Anda di halaman 1dari 112

Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan

KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Bab 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH


3.1 PROFIL KAPET MANADO-BITUNG
3.1.1 Kondisi Fisik Lingkungan
A. Cakupan Wilayah KAPET Manado-Bitung
KAPET Manado-Bitung ditetapkan melalui Keppres No. 14 Tahun 1998 dengan
luas wilayah 2.012,07 Km2. Sedangkan mengacu Rapermen KAPET Manado
Bitung luas wilayah menjadi 2.818,85 Km2 atau 281.885,35 Ha. Cakupan wilayah
KAPET Manado-Bitung meliputi Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon,
Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Utara yang terdiri atas 57 (lima
puluh tujuh) kecamatan.

Tabel III.1
Cakupan Wilayah KAPET Manado Bitung
Luas Wilayah
No Cakupan Wilayah %
(Ha)
1 Kota Manado 15.726,00 5,58%
2 Kota Bitung 31.350,35 11,12%
3 Kota Tomohon 14.721,00 5,22%
4 Kabupaten Minahasa 114.164,00 40,50%
5 Kabupaten Minahasa Utara 105.924,00 37,58%
KAPET Manado-Bitung 281.885,35 100 %
Sumber : Profil Sulawesi Utara Dalam Angka, 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3-1


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Topografi
Sebagian besar wilayah dataran Sulawesi Utara terdiri dari pegunungan dan bukit-
bukit diselingi oleh lembah yang membentuk dataran. Gunung-gunung terletak
berantai dengan ketinggian di atas 1000m dari permukaan laut. Beberapa gunung
di Sulawesi Utara yaitu, Gunung Klabat (1895m), Gunung Lokon (1579m), Gunung
Mahawu (1331m), Gunung Soputan (1789m), Gunung Dua Saudara (1468m)
(wilayah Bitung), Gunung Awu (1784m), Gunung Ruang (1245m), Gunung
Karangetan (1320m), Gunung Dalage (1165m), Gunung Ambang (1689m),
Gunung Gambula (1954m), dan Gunung Batu-Balawan (1970m).
Sedangkan daerah dataran rendah dan dataran tinggi secara potensial
mempunyai nilai ekonomi bagi daerah. Beberapa dataran yang terdapat di daerah
ini antara lain: Tondano (2.850Ha), Langowan (2.381Ha), Modoinding (2.350Ha),
Tompaso Baru (2.587Ha) di Kabupaten Minahasa.

Gambaran Umum Wilayah 3-2


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.1 Peta Administrasi KAPET Manado-Bitung

Gambaran Umum Wilayah 3-3


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.1.2 Kondisi Kependudukan


A. Jumlah Penduduk
Kondisi kependudukan di KAPET Manado-Bitung terdiri dari 3 kota dan 2
kabupaten, yakni Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kab. Minahasa, dan
Kab. Minahasa Utara. Hal yang akan dibahas pada kondisi kependudukan KAPET
Manado-Bitung. Jumlah penduduk yang terdapat di KAPET Manado-Bitung adalah
sebanyak 1.282.559 jiwa pada Tahun 2017. Wilayah dengan penduduk terbanyak
terdapat di Kota Manado dengan 430.133 penduduk dengan LPP 0,63%.
Sementara Kota Tomohon memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit yakni
hanya 103.711 jiwa dengan LPP 1,74% penduduk dari wilayah KAPET Manado-
Bitung.
Tabel III.2
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2015 - 2017
Jumlah Penduduk (jiwa) LPP (%)
No Kabupaten/Kota
2015 2016 2017 2016 2017
1 Kota Manado 425.634 427.906 430.133 0,65 0,63
2 Kota Bitung 205.675 208.995 212.409 1,75 1,74
3 Kota Tomohon 100.373 101.981 103.711 1,75 1,74
4 Kab. Minahasa 329.003 332.190 335.321 1,09 1,07
5 Kab. Minahasa Utara 198.084 199.498 200.985 0,86 0,84
KAPET Manado-Bitung 1.258.769 1.270.057 1.282.559 1,22 1,20

Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambar 3.2
Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2015 – 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3-4


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Ketenagakerjaan
Secara umum, penduduk di wilayah KAPET Manado-Bitung bahwa angkatan kerja
berjumlah 581.312 jiwa dan bukan angkatan kerja berjumlah 393.860 jiwa. Secara
umum, tingkat partisipasi angkatan kerja di KAPET Manado-Bitung adalah
58,62%. Secara detail, wilayah dengan angkatan kerja terbanyak adalah Kota
Manado dengan jumlah 194.713 jiwa. Tetapi secara persentase tingkat partisipasi
angkatan kerja, Kota Tomohon menjadi peringkat teratas di wilayah KAPET
Manado-Bitung dengan persentase sebesar 61,66%.

Tabel III.3
Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Menurut Kabupaten/Kota
Di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Angkatan Kerja (jiwa) Tingkat
Bukan
Partisipasi
Angkatan
No Kabupaten/Kota Pengangguran Kerja
Angkatan
Bekerja Jumlah Kerja
Terbuka (jiwa)
(%)
1 Kota Manado 176.510 18.203 194.713 135.152 59,03
2 Kota Bitung 79.092 8.639 87.731 67.400 56,55
3 Kota Tomohon 45.052 4.422 49.474 30.764 61,66
4 Kab. Minahasa 147.253 10.927 158.180 101.848 60,83
5 Kab. Minahasa Utara 90.967 247 91.214 58.696 55,05
KAPET Manado-Bitung 538.874 42.438 581.312 393.860 58,62
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambar 3.3
Grafik Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3-5


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.1.3 Kondisi Perekonomian


A. Nilai PDRB ADHB
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Manado-Bitung mencapai nilai 74.755,83 Milliar.
Dalam perkembangannya, Kota Manado memiliki nilai PDRB ADHB tertinggi, yaitu
31.133,35 Milliar. Sementara Kota Tomohon memiliki nilai PDRB ADHB terkecil,
yaitu 3.593,53 Milliar.
Tabel III.4
Nilai PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha (Dalam Miliar Rupiah)
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2013 - 2017
Tahun
No Kabupaten/Kota
2013 2014 2015 2016 2017
1 Kota Manado 19.876,99 22.497,62 25.554,78 28.331,19 31.133,35
2 Kota Bitung 9.381,07 10.517,42 11.634,28 12,682,46 14.084,45
3 Kota Tomohon - 2.696,54 2.990,56 3.222,11 3.593,53
4 Kab. Minahasa - - 12.045,30 13.326,82 14.496,50
5 Kab. Minahasa Utara - - 9.388,00 10.406,00 11.448,00
KAPET Manado-Bitung 29.258,06 35.711,58 61.612,92 55.286,12 74.755,83
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

B. Sektor Pertanian
1. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Berdasarkan Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
padi sawah, Kabupaten Minahasa mampu memproduksi padi sawah 51,64
kuintal per tahun dengan tingkat produktivitas 82.144 Kuintal/Ha.
Sementara untuk produksi padi ladang, Kabupaten Minahasa Utara
menjadi yang produsen terbesar di KAPET Manado-Bitung dengan
produksi sebesar 25,74 kuintal per tahun dengan produktivitas sebesar
4.118 Kuintal/Ha.
Tabel III.5
Luas Panen dan Produktivitas Padi Sawah dan Padi Ladang
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2015
Padi Sawah Padi Ladang
No Kabupaten/Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(kuintal) (kuintal/ha) (kuintal) (kuintal/ha)
(ha) (ha)
1 Kota Manado - - - 32 25,94 83
2 Kota Bitung 72 52,78 380 11 25,45 28
3 Kota Tomohon 1.448 53,60 7.762
4 Kab. Minahasa 15.907 51,64 82.144 1.604 24,06 3.860
5 Kab. Minahasa Utara 6.324 53,18 33.629 1.600 25,74 4.118
KAPET Manado-Bitung 23.751 211,20 123.915 3.247 101,19 8.089
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3-6


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Jagung dan Kedelai


Berdasarkan Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
jagung, Kabupaten Minahasa mampu memproduksi jagung sebanyak
36,88 kuintal per tahun dengan tingkat produktivitas 57.030 Kuintal/Ha.
Sama halnya untuk produksi kedelai, Kabupaten Minahasa menjadi yang
produsen terbesar di KAPET Manado-Bitung dengan produksi sebanyak
12,89 per tahun dengan produktivitas sebesar 951 Kuintal/Ha.
Tabel III.6
Luas Panen dan Produktivitas Padi Jagung dan Kedelai
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2015
Jagung Kedelai
No Kabupaten/Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(kuintal) (kuintal/ha) (kuintal) (kuintal/ha)
(ha) (ha)
1 Kota Manado 374 38,42 1.437 38 13,68 52
2 Kota Bitung 428 38,46 1.646 122 13,61 166
3 Kota Tomohon 2.745 38,30 10.514 9 12,22 11
4 Kab. Minahasa 15.463 36,88 57.030 738 12,89 951
5 Kab. Minahasa Utara 4.702 37,74 17.746 570 13,33 760
KAPET Manado-Bitung 23.712 189,80 88.373 1.477 65,73 1.940
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

C. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan


1. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
tanaman hortikultura, Kota Tomohon mampu memproduksi tanaman cabai
sebanyak 49.078 kuintal dan tanaman kubis sebanyak 45.705 kuintal.
Tabel III.7
Luas Panen Tanaman Sayuran dan Jenis Sayuran
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Luas Panen Tanaman Sayuran (Ha)
No Kabupaten/Kota Bawang Bawang
Cabai Kentang Kubis Petsai
Merah Daun
1 Kota Manado - 62 - - - -
2 Kota Bitung 11 87 - - - -
3 Kota Tomohon - 349 4 427 460 289
4 Kab. Minahasa 263 535 2 19 55 189
5 Kab. Minahasa Utara 27 315 - - - -
KAPET Manado-Bitung 301 1.348 6 446 515 478
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3-7


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Tabel III.8
Produksi Tanaman Sayuran dan Jenis Sayuran
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Produksi Tanaman Sayuran (kuintal)
No Kabupaten/Kota Bawang Bawang
Cabai Kentang Kubis Petsai
Merah Daun
1 Kota Manado - 339 - - - -
2 Kota Bitung 60 10.841 - - - 169
3 Kota Tomohon - 49.078 830 45.705 34.294 23.249
4 Kab. Minahasa 6 42.289 200 3.550 7.913 13.905
5 Kab. Minahasa Utara - 19.637 - - - -
KAPET Manado-Bitung 66 122.184 1.030 49.255 42.207 37.323
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

2. Produksi Komoditas Buah-Buahan


Berdasarkan Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
buah-buahan, Kabupaten Minahasa mampu memproduksi buah pisang
sebanyak 156.199 kuintal dan Kabupaten Minahasa Utara mampu
memproduksi buah pisang sebanyak 54.984 kuintal.
Tabel III.9
Produksi Buah-Buahan dan Jenis Buah
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Produksi Buah-Buahan (kuintal)
No Kabupaten/Kota
Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas Duku
1 Kota Manado 779 153 2 3.348 605 63 10
2 Kota Bitung 3.089 142 452 8.100 1.271 318 167
3 Kota Tomohon 5.505 919 77 8.930 4.968 260 448
4 Kab. Minahasa 2.344 2.727 4.728 156.199 5.292 249 2.235
5 Kab. Minahasa Utara 26.395 7.680 213 54.984 46.424 629 4.107
KAPET Manado-Bitung 38.112 11.621 5.472 231.561 58.560 1.519 6.967
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

D. Sektor Perkebunan Tanaman Tahunan


Perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan
nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat,
penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah
dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku
industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan.

Gambaran Umum Wilayah 3-8


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Usaha perkebunan terbukti cukup tangguh bertahan dari terpaan badai resesi dan
krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. Untuk itu, perkebunan
perlu diselenggarakan, dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara terencana,
terbuka, terpadu, profesional dan bertanggung jawab demi meningkatkan
perekonomian rakyat, bangsa dan negara. Dalam era perdagangan bebas,
komoditas perkebunan merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yg
mampu memberikan devisa negara. Upaya pengembangan komoditas tersebut
diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan kuantitas produk, melainkan disertai
peningkatan kualitas, keamanan, kontinuitas produksi dgn tingkat harga yang
kompetitif sehingga mampu bersaing di pasar internasional
Tabel III.10
Produksi Komoditas Tanaman Tahunan di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Wilayah KAPET Manado-Bitung
Produksi Kab.
No Kota Kota Kota Kab.
Buah-Buahan Minahasa
Manado Bitung Tomohon Minahasa
Utara
1 Kelapa 2.745,11 11.776,71 361,78 21.347,70 40.375,47
2 Cengkeh 0,75 23,34 - 3,70 -
3 Pala - 60,98 - 63,87 72,05
4 Kopi - - - 115,93 -
5 Coklat - - - 30,31 -
6 Vanili 2,25 - - 46,45 -
7 Jambu Mete - - - 4,04 -
8 Cassiavera - - - 96,30 -
9 Lada - - - 3,33 -
10 Kemiri - - - 2,75 -
11 Aren - 1,40 16,65 11,36 224,99
12 Jarak Pagar - - - 0,10 -
13 Abaca - - - - -
Jumlah 2.748,11 11.862,43 378,43 21.725,84 40.672,51
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

E. Sektor Peternakan
Sektor peternakan merupakan sektor yang cukup penting di dalam proses
pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Produk peternakan merupakan
sumber protein hewani. Permintaan pangan ternak terus meningkat, rata-rata
konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat rendah, yaitu kurang
dari 4g/kapita/hari. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan produk
peternakan relatif cukup tinggi, sementara itu pemenuhan kebutuhan akan daging
lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan daging. Kondisi ini merupakan
peluang sekaligus tantangan bagi calon peternak dan pengusaha untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat.

Gambaran Umum Wilayah 3-9


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Tabel III.11
Populasi Ternak dan Jenis Ternak (ekor)
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Wilayah KAPET Manado-Bitung
Populasi Kab.
No Kota Kota Kota Kab.
Ternak Minahasa
Manado Bitung Tomohon Minahasa
Utara
1 Sapi Perah - - 18 44 -
2 Sapi Potong 3.017 2.830 3.637 25.155 16.954
3 Kerbau - - - - -
4 Kuda 57 10 83 3.129 216
5 Kambing 1.920 2.129 190 2.007 3.610
6 Domba - - - - -
7 Babi 5.466 25.486 51.000 126.157 23.212
8 Kelinci 250 104 85 1.450 -
Jumlah 10.710 30.559 55.013 157.942 43.992
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Tabel III.12
Populasi Unggas dan Jenis Unggas (ekor)
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Wilayah KAPET Manado-Bitung
Populasi Kab.
No Kota Kota Kota Kab.
Unggas Minahasa
Manado Bitung Tomohon Minahasa
Utara
1 Ayam Kampung 72.630 140.622 193.200 728.171 135.069
2 Ayam Petelur 57.456 56.100 425.000 278.200 250.650
3 Ayam Pedaging 115.400 40.800 620.000 1.811.700 4.508.180
4 Itik/Itik Manila 720 4.990 31 66.378 8.698
5 Merpati 735 - 302 535 817
6 Puyuh 25.650 16.984 9.450 80.975 10.819
Jumlah 272.591 259.496 1.247.983 2.965.959 4.914.233
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

F. Sektor Perikanan
Sektor perikanan menjadi perhatian utama bagi Pemerintah. Perhatian tersebut
diimplementasikan melalui dukungan kebijakan fiskal dan non fiskal yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama nelayan. Selain itu,
kebijakan Pemerintah juga diarahkan untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan
dan lingkungannya. Harapan dari dampak kebijakan yang telah dilakukan adalah
kontribusi sektor perikanan semakin meningkat antara lain: (i) penyediaan
lapangan kerja, ekspor dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Gambaran Umum Wilayah 3 - 10


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Pengembangan usaha perikanan di Sulawesi Utara mengacu pada pembangunan


subsektor perikanan dan kelautan nasional. Juga melihat potensi sumberdaya
alam, sehingga dari sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu program
unggulan pembangunan ekonomi Sulawesi Utara. Dengan mengetahui potensi
sumberdaya perikanan yang besar dan perkembangan usaha penangkapan,
budidaya dan usaha pengelolaan hasil perikanan maka pemerintah menetapkan
subsektor perikanan sebagai salah satu motor penggerak pembangunan.

Tabel III.13
Produksi Perikanan Tangkap dan Subsektor (ton)
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2017
Perikanan Laut Perairan Umum Jumlah
No Kabupaten/Kota
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 Kota Manado 33.354,20 49.481,16 - - 33.354,20 49.481,16
2 Kota Bitung 56.167,40 98.870,27 - - 56.167,40 98.870,27
3 Kota Tomohon - - 5,30 - 5,30 -
4 Kab. Minahasa 13.089,80 18.618,82 1.087,30 1.248,94 14.177,10 19.867,76
5 Kab. Minahasa Utara 36.634,40 48.849,34 - - 36.634,40 48.849,34
KAPET Manado-Bitung 139.245,80 215.819,59 1.092,60 1.248,94 140.338,40 217.068,53
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Tabel III.14
Produksi Perikanan Tangkap dan Jenis Ikan (ton)
di KAPET Manado-Bitung Tahun 2016
Wilayah KAPET Manado-Bitung
No Jenis Populasi Kab.
Kota Kota Kota Kab.
Minahasa
Manado Bitung Tomohon Minahasa
Utara
1 Ikan 33.287,30 56.020,60 4,80 14.140,50 36.578,80
Binatang Berkulit
2 - - 0,50 0,40 5,10
Keras
Binatang Berkulit
3 65,10 146,90 - 36,20 50,50
Lunak
Binatang Air
4 1,80 - - - -
Lainnya
Jumlah 33.354,20 56.167,50 5,30 14.177,10 36.634,40
Sumber : Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 11


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.1.4 Kebijakan Spasial KAPET Manado – Bitung


3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Ekonomi
Rencana struktur ruang KAPET Manado-Bitung ditetapkan untuk meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan kegiatan ekonomi. Rencana struktur ruang
meliputi sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi, sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber
daya air, dan sistem jaringan pengelolaan limbah.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat
pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan sentra industri
pengolahan, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa,
dan kegiatan distribusi.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi di KAPET Manado-Bitung meliputi:
1. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata yang berada di:
a. Wenang dan Bunaken Kepulauan di Kota Manado;
b. Tomohon Utara di Kota Tomohon; dan
c. Tondano di Kabupaten Minahasa.
1. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan yang berada di:
a. Talawaan dan Dimembe di Kabupaten Minahasa Utara; dan
b. Kombi dan Tanah Wangko di Kabupaten Minahasa.
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di:
a. Tuminting di Kota Manado;
b. Likupang dan Kema di Kabupaten Minahasa Utara; dan
c. Aertembaga di Kota Bitung.
3. Pusat pelayanan kegiatan jasa logistik di Maesa di Kota Bitung.
4. Pusat pelayanan kegiatan perindustrian di Matuari di Kota Bitung.

