GAMBARAN UMUM
Kota Serang secara geografis terletak antara 5º 99’ – 6º 22’ Lintang Selatan dan
106º 07’ – 106º 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem UTM
(Universal Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 m dari Barat ke Timur dan
9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang
menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak
terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara Kota Serang
berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Serang, begitu juga di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Serang. Kota Serang terletak pada posisi yang strategis, yaitu pada
jalur utama Pulau Jawa (jalan arteri primer) dan pada jalur jalan tol Jakarta –
Merak.
Gambar 3.1
Peta Administrasi Kota Serang
Sebagai Ibukota Provinsi Banten, Kota Serang memiliki posisi strategis untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian yang didukung oleh infrastruktur
perhubungan darat yaitu terbentangnya Jalan Tol Jakarta-Merak dengan dua pintu
keluar di bagian Timur dan Barat Kota Serang
Secara umum, Kota Serang memiliki letak geografis yang strategis baik dari aspek
fixed resources maupun dari aspek fungsi administrasi. Namun secara teknis,
untuk menuju Kota Serang, harus melalui Kabupaten Serang sehingga menjadikan
Kabupaten Serang sebagai pintu gerbang Kota Serang. Artinya, gerbang kota
serang sebelah utara berdampingan dengan aktivitas industri kelautan dan
perikanan yang dioperasionalisasikan oleh PPN Karangantu, gerbang kota serang
selatan berdampingan dengan aktivititas sektor primer yang di statuskan kawasan
agropolitan di Kecamatan Baros Kabupaten Serang, gerbang Kota Serang sebelah
barat berdampingan dengan kawasan industri Kramatwatu Kabupaten Serang, dan
gerbang kota serang sebelah utara berdampingan dengan Kawasan industri dan
ibu kota Kabupaten Serang.
Kota Serang yang luasnya sebesar 266,18 km², sebagian besar wilayahnya terletak
di dataran rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl. Luas wilayah
tersebut terbagi atas 67 kelurahan, yang termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan,
yakni Kecamatan Serang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug,
Kecamatan Walantaka, Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen.
Berdasarkan data dan informasi dari BPS Kota Serang Tahun 2022, dapat
diketahui bahwa Kasemen merupakan Kecamatan terluas dengan luas 68,85 km²,
diikuti oleh Kecamatan Curug dengan luas 38,96 km², Walantaka dengan luas
35,56 km², Taktakan dengan luas 61,16 km², Cipocok Jaya dengan luas 34,10
km²dan Kecamatan Serang dengan luas 26,55 km². Kecamatan Serang merupakan
kecamatan terkecil namun memiliki fungsi dan peran yang sangat vital di Kota
Serang, yaitu sebagai pusat pemerintah Kota Serang, Pusat Pemerintahan Provinsi
Banten, dan Pusat Perdagangan dan Jasa.
Gambar 3.2
Proporsi Luas Kecamatan Di Kota Serang Tahun 2021 (%)
Tabel 3.1
Luas Wilayah Kota Serang Menurut Kecamatan Tahun 2021
Luas
Kecamatan Ibu Kota Kelurahan
KM2 %
Curug 38,96 14,64 Curug 10
Walantaka 36,56 13,74 Pipitan 14
Cipocok Jaya 34,1 12,81 Cipocok Jaya 8
Serang 26,55 9,97 Kaligandu 12
Taktakan 61,16 22,98 Taktakan 13
Kasemen 68,85 25,87 Kasemen 10
Kota Serang 266,18 100,00 Serang 67
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2022, BPS Kota Serang
Kecamatan Serang merupakan pusat pemerintah dan Ibu Kota Serang, dengan
posisi yang strategis di tengah-tengah sebaran kecamatan lainnya. Kecamatan
Walantaka adalah kecamatan yang terjauh dari Kecamatan Serang dengan kisaran
jarak 12 KM, Kecamatan Curug dengan 9 KM, Kecamatan Taktakan dengan 8
KM, Kecamatan Kasemen dengan 7 KM, dan Kecamatan Cipocok Jaya dengan 5
KM.
