sedangkan Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Lingga meliputi rencana sistem
pusat kegiatan, dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah. Rencana pusat kegiatan terdiri
dari sistem perkotaan dan sistem perdesaan. Sedangkan sistem jaringan prasarana wilayah
terdiri dari (i) Sistem prasarana utama yang meliputi jaringan transportasi darat, laut dan
udara; (ii) Sistem prasarana lainnya yang meliputi rencana sistem jaringan energi, rencana
sistem jaringan telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air, dan rencana sistem
jaringan prasarana lainnya. Adapun peta struktur ruang Kabupaten Lingga terlihat sebagai
berikut:
Gambar. G-II.4
Peta Struktur Ruang Kabupaten Lingga
II.26
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.27
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.28
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.29
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
upaya untuk mengembangkan wilayah kepulauan yang terdiri dari lautan dan daratan
berupa pulau-pulau kecil dengan daya dukung terbatas. Faktor yang memegang peranan
penting dalam perencanaan transportasi adalah unsur yang mempengaruhi pola pergerakan
penduduk yaitu sistem kegiatan penduduk. Pengembangan sistem jaringan transportasi
diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk, pelaku pembangunan dan pelaku
ekonomi terhadap pusat-pusat kegiatan dan pusat-pusat pelayanan, baik yang berada di
dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Lingga yang dilakukan dengan cara meningkatkan
dan mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan udara.
Sistem jaringan transportasi Kabupaten Lingga yang direncanakan mencakup Sistem
Jaringan Transportasi Darat, Sistem Jaringan Transportasi Udara dan Sistem Jaringan
Transportasi Laut. Ketiga sistem jaringan tersebut akan menentukan struktur ruang wilayah
Kabupaten Lingga sampai tahun 2030, karena faktor yang paling menentukan dalam
pembentukan struktur wilayah Kabupaten Lingga yang berupa kepulauan adalah jaringan
transportasi, khususnya jaringan transportasi laut dan transportasi darat. Secara mendetail
sistem jaringan transportasi dapat dilihat pada bab 3 RTRW Kabupaten Lingga pada Struktur
Ruang.
II.30
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
dikembangkan di Dusun Penarik Desa Kelumu (Kecamatan Lingga), Desa Sungai Buluh
(Kecamatan Singkep Barat), dan Pulau Sebangka (Kecamatan Senayang).
II. Rencana Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Kebutuhan listrik di Kabupaten Lingga diperhitungkan berdasarkan kebutuhan listrik
untuk rumah tangga, sarana pelayanan umum, dan penerangan jalan. Berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan listrik sampai dengan tahun perencanaan 2031 adalah 162.368
kw yang meliputi listrik untuk rumah tangga sebesar 116,170 KW, listrik untuk sarana
pelayanan umum sebesar 29,043 KW dan listrik untuk penerangan jalan sebesar 17,426
KW.
Kondisi geografis Kabupaten Lingga yang berupa kepulauan menuntut perencanaan
sistem pembangkit listrik yang efisien. Kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil untuk
menunjang pengembangan kegiatan yang direncanakan pada pulau tersebut akan
dipenuhi dengan pola pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel(PLTD).
Berdasarkan perhitungan kebutuhan listrik sebagaimanatersebut diatas, maka untuk
pembangkit listrik direncanakan sebagai berikut:
1. Pulau Lingga akan menggunakan PLTD dengan kapasitas 10 MW sejumlah 7 unit
yang akan ditempatkan di Desa Sungai Pinang, Kelurahan Daik, Desa Limbung,
Sungai TenamDesa Mentuda, Desa Penuba, Desa Kerandin, dan Kelurahan Pancur.
Di Pulau Lingga terdapat potensi sumber airyang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan sistem Pembangkit Tenaga Listrik Min Hidro (PLMNH) di Sungai
Jelutung dengan kapasitas 1,5 Mw.
2. Pulau Singkep diperlukan 10 unit PLTD dengan kapasitas masing-masing pembangkit
10 MW. yang akan ditempatkan di Kelurahan Dabo, Desa Marok tua, Desa Marok
Kecil, dan Desa Bakong. Selain itu, di Pulau Singkep (Desa Jagoh-Kecamatan Singkep
Barat) juga akan dikembangkan Pembangit Listrik Tenaga Gasifikasi Batubara
(PLTGB) dengan kapasitas 2 x 3 Mw.
3. Pulau Sebangka diperlukan 3 unit PLTD dengan kapasitas masing-masing
pembangkit 10 Mw yang akan ditempatkan di Pulau Senayang.
4. Pada pulau-pulau kecil yang akan dikembangkan untuk kawasan permukiman dan
wisata yang meliputi Pulau Benan, Pulau Bakung, dan Pulau Cempa masing-masing
akan dilayani oleh 2 unit PLTD dengan kapasitas 5 Mw. Selain itu juga akan
dikembangkan pembangkit listrik alternatif tenaga surya dengan skala kecil untuk
II.31
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
kebutuhan penerangan rumah tangga, penerangan jalan, dan energi untuk menara
telekomunikasi serta kebutuhan kebutuhan skala kecil lainnya.
II.32
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Daerah aliran sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Lingga terdiri dari DAS
Bakung, DAS Cikasim, DAS Daik, DAS Jelutung, DAS Kelumu, DAS Keton, DAS Langkap, DAS
Limas, DAS Marok Tua, DAS Mengkuding, DAS Mentuda, DAS Nerekeh, DAS Pancur, DAS
Panggak Darat, DAS Petengah, DAS Resun, DAS Selayar, DAS Senayang, DAS Serak, DAS
Sergang, DAS Sungai Besar, DAS Sungai Pinang, DAS Tanda, dan DAS Temiang.
II.33
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kecamatan Senayang; Tanah Tinggi Kecamatan Selayar; dan Bukit Selayar Kecamatan Selayar;
kolong Berindat di Kecamatan Singkep Pesisir; kolong Pasir Kuning di Kecamatan Singkep;
kolong Serayak di Kecamatan Singkep Selatan; kolong Sungai Kerekel di Kecamatan Singkep
Selatan; kolong Marok Tua di Kecamatan Singkep Barat; dan kolong Tanah Sejuk terletak di
Kecamatan Singkep.
Dari data yang ada diketahui bahwa lahan yang dapat digunakan sebagai area
pertanian, perkebunan dan penggembalaan ternak tidak kurang dari 80.000 – 100.000 Ha,
sedangkan yang telah dimanfaatkan (tradisional) kurang dari 25 % (21.610 Ha). Potensi lahan
pertanian terdiri potensi lahan sawah seluas 2.250 ha, potensi lahan bukan sawah (lahan
kering) perkebunan seluas 46.112 ha dan potensi lahan pertanian seluas 29.870 ha.
Untuk pertanian tanaman pangan yang terdiri dari tanaman palawija dan
hortikultura, telah dikembangkan oleh masyarakat untuk keperluan pasar lokal maupun
dipasarkan keluar daerah Kabupaten Lingga. Untuk tanaman pangan jenis komoditi ubi kayu
merupakan unggulan daerah dengan luas tanam 200,50 ha dan produksi sebanyak 4.253,69
ton. Kemudian diikuti oleh jagung seluas 150,5 ha dengan produksi sebanyak 743,96 ton dan
ubi jalar seluas 82,6 ha dengan produksi sebanyak 779,73 ton.
Pada sektor komoditas sayur-sayuran, luas tanam sayur-sayuran pada tahun 2015
seluas 160 ha dengan rata-rata produksi sebanyak 1.615,3 ton/ha. Rata-rata produksi sayur-
sayuran terbesar adalah Kangkung dengan luas tanam 39 ha dan rata-rata produksi sebanyak
510,3 ton/ha. Kedua adalah Bayam dengan luas tanam 39 ha dan rata-rata produksi
sebanyak 304,9 ton/ha. Dan ketiga adalah Petai/Sawi dengan luas tanam 20 ha dan rata-rata
produksi sebanyak 240,9 ton/ha. Sebaliknya produksi terendah adalah terung yaitu 22 ton.
Beberapa kendala yang dihadapi para petani selain disebabkan kendala produksi adalah
II.34
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
karena sulitnya pemasaran produk hasil pertanian. Meskipun demikian upaya peningkatan
dan pengembangan produktivitas sayur-mayur di Kabupaten Lingga terus dilaksanakan.
Beberapa produksi buah-buahan di Kabupaten Lingga mempunyai potensi untuk
dikembangkan di masa mendatang yaitu Pada tahun 2015, produksi buah pisang mencapai
1.216 ton/tahun. Komoditas buah-buahan yang cukup berkembang adalah buah Durian,
Pisang dan Nenas. Buah Durian mampu menghasilkan 1108 ton/tahun dan Pisang mampu
menghasilkan 324 ton/tahun.
Potensi perkebunan di Kabupaten Lingga didominasi oleh komoditas karet yang luas
lahannya mencapai 10.199,50 Ha dengan produksi yang dihasilkan seluruhnya adalah 4.127
Ton pada tahun 2015. Potensi perkebunan lainnya yang menjadi unggulan yaitu Sagu dengan
luas lahan perkebunan mencapai 3.449 Ha dengan hasil produksi perkebunan seluruhnya
sebanyak 2.618 Ton/ Tahun. Kemudian Kelapa dengan luas lahan perkebunan mencapai
2.694 Ha dengan hasil produksi perkebunan kelapa sebanyak 1.290,6 Ton.. Pada tahun 2013
pemerintah Kabupaten Lingga juga mulai mengembangkan tanaman Lada. Luas lahan yang
telah digunakan sampai tahun 2015 seluas 148,5 Ha dan telah berproduksi sebesar 43,8 ton/
tahun. Tanaman lada terutama lada hitam saat ini menjadi primadona di Kabupaten Lingga
mengingat nilai jual nya yang tinggi beriksar antara Rp. 150.000 – Rp. 190.000/ Kg. Dan
saampai sekarang kebanyakan lahan milik masyarakat telah berubah fungsi menjadi
perkebunan lada hitam (sahang).
Potensi peternakan juga memiliki peluang pengembangan yang cukup besar di
Kabupaten Lingga. Pada tahun 2015, populasi ternak sapi dan kambing telah dihasilkan 1.958
ekor sapi dan 896 ekor kambing dan telah tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten
Lingga. Untuk jenis ternak kecil/unggas yaitu ayam kampung, ayam buras dan itik,
populasinya menyebar diseluruh kecamatan dengan rincian populasi ayam kampung
sebanyak 116.682 ekor, ayam buras dan itik sebanyak 1.548 ekor itik, sedangkan ayam ras
pedaging populasinya sebanyak 35.850 ekor, ayam ras petelur sebanyak 6.500 ekor.
Untuk potensi Potensi perikanan di Kabupaten Lingga didominasi oleh perikanan laut,
baik itu penangkapan maupun budidaya laut (keramba jaring apung). Sektor perikanan laut
merupakan sektor andalan di Kabupaten Lingga. Pada tahun 2012 sebesar 32.100 ton
meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 33.214. Tahun 2014, produksi Penangkapan
sebanyak 33.396 ton. Nilai produksi pada tahun 2011 sebesar Rp 466.846.708 dan
meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp 963.000.000 meningkat lagi pada tahun 2013
II.35
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
menjadi Rp. 996.420.000. pada tahun 2014 kembali meningkat menjadi RP. 1.001.880.000,-.