3.1.4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya


Rencana pola ruang KAPET Manado-Bitung ditetapkan untuk mendukung upaya
perwujudan kawasan KAPET Manado-Bitung sebagai sentra produksi kawasan
ekonomi nasional berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan setempat. Rencana pola ruang KAPET
Manado-Bitung terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Hal yang akan dibahas difokuskan kepada rencana pola ruang
budidaya di KAPET Manado – Bitung.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 12


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Kawasan budidaya ditetapkan dalam rangka mendorong ekonomi kawasan


sesuai dengan komoditas unggulan. Kawasan budidaya di KAPET Manado-
Bitung terdiri atas kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan
perikanan, kawasan peruntukan industri dan kawasan peruntukan pariwisata.
1. Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Kawasan peruntukan pertanian di KAPET Manado-Bitung terdiri
atas kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan pertanian
hortikultura, kawasan perkebunan, dan kawasan peternakan.
b. Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan di KAPET Manado-Bitung
dikembangkan dalam rangka mendukung ketahanan pangan
nasional. Kawasan pertanian tanaman pangan di KAPET Manado-
Bitung ditetapkan di:
I. sebagian wilayah Kecamatan Sonder, Kecamatan
Kawangkoan, Kecamatan Tompaso, Kecamatan
Langowan Barat, Kecamatan Kakas, Kecamatan Eris,
Kecamatan Tombariri, Kecamatan Pineleng, Kecamatan
Tondano Timur, Kecamatan Tondano Barat, Kecamatan
Tondano Selatan, Kecamatan Tondano Utara, dan
Kecamatan Remboken di Kabupaten Minahasa;
II. sebagian wilayah Kecamatan Kauditan, Kecamatan
Airmadidi, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Kema,
Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Selatan,
Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Talawaan, dan
Kecamatan Kalawat di Kabupaten Minahasa Utara;
III. sebagian wilayah Kecamatan Tomohon Timur, Kecamatan
Tomohon Selatan, Kecamatan Tomohon Utara,
Kecamatan Tomohon Barat, dan Kecamatan Tomohon
Tengah di Kota Tomohon;
IV. sebagian wilayah Kecamatan Lembeh Selatan, Kecamatan
Matuari, Kecamatan Lembeh Utara, Kecamatan Ronowulu,
dan Kecamatan Aertembaga di Kota Bitung;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 13


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

V. sebagian wilayah Kecamatan Malalayang, Kecamatan


Wanea, Kecamatan Tikala, Kecamatan Tuminting,
Kecamatan Mapanget, dan Kecamatan Bunaken di Kota
Manado.
c. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura dikembangkan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan petani dan memenuhi kebutuhan
pasar lokal. Kawasan pertanian hortikultura di KAPET Manado-
Bitung ditetapkan di:
I. sebagian wilayah Kecamatan Tomohon Utara, Kecamatan
Tomohon Timur, dan Kecamatan Tomohon Barat di Kota
Tomohon; dan
II. sebagian wilayah Kecamatan Airmadidi di Kabupaten
Minahasa Utara.
2. Kawasan perkebunan
Kawasan perkebunan dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi
kawasan yang berbasis agrobisnis dengan komoditas unggulan kelapa.
Kawasan perkebunan di KAPET Manado-Bitung ditetapkan di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Kombi, Kecamatan Lembean Timur,
Kecamatan Kakas, Kecamatan Tombariri, Kecamatan Pineleng,
Kecamatan Tombulu, dan Kecamatan Sonder di Kabupaten
Minahasa;
b. sebagian wilayah Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan
Likupang Timur, Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan
Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan
Talawaan, Kecamatan Kema, Kecamatan Kauditan, dan
Kecamatan Wori di Kabupaten Minahasa Utara; dan
c. sebagian wilayah Kecamatan Matuari, Kecamatan Ranowulu,
Kecamatan Aertembaga, Kecamatan Lembeh Utara, dan
Kecamatan Lembeh Selatan di Kota Bitung.
3. Kawasan peternakan
Kawasan peternakan dikembangkan dalam rangka penyediaan dan
ketahanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Kawasan peternakan di KAPET Manado-Bitung ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Tomohon Barat.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 14


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

4. Kawasan Peruntukan Perikanan


Kawasan peruntukan perikanan di KAPET Manado-Bitung terdiri atas
kawasan perikanan tangkap dan kawasan perikanan budidaya.
a. Kawasan perikanan tangkap
Kawasan perikanan tangkap dikembangkan dalam rangka
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan secara
berkelanjutan dengan komoditas unggulan ikan tuna dan ikan
cakalang. Kawasan perikanan tangkap di KAPET Manado-Bitung
ditetapkan di:
I. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia (WPP-NRI) 715 yang meliputi Perairan Teluk
Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan
Teluk Berau; dan
II. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia (WPP-NRI) 716 yang meliputi Perairan Laut
Sulawesi dan Sebelah Utara Pulau Halmahera.
b. Kawasan perikanan budidaya
Kawasan perikanan budidaya dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan berbasis minapolitan. Kawasan
perikanan budidaya di KAPET Manado-Bitung ditetapkan di:
I. Danau Tondano di Kabupaten Minahasa dengan tetap
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
II. Pesisir pantai di Kecamatan Aertembaga di Kota Bitung;
III. Pesisir pantai di Kecamatan Kombi, Kecamatan Kakas,
Kecamatan Lembean Timur, Kecamatan Langowan
Selatan, Kecamatan Tombariri, dan Kecamatan Pineleng di
Kabupaten Minahasa; dan
IV. Pesisir pantai di Kecamatan Likupang Timur dan
Kecamatan Kema di Kabupaten Minahasa Utara.
5. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri dikembangkan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah komoditas unggulan kawasan. Kawasan peruntukan industri
di KAPET Manado-Bitung ditetapkan di:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 15


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

a. sebagian wilayah Kecamatan Matuari di Kota Bitung yang menjadi


lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung; dan
b. sebagian Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema di Kabupaten
Minahasa Utara yang menjadi lokasi rencana perluasan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.
6. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan yang didukung ketersediaan sarana dan
prasarana pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata di KAPET Manado-
Bitung meliputi:
a. kawasan pariwisata bahari di Taman Nasional Laut Bunaken (Laut
Sulawesi), Suaka Alam Laut Sidat (Laut Sulawesi), Suaka Alam
Laut Selat Lembeh-Bitung (Selat Lembeh), dan Kawasan Wisata
Managabata di Likupang;
b. kawasan ekowisata di Kecamatan Tomohon Utara, Kecamatan
Tomohon Timur, dan Kecamatan Tomohon Barat di Kota Tomohon;
dan
c. kawasan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and
Exhibition/MICE) di Kota Manado.

3.1.5 Simpul – Simpul Komoditas Terkini


Sektor/komoditas unggulan yang dikembangkan di KAPET Manado-Bitung
meliputi:
a. sektor pariwisata berupa pariwisata bahari, ekowisata, dan
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);sektor
perikanan tangkap dengan komoditas unggulan ikan tuna dan ikan
cakalang dengan Kota Manado sebagai simpul utama ;
b. sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kelapa dengan
Kabupaten Minahasa sebagai simpul utama;
c. sektor jasa berupa jasa logistik dengan Kota Bitung sebagai simpul utama.
d. sektor perindustrian berupa industri pengolahan produksi kelapa, industri
pengolahan produksi perikanan, dan industri manufaktur dengan Kota
Bitung sebagai simpul utama.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 16


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.1.6 Pusat – Pusat Produksi Dan Pusat – Pusat Distribusi Skala Wilayah
Berdasarkan bahasan pada sub-bab sebelumnya, pusat – pusat produksi dan
distribusi skala wilayah di KAPET Manado - Bitung dijelaskan melalui poin – poin
sebagai berikut:
1. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata berada di:
a. Kecamatan Wenang dan Bunaken Kepulauan di Kota Manado;
b. Kecamatan Tomohon Utara di Kota Tomohon; dan
c. Kecamatan Tondano di Kabupaten Minahasa.
2. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan dengna komoditas unggulan kelapa
dan pisang berada di:
a. Kecamatan Kombi dan Tanah Wangko di Kabupaten Minahasa.
b. Kecamatan Talawaan dan Dimembe di Kabupaten Minahasa Utara
3. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di:
a. Aertembaga di Kota Bitung.
b. Tuminting di Kota Manado;
c. Likupang dan Kema di Kabupaten Minahasa Utara;
4. Pusat pelayanan kegiatan jasa logistik di Maesa di Kota Bitung.
5. Pusat pelayanan kegiatan perindustrian di Matuari di Kota Bitung

3.1.7 Kegiatan Ekonomi Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET Manado -
Bitung terkini (Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa
komoditas potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Manado -
Bitung sebagai berikut :
1. Komoditas padi sawah di Kabupaten Minahasa dengan jumlah produksi
mencapai 82.144 Kwintal pada Tahun 2017 lalu.
2. Komoditas jagung di Kabupaten Minahasa dengan total produksi mencapai
57.030 Kwintal pada Tahun 2017 lalu.
3. Komoditas cabai di Kota Tomohon dengan total produksi mencapao 49.078
Kwintal pada Tahun 2017 lalu.
4. Komoditas buah mangga di Kabupaten Minahasa Utara dengan jumlah
produksi mencapai 26.395 Kwintal pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 17


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.4 Peta Struktur Ruang KAPET Manado - Bitung

Gambaran Umum Wilayah 3 - 18


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.5 Peta Pola Ruang KAPET Manado - Bitung

Gambaran Umum Wilayah 3 - 19


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.6 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Manado - Bitung

Gambaran Umum Wilayah 3 - 20


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.2 PROFIL KAPET PALAPAS


3.2.1 Fisik Lingkungan
A. Cakupan Wilayah KAPET Palapas
KAPET Palapas mencakup Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan
Kabupaten Parigi Moutong yang terdiri atas 63 (enam puluh tiga) kecamatan,
meliputi:
a. seluruh wilayah Kabupaten Parigi Mutong yang mencakup 23 (dua puluh
tiga) wilayah Kecamatan, meliputi; Sausu, Torue, Balinggi, Parigi, Parigi
Selatan, Parigi Barat, Parigi Utara, Parigi Tengah, Ampibabo, Kasimbar,
Toribulu, Siniu, Tinombo, Tinombo Selatan, Sidoan, Tomini, Mepanga,
Palasa, Moutong, Bolano Lambunu, Taopa, Bolano, dan Kecamatan Ongka
Malino;
b. seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen yang mencakup 16 (enam
belas) wilayah Kecamatan, meliputi; Rio Pakava, Pinembani, Banawa,
Banawa Selatan, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue
Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung,
Dampelas, Sojol, dan Kecamatan Sojol Utara;
c. seluruh wilayah Kabupaten Sigi yang mencakup 15 (lima belas) wilayah
Kecamatan, meliputi; Kecamatan Pipikoro, Kulawi Selatan, Kulawi, Lindu,
Nokilalaki, Palolo, Gumbasa, Dolo Selatan, Dolo barat, Tanambulava, Dolo,
Sigi Biromaru, Marawola, Marawola Barat, dan Kecamatan Kinovaro;
d. seluruh wilayah Kota Palu yang mencakup 9 (sembilan) wilayah
Kecamatan, meliputi; Kecamatan Palu Barat, Tatanga, Ulujadi, Palu Selatan,
Palu Timur, Mantikulore, Palu Utara, Tawaeli, dan Kecamatan Palu Barat

Tabel III.15
Cakupan Wilayah KAPET Palapas
No Cakupan Wilayah Luas Wilayah (Km2) %
1 Kabupaten Parigi Moutong 6.231,85 36,45%
2 Kabupaten Donggala 5.275,69 30,85%
3 Kabupaten Sigi 5.196,02 30,39%
4 Kabupaten Kota Palu 395,06 2,31%
KAPET Palapas 17.098,62 100
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka, 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 21


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Topografi
Berdasarkan kondisi fisik lingkungan dilihat dari topografi/ kemiringan
wilayah KAPET Palapas dalam lingkup WPS 26 Palu-Banggai meliputi
Kab. Parigi Moutong, Kab. Donggala, Kab. Sigi, dan Kota Palu wilayah
Cakupan KAPET Palapas meliputi bagian wilayah Sulawesi Tengah
berada pada ketinggian atau elevasi dengan karakter campuran sehingga
memberikan keuntungan dalam beberapa sektor dengan detail ketinggian
0 – 100 mdpl = 20,2 %, 100 – 500 mdpl = 27,2 %, 500 – 1.000 mdpl = 26,7
%, 1.001 keatas = 25,9 %.

Tabel III.16
Tinggi wilayah KAPET Palapas Berdasarkan Kota/Kabupaten
Ketinggian
No. Kabupaten/Kota
(mdpl)
1 Donggala 35
2 Parigi Moutong 29
3 Sigi 183
4 Kota Palu 64
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dirinci sebagai berikut:


 Kemiringan 0 - 3 derajat sekitar 11,8 persen;
 Kemiringan 3 - 15 derajat sekitar 8,9 persen;
 Kemiringan 15 - 40 derajat sekitar 19,9 persen;
 Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen..

Gambaran Umum Wilayah 3 - 22


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.6 Peta Administrasi KAPET Palapas

Gambaran Umum Wilayah 3 - 23


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.2.2 Profil Kependudukan


A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang terdapat di KAPET Palapas pada Tahun 2017 adalah
sebanyak 1.387.883 jiwa pada Tahun 2017. Wilayah dengan penduduk terbanyak
terdapat di Kabupaten Parigi Moutong dengan 474.339 penduduk atau setara
dengan 34% penduduk dari wilayah KAPET Palapas. Sementara Kota Palu
sebagai kawasan inti dari KAPET Palapas memiliki jumlah penduduk sebesar
379.782 jiwa atau setara dengan 27 % penduduk dari wilayah KAPET Palapas.

Tabel III.17
Jumlah Penduduk di KAPET Palapas Time Series Tahun 2013 - 2017
Jumlah Penduduk %
No Kabupaten/Kota Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2017
1 Kab. Donggala 287.921 290.915 293.742 296.380 299.174 22%
Kab. Parigi
2 441.020 449.157 457.707 465.883 474.339 34%
Moutong
3 Kab. Sigi 224.214 226.876 229.474 232.174 234.588 17%
4 Kota Palu 356.279 362.202 368.086 374.020 379.782 27%
Jumlah 1.309.434 1.329.150 1.349.009 1.368.457 1.387.883 100%
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

22%
27%
Kab. Donggala

Kab. Parigi Moutong

Kab. Sigi

Kota Palu
17%
34%

Gambar Diagram 3.7


Persentase Jumlah Penduduk di KAPET Palapas Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 24


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Ketenagakerjaan
Secara umum, penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah KAPET Palapas
berjumlah 998.693 jiwa. Angkatan kerja berjumlah 655.600 jiwa dan bukan
angkatan kerja berjumlah 343.093 jiwa. Secara umum, tingkat partisipasi angkatan
kerja di KAPET Palapas adalah 62 %. Secara detail, wilayah dengan angkatan
kerja terbanyak dan tingkat partisipasi angkatan kerja terbesar adalah Kabupaten
Parigi Moutong dengan jumlah angkatan kerja 225.029 jiwa dan tingkat partisipasi
angkatan kerja sebesar 66 %.
Tabel III.18
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Palapas Tahun 2017
Jumlah
Tingkat
Bukan Penduduk
Pengangguran Partisipasi
No Kabupaten/Kota Bekerja Jumlah Angkatan Usia
Terbuka Angkatan
Kerja Diatas 15
Kerja
Tahun
1 Kab. Donggala 121.033 4.161 125.194 82.310 207.504 58%
Kab. Parigi
2 219.044 5.985 225.029 109.336 334.365 66%
Moutong
3 Kab. Sigi 108.847 6.075 114.922 54.571 169.493 64%
4 Kota Palu 177.959 12.496 190.455 96.876 287.331 62%
Jumlah 626.883 28.717 655.600 343.093 998.693 62%
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

68%
66%
66%
64%
64%
62% Kab. Donggala
62%
Kab. Parigi Moutong
60%
58% Kab. Sigi
58%
Kota Palu
56%

54%
Kab. Donggala Kab. Parigi Kab. Sigi Kota Palu
Moutong

Gambar Grafik 3.8


Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Palapas Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 25


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.2.3 Profil Ekonomi


A. Nilai PDRB ADHB
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Palapas mencapai nilai 55.233.103 (Milliar). Dalam
perkembangannya, Kota Palu memiliki nilai PDRB tertinggi, yakni 20.593.579
Milliar.
Tabel III.19
Nilai PDRB ADHB (Dalam Milliar Rupiah) di KAPET Palapas Tahun 2013 - 2017
No Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017
1 Kab. Donggala 8.381.222 9.344.506 10.030.521 10.786.413
Kab. Parigi
2 11.767.485 13.261.196 14.307.388 15.921.847
Moutong
3 Kab. Sigi 6.119.245 6.725.071 7.361.124 7.931.264
4 Kota Palu 15.135.981 17.166.196 18.675.742 20.593.579
Jumlah 41.403.933 46.496.969 50.374.775 55.233.103
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

B. Sektor Pertanian
1. Jumlah Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Berdasarkan Profil Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
padi sawah, Kabupaten Parigi Moutong mampu memproduksi padi sawah
sebanyak 283.503 ton per tahun dengan tingkat produktivitas 54,45
Kwintal/Ha. Sementara untuk produksi padi ladang, Kabupaten Sigi
menjadi yang produsen terbesar di KAPET Palapas dengan produksi
sebesar 1.308 ton per tahun dengan produktivitas sebesar 29,53
Kwintal/Ha.
Tabel III.20
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Komoditas Padi Sawah dan Padi Ladang di KAPET Palapas Tahun 2017
Padi Sawah Padi Ladang
No Kabupaten/Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Donggala 20.374 106.089,88 52,07 427 943 22,08
Kab. Parigi
2 52.067 283.503,15 54,45 - - -
Moutong
3 Kab. Sigi 30.532 142.044,48 46,52 443 1.308 29,53
4 Kota Palu 490 2.277,40 46,48 - - -
Jumlah 103.463,00 533.914,91 199,52 870 2.251 51,61
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 26


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Jumlah Produksi Komoditas Jagung dan Kedelai


Berdasarkan Profil Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
jagung, Kabupaten Sigi mampu memproduksi jagung sebanyak 27.580 ton
per tahun dengan tingkat produktivitas 44,52 Kwintal/Ha. Sementara untuk
produksi kedelai, Kabupaten Parigi Moutong menjadi produsen terbesar di
KAPET Palapas dengan produksi sebesar 967 ton per tahun dengan
produktivitas sebesar 22,23 Kwintal/Ha.
Tabel III.21
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Jagung dan Kedelai di
KAPET Palapas Tahun 2017
Jagung Kedelai
No Kabupaten/Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Donggala 2.402 9.637 40,12 98 118 12,04
Kab. Parigi
2 4.508 20.069 44,52 435 967 22,23
Moutong
3 Kab. Sigi 8.470 27.580 32,56 120 240 20,00
4 Kota Palu 709 4.063 57,31 - - -
Jumlah 16.089 61.349 174,51 653 1.325 54,27
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

D. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan & Tanaman Tahunan


1. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Profil Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
tanaman hortikultura, Kabupaten Parigi Moutong mampu memproduksi
total tanaman hortikultura sebanyak 28.347,80 ton per tahun dengan
produksi komoditas terbesar adalah cabai rawit.
Tabel III.22
Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura di KAPET Palapas Tahun 2017
Produksi Perkebunan Tanaman Hortikultura (ton/tahun)
No Komoditas
Donggala Parigi Moutong Sigi Palu Jumlah
1 Bawang Daun 66,70 244,30 229,00 11,40 551,40
2 Kentang 17,40 5,00 728,00 - 750,40
3 Kubis 164,50 - 60,10 - 224,60
4 Petsai / Sawi 30,00 134,30 366,30 271,10 801,70
5 Tomat 285,80 3.749,20 3.577,70 148,20 7.760,90
6 Buncis 32,70 49,70 68,30 - 150,70
7 Wortel 107,70 8,20 - - 115,90
8 Bawang Merah 1.424,10 1.663,60 1.864,70 953,90 5.906,30
9 Mentimun 116,10 1.004,80 643,40 68,60 1.832,90
10 Kacang Merah - - 4.016,70 - 4.016,70

Gambaran Umum Wilayah 3 - 27


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Produksi Perkebunan Tanaman Hortikultura (ton/tahun)


No Komoditas
Donggala Parigi Moutong Sigi Palu Jumlah
11 Kacang Panjang 165,40 1.191,90 414,90 69,90 1.842,10
12 Cabai Besar 424,80 3.667,00 827,40 115,30 5.034,50
13 Cabai Rawit 372,40 13.242,70 2.925,40 631,30 17.171,80
14 Terung 186,30 1.896,20 2.281,70 78,80 4.443,00
15 Bayam 49,70 582,20 121,60 166,80 920,30
16 Labu Siam 59,30 155,10 1.187,30 - 1.401,70
17 Kangkung 71,50 732,60 319,30 437,50 1.560,90
18 Kembang Kol 5 21 - - 26,00
Jumlah 3.579,40 28.347,80 19.631,80 2.952,80
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