Tabel 3.2
Jarak Antar Kecamatan di Kota Serang dalam (KM) Tahun 2021
Kota Serang memiliki kawasan pesisir yang membentang sepanjang batas Utara
Kota Serang di Teluk Banten Kecamatan Kasemen, yang terkoneksi langsung
dengan Laut Jawa. Kawasan pesisir ini merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis secara ekonomi sejak era Kesultanan Islam Banten pada abad ke-15
hingga saat ini. Dan karenanya, kawasan ini juga memiliki nilai historis yang
tinggi dengan eksistensi sejumlah situs cagar budaya yang banyak tersebar di
Sesuai dengan karakteristik kedua kawasan di atas maka wilayah Kota Serang
sebagian merupakan dataran rendah dengan bentangan pesawahan yang cukup
luas dan produktif serta kawasan budidaya perikanan yang potensial di sebelah
Utaranya. Sementara sebagian kawasan lainnya berkarakteristik sebagai daerah
perbukitan yang secara alamiah merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan
yang juga masih memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di masa depan.
Kondisi rona bentang alam Kota Serang menunjukkan permukaan tanah yang
relatif datar, kemiringan lahan di Kota Serang berkisar antara 0 – 40%. Di
samping itu, sebagian besar wilayah Kota Serang (99%) terdiri dari dataran
rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut
(dpl).
Tabel 3.3
Sebaran Topografi di Kota Serang Tahun 2021
Jenis tanah yang terdapat di Kota serang dibagi menjadi 3 jenis yaitu Alluvial,
Regosol dan Padsolik. Jenis tanah Alluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk
karena endapan. Jenis tanah alluvial sering terdapat disungai,, danau yang berada
di dataran rendah ataupun cekungan yang memungkinkan terjadinya endapan.
Tanah alluvial memiliki manfaat untuk bidang pertanian salah satunya untuk
mempermudah proses irigasi pada lahan pertanian. Jenis tanah alluvial terbanyak
berada di wilayah Serang Utara.
Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api.
Tanah regosol berupa tanah alluvial yang baru diendapkan. Jenis tanah regosol
banyak tersebar di wilayah Serang Barat.
Tanah Padsolik adalah tanah yang terdiri dari batuan yang banyak mengandung
kuarsa. Tanah jenis ini banyak dijumpai di pegunungan tinggi. Tanah padsolik
merupakan tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan
yang tinggi dan bersuhu rendah. Tanah padsolik berada di seluruh wilayah Kota
Serang dengan mayoritas berada di Wilayah Serang Selatan.
Tabel 3.4
Jenis dan Sebaran Tanah Kota Serang
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 59,49% tanah di Kota Serang
merupakan tanah Padsolik, 21,01% tanah Alluvial, dan 19,20% tanah regosol,
dimana masing-masing jenis tanah terserang diseluruh kecamatan. Artinya
59,49% tanah di Kota Serang merupakan tanah yang terbentuk karena pengaruh
hujan yang tinggi dan suhu yang rendah, dimana tanah jenis ini memiliki ciri-ciri
tanah ini tidak mempunyai perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir,
kandungan pasir kuarsanya tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan
kuning kelabu, sifat tanah ini adalah basah dan mudah subur jika terkena air.
21,01% tanah Alluvial berarti tanah yang berasal dari endapan lumpur yang
dibawa melalui sungai-sungai, dimana secara umum, sifat jenis tanah ini mudah
digarap, dapat menyerap air, dan permeabel sehingga cocok untuk semua jenis
tanaman pertanian, sedangkan 19,20% regosol bermakna tanah yang terbentuk
akibat pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai dan nafal,
merupakan hasil erupsi gunung berapi, Jenis tanah masih muda, belum mengalami
deferensiasi horison, bersifat subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur
hara, pH 6–7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah
tererosi.
