Anda di halaman 1dari 227

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

BAB III
KAJIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

3.1. Gambaran Umum Daerah


3.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi dan
Wilayah
Kabupaten Katingan merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Kalimantan Tengah dan memiliki ibu kota di Kasongan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan,
Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung
Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan
Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah; dan
Permendagri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan menyatakan luas wilayah
kabupaten Katingan adalah 17.500 km2. Namun, semenjak
pembentukan wilayah tersebut pemerintah daerah Kabupaten
Katingan terus melakukan kajian penetapan tata batas
administrasi. Luas Kabupaten Katingan berdasarkan rancangan
Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Katingan
adalah 20.410,90 km2.
Kabupaten Katingan terdiri atas 13 kecamatan, yaitu
Katingan Kuala, Mendawai, Kamipang, Tasik Payawan, Katingan
Hilir, Tewang Sangalang Garing, Pulau Malan, Katingan Tengah,
Sanaman Mantikei, Petak Malai, Marikit, Katingan Hulu, dan
Bukit Raya, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan Kabupaten Sintang dan
Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan
Barat
b. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten
Kotawaringin Timur serta Kabupaten
Seruyan

III-1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Gunung


Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota
Palangkaraya
d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Jawa.

Tabel 3.1
Banyaknya Kecamatan dan Desa Menurut Kabupaten/Kota
di Kabupaten KatinganTahun 2015

NO KECAMATAN LUAS
Km² %
1 Katingan Hulu 1.461,27
7,16%
2 Marikit 2.117,3601
10,37%
3 Bukit Raya 1.007,72
4,94%
4 Petak Malai 1.661,65
8,14%
5 Katingan Kuala 1.484,81
7,27%
6 Mendawai 2.391,5801
11,72%
7 Kamipang 2.854,27
13,98%
8 Sanaman Mantikei 2.772,3799
13,58%
9 Katingan Tengah 1.635,65
8,01%
10 Tasik Payawan 808,12201
3,96%
11 Pulau Malan 647,47601
3,17%
12 Tewang Sanggalang Garing 903,39301
4,43%
13 Katingan Hilir 665,21802
3,26%
LUAS 20.410,90 100%
Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan, 2018

Kecamatan Kamipang merupakan wilayah kabupaten terluas


di Kabupaten Katingan dengan luas 2.854,27 hektar atau sekitar
13,98 persen terhadap luas wilayah Kabupaten Katingan.
Sedangkan wilayah terkecil di Kabupaten Katingan
adalahKecamatan Pulau Malanyaitu seluas 649,31 hektar atau
3,17 persen terhadap luas wilayah Kabupaten Katingan.

III-2
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.1.2. Letak dan Kondisi Geografis


Secara Geografis Kabupaten Katingan terletak antara 0°20" -
3°38" Lintang Selatandan 112°00" - 113°45" Bujur Timur.Gambar
peta Kabupaten Katingan disajiakan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Peta Kabupaten Katingan

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Katingan, 2018

III-3
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Wilayah Kabupaten Katingan memiliki potensi strategis dalam


konstelasi wilayah yang lebih luas, yaitu:
1. Terletak di jalan trans Kalimantan, sehingga dapat
memberikan dampak yang besar terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Katingan pada
masa yang akan datang
2. Kabupaten Katingan yang secara geografis berdekatan dengan
Kota Palangkaraya sebagai ibukota Provinsi Kalimantan
Tengah, merupakan daerah penyangga atau hinterland bagi
pengembangan wilayah ibukota Provinsi Kalimantan Tengah
3. Implikasi tidak langsung mengakibatkan Kasongan sebagai
ibukota Kabupaten Katingan, menjadi wilayah yang berfungsi
sebagai pintu masuk bagi pola dan jalur pergerakan kegiatan
penduduk menuju ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

3.1.3. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Katinganmerupakan
dataran rendah yang berada pada ketinggian antara 10-50 meter
di atas permukaan air laut.Ketinggian wilayah berdasarkan
kecamatan yang berada di Kabupaten Katingan diperoleh
kecamatan Bukit Raya merupakan kecamatan dengan posisi
ketinggian 50 meter diatas permukaan laut, sedangkan kecamatan
Katingan Kuala berada di dataran yang paling rendah,yaitu 13
meter diatas permukaan air laut.