2. Produksi Tanaman Tahunan


Berdasarkan data Profil Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun
2017, didapatkan informasi bahwa untuk produksi tanaman tahunan di
wilayah cakupan KAPET Palapas, komoditas terbesarnya adalah kelapa
dengan jumlah produksi sebesar 70.182 ton/tahun dengan sentra produksi
berada di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Donggala, serta
kakao dengna jumlah produksi sebesar 69.611,60 ton/tahun dengan sentra
produksi berada di Kabupaten Parigi Moutong, Donggala dan Sigi. Selain
itu, terdapat komoditas potensial berupa kelapa sawit yang konsentrasi
produksinya berada di Kabupaten Donggala, dengan jumlah prodksi
sebesar 16.970,00 ton/tahun.
Tabel III.23
Produksi Komoditas Tanaman Tahunan di KAPET Palapas Tahun 2017
Produksi Perkebunan Tanaman Tahunan (ton/tahun)
No Komoditas
Donggala Parigi Moutong Sigi Palu Jumlah
1 Kelapa Sawit 16.970,90 46,20 0 0 17.017,10
2 Kelapa 28.356,00 39.124,00 2.516,00 186,00 70.182,00
3 Kopi 339,30 98,00 419,50 0 856,80
4 Cengkeh 850,00 1.296,00 23,30 0,50 2.169,80
5 Kapuk 41,00 125,00 0 0 166,00
6 Lada 35,00 14,30 0 0 49,30
7 Pala 65,00 31,00 2,00 0 98,00
8 Jambu Mete 154,30 219,90 2,70 0 376,90
9 Kakao 17.335,20 39.863,00 12.363,00 50,40 69.611,60
10 Vanili 8,10 0,60 0 0 8,70
11 Sagu 1,70 1,60 0 0,10 3,40
12 Kemiri 32,00 312,00 242,00 11,80 597,80
13 Nilam 1,20 1,20 0 0 2,40
14 Tembakau 0 28,90 0 0 28,90
Jumlah 64.189,70 81.161,70 15.568,50 248,80
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 28


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

G. Sektor Peternakan
Populasi ternak yang secara eksisting terdapat di 5 wilayah cakupan KAPET
Palapas adalah sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi. Secara
jumlah total populasi ternak yang dimiliki, Kabupaten Parigi Moutong menjadi
pemasok populasi ternak terbesar dengan jumlah 101.001 ternak. Sementara
untuk jumlah populasi ternak terbesar adalah Kambing dengan jumlah populasi
sebesar 155.684 ekor dan yang menjadi sentra pemasok populasi terbesar untuk
domba adalah Kota Palu.
Tabel III.24
Populasi Ternak di KAPET Palapas Tahun 2017
Populasi Ternak (Ekor)
No Kabupaten/Kota Sapi
Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Jumlah
Potong
1 Kab. Donggala 42.217 18 17 33.730 126 9.748 85.856
Kab. Parigi
2 30.672 5 56 38.906 0 31.362 101.001
Moutong
3 Kab. Sigi 37.327 689 226 37.208 3.167 17.232 95.849
4 Kota Palu 8.706 3 348 45.840 4.046 0 58.943
Jumlah (Ha) 118.922 715 647 155.684 7.339 58.342
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

H. Sektor Perikanan
1. Produksi Komoditas Perikanan Laut dan Darat
Secara produksi komoditas perikanan laut dan darat, Kabupaten Donggala
terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan laut dengan
jumlah produksi sebesar 24.520,90 ton/tahun. Sama halnya dengan
perikanan darat, Kabupaten Donggala menjadi sentra produksi perikanan
darat dengan jumlah produksi sebesar 237,50 ton/tahun.
Tabel III.25
Jumlah Produksi Perikanan Laut dan Darat di KAPET Palapas Tahun 2017
Produksi Perikanan (ton/tahun)
No Kabupaten/Kota Perikanan Perikanan
Jumlah
Laut Darat
1 Kab. Donggala 24.520,90 237,50 24.758,90
Kab. Parigi
2
Moutong
14.979,10 10,30 14.989,40
3 Kab. Sigi 0 89,40 89,40
4 Kota Palu 1.629,60 0 1.629,60
Jumlah (Ha) 41.129,60 337,20
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 29


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Perikanan Budidaya


Secara produksi komoditas perikanan budidaya, Kabupaten Parigi
Moutong terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan
budidaya dengan jumlah produksi sebesar 40.868,20 ton/tahun.
Sementara secara umum, jumlah produksi perikanan budidaya di wilayah
cakupan KAPET Palapas terkonsentrasi di budidaya rumput laut dengan
jumlah produksi sebesar 28.747,00 ton/tahun.
Tabel III.26
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya di KAPET Palapas Tahun 2017
Produksi Perikanan Budidaya (ton/tahun)
Jaring
No Kab / Kota Budidaya
Tambak Kolam Apung & Jumlah
Rumput Laut
Sawah
1 Kab. Donggala 8.067,00 5.539,00 0 0 13.606,00
Kab. Parigi
2 5.358,00 23.208,00 1.126,00 11.176,20 40.868,20
Moutong
3 Kab. Sigi 0 0 1.118,00 16,00 1.134,00
4 Kota Palu 11,00 0 102,00 0 113,00
Jumlah (Ha) 13.436,00 28.747,00 2.346,00 11.192,20
Sumber : Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2018

3.2.4 Kebijakan Spasial KAPET Palapas


A. Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Ekonomi
Rencana Struktur Ruang KAPET Palapas di tetapkan untuk meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan ekonomi, rencana struktur ruang meliputi
sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi, sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumberdaya air
dan sistem pengelolaan limbah.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat
pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan senntra industri
penolahan, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa
dan kegiatan distribusi. Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi di KAPET
Palapas meliputi:
1. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan yang berada di :
a. Tambu dan Sabang di Kabupaten Donggala
b. Sausu dan lambuno di Kabupaten Parigi Mutong dan
c. Makmur di Kabupaten Sigi
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya yang berada di kasimbar di
Kabupaten Parigi Mautong

Gambaran Umum Wilayah 3 - 30


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3. Pusat pelayanan kegiatan kehutanan produksi yang berada di Baluse di


Kabupaten Sigi.
4. Pusat pelayanan kegiatan perindustrian yang berada di Lambara Kota
Palu.

B. Rencana Pola Ruang Budidaya


(Mangga diisi kang :D)
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

3.2.5 Simpul – Simpul Komoditas Terkini


(ada di raperpres juga kang)
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

Gambaran Umum Wilayah 3 - 31


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.2.6 Pusat – Pusat Produksi Dan Pusat – Pusat Distribusi Skala Wilayah
Berdasarkan bahasan pada sub-bab sebelumnya, pusat – pusat produksi dan
distribusi skala wilayah di KAPET Biak dijelaskan melalui point – point sebagai
berikut :
a. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman Tahunan dan tanaman
pangan komoditas padi (padi sawah dan padi ladang) adalah Kabupaten
Sigi
b. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman hortikultura dengan
komoditas unggulan oleokultura, secara lebih spesifik adalah komoditas
bawang merah, cabai dan kubis berada di Sudu, Kabupaten Sigi;
c. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan tanaman tahunan dengan
komoditas unggulan kopi secara lebih spesifik adalah kopi jenis robusta
berada di Kabupaten Sigi.
d. Pusat pelayanan kegiatan peternakan dengan komoditas unggulan sapi
potong berada di Kabupaten Sigi, Dongala, dan Parigi Mutong
e. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap berada di Kota Palu,
Kabupaten Dongala, dan Parigi Mutong
f. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya dengan konsentrasi
tambak dan komoditas unggulan udang dan rumput laut berada Kota Palu,
Kabupaten Dongala, dan Parigi Mutong

3.2.7 Kegiatan Ekonomi Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET Palapas
terkini (Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa komoditas
potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Palapas adalah sebagai
berikut :
5. Komoditas Jagung di Kabupaten Parigi Mutong dan Sigi dengan total
produksi mencapai 20.069 ton Untuk Kabupaten Parigi Mutong dan 27.580
Ton Untuk Kabupaten Sigi pada masa panen Tahun 2017 lalu.
6. Komoditas Tanaman Holtikultura di Kabupaten Parigi Mutong dan Kabupaten
Sigi dengan dengan komoditas unggulan kentang, tomat, cabai besar, cabe
rawit dan labu siam sesuai hasil panen pada Tahun 2017 lalu.
7. Komoditas Kelapa dan Kakao di Kabupaten Biak Donggala, Kabupaten Parigi
Mutong dan kabupaten sigii dengan jumlah produksi 70.182,00 ton Kelapa
dan Kakao 69.611,60 ton pertahun pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 32


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

8. Komoditas ternak ungulan berupa Sapi Potong, Kambing dan Babi, di


Kabupaten Donggala dan Kabupaten, Parigi Mutong, Sigi Kota Palu dengan
jumlah produksi 118.922 ekor untuk sapi potong, 155.684 ekor Untuk
Kambing dan 58.342 ekor Untuk Babi pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 33


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.9 Peta Struktur Ruang KAPET Palapas

Gambaran Umum Wilayah 3 - 34


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.10 Peta Pola Ruang KAPET Palapas

Gambaran Umum Wilayah 3 - 35


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.11 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Palapas

Gambaran Umum Wilayah 3 - 36


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.3 PROFIL KAPET BANG EJAHTERA


3.3.1 Kondisi Fisik Lingkungan
A. Cakupan Wilayah KAPET Bang Sejahtera
KAPET Bang Sejahtera ditetapkan melalui Keppres No. 168 Tahun 1998 dengan
luas wilayah 4.950 Km2. Sedangkan mengacu Rapermen KAPET Bang Sejahtera
luas wilayah menjadi 13.697,26 Km2 atau 1.369.726,27 Ha. Cakupan wilayah
KAPET Bang Sejahtera meliputi Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten
Konawe, Kabupaten Kolaka Timur, dan Kabupaten Konawe Kepulauan yang terdiri
atas 57 (lima puluh tujuh) kecamatan.

Tabel III.27
Cakupan Wilayah KAPET Bang Sejahtera
Luas Wilayah
No Cakupan Wilayah %
(Ha)
1 Kota Kendari 27.176,00 2,09%
2 Kabupaten Konawe 579.894,00 44,64%
3 Kabupaten Kolaka 328.359,00 25,28%
4 Kabupaten Kolaka Timur 363.474,00 27,98%
5 Kabupaten Konawe Kepulauan 70.823,27 5,45%
KAPET Bang Sejahtera 1.369.726,27 100,00
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018

B. Topografi
Kondisi topografi daerah KAPET Bang Sejahtera umumnya bergunung,
bergelombang berbukit-bukit. Permukaan tanah pegunungan yang relatif
rendah. Tanah ini sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 meter di
atas permukaan laut dan kemiringan tanahnya mencapai 40 derajat.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 37


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.12
Peta Cakupan Wilayah KAPET Bang Sejahtera

Gambaran Umum Wilayah 3 - 38


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.3.2 Kondisi Kependudukan


A. Jumlah Penduduk
Kondisi kependudukan di KAPET Bang Sejahtera terdiri dari 1 kota dan
4 kabupaten, yakni Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Timur,
dan Kab. Konawe Kelpulauan. Hal yang akan dibahas pada kondisi kependudukan
KAPET Bang Sejahtera. Jumlah penduduk yang terdapat di KAPET Bang
Sejahtera adalah sebanyak 1.002.294 jiwa pada Tahun 2017. Wilayah dengan
penduduk terbanyak terdapat di Kota Kendari dengan 370.728 penduduk dengan
LPP 3,16%. Sementara Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki jumlah penduduk
yang paling sedikit yakni hanya 33.212 jiwa.

Tabel III.28
Jumlah Penduduk di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2015 - 2017
Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kab./Kota %
2013 2014 2015 2016 2017
1 Kota Kendari 324.505 335.889 347.496 359.371 370.728 36,07%
2 Kab. Konawe 225.878 229.801 233.610 238.067 244.324 23,77%
3 Kab. Kolaka 176.596 182.121 186.628 190.765 251.520 24,47%
4 Kab. Kolaka Timur 168.496 173.623 178.023 182.012 128.154 12,47%
Kab. Konawe
5 30.695 31.183 31.688 32.307 33.212 3,23%
Kepulauan
KAPET Bang Sejahtera 926.170 952.617 977.445 1.002.522 1.027.938 100,00%
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018

3%
13%
Kendari
36%
Konawe

Kolaka
24%
Kolaka Timur

24%

Gambar Diagram 3.13


Persentase Jumlah Penduduk di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 39


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Ketenagakerjaan
Secara umum, penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah KAPET Bang Sejahtera
berjumlah 711.049 jiwa. Angkatan kerja berjumlah 494.081 jiwa dan bukan
angkatan kerja berjumlah 216.968 jiwa. Secara umum, tingkat partisipasi angkatan
kerja di KAPET Bang Sejahtera adalah 70,63 %. Secara detail, wilayah dengan
angkatan kerja terbanyak adalah Kota Kendari dengan jumlah 166.602 jiwa. Tetapi
secara persentase tingkat partisipasi angkatan kerja, Kabupaten Kolaka Timur
menjadi peringkat teratas di wilayah KAPET Bang Sejahtera dengan persentase
sebesar 81,06 %.
Tabel III.29
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Angkatan Kerja (jiwa) Bukan Tingkat
Angkatan Jumlah Partisipasi
No Kab./Kota Pengangguran
Bekerja Jumlah Kerja (jiwa) Angkatan
Terbuka (jiwa) Kerja (%)
1 Kota Kendari 154.567 12.035 166.602 98.141 264.743 62,93 %
2 Kab. Konawe 114.224 2.260 116.484 47.969 164.453 70,93 %
3 Kab. Kolaka 90.067 2.753 92.820 39.911 132.731 69,93 %
4 Kab. Kolaka Timur 101.450 2.154 103.604 24.214 127.818 81,06 %
5 Kab. Konawe Kepulauan 13.783 788 14.571 6.733 21.304 68,40 %
KAPET Bang Sejahtera 474.091 19.990 494.081 216.968 711.049 70,63 %
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

90,00% 81,06%
80,00% 70,83% 69,93% 68,40%
70,00% 62,93%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Kendari Konawe Kolaka Kolaka Timur Konawe
Kepulauan

Gambar 3.20
Grafik Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 40


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.3.3 Kondisi Ekonomi


A. Nilai PDRB ADHB
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Bang Sejahtera mencapai nilai 52.191,78 Milliar,
Dalam perkembangannya, Kabupaten Kolaka memiliki nilai PDRB ADHB tertinggi,
yaitu 21.421,93 Milliar. Sementara Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki nilai
PDRB ADHB terkecil, yaitu 1.152,59 Milliar.
Tabel III.30
Nilai PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha (Dalam Miliar Rupiah)
di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2015 - 2017
Tahun
No Kab./Kota
2015 2016 2017
1 Kota Kendari 15.058,26 17.069,58 18.668,33
2 Kab. Konawe 6.103,27 6.655,75 7.231,39
3 Kab. Kolaka 16.971,72 18.377,83 21.341,93
4 Kab. Kolaka Timur 3.142,69 3.502,79 3.797,54
5 Kab. Konawe Kepulauan 942,57 1.042,15 1.152,59
KAPET Bang Sejahtera 42.218,51 46.648,10 52.191,78
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

B. Sektor Pertanian
1. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Berdasarkan Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
padi sawah, Kabupaten Konawe mampu memproduksi padi sawah
233.935 kuintal per tahun dengan tingkat produktivitas 46,92 Kuintal/Ha.
Sementara untuk produksi padi ladang, Kabupaten Konawe menjadi yang
produsen terbesar di KAPET Bang Sejahtera dengan produksi sebesar
234 kuintal per tahun dengan produktivitas sebesar 30,76 Kuintal/Ha.
Tabel III.31
Luas Panen dan Produktivitas Padi Sawah dan Padi Ladang
di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2015
Padi Sawah Padi Ladang
No Kab./Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(kuintal) (kuintal/ha) (kuintal) (kuintal/ha)
(ha) (ha)
1 Kota Kendari 1.498 6.969 46,52 - - -
2 Kab. Konawe 49.858233.935 46,92 76 234 30,76
3 Kab. Kolaka 16.864 88.694 52,59 - - -
4 Kab. Kolaka Timur 15.268 77.289 50,62 - - -
Kab. Konawe
5 141 514 36,44 34 97 28,54
Kepulauan
KAPET Bang Sejahtera 83.629 407.401 233,09 110 331 59,30
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 41


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Jagung dan Kedelai


Berdasarkan Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
jagung, Kabupaten Kolaka Timur mampu memproduksi jagung sebanyak
2.139 kuintal per tahun dengan tingkat produktivitas 42,78 Kuintal/Ha.
Sama halnya untuk produksi kedelai, Kabupaten Konawe menjadi yang
produsen terbesar di KAPET Bang Sejahtera dengan produksi sebanyak
1.719 per tahun dengan produktivitas sebesar 19,27 Kuintal/Ha.

Tabel III.32
Luas Panen dan Produktivitas Jagung dan Kedelai
di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2015
Jagung Kedelai
No Kab./Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(kuintal) (kuintal/ha) (kuintal) (kuintal/ha)
(ha) (ha)
1 Kota Kendari 329 999 30,31 1 1 -
2 Kab. Konawe 403 1.158 28,74 892 1.719 19,27
3 Kab. Kolaka 394 1.634 41,47 891 1.667 18,71
4 Kab. Kolaka Timur 500 2.139 42,78 37 35 9,55
Kab. Konawe
5 20 47 23,34 - - -
Kepulauan
KAPET Bang Sejahtera 1.646 5.977 166,64 1.821 3.422 47,53
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

C. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan


1. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
tanaman hortikultura, Kabupaten Kolaka Timur mampu memproduksi
tanaman holtikultura lebih besar.

Tabel III.33
Produksi Tanaman Hortikultura di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Produksi Tanaman Sayuran (kuintal)
Ketimun
Panjang
Bawang

Bawang

Lainnya
Kacang

Terung

Buncis
Tomat
Petsai
Merah

No Kab./Kota
Besar
Kubis
Cabai

Cabai
Rawit

Daun

1 Kota Kendari 0 1.478 0 2.204 1.134 599 76 801 1.700 206 327 2.776
2 Kab. Konawe 20 4.873 0 3.101 412 3.991 173 4.829 3.141 69 1.083 885
3 Kab. Kolaka 0 1.964 2 1.304 1.679 489 313 792 787 10 537 3.764
4 Kab. Kolaka Timur 82 998 505 1.138 875 1.022 441 1.029 1.220 76 933 2.354
5 Kab. Konawe Kep. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KAPET Bang Sejahtera 102 9.313 507 7.747 4.100 6.101 1.003 7.451 6.848 361 2.880 9.779
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 42


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Buah-Buahan


Berdasarkan Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
buah-buahan, Kabupaten Konawe mampu memproduksi buah-buahan
terbesar dan Kabupaten Kolaka Timur memproduksi buah-buahan terkecil.
Tabel III.34
Produksi Komoditas Buah - Buahan di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Produksi Buah-Buahan (kuintal)

Jambu Biji
Rambutan

Jambu Air

Lainnya
Mangga

Alpukat

Nangka
Pepaya
Pisang
Durian

Nenas
Besar
Jeruk

Jeruk
Siam
No Kab./Kota

1 Kota Kendari 3.650 310 672 1.302 4.553 118 118 4.128 653 1.171 432 206 1.794
2 Kab. Konawe 1.795 3.940 194 3.317 11.814 1.404 60 1.376 108 528 58 56 10.131
3 Kab. Kolaka 1.684 945 220 0 1.032 223 107 260 79 825 68 88 369
4 Kab. Kolaka Timur 170 380 48 80 505 180 71 240 59 98 28 20 287
5 Kab. Konawe Kep. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KAPET Bang Sejahtera 7.299 5.575 1.134 4.699 17.904 1.925 356 6.004 899 2.622 586 370 12.581
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

D. Sektor Perkebunan Tanaman Tahunan


Berdasarkan data Profil Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi tanaman tahunan di wilayah cakupan
KAPET Bang Sejahtera, komoditas terbesarnya adalah kakao dengan jumlah
produksi sebesar 42.353 ton/tahun dengan sentra produksi berada di Kabupaten
Kolaka Timur.
Tabel III.35
Produksi Tanaman Tahunan (Ton/Tahun) di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Wilayah KAPET Bang Sejahtera
Produksi Kabupaten Kabupaten
No Kota Kabupaten Kabupaten Jumlah
Buah-Buahan Kolaka Konawe
Kendari Konawe Kolaka
Timur Kepulauan
1 Karet 0 7 0 0 0 7
2 Kelapa 280 1.884 3.596 982 1.886 8.628
3 Kelapa Sawit 0 95 1.811 36 0 1.942
4 Kopi 18 244 207 298 4 771
5 Lada 91 1.067 1.224 893 103 3.378
6 Kakao 60 9.839 9.454 22.640 360 42.353
7 Jambu Mete 150 1.637 275 204 1.476 3.742
8 Cengkeh 13 105 5.947 123 299 6.487
9 Kelapa Hibrida 3 321 0 0 0 324
10 Sagu 34 1.729 94 89 31 1.977
11 Enau/Aren 10 14 60 2 0 86
12 Kemiri 16 180 2 66 5 269
13 Pala 1 7 1 2 94 105
14 Lainnya 12 145 9.649 23 1 9.830
Jumlah 688 17.274 32.320 25.358 4.259
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 43


