BAB II
PROFIL KABUPATEN TABALONG
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan
Persentase
Luas thd luas Kelurahan Desa
No. Kecamatan
(Ha)* kabupaten (buah) (buah)
(%)
1 Banua Lawas 16.596 4,56 15
2 Pugaan 3.572 0,98 7
3 Kelua 4.924 1,35 1 11
4 Muara Harus 2.895 0,79 7
5 Tanta 13.085 3,59 14
6 Tanjung 22.606 6,20 4 11
7 Murung Pudak 20.481 5,62 4 6
Laporan Akhir_II-7
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Persentase
Luas thd luas Kelurahan Desa
No. Kecamatan
(Ha)* kabupaten (buah) (buah)
(%)
8 Haruai 31.948 8,76 13
9 Bintang Ara 34.210 9,38 9
10 Upau 15.519 4,26 6
11 Muara Uya 173.792 47,66 14
12 Jaro 25.024 6,86 9
Jumlah 364.652 100 9 122
Sumber : Kabupaten Tabalong Dalam Angka/BPS, Tahun 2013
Keterangan : *) Luas berdasarkan hasil perhitungan peta administrasi.
Laporan Akhir_II-8
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-9
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-7
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
c. Peternakan
Pembangunan sektor peternakan adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi
ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan
peternak.
Pada unggas, utama ayam terjadi peningkatan yang signifikan pada jenis Ayam Ras
Pedaging yaitu dari 923.654 menjadi 1.109.800 ekor. Ayam kampung turun dari
167.127 menjadi 163.023 ekor. Sedangkan itik mengalami peningkatan dari 75.823
menjadi 89.334 ekor.
d. Industri
Industri dibagi menurut kategori besar, sedang, kecil dan rumahtangga. Perusahaan
industri besar adalah perusahaan yang mempekerjakan 100 orang atau lebih tenaga
kerja, industri sedang mempekerjakan 20 – 99 orang tenaga kerja, industri kecil
mempekerjakan 5 – 19 orang tenaga kerja dan industri rumahtangga
mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 5 orang.Tahun 2013 kabupaten Tabalong
memiliki industri kecil sebanyak 151 buah menyerap tenata kerja sebanyak 1.121
orang, industri rumahtangga 5.716 buah menyerap tenaga kerja sebesar 13.427
orang, dan industri besar 5 buah menyerap tenaga kerja sebanyak 2.153 orang ,
dan industri sedang sebanyak 3 buah menyerap tenaga kerja sebanyak 113 orang.
Laporan Akhir_II-7
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-8
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
dutahun 2014 juga mengalami penurunan. Semakin rendah angka indek ini menunjukan
bahwa kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin menyempit. Hal ini
berarti tingkat pendapatan/pengeluaran antar si miskin tidak terlalu bervariasi, kondisi ini
merupakan sesuatu yang baik bagi pemerintahuntuk mengentaskan kemiskinan karena
semakin meratanya pendapatan/pengeluaran mereka akan membutuhkan upaya dan
strategi yang tidak terlalu bervariasi bagi pemerintah untuk mengatasinya.
Garis Kemiskinan
278.514 308.777 330.764 350.737
(Rp/kapita/bln)
Penduduk Miskin 13.924 13.200 14.300 14.710
Persentase
6,22 5,84 6,15 6,21
Penduduk Miskin
Indeks Kedalaman/P1 0,71 1,01 0,61 0,00
Penyebaran penduduk di Kabupaten Tabalong relatif belum merata di tiap kecamatan, hal
itu dapat dilihat pada kecamatan Tanjung dan Murung Pudak yang merupakan ibu kota
kabupaten ditempati penduduk terbanyak sebesar 80.803 jiwa atau 35,43% dari total
penduduk Kabupaten Tabalong. Sebaran penduduk tersebut secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.3
Perkembangan Persebaran Penduduk di Kabupaten Tabalong
Tahun 2012 – 2015
Persentase Penduduk (%)
No Kecamatan
2012 2013 2014 2015
1 Jaro 6,50 6,45 6,63 6,74
2 Muara Uya 9,93 9,85 9,97 10,14
3 Haruai 9,32 9,23 9,33 9,46
4 Upau 3,21 3,18 3,24 3,29
5 Bintang Ara 3,61 3,58 3,65 3,72
6 Tanjung 14,86 14,74 15,03 15,26
7 Murung Pudak 20,57 20,41 20,81 21,19
8 Tanta 7,85 7,77 7,98 8,09
9 Pugaan 2,94 2,91 2,95 3,00
10 Muara harus 2,68 2,65 2,71 2,75
11 Kelua 10,35 10,27 10,42 10,57
Laporan Akhir_II-9
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-10
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
tahun 2013 sebesar 59.006 jiwa, tahun 2014 sebesar 58.138 jiwa serta tahun 2015 sebesar
61.255 jiwa. Adapun pertumbuhan penduduk tahun 2012 (-0,71%), tahun 2013 (2,15%),
tahun 2014 (-1,47%) dan tahun 2015 (5,36%) dengan demikian pertumbuhan rata-rata
penduduk perkotaan adalah (1,33%).