Tabel 3.2
Ketinggian Wilayah Katingan per Kecamatan

Kecamatan Ibukota Kecamatan Tinggi DPL (m)

Katingan Kuala Pegatan 13,00


Mendawai Mendawai 15,00
Kamipang Baun Bango 17,00
Tasik Payawan Petak Bahandang 19,00
Katingan Hilir Kasongan 22,00
Tewang Sangalang Pendahara
32,00
Garing

III-4
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kecamatan Ibukota Kecamatan Tinggi DPL (m)


Pulau Malan Buntut Bali 27,00
Katingan Tengah Tumbang Samba 30,00
Sanaman Mantikei Tumbang Kaman 32,00
Petak Malai Tumbang Baraoi 40,00
Marikit Tumbang Hiran 40,00

Katingan Hulu Tumbang Sanamang 40,00

Bukit Raya Tumbang Kajamei 50,00


Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

3.1.4. Hidrologi
Kabupaten Katingan dilintasi oleh sungai Katingan yang
memiliki panjang 650 Km dengan banyak anak sungainya,
meliputi Sungai Kalanaman, Sungai Samba, Sungai Hiran, Sungai
Bemban, Sungai Sanamang, Sungai Mahup, Sungai Sebangau,
Sungai Bulan, Sungai Kelaru, Sungai Panggualas, Sungai
Kamipang, dan Sungai Rasau.

Tabel 3.3
Nama-nama Sungai dan Anak Sungai/Cabang
Di Kabupaten Katingan Tahun 2016

Nama Sungai Panjang (Km) Anak/Cabang Sungai

Sungai
35 Sungai Kalanaman
Katingan
(650 Km) 100 Sungai Samba

75 Sungai Hiran

18 Sungai Bemban

23 Sungai Sanamang

13 Sungai Mahup

8 Sungai Sebangau

29 Sungai Bulan

9 Sungai Kelaru

6 Sungai Panggualas

12 Sungai Kamipang

III-5
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Nama Sungai Panjang (Km) Anak/Cabang Sungai

5 Sungai Rasau
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

3.1.5. Klimatologi
Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban
merupakan salah satu faktor ekologis yang mempengaruhi
aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman harian,
keragaman vertikal dan horizontal.Kelembaban udara juga
merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi
kondisi/keadaan cuaca dan iklim di suatu wilayah tertentu.
Secara ilmiah, kelembaban merupakan jumlah kandungan uap air
yang terkandung dalam massa udara pada suatu saat (waktu) dan
wilayah (tempat) tertentu. Adapun alat yang digunakan untuk
mengukur kelembaban adalah tigrometer.
Suhu terendah di kabupaten katingan terjadi pada bulan
Agustusdengan suhu 21,1oC, sedangkan suhu tertinggi terjadi
pada bulan September dengan suhu 37,3oC. Sedangkan untuk
kelembaban paling tinggi terjadi pada bulan Februari dengan
tingkat kelembaban 64%.

Tabel 3.4
Rata-rata Suhu Udara dan Kelambaban RelatifSetiap Bulan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2016

Suhu Udara (Celcius) Rata-Rata


Bulan Kelembaban
Minimum Maksimum Rata-Rata Relatif (%)
Januari 25,4 35,7 30,55 57

Februari 24,3 33,5 29,40 64

Maret 25,6 33,5 29,45 56

April 25,6 32,2 28,90 59

Mei 23,3 32,1 27,70 60

III-6
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Suhu Udara (Celcius) Rata-Rata


Bulan Kelembaban
Minimum Maksimum Rata-Rata Relatif (%)
Juni 25,1 31,2 28,15 58

Juli 21,8 32,7 27,25 58

Agustus 21,1 33,3 27,20 54

September 26,2 37,3 31,60 50

Oktober 25,9 34,3 30,00 47

November 21,9 35,2 28,55 52

Desember 21,9 33,3 27,60 54


Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan


tanah datar selamaperiode tertentu yang diukur dengan satuan
tinggi (mm) di atas permukaan horizontalbila tidak terjadi evaporasi,
runoff dan infiltrasi. Jadi, jumlah curah hujan yang diukur,
sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan
yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi/tanah.
Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah
milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam
luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air
setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter
atau 1000 ml.
Curah hujan terbesar pada kabupaten katingan terjadi di
bulan November yaitu 646,64 (mm), sedangkan curah hujan
terkecil terjadi pada bulan Agustus yaitu hanya 13,65 (mm). untuk
jumlah hujan, hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari yaitu
selama 14 hari sedangkan hujan tersedikit terjadi pada bulan
Agustus yaitu hanya 1 hari saja.