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

E. Sektor Peternakan
Populasi ternak yang secara eksisting terdapat di 5 wilayah cakupan KAPET Bang
Sejahtera adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan babi. Secara
jumlah total populasi ternak yang dimiliki, Kabupaten Konawe menjadi pemasok
populasi ternak terbesar dengan jumlah 141.573 ternak. Sementara untuk jumlah
populasi ternak terbesar adalah sapi potong dengan jumlah populasi sebesar
100.773 ekor dan yang menjadi sentra pemasok populasi terbesar untuk sapi
potong adalah Kabupaten Konawe.
Tabel III.36
Populasi Ternak dan Jenis Ternak (ekor) di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Wilayah KAPET Bang Sejahtera
Populasi Kabupaten Kabupaten Jumlah
No Kota Kabupaten Kabupaten
Ternak Kolaka Konawe (Ekor)
Kendari Konawe Kolaka
Timur Kepulauan
1 Sapi Perah - 10 - - - 10
2 Sapi Potong 3.107 49.321 28.088 19.093 1.164 100.773
3 Kerbau - 719 377 56 - 1.152
4 Kuda 1 6 65 - - 72
5 Kambing 4.153 44.370 24.003 3.820 964 77.310
6 Babi 12 47.147 6.202 - - 53.361
Jumlah 7.273 141.573 58.735 22.969 2.128
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

F. Sektor Perikanan
1. Produksi Komoditas Perikanan Tangkap
Secara produksi komoditas perikanan laut dan darat (perikanan tangkap),
Kota Kendari terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan laut
dengan jumlah produksi sebesar 21.373 ton/tahun. Sementara yang
terindikasi menjadi sentra produksi perairan umum adalah Kabupaten
Konawe dengan jumlah produksi sebesar 1.399 ton/tahun.
Tabel III.37
Produksi Perikanan Tangkap dan Subsektor (ton)
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Produksi Perikanan Tangkap
No Kab./Kota (ton/tahun) Jumlah
Perikanan Laut Perairan Umum
1 Kota Kendari 21.373 - 21.373
2 Kab. Konawe 958 1.399 2.358
3 Kab. Kolaka 6.518 - 6.518
4 Kab. Kolaka Timur - - -
Kab. Konawe
5 8.070 - 8.070
Kepulauan
Kapet Bang Sejahtera 36.919 1.399 38.319
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 44


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Perikanan Budidaya


Secara produksi komoditas perikanan budidaya, Kabupaten Kolaka
terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan budidaya dengan
jumlah produksi sebesar 16.476 ton/tahun dengan konsentrasi budidaya
tambak. Hal ini senada dengan jumlah produksi perikanan budidaya di
wilayah cakupan KAPET Bang Sejahtera secara umum yang
terkonsentrasi di perikanan budidaya tambak dengan jumlah produksi
sebesar 19.021 ton/tahun

Tabel III.38
Produksi Perikanan Budidaya dan Subsektor (ton)
Menurut Kabupaten/Kota di KAPET Bang Sejahtera Tahun 2017
Wilayah KAPET Bang Sejahtera
Jenis
No Kegiatan Kabupaten Kabupaten Jumlah
Kota Kabupaten Kabupaten
Budidaya Kolaka Konawe
Kendari Konawe Kolaka
Timur Kepulauan
1 Budidaya Laut 7 - 685 - 260 952
2 Tambak 71 4.903 14.047 - - 19.021
3 Kolam - 16 1.744 - - 1.760
4 Jaring Apung - - - - - -
5 Sawah - - - - - -
Jumlah 78 4.919 16.476 - 260
Sumber : Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2018.

3.3.4 Kebijakan Spasial KAPET Bang Sejahtera


A. Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Ekonomi
Rencana struktur ruang KAPET Manado-Bitung ditetapkan untuk meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan kegiatan ekonomi. Rencana struktur ruang
meliputi sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi, sistem jaringan transportasi,
sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber
daya air, dan sistem jaringan pengelolaan limbah.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat
pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan sentra industri
pengolahan, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa,
dan kegiatan distribusi. Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi di KAPET Bang
Sejahtera meliputi:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 45


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

1. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan berada di :


a. Kecamatan Unaaha dan Wawotobi di Kabupaten Konawe,
b. Kecamatan Toari di Kabupaten Kolaka.
c. Kecamatan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur;
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya berada di:
a. Kecamatan Kapoiala, Lalonggasumeeto dan Soropia di Kabupaten
Konawe.
b. Kecamatan Latambaga di Kabupaten Kolaka.
3. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap berada di:
a. Kota Kendari.
b. Kecamatan Wawonii Barat di Kabupaten Konawe Kepulauan.
c. Kecamatan Lalonggasumeeto dan Soropia di Kabupaten Konawe
d. Kecamatan Samaturu di Kab. Kolaka.

B. Rencana Pola Ruang Budidaya


Rencana pola ruang KAPET Bang Sejahtera ditetapkan untuk mendukung upaya
perwujudan kawasan KAPET Bang Sejahtera sebagai sentra produksi kawasan
ekonomi nasional berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan setempat. Rencana pola ruang KAPET
Bang Sejahtera terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Rencana pola ruang kawasan budidaya di KAPET Bang Sejahtera
menjadi fokus dalam pembahasan ini. Kawasan budidaya ditetapkan dalam
rangka mendorong ekonomi kawasan sesuai dengan komoditas unggulan.
Kawasan budidaya di KAPET Bang Sejahtera terdiri atas kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan industri dan
kawasan peruntukan pariwisata.
1. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian di KAPET Bang Sejahtera terdiri atas
kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan peruntukan perkebunan,
kawasan peruntukan peternakan.
a. Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan di KAPET Bang Sejahtera
dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. kawasan
pertanian tanaman pangan di KAPET Bang Sejahtera ditetapkan di:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 46


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

I. sebagian wilayah Kecamatan Wawotobi, Kecamatan


Pondidaha, Kecamatan Meluhu, Kecamatan Amonggedo,
Kecamatan Unaaha, Kecamatan Abuki, Kecamatan
Tongauna, Kecamatan Uepai, Kecamatan Lambuya,
Kecamatan Puriala, Kecamatan Asinua, Kecamatan
Bondoala, Kecamatan Onembute, Kecamatan Routa,
Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Latoma, Kecamatan
Soropia, Kecamatan Kapoiala, Kecamatan Wonggeduku
dan Kecamatan Konawe di Kab. Konawe;
II. sebagian wilayah Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan
Wawonii Timur Laut, Kecamatan Wawonii Selatan,
Kecamatan Wawonii Tengah, Kecamatan Wawonii Timur,
Kecamatan Wawonii Utara, di Kab. Konawe Kepulauan;
III. sebagian Wilayah Kecamatan Latambaga, Kecamatan
Samaturu, Kecamatan Kolaka, Kecamatan Wundulako,
Kecamatan Baula, Kecamatan Pomalaa, Kecamatan
Tanggetada, Kecamatan Polinggona, Kecamatan
Watubangga, Kecamatan Toari dan Kecamatan Wolodi
Kab. Kolaka; dan
IV. sebagian wilayah Kecamatan Tinondo, Kecamatan
Tirawuta, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Lalolae,
Kecamatan Loea, Kecamatan Ladongi, Kecamatan Poli-
Polia, dan Kecamatan Lambandia di Kab. Kolaka Timur.
b. Kawasan perkebunan
Kawasan perkebunan di KAPET Bang Sejahtera dikembangkan
dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas
unggulan kakao. Kawasan Perkebunan di KAPET Bang Sejahtera
ditetapkan di:
I. sebagian wilayah Kecamatan Soropia, Kecamatan
Kapoiala, Kecamatan Lalonggasomeeto, Kecamatan
Bondoala, Kecamatan Sampara, Kecamatan Besulutu,
Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Wonggekudu,
Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Meluhu, Kecamatan
Wawotobi, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Tongauna,
Kecamatan Unaaha, Kecamatan Konawe, Kecamatan

Gambaran Umum Wilayah 3 - 47


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Lambuya, Kecamatan Onembute, Kecamatan Puriala dan


Kecamatan Abuki, Kecamatan Asinua dan Kecamatan
Latoma di Kab. Konawe ;
II. sebagian wilayah Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan
Wawonii Barat, Kecamatan Wawonii Tengah, Kecamatan
Wawonii Tenggara, Kecamatan Wawonii Timur, Kecamatan
Wawonii Utara, dan Kecamatan Wawonii Timur Laut di Kab.
Konawe Kepulauan;
III. sebagian wilayah Kecamatan Latambaga, Kecamatan
Samaturu, Kecamatan Kolaka, Kecamatan Wundulako,
Kecamatan Baula, Kecamatan Pomalaa, Kecamatan
Tanggetada, Kecamatan Polinggona, Kecamatan
Watubangga, Kecamatan Toari, Kecamatan Wolo di Kab.
Kolaka; dan
IV. sebagian wilayah Kecamatan Tinondo, Kecamatan
Tirawuta, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Lalolae,
Kecamatan Loea, Kecamatan Ladongi, Kecamatan Poli-
Polia, Kecamatan Lambandia, dan Kecamatan Uluwoi di
Kabupaten Kolaka Timur.
c. Kawasan peternakan
Kawasan peternakan dikembangkan dalam rangka penyediaan
dan ketahanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat. Kawasan peternakan di KAPET Bang
Sejahtera ditetapkan di:
I. sebagian wilayah Kecamatan Soropia, Kecamatan
Kapoiala, Kecamatan Lalonggasomeeto, Kecamatan
Bondoala, Kecamatan Sampara, Kecamatan Besulutu,
Kecamatan Pondidaha, Kecamatan Wonggekudu,
Kecamatan Amonggedo, Kecamatan Meluhu, Kecamatan
Wawotobi, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan Uepai,
Kecamatan Tongauna, Kecamatan Unaaha, Kecamatan
Konawe, Kecamatan Lambuya, Kecamatan Onembute,
Kecamatan Puriala dan Kecamatan Abuki, Kecamatan
Asinua dan Kecamatan Latoma di Kab. Konawe ;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 48


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

II. sebagian wilayah Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan


Wawonii Barat, Kecamatan Wawonii Tengah, Kecamatan
Wawonii Tenggara, Kecamatan Wawonii Timur, Kecamatan
Wawonii Utara, dan Kecamatan Wawonii Timur Laut di Kab.
Konawe Kepulauan;
III. sebagian wilayah Kecamatan Watubangga, Kecamatan
Tanggetada di Kab. Kolaka; dan
IV. sebagian wilayah Kecamatan Lamandia di Kab. Kolaka
Timur.
2. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di KAPET Bang Sejahtera terdiri atas
kawasan perikanan tangkap dan kawasan perikanan budidaya.
a. Kawasan perikanan tangkap
Kawasan perikanan tangkap di KAPET Bang Sejahtera
dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan
dengan komoditas unggulan ikan cakalang. Kawasan perikanan
tangkap di KAPET Bang Sejahtera yang ditetapkan di:
I. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPP-NRI) 713 yang meliputi perairan Selat Makassar,
Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali; dan
II. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPP-NRI) 714 yang meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut
Banda
b. Kawasan perikanan budidaya
Kawasan perikanan budidaya di KAPET Bang Sejahtera
dikembangkan dalam rangka peningkatan ekonomi kawasan
dengan komoditas unggulan rumput laut. Kawasan perikanan
tangkap di KAPET Bang Sejahtera yang ditetapkan di:
I. Pesisir Pantai di Kota Kendari;
II. Pesisir Pantai Kecamatan Lalonggasomeeto dan
Kecamatan Soropia di Kab. Konawe;
III. Pesisir Pantai Kecamatan Wawonii Selatan, Kecamatan
Wawonii Barat, Kecamatan Wawonii Tengah, Kecamatan
Wawonii Timur, Kecamatan Wawonii Utara dan Kecamatan
Wawonii Timur Laut di Kab. Konawe Kepulauan; dan

Gambaran Umum Wilayah 3 - 49


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

IV. Pesisir Pantai Kecamatan Wolo, Kecamatan Samaturu,


Kecamatan Latambaga, Kecamatan Kolaka, Kecamatan
Wundulako, Kecamatan Pomalaa, Kecamatan Tanggetada
dan Kecamatan Watubangga di Kab. Kolaka.

3.3.5 Simpul-Simpul Komoditas Terkini


Sektor/komoditas unggulan yang akan dikembangkan di KAPET Bang Sejahtera
meliputi:
1. Sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kakao dengan simpul
utama adalah Kolaka Timur.
2. Sektor perikanan budidaya dengan komoditas unggulan rumput laut dan
simpul utama adalah Kabupaten Kolaka.
3. Sektor perikanan tangkap dengan komoditas unggulan ikan cakalang dan
simpul utama adalah Kota Kendari.

3.3.6 Pusat – Pusat Produksi dan Distribusi Skala Wilayah


Berdasarkan bahasan pada sub-bab sebelumnya, pusat – pusat produksi dan
distribusi skala wilayah di KAPET Bang Sejahtera dijelaskan melalui poin – poin
sebagai berikut :
1. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan tanaman tahunan komoditas
unggulan kakao berada di :
a. Kecamatan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur;
b. Kecamatan Unaaha dan Wawotobi di Kabupaten Konawe,
c. Kecamatan Toari di Kabupaten Kolaka.
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya berada di Kecamatan
Latambaga di Kabupaten Kolaka.
3. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap berada di:
a. Kota Kendari.
b. Kecamatan Wawonii Barat di Kabupaten Konawe Kepulauan.
c. Kecamatan Samaturu di Kab. Kolaka.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 50


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.3.7 Komoditas Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET Bang
Sejahtera terkini (Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa
komoditas potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Pare – Pare
sebagai berikut :
a. Komoditas padi sawah di Kabupaten Konawe dengan jumlah produksi
mencapai 233.935 Kwintal pada Tahun 2017 lalu.
b. Komoditas buah pisang di Kabupaten Konawe dengan jumlah produksi
mencapai 11.814 Kwintal pada Tahun 2017 lalu.
c. Komoditas Buah Mangga di Kota Kendari dengan jumlah produksi
mencapai 3.650 Ton pada Tahun 2017 lalu.
d. Komoditas sapi potong di Kabupaten Konawe dan Kolaka dengan total
livestock mencapai 77.409 ekor pada Tahun 2017 lalu.
e. Komoditas kambing di Kabupaten Kolaka dengan jumlah livestock
mencapai 24.003 ekor pada Tahun 2017 lalu.
f. Sektor perikanan budidaya dengan konsentrasi kegiatan kolam di
Kabupaten Kolaka dengan capaian produksi sebesar 1.744 Ton pada
Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 51


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.14
Peta Rencana Struktur Ruang KAPET Bang Sejahtera

Gambaran Umum Wilayah 3 - 52


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.15
Peta Rencana Pola Ruang KAPET Bang Sejahtera

Gambaran Umum Wilayah 3 - 53


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.16 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Bang Sejahtera

Gambaran Umum Wilayah 3 - 54


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.4 Profil KAPET PARE - PARE


3.4.1 Fisik Lingkungan
A. Cakupan Wilayah KAPET Pare - Pare
KAPET Pare - Paremencakup Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten
Pinrang, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Enrekang dengan total
luasan wilayah mencapai 688.784 Ha. Wilayah dengan luas terbesar adalah
Kabupaten Pinrang dengan luasan wilayah mencapai 196.177 Ha atau setara
dengan 28,48 % dari luas wilayah KAPET Pare – Pare. Sementara wilayah terkecil
adalah Kota Pare – Pare dengan luasan hanya 9.933 Ha saja atau setara dengan
1,44 % dari luas total KAPET Pare – Pare.

Tabel III.39
Cakupan Wilayah Administrasi KAPET Pare - Pare
No Kab / Kota Luasan (Ha) Persentase (%)
1 Kab. Barru 117.472 17,05%
2 Kab. Sidrap 186.601 27,09%
3 Kab. Pinrang 196.177 28,48%
4 Kab. Enrekang 178.601 25,93%
5 Kota Pare - Pare 9.933 1,44%
KAPET Pare - Pare 688.784 100 %
Sumber : BPS & Kalkulasi Geometrik ArcGIS, 2019

B. Kemiringan
Berdasarkan hasil kalkulasi geometrik ArcGIS yang bersumber dari peta RBI
Indonesia, didapatkan informasi bahwa KAPET Pare – Pare memiliki mayoritas
bentang alam yang datar (0-8 %) seluas 459.230,46 Ha.

Tabel III.40
Klasifikasi Kemiringan di KAPET Pare - Pare
Kemiringan (Ha)
No Kab/Kota
0-8 % 8-15 % 15-25% 25-40% >40%
1 Kab. Barru 31.661,28 23.097,28 31.899,54 24.718,47 6.891,38
2 Kab. Sidrap 155.304,73 22.763,78 40.716,88 57.124,21 18.352,12
3 Kab. Pinrang 198.037,86 17.372,82 26.274,62 34.386,58 28.015,45
4 Kab. Enrekang 68.929,09 49.987,73 69.012,92 92.818,08 64.780,29
5 Kota Pare - Pare 5.297,50 841,13 1.013,59 1.623,14 47,94
Total Luasan (Ha) 459.230,46 114.062,75 168.917,55 210.670,48 118.087,18
Sumber : Kalkulasi Geometrik ArcGIS 10.1, 2019

Gambaran Umum Wilayah 3 - 55


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.17 Peta Administrasi KAPET Pare-pare

Gambaran Umum Wilayah 3 - 56


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.4.2 Profil Kependudukan


Kondisi kependudukan di KAPET Pare – pare terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota,
yakni Kabupaten Barru, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidenrengrappang,
Kabupaten Enrekang dan Kota Pare – pare. Hal yang akan dibahas pada profil
kependudukan KAPET Pare – pare disajikan pada sub-bab sebagai berikut.
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang terdapat di KAPET Pare – pare pada Tahun 2017 adalah
sebanyak 1.186.539 jiwa pada Tahun 2017. Wilayah dengan penduduk terbanyak
terdapat di Kabupaten Pinrang dengan 372.230 penduduk atau setara dengan
31% penduduk dari wilayah KAPET Pare – pare. Sementara Kota Pare – pare
sebagai kawasan inti dari KAPET Pare – pare justru memiliki jumlah penduduk
yang paling sedikit yakni hanya 142.097 jiwa saja atau setara dengan 12 %
penduduk dari wilayah KAPET Pare – pare.

Tabel III.41
Jumlah Penduduk di KAPET Pare – Pare
Time Series Tahun 2013 - 2017
Tahun
No Kab / Kota %
2013 2014 2015 2016 2017
1 Kab. Barru 169.302 170.316 171.217 171.906 172.767 15%
2 Kab. Sidrap 283.307 286.610 289.787 292.985 296.125 25%
3 Kab. Pinrang 361.293 364.087 366.789 369.595 372.230 31%
4 Kab. Enrekang 196.394 198.194 199.998 201.614 203.320 17%
5 Kota Pare Pare 135.192 136.903 138.699 140.423 142.097 12%
Jumlah / Rata - Rata 1.145.488 1.156.110 1.166.490 1.176.523 1.186.539 100%
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

12% 15%
Kab. Barru
17%
Kab. Sidrap
25%
Kab. Pinrang

31%

Gambar Diagram 3.18


Persentase Jumlah Penduduk di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 57


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Ketenagakerjaan
Secara umum, penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah KAPET Pare – Pare
berjumlah 844.925 jiwa. Angkatan kerja berjumlah 499.351 jiwa dan bukan
angkatan kerja berjumlah 345.574 jiwa. Secara umum, tingkat partisipasi angkatan
kerja di KAPET Pare – Pare adalah 58 %. Secara detail, wilayah dengan angkatan
kerja terbanyak adalah Kabupaten Pinrang dengan jumlah 146.653 jiwa. Tetapi
secara persentase tingkat partisipasi angkatan kerja, Kabupaten Enrekang
menjadi peringkat teratas di wilayah KAPET Pare – Pare dengan persentase
sebesar 69 %.