Laporan Akhir_II-11
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
atau bisa juga dikatakan sebagai total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha disuatu region/wilayah dalam periode waktu tertentu.
PDRB atas dasar harga berlaku, menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung dengan menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. PDRB
berlaku ini bisa digunakan untuk mengukur totalitas ekonomi pada satu periode serta
melihat pergeseran dan struktur ekonomi.
PDRB atas dasar harga konstan, sebagai PDRB riil merupakan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada waktu tertentu
atau tahun dasar, PDRB konstan ini digunakan untuk mengetahui berapa besar
pertumbuhan secara riil terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada kesempatan ini akan di tampilkan PDRB atas dasar harga berlaku
menurut lapangan usaha tahun 2012 -2015 dan PDRB atas dasar harga konstan
2010 menurut lapangan usaha di Kabupaten Tabalong sebagaimana tabel 2.8 dan
2.9.
Sektor yang memiliki pertumbuhan terendah adalah sektor pertambangan
dan penggalian sebesar -0,80 persen, sedangkan sektor yang mengalami kenaikan
pertumbuhan terbesar yaitu pengadaan listrik dan gas dari 17,23 persen di tahun
2014 menjadi 30,42 persen tahun 2015. Secara makro/keseluruhan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten tabalong tahun 2015 adalah 2,5 persen turun dibandingkan
tahun 2014 sebesar 4,1 persen.
Struktur perekonomian di Kabupaten Tabalong tahun 2015 di dominasi oleh
3(tiga) sektor besar yaitu pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan dan
perikanan serta industri pengolahan. Hal ini tercermin dari sumbangan ketiga sektor
ini terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku yang cukup besar yaitu masing-
masing 52,09 persen, 10,78 persen dan 7,34 persen.
Laporan Akhir_II-12
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Di Kabupaten Tabalong (juta rupiah), 2012-2015
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015*
Tabel 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha Di Kabupaten Tabalong (juta rupiah), 2012-2015
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015*
Laporan Akhir_II-13
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-14
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
40% (46,750 Ha). Kelerengan terjal/curam terdapat di Kecamatan Jaro, Muara Uya,
Haruai dan Upau. Kelerengan 8-15% sampai dengan 25-40% berpotensi untuk
perkebunan, lereng 0-8% berpotensi untuk tanaman pangan, lereng 8-15%
berpotensi untuk tanaman pangan lahan kering dengan terasering dan lereng > 40%
untuk hutan lindung
Berdasarkan relief permukaan dan batuan yang menyusunnya, wilayah
Kabupaten Tabalong terbagi dalam 6 (enam) satuan geomorfologi.
1) Satuan Geomorfologi Dataran Aluvium
Satuan ini menempati bagian barat daya, merupakan dataran aluvium sungai
dan rawa dengan relief permukaan datar yang mempunyai kemiringan kurang
dari 5%. Bentang alam dataran aluvium sungai dan rawa berada pada elevasi
mencapai 10 m di atas permukaan laut dan umumnya ditumbuhi oleh hutan
rawa. Satuan ini disusun oleh endapan aluvium sungai dan rawa, umumnya
bersifat kurang padu hingga lepas, terdiri dari pasir, lanau, lempung dan Lumpur.
Pada beberapa tepian sungai utama seperti Sungai Tabalong dan beberapa
anak cabangnya, merupakan daerah dataran limpah banjir yang disusun oleh
endapan aluvium sungai. Penggunaan lahan yang ada saat ini, untuk sekitar
permukaan ditumbuhi oleh sawah, sedangkan di sekitar permukaan ditumbuhi
oleh tanaman sawah, sedangkan di sekitar tepian sungai ditumbuhi oleh
tanaman rawa.
Laporan Akhir_II-15
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Daerah Kabupaten Tabalong sebagian besar dilalui oleh sungai, sekitar 89%
desa-desa yang ada di Kabupaten Tabalong dilalui aliran sungai. Sungai terpanjang
adalah Sungai Tabalong sepanjang ± 75 Km dengan lebar 60 meter. Sungai ini
merupakan gabungan dari Sungai Tabalong Kiwa dan Sungai Tabalong Kanan yang
berhulu di Pegunungan Meratus. Debit air rata-rata sebesar 124,5 m³/detik. Jika
hujan turun berlebihan kapasitas sungai Tabalong tidak mencukupi dan akan terjadi
banjir pada daerah rendah seperti Banua Lawas, Kelua, Pugaan, Muara Harus dan
Laporan Akhir_II-16
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Tanta. Pola aliran Sungai Tabalong berikut anak sungainya dapat dilihat pada
Gambar 2.3 (Pola Aliran Sungai di Kabupaten Tabalong).