Tabel 3.5
Rata-rata Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Setiap Bulan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2016

Bulan Jumlah Hujan (hari) Curah Hujan (mm)

III-7
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Januari 12 498,45
Februari 14 411,19
Maret 11 191,79
April 11 567,41
Mei 10 259,82
Juni 10 258,55
Juli 7 208,64
Agustus 1 13,65
September 9 125,93
Oktober 19 624,48
November 12 646,64
Desember 8 254,86
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

3.1.6. Penggunaan Lahan


Sekitar60%wilayahKabupatenKatingan masih berupa hutan
belukar dan hutan lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar
nomor 2 (dua), yaitu sekitar 11%sehingga penggunaan lahan
lainnya tidak sampai 10%. Lokasi pengembangan tambak seluas
2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di Kecamatan Katingan
Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove).
Secara keseluruhan tata guna lahan di wilayah Kabupaten
Katingan sebagai berikut:

Tabel 3.6
LuasanWilayahKabupatenKatingan

No. Wilayah Luas (Ha)

1 Kampung/Permukiman 19.285,60 Ha
2 Industri 3.156,50 Ha
3 Sawah 75.327,50 Ha
4 Tanah Kering 109.847,40 Ha

III-8
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

No. Wilayah Luas (Ha)

5 Kebun Campuran -

6 Perkebunan 37.277,10 Ha
7 Hutan 253.816,50 Ha

8 Semak, Padang Rumput -

9 Hutan Kosong, Rusak 854.403,80 Ha

10 Perairan dan Lainnya 193.118,70 Ha

Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

3.1.7. Wilayah Rawan Bencana


Kondisi Hidrologi Kabupaten Katingan memiliki banyak
sungai, secara umum pola sungainya adalah pola dendritik
dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan
merata di seluruh daerah aliran sungai (DAS) maka puncak
banjirnya akan demikian tinggi sehingga mempunyai potensi besar
untuk menggenangi daerah–daerah yang ada disekitar aliran
sungai, khususnya di bagian hilir sungai.
Kawasan rawan bencana alam yang dimaksud dalam
rancangan Perda RTRW Kabupaten Katingan adalah kawasan
rawan banjir dan rawan bencana kebakaran hutan dan
lahan,meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Katingan.

3.1.8. Demografi
Kondisi demografis suatu daerah secara umum tercermin
melalui jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, struktur
penduduk, sebaran penduduk serta ketenagakerjaan. Pada tahun
2016, jumlah penduduk Kabupaten Katingan mencapai 162.837
jiwayang terdiri dari 85.325 penduduk laki-laki dan 77.512
penduduk perempuan. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun-
tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2012 berjumlah 152.724
jiwa (79.923 laki-laki dan 72.801 perempuan), tahun 2013

III-9
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

meningkat menjadi 155.100 jiwa (81.200 laki-laki dan 73.900


perempuan), tahun 2014 meningkat menjadi157.654 jiwa (82.575
laki-laki dan 77.512 perempuan), dan tahun 2015 meningkat
menjadi 160.305 jiwa (85.325 laki-laki dan 77.512 perempuan).

Tabel 3.7
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

LAJU
PENDUDUK (jiwa) PERTUMBUHAN
KECAMATAN PENDUDUK (%)
2010- 2015-
2010 2012 2013 2014 2015 2016
2016 2016
Katingan
19.488 19.948 20.085 20.291 20.461 20.610 5,76 0,73
Kuala
Mendawai 3.810 3.899 3.926 3.967 4.006 4.036 5,93 0,75

Kamipang 6.269 6.416 6.460 6.528 6.592 6.642 5,95 0,76

Tasik Payawan 6.124 7.930 8.049 8.308 8.387 8.464 38,21 0,92

Katingan Hilir 30.688 31.923 32.745 33.297 34.184 35.083 14,32 2,63
Tewang
Sangalang 11.513 11.839 11.975 12.114 12.268 12.393 7,64 1,02
Garing
Pulau Malan 8.544 8.788 8.848 8.969 9.055 9.138 6,95 0,92
Katingan
28.281 29.399 30.229 31.014 31.874 32.714 15,67 2,64
Tengah
Sanaman
9.578 9.851 9.919 10.060 10.166 10.262 7,14 0,94
Mantikei
Petak Malai 3.751 3.861 3.887 3.942 3.981 4.019 7,14 0,95

