Anda di halaman 1dari 11

Peninjauan Potensi Investasi Melalui Penataan Ruang di Kabupaten

Manggarai Barat
Oleh:
Tjokorda Istri Novyani Surya Dewi
Mahasiswa Jurusan Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional
E-mail : tjokisnovyani@gmail.com

Pendahuluan

Perencanaan ruang dan penggunaan lahan yang cermat diperlukan untuk


mendukung perizinan yang tegas di Indonesia. Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) menetapkan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua
perizinan, sedangkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menetapkan
kriteria untuk mengklasifikasikan setiap kabupaten. Yang termasuk dalam
Rencana Tata Ruang ini adalah wilayah perdesaan yang direncanakan untuk
terjadinya urbanisasi, bagian kabupaten/kota penting yang mengalami
urbanisasi, dan bagian kabupaten/kota yang telah mengalami urbanisasi
yang saat ini merupakan perdesaan.

Di antara banyak tempat di wilayah ini yang mengalami perluasan fisik yang
luar biasa adalah kota Labuan Bajo, di Kabupaten Manggarai Barat.
Dampaknya adalah pertumbuhan yang kurang kohesif dan konsisten antar
wilayah. Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Manggarai
Barat, perencanaan tata ruang yang berkelanjutan dan berwawasan ekologis
diperlukan untuk pertumbuhan wilayah semacam ini guna meningkatkan
kualitas lingkungan dan memberikan standar keseragaman penggunaan
lahan.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menerbitkan Peraturan


Daerah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Penataan Ruang Daerah,
pemutakhiran undang-undang penataan ruang seiring dengan disahkannya
Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 Kabupaten Manggarai
Barat Tahun 2021–2041. Dengan adanya aturan-aturan ini, kita mungkin
dapat memanfaatkan area di sekitar kita dengan lebih baik. Kehadiran
banyak Taman Nasional di Kabupaten Manggarai Barat, termasuk Pulau
Komodo, menyoroti perlunya peraturan yang berfokus pada sumber daya
manusia dalam mengatur pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya.

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Karena pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian ini, maka digunakanlah
metodologi penelitian deskriptif. Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
dan menganalisis sesuatu, seperti situasi atau hubungan saat ini, perspektif
yang muncul, proses yang berkelanjutan, dampak atau tren selanjutnya, dan
lain-lain, disebut penelitian deskriptif. Fenomena-fenomena tersebut
ditampilkan dalam keadaan alamiahnya. Penelitian ini tidak mengandung
hipotesis karena hasilnya dibahas secara rinci; sebaliknya, penelitian ini
mengajukan pertanyaan penelitian.

Dalam rangka melaksanakan persyaratan Pasal 26 Ayat (7) Undang-Undang


Nomor 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, penelitian ini
berupaya memberikan analisis deskriptif terhadap Peraturan Bupati
Manggarai Barat Nomor 06 Tahun 2022, Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten Manggarai Barat. Selain itu, bersifat kualitatif karena tidak
menekankan pada bagaimana peraturan daerah dan peraturan daerah
berkontribusi terhadap terwujudnya sistem hukum di suatu daerah.

B. Metode Pendekatan

Penelitian ini mengambil metode hukum empiris dengan menganalisis


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2021) dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Manggarai Barat (Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2022). Kawasan
Tanjung Gua Rangko, 2021–2041.
C. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif dituangkan dalam


Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat. Dengan mengkoordinasikan
data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, metode
pengumpulan data triangulasi memastikan bahwa baik peneliti maupun
sumber data yang diteliti sampai pada kesimpulan yang sama.

D. Analisis Data

Analisis data kualitatif, yaitu observasi dan interpretasi temuan penelitian


dicatat. Sebagai metrik penelitian dan analisis peraturan daerah, kami
menyediakan peraturan daerah tentang penataan ruang yang berkaitan
dengan penggunaan lahan dan penerapan tata ruang lainnya.