Untuk budidaya laut volume produksi tahun 2011 sebanyak 251 ton, meningkat pada tahun
2012 menjadi 330 ton dan pada tahun 2013 menjadi 292,72 ton dengan nilai produksi pada
tahun 2011 sebesar Rp 26.384.523.000 dan meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp
34.311.000.000 menurun pada tahun 2013 menjadi Rp. 1.895.475.670 dan tahun 2014
meningkat menjadi 58,503 Ton dengan nilai produksi Rp. 9.484.696.800,-. Secara
II.36
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel T.II-6
Rencana Pola Ruang Kabupaten Lingga Tahun 2011-2031
Hutan Produksi Terbatas 1.770 20 4.690 8.880 20 1.130 1.000 250 580 18.340
Hutan Tanaman Rakyat 1.420 1.120 390 2.500 50 3.680 160 9.320
Industri 160 300 460
Pusat Pemerintah 121 121
Pemukiman Perkotaan 3.330 290 410 760 2.730 130 140 7.790
Pemukiman Pedesaan 300 640 1.270 1.220 420 110 1.680 400 490 6.530
Perkebunan 9.270 6.190 23.170 27.320 3.350 12.220 81.520
Perikanan 620 90 50 170 1.590 610 3.130
Tanaman Pangan 1.390 1.790 710 2.360 6.250
Hortikultura 90 210 640 740 1.680
Peternakan 30 1.960 370 630 2.990
Pariwisata 750 50 270 1370 40 270 50 30 220 3.050
TOTAL KAWASAN 223.548
II.37
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.4. Demografi
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari suatu pembangunan.
Pembangunan yang dilaksanakan adalah dalam rangka membentuk manusia Indonesia
seutuhnya. Untuk itu, maka pemerintah pusat telah melaksanakan berbagai usaha dalam
rangka untuk memecahkan masalah kependudukan. Masalah kependudukan apabila tidak
diantisipasi secara dini maka akan menjadi bumerang bagi pemerintah Indonesia, khususnya
Kabupaten Lingga.
Berdasarkan data penduduk Tahun 2010, penduduk Kabupaten Lingga berjumlah
100.395 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 51.825 jiwa (51,62 %) dan jenis kelamin
perempuan 48.570 jiwa (48,38 %). Pada tahun 2011, penduduk Kabupaten Lingga berjumlah
101.323 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 52.232 jiwa (51,55 %) dan jenis kelamin
perempuan 49.091 jiwa (48,45 %). Data penduduk tahun 2012, penduduk Kabupaten Lingga
II.38
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
berjumlah 103.679 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 53.421 jiwa (51,52 %) dan
jenis kelamin perempuan 50.258 jiwa (48,48 %).
Sedangkan menurut data penduduk tahun 2013 mengalami penurunan. Penduduk
Kabupaten Lingga berjumlah 100.732 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 52.010 jiwa
(51,63 %) dan jenis kelamin perempuan 48.722 jiwa (48,37 %). Tahun 2014 penduduk
Kabupaten Lingga mengalami penurunan disbanding tahun sebelumnya, dengan jumlah
penduduknya berjumlah 100.320 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 51.787 jiwa
(51,63 %) dan jenis kelamin perempuan 48.533 jiwa (48,37 %). Untuk lebih jelas jumlah
penduduk Kabupaten Lingga tahun 2010 - 2014 menurut jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel. T-II.7.
Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lingga Tahun 2010 - 2014
II.39
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.8.
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Lingga Tahun 2010 – 2014
Kelompok Umur Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
0-4 6.118 5.953 5.964 5.800 5.627
5–9 9.970 9.918 9.694 9.232 8.968
10 – 14 8.457 8.866 9.399 9.388 9.847
15 – 19 8.192 8.390 8.408 8.039 8.168
20 – 24 8.588 8.217 8.190 7.863 7.873
25 – 29 10.157 9.893 9.769 8.933 8.548
30 – 34 9.457 10.085 10.476 9.808 9.690
35 – 39 7.933 8.221 8.432 8.116 8.728
40 – 44 6.577 7.106 7.336 7.172 7.539
45 – 49 5.761 5.660 5.864 5.813 6.183
50 – 54 5.111 5.335 5.376 5.373 5.347
55 – 59 4.432 4.455 4.674 4.611 4.938
60 – 64 3.032 3.270 3.513 3.519 3.763
65 – 69 2.380 2.290 2.333 2.306 2.568
70 - 75 1.503 1.658 1.815 1.722 1.941
>75 1.634 1.722 1.888 1.788 2.226
Sumber: LKPJ AMJ Bupati Lingga 2010-2015
Tabel. T-II.9.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Lingga Tahun 2010 - 2014
(penduduk usia kerja/ usia 15 tahun ke atas)
Tahun
No Jenis Pekerjaan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Wiraswasta 2.221 5.409 5.508 4.314 5.081
2 Buruh/Nelayan Perikanan 153 3.013 2.974 2.750 2.752
3 Nelayan/Perikanan 405 7.984 8.186 7.297 8.049
II.40
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tahun
No Jenis Pekerjaan
2010 2011 2012 2013 2014
4 Buruh Harian Lepas 3.005 5.938 5.878 4.138 5.401
5 Karyawan Swasta 2.404 5.125 5.171 3.443 4.533
6 Pegawai Negeri Sipil 923 2.098 2.225 1.805 2.202
7 Guru 262 629 633 508 587
8 Karyawan Honorer 477 1.176 1.197 944 1.171
9 Petani/ Pekebun 486 1.860 1.874 1.610 1.740
10 Pembantu Rumah Tangga 113 317 273 179 211
10.449 33.549 33.919 26.988 31.727
Sumber : LKPJ AMJ Bupati Lingga 2010-2015
II.41
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga Tahun 2010-2014
6.85
6.8
6.75
6.7
6.65
6.6
6.55
6.5
6.45
6.4
2010 2011 2012 2013 2014
Jika dilihat pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha pada tahun 2010-2014
hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif. Bahkan untuk beberapa sektor laju
pertumbuhannya mencapai lebih dari 10%. Namun, perlu diperhatikan bahwa walaupun
secara persentase, kenaikan laju pertumbuhan beberapa sektor tersebut cukup besar namun
secara besaran nominal nilainya masih sangat kecil.
Laju pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha untuk 3 sektor tertinggi adalah
sektor Industri Pengolahan (14,03%), Transportasi dan Pergudangan (11,47%), dan
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (11,07%). Sedangkan bila
ditinjau dari pengelompokan tiga sektor; primer, sekunder, dan tersier, kelompok sektor
II.42
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
sekunder mengalami laju pertumbuhan tertinggi yakni mencapai 9,31 persen, disusul oleh
sektor tersier sebesar 8,34 persen, dan terakhir sektor primer sebesar 3,34 persen.
Tabel. T-II.10.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (%)
Tabel diatas menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang sangat besar
dalam penciptaan nilai tambah pada perekonomian Kabupaten Lingga dalam kurun waktu
empat tahun terakhir, dengan kontribusi diatas 2%, namun memiliki kecenderungan
sumbangan yang terus menurun dari 27,37% pada tahun 2010 menjadi 23,36% pada tahun
II.43
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2014. Subsektor yang memegang peranan penting pada sektor ini adalah perikanan.
Kemudian kontributor terbesar kedua adalah sector konstruksi yaitu 21,96%. Berbeda
dengan sektor Pertanian, sektor ini memiliki kecendrungan yang positif, yaitu 19,19% pada
tahun 2010 menjadi 21,96% pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini
disokong oleh pembangunan fisik di daerah dengan adanya proyek-proyek fisik berupa
bangunan, jalan, jembatan dan lainnya. Sedangkan sektor yang paling kecil memberikan
kontribusi pembentukan PDRB adalah sektor Jasa Perusahaan sebesar 0,00%
Tabel. T-II.11.
Kontributor Pembentukan PDRB Kabupaten Lingga
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (%)
II.44
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.45
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
tahun mengalami peningkatan, baik itu atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan tahun 2010.
Pada tahun 2011 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp 23.918.023,83,-
dan terus mengalami peningkatan sampai dengan posisi Rp. 36.280.000,- pada Tahun 2015.
Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan, dari Rp. 21.857.873,- pada tahun 2011
meningkat menjadi Rp. 28.990.000,-.
Tabel. T-II.12.
Pendapatan Regional dan Angka Per Kapita
di Kabupaten Lingga, 2011-2014
II.46
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.13.
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Rasio Gini
di Kabupaten Lingga Tahun 2011-2014
40 % 40 % 40 %
Ratio
Tahun Berpengeluaran Berpengeluaran Berpengeluaran
Gini
Rendah Sedang Tinggi
2014 21,86 37,78 40,36 0,306
2013 21,43 38,86 39,71 0,302
2012 20,50 36,78 42,72 0,344
2011 20,81 38,31 40,88 0,312
Sumber: Diolah dari data Susenas, BPS Kabupaten Lingga
II.47
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.14.
Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin
dan Banyaknya Penduduk Miskin di Kabupaten Lingga 2010 – 2014
II.48
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
tahun 2014 Kabupaten Lingga masih termasuk ke dalam status sedang. Namun, jika
dibandingkan dengan wilayah lain di Kepulauan Riau, Kabupaten Lingga memiliki peringkat
IPM terendah dan Kota Batam memiliki peringkat IPM tertinggi. Hal ini juga disebabkan oleh
rendahnya indikator-indikator yang menyusun IPM.
Jika dilihat pada Gambar. G-II.66, nilai IPM Kabupaten Lingga dari tahun 2010 s.d
2014 meningkat dari 71,35 tahun 2010, meningkat sebesar 71,68 tahun 2011, meningkat
sebesar 72,09 pada tahun 2012, dan tahun 2013 meningkat sebesar 72,41, serta menurun
sebesar 60,75 pada tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh masuknya komponen baru dalam
perhitungan IPM yaitu Angka Harapan Lama Sekolah. Peningkatan angka IPM yang lambat di
Tahun 2010 sampai dengan 2012 yang diduga dipengaruhi oleh meningkatnya penduduk
masuk ke Kabupaten Lingga yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan tenaga pegawai
daerah lainnya, utamanya dibagian pemerintahan, pendidikan dan kesehatan. Selain itu,
berbagai program pemerintah yang menyentuh masyarakat sudah mulai digulirkan.
Nilai pertumbuhan IPM di Kabupaten Lingga cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan Kepulauan Riau. Pada tahun 2010-2011 bertumbuh sebesar 2 poin. Tahun 2011-
2012 bertumbuh sebesar 1,49 poin. Tahun 2012-2013 bertumbuh sebesar 1,25 poin dan
tahun 2013-2014 sebesar 1,03 poin. Semakin tinggi nilai pertumbuhan, maka akan semakin
cepat IPM suatu wilayah untuk mencapai nilai maksimalnya. Namun terlihat bahwa nilai
pertumbuhan dari tahun ke tahun semakin rendah, hal ini yang patut menjadi sorotan bagi
pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan di wilayah kabupaten Lingga.