Marikit 6.619 6.783 6.830 6.897 6.960 7.013 5,95 0,76

Katingan Hulu 8.050 8.261 8.297 8.382 8.456 8.518 5,81 0,73

Bukit Raya 3.724 3.826 3.852 3.885 3.915 3.945 5,93 0,77
Total
Kabupaten 146.439 152.724 155.100 157.654 160.305 162.837 11,20 1,58
Katingan
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013 – 2017

Sedangkan laju pertumbuhan positif pada Tahun 2016


mencapai 1,58 persen, dengan sex ratio sebesar 110,jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Hal ini berartibahwa di Kabupaten Katingan, setiap
10 penduduk perempuan terdapat sekitar 110 penduduk laki-laki.

III-10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.8
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan di Kabupaten Katingan Tahun 2016
Penduduk (jiwa) Rasio
Jenis
Kecamata
Laki-laki Perempuan Kelami
n
n
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2016
Katingan
10.351 10.428 10.539 10 706 10.706 9.597 9.657 9.752 9.904 9.904 108
Kuala
Mendawai 2.013 2.029 2.050 2 087 2 087 1.886 1.897 1.917 1.949 1.949 107

Kamipang 3.302 3.325 3.362 3 421 3 421 3.114 3.135 3.166 3.221 3.221 106
Tasik
4.071 4.152 4.287 4 369 4 369 3.859 3.897 4.021 4.095 4.095 107
Payawan
Katingan 16.79
16.616 17.050 17.345 18 293 18 293 15.307 15.695 15.952 16.790 109
Hilir 0
Tewang
Sangalang 6.172 6.245 6.320 6.466 6.466 5.667 5.730 5.794 5.927 5.927 109
Garing
Pulau
4.487 4.523 4.587 4 673 4 673 4.301 4.325 4.382 4.465 4.465 105
Malan
Katingan 15.29
15.653 16.088 16.514 17 423 17 423 13.746 14.139 14.500 15.291 114
Tengah 1
Sanaman
5.183 5.219 5.296 5 403 5 403 4.668 4.700 4.764 4.859 4.859 111
Mantikei
Petak Malai 2.089 2.104 2.135 2.177 2.177 1.772 1.783 1.807 1.842 1.842 118

Marikit 3.546 3.576 3.613 3.674 3.674 3.237 3.254 3.284 3.339 3.339 110
Katingan
4.332 4.342 4.388 4.460 4.460 3.929 3.955 3.994 4.058 4.058 110
Hulu
Bukit Raya 2.108 2.119 2.139 2.173 2.173 1.718 1.733 1.746 1.772 1.772 23

Total
79.92 81.20 82.57 85.32 85.32 72.80 73.90 75.07 77.51 77
Kabupaten 110
3 0 5 5 5 1 0 9 2 512
Katingan

Sumber:Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013 – 2017

Penduduk terbanyak pada 2016 berada di Kecamatan Katingan


Hilir sebanyak 35.083 jiwa atau 21,54 persen, diikuti dengan
Kecamatan Katingan Tengah dan Katingan Kuala masing-masing
sebesar 20,09 persen dan 12,66 persen. Sedangkan kecamatan yang
paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Mendawai yaitu
sebanyak 4.036 jiwa atau 2,48 persen.
Kepadatan penduduk Kabupaten Katingan pada Tahun 2016
berkisar 9 Jiwa/Km2. Tingkat kepadatan terbesar terdapat di
Kecamatan Katingan Hilir, yaitu sebesar 53 Jiwa/Km2, diikuti oleh
Kecamatan Katingan Tengah dan Kecamatan Tewang Sangalang
Garing masing-masing sebesar 30 jiwa/Km2 dan 22 jiwa/Km2.

III-11
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Sedangkan yang rendah tingkat kepadatan penduduknya yaitu


Kecamatan Mendawai dan Kecamatan Kamipang sebesar 2
jiwa/Km2.