S. Misim
S. Tutui S. Tabalong
S. Kumap Kiwa
Pegunungan
Meratus S. Tabalong
S. Ayu
S. Uwi S. Tabalong
S. Uya Kanan
S. Mangkupum
S. Kinarum
Berdasarkan pola aliran sungai terdapat 1 DAS yang terbagi atas dua sub
DAS dan enam sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing sebagai
berikut:
a. DAS Tabalong 73.581 Ha
b. Sub DAS Tabalong Kiwa 26.110 Ha dan Tabalong Kanan 38.261 Ha
c. Sub-Sub DAS Ayu 42.812 Ha, Uwi 39.504 Ha, Tutui 36.818 Ha, Misim 39.792
Ha, Kumap 40.470 Ha dan Jaing 22.647 Ha.
Sungai Tabalong mempunyai beberapa anak sungai antara lain Sungai
Tabalong Kiwa, Tabalong Kanan, Sungai Jaing, Sungai Uya, Sungai Ayu, Sungai
Kumap, Sungai Tutui dan Sungai Misim.
Sungai-sungai lain yang terdapat di Kabupaten Tabalong antara lain sungai
Anyar, sungai Jaing, dan sungai Kinarum.
Iklim di Kabupaten Tabalong beriklim panas (tropis), Kelembaban udara
maksimum pada tahun 2012 berkisar antara 92% – 99% dan kelembaban udara
minimum antara 73% - 87%, sementara kelembaban udara rata-rata setiap bulan
adalah 87% – 93%.
Temperatur udara di suatu tempat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari
permukaan laut dan jarak dari pantai. Temperatur maksimum di Kabupaten
Tabalong 28º C sampai dengan 32º C, temperatur udara minimum berkisar antara
23º sampai 26º C dan temperatur udara rata-rata 25ºC sampai 28º C.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah
Laporan Akhir_II-17
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan maksimum
pada tahun 2012 terjadi pada bulan Desember yaitu 155 mm sedangkan curah hujan
minimum terjadi pada bulan Juli dan Agustus yaitu 0 mm. Jumlah seluruh curah
hujan selama tahun 2012 adalah 2.811 mm dan jumlah hari hujan adalah 156 hari.
Rata-rata penyinaran matahari yang dipantau pada pukul 06.00 – 18.00
terlihat intensitas cukup bervariasi tiap bulannya. Penyinaran matahari dengan
intensitas tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu 62,5 persen dan intensitas terendah
terjadi pada bulan Maret yaitu 17 persen.
Kondisi klimatologi di Kabupaten Tabalong disajikan pada Tabel 2.2 (Curah
dan Hari Hujan, Temperatur, Kelembaban Udara Serta Penyinaran Matahari di
Kabupaten Tabalong).
Tabel 2.10.
Jumlah Curah dan Hari Hujan, Temperatur, Kelembaban udara
serta Penyinaran Matahari Di Kabupaten Tabalong
Curah Hujan Hari Temperatur Kelembaban Penyinaran
Bulan Rata- Hujan Udara Rata- Udara Rata- Matahari
o
rata(mm) (hari) rata ( C) rata (%) (%)
Januari 7,4 17 28 89 38
Februari 9,1 16 28 89 18
Maret 12 23 26 93 17
April 9,5 16 27 90 34
Mei 3,7 8 27 90 49
Juni 4 9 27 93 61
Juli 9,5 8 26 92 62,5
Agustus 4 10 26 90 59
September 1,7 4 26 91 47,5
Oktober 3 8 26 87 51
Nopember 7,5 16 26 88 31
Desember 20,5 21 25 89 27,5
Sumber : Monografi Kabupaten Tabalong Tahun 2013.
Tanah di Kabupaten Tabalong terdiri dari lima jenis yaitu Aluvial, Podsolik,
Potsol, Organosol Gleyhumus dan Komplek Podsolik Merah Kuning, Laterit, Litosol
dan Latosol. Jenis yang terbanyak adalah adalah tanah Podsolik sebanyak 41,99%
atau 151.168 Ha yang terdapat di sembilan kecamatan, kecuali Kecamatan Banua
Lawas dan Kelua. Tanah Komplek Merah Kuning, Laterit, Litosol dan Latosol seluas
106.766 Ha (29,66%) hanya terdapat di Kecamatan Muara Uya dan Haruai.
Kemiringan lerengnya didominasi oleh lahan dengan kemiringan rendah (0-
5%), sisanya memiliki kemiringan sedang (15-40%) dan lebih dari 40%. Kedalaman
efektif tanah rata-rata lebih dari 90 cm (97,8%), dan sebagian besar tanahnya
bertekstur halus.