Gambar. G-II.6
Nilai IPM Kabupaten Lingga Tahun 2010-2014
75
70
65
60
55
50
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga Tahun 2010 s/d 2014
II.49
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Secara persentase, IPM Kabupaten Lingga meningkat dari tahun ke tahun secara
perlahan, namun secara peringkat terjadi penurunan. Pada tahun 2010 sampai dengan tahun
2013 menempatkan Kabupaten Lingga berada pada peringkat lima diantara tujuh
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan pada tahun 2014 dengan IPM sebesar
60,75 turun dua level ke peringkat 7 dari tujuh 11 kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau.
Tabel. T-II.15.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota/Propinsi Se-Kepulauan Riau, dan
Indonesia, Serta Peringkatnya Tahun 2014
2.2.2.2. Pendidikan
2.2.2.2.1. Angka Melek Huruf
Kemampuan baca tulis terefleksikan dari angka melek huruf, yang merupakan
persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca serta menulis huruf latin
dan atau huruf lainnya (arab, china, dan lain-lain). Semakin tinggi angka melek huruf, akan
semakin efektif pendidikan dasar yang terlaksana di sebuah daerah. Namun perlu diingat,
bahwa angka tersebut hanya angka dasar sehingga untuk ke depannya perlu dihitung ukuran
yang lebih dapat merefleksikan pencapaian pendidikan suatu daerah secara keseluruhan,
dan bukan hanya pendidikan dasar saja.
Angka melek huruf penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Lingga pada tahun
2014 sebesar 89,71. Angka tersebut berarti dari sekitar 100 orang penduduk Kabupaten
II.50
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Lingga berusia 10 tahun ke atas, baru sekitar 89 hingga 90 orang diantaranya yang bebas
buta huruf dan sekitar 10 hingga 11 orang yang masih tergolong dalam kategori buta aksara.
Tabel. T-II.16.
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf
Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2011-2014 (%)
Kelompok
Umur L + P (2011) L + P (2012) L + P (2013) L + P (2014) Laki-Laki Perempuan
(Tahun)
10–14 96,50 94,05 97,11 94,99 96,01 93,93
15–34 96,53 94,40 93,27 96,90 98,24 95,40
35–44 94,48 87,87 94,15 91,12 94,12 88,27
45–49 82,76 70,16 84,40 87,41 94,31 80,51
50–54 64,23 68,97 78,04 79,77 90,45 67,65
55 + 75,26 73,03 66,53 73,38 85,77 61,51
10 + 90,73 87,29 88,88 89,71 94,37 84,85
Sumber: Laporan Pembangunan Manusia Kabupaten Lingga, 2011-2014
Dalam tabel di atas, angka melek huruf memiliki perbedaan yang signifikan jika
diklasifikasikan menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Penduduk yang tergolong dalam
kelompok usia muda ternyata memiliki tingkat melek huruf yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok usia tua. Sedangkan menurut jenis kelamin, penduduk laki-
laki cenderung memiliki angka melek huruf yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penduduk perempuan.
Angka melek huruf Kabupaten Lingga yang hanya sebesar 89,71% masih tertinggal
dari capaian Provinsi Keori dan nasional. Hal ini memerlukan kerja keras selama lima tahun
untuk mengejar selisih capaian angka melek huruf.
Gambar. G-II.7
Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten Lingga,
Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia, 2011-2014 (Persen)
120
100 91.7997.67 91.7997.8 91.8698.07 89.71
80
60
40
20
0
0
2011 2012 2013 2014
II.51
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.8
Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan
Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2014 (Tahun)
12
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kepri Lingga
Nilai Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Lingga berada pada rentang 10,73
hingga 11,59 tahun dalam rentang waktu 2010 hingga 2014, yang berarti lamanya sekolah
yang dapat diharapkan oleh anak-anak di Kabupaten Lingga pada masa mendatang hanya
berkisar 10 hingga 11 tahun, atau maksimal hanya mengeyam pendidikan hingga tingkat
SMA. Ini berarti kondisi pembangunan sistem pendidikan di Kabupaten Lingga belum cukup
baik yang mungkin disebabkan kurangnya ketersediaan fasilitas sekolah yang ada di wilayah
tersebut. Walaupun angka HLS Kabupaten Lingga mengalami kenaikan dibandingkan dengan
empat tahun sebelumnya, namun angka tersebut termasuk rendah jika dibandingkan
II.52
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
dengan HLS Kepulauan Riau yang mencapai 12,51 tahun atau diharapkan anak di masa
mendatang dapat mengeyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi.
Gambar. G-II.9
Grafik Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan
Provinsi Kepulauan Riau, 2010-2014 (Tahun)
13
12.5
12
11.5
11
10.5
10
9.5
2010 2011 2012 2013 2014
Kepri Lingga
Gambar. G-II.10
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Laki+laki
100 Perempuan
Laki-laki + Perempuan
80
60
40
20
0
SD / 7-12 SLTP / 13 -15 SLTA / 16-18 PT / 19-24
II.53
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Di Kabupaten Lingga capaian APM tahun 2014 untuk SD sebesar 93.63%, berarti
selisih dengan APK sebesar 15.52% artinya bahwa diantara murid SD sebanyak 15.52 % nya
berumur kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun, sedangkan untuk APM SLTP sebesar
56.77% ada selisih 6.78% terhadap APK, APM-nya SLTA sebesar 55.07% dan APM PT sebesar
6.16%.
Tabel. T-II.17.
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2011 – 2015
No. Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun
2015*
1. APM SD/MI 88,03 91,33 93,63 93,63 85,79
2. APM SMP/MTs 52,10 64,71 56,77 56,77 57,65
3. APM SMA/MA/SMK 41,92 34,67 55,07 55,07 57,95
4. Perguruan Tinggi 5,00 3,45 3,45 36,67
Sumber : BPS, Dinas Pendidikan Kab. Lingga, 2016
Ket : *Angka Sementara
APM juga menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah
memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Jika nilai APM
menunjukkan angka 100 persen, maka berarti seluruh anak usia sekolah telah bersekolah
sesuai dengan jenjang pendidikannya dengan tepat waktu. Sehingga, angka APM yang makin
mendekati angka 100 menunjukkan semakin baiknya tingkat partisipasi sekolah di suatu
daerah.
Di Kabupaten Lingga pergerakan APM selaras dengan pergerakan APK-nya untuk
setiap tingkat pendidikan. Namundata lapangan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa APM
Kabupaten Lingga untuk tingkat pendidikan SD belum mencapai 100 persen, baru berkisar di
93 hingga 94 persen. Hal ini berarti di Kabupaten Lingga masih terdapat cukup
banyak anak usia sekolah yang tingkat pendidikannya tidak sesuai dengan usianya. Beragam
permasalahan yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi, misalnya seorang anak
telat masuk sekolah formal atau bahkan terlalu muda; putus sambung bersekolah karena
harus membantu orang tua akibat permasalahan ekonomi sehingga sering tinggal kelas;
ketiadaan guru untuk kelas tertentu biasanya di daerah marjinal yang menyebabkan proses
belajar belajar terhenti, dan lain sebagainya.
II.54
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.11
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
120 Laki+laki
Perempuan
100 Laki-laki + Perempuan
80
60
40
20
0
SD / 7-12 SLTP / 13 -15 SLTA / 16-18 PT / 19-24
Dari data yang ada, hanya nilai APK pada jenjang SD yang memiliki angka diatas
seratus sedangkan untuk nilai APK pada jenjang SLTP, SLTA dan PT pada tahun 2014masih
dibawah seratus. Hal ini mengindikasikan bahwa hanya sebagian dari anak berusia 13-15
tahun, 16-18 tahun, dan 19-24 tahun sedang bersekolah pada jenjang tersebut dan
kemungkinan sisanya sedang sekolah pada jenjang pendidikan di bawahnya/di atasnya atau
bahkan mereka tidak sekolah lagi.
Tabel. T-II.18.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2011 – 2015
No. Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1. APK SD/MI 108,09 100,26 109,15 109,15 101,24
2. APK SMP/MTs 83,95 73,05 63,55 63,55 79,1
3. APK SMA/MA/SMK 68,11 50,00 90,46 90,46 67,59
4. Perguruan Tinggi 10,74 - 9,61 9,61 43,52
II.55
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada Tabel diatas, nilai APK untuk jenjang pendidikan SD biasanya masih lebih dari 100
persen, seperti yang terlihat pada grafik di atas nilai APK menunjukkan angka lebih dari 100
persen. Artinya untuk jenjang pendidikan SD di Kabupaten Lingga, masih terdapat anak sekolah
baik laki-laki maupun perempuan yang usianya kurang dari atau bahkan melebihi umur sekolah
yang seharusnya, yaitu antara 7 hingga 12 tahun. Hal tersebut jugaberarti Kabupaten Lingga
dapat menampung penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan SD lebih dari yang
seharusnya. Sebaliknya, untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi sangat disayangkan tingkat
partisipasi anak sekolah sangat rendah, terutama untuk tingkat SMP dan akademi/universitas.
Tabel. T-II.19.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin, 2011 - 2014 (%)
II.56
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.2.2.3. Kesehatan
2.2.2.3.1. Angka Kematian Bayi/Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara
garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan
eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang
tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau
kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai
menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan luar.
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat
dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
II.57
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-
program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan
anti tetanus. Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta
kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-
program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan
tentang gizi dan pemberian makanan sehatuntuk anak dibawah usia 5 tahun.
Tabel. T-II.20.
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2011 – 2015
No. Jenis Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1. AKB 25 12,2 27,2 12 20
Sumber: RKPD Tahun 2016 dan Lampiran Tabel Profil Dinas Kesehatan 2015
Berdasarkan Tabel diatas, AKB di Kabupaten Lingga Tahun 2015 berada pada kisaran
20%. Artinya dari setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 20 bayi berumur kurang dari satu
tahun yang meninggal. Dimana Tahun 2011 AKB berkisar angka 25%, turun di Tahun 2012
menjadi 12,2%, naik di Tahun 2013 menjadi 27,2%, turun kembali di Tahun 2014 sebesar
12%, dan kembali naik di Tahun 2015 sebesar 20%.
Sumber: RKPD Tahun 2016 dan Lampiran Tabel Profil Dinas Kesehatan 2015
II.58
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
AKI di Kabupaten Lingga dari tahun 2011–2015 menunjukkan angka yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun dari sebesar 249 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 142
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan pada Tahun 2012 yaitu 289,4
per 100.000 kelahiran hidup. Namun untuk tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan.
Walau mengalami kecenderungan penurunan, namun kondisi ini masih dibawah target
MDGs (102 kematian per 100.000 kelahiran hidup).