Hampir seluruh daratan di Kota Serang merupakan daerah subur, karena tanahnya
sebagian besar tertutup oleh tanah endapan alluvial dan batu vulkanis kuarter,
serta terdapat sungai - sungai besar yaitu Cidurian, dan Cibanten
Potensi air permukaan di wilayah Kota Serang bersumber dari sungai yang
mengalir di wilayah Kota Serang seperti sungai Cibanten (5 km). Kondisi
Hidrologi di Kota Serang ditandai dengan terdapatnya Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang dalam pengelolaan sungai dikenal sebagai bagian dari Satuan
Wilayah Sungai (SWS). Secara umum, baik SWS maupun DAS yang ada di Kota
Serang relatif tidak luas. Sungai-sungai yang terdapat di Kota Serang memiliki
lebar yang relatif kecil dan pendek. Salah satu DAS yang terdapat di Kota Serang
yaitu DAS Cibanten yang merupakan bagian dari SWS Ciujung-Ciliman.
Disamping keberadaan sungai, di Kota Serang terdapat pula jenis air permukaan
berupa rawa, situ dan waduk.
Potensi sumber daya air di Kota Serang antara lain meliputi sistem air tanah yang
dikelompokan berdasarkan kelompok aquifer sebagai berikut:
1. Kelompok aquifer air tanah tertekan yang terdapat pada Tufa Banten dimana
air mengalir melalui ruang antar butiran, lapisan ini dapat dijumpai pada
kedalaman sampai lebih dari 100 m. Air tanah dalam kelompok ini dapat
dijumpai sebagai air tanah bebas maupun tertekan.
2. Kelompok aquifer air tanah jarang yang terdapat pada lapisan-lapisan batuan
vulkanik tua seperti lava dan andesit. Lapisan aquifer ini terjadi karena
formasi struktur batuannya,seperti sesar atau kekar. Aquifer ini umumnya
kurang produktif dan berkelulusan rendah.
3. Kelompok aquifer produktif, dimana kelompok ini merupakan gabungan
antara sistem aquifer yang menerus dan tidak menerus. Kelompok ini terdapat
pada bidang kontak antara Tufa Banten dan kelompok batuan vulkanik.
Wilayah Kota Serang umumnya termasuk aquifer produktif dengan debit air
5-10 liter/detik.
Curah hujan di Kota Serang terbilang cukup tinggi dengan ukuran tertinggi dalam
sebulan di Tahun 2021 mencapai 283,2 mm pada bulan Februari, jika dirata-rata
curah hujan berkisar 152.8 mm, curah hujan terendah ada pada bulan Agustus
berada pada angka 31.3 mm yang merupakan puncak musim kemarau di Kota
Serang Tahun 2021.
Kondisi hidrologi di wilayah Kota Serang meliputi sistem air bawah tanah dan air
permukaan. Secara umum baik air bawah tanah maupun air permukaan tersedia
cukup memadai. Hal ini disebabkan oleh letak wilayah Kota Serang yang berada
di dataran rendah dan cukup berdekatan dengan pantai, serta memiliki curah hujan
yang cukup tinggi sepanjang tahunnya, yang berkisar antara 1.500 – 2.000 mm/
tahun.
Namun demikian pada beberapa lokasi di wilayah Kota Serang, kondisi air bawah
tanah kualitasnya kurang layak untuk dikonsumsi, sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan air minum pada wilayah rawan air bersih tersebut telah dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Serang dan PT. Sauh Bahtera
Samudra meski pada skala yang belum mencukupi seluruh kebutuhan air bersih
bagi masyarakat di daerah tersebut.
Secara umum kondisi hidrologi khususnya air permukaan di wilayah Kota Serang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sungai Cibanten yang bagian hulunya berasal dari puncak Gunung Karang pada
ketinggian + 1.772 m di atas permukaan laut berada di Kabupaten Pandeglang,
selanjutnya mengalir ke arah Utara masuk ke kota Serang di Kecamatan Cipocok
Jaya, terus masuk ke kecamatan Serang dan Kasemen kemudian bermuara di laut
di Teluk Banten. Muka air Sungai Cibanten di kota Serang, jauh lebih rendah dari
permukaan tanah pada umumnya, sehingga air sungai Cibanten hampir tidak
pernah meluap ke tanah di sekitar sungai.