Tabel 3.9
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Katingan Tahun 2016

Luas Penduduk Kepadatan


KECAMATAN
Km % Jumlah % Penduduk
Katingan Kuala 1.440 8,09 20.610 12,66 14
Mendawai 1.826 10,26 4.036 2,48 2
Kamipang 2.793 15,69 6.642 4,08 2
Tasik Payawan 804 4,52 8.464 5,20 11
Katingan Hilir 663 3,72 35.083 21,54 53
Tewang Sangalang
568 3,19 12.393 7,61 22
Garing
Pulau Malan 805 4,52 9.138 5,61 11
Katingan Tengah 1.089 6,12 32.714 20,09 30
Sanaman
1.874 10,53 10.262 6,30 5
Mantikei
Petak Malai 1.156 6,49 4.019 2,47 3
Marikit 2.178 12,24 7.013 4,31 3
Katingan Hulu 1.775 9,97 8.518 5,23 5
Bukit Raya 829 4,66 3.945 2,42 5
Total Kabupaten
17.800 100 162.837 100 9
Katingan
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Kabupaten Katingan, jumlah penduduk Tahun 2017 sebanyak
169.771 jiwa. Ini berarti terdapat pertambahan penduduk dari
tahun sebelumnya yang berjumlah167.949jiwa. Dari jumlah
penduduk 167.771 tahun 2017, paling banyak berumur 0-4 tahun
yaitu 17.218 jiwa.Selanjutnya diikuti dengan kelompok umur 5-9
tahun sebanyak 15.728 jiwa. Sedangkan penduduk dengan
kelompok umur paling sedikit yaitu pada umur 75+ tahun keatas
yaitu1.477 jiwa.

III-12
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Jika dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, maka proporsi


penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Data Tahun 2017 mencatat penduduk laki-laki
berjumlah 88.396 jiwa atau 52,1 persen, sementara penduduk
perempuan berjumlah 81.375 jiwa atau 47,9 persen.

Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Katingan Tahun 2017

JENIS KELAMIN
KELOMPOK PENDUDUK
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN
n(JIWA) (%) n(JIWA) (%) n(JIWA) (%)
00-04 7.528 4,43 7.037 4,14 14.565 8,58
05-09 8.864 5,22 8.497 5 17.361 10,2
10-14 8.835 5,2 8.590 5,06 17.425 10,3
15-19 7.972 4,7 7.679 4,52 15.651 9,22
20-24 7.892 4,65 7.921 4,67 15.813 9,31
25-29 8.168 4,81 7.812 4,6 15.980 9,41
30-34 8.155 4,8 7.357 4,33 15.512 9,14
35-39 7.344 4,33 6.420 3,78 13.764 8,11
40-44 6.152 3,62 5.272 3,11 11.424 6,73
45-49 5.154 3,04 4.291 2,53 9.445 5,56
50-54 3.737 2,2 3.075 1,81 6.812 4,01
55-59 2.639 1,55 2.333 1,37 4.972 2,93
60-64 1.867 1,1 1.493 0,88 3.360 1,98
65-69 1.097 0,65 1.023 0,6 2.120 1,25
70-74 754 0,44 652 0,38 1.406 0,83
>=75 2.238 1,32 1.923 1,13 4.161 2,45
TOTAL 88.396 52,1 81.375 47,9 169.771 100
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Katingan, 2018

Informasi mengenai kependudukan lainnya yang dapat


disajikan yaitu jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang
bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan
utama dan jenis kelamin di Kabupaten Katingan pada Tahun
2017. Data ini memberikan informasi mengenai pekerjaan utama
penduduk Katingan. Selain itu dapat diketahui juga jenis kelamin
penduduk yang bekerja untuk masing-masing lapangan pekerjaan.
Berdasarkan data BPS, pada Tahun 2017 penduduk Katingan
pada umumnya bekerja di lapangan usaha Pertanian, Perkebunan,

III-13
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Peternakan, Perikanan dan Kehutanan. Sebanyak 29.318 jiwa


atau 39,51 persen penduduk Katingan yang bekerja di lapngan
usahaPertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan
Kehutanan. Penduduk yang bekerja di lapangan kerja tersebut
didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 20.236 jiwa.
Setelah lapangan usahaPertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan, maka lapangan kerja lain yang
diminati oleh penduduk Katingan adalah Sektor Perdagangan,
Rumah Tangga dan Jasa Akomodasi yaitu sebesar 19,37 persen
dan sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebanyak
16,61 persen. Sedangkan lapangan usaha yang paling sedikit
diminati yaitu Listrik, Air dan Gas yang hanya 0,19 persen.