80
68.42 68.63 68.85 69.05 69.15
70
57.57 58.45 59.13 59.47
60 56.49
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Kepri Lingga
Berdasarkan Tabel diatas Tahun 2014, Nilai AHH penduduk Kabupaten Lingga pada tahun
2014 sekitar 59,47. Artinya, bayi yang lahir pada tahun 2014 di Kabupaten Lingga diperkirakan
akan dapat hidup selama 59 tahun 5 bulan dengan syarat besarnya kematian atau kondisi
kesehatan tidak ada yang berubah. Angka ini lebih rendah dari AHH Provinsi Kepri yang besarnya
II.59
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
69,15. Sedangkan di Kabupaten Lingga Sendiri, Nilai AHH dari tahun ke tahun semakin baik, hal
ini mengindikasikan secara rata-rata derajat kesehatan di Kabupaten Lingga semakin membaik.
Gurindam 12 ini adalah karya dari Raja Ali Haji, beliau merupakan pujangga Istana masa
Kerajaan Lingga-Riau. Konstum yang dikenakan untuk melantunkan Gurindam ini adalah
baju kurung melayu, dengan peralatan musiknya berupa serunai, kompang dan gong.
Dipentaskan pada saat penyambutan tamu, hari besar nasional dan festival kebudayaan-
kesenian.
b) Teater Bangsawan
Teater Bangsawan adalah salah satu seni pertunjukan tradisional komedi stambul
dengan cerita seputar kehidupan istana, keseniaan ini juga dikenal dengan nama
wayang Bangsawan. Seni pertunjukan ini adalah kesenian yang menggabungkan musik,
lagu, tari dan laga, dengan iringan musik seperti: biola, akordion, gendang, gong dan
tambur.
c) Joget
Joget adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Melayu. Joget diantaranya:
Joget Tandak atau Joget Lambak, disebut tandak karena penarinya bisa menjadi
“ebeng”, dengan laki-lakinya yang membayar disebut “Pandak”. Joget ini dikenal
sejak abad 17 dengan iringan musik seperti: drum, violin dan gong dengan lagu
dondang sayang dan tarian bertabik. Joget akan ditutup lagu khusus yaitu Cik Milik.
d) Zapin
Sebenarnya kesenian tari Zapin ini berasal dari Arab yang mentradisi masyarakat
Melayu. Kesenian ini dibawa oleh kaum laki-laki karena tarian ini memang bayak
mengeluarkan tenaga (energik). Seiring perkembangan jaman tarian ini tidak hanya
dimonopoli oleh kaum lelaki tetapi kaum wanita juga ikut menarikannya, bahkan
kesenian ini menjadi tarian pergaulan masyarakat Melayu.
Selaras dengan asalnya, tarian ini tidak terlepas dari rohnya yang islami, yang tercermin
dari konstumnya berupa teluk belanga dan baju kurung yang tidak memperlihatkan
aurat. Zapi ini diiringi dengan alat musik gambus. Kreasi tarian zapin terbaru adalah Zapin
Tali, Zapin Lambak, Zapin Pedang, Zapin Tepurung, Zapin Bengkalis, Zapin Silang, Zapin
Ar-Rajul (Para Lelaki), Zapin Tembong, Zapin Tradisional dan lainnya. Sementara di
Masyarakat Daik Lingga Bunda Tanah Melayu di kenal tarian Zapin Damnah yang
merupakan tarian dengan diangkat dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
e) Gazal
II.61
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kesenian ini juga berasal dari timur tengah. Gazal adalah bahasa Arab yang berarti
masuk Kepulaun Riau dan tumbuh subur di Pulau Penyengat. Kesenian Gazal juga
merupakan alat dakwah untuk penyebaran agama Islam, namun sekarang ini lebih
berfungsi sebagai salah satu hiburan.
f) Kompang
Kompang adalah kesenian yang menyerupai hadrah dengan para pemain
melantunkan syair berbahasa Arab-Parsi yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa yang diiringi dengan lantunan rebana. Kesenian ini biasanya
diselenggarakan pada pesta perkawinan, khitanan, penyambutan tamu dan lainnya.
Kabupaten Lingga memiliki grup kesenian yang berjumlah 63 buah pada Tahun 2015
yang tersebar di beberapa Kecamatan. Group kesenian ini mengalami peningkatand ari
Tahun 2011 yang berjumlah 40 buah. Group kesenian terbanyak terdapat di Kecamatan
Singkep.
Selain itu, untuk mendukung minat olahraga masyarakat, maka disediakan juga
sarana olahraga berupa lapangan olahraga. Berdasarkan data, rasio lapangan olahraga per
1000 penduduk mengalami penurunan dari Tahun 2011 sebesar 2,16 menjadi 2,15 pada
tahun 2015.
oleh penduduk seoptimal mungkin dan pemerataan penyebaran jumlah penduduk yang
akan dilayani dan perkiraan tingkat kebutuhan yang telah ditetapkan.
Gambar. G-II.13
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Laki+laki
100 Perempuan
90 Laki-laki + Perempuan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
'7-12 13-15 16-18 19-24
Di Kabupaten Lingga, hanya kelompok umur 7-12 tahun yang mendekati angka 100%
sedangkan kelompok umur lainnya masih di bawah 92%, terutama untuk kelompok umur 19-
24 tahun yang hanya 15.23%. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis kelamin perbedaan
yang cukup berarti terjadi pada kelompok umur 16-18 tahun, dimana perempuan sebanyak
71.69% sedangkan laki-laki hanya 81.51%.
II.63
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.22.
Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Lingga
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011 – 2014
Partisipasi dan peran serta penduduk usia muda Kabupaten Lingga telah
menunjukkan angka yang tinggi. Sebagai contoh, pada kelompok umur 7-12 tahun APS total
bernilai lebih dari 92 persen. Artinya hampir semua penduduk pada kelompok umur ini
masih mengikuti pendidikan pada berbagai jenjang, terutama pendidikan dasar. Jika dilihat
menurut jenis kelamin-pun, baik laki-laki maupun perempuan juga menunjukkan angka yang
besar yaitu berturut-turut sebesar 92 persen. Namun sangat disayangkan APS Kabupaten
Lingga menunjukkan penurunan di setiap peningkatan kelompok umur, baik kelompok 13-15
Tahun, kelompok 16-18 Tahun maupun 19-24 Tahun. Apaslagi APS secara total pada
kelompok umur 13-15 tahun yang seharusnya menjadi fokus perhatian serius mengingat
II.64
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
pendidikan harus menjadi prioritas utama mereka yang berada pada kelompok umur
tersebut. Apalagi program Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun telah dicanangkan oleh pemerintah
sejak era Orde Baru, seharusnya APS pada kelompok umur tersebut setidaknya sama atau
hanya memiliki sedikit selisih dengan APS pada kelompok usia 7-12 tahun.
Tabel. T-II.23.
Jumlah Sekolah Penduduk Usia Sekolah dan Rasio Sekolah Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Lingga Menurut Jenjang Pendikan Tahun 2011 – 2015
II.65
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu
pengajaran.
Rasio murid dan guru menunjukkan beban kerja guru dalam mengajar. Rasio murid
dan guru di Lingga untuk SLTP/MTs yaitu 1:16 (1 guru mengajar 16 murid) dan
SMU/SMK/MA, yaitu 1:14 (1 guru mengajar 14 murid) sedangkan ratio untuk SD/MI yaitu
1:11 (1 guru mengajar 11 murid).
Tabel. T-II.24.
Jumlah Murid, Guru dan Rasio Murid Guru Kabupaten Lingga Menurut Jenjang Pendikan
Tahun 2011 - 2015
II.66
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.25.
Jumlah Murid, Sekolah dan Rasio Murid Sekolah Kabupaten Lingga
Menurut Jenjang Pendikan Tahun 2011-2015
Tabel. T-II.26.
Capaian Indicator Pembangunan Bidang Kesehatan
II.67
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3.1.2 Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan di kabupaten Lingga bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah.
Pembangunan kesehatan juga memuat mutu dan upaya kesehatan dengan menciptakan
akses pelayanan kesehatan dasar yang didukung oleh sumberdaya yang memadai.
Tabel. T-II.27.
Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Balai
Pengobatan/Klinik, Dan Polindes Menurut Kecamatan Tahun 2011-2015
Kecamatan Rumah Puskesmas Puskesmas Puskesmas Balai Polindes
Sakit Pembantu Keliling Pengobatan
Singkep Barat 0 1 7 1 0 10
Singkep 1 1 0 1 0 1
Singkep Selatan 0 0 3 0 0 1
Singkep Pesisir 0 0 1 0 0 4
Lingga 1 1 6 1 3 9
Selayar 0 1 1 0 0 2
Lingga Timur 0 1 4 0 0 4
Lingga Utara 0 1 6 1 1 6
II.68
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.28.
Banyaknya Dokter Dan Paramedis Menurut Kecamatan Tahun 2011-2015
Dokter Paramedis
Kecamatan Perawat
Spesialis Umum Gigi Perawat AA Sanitasi Bidan
Gigi
Singkep Barat 0 3 1 22 0 0 1 17
Singkep 3 8 3 58 3 4 3 46
Lingga 3 5 2 54 3 2 5 30
Lingga Utara 0 1 1 15 1 0 0 8
Senayang 0 2 1 27 1 0 0 35
Selayar 0 2 1 8 0 1 1 5
Lingga Timur 0 1 1 10 0 0 0 6
Rasio Per
1: 1: 1:
Satuan 1 : 14.712 1 8.827 1 : 357 1 : 2.758 1 : 562
2.758 11.034 12.610
Penduduk
2015 6 32 10 247 8 7 32 157
2014 0 11 3 129 5 1 4 91
2013 0 17 6 208 8 0 0 144
2012 0 32 11 257 0 0 6 157
2011 0 8 5 171 4 0 6 159
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2015, Profil Dinas Kesehatan Kab. Lingga 2015
II.69
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Selain itu, terdapat pula capaian kinerja bidang kesehatan yang lain, sebagai berikut:
Tabel. T-II.29.
Capaian indikator Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2011-2015
No Indikator satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Posyandu Aktif rasio 100 100 100 100 100
Cakupan pertolongan persalinan
2 oleh tenaga kesehatan yang rasio 95,42 93,30 96,81 97,07 90,34
memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan Balita gizi buruk yang
3 persen 100 100 100 100 100
mendapatkan perawatan
Cakupan penemuan dan
4 penanganan penderita penyakit persen 85,79 92,17 95,09 47,30 48,27
TBC BTA
5 Angka kesakitan DBD persen 100 100 100 100 100
cakupan pelayanan kesehatan
6 Persen 37,45 34,78 37,79 71,21 2
rujukan pasien masyarakat
7 Cakupan kunjungan bayi persen 50,85 56,66 73,62 78,60 89,7
Cakupan desa/kelurahan
8 persen 20 47,06 77,19 85,33 64,2
Universal Children Immunization
II.70
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Selain pembangunan/rehabilitasi jalan, maka hal lain yang menjadi indicator kinerja
bidang pekerjaan umum berdasarkan Lampiran I Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 yaitu
jumlah rumah ibadah. Berikut ini disajikan jumlah rumah ibadah di Kabupaten Lingga.