Tabel III.42
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Jumlah
Tingkat
Bukan Penduduk
Pengangguran Partisipasi
No Kab / Kota Bekerja Jumlah Angkatan Usia
Terbuka Angkatan
Kerja Diatas 15
Kerja
Tahun
1 Kab. Barru 70.328 4.174 74.502 50.774 125.276 56%
2 Kab. Sidrap 103.628 3.396 107.024 110.635 217.659 48%
3 Kab. Pinrang 146.653 6.769 153.422 109.491 262.913 56%
4 Kab. Enrekang 94.504 1.797 96.301 40.593 136.894 69%
5 Kota Pare - Pare 63.693 4.409 68.102 34.081 102.183 62%
Jumlah 478.806 20.545 499.351 345.574 844.925 58%
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

80%
69%
70%
62%
60% 56% 56%
48% Kab. Barru
50%
Kab. Sidrap
40%
Kab. Pinrang
30%
Kab. Enrekang
20%
Kota Pare Pare
10%

0%
Kab. Barru Kab. Sidrap Kab. Pinrang Kab. Enrekang Kota Pare Pare

Gambar Grafik 3.19


Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 58


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.4.3 Profil Ekonomi


A. Nilai PDRB ADHB
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Pare – Pare mencapai nilai 46.860,45 (Milliar).
Dalam perkembangannya, Kabupaten Pinrang memiliki nilai PDRB tertinggi, yakni
16.411,46 Milliar. Sementara Kota Pare – Pare sebagai pusat KAPET, hanya
memiliki nilai PDRB sebesar 6.111,15 Milliar saja.

Tabel III.43
Nilai PDRB ADHB (Dalam Milliar Rupiah)
di KAPET Pare – Pare Tahun 2013 - 2017
No Kab / Kota 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kab. Barru 3.816,79 4.396,91 4.942,36 5.462,42 5.970,10
2 Kab. Sidrap 6.937,94 8.036,28 9.309,29 10.770,43 11.955,38
3 Kab. Pinrang 9.847,32 11.358,26 13.142,42 14.736,96 16.411,36
4 Kab. Enrekang 4.121,14 4.617,89 5.240,68 5.901,17 6.412,46
5 Kota Pare - Pare 3.938,49 4.428,05 5.062,24 5.543,15 6.111,15
Jumlah 28.661,68 32.837,39 37.696,99 42.414,13 46.860,45
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

B. Rata – Rata Pendapatan Per Kapita


Rata – rata pendapatan per kapita di wilayah KAPET Pare – Pare pada Tahun
2017 memiliki nilai rata – rata Rp 816.871 / kapita. Pendapatan per kapita tertinggi
diraih oleh Kota Pare – Pare sebagai pusat KAPET Pare Pare, dengan nilai
sebesar Rp 981.983 / kapita. Peningkatan pendapatan per kapita terpesat diraih
oleh Kabupaten Barru dengan peningkatan sebesar 1,23 dari kurun waktu 2015 –
2017.

Tabel III.44
Rata – Rata Pendapatan Per Kapita di KAPET Pare – Pare Tahun 2015 - 2017
Pertumbuhan
No Kab / Kota 2015 2016 2017
(2015-2017)
1 Kab. Barru 487.839 650.922 734.643 1,23
2 Kab. Sidrap 647.113 740.184 926.687 1,20
3 Kab. Pinrang 665.410 819.865 763.612 1,08
4 Kab. Enrekang 472.831 588.965 677.429 1,20
5 Kota Pare Pare 940.733 963.902 981.983 1,02
Rata - Rata 642.785 752.768 816.871 1,13
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 59


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

1,40
1,23 1,20 1,20
1,20 1,08
1,02
1,00

0,80

0,60

0,40

0,20

0,00
Kab. Barru Kab. Sidrap Kab. Pinrang Kab. Enrekang Kota Pare Pare

Gambar Grafik 3.20


Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita di KAPET Pare – Pare Tahun 2015 - 2017
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

C. Sektor Pertanian
1. Jumlah Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Berdasarkan Profil Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
padi sawah, Kabupaten Pinrang mampu memproduksi padi sawah
sebanyak 654.290 ton per tahun dengan tingkat produktivitas 64,54
Kwintal/Ha. Sementara untuk produksi padi ladang, Kabupaten Barru
menjadi yang produsen terbesar di KAPET Pare – Pare dengan produksi
sebesar 7.559 ton per tahun dengan produktivitas sebesar 38 Kwintal/Ha.

Tabel III.45
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Komoditas Padi Sawah dan Padi Ladang di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Padi Sawah Padi Ladang
No Kab / Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Barru 17.821 104.213 58,48 1.972 7.559 38
2 Kab. Sidrap 83.075 534.473 64,34 375 1.539 41
3 Kab. Pinrang 101.384 654.290 64,54 150 726 48
4 Kab. Enrekang 10.487 44.079 42,03 - - -
5 Kota Pare Pare 954 5.349 56,06 - - -
Jumlah 213.721 1.342.404 285 2.497 9.824 128
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 60


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Jumlah Produksi Komoditas Jagung dan Kedelai


Berdasarkan Profil Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas
jagung, Kabupaten Pinrang mampu memproduksi jagung sebanyak 83.169
ton per tahun dengan tingkat produktivitas 67 Kwintal/Ha. Sama halnya
untuk produksi kedelai, Kabupaten Pinrang menjadi yang produsen
terbesar di KAPET Pare – Pare dengan produksi sebesar 881 ton per tahun
dengan produktivitas sebesar 22 Kwintal/Ha.

Tabel III.46
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Jagung dan Kedelai di
KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Jagung Kedelai
No Kab / Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Barru 496 2.682 54 - - -
2 Kab. Sidrap 10.834 58.634 54 121 181 15
3 Kab. Pinrang 12 479 83.169 67 398 881 22
4 Kab. Enrekang 8.196 44.604 54 45 60 13
5 Kota Pare Pare 450 2.097 47 - - -
Jumlah 19.976 191.186 276 564 1.122 50
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

D. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan


1. Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Profil Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas
tanaman hortikultura, Kabupaten Enrekang mampu memproduksi total
tanaman hortikultura sebanyak 1.897.592 ton per tahun dengan produksi
komoditas terbesar adalah bawang merah.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 61


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Tabel III.47
Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Luas Lahan Komoditas Tanaman Hortikultura (Ha)
No Kab / Kota Bawang Jumlah
Cabai Kentang Kubis Petsai Lainnya
Merah (Ha)
1 Kab. Barru - 926 - 10 - 20.740 21.676
2 Kab. Sidrap - 9.415 - - 1.010 6.363 16.788
3 Kab. Pinrang 7.763 37.797 - - 2.937 43.275 91.772
4 Kab. Enrekang 851.736 111.409 2.784 353.819 27.016 550.828 1.897.592
5 Kota Pare Pare 460 116 - - 72 419 1.067
Jumlah (Ha) 859.959 159.663 2.784 353.829 31.035 621.625
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

2. Komoditas Buah – Buahan


Komoditas yang menjadi unggulan jika dilihat dari segi kuantitas produksi
di KAPET Pare – Pare adalah Pisang dengan total produksi sebesar
796.385 ton/tahun. Sementara untuk sentra produksinya diuraikan melalui
poin – poin sebagai berikut:
Mangga  Kabupaten Pinrang
Durian  Kabupaten Pinrang dan Enrekang
Jeruk  Kabupaten Sidrap dan Pinrang
Pisang  Kabupaten Barru, Pinrang dan Enrekang
Pepaya  Kabupaten Enrekang dan Pinrang
Nanas  Kabupaten Pinrang dan Enrekang
Lainnya  Kabupaten Enrekang
Berikut adalah uraian datanya pada Tabel III....

Tabel III.48
Jumlah Produksi Komoditas Buah - Buahan
di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Produksi Komoditas Buah - Buahan (ton/tahun)
No Kab / Kota
Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas Lainnya
1 Kab. Barru 17.137 1.023 1.339 121.965 4.578 156 27.164
2 Kab. Sidrap 21.651 18.317 6.308 74.246 2.742 119 31.254
3 Kab. Pinrang 136.441 37.327 5.708 470.631 164.182 2.627 71.706
4 Kab. Enrekang 36.339 32.238 3.207 128.649 224.764 1.055 182.649
5 Kota Pare Pare 922 - 141 894 678 4 907
Jumlah (Ha) 212.490 88.905 16.703 796.385 396.944 3.961 313.680
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 62


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

E. Sektor Perkebunan Tanaman Tahunan


1. Produksi Tanaman Tahunan
Berdasarkan data Profil Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun
2017, didapatkan informasi bahwa untuk produksi tanaman tahunan di
wilayah cakupan KAPET Pare – Pare, komoditas terbesarnya adalah
kakao dengan jumlah produksi sebesar 25.561 ton/tahun dengan sentra
produksi berada di Kabupaten Pinrang. Selain sebagai sentra produksi
komoditas kakao, Kabupaten Pinrang juga menjadi sentra produksi untuk
komoditas kelapa dan kopi robusta dengan jumlah produksi masing –
masing sebesar 3.943 ton/tahun dan 2.559 ton/tahun. Sementara untuk
Kota Pare – Pare sebagai pusat KAPET Pare – Pare, tidak memiliki
aktivitas perkebunan tanaman tahunan di wilayahnya.

Tabel III.49
Produksi Komoditas Tanaman Tahunan di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Produksi Perkebunan Tanaman Tahunan (ton/tahun)
No Komoditas
Barru Sidrap Pinrang Enrekang Pare - Pare Jumlah
1 Kelapa 996 1.387 3.943 154 - 6.480
2 Kakao 751 7.527 12.281 5.002 - 25.561
3 Kopi Robusta 28 58 2.559 - - 2.645
4 Cengkeh 29 702 9 584 - 1.324
5 Tembakau 18 - - 32 - 50
6 Jambu Mete 1.990 1.668 259 2 - 3.919
7 Kapuk 15 - 1 10 - 26
8 Aren - - 8 5 - 13
9 Pinang - - 13 - - 13
10 Wijen - - - - - -
11 Nilam - - 1 168 - 169
12 Lada 5 84 6 854 - 949
13 Pala - - - 3 - 3
14 Vanili - - - - - -
15 Kayu Manis 1 - 1
16 Kemiri 876 605 3 402 - 1.886
Jumlah 4.708 12.031 19.083 7.217 -
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 63


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

F. Sektor Peternakan
Populasi ternak yang secara eksisting terdapat di 5 wilayah cakupan KAPET Pare
– Pare adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan babi. Secara
jumlah total populasi ternak yang dimiliki, Kabupaten Enrekang menjadi pemasok
populasi ternak terbesar dengan jumlah 109.825 ternak. Sementara untuk jumlah
populasi ternak terbesar adalah sapi potong dengan jumlah populasi sebesar
217.513 ekor dan yang menjadi sentra pemasok populasi terbesar untuk sapi
potong adalah Kabupaten Barru.
Tabel III.50
Populasi Ternak di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Populasi Ternak (Ekor)
No Kab / Kota Sapi Sapi
Kerbau Kuda Kambing Babi Jumlah
Perah Potong
1 Kab. Barru - 71.857 699 3.187 6.099 - 81.842
2 Kab. Sidrap - 64.604 3.158 215 4.974 - 72.951
3 Kab. Pinrang 35 26.593 3.397 1.036 35.916 6.153 73.130
4 Kab. Enrekang 1.530 48.645 3.744 55.906 - - 109.825
5 Kota Pare Pare - 5.814 65 3.461 - - 9.340
Jumlah (Ha) 1.565 217.513 11.063 63.805 46.989 6.153
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

G. Sektor Perikanan
1. Produksi Komoditas Perikanan Laut dan Darat
Secara produksi komoditas perikanan laut dan darat, Kabupaten Barru
terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan laut dengan
jumlah produksi sebesar 18.439,20 ton/tahun. Sementara yang terindikasi
menjadi sentra produksi perikanan darat adalah Kabupaten Sidrap dengan
jumlah produksi sebesar 3.276,10 ton/tahun.

Tabel III.51
Jumlah Produksi Perikanan Laut dan Darat
di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Produksi Perikanan (ton/tahun)
No Kab / Kota
Perikanan Laut Perikanan Darat Jumlah
1 Kab. Barru 18.439,20 - 18.439,20
2 Kab. Sidrap - 3.276,10 3.276,10
3 Kab. Pinrang 13.404,00 285,70 13.689,70
4 Kab. Enrekang - 19,90 19,90
5 Kota Pare Pare 4.629,70 - 4.629,70
Jumlah (Ha) 36.472,90 3.581,70 40.054,60
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 64


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Produksi Komoditas Perikanan Budidaya


Secara produksi komoditas perikanan budidaya, Kabupaten Pinrang
terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan budidaya dengan
jumlah produksi sebesar 44.821,70 ton/tahun. Sementara secara umum,
jumlah produksi perikanan budidaya di wilayah cakupan KAPET Pare –
Pare terkonsentrasi di perikanan budidaa tambak dengan jumlah produksi
sebesar 34.755,70 ton/tahun.
Tabel III..52
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya di KAPET Pare – Pare Tahun 2017
Produksi Perikanan Budidaya (ton/tahun)
No Kab / Kota Budidaya
Tambak Kolam Sawah Jumlah
Laut
1 Kab. Barru 4.451,20 315,90 - 936,20 5.703,30
2 Kab. Sidrap - 576,80 147,10 - 723,90
3 Kab. Pinrang 30.288,90 3.980,60 134,80 10.417,40 44.821,70
4 Kab. Enrekang - 532,00 526,00 - 1.058,00
5 Kota Pare Pare 15,60 19,70 - - 35,30
Jumlah (Ha) 34.755,70 5.425,00 807,90 11.353,60
Sumber : Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2018

3.4.4 Kebijakan Spasial KAPET Pare – Pare


A. Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Ekonmi
Rencana struktur ruang KAPET Pare - Pare ditetapkan untuk meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan kegiatan ekonomi. Sistem pusat pelayanan
kegiatan ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan sentra
produksi bahan baku, kegiatan sentra industri pengolahan, kegiatan penelitian,
kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa, dan kegiatan distribusi.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi di KAPET Pare - Pare meliputi:
1. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman pangan yang berada di:
a. Panca Rijang dan Dua Pitue di Kabupaten Sidenreng Rappang;
b. Sawito dan Duampanua di Kabupaten Pinrang; dan
c. Barru di Kabupaten Barru.
2. Pusat pelayanan kegiatan hortikultura yang berada di:
a. Sudu di Kabupaten Enrekang;
b. Pattapa di Kabupaten Barru; dan
c. Teppo di Kabupaten Pinrang.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 65


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan yang berada di:


a. Banti di Kabupaten Enrekang;
b. Betteng di Kabupaten Pinrang; dan
c. Ulu Ale di Kabupaten Sidenreng Rappang.
4. Pusat pelayanan kegiatan peternakan yang berada di:
a. Maroangin dan Enrekang di Kabupaten Enrekang;
b. Batu di Kabupaten Sidenreng Rappang; dan
c. Lompo Riaja di Kabupaten Barru.
5. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di:
a. Tanete di Kabupaten Barru;
b. Suppa di Kabupaten Pinrang; dan
c. Soreang di Kota Pare - Pare.
6. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya yang berada di:
a. Majennang di Kabupaten Pinrang;
b. Palanro di Kabupaten Barru; dan
c. Kabere di Kabupaten Enrekang

B. Rencana Pola Ruang Budidaya


Rencana pola ruang KAPET Pare - Pare ditetapkan untuk mendukung upaya
perwujudan kawasan KAPET Pare - Pare sebagai sentra produksi kawasan
ekonomi nasional berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan setempat. Rencana pola ruang KAPET
Pare - Pare terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Rencana pola ruang KAPET KAPET Pare - Pare terdiri atas rencana
peruntukan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Fokus pembahasan dalam
kajian ini adalah rencana pola ruang kawasan budidaya.
Kawasan budidaya ditetapkan dalam rangka mendorong ekonomi kawasan
sesuai dengan komoditas unggulan. Kawasan budidaya di KAPET Pare -
Pareterdiri atas kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan
rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan
peruntukan permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan
permukiman dan kawasan peruntukan lainnya.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 66


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

1. Kawasan Peruntukan Pertanian


Kawasan peruntukan pertanian di KAPET Pare - Pareterdiri atas kawasan
peruntukan tanaman pangan, kawasan peruntukan pertanian hortikultura,
kawasan peruntukan perkebunan, dan kawasan peruntukan peternakan.
a. Kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dikembangkan
dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional dengan
komoditas unggulan padi. Kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan di KAPET Pare - Pareditetapkan di:
I. sebagian wilayah Kecamatan Panca Lautang, sebagian
wilayah Kecamatan Tellu Limpoe, sebagian wilayah
Kecamatan Watang Pulu, sebagian wilayah Kecamatan
Baranti, sebagian wilayah Kecamatan Panca Rijang,
sebagian wilayah Kecamatan Kulo, sebagian wilayah
Kecamatan Maritengae, sebagian wilayah Kecamatan WT.
Sindereng, sebagian wilayah Kecamatan Pitu Riawa,
sebagian wilayah Kecamatan Dua Pitue, dan sebagian
wilayah Kecamatan Pitu Riase di Kabupaten Sidenreng
Rappang;
II. sebagian wilayah Kecamatan Lansirang, sebagian wilayah
Kecamatan Mattiro Bulu, sebagian wilayah Kecamatan
Watang Sawitto, sebagian wilayah Kecamatan
Patampanua, sebagian wilayah Kecamatan Cempa,
sebagian wilayah Kecamatan Duampanua, dan sebagian
wilayah Kecamatan Lembang di Kabupaten Pinrang;
III. sebagian wilayah Kecamatan Tanete Rilau, sebagian
wilayah Kecamatan Tanete Riaja, sebagian wilayah
Kecamatan Barru, sebagian wilayah Kecamatan Soppeng
Riaja, sebagian wilayah Kecamatan Balusu, dan sebagian
wilayah Kecamatan Malusettasi di Kabupaten Barru; dan

Gambaran Umum Wilayah 3 - 67


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

IV. sebagian wilayah Kecamatan Maiwa, sebagian wilayah


Kecamatan Enrekang, sebagian wilayah Kecamatan
Anggeraja, sebagian wilayah Kecamatan Alla, sebagian
wilayah Kecamatan Cendana, sebagian wilayah Kecamatan
Curio, sebagian wilayah Kecamatan Malua, sebagian
wilayah Kecamatan Buntu Batu, dan sebagian wilayah
Kecamatan Masalle di Kabupaten Enrekang.
2. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas unggulan sayur-
sayuran. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura di KAPET Pare -
Pareditetapkan di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Anggeraja, sebagian wilayah
Kecamatan Baraka, sebagian wilayah Kecamatan Alla,
Kecamatan Baroko, Kecamatan Malua, dan sebagian wilayah
Kecamatan Masalle di Kabupaten Enrekang;
b. sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riaja, sebagian wilayah
Kecamatan Soppeng Riaja, sebagian wilayah Kecamatan Balusu,
dan sebagian wilayah Kecamatan Barru di Kabupaten Barru; dan
c. sebagian wilayah Kecamatan Patampanua di Kabupaten Pinrang.
3. Kawasan perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas unggulan kopi dan
kakao. Kawasan peruntukan perkebunan di KAPET Pare - Pareditetapkan
di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Baraka, sebagian wilayah
Kecamatan Bungin, sebagian wilayah Kecamatan Masallae,
Kecamatan Buntu Batu dan sebagian wilayah Kecamatan Curio di
Kabupaten Enrekang;
b. sebagian wilayah Kecamatan Duampanua, sebagian wilayah
Kecamatan Batulappa, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lembang di Kabupaten Pinrang; dan
c. sebagian wilayah Kecamatan Pitu Riase dan sebagian wilayah
Kecamatan Pitu Riawa di Kabupaten Sidenreng Rappang.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 68


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

4. Kawasan Peternakan
Kawasan peruntukan dikembangkan dalam rangka penyediaan dan
ketahanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan komoditas unggulan sapi. Kawasan peruntukan peternakan di
KAPET Pare - Pareditetapkan di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Maiwa, sebagian wilayah
Kecamatan Enrekang, sebagian wilayah Kecamatan Cendana,
dan sebagian wilayah Kecamatan Curio di Kabupaten Enrekang;
b. sebagian wilayah Kecamatan Pitu Riase, sebagian wilayah
Kecamatan Pitu Riawa, sebagian wilayah Kecamatan
Watangpulu, sebagian wilayah Kecamatan Maritengngae, dan
sebagian wilayah Kecamatan Panca Rijang di Kabupaten
Sidenreng Rappang; dan
c. sebagian wilayah Kecamatan Suppa, sebagian wilayah
Kecamatan Mattiro Bulu, sebagian wilayah Kecamatan
Patampaua, dan sebagian wilayah Kecamatan Lembang di
Kabupaten Pinrang.
5. Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di KAPET Pare - Pareterdiri atas kawasan
peruntukan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
a. Kawasan perikanan tangkap
Kawasan peruntukan perikanan tangkap dikembangkan dalam
rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan
secara berkelanjutan dengan komoditas unggulan jenis ikan pelagis
dan demersal. Kawasan peruntukan perikanan tangkap di KAPET
Pare - Pareditetapkan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia WPP-NRI 713 meliputi perairan Selat
Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali.
b. Kawasan perikanan budidaya
Kawasan peruntukan perikanan budidaya dikembangkan dalam
rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas unggulan
udang, rumput laut, dan kerapu. Kawasan peruntukan perikanan
budidaya di KAPET Pare - Pareditetapkan di:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 69


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

I. sebagian wilayah Kecamatan Tanete Rilau, sebagian


wilayah Kecamatan Balusu, sebagian wilayah Kecamatan
Barru, sebagian wilayah Kecamatan Malusettasi, dan
sebagian wilayah Kecamatan Soppeng Riaja di Kabupaten
Barru;
II. sebagian wilayah Kecamatan Suppa, sebagian wilayah
Kecamatan Mattiro Sompe, sebagian wilaya h Kecamatan
Larinsang, sebagian wilayah Kecamatan Cempa, sebagian
wilayah Kecamatan Duampanua, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lembang di Kabupaten Pinrang;
III. sebagian wilayah Kecamatan Soreang, sebagian wilayah
Kecamatan Bacukiki dan sebagian wilayah Kecamatan
Bacukiki Barat di Kota Parepare; dan
IV. sebagian wilayah Kecamatan
6. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri dikembangkan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah komoditas unggulan kawasan. Kawasan peruntukan industri
di KAPET Pare - Pareditetapkan di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Kecamatan Soreang dan Kecamatan
Ujung di Kota Parepare yang menjadi lokasi Kawasan Industri
Parepare dan Sekitarnya (KIPAS); dan
b. sebagian wilayah Kecamatan Tanete Riaja dan sebagian wilayah
Kecamatan Barru di Kabupaten Barru yang menjadi lokasi
Kawasan Industri EMAS terpadu dengan Kawasan Pelabuhan
Garongkong.