Tabel 3.11
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Katingan Tahun 2017

Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah %

Pertanian, Perkebunan, 20.236 9.082 29.318 39,51%


Peternakan, Perikanan dan
Kehutanan
Pertambangan dan 7.100 261 7.361 9,92%
Penggalian
Industri Pengolahan 1.854 1.338 3.192 4,30%
Listrik, Air dan Gas 144 0 144 0,19%
Konstruksi 4.095 100 4.195 5,65%
Perdagangan, Rumah Tangga 5.869 8.508 14377 19,38%
dan Jasa Akomodasi
Angkutan, Pergudangan dan 2.504 122 2.626 3,54%
Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real 294 370 664 0,89%
Estate, Jasa persewaan, dan
Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial 6.567 5.756 12.323 16,61%
dan Perorangan
Jumlah 48.663 25.537 74.200 100%
Sumber:Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus, BPS

III-14
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.1.9. Potensi Sumber Daya


Potensi sumber daya di Kabupaten Katingan mengacu pada
kawasan budidaya sebagaimana termuat dalam rancangan Perda
RTRW Kabupaten Katingan. Adapun rincian kawasan budidaya yang
potensial untuk dikembangkan,meliputi:
a. kawasanperuntukkanhutanproduksi
b. kawasanperuntukanpertanian
c. kawasanperuntukanperkebunan
d. kawasanperuntukkanpertambangan
e. kawasanperuntukanindustri
f. kawasanperuntukanpariwisata
g. kawasanperuntukanpermukiman
h. kawasanperuntukanbudidaya lain
i. kawasanPeruntukanBandarUdara
j. kawasanPeruntukanPusatPerfilmanAsiaTenggara
Berikut ini akan diuraikan potensi pengembangan masing-
masing kawasan yang disebutkan diatas.
a. KawasanPeruntukanHutanProduksi, meliputi:
1) KawasanHutanProduksi Tetap
Kawasanhutanproduksitetap, meliputi: Kecamatan
BukitRaya, Kecamatan Katingan Hulu,
KecamatanMarikit,Kecamatan Petak Malai,
KecamatanSanamanMatikei,Kecamatan Katingan Tengah,
KecamatanPulauMalan, KecamatanTewang Sangalang
Garing, Kecamatan KatinganHilir, KecamatanTasik
Payawan, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Mendawai
dan Kecamatan KatinganKuala.
2) KawasanHutanProduksiTerbatas
Kawasanhutanproduksiterbatas, meliputi: Kecamatan
Bukit Raya, Kecamatan KatinganHulu, Kecamatan

III-15
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Marikit, Kecamatan SanamanMantikei dan Kecamatan


Petak Malai.
3) KawasanHutanProduksiYangDapat Dikonversi
Kawasanhutanproduksiyangdapatdikonversi,
meliputi:Kecamatan BukitRaya, Kecamatan
KatinganHulu, Kecamatan Marikit, Kecamatan
PetakMalai, Kecamatan SanamanMatikei, Kecamatan
KatinganTengah, Kecamatan PulauMalan, Kecamatan
Tewang SangalangGaring, Kecamatan KatinganHilir,
Kecamatan TasikPayawan, Kecamatan Kamipang,
Kecamatan Mendawai, dan Kecamatan KatinganKuala.
b. Kawasan Peruntukan Pertanian, meliputi:
1) KawasanPertanianTanamanPanganBerkelanjutan
Kawasanpertaniantanamanpanganberkelanjutan tersebar
di seluruh kecamatan.
2) KawasanPertanianHortikultura
Kawasanpertanianhortikultura tersebar di seluruh
kecamatan
3) KawasanPetemakan
Kawasanpetemakan tersebar di seluruh kecamatan.
c. KawasanPeruntukan Perkebunan, meliputi:
Kawasanperuntukan perkebunan tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Katingan.
d. KawasanPeruntukan Pertambangan
Kawasanperuntukanpertambangan
berupawilayahpertambanganmineraldanbatubara,meliputi:
1) WilayahUsahaPertambanganLogam
WilayahUsahaPertambangan Logam, meliputi: Kecamatan
BukitRaya, Kecamatan KatinganHulu, Kecamatan Marikit,
Kecamatan Petak Malai, Kecamatan SanamanMatikei, dan
Kecamatan Katingan Tengah