Tabel. T-II.31.
Jumlah Tempat Ibadah Persatuan Penduduk Tahun 2015
Jenis Jumlah
Mesjid/ Mushola/ Surau 167
Gereja Protestan 12
Gereja Katholik 12
Vihara 3
Kelenteng 12
Jumlah 206
Rasio per 1000 penduduk 1 : 2,3
Sumber : Bagian Kesejahteraan Rakyat Kab. Lingga, 2016
Proporsi panjang
1 jaringan jalan dalam persen 58,14 58,71 59,26 60,19 26
kondisi baik
Persentase pemukiman
2 persen 72,51 71,95 72,54 72,54 30
bersanitasi baik
Rasio Tempat
Pembuangan Sampah
3 rasio 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
(TPS) per satuan
penduduk
4 Rasio Rumah Layak Huni jumlah 71,72 72,16 72,54 72,63
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lingga
II.71
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3.1.4 Perumahan
Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air Minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel. T-II.33.
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2011 – 2015
No. Jenis Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
1. Rumah Tangga Pengguna 28.989 29.124 29.303 30.18
Air Bersih
2. Jumlah RumahTangga 35.033 35.372 35.525 35.789
3. Prosentase RT Pengguna 82,75 82,34 82,49 84,35
Air Bersih
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Lingga, 2011-2014
II.72
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.34.
Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015
1 Tersedianya dokumen Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
perencanaan RPJPD yang telah
ditetapkan dengan Perda
2 Tersedianya Dokumen Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Perencanaan RPJMD yang telah
ditetapkan dengan Perda
3 Tersedianya Dokumen Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Perencanaan RKPD dan
kelengkaannya yang telah
ditetapkan dengan Perkada
Sumber: RKPD Kabupaten Lingga Tahun 2016
2.3.1.7 Perhubungan
Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang sangat vital dan strategis bagi
masyarakat Kabupaten Lingga sebagai daerah kepulauan. Oleh karena itu, maka
pembangunan di bidang pelayaran terus ditingkatkan dan diperluas termasuk
penyempurnaan manajemen dan dukungan fasilitas pelabuhan. Untuk transportasi laut,
data tahun 2015 menunjukkan jumlah pelabuhan sebanyak 84 unit. Armada kapal sebanyak
7 armada yang melayani antar pulau dengan jumlah penumpang yang terlayani sebanyak
17.200 orang.
Tabel. T-II.35.
Capaian Urusan Perhubungan Tahun 2013 – 2015
Nilai
Nama Satuan Ket
2013 2014 2015
I. Perhubungan
1) Angkutan Penyebrangan
Dermaga 1 1 1 Unit
kapal ferry 1 1 1 Unit Ro-ro
jumlah orang melalui Melalui Ro-
7337 27678 orang
dermaga ro
2) Jumlah pemasangan
704 704 Unit
rambu-rambu
II. Transportasi Laut
1) Jumlah Pelabuhan 81 84 84 Unit
I. Pelabuhan yang tidak
diusahakan
Kapal 5 6 7 Armada
Penumpang 12.800 14.500 17.200 Orang
III. Transportasi Udara
II.73
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Berikut ini disajikan beberapa pelabuhan laut yang ada di wilayah Lingga.
Tabel. T-II.36.
Nama Pelabuhan Laut Menurut Kelas Dan Peranannya
Pelabuhan Laut Kelas Peranannya
Di Pelabuhan Dabo Singkep, angkutan barang luar negeri yang dimuat pada tahun 2014
mencapai 205.600 ton. Berbeda dengan angkutan barang antar pulau, maka pada tahun
2014 barang yang dibongkar pada angkutan antar pulau tercatat sebesar 96.397 ton.
600
500
400
300 Senayang
200 Daik
100
Dabo
0
II.74
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.14
Jumlah Arus Penumpang Domestik Yang Berangkat Dan Datang Menurut Bulan
Di Bandara Dabo Singkep, 2014 (Orang)
800
700
600
500
400
Datang
300
200 Berangkat
100
0
Selain angkutan laut, terdapat juga angkutan udara. Lalu lintas pesawat dan
penumpang dari dan ke Kabupaten Lingga melalui Bandara Dabo Singkep Tahun 2014
terlihat cukup berfluktuasi. Jika dilihat selama tahun 2010 lonjakan penumpang yang datang
dan berangkat dari Bandara Dabo Singkep terjadi pada bulan Agustus. Untuk bongkar muat
bagasi, barang, dan pos paket perkembangannya juga bervariasi.
Untuk angkutan darat, Kabupaten Lingga belum memiliki terminal penumpang baik
kelas A, B maupun C. Jumlah angkutan umum berupa bus sebanyak 20 unit di tahun 2015
dan mobil barang 360 unit. Jumlah KIR angkutan umum terdata sebanyak 134 unit di tahun
2015. Dengan biaya uji KIR bervariasi antara Rp. 40.000,- sampai dengan Rp. 65.000,-.
Fasilitas perlengkapan jalan terdiri dari trotoar 1 unit, jalur sepeda 13 unit, halte 18 unit.
Manajemen rekayasa ada 9 unit. Jumlah angkutan penyebrangan Ro-ro sebanyak 2 unit
dengan kapal Ro-ro 2 unit. Jumlah rambu-rambu yang terpasang sebanyak 704 unit dari yang
seharusnya sebanyak 1456 unit.
II.75
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.37.
Data Jumlah Angkutan Umum Tahun 2013 – 2015
Tahun
Jenis Satuan
2013 2014 2015
Jumlah Angkutan
Umum
- Mobil bus - 5 20 Unit
- Mobil barang - 360 260 Unit
Jumlah Uji KIR
- Mobil barang 78 197 134 Unit
Lama Uji KIR 1 1 Hari
Biaya Uji KIR
- Mobil 45.000 45.000 40.000 Rupiah
penumpang
umum
- Bus 45.000 45.000 70.000 Rupiah
- Mobil barang 45.000 45.000 65.000 Rupiah
2.3.1.8 Pertanahan
Tanah merupakan sumber daya yang penting dan strategis karena menyangkut hajat
hidup seluruh masyarakat Indonesia yang sangat mendasar. Pengelolaan pertanahan yang
adil dan memperhatikan kearifan lokal diperlukan untuk mendukung keseluruhan elemen
pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya digunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Jumlah luas lahan yang bersertifikat di Kabupaten Lingga pada tahun 2011– 2014 dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel. T-II.38.
Persentase Luas Lahan bersertifikat Tahun 2011-2014
Penyelesaian kasus tanah negara selama 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada tabel
dibawah ini.
II.76
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.39.
Penyelesaian Kasus Tanah Negara di Kabupaten Lingga Tahun 2011 - 2015
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Kasus 1 1 1 1 1
Kasus Terdaftar 1 1 1 1 1
Penyelesaian KASUS (%) 100 100 100 100 100
Sumber LKPJ AMJ Kabupaten Lingga 2010-2015
Penyelesaian ijin lokasi selama beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut:
Tabel. T-II.40.
Penyelesaian Ijin Lokasi di Kabupaten Lingga Tahun 2011 - 2014
Indikator 2011 2012 2013 2014
Jumlah Ijin 4 3 4 4
Permohonan Ijin 5 5 5 4
Penyelesaian IJIN LOKASI (%) 80 60 80 100
Sumber LKPJ AMJ Kabupaten Lingga 2010-2015
Selain kinerja terkait pertanahan yang telah disajikan diatas, berikut ini disajikan
sertifikat hak atas tanah yang diterbitkan berdasarkan jenisnya.
Tabel. T-II.41.
Sertifikat Hak Atas Tanah yang Diterbitkan Tahun 2014
II.77
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.42.
Kepemilikan KTP di Kabupaten Lingga Tahun 2011 - 2015
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Penduduk Ber KTP 38.613 38.979 39.359 64.648 72.588
Tabel. T-II.43.
Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK di Kabupaten Lingga Tahun 2011 - 2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Status Penerapan KTP Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
Nasional Berbasis NIK dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga, 2016
II.78
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.44.
Persentase capaian kinerja untuk Kepemilikan Akta Kelahiran per 1.000 penduduk
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah penduduk memiliki akta 34.515 34.623 34.950 69.648 35.257
kelahiran
Persentase capaian kinerja untuk 0,2 0,3 0,3 0,7 0,3
Kepemilikan Akta Kelahiran per
1.000 penduduk
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga, 2016
Tabel. T-II.45.
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2015
NO Uraian Jumlah
Dapat dilihat persentase perempuan yang bekerja di pemerintah lebih besar daripada
laki-laki yaitu sebesar 53,13%. Sebarannya antara lain di tenaga teknis jumlah pekerja
perempuan sebesar 332 orang,tenaga medis sebanyak 320 orang dan guru sebanyak 950
orang. Dari total 3015 orang pekerja pemerintah di Kabupaten Lingga sebanyak 1602 orang
adalah perempuan.
II.79
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Demikian juga rasio kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Lingga dapat
dikatakan jarang dijumpai selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2013 angka kekerasan paling
tinggi terjadi sebanyak 6 kasus. Untuk selengkapnya dapat disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel. T-II.46.
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kabupaten Lingga Tahun 2011-2015
1 Jumlah KDRT 0 1 6 5 2
2 Jumlah Rumah Tangga 22.831 22.950 23.051 23.158 23.310
3 Rasio KDRT 0 0,004 0,026 0,021 0,008
Sumber data : BP3AKB Kab. Lingga,2016
Pekerja anak dibawah umur di Kabupaten Lingga juga menunjukkan angka yang
rendah. Hal ini berarti eksploitasi terhadap anak dapat dikatakan rendah. Pada tahun 2014
sebanyak 145 anak didapati bekerja dan angka nya meningkat tahun 2015 menjadi 256 anak.
Tabel. T-II.47.
Persentase Tenaga Kerja di Bawah Umur Kabupaten Lingga Tahun 2015
1 Pekerja anak usia 5-14 tahun n.a n.a n.a 145 256
Jumlah pekerja usia 5 tahun
2 25505 26408 26098 26202 26920
keatas
Persentase jumlah tenaga kerja
3 - - - 0,56% 0,92%
dibawah umur
Sumber data : BP3AKB Kab. Lingga, 2016
II.80
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.48.
Rata- rata Jumlah Anak per Keluarga Kabupaten Lingga Tahun 2015
Dengan sedikitnya jumlah anak yang dimiliki per keluarga maka berkaitan erat
dengan rasio akseptor KB di Kabupaten Lingga. Pasangan usia subur yang menjadi akseptor
KB terdata sebanyak 66,54% di Tahun 2015. Berikut gambarannya :
Tabel. T-II.49.
Jumlah Akseptor KB Kabupaten Lingga Tahun 2015
2.3.1.12 Sosial
Berdasarkan data yang bersumber dari Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2015
menunjukkan bahwa jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang ada di
Kabupaten Lingga sebanyak 1.154 orang, terbanyak adalah dewasa cacat yaitu 441 orang,
kemudian Tuna Daksa terlantar berjumlah 207 orang, Anak Cacat sebanyak 168 orang, dan
198 orang penyandang tuna Grahita.