Panjang : 43,88 km
Luas Catchment Area : 200,65 km2
Lebar Rata-rata : 12 m
Tinggi : 5,5 m
Sungai Cibanten mempunyai banyak anak sungai yang masuk ke Kali Cibanten
mulai dari bagian hulu masuk beberapa anak sungai sampai di wilayah kota
Serang
DAS Cibanten di wilayah Kota Serang dibagi dalam 5 (lima) sub blok yaitu:
1. DAS Cibanten Utara yang terbagi dalam Sub Blok, yaitu: Unyur, Trondol dan
Banten Lama.
2. DAS Cibanten Selatan yang terbagi dalam Sub Blok, yaitu Cigeplak, Curug-
Ciwatek, Cilaku dan Kubang.
3. DAS Cibanten Tengah yang terbagi dalam Sub Blok, yaitu: Sumur Pecung,
Penancangan dan Kali Bedeng.
4. DAS Cibanten Timur yang terbagi dalam Sub Blok, yaitu: Ciwaka, Ciwatek,
Geplak, Cilaku dan Kubang.
5. DAS Cibanten Barat yang terbagi dalam Sub Blok, yaitu: Pelamunan,
Cikaduan, Cirengas,Ciwaktu, Cikentang dan Ciracas.
Debit Sungai Cibanten pada ruas wilayah perencanaan atau sepanjang + 14,1 km,
berdasarkan pendataan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan mulai
dari tahun (1951 – 1991) adalah sebagai berikut :
Debit maksimum (Qmax) : 11,353 m3/detik
Sungai Ciwaka, yang awal alirannya juga dari Gunung Karang mempunyai
banyak anak sungai, mengalir ke arah Utara melewati Kecamatan Walantaka,
bermuara di Teluk Banten. Di sekitar desa Pipitan, sungai Ciwaka terdapat danau
Ciwaka, yang luasnya 2.6 km2.
Sungai Ciwaka yang mempunyai banyak anak sungai, bentuk daerah pengaliran
termasuk tipe cabang pohon.
Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki
ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang
cukup tinggi dan hari hujan banyak dengan rata-rata 15,1 hari hujan di Tahun
2021, sebagaimana umumnya karakteristik daerah yang terletak di sekitar wilayah
pesisir Pantai Utara Laut Jawa
Tabel 3.5
Curah Hujan, Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Temperatur
Hujan
Tekanan Kecepatan
Bulan Curah Hujan Temperatur ºC
hari hujan Udara (mb) Angin (knot)
(mm)
Januari 198,7 21 1004,8 2,0 26,9
Februari 283,2 20 1005,4 2,1 27
Maret 120,4 17 1005,1 2,1 27,6
April 234,0 15 1005,9 1,8 27,7
Mei 49,9 13 1004,9 1,8 28,4
Juni 127,6 14 1006,5 1,2 27,2
Juli 45,3 7 1006,1 1,7 27,5
Agustus 31,3 7 1006,5 1,7 27,6
September 207,9 13 1006,0 2,0 27,9
Oktober 90,5 10 1005,5 1,5 28,1
Hujan
Tekanan Kecepatan
Bulan Curah Hujan Temperatur ºC
hari hujan Udara (mb) Angin (knot)
(mm)
Nopember 209,2 22 1004,5 2,3 27,4
Desember 235,7 22 1005,8 1,9 27,5
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2022, BPS Kota Serang
Tabel 3.6
Penggunaan Lahan Kota Serang Tahun 2021
Luas (Ha)
No Jenis Penggunaan Lahan
2020 2021
1 Hutan 177,32 177,32
2 Industri/Pergudangan 226,52 257,03
3 Perairan 946,79 946,79
4 Tanah Jasa 194,13 194,13
5 Tanah Perumahan 5265,84 5455,08
6 Tanah Perusahaan 1193,13 1193,13
7 Pertanian 18452,28 18452,28
Total 26.456,01 26.675,76
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2022, BPS Kota Serang
Meski skala bencana yang terjadi masih dalam skala kecil dan bersifat lokal,
namun penanganan yang sistematis dan efektif tetap diperlukan guna mencegah
meluasnya cakupan dampak yang dihasilkan di masa mendatang. Termasuk upaya
mencegah terjadinya bencana akibat gerakan tanah yang labil, yang dapat
Tanah
Kecamatan Banjir Kebakaran Angin Topan Lainnya
Longsor
Curug 0 62 4 0 1
Walantaka 1 36 17 0 2
Cipocok Jaya 3 16 4 0 6