Hasil dan Pembahasan

Proses penataan ruang pemerintah daerah (Pemda) sangat mengandalkan


Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2021 sejak diundangkan dua tahun lalu.
Peraturan ini berkaitan dengan proses perencanaan wilayah Kabupaten
Manggarai Barat tahun 2021-2041. Untuk memenuhi Pasal 26 ayat 7
Undang-Undang Nomor 2007 tentang Penataan Ruang, maka Kabupaten
Manggarai Barat menetapkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2021.
Dalam dua dekade ke depan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Labuan
Bajo akan menjadi pedoman dalam pembangunan perkotaan.
Peta Pola Tata Ruang Manggarai Barat menggambarkan rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Manggarai Barat sesuai dengan peraturan daerah
nomor. 11 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Manggarai Barat. Peta pola ruang tersebut dijadikan acuan dalam penerbitan
akhir dokumen Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang. Peta tersebut
juga menampilkan lahan pertanian dan zona aman.
Gambar 1 : Peta Rencana Pola Ruang

( Sumber: Lampiran PerdaKabupaten Manggarai Barat Nomor 11 Tahun 2021


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat )

Sebagian wilayah Kecamatan Komodo dan Kecamatan Boleng termasuk


dalam Kawasan Pengembangan Manggarai Barat yang dikenal dengan
Kawasan Tanjung Gua Rangko. Sebagian Desa Batu Cermin dan Wae
Kelambu termasuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) Kabupaten
Komodo. Desa Tanjung Boleng merupakan bagian dari Wilayah
Pengembangan Rencana Kerja (WP) Kecamatan Boleng.

Gambar 2 : Peta Ruang Lingkup WP

( Sumber: Lampiran Pebup Manggarai Barat Nomor 06 Tahun 2022 tentang


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Tanjung Gua Rangko Tahun 2021-2041.)
Wilayah administrasi kecamatan yang mempunyai kualitas fisik dan fungsi
yang sebanding dikelompokkan menjadi satu wilayah pengembangan. Pusat
pelayanan wilayah kota/kelurahan dengan kode PPK, pusat pelayanan
wilayah kota/kelurahan dengan kode SPPK, dan pusat jasa lingkungan
hidup, semuanya termasuk dalam rencana pembangunan pusat layanan
yang dituangkan dalam Pasal 7 Bagian Kedua tentang Rencana
Pembangunan Pusat Pelayanan. Rencana Detail Tata Ruang Gua Rangko
Wilayah Tanjung Tahun 2021-2041, Peraturan Bupati Manggarai Barat
Nomor 06 Tahun 2022.

Tabel 1: Pembagian Zonasi WP

Pembagian Zona WP
Pembagian
SWP Luasan Blok Luasan
SWP A 677,58 Ha A1 Kurang Lebih 238,97 Ha
A2 Kurang Lebih 208,05 Ha
A3 Kurang Lebih 230,56 Ha
1.189,84
SWP B Ha B1 Kurang Lebih 146,69 Ha
B2 Kurang Lebih 472,15 Ha
B3 Kurang Lebih 234,22 Ha
B4 Kurang Lebih 333,78 Ha
1.670,06
SWP C Ha C1 Kurang Lebih 298,19 Ha
C2 Kurang Lebih 427.91 Ha
C3 Kurang Lebih 548,29 Ha
C4 Kurang Lebih 395,67 Ha
( Sumber : RDTR Kawasan Tanjung Gua Rangko)

Tabel 2: Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

Rencana pengembangan pusat pelayanan


Pembagian Arahan
Sub Wilayah Pengembangan
Wilayah Fungsi
pusat
pelayanan Terletak di Kampung Gerak, Desa Tanjung Boleng
PPK
kota/kawasan pada SWP C di Blok C1
perkotaan
sub pusat
Terletak di Kelurahan Wae Kelambu pada SWP A di
pelayanan
SPPK Blok A1 ; dan Desa Tanjung Boleng pada SWP B di
kota/kawasan
Blok B2 dan pada SWP C di Blok C2
perkotaan

Pusat Rukun Warga yang terletak di Desa Batu


Pusat Pusat
Cermin pada Blok A1; dan Pusat Rukun Warga yang
Pelayanan Pelayanan
terletak di Desa Tanjung Boleng pada Blok A3,Blok
Lingkungan Lingkungan
B1, Blok C1, Blok C2, dan Blok C4

( Sumber : RDTR Kawasan Tanjung Gua Rangko)

Kesesuaian Perencanaan Kawasan Strategis dengan Potensi Investasi


Perencanaan strategis daerah di Kawasan Manggarai Barat diatur
berdasarkan Pasal 33 Ayat (1) Peraturan Daerah 11 Tahun 2021 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang selanjutnya
didasarkan pada RTRW. Rencana ini tidak hanya mencakup wilayah penting
nasional tetapi juga provinsi dan kota.

Kawasan Nasional Komodo merupakan Kawasan Strategis Nasional


Kepentingan Lingkungan Hidup yang terletak di Kecamatan Komodo
Kabupaten Manggarai Barat.