Berdasarkan jenis tanahnya Kabupaten Tabalong sesuai untuk budidaya
tanaman pangan lahan kering, perkebunan dan kehutanan berbasis agroforestri
Laporan Akhir_II-18
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
karena sebesar ± 43,17% dari luas wilayahnya tanah berjenis podsolik merah
kuning. Jenis tanah podsolik merah kuning ini memiliki sifat yang sangat rentan
yaitu mudah tercuci, peka erosi, permeabilitas rendah dan agregat kurang stabil.
Jenis tanah ini tingkat kesuburannya sangat tergantung pada jenis vegetasi yang
menjadi penutupnya, dan penggunaan jenis tanah ini harus dengan sistem siklus
unsur hara tertutup. Pola yang sesuai untuk dikembangkan adalah agroforestri yaitu
pola pengkombinasian tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan. Untuk
pertanian lahan basah cocok pada tanah berjenis aluvial dan organosol gleihumus
yang melingkupi ± 5,13% wilayah Kabupaten Tabalong.
Tabel 2.11
Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Tabalong
Kelas
No Jenis Resiko Bencana Skor
Resiko
1 Kekeringan 24 Tinggi
2 Cuaca Ekstrim 14 Sedang
3 Longsor 24 Tinggi
4 Kebakaran Hutan dan Lahan 36 Tinggi
5 Banjir 36 Tinggi
Sumber : IRBI 2013
Laporan Akhir_II-19
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Tabel 2.12
Standar Pelayanan Minimal
Target
No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 Tahun
2019
SPM Kabupaten/Kota
Sangat Buruk 40%
persentase penduduk Buruk 50%
Penyediaan air yang mendapatkan %
1 Sedang 70% 81,77%
minum akses air minum yang Penduduk
aman Baik 80%
Sangat Baik 100%
Laporan Akhir_II-20
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Target
No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 Tahun
2019
HSBGN (Harga
Satuan
Bangunan 100%
Gedung
Negara)
Penangan persentase
Pemukiman berkurangnya luasan
4 Ha 10% 10%
Kumuh permukiman kumuh di
Perkotaan kawasan perkotaan
Laporan Akhir_II-21
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Laporan Akhir_II-22
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Tabalong
Tahun 2017-2021
Tabel 2.13
Indikator Pencapaian Eksisting Pelayanan Dasar Terhadap Gerakan 100-0-100 di Kabupaten Tabalong
Target Capaian Thn
No Jenis Pelayanan Dasar Satuan Target Tahun 2014 GAP RPJMN 2015-2019
Tahun 2019 2015
1 Penyediaan Persentase penduduk yang Sangat Buruk 40% 100% air minum
air minum mendapatkan akses air minum Buruk 50% GAP 44,19%
yang aman
% Penduduk Sedang 70% 81.77% 55,81%
Baik 80%
Sangat Baik 100%
2 Penyediaan Persentase penduduk yang Sistem On Site 60% 100% air limbah
sanitasi terlayani sistem air limbah yang % Penduduk 60% 84,28% GAP 15,72%
memadai Sistem Off Site 5%
Persentase pengurangan sampah
% Penduduk 20% 20% 3,22%
di perkotaan
Persentase pengangkutan 100% pengangkutan
% Penduduk 70% 70% 65,88%
sampah sampah, GAP 34,22%
Persentase pengoperasian TPA % 100% pengoperasian, GAP
pengoperasian - 70% 60,2% 39,08%
TPA
Persentase penduduk yang % penduduk 50%
terlayani sistem jaringan drainase 100% drainase, GAP
skala kota sehingga tidak terjadi 94,62%
% pengurangan 50% 5,38%
genangan (lebih dari 30 cm, 50%
selama 2 jam) lebih dari 2 kali genangan
setahun
3 Penataan Persentase jumlah Izin IMB 100%
Bangunan Mendirikan Bangunan (IMB) yang
IMB 60% 89,74%
dan diterbitkan HSBGN 100%
Lingkungan
4 Penangan Persentase berkurangnya luasan 0% kumuh, GAP 9%
Pemukiman permukiman kumuh di kawasan
Ha 10% 10% 1%
Kumuh perkotaan
Perkotaan
Laporan Akhir_II-27