Serang 14 17 7 3 17
Taktakan 4 9 12 2 2
Kasemen 11 14 48 0 12
Kota Serang 33 154 92 5 40
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2022, BPS Kota Serang
3.2.1. Kependudukan
Dalam konteks demografi, jumlah penduduk Kota Serang periode Tahun 2016-
2022 mengalami laju pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi, yaitu rata-rata
pertahun mencapai sebesar 1,78% per tahun, bahkan dari tahun 2017 hingga tahun
2019 pergerakan laju pertumbuhan penduduk selalu melemah peningkatannya dari
1,77% di Tahun 2017 melemah peningkatannya di Tahun 2018 menjadi 1,68%
dan kembali melemah pada Tahun 2019 menjadi 1,49% hingga di Tahun 2020
kembali peningkatannya meningkat menjadi 1,76. Pelemahan pergerakan
peningkatan laju pertumbuhan penduduk tersebut dimungkinkan dengan
banyaknya perumahan-perumahan yang tumbuh di Kabupaten Serang di wilayah
buffer Kota Serang namun hal tersebut telah diantisipasi dengan program-program
Pemerintah Kota Serang untuk meningkatkan Investasi Pengembangan
Perumahan dengan upaya diawali adanya kajian Potensi Ketersediaan Lahan
Untuk Pengembangan Perumahan. Kecamatan yang laju pertumbuhan
penduduknya relatif tinggi adalah Kecamatan Cipocok Jaya yaitu sebesar rata-rata
3,34%.
Dengan luas wilayah yang hanya seluas 266,18 km2 maka kepadatan penduduk di
Kota Serang terbilang cukup tinggi, mencapai 2.647 jiwa per km2 pada tahun
2021. Kecamatan Serang merupakan tujuan utama penduduk untuk tinggal dan
berusaha (32,37%) dengan kepadatan mencapai 8.590 jiwa per km2 meski luas
wilayah Kecamatan Serang hanya sekitar (9,97%) dari luas wilayah Kota Serang.
Sementara Kecamatan Curug dan Kasemen merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk paling rendah, yaitu masing-masing sekitar 1.500 dan 1.582
jiwa per km2 meski kedua kecamatan ini merupakan kecamatan dengan wilayah
paling luas di Kota Serang. Tabel berikut ini menggambarkan pertambahan dan
hal ihwal tentang kondisi makro kependudukan di Kota Serang sejak tahun 2016
hingga tahun 2021 yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi
penduduk sebagai berikut:
Tabel 3.8
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Serang Tahun 2016– 2021
Tabel 3.9
Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Serang Tahun 2017 – 2021
KEPADATAN PENDUDUK
KECAMATAN
2017 2018 2019 2020 2021
1 Curug 1.026 1.032 1.376 1.472 1.500
2 Walantaka 1.903 1.949 2.523 2.805 2.889
3 Cipocok Jaya 3.481 3.620 2.698 2.900 2.958
4 Serang 8.760 8.832 8.457 8.520 8.590
5 Taktakan 1.900 1.933 1.510 1.640 1.680
6 Kasemen 1.515 1.528 1.415 1.551 1.582
Kota Serang 2.499 2.541 2.450 2.600 2.647
Sumber: Kota Serang Dalam Angka 2018-2022, BPS Kota Serang
Data pada tabel di atas juga menunjukkan sebaran penduduk di Kota Serang yang
kurang merata. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi
adalah Kecamatan Serang, yang pada tahun 2017 sebesar 8.760 jiwa/km2
sementara pada tahun 2021 telah mengalami penurunan kepadatan hingga
mencapai 8.590 jiwa/km2 hal ini disebabkan dengan konsentrasi pengembangan
perumahan di Kecamatan lainnya seperti Kecamatan Taktakan dan Kecamatan
Curug, sedangkan Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah
adalah Kecamatan Curug, yaitu pada tahun 2017 sebesar 1.026 jiwa/km2 dan pada
tahun 2021 meningkat menjadi sebesar 1.500 jiwa/km2.