3.4.5 Simpul – Simpul Komoditas Terkini


Sektor / komoditas unggulan yang dikembangkan di KAPET Pare - Pare ini
meliputi :
1. Sektor pertanian tanaman pangan dengan komoditas unggulan padi
dengan simpul komoditasnya adalah Kabupaten Pinrang sebagai simpul 1
dan Kabupaten Sidrap (Sidenrengrappang) sebagai simpul 2.
2. Sektor hortikultura dengan komoditas unggulan oleokultura, dengan simpul
komoditasnya adalah Kabupaten Enrekang.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 70


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3. Sektor perkebunan tanaman tahunan dengan komoditas unggulan kopi


jenis robusta dan simpul komoditasnya adalah Kabupaten Pinrang;
4. Sektor peternakan dengan komoditas unggulan sapi potong dengan simpul
komoditasnya adalah Kabupaten Barru sebagai simpul 1 dan Kabupaten
Sidrap (Sidenrengrappang) sebagai simpul 2;
5. Sektor perikanan tangkap dengan komoditas unggulan jenis ikan demersal
dan pelagis. Simpul komoditasnya adalah Kabupaten Barru sebagai simpul
1 dan Kabupaten Pinrang sebagai simpul 2.
6. Sektor perikanan budidaya yang konsentrasi utamanya adalah tambak
dengan komoditas unggulan udang dan rumput laut. Simpul komoditas
ekonominya adalah Kabupaten Pinrang sebagai simpul 1 dan Kabupaten
Barru sebagai simpul 2.

3.4.6 Pusat – Pusat Produksi Dan Pusat – Pusat Distribusi Skala Wilayah
Berdasarkan bahasan pada sub-bab sebelumnya, pusat – pusat produksi dan
distribusi skala wilayah di KAPET Pare – Pare dijelaskan melalui poin – poin
sebagai berikut :
1. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman pangan komoditas padi
(padi sawah dan padi ladang) adalah sebagai berikut:
a. Sawito dan Duampanua di Kabupaten Pinrang;
b. Panca Rijang dan Dua Pitue di Kabupaten Sidenreng Rappang;
2. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman hortikultura dengan
komoditas unggulan oleokultura, secara lebih spesifik adalah komoditas
bawang merah, cabai dan kubis berada di Sudu, Kabupaten Enrekang;
3. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan tanaman tahunan dengan
komoditas unggulan kopi secara lebih spesifik adalah kopi jenis robusta
berada di Betteng di Kabupaten Pinrang.
4. Pusat pelayanan kegiatan peternakan dengan komoditas unggulan sapi
potong berada di:
a. Lompo Riaja di Kabupaten Barru
b. Batu di Kabupaten Sidenreng Rappang.
5. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap berada di:
a. Tanete di Kabupaten Barru;
b. Suppa di Kabupaten Pinrang.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 71


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

6. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya dengan konsentrasi


tambak dan komoditas unggulan udang dan rumput laut berada di:
a. Majennang di Kabupaten Pinrang;
b. Palanro di Kabupaten Barru.

3.4.7 Kegiatan Ekonomi Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET Pare – Pare
terkini (Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa komoditas
potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Pare – Pare sebagai
berikut :
1. Komoditas Jagung di Kabupaten Sidenrengrappang (Sidrap), Pinrang dan
Enrekang dengan total produksi mencapai 186.407 ton pada Tahun 2017
lalu.
2. Komoditas Buah Pisang di Kabupaten Pinrang dengan jumlah produksi
mencapai 470.631 ton pada Tahun 2017 lalu.
3. Komoditas Kelapa dan Kakao di Kabupaten Pinrang dengan jumlah
produksi masing – masing 10.057 ton (kelapa) dan 19.696 (kakao) pada
Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 72


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.21 Peta Struktur Ruang KAPET Pare-pare

Gambaran Umum Wilayah 3 - 73


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.22 Peta Pola Ruang KAPET Pare-Pare

Gambaran Umum Wilayah 3 - 74


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.23 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Pare - Pare

Gambaran Umum Wilayah 3 - 75


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.5 PROFIL KAPET SERAM


3.5.1 Cakupan Wilayah KAPET Seram
Wilayah Kabupaten Maluku Tengah dengan Luas Wilayah seluruhnya kurang lebih
275.907 Km2 yang terdiri dari luas laut 264.311,43 Km2 dan luas daratan 11.595,57
Km2. Itu artinya wilayah Kabupaten Maluku Tengah adalah wilayah dengan luas
lautan sebesar 95,8 % dari luas keseluruhannya. Secara Astronomi, Kabupaten
Maluku Tengah setelah pemekaran terletak diantara 2°30’–7°30’ LS dan 250° –
132°30’ BT, dan merupakan daerah kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 53
buah, dimana yang dihuni sebanyak 17 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 36
buah. Bentuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah dikelompokkan berdasarkan
pendekatan fisiografi (makro relief), yaitu Dataran, Pantai, Perbukitan dan
Pegunungan dengan kelerengan yang bervariasi. Tercatat sebanyak 2 dataran, 3
gunung, 2 danau dan 144 buah sungai berada di wilayah Kabupaten Maluku
Tengah.
Tabel III.53
Cakupan Wilayah KAPET Seram Tahun 2017
No Kabupaten Luasan (Ha) (%)
1 Maluku Tengah 1.159.557 47,67%
2 Seram Bagian Barat 694.840 28,57%
3 Seram Bagian Timur 577.912 23,76%
KAPET Seram 2.432.309 100 %
Sumber : Profil Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018

3.5.2 Profil Kependudukan


Berdasarkan Profil Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018, jumlah penduduk
di KAPET Seram adalah sebanyak 653.546 jiwa pada Tahun 2017. Wilayah
dengan penduduk terbanyak terdapat adalah Kabupaten Maluku Tengah dengan
371.479 penduduk atau setara dengan 56,84% penduduk dari wilayah KAPET
Seram.
Tabel III.54
Jumlah Penduduk KAPET Seram Tahun 2017
Tahun
No Kabupaten %
2013 2014 2015 2016 2017
1 Maluku Tengah 367.177 368.290 369.315 370.527 371.479 56,84%
2 Seram Bagian Barat 168.134 168.829 169.481 170.023 170.494 26,09%
3 Seram Bagian Timur 104.902 106.698 108.406 110.024 111.573 17,07%
Jumlah / Rata - Rata 640.213 643.817 647.202 650.574 653.546 100,00%
Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 76


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.24 Peta Administrasi KAPET Seram

Gambaran Umum Wilayah 3 - 77


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

17%

Maluku Tengah

Seram Bagian Barat

26%
Seram Bagian Timur

57%

Gambar Diagram 3.25


Persentase Jumlah Penduduk di KAPET Seram Tahun 2017
Sumber : Provinsi Maluku Tengah Dalam Angka Tahun 2018

C. Ketenagakerjaan
Secara umum, penduduk usia diatas 15 tahun di wilayah KAPET Seram berjumlah
429.932 jiwa. Angkatan kerja berjumlah 265.611 jiwa dan bukan angkatan kerja
berjumlah 322.610 jiwa. Secara umum, tingkat partisipasi angkatan kerja di
KAPET Pare – Pare adalah 57,48 %. Secara detail, wilayah dengan angkatan kerja
terbanyak adalah Kabupaten Maluku Tengah dengan jumlah 148.571 jiwa. Tetapi
secara persentase tingkat partisipasi angkatan kerja, Kabupaten Seram Bagian
Barat menjadi peringkat teratas di wilayah KAPET Seram dengan persentase
sebesar 62,34 %.

Tabel III.55 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Seram Tahun 2017
Jumlah
Tingkat
Bukan Penduduk
Pengangguran Partisipasi
No Kabupaten Bekerja Jumlah Angkatan Usia
Terbuka Angkatan
Kerja Diatas 15
Kerja
Tahun
1 Maluku Tengah 134.339 14.232 148.571 102.484 251.055 53,51%
Seram Bagian
2 66.949 5.055 72.004 110.635 107.401 62,34%
Barat
Seram Bagian
3 40.462 4.149 44.611 109.491 71.476 56,61%
Timur
Jumlah 241.750 23.436 265.186 322.610 429.932 57,48%
Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 78


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

64% 62%
62%
60%
58% 57% Maluku Tengah
56%
54% Seram Bagian Barat
54%
52% Seram Bagian Timur
50%
48%
Maluku Tengah Seram Bagian Barat Seram Bagian Timur

Gambar Grafik 3.26


Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Seram Tahun 2017
Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2018

3.5.3 Profil Ekonomi


A. Nilai PDRB ADHB
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Seram mencapai nilai 11.738.014,76 (dalam Juta
Rupiah). Dalam perkembangannya, Kabupaten Maluku Tengah memiliki nilai
PDRB tertinggi, yakni 7.073.260,78 (dalam Juta Rupiah).

Tabel III.56 Nilai PDRB ADHB (Dalam Juta Rupiah)


di KAPET Seram Tahun 2013 - 2017
No Kab / Kota 2012 2013 2014 2015 2016
1 Maluku Tengah 4.610.749,76 5.210.800,02 5.920.343,28 6.481.519,86 7.073.260,78
Seram Bagian
2 1.576.243,47 1.783.068,71 2.023.154,73 2.230.528,87 2.424.706,05
Barat
Seram Bagian
3 1.963.588,08 2.144.076,52 2.438.914,35 2.208.989,81 2.240.047,93
Timur
Jumlah 8.150.581,31 9.137.945,25 10.382.412,36 10.921.038,54 11.738.014,76
Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2018

B. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan


1. Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Profil Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan
informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas tanaman
hortikultura, Kabupaten Seram Bagian Barat mampu memproduksi total
tanaman hortikultura sebanyak 2.037 ton per tahun dengan produksi
komoditas terbesar adalah cabai rawit.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 79


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Tabel III.57 Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura


di KAPET Seram Tahun 2017
Produksi Perkebunan
Tanaman Hortikultura
(ton/tahun)
No Komoditas Jumlah
Seram Seram
Maluku
Bagian Bagian
Tengah
Barat Timur
1 Bawang Merah 85 226 - 311
2 Cabai Besar 302 504 67 873
3 Cabai Rawit 709 1.252 76 2.037
4 Mentimun 633 812 23 1.468
5 Terung 670 302 59 1.031
6 Kacang Panjang 738 410 53 1.201
7 Kubis 84 121 12 217
8 Petsai 267 178 77 522
9 Tomat 449 780 57 1.286
10 Bawang Daun 12 - - 12
11 Buncis 327 200 19 546
Jumlah 4.276 4.785 443
Sumber : Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018

2. Produksi Komoditas Buah – Buahan


Komoditas dengan kuantitas produksi terbanyak di KAPET Seram adalah
Pisang dengan total produksi sebesar 11.688 ton/tahun. Sementara untuk
sentra produksi komoditas buah – buahan secara umum berada di
Kabupaten Maluku Tengah yang mampu memproduksi 13.024 ton 13 jenis
komoditas buah – buahan pada Tahun 2017 lalu.
Tabel III.58 Jumlah Produksi Komoditas Buah - Buahan
di KAPET Seram Tahun 2017
Produksi Komoditas Buah –
Buahan (ton/tahun)
No Komoditas Seram Seram Jumlah
Maluku
Bagian Bagian
Tengah
Barat Timur
1 Alpukat 247 17 40 304
2 Jeruk Siam 1.824 1.928 516 4.268
3 Jeruk Besar 166 30 3 199
4 Duku 1.292 318 241 1.851
5 Mangga 1.252 282 227 1.761
6 Durian 2.438 443 1.761 4.642
7 Pepaya 755 2.841 353 3.949
8 Salak 70 64 18 152
9 Nanas 121 48 25 194
10 Pisang 4.478 5.165 2.045 11.688
11 Rambutan 213 386 23 622
12 Jambu Biji 92 80 2 174
13 Jambu Air 76 29 3 108
Jumlah 13.024 11.631 5.257
Sumber : Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 80


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3. Produksi Komoditas Tanaman Tahunan


Berdasarkan data Profil Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi tanaman tahunan di wilayah
cakupan KAPET Seram, komoditas terbesarnya adalah cengkeh dengan
jumlah produksi sebesar 18.094,30 ton/tahun dengan sentra produksi
berada di Kabupaten Maluku Tengah. Selain sebagai sentra produksi
komoditas kakao, Kabupaten Maluku juga menjadi sentra produksi untuk
komoditas kakao dengan jumlah produksi sebesar 3.191,1 ton/tahun.
Tabel III.59 Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Tahunan
di KAPET Seram Tahun 2017
Produksi Komoditas Tanaman
Tahunan (ton/tahun)
No Komoditas Seram Seram Jumlah
Maluku
Bagian Bagian
Tengah
Barat Timur
1 Cengkeh 9.954,2 3.393,7 4.746,4 18.094,30
2 Kakao 3.191,1 2.466,7 352 6.009,80
3 Kopi 234,1 3,0 32,7 269,80
4 Jambu Mete 1,0 5,6 14,8 21,40
5 Kelapa Sawit - - 22,1 22,10
6 Sagu 30,4 40,4 5.837,3 5.908,10
7 Aren 0,1 0,2 - 0,30
Jumlah 13.410,90 5.909,60 11.005,30
Sumber : Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018

C. Sektor Peternakan
Populasi ternak yang secara eksisting terdapat di 3 wilayah cakupan KAPET
Seram adalah sapi, kerbau, kambing, babi dan kuda. Secara jumlah total populasi
ternak yang dimiliki, Kabupaten Maluku Tengah menjadi pemasok populasi ternak
terbesar dengan jumlah 45.811 ternak. Sementara untuk jumlah populasi ternak
terbesar adalah sapi dengan jumlah populasi sebesar 58.722 ekor dan yang
menjadi sentra pemasok populasi terbesar untuk sapi potong adalah Kabupaten
Maluku Tengah.
Tabel III.60 Populasi Ternak di KAPET Seram Tahun 2017
Populasi Ternak (Ekor)
No Kab / Kota Jumlah
Sapi Kerbau Kambing Babi Kuda
1 Maluku Tengah 30.580 0 11.120 4.056 55 45.811
2 Seram Bagian Barat 23.261 15 5.489 2.875 4 31.644
3 Seram Bagian Timur 4.881 14 8.885 0 12 13.792
Jumlah (Ha) 58.722 29 25.494 6.931 71
Sumber : Provinsi Maluku Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 81


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

D. Sektor Perikanan Tangkap dan Budidaya


Secara produksi komoditas perikanan budidaya, Maluku Tengah terindikasi
menjadi sentra produksi komoditas perikanan budidaya dengan jumlah produksi
sebesar 10.924,17 ton/tahun dengan konsentrasi budidaya tambak. Sementara
yang terindikasi menjadi sentra produksi perikanan laut adalah Kabupaten Seram
Bagian Timur dengan jumlah produksi sebesar 8,90 ton/tahun dan menjadi satu –
satunya kabupaten dalam cakupan wilayah KAPET Seram yang memiliki produksi
perikanan laut.
Tabel III.61 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap
di KAPET Seram Tahun 2017
Perikanan Budidaya (ton) Perikanan
No Kab / Kota Jaring Laut Jumlah
Tambak Kolam (ton)
Apung
1 Maluku Tengah 10.924,17 13,77 32,21 - 10.970,15
2 Seram Bagian Barat - 104,92 190,87 - 295,79
3 Seram Bagian Timur 52,90 37,61 17,54 8,90 116,95
Jumlah (Ha) 10.977,07 156,30 240,62 8,90

3.5.4 Kebijakan Spasial KAPET Seram


A. Rencana Struktur Ruang Sistem Pusat Pelayanan Ekonomi
Rencana struktur ruang KAPET Seram ditetapkan untuk meningkatkan kualitas
dan jangkauan pelayanan kegiatan ekonomi. Sistem pusat pelayanan kegiatan
ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan sentra produksi bahan
baku, kegiatan sentra industri pengolahan, kegiatan penelitian, kegiatan
pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa, dan kegiatan distribusi. Sistem pusat
pelayanan kegiatan ekonomi di KAPET Seram meliputi:
1. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di:
a. Wahai di Kecamatan Seram Utara dan Masohi di Kecamatan Kota
Masohi, Kabupaten Maluku Tengah;
b. Kairatu di Kecamatan Kairatu dan Piru di Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat; dan
c. Werinama di Kecamatan Werinama, Geser di Kecamatan Seram
Timur dan Kataloka di Kecamatan Pulau Gorom Kabupaten Seram
Bagian Timur
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya yang berada di:
a. Kairatu di Kecamatan Kairatu dan Piru di Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat; dan

Gambaran Umum Wilayah 3 - 82


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

b. Geser di Kecamatan Seram Timur,dan Kataloka di Kecamatan


Pulau Gorom Kabupaten Seram Bagian Timur
3. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan yang berada di:
a. Amahai di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah;
b. Kairatu di Kecamatan Kairatu dan Piru di Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat;
c. Bula di Kecamatan Bula, Werinama di Kecamatan Werinama,
Geser di Kecamatan Seram Timur,Kabupaten Seram Bagian Timur
4. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata yang berada di:
a. Amahai di Kecamatan Amahai, dan Wahai di Kecamatan Seram
Utara, Kabupaten Maluku Tengah;
b. Pulau Marsegu di Kecamatan Seram Barat di Kabupaten Seram
Bagian Barat;
c. Kataloka di Kecamatan Pulau Gorom dan Tamher Timur di
Kecamatan Wakate di Kabupaten Seram Bagian Timur
5. Pusat pelayanan kegiatan industri pengolahan
a. Kawasan Industri Terpadu Makariki di Kecamatan Amahai,
Kabupaten Maluku Tengah; dan
b. Kawasan Berikat Kawa di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten
Seram Bagian Barat

B. Rencana Pola Ruang Budidaya


Kawasan budidaya ditetapkan dalam rangka mendorong ekonomi kawasan sesuai
dengan komoditas unggulan.Kawasan budidaya di KAPET Seramterdiri
ataskawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan, kawasan peruntukan pertanian hortikultura, kawasan peruntukan
perkebunan, kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan
perikanan budidaya, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan
industri, dan kawasan peruntukan permukiman.
1. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian di Kapet Seram terdiri atas kawasan
pertanian tanaman pangan, kawasan pertanian hortikultura, dan kawasan
perkebunan.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 83


