1.3 Perekonomian
Pada tahun 2015, PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku sebesar
477,94 triliun rupiah. Tiga sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Banten
terbesar adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 160,02 triliun rupiah
(33,48%), disusul sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor sebesar 57,75 triliun rupiah (12,08%) dan sektor Transportasi dan
Pergudangan sebesar 48,87 triliun rupiah (10,22%).
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada tahun 2015 sekitar 5,37 persen,
lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 (5,47%) dan
tahun 2013 (6,67%).
Pada tahun 2015, wilayah dengan PDRB tertinggi yaitu Kota Tangerang sebesar
126,12 triliun rupiah, sedangkan kabupaten Pandeglang merupakan wilayah
dengan PDRB terendah yaitu sebesar 20,28 triliun rupiah.
2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH
2.1 Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa Bali
Indikasi program pembangunan sistem jaringan jalan Jawa-Bali menurut prioritas
penanganannya meliputi:
a. Peningkatan jaringan jalan arteri primer di Jalan Lintas Utara Pulau Jawa
yang menghubungkan kota-kota : Merak – Cilegon – Serang - Tangerang –
Jakarta – Bekasi – Cirebon – Tegal –Pekalongan – Kendal – Demak –
Semarang – Kudus – Tuban – Surabaya – Sidoarjo – Pasuruan –
Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi;
b. Peningkatan jaringan jalan kolektor primer di Lintas Tengah Pulau Jawa
yang menghubungkan kota-kota : Cilegon - Labuan – Pandeglang -
Rangkas Bitung – Cipanas – Bogor;
c. Peningkatan jaringan jalan kolektor primer Lintas Selatan Pulau Jawa yang
menghubungkan kota-kota Labuan – Cibaliung – Simpang – Bayah -
Pelabuhan Ratu – Bagbagan – Surade – Tegalbuleud;
d. Jaringan jalan kolektor primer jalan lintas lintas pantai selatan Pulau Jawa
menghubungkan Batas Banten – Pelabuhan Ratu – Bagbagan – Surade
Tegal buleud;
e. Pemantapan jaringan jalan kolektor primer Serang – Pandeglang;
f. Pemantapan jaringan jalan strategis nasional menghubungkan Merak –
Bojonegara – Cilegon, Cikande-Rangkasbitung, Cipanas-Cikotok-Bayah,
Tangerang-Serpong-Pamulang-Ciputat;
g. Peningkatan dan Pembangunan Jalan Arteri Primer dengan spesifikasi
Bebas Hambatan pada koridor-koridor berkepadatan tinggi yang
menghubungkan kota-kota dan/atau pusat-pusat kegiatan Jakarta –
Tangerang – Balaraja - Merak – Bojonegara;
h. Pengembangan Pembangunan pelayanan jaringan jalan dalam rangka
mendukung percepatan pengembangan wilayah pada kawasan-kawasan
potensial berkembang di Jawa bagian Selatan, dengan perhatian khusus
pada Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa
Timur agar dengan memperhatikan secara ketat kawasan-kawasan
berfungsi lindung;
Indikasi program pembangunan sistem jaringan jalur kereta api di Pulau Jawa-
Bali menurut prioritas penanganannya meliputi:
a. Peningkatan keandalan sistem jaringan jalur kereta api lintas utara pada
jalur-jalur Merak - Bojonegara - Jakarta – Cikampek – Jatibarang – Cirebon
– Semarang – Bojonegoro – Surabaya dengan prioritas tinggi;
b. Pengembangan sistem jaringan jalur kereta api lintas utara-selatan pada
jalur-jalur Merak – Rangkasbitung – Jakartadengan prioritas sedang;
c. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur kereta api lintas
utara-selatan pada jalur-jalur Labuan – Rangkasbitungdengan prioritas
sedang;
d. Pembangunan sistem jaringan jalur kereta api kawasan perkotaan
Jabodetabek, Gerbangkertosusila, Bandung Raya, Malang Raya, Yogyakarta
dan Semarang dengan prioritas tinggi.