Struktur Umur
Bila dilihat dari struktur usianya, penduduk Kota Serang didominasi oleh
penduduk usia produktif yakni usia 15 – 64 tahun sebagai mana terlihat pada
tahun 2021 sebanyak 485.531 jiwa atau sekitar 68,91%, usia nonproduktif yakni
usia 0 – 14 tahun dan usia diatas 65 tahun masing-masing sebesar 194.745 jiwa
(27,64%) dan 24.342 (3,45%). Gambaran tentang hal ini dapat dilihat dari tabel
komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur beserta
perkembangannya sepanjang tahun 2017-2021 sebagai berikut:
Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2017-2021
KELOMPOK
2017 2018 2019 2020 2021
UMUR
0-4 69.092 68.690 68.199 65.404 65.650
5-9 69.950 71.206 72.078 65.929 66.535
10-14 63.796 65.155 66.729 61.969 62.560
15-19 61.438 61.199 61.133 62.311 62.234
20-24 59.510 59.610 59.599 65.070 65.204
25-29 56.141 56.180 56.127 62.579 63.064
30-34 56.342 56.620 56.902 61.005 61.786
35-39 54.723 55.603 56.361 53.176 54.177
40-44 48.847 50.109 51.273 49.107 50.253
45-49 40.285 41.827 43.283 43.039 44.510
50-54 31.046 32.609 34.171 35.084 36.559
55-59 22.757 24.078 25.437 26.796 28.169
60-64 14.432 15.555 16.689 18.374 19.575
65-69 8.936 9.588 10.324 12.366 13.374
70-74 5.239 5.543 5.897 5.174 6.015
KELOMPOK
2017 2018 2019 2020 2021
UMUR
75+ 4.066 4.232 4.401 4.718 4.953
Jumlah 666.600 677.804 688.603 692.101 704.618
Sumber: Kota Serang Dalam Angka 2018-2022, BPS Kota Serang
3.2.2. Ketenagakerjaan
Besarnya penduduk usia produktif Kota Serang mencapai 68,91%, angka ini
secara perlahan bergerak mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan
pergerakan dari tahun 2017 hingga Tahun 2021 selalu meningkat tiap tahunnya.
Tabel 3.12
Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2021
3.3. Perekonomian
Berdasarkan kompilasi data dan informasi dari Kecamatan dalam Angka yang
diterbitkan BPS Kota Serang periode tahun 2022, dapat diketahui bahwa keluarga
di Kota Serang (46,83%) berada di kelompok Kesejahteraan-V, (24,93%) berada
di kelompok Kesejahteraan-IV, (13,06%), Kesejahteraan-III, (9,87%)
Kesejahteraan-II dan (5,31%) berada di Kesejahteraan I.