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

a. Kawasan pertanian tanaman pangan


Kawasan pertanian tanaman pangan di KAPET Seram ditetapkan
dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional Kawasan
pertanian tanaman pangan di KAPET Seram ditetapkan di:
I. Sebagian wilayah Kecamatan Seram Utara, Kecamatan
Seram Utara Timur Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur
Seti, di Kabupaten Maluku Tengah;
II. Sebagian wilayah Kecamatan Seram Barat, di Kabupaten
Seram Bagian Barat; dan
III. Sebagian wilayah Kecamatan Werinama, dan Kecamatan
Bula di Kabupaten Seram Bagian Timur.
b. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura di KAPET Seram ditetapkan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan memenuhi
kebutuhan pasar lokal. Kawasan pertanian hortikultura di KAPET
Seram ditetapkan di:
I. Sebagian wilayah Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram
Utara, Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Teluk
Elpaputih, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teon Nila Serua,
di Kabupaten Maluku Tengah;
II. Sebagian wilayah Kecamatan Kairatu, Kecamatan Seram
Barat, Kecamatan Huamual Belakang, Kecamatan Taniwel
Timur, Kecamatan Inamosol, di Kabupaten Seram Bagian
Barat; dan
III. Sebagian wilayah Kecamatan Bula, Kecamatan Werinama,
Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Pulau Gorom,
Kecamatan Tutuk Tolu, Kecamatan Wakate di Kabupaten
Seram Bagian Timur.
c. Kawasan Perkebunan
Kawasan perkebunan di KAPET Seram dikembangkan dalam
rangka peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama
kelapa dalam, cengkih, dan pala. Kawasan perkebunan di KAPET
Seram ditetapkan di:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 84


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

I. Sebagian wilayah Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram


Utara, Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Seram
Urata Timur Seti, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi,
Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teon Nila Serua,di
Kabupaten Maluku Tengah;
II. Tersebar di sebagian wilayah seluruh kecamatan di
Kabupaten Seram Bagian Barat; dan
III. Sebagian wilayah Kecamatan Bula,Kecamatan Werinama,
Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Pulau Gorom,
Kecamatan Tutuk Tolu, dan Kecamatan Wakate di
Kabupaten Seram Bagian Timur.
2. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di KAPET Seram terdiri atas kawasan
perikanan tangkap, dan kawasan perikanan budidaya.
a. Kawasan Perikanan Tangkap.
Kawasan perikanan tangkap dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama jenis ikan
pelagis dan demersal. Kawasan perikanan tangkap di KAPET
Seram ditetapkan di:
I. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPPN-RI) 714;
II. WPPN-RI 715 yang meliputi perairan Teluk Tomini, Laut
Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau;
III. meliputi Kawasan Laut Banda, Laut Seram, Selat Buano,
Teluk Sawai, Teluk Taluti, Teluk Waru dan sekitarnya.
b. Kawasan Perikanan Budidaya
Kawasan perikanan budidaya dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama rumput
laut dan udang. Kawasan perikanan budidaya di KAPET Seram
ditetapkan di:
I. Sebagian wilayah Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram
Utara Barat, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kecamatan
Seram Utara, Kecamatan Teon Nila Serua, di Kabupaten
Maluku Tengah;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 85


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

II. Sebagian wilayah Kecamatan Seram Barat, Kecamatan


Huamual Belakang, Kecamatan Kairatu, Kecamatan
Amalatudi Kabupaten Seram Bagian Barat; dan
III. Sebagian wilayah Kecamatan Bula, Kecamatan Tutuk Tolu,
Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Pulau Gorom, dan
Kecamatan Wakate di Kabupaten Seram Bagian Timur.
3. Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri dikembangkan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah komoditas unggulan kawasan. Kawasan peruntukan industri
di KAPET Seram ditetapkan di:
a. Kawasan Industri di Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Amahai,
Kecamatan Tehoru, Kecamatan Seram Utara Barat, dan
Kecamatan Seram Utara, di Kabupaten Maluku Tengah;
b. Kawasan Industri di Kecamatan Kairatu, Kecamatan Kairatu Barat,
Kecamatan Seram Barat, di kabupaten Seram Bagian Barat; dan
c. Kawasan Industri di Kecamatan Bula, Kecamatan Werinama,
Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Pulau Gorom, Kecamatan
Tutuk Tolu, dan Kecamatan Wakate, di Kabupaten Seram Bagian
Timur
4. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata di KAPET Seram dikembangkan dalam
rangka peningkatan ekonomi kawasan yang didukung ketersediaan sarana
dan prasarana pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata di KAPET
Seram ditetapkan di:
a. Kawasan Wisata pantai Kuako dan Rutah di Kecamatan Amahai,
Kawasan Wisata Pantai Ora di Kecamatan Seram Utara,
Kabupaten Maluku Tengah;
b. Taman Wisata Alam Pulau Marsegu dan Pulau Kasa di Kecamatan
Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat; dan
c. Pulau Karang Bais di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian
Timur.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 86


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.5.5 Simpul – Simpul Komoditas Terkini


Sektor/komoditas unggulan yang dikembangkan di KAPET Seram meliputi:
1. Sektor perikanan tangkap dengan komoditas unggulan ikan cakalang, dan
ikan tuna dengan simpul produksi berada di Kabupaten Seram Bagian
Timur ;
2. Sektor perikanan budidaya dengan komoditas unggulan rumput laut dan
udang dengan simpul produksi berada di Kabupaten Maluku Tengah;
3. Sektor perkebunan dengan komoditas unggulan kelapa dalam, cengkeh,
dan pala dengan simpul produksi berada di Kabupaten Maluku Tengah;
4. Sektor pariwisata berupa pariwisata bahari, dan ekowisata dengan simpul
kegiatan pariwisata berada di seluruh cakupan KAPET Seram.

3.5.6 Pusat – Pusat Produksi dan Pusat – Pusat Distribusi Skala Wilayah
1. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di Werinama di
Kecamatan Werinama, Geser di Kecamatan Seram Timur dan Kataloka di
Kecamatan Pulau Gorom Kabupaten Seram Bagian Timur
2. Pusat pelayanan kegiatan perikanan budidaya yang berada di Sebagian
wilayah Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan
Teluk Elpaputih, Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Teon Nila Serua, di
Kabupaten Maluku Tengah;
3. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan yang berada di Amahai di
Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah;
4. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata yang berada di seluruh cakupan
wilayah KAPET Seram

3.5.7 Kegiatan Ekonomi Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET
Seram terkini (Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa
komoditas potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Seram
sebagai berikut :
1. Komoditas cabai rawit di Kabupaten Seram Bagian Barat dengan jumlah
produksi mencapai 1.252 ton pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 87


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

2. Komoditas buah jeruk siam, pepaya dan pisang di Kabupaten Seram


Bagian Barat dengan jumlah produksi masing – masing mencapai 1.928
ton (jeruk siam), 2.841 ton (pepaya) dan 5.165 ton (pisang) pada Tahun
2017 lalu.
3. Komoditas kakao dan kopi di Kabupaten Maluku Tengah dengan jumlah
produksi masing – masing mencapai 3.191,1 ton (kakao) dan 234,1 ton
(kopi) pada Tahun 2017 lalu.
4. Komoditas sagu di Kabupaten Seram Bagian Timur dengan jumlah
produksi mencapai 5.837,3 ton pada Tahun 2017 lalu.
5. Komoditas sapi di Kabupaten Maluku Tengah dengan jumlah livestock
mencapai 30.580 ekor sapi pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 88


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.27 Peta Rencana Struktur Ruang KAPET Seram

Gambaran Umum Wilayah 3 - 89


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.28 Peta Rencana Pola Ruang KAPET Seram

Gambaran Umum Wilayah 3 - 90


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.28 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Seram

Gambaran Umum Wilayah 3 - 91


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.6 PROFIL KAPET BIAK


3.6.1 Cakupan Wilayah KAPET Biak
KAPET Biak mencakup Kabupaten Nabire, Kabupaten Kepulauan Yapen,
Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Supiori dengan
total luasan wilayah KAPET Biak mencapai 2.859.163 Ha dengan wilayah terluas
adalah Kabupaten Nabire dengan luasan mencapai 1.207.500 Ha atau setara
dengan 42,23 % dari luas wilayah cakupan KAPET Biak.
Tabel III.62
Cakupan Wilayah KAPET Biak
Luas Wilayah Persentase
No Cakupan Wilayah
(Ha) (%)
1 Kabupaten Nabire 1.207.500 42,23
2 Kabupaten Kepulauan Yapen 243.249 8,51
3 Kabupaten Biak Numfor 260.199 9,10
4 Kabupaten Waropen 1.084.791 37,94
5 Kabupaten Supiori 63.424 2,2
KAPET Biak 2.859.163 100

Gambaran Umum Wilayah 3 - 92


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.29 Peta Cakupan Wilayah KAPET Biak

Gambaran Umum Wilayah 3 - 93


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.6.2 Profil Kependudukan


Kondisi kependudukan di KAPET Biak dalam lingkup WPS 32 Biak-Manokwari-
Bintuni terdiri dari 5 kabupaten, yakni Kab. Waropen, Kab. Nabire, Kab. Biak
Numfor, Kab. Kepulauan Yapen, Kab. Supiori. Hal yang akan dibahas pada profil
kependudukan KAPET Biak disajikan pada sub-bab sebagai berikut.
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang terdapat di KAPET Biak adalah sebanyak 433.389 jiwa
pada Tahun 2017. Wilayah dengan penduduk terbanyak terdapat di
Kabupaten Nabire dengan 145.101 penduduk atau setara dengan 33% penduduk
dari wilayah KAPET Biak dengan laju pertumbuhan penduduk 1,61 %,.

Tabel III.63
Jumlah Penduduk di KAPET Biak Time Series Tahun 2010 - 2017
Tahun Persentase
No Kab / Kota dlm
2010 2016 2017 KAPET
1 Kab. Waropen 24.919 28.803 29.480 6,80
2 Kab. Nabire 130.900 142.795 145.101 33,48
3 Kab. Biak Numfor 127.779 141.801 144.697 33,39
4 Kab. Kepulauan Yapen 83.606 93.114 95.007 21,92
5 Kab. Supiori 15.990 18.486 19.104 4,41
Jumlah / Rata - Rata 383.194 424.999 433.389 100%
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

Kab. Waropen
Kab. Nabire
Kab. Biak Numfor
Kab. Kepulauan Yapen
Kab. Supiori

Gambar Diagram 3.30


Persentase Jumlah Penduduk di KAPET Biak Tahun 2017
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 94


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Ketenagakerjaan
Secara umum, Angkatan kerja berjumlah 197.560 jiwa dan bukan angkatan kerja
berjumlah 107.082 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja di KAPET Biak adalah
94,10 %. Secara detail, wilayah dengan angkatan kerja terbanyak adalah
Kabupaten Nabire dengan jumlah 65.729 jiwa. Tetapi secara persentase tingkat
partisipasi angkatan kerja, Kabupaten Waropen menjadi peringkat teratas di
wilayah KAPET Biak dengan persentase sebesar 96,44 %
Tabel III.64
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Biak Tahun 2017
Tingkat
Bukan
Pengangguran Partisipasi
No Kab / Kota Bekerja Jumlah Angkatan
Terbuka Angkatan
Kerja
Kerja
1 Kab. Waropen 10.781 398 11.179 33.599 96,44
2 Kab. Nabire 65.729 5.971 71.700 21.054 91,67
3 Kab. Biak Numfor 57.288 4.530 61.818 39.577 92,67
Kab. Kepulauan
4 41.995 2.103 44.098 9.165 95,23
Yapen
5 Kab. Supiori 8.280 485 8.765 3.687 94,47
Jumlah 184.073 13.487 197.560 107.082 94,10%
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

97
96
95 Kab. Waropen
94 Kab. Nabire
93 Kab. Biak Numfor
92 Kab. Kepulauan Yapen

91 Kab. Supiori

90
89

Gambar Grafik 3.31


Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di KAPET Biak Tahun 2017
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

3.6.3 Profil Ekonomi


A. Nilai PDRB ADHB
Pada tahun 2017, struktur perekonomian Provinsi Papua didominasi oleh kategori
lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang memberikan andil sebesar
36,07 persen. Setelah itu diikuti oleh kategori lapangan usaha Konstruksi dengan
sumbangan sebesar 12,92 persen dan kategori lapangan usaha Pertanian,

Gambaran Umum Wilayah 3 - 95


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Kehutanan, dan Perikanan yang mampu menyumbang 11,63 persen. Sementara


itu, sumbangan kategori lapangan usaha lainnya di bawah 10 persen.
Berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada Tahun 2017
nilai PDRB di wilayah KAPET Biak mencapai nilai 22.828,46 (Milliar). Dalam
perkembangannya, Kabupaten Nabire memiliki nilai PDRB tertinggi, yakni
9.573,88 Milliar. Sementara Kabupaten Biak sebagai pusat KAPET, hanya
memiliki nilai PDRB sebesar 4.992,48 Milliar saja.
Tabel III.65
Nilai PDRB ADHB (Dalam Milliar Rupiah) di KAPET Biak Tahun 2014- 2017
No Kab / Kota 2014 2015 2016 2017
1 Kab. Waropen 1.238,68 1.417,94 1.601,36 1.762,71
2 Kab. Nabire 6.708,98 7.707,04 8.657,17 9.573,88
3 Kab. Biak Numfor 3.936,32 4.526,12 5.052,01 4.992,48
Kab. Kepulauan
4 2.667,42 3.012,89 3.347,13 3.589,19
Yapen
5 Kab. Supiori 700,69 766,77 830,44 893,20
Jumlah 17.266,09 19.445,76 21.504,11 22.828,46
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

B. Rata – Rata Pendapatan Per Kapita


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita tahun 2005 (tanpa konsentrat)
di Papua yang hanya senilai Rp. 6,67 juta dan apabila dibagi rata dengan
banyaknya jumlah penduduk, hanya menghasilkan pendapatan sekitar Rp. 500
ribu per orang per bulannya. PDRB perkapita (dengan konsentrat) untuk tahun
2005 di Papua adalah senilai Rp. 23, 27 juta.
Rata-rata pengeluaran penduduk Provinsi Papua untuk konsumsi makanan dan
bukan makanan pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.079.861. Pengeluaran penduduk
untuk konsumsi makanan lebih besar daripada konsumsi bukan makanan yaitu
masing-masing sebesar Rp. 638.354 dan Rp. 411.507. Menurut kelompok barang
makanan,pengeluaran konsumsi terbesar masyarakat di Provinsi Papua pada
tahun 2017 adalah untuk konsumsi makanan dan minuman jadi yaitu sebesar
15,59 persen, kelompok umbi-umbian jadi sebesar 13,65 persen, dan kelompok
sayur-sayuran yaitu sebesar 12,72 persen. Sementara itu, sebagian besar
pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan perumahan dan fasilitas rumah tangga. Persentase
pengeluaran konsumsi penduduk untuk kelompok ini mencapai 62,80 persen.
Selanjutnya adalah pengeluaran untuk konsumsi aneka barang dan jasa yaitu
sebesar 21,28 persen, dan di urutan ketiga adalah untuk konsumsi barang tahan
lama yaitu sebesar 5,65 persen.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 96


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

C. Sektor Pertanian
1. Jumlah Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
Berdasarkan Profil Papua Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan informasi
bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas padi sawah, Kabupaten
Nabire mampu memproduksi padi sawah sebanyak 5.917 ton per tahun
dengan tingkat produktivitas 44,49 Kwintal/Ha. Sementara untuk produksi
padi ladang, Kabupaten Waropen menjadi yang produsen terbesar di
KAPET Biak dengan produksi sebesar 729 ton per tahun dengan
produktivitas sebesar 33,76 Kwintal/Ha.

Tabel III.66
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Komoditas Padi Sawah dan Padi Ladang di KAPET Biak Tahun 2017
Padi Sawah Padi Ladang
No Kab / Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Waropen - - - 216 729 33,76
2 Kab. Nabire 1.330 5.917 44,49 78 266 34,14
3 Kab. Biak Numfor - - - - - -
4 Kab. Kepulauan Yapen - - - 16 55 34,16
5 Kab. Supiori - - - - - -
Jumlah 1.330 5.917 44 310 1.050
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

2. Jumlah Produksi Komoditas Jagung dan Kedelai


Berdasarkan Profil Papua Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan informasi
bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas jagung, Kabupaten
Nabire mampu memproduksi jagung sebanyak 991,42 ton per tahun
dengan tingkat produktivitas 24,42 Kwintal/Ha. Sama halnya untuk
produksi kedelai, Kabupaten Nabire menjadi yang produsen terbesar di
KAPET Biak dengan produksi sebesar 724,95 ton per tahun dengan
produktivitas sebesar 12,70 Kwintal/Ha.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 97


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Tabel III.67
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Jagung dan Kedelai di
KAPET Biak Tahun 2017
Jagung Kedelai
No Kab / Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Waropen 27 64,37 23,84 29 37,55 12,95
2 Kab. Nabire 406 991,42 24,42 571 724,95 12,70
3 Kab. Biak Numfor 309 763,84 24,72 - - -
Kab. Kepulauan
4 73 167,24 22,91 127 161,48 12,72
Yapen
5 Kab. Supiori 5 11,61 23,22 - - -
Jumlah 820 1.998 119 727 924
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

3. Jumlah Produksi Komoditas Kacang Tanah dan Kacang Hijau


Berdasarkan Profil Papua Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan informasi
bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas kacang tanah,
Kabupaten Nabire mampu memproduksi kacang tanah sebanyak 235,56
ton per tahun dengan tingkat produktivitas 11,03 Kwintal/Ha. Sementara
untuk produksi kacang hijau, Kabupaten Biak Noufor menjadi yang
produsen terbesar di KAPET Biak dengan produksi sebesar 97,09
ton/tahun dengan produktivitas sebesar 10,91 Kwintal/Ha.
Tabel III.68
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Komoditas Kacang Tanah dan Kacang Hijau di KAPET Biak Tahun 2017
Kacang Tanah Kacang Hijau
No Kab / Kota Luas Luas
Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Waropen 27 67,28 11,03 15 16,51 11,00
2 Kab. Nabire 72 235,56 11,01 73 79,39 10,88
Kab. Biak
3 16 35,28 11,02 89 97,09 10,91
Numfor
Kab. Kepulauan
4 48 198,36 10,90 7 7,84 11,19
Yapen
5 Kab. Supiori - - - - - -
Jumlah 163,00 536,48 43,96 184,00 200,83
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 98


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

4. Jumlah Produksi Komoditas Ubi Kayu dan Ubi Jalar


Berdasarkan Profil Papua Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan informasi
bahwa untuk produksi sektor pertanian komoditas Ubi Kayu, Kabupaten
Biak Nufor mampu memproduksi Ubi Kayu sebanyak 3.289,75 ton per
tahun dengan tingkat produktivitas 121,39 Kwintal/Ha. Sementara untuk
produksi Ubi Jalar, Kabupaten Nabire menjadi yang produsen terbesar di
KAPET Biak dengan produksi sebesar 4.869,90 ton/tahun dengan
produktivitas sebesar 123,60 Kwintal/Ha.
Tabel III.69
Jumlah Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Komoditas Ubi Kayu dan Ubi Jalar di KAPET Biak Tahun 2017
Ubi Kayu Ubi Jalar
Luas Luas
No Kab / Kota Produksi Produktivitas Produksi Produktivitas
Panen Panen
(Ton) (Kw/Ha) (Ton) (Kw/Ha)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Waropen 65 788,76 121,35 63 780,27 123,85
2 Kab. Nabire 155 1.880,65 121,33 394 4.869,90 123,60
3 Kab. Biak Numfor 271 3.289,75 121,39 287 3.548,87 123,65
Kab. Kepulauan
4 440 5.343,26 121,44 333 4.093,86 122,94
Yapen
5 Kab. Supiori 9 109,27 121,41 6 73,88 123,14
Jumlah 940 11411,69 606,92 1083 13366,78
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

D. Sektor Perkebunan Tanaman Pangan


1. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Berdasarkan Profil Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018, didapatkan
informasi bahwa untuk produksi sektor perkebunan komoditas tanaman
hortikultura, Kabupaten Nabire mampu memproduksi total tanaman
hortikultura sebanyak 20.270,6 ton per tahun dengan produksi komoditas
terbesar adalah tomat, labu siam dan kacang panjang.
Tabel III.70
Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura
di KAPET Biak Tahun 2017
Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura (Ton)
Kab.
No Komoditas Kab. Kab. Kab. Biak Kab. Jumlah
Kepulauan
Waropen Nabire Numfor Supiori
Yapen
1 Bawang Merah - 1,6 - - - 1,60
2 Cabai Rawit 105,60 1.585,00 154,50 74,10 3.580,80 5.500,00
3 Kentang - 0,80 - - - 0,80
4 Kubis - 480,60 - 8,00 - 488,60
5 Petsai 5,60 1.640,50 303,60 293,70 - 2.243,40

Gambaran Umum Wilayah 3 - 99


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura (Ton)


Kab.
No Komoditas Kab. Kab. Kab. Biak Kab. Jumlah
Kepulauan
Waropen Nabire Numfor Supiori
Yapen
6 Cabai Besar - 1.407,70 47,40 35,80 - 1.490,90
7 Bawang Daun - 2,10 14,70 14,50 - 31,30
8 Kacang Merah - 1,60 - - - 1,60
9 Wortel - 0,40 - - - 0,40
10 Bayam 32,00 503,00 266,80 340,10 - 1.141,90
11 Buncis - 1.104,00 154,50 23,00 - 1.281,50
Kacang
12 43,20 2.610,00 203,40 79,10 9,10 2.944,80
Panjang
13 Kangkung 9,60 1.756,00 304,90 355,30 5.031,00 7.456,80
14 Labu Siam - 2.790,00 - 69,00 - 2.859,00
15 Paprika - 0,80 - - - 0,80
16 Terung 19,60 1.380,00 144,50 75,90 - 1.620,00
17 Tomat 10,50 5.006,50 190,80 123,50 5,30 5.336,60
Jumlah 226,1 20.270,6 1.785,1 1.492,00 8.626,2
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

1. Komoditas Buah – Buahan


Komoditas yang menjadi unggulan jika dilihat dari segi kuantitas produksi
di KAPET Biak adalah Jeruk Siam dengan total produksi sebesar 16.696
ton/tahun. Sementara untuk sentra produksinya diuraikan melalui poin –
poin sebagai berikut:
Jeruk Siam  Kabupaten Nabiren
Alpukat  Kabupaten Biak Nufor
Pisang  Kabupaten Yapen Waropen
Durian  Kabupaten Yapen Waropen dan Supriori
Rambutan  Kabupaten Nabire
Mangga  Kabupaten Biak Numfor
Berikut adalah uraian datanya pada Tabel III....