Baik wilayah Labuan Bajo maupun We Jamal dianggap sebagai wilayah


strategis provinsi karena signifikansi ekonominya.

Kawasan Strategis Kabupaten terdiri atas: Kawasan Strategis Pertumbuhan


Ekonomi, Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya, dan Kawasan
Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.

Beberapa industri yang menjanjikan sebagai investasi jangka panjang


dimasukkan dalam Perencanaan Kawasan Strategis. Berikut adalah
ringkasan dari apa yang dapat dikatakan tentang masing-masing segmen
pasar:

Tabel 3 : Perencanaan Kawasan Strategis

Sektor Kawasan Strategis


a. Kawasan Agrowisata Cunca Wulang di Kecamatan
Mbeliling, Kawasan Agrowisata Cunca Rami di Kecamatan
Sano Nggoang dan kawasan Agrowisata Danau Sano
Nggoang di Kecamatan Sano Nggoang, dan kawasan
Agrowisata Kuwus di Kecamatan Kuwus
Sektor
Pengembangan b. Kawasan Pengembangan Wilayah Tertinggal Golo Mori di
Ekonomi Kecamatan Komodo, sebagai Kawasan terpadu priwisata
dan Kawasan Pengembangan Wilayah Tertinggal di
Kecamatan Lembor Selatan
c. Kawasan Minapolitan Terang di Kecamatan Boleng
d. Kawasan Peruntukan industri Bari di Kecamatan Macang
Pacar
Sektor Sosial a. Kawasan Melo di Kecamatan Mbeliling
Budaya b.Kawasan Tado di Kecamatan Sano Nggoang
Sektor fungsi dan
Daya dukung
Lingkungan Kawasan Istana Ular di Kecamatan Welak
( Sumber : RTRW Kabupaten Manggarai Barat )

Kesesuaian Penataan Ruang dengan Rencana Pola Ruang Wilayah


dengan Potensi Investasi.

Beberapa lokasi ditetapkan sebagai kawasan lindung dalam Rencana Tata


Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Barat, sementara lainnya ditetapkan
sebagai kawasan pertanian. Kawasan lindung adalah sebidang tanah yang
tujuan utamanya adalah pelestarian atau pertanian. Tujuan utama cagar
alam adalah untuk menjaga kelangsungan jangka panjang ekosistem di
sekitarnya, yang mencakup komponen alam dan buatan manusia. Itulah
mengapa penting untuk menilai keadaan sumber daya alam, manusia, dan
teknologi sebelum memutuskan di mana Anda akan menanam tanaman.
Tulisan ini mengusulkan strategi penguatan pelestarian dan perlindungan
Kawasan Hutan Lindung dalam Kawasan Hutan atau Kawasan Lindung
Lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan hutan,
berdasarkan prinsip partisipasi, penghormatan terhadap kearifan lokal, dan
dorongan pariwisata, penelitian. , dan pendidikan. konservasi sumber daya
alam dan buatan serta ekosistem; mitigasi dampak perubahan iklim, dll.
Mendukung stabilitas kawasan wisata, agrometropolitan, dan minapolitan
juga menjadi tujuan utama rencana pengembangan kawasan budidaya.
Berikut uraian rencana pembenahan sesuai dengan tata ruang Kabupaten
Manggarai Barat, mengingat di Kecamatan Komodo terdapat destinasi
wisata yang mendorong peningkatan investasi di sana: Taman Nasional
Komodo.
Kawasan
Pola Jenis Kawasan Penjabaran Kawasan Lokasi Strategis
Ruang
Kawasan yang
memeberikan Kawasan Hutan
perlindungan Lindung, seluas
Tersebar di seluruh Kecamatan
terhadap kurang lebih 53.858
Kawasan Ha
bawahannya
a. Kawasan suaka Cagar alam Wae Wuul , seluas
Kawasan alam kurang lebih 1.482 Ha
Kawasan Konservasi b. Kawasan Taman Nasional Komodo,
Lindung pelestarian alam seluas kurang lebi 58.079 Ha
Kawasan Hutan
Kawasan
Lindung seluas
Perlindungan Tersebar di seluruh Kecamatan
kurang lebih 14.001
Setempat
Ha
Kawasan Hutan Kecamatan Macang Pacar,
Kawasan
Lindung seluas Kecamatan Komodo,
Ekosistem
kurang lebih 2.132 Kecamatan Boleng, dan
Mangrove
Ha Kecamatan Lembor Selatan

Kawasan hutan Kecamatan Komodo,


Kawasan produksi tetap seluas Kecamatan Boleng, Kecamatan
hutan produksi kurang lebih 17.614 Welak, Kecamatan Mbeliling dan
Ha Kecamatan Pacar.