Tabel 3.13
Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan di Kota Serang Tahun 2021
Tingkat Kesejahtraaan
Kecamatan
I II III IV V
1 Curug 249 348 497 1.024 2.317
2 Walantaka 161 408 649 1.148 2.280
3 Cipocok Jaya 130 363 533 1.239 2.116
4 Serang 413 589 779 1.588 3.548
5 Taktakan 270 451 533 943 1.553
6 Kasemen 729 1.473 1.812 3.231 5.414
Tingkat Kesejahtraaan
Kecamatan
I II III IV V
Kota Serang 1.952 3.632 4.803 9.173 17.228
Sumber: Kota Serang Dalam Angka 2022, BPS Kota Serang
Secara umum, kinerja perekonomian Kota Serang dalam lima Tahun terakhir
tumbuh fluktuatif bahkan cenderung menurung. Namun demikian terjadi upaya
pemulihan Ekonomi pada Tahun 2021. pertumbuhan ekonomi dengan kinerja
pertumbuhannya meningkat positif setelah anjlok di Tahun 2020. Laju
Tabel 3.15
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Kota Serang Tahun 2017-2021
LPE PDRB
PDRB KONSTAN
(PDRB BERLAKU PDRB
NO. TAHUN (PDRB ADHK)
ADHK) (PDRB ADHB) ADHB (%)
(miliar rupiah)
(%) (miliar rupiah)
1 2017 20.153,02 6,60 26.452,45 10,54
2 2018 21.482,09 6,59 28.980,87 9,56
3 2019 22.813,10 6,20 31.602,58 9,05
4 2020 22.517,97 (1,29) 31.586,33 (0,05)
5 2021 23.374,09 3,80 33.347,12 5,57
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2018-2022, BPS Kota Serang
Keterangan : Tahun 2020 : Angka Sementara
Tahun 2021 : Angka Sangat Sementara
Kinerja pertumbuhan ekonomi Kota Serang tersebut diatas tidak terlepas dari
adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kota Serang pada periode
Tahun yang sama. Berdasarkan harga berlaku, nilai produksi bruto Kota Serang
pada Tahun 2021 mencapai Rp 33,35 Trilyun. atau meningkat sebesar Rp 1,76
trilyun dari Tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan harga konstan (Tahun 2010),
PDRB Kota Serang pada Tahun 2021 mencapai Rp 23,37 Trilyun, atau terjadi
kenaikan sebesar Rp 0,86 Trilyun dari Tahun sebelumnya.
Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan selama 5 (lima) Tahun menunjukan perkembangan yang baik
sebagaimana terlihat pada tabel PDRB atas dasar harga berlaku dan tabel PDRB
atas dasar harga konstan dibawah ini.
Tabel 3.16
Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017-2021 (Miliar Rupiah)
Tabel 3.17
Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2017-2021 (miliar rupiah)
Gambar 3.3
Perkembangan PDRB dan LPE Kota Serang Tahun 2017-2021
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2018-2022, BPS Kota Serang
Keterangan : Tahun 2020 : Angka Sementara
Tahun 2021 : Angka Sangat Sementara
Perekonomian Kota Serang pada tahun 2021 tumbuh sebesar 3,80 persen. Terjadi
peningkatan yang menunjukan pemulihan ekonomi setelah pada Tahun 2020
mengalami pertumbuhan anjlok hingga -1,29%.
Pada tahun 2021 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Serang yang tumbuh paling
cepat adalah kategori lapangan usaha Kontruksi tumbuh sebesar 8,81 persen,
mengalami lonjakan percepatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami
penurunan sebesar -3,85 persen sehinga jika dilihat pertumbuhandi Tahun
sebelumnya, Tahun 2021 pertumbuhan lapangan usaha kontruksi naik 12,66%.
Laju pertumbuhan ekonomi pada sektor lapangan terbesar kedua adalah sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,78% mengalami peningkatan dari
Tahun sebelumnya adalah 3,34%.
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang
merupakan sektor dengan share terbesar pada pertumbuhan PDRB Kota Serang
hanya tumbuh 1,94 persen, naik 5,02 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor
Real Estate merupakan sektor share terbesar ketiga tumbuh mencapai 3,27 persen,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2020 yang
tumbuh 0,88 persen.
Tabel 3.18
Perkembangan Distribusi PDRB ADHB
Menurut Kelompok Sektor Lapangan Usaha
Kota Serang Tahun 2017-2021 (%)
DISTRUBISI
NO. KELOMPOK 2017 2018 2019 2020 2021 2017-2021
SEKTOR
1 SEKTOR PRIMER 5,84 5,61 5,33 5,46 5,24 5,49
2 SEKTOR 23,65 23,86 23,97 23,35 24,59 23,88
SEKUNDER
3 SEKTOR TERSIER 70,51 70,53 70,71 71,19 70,17 70,62
Sumber : Kota Serang Dalam Angka 2018-2022, BPS Kota Serang
Keterangan : Tahun 2020 : Angka Sementara
Tahun 2021 : Angka Sangat Sementara
Tabel 3.19
Perkembangan Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha
Kota Serang Tahun 2017-2021 (%)