Berdasarkan sebarannya, Kecamatan Singkep memiliki penyandang masalah
kesejahteraan sosial terbanyak yaitu 295 orang, kemudian Kecamatan Singkep Barat
sebanyak 264 orang, 155 orang di Kecamatan Senayang, Kecamatan Lingga 127 orang, 118
orang di Kecamatan Singkep Pesisir, 94 orang di Kecamatan Singkep Selatan, 82 orang di
Kecamatan Lingga Utara, 13 orang di Kecamatan Lingga Timur dan 6 orang di Kecamatan
Selayar.
II.81
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.50.
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kabupaten Lingga Tahun 2015
Jenis PMKS
Singkep Singkep Singkep Singkep Lingga Selayar Lingga Lingga Senayang jumlah
Barat Selatan Pesisir Timur Utara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2 Tuna Netra 18 12 4 4 11 8 13 70
3 Tuna 27 13 2 6 6 3 13 70
Rungu/Wicara
Sumber Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lingga 2010-2015
Sedangkan jumlah PMKS yang mendapatkan bantuan sepanjang lima tahun terakhir
menunjukkan peningkatan yaitu Tahun 2015 sebanyak 61 orang.
Tabel. T-II.51.
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Yang Mendapatkan Bantuan Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
2.3.1.13 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah modal dasar bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan
komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya
proses demografi. Angkatan Kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja,
II.82
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Penduduk berumur kurang dari 15
tahun meskipun telah melakukan pekerjaan guna memenuhi suatu kebutuhan hidup tidak
dikategorikan sebagai angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dari aspek demografi
penduduk yang mempunyai kecenderungan bertambah atau menurun sejalan dengan
perubahan yang dialami oleh penduduk itu sendiri. Hal ini terjadi karena faktor alamiah sepeti
kelahiran, kematian maupun perpindahan yang menyebabkan jadi bergesernya pola
kependudukan secara keseluruhan.
Tabel. T-II.52.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
di Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
Tabel. T-II.53.
Pencari Kerja Yang Ditempatkan di Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
Persentase pencari kerja yang ditempatkan sejak Tahun 2011 terus mengalami
peningkatan sampai dengan Tahun 2014, yaitu pada posisi 91,9%. Pada tahun berikutnya
mengalami penurunan drastis menjadi 41,26%.
II.83
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.54.
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas
Menurut Kegiatan Utama Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 terdapat
60,33% penduduk angkatan kerja dan 39,67% penduduk bukan angkatan kerja. Bila
dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa penduduk laki-laki yang bekerja
sebanyak 82,17% sementara penduduk perempuan yang bekerja sebanyak 32,47%.
Tabel. T-II.55.
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas, penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor
pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan (41,73%) dan sektor Jasa Kemasyarakatan,
Sosial, dan Perorangan (23,60%). Sementara lapangan kerja yang paling sedikit dijadikan
mata pencaharian oleh penduduk Lingga yaitu sektor Listrik, gas dan air minum yaitu 0%.
II.84
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.56.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
(Penduduk Usia Kerja/Usia 15 Tahun Ke Atas)
Dari jenis pekerjaan yang ada, wiraswasta adalah yang paling banyak dijalankan
oleh penduduk. Tabel diatas menunjukkan penduduk yang bekerja sebagaiwiraswasta
sebanyak 4.161 jiwa atau 8,68 % dari keseluruhan jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten
Lingga. Kemudian diikuti oleh jenis pekerjaan sebagai buruh/nelayan perikanan sebanyak
3.989 jiwa atau 8,32% dari keseluruhan jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Lingga.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja. Nilaiu TPT di Kabupaten Lingga pada Tahun 2015 sebesar
4,01%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di
angka 4,14%.
Tabel. T-II.57.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
II.85
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.15
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepri Tahun 2014
Angka sengketa pengusaha – pekerja dari tahun 2011 sampai 2015 adalah 0 dalam
artian tidak ada kejadian konflik sengketa antara pengusaha dengan pekerja.
Tabel. T-II.58.
Data Koperasi Kabupaten Lingga Tahun 2013 – 2015
Tahun
2013 2014 2015
No. Uraian KUD Non KUD KUD Non KUD KUD Non KUD
1. Jumlah Unit Usaha 11 83 11 95 11 95
2. Jumlah Anggota 987 6.190 1.068 6.080 1.068 6.216
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kab. Lingga
Jumlah koperasi tahun 2015 dan 2014 sebanyak 106 unit, dengan rincian 11 KUD dan
95 Non KUD, sedangkan jumlah anggota koperasi untuk tahun 2015 dan tahun 2014
sebanyak 7.284 orang dan 7.148 orang, dengan rincian untuk KUD 1.068 orang 6.212 orang
II.86
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
dan 6.216 orang dan untuk Non KUD 1068 orang dan 6080 orang. Sedangkan untuk tahun
2013 ada sebanyak 94 unit, dengan rincian 11 KUD dan 83 Non KUD, sedangkan jumlah
anggota koperasinya 987 orang dan 6.190 orang.
Gambar. G-II.16
Jumlah Koperasi Menurut Jenis Tahun 2015
KUD
10%
Lainnya Perikanan
30% 18%
Serba Usaha
42%
Perkembangan koperasi dapat dilihat melalui indicator persentase koperasi aktif. Data
beberapa tahun terakhir menujukkan koperasi aktif di Lingga mengalami penurunan. Tahun
2011 koperasi aktif sebanyak 62,30%, terus meningkat menjadi 63,20% Tahun 2012, 82%
pada Tahun 2013 dan mengalami penurunan Tahun 2014 menjadi 47,50%. Angka ini kembali
meningkat menjadi 50% pada tahun 2015.
Selain koperasi, di Kabupaten Lingga juga berkembangan usaha kecil dan menengah
(UKM). Jumlah UKM selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan dalam arti mengalami peningkatan jumlah.
Tabel. T-II.59.
Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
belum dilirik oleh investor disebabkan oleh masalah lahan yang tumpang tindih dan
infrastruktur yang belum baik. Ketersediaan pelayanan penunjang pemerintah daerah dalam
menarik investor masih kurang. Adapun nilai realisasi PMDN selama beberapa tahun
terkahir sebagai berikut:
Tabel. T-II.60.
Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Lingga Tahun 2011-2014
Tabel. T-II.61.
Jumlah Lapangan Olahraga Tahun 2011 – 2015
II.88
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.62.
Indikator Capaian Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Tahun 2011 – 2015
II.89
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.63.
Capaian Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tahun 2011 – 2015
2.3.1.18 Perpustakaan
Pembangunan di bidang perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas perpustakan, meningkatkan layanan informasi perpustakaan berbasis teknologi
informasi, meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi Taman
Bacaan Masyarakat (TBM), perpustakaan di sekolah, meningkatkan kualitas dan kuantitas
sarana prasarana perpustakaan melalui operasionalisasi perpustakan keliling.
Tabel. T-II.64.
Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan
No Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Pengunjung 90.323 90.551 90.641 92.351 4.762
Perpustakaan
Umum 880
Mahasiswa 399
Pelajar 1366
Anak-anak 2117
2 Jumlah Judul Buku 7535
3 Jumlah Buku 10.885 11.338 11.406 11.500 20132
Sumber: RKPD Kabupaten Lingga Tahun 2016, Kantor Perpustakaan dan Arsip 2016
II.90
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
mencapai 41,9%. Berikut adalah tabel ketersediaan pangan utama di Kabupaten Lingga
tahun 2011–2014.
Tabel. T-II.65.
Ketersediaan Pangan Utama (Ton) Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2014 (%)
2.3.2.2. Pertanian
Sub sektor tanaman bahan makanan adalah merupakan salah satu sub sektor pada
sektor pertanian. Sub sektor tersebut mencakup tanaman ubi kayu dan ubi jalar.Produksi
bahan makanan/palawija pada tahun 2013 mencapai 1.191,6 ton. Apabila dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 1.205 ton, maka terjadi penurunan sekitar 1,11%. Sedangkan
untuk tahun 2015 dengan jumlah produksi (ton) yaitu 135,48 ton. Dengan didominasi oleh
Ubi Kayu dan kedua adalah Jagung dan berikutnya adalah Ubi Jalar. Produksi dari tanaman
sayur-sayuran pada tahun 2015 mencapai 1.615,30 Ton. produksi tertinggi didominasi oleh
kangkung yakni sebesar 510,3 ton, diikuti bayam sebesar 304,9 ton. Sebaliknya produksi
terendah adalah terong yaitu 22 ton dan produksi untuk Kubis dan Buncis 0 Ton.
II.91
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.17
Jumlah Produksi Palawija Menurut Komoditi Tahun 2015 (Ton)
Ubi Jalar
14%
Ubi Kayu
38%
Jagung
48%
Untuk pertanian tanaman pangan yang terdiri dari tanaman palawija dan hortikultura,
telah dikembangkan oleh masyarakat untuk keperluan pasar lokal maupun dipasarkan keluar
daerah Kabupaten Lingga. Untuk tanaman pangan jenis komoditi ubi kayu merupakan
unggulan daerah dengan luas tanam 200,50 ha dan produksi sebanyak 4.253,69 ton.
Kemudian diikuti oleh jagung seluas 150,5 ha dengan produksi sebanyak 743,96 ton dan ubi
jalar seluas 82,6 ha dengan produksi sebanyak 779,73 ton. Luas tanaman dan potensi lahan
palawija tahun 2010 - 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel. T-II.66.
Luas Tanam dan Produksi Tanaman Pangan/ Palawija Kabupaten LinggaTahun 2010 – 2015
Luas tanam sayur mayur menurut komoditas pada dari tahun 2010 - 2015 mencapai
1,400,47 ha yang mayoritas ditanami dengan kangkung yaitu seluas 305,20 ha diikuti dengan
kacang panjang seluas 259,30 ha dan sawi seluas 196,20 ha. Produksi sayur mayur dari
tahun 2010 - 2014 sebanyak 59.837,30 ton menurut jenis komoditas Produksi tertinggi
II.92
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
didominasi oleh sawi yakni sebesar 20.834,90 ton, kemudian diikuti kangkung sebesar
15.647,30 ton. Sebaliknya produksi terendah adalah buncis yaitu 55 ton.
Tabel. T-II.67.
Luas Tanam dan Produksi Sayur-sayuranTahun 2010 - 2015
Beberapa kendala yang dihadapi para petani selain disebabkan kendala produksi
adalah karena sulitnya mendapatkan sarana produksi pertanian salah satunya pupuk dan
masalah pemasaran hasil pertanian. Meskipun demikian upaya peningkatan dan
pengembangan produktivitas sayur-mayur di Kabupaten Lingga terus dilaksanakan.
Tabel. T-II.68.