Kawasan tanaman
pangan seluas
Tersebar di seluruh Kecamatan
kurang lebih 19.199
Ha
Kawasan Kawasan hortikultura
Budi seluas kurang lebih Tersebar di seluruh Kecamatan
Daya 47,727 Ha
Kawasan Kawasan
Pertanian Perkebunan seluas
Tersebar di seluruh Kecamatan
kurang lebih 71.546
Ha
Kecamatan Macang Pacar,
Kawasan peternakan Kecamatan Komodo,Kecamatan
seluas kurang lebih Boleng, Kecamatan Lembor
3.432 Ha Selatan dan Kecamatan
Mbeliling
Kawasan budi daya
Kecamatan Komodo,
Kawasan ikan tawar dan ikan
Kecamatan Boleng dan
Perikanan payau seluas kurang
Kecamatan Macang Pacar.
lebih 102 Ha
Pembangkit Listrik tenaga Panas
Bumi di Kecamatan Sano
Nggoang.
Pembangkit Listrik tenaga
Kawasan Kawasan pembangkit Minyak dan Gas di Kecamatan
Pertambangan tenaga listrik seluas Boleng.
Energi kurang lebih 186 Ha
Pembangkit Listrik tenaga Surya
di Kecamatan Sano
Nggoang,Kecamatan Boleng
dan kecamatan Lembor Selatan.

Kawasan Kawasan peruntukan


Kecamatan Macang Pacar, dan
Peruntukan industri seluas
Kecamatan Komodo
Industri kuarng lebih 608 Ha
Kawasan Pariwisata
seluas kurang lebih
8.651 Ha ( terdiri
atas Destinasi Kecamatan Macang Pacar,
Wisata Alam, Kecamatan Sano Nggoang,
Kawasan
Destinasi Wisata Kecamatan Komodo,
Pariwisata
Buatan, Destinasi Kecamatan Bolengdan
Wisata Budaya, dan Kecamatan Lembor Selatan.
Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
(KSPN) Komodo.

Kecamatan Macang Pacar,


Kecamatan Kuwus, Kecamatan
Lembor, Kecamatan Sano
a. Kawasan
Nggoang, Kecamatan Komodo,
permukiman
KecamatanBoleng, Kecamatan
perkotaan seluas
Welak, kecamatan Lembor
kurang lebih 7,33 Ha
Kawasan Selatan, Kecamatan Mbeliling,
Pemukiman Lecamatan Pacar dan
Kecamatan Kuwus Barat.

b.Kawasan
Permukiman
perdesaan seluas Tersebar di seluruh Kecamatan
kurang lebih 5.520
Ha
Kawasan area Kecamatan Macang Pacar,
Kawasan
terminal penumpang, Kecamatan Lembor, Kecamatan
Transportasi
pelabuhan, terminal Komodo, dan kecamatan
umum, terminal
khusus dan bandar
Mbeliling
udara, seluas kurang
lebih 140 Ha

Penutup

Perencanaan tata ruang sangat penting untuk membangun dan memelihara


pola tata ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang. Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) menetapkan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh
semua perizinan, sedangkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
menetapkan kriteria untuk mengklasifikasikan setiap kabupaten.

Perencanaan tata ruang dapat digunakan untuk menghasilkan strategi


investasi untuk berbagai industri. Analisis ini mengkaji kelayakan kawasan
strategis dalam penataan ruang dan kelayakan penataan ruang kawasan
pola tata ruang, baik kawasan hutan maupun kawasan pertanian. Kawasan
Strategis dan Pola Tata Ruang Kabupaten Manggarai Barat termasuk
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Komodo sehingga sangat
cocok untuk investasi di bidang pariwisata.

Daftar Pustaka

Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 11/Tahun 2011


tentang Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten Manggarai Barat.
Peraturan Bupati Manggarai Barat Nomor 06/ Tahun 2022 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Tanjung Gua Rangko Tahun 2021 – 2041.

Kementerian Pekerjaan Umum, 2012 ; Penyusunan Rencana Tata Bangunan


dan Lingkungan Kawasan Pusat Kota – Kota Labuan Bajo Kabupaten
Manggarai Barat- Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat,2018 : Penyusunan RDTR dan PZ


Kawasan Perkotaan Labuan Bajo.

Anda mungkin juga menyukai