Tabel III.71
Jumlah Produksi Komoditas Buah - Buahan
di KAPET Biak Tahun 2017
Jumlah Produksi Komoditas Buah – Buahan (Ton)
Kab.
No Komoditas Kab. Kab. Kab. Biak Kab. Jumlah
Kepulauan
Waropen Nabire Numfor Supiori
Yapen
1 Alpukat - 5 28 24 3 60
2 Blimbing - 5 4 19 1 29
3 Dukuh - 7 - 35 5 47
4 Durian - 26 18 54 45 143
5 Jambu air - 9 3 18 15 45
6 Jambu biji - 8,9 19 23,3 1,1 52,3
7 Jengkol - 1,5 - - - 1,5

Gambaran Umum Wilayah 3 - 100


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Jumlah Produksi Komoditas Buah – Buahan (Ton)


Kab.
No Komoditas Kab. Kab. Kab. Biak Kab. Jumlah
Kepulauan
Waropen Nabire Numfor Supiori
Yapen
8 Jeruk Besar - 22,6 9,5 17,5 9,4 59
9 Jeruk Siam - 16.696 37,4 33,3 21,3 16.788
10 Mangga - 54 16,7 48 32,4 151,1
11 Melinjo - 3 - - - 3
12 Nangka - 11 22,3 81 23,4 137,7
13 Nanas 0,3 3,2 4,7 1,7 1,3 11,2
14 Pepaya 30,5 14,9 96,6 80 42,1 264,1
15 Petai - 1,9 - - - 1,9
16 Pisang 58,3 70,4 36,3 440,9 41,1 647
17 Rambutan - 33,4 3,1 15,7 36 88,2
18 Salak - 9,7 - 3,1 0,5 13,3
19 Sawao - 0,4 - - - 0,4
20 Sirsak - 1,6 - 5,8 4,2 11,6
21 Sukun - 4,9 24 15,9 4,4 25,2
Jumlah 89,1 16989,4 298,6 916,2 286,2
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

E. Sektor Perkebunan Tanaman Tahunan


1. Produksi Tanaman Tahunan
Berdasarkan data Profil Provinsi PapuaDalam Angka Tahun 2017,
didapatkan informasi bahwa untuk produksi tanaman tahunan di wilayah
cakupan KAPET Biak, komoditas terbesarnya adalah Kelapa dengan
jumlah produksi sebesar 3.037 ton/tahun dengan sentra produksi berada
di Kabupaten Biak Numfor. Sementara untuk Komoditas sagu terdapat Di
Kabupaten Waropen dengan jumlah produksi sebesar 670 ton/tahun.
Tabel III.72
Produksi Komoditas Tanaman Tahunan di KAPET Biak Tahun 2017
Produksi Perkebunan Tanaman Tahunan (ton/tahun)
Kab.
No Komoditas Kab. Kab. Kab. Biak Kab.
Kepulauan Jumlah
Waropen Nabire Numfor Supiori
Yapen
1 Karet - - - - - -
2 Kelapa 435 412 3 695 395 700 3037
3 Kelapa Sawit - - - - - -
4 Kopi - - - - - -
5 Lada - - - - - -
6 Kakau 328 706 48 328 - 2505
7 Jarak Pagar - - - - - -
8 Kapuk Randu - - - - - -
9 Cengkeh - - - - - -
10 Sagu 670 195 60 35 - 2055
11 Pinang 61 14 43 - - 1213
12 Jambu Mete - - - - - -
Jumlah 1494 1327 151 758 700
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 101


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

F. Sektor Peternakan
Populasi ternak yang secara eksisting terdapat di 5 wilayah cakupan KAPET Biak
adalah sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan babi. Secara jumlah total populasi
ternak yang dimiliki, Kabupaten Waropen dan Biak Numfor menjadi pemasok
populasi ternak terbesar. Sementara untuk jumlah populasi ternak terbesar adalah
sapi potong dengan jumlah populasi sebesar 2.603 ekor dan yang menjadi sentra
pemasok populasi terbesar untuk Babi adalah Kabupaten Nabire.

Tabel III.73
Populasi Ternak di KAPET Biak Tahun 2017
Populasi Ternak (Ekor)
No Kab / Kota Sapi
Kerbau Kuda Kambing Babi Jumlah
Potong
1 Kab. Waropen 2.603 - 1 526 7.204 10.334
2 Kab. Nabire 15 238 - 5.389 30.219 35.861
Kab. Biak
3 2.062 - - 2.842 14.545 19.449
Numfor
Kab. Kepulauan
4 931 - - 743 5.207 6.881
Yapen
5 Kab. Supiori 90 - - 228 2.005 2.323
Jumlah (Ha) 5.701 238 1 9.728 59.180
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

G. Sektor Perikanan Budidaya


Secara produksi komoditas perikanan laut dan darat, Kabupaten Nabire dan
Kepulauan Yapen terindikasi menjadi sentra produksi komoditas perikanan
dengan jumlah produksi sebesar 955,60 ton/tahun dan 955,60 ton/tahun.

Tabel III.80
Jumlah Produksi Perikanan Laut dan Darat di KAPET Biak Tahun 2017
Kab / Kota Produksi Perikanan (ton/tahun)
No Budidaya Keramba Jaring Jumlah
Tambak Kolam
Laut Apung
1 Kab. Waropen - - 122,50 - - 122,50
2 Kab. Nabire - 600,10 355,50 - - 955,60
3 Kab. Biak Numfor 10,00 - - - - 10,00
Kab. Kepulauan
4 85,10 - 26,40 - 12,80 124,30
Yapen
5 Kab. Supiori 5,30 - - - - 5,30
Jumlah (Ha) 100,4 600,1 504,4 0 12,8
Sumber : Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2018

Gambaran Umum Wilayah 3 - 102


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

3.6.4 Kebijakan Spasial KAPET Biak


A. Rencana Struktur Ruang Pusat Pelayanan Ekonomi.
Rencana struktur ruang KAPET Biak ditetapkan untuk meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan kegiatan ekonomi. Rencana struktur ruang meliputi sistem
pusat pelayanan kegiatan ekonomi, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan
energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan
sistem jaringan pengelolaan limbah.
Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dapat berfungsi sebagai pusat
pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan sentra industri
pengolahan, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa,
dan kegiatan distribusi. Sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dapat berfungsi
sebagai pusat pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan sentra
industri pengolahan, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan,
kegiatan jasa, dan kegiatan distribusi.
1. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata yang berada di:
a. Nabire di Kabupaten Nabire
b. Wonawa di Kabupaten Kepulauan Yapen
c. Padaido dan Biak Kota di Kabupaten Biak Numfor
d. Korido di Kabupaten Supiori;
2. Pusat pelayanan kegiatan pertanian hortikultura yang berada di:
a. Yaro Makmur di Kabupaten Nabire;
b. Windesi di Kabupaten Kepulauan Yapen;
c. Dokis, Botawa, Aniboi dan Sinonde di Kabupaten Waropen;
3. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap yang berada di:
a. Teluk Kimi di Kabupaten Nabire;
b. Sarawandori di Kabupaten Kepulauan Yapen; dan
c. Biak Kota di Kabupaten Biak Numfor
d. Wapoga di Kabupaten Waropen
e. Sorendiweri di Kabupaten Supiori;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 103


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

B. Rencana Pola Ruang Budidaya


Kawasan budi daya ditetapkan dalam rangka mendorong ekonomi kawasan
sesuai dengan komoditas unggulan. Kawasan budi daya di KAPET Biak terdiri atas
kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan
peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan industri, dan kawasan peruntukan
permukiman.
1. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian di KAPET Biak terdiri atas kawasan
pertanian tanaman pangan, kawasan pertanian hortikultura dan kawasan
perkebunan.
a. Kawasan pertaninan tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan di KAPET Biak dikembangkan
dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional di KAPET
Biak ditetapkan di:
I. Distrik Yaur, Distrik Wanggar, Distrik Yaro, Distrik Nabire
Barat, Distrik Nabire, Distrik Napan, Distrik Wapoga, Distrik
Siriwo, dan Distrik Makimi di Kabupaten Nabire;
II. Distrik Yapen Timur, Distrik Yapen Selatan, Distrik Yapen
Utara, Distrik Yapen Barat, Distrik Angkaisera, Distrik
Kosiwo, dan distrik Poom di Kabupaten Kepulauan Yapen;
III. Distrik Oridek, Distrik Samofa, Distrik Biak Kota, Distrik Biak
Utara, Distrik Biak Timur, Distrik Biak Barat, Distrik Warsa,
Distrik Swandiwe, dan distrik Yendidori di Kabupaten Biak
Numfor;
IV. Distrik Oudate, Distrik Waropen Bawah, Distrik Urifasei,
Distrik Masirei, Distrik Riseisayati, Distrik Demba, Distrik
Inggerus, Distrik Wapoga, Distrik Kirihi, dan Distrik Wolani
di Kabupaten Waropen
b. Kawasan pertanian hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura dikembangkan dalam rangka
memenuhi kesejahteraaan petani dan memenuhi pasar dalam
negeri dengan komoditas unggulan jeruk manis. Kawasan
peruntukan pertanian hortikultura di KAPET Biak ditetapkan di:

Gambaran Umum Wilayah 3 - 104


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

I. Distrik Yaur, Distrik Wanggar, Distrik Yaro, Distrik Nabire


Barat, Distrik Nabire, Distrik Napan, Distrik Wapoga, Distrik
Siriwo, dan Distrik Makimi di Kabupaten Nabire; dan
II. Distrik Yapen Timur, Distrik Yapen Selatan, Distrik Yapen
Utara, Distrik Yapen Barat, Distrik Angkaisera, Distrik
Kosiwo, dan Distrik Poom di Kabupaten Kepulauan
Yapen.
c. Kawasan perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan yang berbasis agrobisnis dengan
komoditas unggulan kelapa dan kakao. Kawasan peruntukan
perkebunan di KAPET Biak ditetapkan di:
I. Distrik Nabire, Distrik Nabire Barat, Distrik Wanggar,
Distrik Yaro, Distrik Uwapa, Distrik Napan, Distrik Makimi,
dan Distrik Teluk Kimi di Kabupaten Nabire;
II. Distrik Kosiwo, Distrik Angkaisera, dan Distrik Yapen
Utara di Kabupaten Kepulauan Yapen;
III. Distrik Oridek, Distrik Biak Timur, Distrik Samofa, Distrik
Biak Kota, Distrik Biak Utara, Distrik Biak Timur, Distrik Biak
Barat, Distrik Warsa, Distrik Yendidori, Distrik Swandiwe,
Distrik Bondifuar, dan Distrik Poiru di Kabupaten Biak
Numfor;
IV. Distrik Oudate, Distrik Masirei, Distrik Riseisayati, Distrik
Demba, Distrik Inggerus, Distrik Wapoga, Distrik Kirihi,
dan Distrik Wolani di Kabupaten Waropen
2. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di KAPET Biak terdiri atas kawasan
perikanan tangkap dan perikanan budi daya.
a. Kawasan perikanan tangkap
Kawasan peruntukan perikanan tangkap dikembangkan dalam
rangka mengoptimalkan pemanfaatkan sumber daya perikanan
yang berkelanjutan dengan komoditas utama jenis ikan tuna, ikan
kakap, dan udang/lobster.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 105


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Kawasan perikanan tangkap di KAPET Biak ditetapkan di Wilayah


Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 717
yang meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Laut Pasifik.
b. Kawasan perikanan budi daya
Kawasan perikanan budidaya dikembangkan dalam rangka
peningkatan ekonomi kawasan dengan komoditas utama rumput
laut. Kawasan peruntukan perikanan budidaya di KAPET Biak
ditetapkan di:
I. Distrik Makimi (Kampung Wainame, Kampung Arui,
Kampung Mambor, Kampung Sima, KampungYaur, dan
Kampung Napan) dan Distrik Teluk Kimi di Kabupaten
Nabire;
II. Seluruh wilayah perairan di Kabupaten Kepulauan Yapen;
III. Distrik Oridek (Pulau Biak), Distrik Aimando dan Distrik
Padaido (Kepulauan Padaido), dan Distrik Buyadori (Pulau
Numfor) di Kabupaten Biak Numfor;
IV. Distrik Oudate, Distrik Waropen Bawah, Distrik Urifasei,
Distrik Masirei, Distrik Riseisayati, Distrik Demba, Distrik
Inggerus, Distrik Wapoga, Distrik Kirihi, dan Distrik Wolani
di Kabupaten Waropen; dan
V. Seluruh distrik khususnya distrik Kepulauan Aruri di
Kabupate Supiori.

3. Kawasan Peruntukan Industri


Kawasan peruntukan industri dikembangkan dalam rangka meningkatkan
nilai tambah komoditas unggulan kawasan. Kawasan peruntukan industri
di KAPET Biak ditetapkan di Kawasan Industri Urfu di Distrik Yendidori.
4. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata dikembangkan dalam rangka peningkatan
ekonomi kawasan yang didukung ketersediaan sarana dan prasarana
pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata di KAPET Biak meliputi:
a. Teluk Cenderawasih, Kawasan Pantai Teluk Umar, Pulau
Anggrameos, Pulau Simor, Pulau Kumbur, Pulau Pepaya, Pantai
Nusi, Pulau Moor, Pulau Babi, Kali Gedo dan beberapa Pulau kecil
lainnya di Teluk Sarera di Kabupaten Nabire;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 106


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

b. Distrik Yapen Selatan, distrik Kosiwo, distrik Angkaisera, distrik


Kepulauan Ambai, distrik Yapen Timur, distrik Yapen Utara, distri
Raimbawi, distrik Teluk Ampimoi, Distrik Poom, distrik Wooi, distrik
Windesi, dan distrik Yapen Barat di Kabupaten Kepulauan Yapen;
c. Distrik Padaido, distrik Aimando, distrik Oridek, distrik Biak Timur,
distrik Biak Kota, distrik Biak Barat, distrik Yendidori, distrik Biak
Utara, distrik Warsa, distrik Bondifuar, distrik Numfor Barat, dan
Distrik Orkeri di Kabupaten Biak Numfor;
d. Distrik Inggerus, Pulau Nau, distrik Urifasei, Muara Sungai Waren
di Kabuapten Waropen; dan
e. Kawasan Kepulauan Aruri, Kepulauan Rani, Kepulauan Mapia,
Kepulauan Befondi di Kabupaten Supiori

3.6.5 Simpul – Simpul Komoditas Terkini


Sektor/komoditas unggulan yang dikembangkan di KAPET Biak meliputi:
a. sektor pertanian hortikultura dengan komoditas unggulan jeruk siam dengan
simpul komoditas berada di Kabupaten Nabire;
b. sektor perikanan tangkap dengan komoditas unggulan ikan tuna, ikan kakap,
dan udang dan simpul komoditas berada di Kabupaten Kepulauan Yapen;
c. sektor perikanan budidaya dengan simpul komoditas berada di Kabupaten
Nabire;
d. sektor pariwisata berupa pariwisata bahari dan ekowisata di seluruh wilayah
KAPET Biak Numfor.

3.1.7 Pusat – Pusat Produksi Dan Pusat – Pusat Distribusi Skala Wilayah
Berdasarkan bahasan pada sub-bab sebelumnya, pusat – pusat produksi dan
distribusi skala wilayah di KAPET Biak dijelaskan melalui point – point sebagai
berikut :
a. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman pangan komoditas padi (padi
sawah dan padi ladang) adalah di Kabupaten Nabire dan Waropen;
b. Pusat pelayanan kegiatan pertanian tanaman hortikultura dengan komoditas
unggulan oleokultura, secara lebih spesifik adalah komoditas bawang merah,
cabai dan kubis berada di Sudu, Kabupaten Biak Numfor dan Nabire;

Gambaran Umum Wilayah 3 - 107


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

c. Pusat pelayanan kegiatan perkebunan tanaman tahunan dengan komoditas


unggulan kopi secara lebih spesifik adalah Kelapa di Kabupaten Biak Nufor,
Kakao di Kabupaten Yapen dan Nabire.
d. Pusat pelayanan kegiatan peternakan dengan komoditas unggulan sapi
potong berada di Kabupaten Waropen, Biak Noufor dan Kepulauan Yapen.
e. Pusat pelayanan kegiatan perikanan tangkap berada di Kabupaten
Kepulauan yapen Nabure dan kabupaten supriori.

3.1.8 Kegiatan Ekonomi Potensial Terkini


Jika mengkaji lebih lanjut data – data mengenai profil ekonomi KAPET Biak terkini
(Tahun 2017), maka didapatkan informasi mengenai beberapa komoditas
potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut di KAPET Biak sebagai berikut :
a. Komoditas padi sawah di Kabupaten Nabire dengan jumlah produksi
mencapai 5.917 ton pada Tahun 2017 lalu.
b. Komoditas Jagung di Kabupaten Nabire dan Biak Numfor dengan total
produksi mencapai 991,42 ton.
c. Komoditas Ubikayu dan Ubi jalar di Kabupaten Kepulauan Yapen,
Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Nabire dengan jumlah produksi
mencapai 10.513,66 ton pada Tahun 2017 lalu.
d. Komoditas Kelapa di Kabupaten Biak Numfor, Nabire dan Supiori dengan
jumlah produksi 5.049 ton pada Tahun 2017 lalu.
e. Komoditas ternak ungulan berupa Babi di Kabupaten Nabire dan Biak
Numfor dengan jumlah livestock 44.764 ekor pada Tahun 2017 lalu
f. Komoditas buah pisang di Kabupaten Kepulauan Yapen dengan jumlah
produksi mencapai 440,9 ton pada Tahun 2017 lalu.
g. Komoditas buah pepaya di Kabupaten Biak Numfor dengan jumlah
produksi mencapai 96,6 ton pada Tahun 2017 lalu.
h. Komoditas buah tomat di Kabupaten Nabire dengan jumlah produksi
mencapai 5.006,50 ton pada Tahun 2017 lalu.
i. Komoditas cabai rawit di Kabupaten Supiori dengan jumlah produksi
mencapai 3.580,80 ton pada Tahun 2017 lalu.
j. Komoditas kakao di Kabupaten Nabire dengan jumlah produksi mencapai
706 ton pada Tahun 2017 lalu.

Gambaran Umum Wilayah 3 - 108


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.32 Peta Rencana Struktur Ruang KAPET Biak

Gambaran Umum Wilayah 3 - 109


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.33 Peta Rencana Pola Ruang KAPET Biak

Gambaran Umum Wilayah 3 - 110


Laporan Pendahuluan – Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sulawesi, Maluku, dan Papua

Gambar 3.34 Peta Simpul Komoditas Unggulan, Pusat Produksi dan Komoditas Potensi Terkini KAPET Biak

Gambaran Umum Wilayah 3 - 111

Anda mungkin juga menyukai