Realisasi Produksi Buah-buahan Tahun 2010 – 2015
II.93
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3.2.3. Perkebunan
Potensi perkebunan di Kabupaten Lingga masih didominasi oleh komoditas karet. Pada
Tahun 2015, luas lahan yang digunakan untuk perkebunan karet mencapai 10.199,50 ha dengan
produksi sebanyak 4.127 ton. Secara umum, seluruh jenis komoditi mengalami peningkatan
produksi selama 5 tahun terakhir.
Gambar. G-II.18
Jumlah Produksi Perkebunanan Menurut Komoditi
Di Kabupaten Lingga Tahun 2015 (Ton)
Lada
2%
Kelapa Dalam
15%
Karet
51%
Sagu
32%
II.94
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.69.
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Tahun 2010 - 2015
II.95
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3.2.4. Peternakan
Potensi peternakan juga memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan di
Kabupaten Lingga. Pada tahun 2015, populasi ternak sapi dan kambing telah dihasilkan 1.958
ekor sapi, 896 ekor kambing yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Lingga.
Populasi Ayam Kampung memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak 116.682 ekor,
populasi Ayam Petelur dan Ayam Pedaging masing-masing sebanyak 6.500 dan 35.850 ekor.
Dan populasi Itik sebanyak 1548 ekor.
Tabel. T-II.70.
Populasi Ternak di Kabupaten LinggaTahun 2010 – 2015
Populasi
No Jenis Komoditi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Sapi 1.341 1.756 1.947 1.978 1.978 1958
2 Kambing 748 785 950 896 896 896
3 Ayam Buras 72.131 69.041 69.041 116.684 116.684 116.682
4 Itik 1.611 1.581 1.363 1.936 1.936 1548
5 Ayam Ras Pedaging 32.800 32.850 35.850 35.850 36.350 35.850
6 Ayam Ras Petelur 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500 6.500
7 Babi 335 - 450 923
115.466 112.513 115.651 164.294 -
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Lingga 2010-2015
Untuk jenis ternak kecil/unggas yaitu ayam buras dan itik, populasinya menyebar
diseluruh kecamatan dengan rincian populasi ayam buras sebanyak 116.684 ekor ayam buras
dan itik sebanyak 1.936 ekor itik. Sedangkan ayam ras pedaging populasinya sebanyak 36.350
ekor,cayam ras petelur sebanyak 6.500 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
2.3.2.5. Perikanan
Potensi perikanan di Kabupaten Lingga didominasi oleh perikanan laut dan sektor
perikanan laut masih merupakan sektor andalan di Kabupaten Lingga. Volume produksi
perikanan laut selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Penangkapan sebanyak
21.363 ton pada tahun 2010, meningkat menjadi 23.713,671 ton pada tahun 2011, meningkat
pada tahun 2012 menjadi 32.100 ton meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 33.214 ton, dan
II.96
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
pada tahun 2014 meningkat menjadi 33,396 ton. Nilai produksi pada tahun 2010 sebesar Rp.
339.339.014, meningkat pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 466.846.708 dan meningkat
pada tahun 2012 menjadi Rp 963.000.000 meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi Rp.
996.420.000, meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.001.880.000. Untuk budidaya laut
volume produksi tahun 2010 sebanyak 183,13 ton, meningkat pada tahun 2011 sebanyak 251
ton, meningkat pada tahun 2012 menjadi 330 ton dan pada tahun 2013 menjadi 292,72 ton
serta pada tahun 2014 meningkat menjadi 58.530 ton, dengan nilai produksi pada tahun 2010
sebesar Rp. 12.653.890, meningkat pada tahun 2011 sebesar Rp 26.384.523 dan meningkat
pada tahun 2012 menjadi Rp 34.311.000 meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi Rp.
1.895.475.670 serta pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp.9.484.696.800. Secara
keseluruhan, volume produksi maupun nilai produksi perikanan di Kabupaten Lingga
mengalami peningkatan dari tahun 2010 - 2014. Meningkatnya hasil produksi perikanan di
Kabupaten Lingga tidak bisa terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Lingga dalam
meningkatkan sarana dan prasarana sektor perikanan. Pada tahun 2013, jumlah armada
kapal/perahu penangkapan ikan mencapai 6.128 unit, terdiri dari perahu tanpa motor
sebanyak 2.630 unit, perahu bermotor sebanyak 283 unit, dan perahu tempel sebanyak 3.215
unit.
Tabel. T-II.71.
Volume Produksi Perikanan Laut dan Perikanan Darat
di Kabupaten Lingga Tahun 2010–2014 (Ton)
No Produksi 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Penangkapan 21.363 23.713,67 32.100 33.214 33.396 33.587
2 Budidaya Laut 183,13 251 330 292,74 58,503 90,68
3 Budidaya Air Tawar 6,77 240 5.567 124 3.440
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga
Untuk jumlah alat penangkap ikan mencapai 8.820 unit terdiri dari lampara dasar
sebanyak 14 unit, jaring insang sebanyak 1.459, jaring udang sebanyak 740, pancing ulur
sebanyak 1.723, kelong bilis sebanyak 655, bubu sebanyak 1.305, jaring tamban sebanyak 285,
dan lainnya sebanyak 1.076 unit.
II.97
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Berikut ini disajikan nilai produksi perikanan laut sejak tahun 2010 sampai dengan 2014.
Dari darat tersebut diketahui bahwa produksi perikanan tangkap meningkat setiap tahun,
sedangkan budidaya laut juga mengalami peningkatan sejak 2010 sampai 2014.
Tabel. T-II.72.
Nilai Produksi Perikanan Laut di Kabupaten Lingga Tahun 2010 -2014
Indikator di bidang kelautan dan perikanan yaitu konsumsi ikan masyarakat. Konsumsi ikan
masyarakat Lingga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada Tabel
berikut ini.
Tabel. T-II.73.
Konsumsi Ikan Masyarakat Lingga Tahun 2011-2015
Indikator satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Kg/Kapita/ 41,52 41,95 42,10 43,54
Konsumsi ikan 46,59
Tahun
Sumber: Dinas Kelautan dan perikana Kabupaten Lingga
2.3.2.6. Kehutanan
Berdasarkan SK menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.76/MenLHK-II/2015
Luas dan persentase hutan menurut fungsi di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada tabel ini.
Tabel. T-II.74.
Luas Dan Persentase Hutan Menurut Fungsi Tahun 2015
Fungsi Luas (Ha) Persentase (%)
(1) (2) (3)
01. Hutan Lindung 31.937 14,6
Conservation Forest
02. Hutan Suaka Alam - -
Natural Conservation Forest
03. Hutan Produksi 66.815 30,5
Production Forest
04. Hutan Produksi Konversi 11.154 5,1
II.98
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.3.2.7. Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata yang menggalakkan kegiatan
ekonomi, sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa
akan dapat meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi
kepariwisataan. Kabupaten Lingga mempunyai tempat-tempat peninggalan sejarah yang
layak untuk pengembangan pariwisata dan panorama alam yang indah yang berbukit dan
terjal. Daerah ini mempunyai nilai-nilai budaya sebagai inti peradaban masyarakat yang kuat
yang dapat dijadikan objek wisata.
Gambar. G-II.19
Banyaknya Objek Wisata Menurut Kecamatan Di Kabupaten Lingga Tahun 2015
40 35
30
20 17
10 8
10 7 6 7
3 2
0
Singkep Singkep Lingga Lingga Senayang Singkep Singkep Selayar Lingga
Barat Utara Selatan Pesisir Timur
II.99
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Objek wisata di Kabupaten Lingga seluruhnya ada 95 objek wisata yang terdapat di
Kecamatan Singkep 10 objek wisata, Singkep Barat 7 objek wisata, Lingga 35 objek wisata,
Lingga Utara 3 objek wisata, Senayang 17 objek wisata, Lingga Timur 7 objek wisata, Singkep
Pesisir 8 objek wisata, Singkep Selatan 2 objek wisata, serta Selayar 6 objek wisata Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Capaian kinerja bidang pariwisata disajikan sebagai berikut:
Tabel. T-II.76.
Capaian Kinerja Bidang Pariwisata
No Indikator satuan 2011 2012 2013 2014 2015
orang
1 Kunjungan wisata 7715 9196 10703 13262 12021
Kontribusi sektor
Jumlah
2 pariwisata terhadap 149.111,13 149.567,18 150.024,93 152.565,13 46.632,70
(jutaan)
PDRB
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga
2.3.2.8. Perdagangan
Nilai volume perdagangan yang ada di Kabupaten Lingga dapat diketahui dari
transaksi ekspor dan impor yang ada, berikut nilai ekspor dan impor yang ada di Kabupaten
Lingga.
Volume ekspor Kabupaten Lingga tahun 2014 mencapai 259.428.500 kg melalui
Pelabuhan Dabo Singkep. Nilainya mencapai 8.815.770US$ yang merupakan total nilai
ekspor dari Kabupaten Lingga. Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Cina.
Gambar. G-II.20
Perkembangan Nilai Ekspor Melalui Kabupaten Lingga, 2006-2014 (US$)
II.100
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada tahun 2013 Volume impor dari negara Cina ke Kabupaten Lingga mencapai
163.000 kg dengan nilai sebesar 850.000 US Dollar. Barang tersebut dibongkar melalui
pelabuhan Dabo Singkep.
Gambar. G-II.21
Perkembangan Nilai Impor Melalui Kabupaten Lingga Tahun 2006-2014 (US$)
Tabel. T-II.77.
Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
di Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2014
2.3.2.9. Perindustrian
Pembangunan di sektor industri adalah merupakan upaya dalam meningkatkan nilai
tambah, menciptakan lapangan usaha, memperoleh kesempatan kerja, menyediakan barang
dan jasa yang bermutu dengan harga yang bersaing di dalam negeri dan luar negeri,
meningkatkan ekspor guna menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor
pembangunan lainnya serta mengembangkan kemampuan teknologi
II.101
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri
sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Pada tahun 2015 dan 2014
jumlah industri rumah tangga sebanyak 2.050 usaha, lebih sedikit dibandingkan tahun 2013
yang hanya 1.259 usaha. Hal yang sama juga terlihat pada industri kecil terdapat 6 usaha
pada tahun 2013 sampai dengan pada tahun 2015. Untuk industri besar sedang juga tidak
mengalami peningkatan atau penurunan sebanyak 0 usaha pada tahun 2013 sampai dengan
2015. Belum adanya jumlah usaha di masing-masing kelompok ini tentunya tidak akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan keterserapan tenaga kerja. Pembangunan
industri diharapkan dapat berperan dalam pembangunan selama lima tahun kedepan
dengan memaksimalkan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Lingga diolah dengan
sistem industrilisasi.
Tabel. T-II.78.
Data Industri Kabupaten Lingga Tahun 2013-2015
Tahun
No. Jenis Industri 2013 2014 2015 Keterangan
1. Industri Kecil 6 6 6 usaha industri yang memiliki
tenaga kerja antra 5-19 orang dan
memiliki TDI
2. Industri Menengah usaha industri yang memiliki
tenaga kerja antara 20-99 orang
dan memiliki TDI
3. Industri Besar usaha industri yang memiliki
tenaga kerja 100 orang atau lebih
dan memiliki TDI
4. Industri Rumah 1259 2050 2050 usaha industri yang memiliki
Tangga tenega kerja kurang dari 5 orang
dan tidak memiliki TDI
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kab. Lingga
Berikut ini disajikan kontribusi industry terhadaoPDRB tahun 2011 sampai 2015 yang
menunjukkan kecenderungan meningkat. Kontribusi yang meningkat dari tahun ke tahun
disebabkan semakin meningkatnya pula pertumbuhan indtsri di kabupaten Lingga.
II.102
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.79.
Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB
di Kabupaten Lingga Tahun 2011 – 2015
II.103
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada tahun 2010 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp 21.473. 335,91,-
meningkat menjadi 32.694.393,93,- pada tahun 2014 (52,25%), sedangkan atas dasar harga
konstan, dari Rp. 21.540.312,- meningkat menjadi Rp. 27.217.816,- (126,35%).
Tabel. T-II.80.
PDRB Dan Pendapatan Perkapita Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
II.104
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.81.
Panjang Jalan Kabupaten di Kabupaten Lingga Tahun 2015
2.4.2.1.2. Listrik
Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Lingga dipenuhi oleh PT. Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Pada tahun 2013 jumlah mesin ada 33 unit dengan daya terpasangnya
sebesar 8.095 kwh dengan produksi listrik yang dihasilkan sebesar 19.675.380 kwh.
Kebutuhan listrik Kabupaten Lingga dipenuhi oleh PT. PLN Cabang Tanjungpinang.
Tabel. T-II.82.
Banyaknya Mesin, Daya Mampu dan Surplus/ Defisit PT. PLN menurut Unit Lokasi di
Kabupaten Lingga, 2015
II.105
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
MASUK
4 LIMBUNG 2 180 130 7 JAM
SISTEM DAIK
5 SUNGAI PINANG 1 110 72 7 JAM
8 TEMIANG 1 40 38 7 JAM
10 BAKONG 1 85 55 7 JAM
II.106
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambar. G-II.22
Kapasitas Produksi Air Minum Di Perusahaan Air Minum Menurut Bulan Tahun 2014 (M3)
90000
80000
70000
60000
50000
40000
Daik
30000
Dabo
20000
10000
0
Dalam memenuhi kebutuhan air minum yang sehat yang dibutuhkan masyarakat.
Kabupaten Lingga memiliki dua perusahaan daerah air minum, yaitu Perusahaan Daerah Air
Minum Cabang Dabo Singkep, dengan kapasitas produksi sebanyak 879.583 M3dan
Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga dengan kapasitas produksi sebanyak
388.540 M3.
Tabel. T-II.83.
Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja
Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga Tahun 2013-2014
Jumlah
Uraian
2013 2014
01. Kapasitas Produksi (M3) 409.522 M3 388.540 M3
02. Jumlah Tenaga Kerja 12 16
- Pekerja Teknis 3 9
- Pekerja Administrasi 4 7
- Tenaga Keamanan 0 0
Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2013 dan 2014
II.107
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.84.
Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja
Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2014
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat atas air minum yang bersih dan sehat,
jumlah air minum yang telah didistribusikan tahun 2015 sebanyak 1.315.216 meter kubik
dengan pelanggan sebanyak 1.235 orang di PDAM Cabang Daik.
Tabel. T-II.85.
Banyaknya Air Minum Yang disalurkan Menurut Kategori Pelanggan
Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga Tahun 2013-2015
Jumlah (M3)
Kategori Pelanggan
2013 2014 2015
Rumah Tangga (Tempat Tinggal), Instansi/Kantor
01. 289.414 233.575 1.024.806
Pemerintah
02. Hotel/Objek Wisata, Toko, Industri, Perusahaan 113.600 109.808 168.752
03. Badan Sosial, Rumah Sakit, Rumah Ibadah 6.508 35.328 62.227
04. Sarana Umum - - -
05. Hydran Pelabuhan - - -
06. Lainnya - 9.829 -
Jumlah 409.552 388.540 1.315.216
Sumber: BPS, Kabupaten Lngga Dalam Angka Tahun 2013 dan 2014, PDAM Kab. Lingga 2016
II.108
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.86.
Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Kategori Pelanggan
Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2013-2014
II.109
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
regulasi, perbankkan, kriminalitas hotel dan perijinan. Investor akan tertarik berinvestasi
pada suatu daerah jika didukung dengan regulasi yang baik, regulasi tersebut diantaranya
adalah adanya kemudahaan perijinan serta pengenaan pajak dan retribusi daerah dengan
tingkat biaya yang kompetitif. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan
yang terkait dengan persoalan investasi.
Tabel. T-II.87.
Angka Kriminalitas di Kabupaten Lingga
Tabel. T-II.88.
Jenis Pajak Daerah di Kabupaten Lingga
No Jenis Pajak Daerah
1 Pajak Hotel
2 Pajak Restoran
3 Pajak Hiburan
4 Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7 Pajak Parkir
8 Pajak Air Tanah
9 Pajak Sarang Burung Walet
II.110
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.4.3.3. Perbankan
Sampai dengan akhir tahun 2014, sektor perbankan di wilayah Kabupaten Lingga belum
menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti, baik dari segi kuantitas maupun
aktivitasnya. Hal ini terbukti dari jumlah bank di Kabupaten Lingga baru sebanyak 5 (lima)
buah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.Bank-bank tersebut adalah Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Cabang Pembantu Dabo Singkep, Bank Riau Cabang Pembantu Dabo Singkep,
BRI Unit Daik Lingga, Bank Riau Unit Daik Lingga dan Bank Danamas.
II.111
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu
daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3.
Tabel dibawah menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang tamat S1
selama tiga tahun terakhir mulai 2013 sampai dengan 2015, yaitu berada pada angka 1.818
orang. Sementara untuk penduduk yang lulus S2 dan S3 masing-masing mengalami
kecenderungan penurunan selama tiga tahun terakhir. Walau demikian, penduduka dengan
lulusan S2 mulai mengalami peningkatan sejak Tahujn 2014 menuju ke Tahun 2015 menjadi 54
orang.
Tabel. T-II.89.
Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan yang di Tamatkan
di Kabupaten Lingga Tahun 2013-2015
No Kategori Tahun
2013 2014 2015
1 Tidak Tamat SD 12.879 11.574 10.915
2 Tamat SD 32,930 30.605 29.199
3 Tamat SMP 8.696 8.524 8.691
4 Tamat SMA 9.290 9.208 9.454
5 Diploma 2.032 1.955 1.918
6 Sarjana S1 1.527 1.582 1.818
7 Sarjana S2 52 50 54
8 Sarjana S3 5 4 2
9 Migrasi Masuk 685 520 563
10 Migrasi Keluar 929 724 930
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lingga, 2016
II.112
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
tahun – 65,17%). Rasio ketergantungan diketahui dari umur produktif dibagi dengan usia tidak
produktif.
Rasio ketergantungan Kabupaten Lingga adalah 53,55%. Artinya dari 100 penduduk
Lingga akan menanggung 53,55 orang tidak produktif. Dengan angka beban tanggungan yang
cukup rendah ini maka daya saing daerah sebenarnya relatif lebih baik. Penguatan daya saing
pada sisi sumber daya manusia adalah dengan mengoptimalkan kualitas penduduk usia
produktif melalui program pelatihan dan pendidikan agar lebih siap masuk dalam lapangan
kerja yang membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi.
II.113
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel. T-II.90.
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Lingga Tahun 2011-2015
II.114
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Grup Kesenian Grup 40 57 57 63 63
2 Pemuda dan Olahraga
2.1 Jumlah Lapangan Jumlah 19 19 19 19 19
Olahraga
2.2 Lapangan Olahraga per Jumlah 2,16 2,10 1,89 2,16 2,15
1000 penduduk
ASPEK PELAYANAN UMUM
II.115
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
1.3.1 Angka Partisipasi Sekolah Rasio 56,61 36,42 68,61 75,90 63,78
SMA
1.3.2 Rasio ketersediaan Rasio 416:1 290:1 266:1 230: 1 39 : 1
sekolah terhadap
penduduk usia sekolah
menengah atas
1.3.3 Rasio guru terhadap Rasio 12:1 12:1 10:1 14:1 14 : 1
murid
1.3.4 Angka Partisipasi Sekolah Rasio 8,12 - 8,58 15,23 39,24
PT
1.4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1.4.1 Persentase Pendidikan persen 49,62 51,45 53,27 53,97 38,68
Anak Usia Dini (PAUD)
1.5 Angka Putus Sekolah
1.5.1 Angka Putus Sekolah persen 0,91 0,82 0,58 0,28 0,59
(APS) SD/MI
1.5.2 Angka Putus Sekolah persen 1 0,9 0,89 0,25 0,65
(APS) SMP/MTs
1.5.3 Angka Putus Sekolah persen 1 0,84 0,92 1 0,50
(APS) SMA/SMK/MA
1.6 Angka Kelulusan
1.6.1 Angka Kelulusan (AL) persen 100 100 100 100 100
SD/MI
1.6.2 Angka Kelulusan (AL) persen 82,18 85,52 84,83 98,73 99,92
SMP/MTs
II.116
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.117
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.118
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.119
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
12.1 Cakupan peserta KB aktif persen 68,58 67,79 68,43 66,69 66,54
12.2 PLKB/PKB terhadap Persen 66,67 88,23 110,53 114,67 0
jumlah kelurahan/desa
13 Sosial
13.1 Sarana sosial seperti panti 2 3 3 4 3
panti asuhan, panti
jompo dan panti
rehabilitasi
13.2 Penanganan penyandang Persen 0 0 23 31 23
masalah kesejahteraan
social
13.3 PMKS yang memperoleh Persen 0 29 20 34 61
bantuan social
14 Ketenagakerjaan
14.1 Tingkat partisipasi Rasio 33,83 33,16 31,60 33,53 32,97
angkatan kerja
perempuan
II.120
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.121
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
22.1 Persentase PKK aktif persen 100 100 100 100 100
23 Statistik
23.1. Buku Kabupaten Dalam ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada
Angka
23.2 Buku PDRB Kabupaten ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada
24 Kearsipan
24.1 Pengelolaan arsip secara Sudah/belum sudah Sudah Sudah Sudah Sudah
baku
25 Komunikasi dan Informatika
25.1 Jumlah Wartel Jumlah 0 0 0 0 0
25.2 Jumlah Surat Kabar Jumlah - - 16 22 22
Nasional/ Lokal
25.3 Jumlah Penyiaran TV/ Jumlah - - 5 4 4
Radio Lokal
25.4 Web site milik jumlah Ada Ada Ada Ada Ada
pemerintah daerah
25.5 Jumlah pelaksanan Jumlah kali 5 5 5 5 14
pameran/expo
26 Perpustakaan
26.1 Jumlah perpustakaan buah 164 176 192 204 213
II.122
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.123
RPJMD KABUPATEN LINGGA 2016-2021
BAB 2 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.124