III-16
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2) WilayahUsahaPertambanganBukanLogam
Wilayahusahapertambanganbukanlogam, meliputi:
Kecamatan TewangSangalangGaring, Kecamatan
KatinganHilir, Kecamatan TasikPayawan, Kecamatan
Kamipang, Kecamatan Meridawai, dan
KecamatanKatiriganKuala
3) WilayahUsahaPertambanganBatubara
Wilayah usaha pertambangan batubara, meliputi:
Kecamatan Marikit, KecamatanSanamanMantikei,
Kecamatan PetakMalai, KecamatanKatinganTengah,
Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan
TewangSangalangGaring, KecamatanKatinganHilir,
KecamatanTasik Payawan, KecamatanKamipang, dan
KecamatanMendawai.
4) WilayahUsahaPertambanganRadioaktif
Wilayahusaha pertambanganradioaktif, meliputi:
Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan KatinganHulu,
Kecamatan Marikit, Kecamatan SanamanMantikei,
Kecamatan PetakMalai
KatinganTengah, Kecamatan TewangSangalangGaring,
Kecamatan KatinganHilir dan Kecamatan TasikPayawan.
5) WilayahPertambanganRakyat(WPR)
Wilayahpertambanganrakyat, meliputi: Kecamatan
PetakMalai, Kecamatan KatinganTengah, Kecamatan
PulauMalan, dan Kecamatan TewangSangalangGaring.
e. KawasanPeruntukan Industri
Kawasan peruntukanindustri terdiri dari:
1) Kawasan peruntukanindustri rumah
tanggatersebardisetiapkecamatan
2) Kawasan peruntukanindustri sedang dan
besarterkonsentrasi di KecamatanKatingan Hilir

III-17
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3) Kawasan peruntukanindustri minapolitanterkonsentrasi di


kecamatan Katingan Kuala.
f. KawasanPeruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:wisata alam,
wisatabudaya, dan wisata sejarah.
g. KawasanPeruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman, meliputi a.
Kawasanperuntukanpermukimanperkotaan;dan
b.Kawasanperuntukanpermukimanperdesaan
1) Kawasanperuntukanpermukimanperkotaanmeliputikawas
anperkotaanibukotakecamatan
2) Kawasanperuntukanpermukirnanperdesaantersebardisetia
pkecamatan.
h. KawasanPeruntukan Budidaya Lainnya
Kawasanperuntukan budidaya lainnya meliputi:
1) Kawasan perikanan tangkap laut disesuaikan dengan
kewenangankabupaten dan perikanan tangkap perairan
umum tersebar di wilayahkecamatan yang memiliki
potensi
2) Kawasan pertahanan, keamanan dan perlindungan
masyarakat
3) Hutan pendidikan
4) Kebun raya
5) Kawasan budidaya perikanan tersebar pada seluruh
kecamatan dikabupaten katingan; dan
6) Kawasan konservasi perairan laut.
i. KawasanPeruntukanBandarUdara
Kawasanperuntukanbandarudara, meliputi: Kecamatan
KatinganTengah, Kecamatan Katingan Hilir dan Tewang
Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hulu, dan Kecamatan
KatinganKuala.

III-18
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

j. KawasanPeruntukanPusatPerfilmanAsiaTenggara
KawasanperuntukanpusatperfilmanasiatenggaraberadadiKeca
matanPulauMalandanKecamatan Tewang SangalangGaring.

3.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

3.2.1 Pertumbuhan PDRB


Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi makro suatu daerah adalah dengan
melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah yang
bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Katingan
dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang dihitung dengan dua pendekatan harga yaitu harga berlaku
dan harga konstan yang semakin meningkat.
Naik turunnya PDRB biasa juga disebut pertumbuhan
ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dari
penyajian PDRB atas dasar harga konstan karena pengaruh naik
turunnya harga telah dihilangkan atau dengan kata lain dengan
mempergunakan harga konstan, pengaruh inflasi telah ditiadakan.
Semakin tinggi kenaikan PDRB, maka makin tinggi pula
pertumbuhan ekonomi.

Tabel 3.12
PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**


A Pertanian, 961.407,0 1.022.288, 1.098.792, 1.153.702, 1.225.404,
Kehutanan, 8 9 1 4
dan Perikanan
B Pertambangan 298.853,4 321.427,8 333.234,9 353.154,5 384.786,9
dan Penggalian
C Industri 469.227,7 500.765,9 527.404,1 565.471,9 603.571,5
Pengolahan
D Pengadaan 934,5 1.004,8 1.134,5 1.349,1 1.428,1
Listrik dan
Gas
E Pengadaan Air, 1.350,4 1.461,8 1.569,2 1.700,1 1.832,5
Pengelolaan
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang

III-19
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**


F Konstruksi 363.963,4 391.077,0 426.892,4 467.680,2 490.451,3
G Perdagangan
Besar dan
Eceran;
226.850,1 242.112,9 258.036,4 275.684,8 294.881,7
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor
H Transportasi
dan 242.843,2 249.585,8 259.265,2 264.496,3 275.918,7
Pergudangan
I Penyediaan 59.677,7 64.995,4 70.917,2 77.539,2 83.057,8
Akomodasi
dan Makan
Minum
J Informasi dan 32.386,0 34.329,3 36.784,0 39.782,1 40.577,7
Komunikasi
K Jasa 47.922,6 49.790,8 51.020,6 52.536,1 53 172,2
Keuangan dan
Asuransi
L Real Estate 81.314,0 86.510,4 91.376,8 100.017,1 109.021,4
M,N Jasa 492,9 526,8 578,0 628,6 649,0
Perusahaan
O Administrasi 196.032,3 209.817,9 226.354,0 246.549,6 268.036,6
Pemerintahan,
Pertahanan
dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa 184.431,4 191.505,4 202.276,0 214.833,9 229.080,9
Pendidikan
Q Jasa 73.628,2 78.798,0 84.749,1 92.360,1 100.399,2
Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
R,S, 65.421,0 70.160,1 75.963,4 83.419,3 89.728,0
Jasa lainnya
T,U
3.306.735 3.516.158, 3.746.348, 3.990.904 4.251.997
PDRB
,8 8 8 ,8 ,9
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 –
2016, BPS, diolah
* Angka sementara
* Angka sangat sementara

Perekonomian Kabupaten Katinganpada Tahun 2016 yang


diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 4,25 triliun danatas dasar
harga berlaku mencapai Rp 6,127 triliun. Bila ditelaah lebih jauh
ke tahun-tahun sebelumnya, baik PDRB atas dasar harga konstan
maupun atas dasar harga berlaku menunjukkan kecederungan
peningkatan selama kurun waktu 2012 sampai dengan 2016.

Tabel 3.13
PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar Harga Berlaku

III-20
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (juta rupiah)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**


A Pertanian, 1.121.272, 1.293.363, 1.452.309, 1.569.509, 1.714.234,
Kehutanan, dan 5 8 2 6 8
Perikanan
B Pertambangan dan 367.877,4 402.525,6 439.406,8 467.419,7 542.120,2
Penggalian
C Industri 518.380,7 564.971,7 681.321,8 803.077,0 913.379,3
Pengolahan
D Pengadaan Listrik 829,8 851,9 959,3 1.496,2 1.625,8
dan Gas
E Pengadaan Air,
Pengelolaan
1.538,8 1.692,7 1.993,9 2.302,2 2.633,8
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F Konstruksi 421.673,5 479.742,7 542.296,1 631.353,8 701.413,0
G Perdagangan Besar
dan Eceran; 385.994,6
262.090,6 292.690,4 340.656,6 440.487,1
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan
283.617,4 322.175,9 354.670,1 393.873,9 423.275,4
Pergudangan
I Penyediaan 70.567,0 83.483,1 98.381,4 116.422,9 136.691,5
Akomodasi dan
Makan Minum
J Informasi dan 33.258,2 35.618,1 39.163,7 43.172,8 44.336,2
Komunikasi
K Jasa Keuangan 54.668,6 59.141,7 62.747,2 67.831,8 70.017,1
dan Asuransi
L Real Estate 94.339,2 103.959,7 118.677,2 139.357,6 162.671,4
M, 552,1 623,4 717,7 810,0 859,3
Jasa Perusahaan
N
O Administrasi 228.630,1 264.447,9 300.609,4 345.059,1 395.096,5
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 201.349,3 219.786,3 235.778,8 272.842,1 303.824,7
Q Jasa Kesehatan 86.215,7 94.122,3 109.888,7 127.598,1 147.155,7
dan Kegiatan
Sosial
R,S 73.778,7 85.972,8 94.746,1 112.881,4 127.679,1
,T, Jasa lainnya
U
3.820.639, 4.305.170, 4.874.324, 5.481.002, 6.127.500,
PDRB
5 0 1 7 9
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 –
2016, BPS, diolah
* Angka sementara
* Angka sangat sementara

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar


Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 sampai
dengan 2016 didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan. Sektor ini masih menjadi primadona dalam
perekonomian Kabupaten Katingan, walaupun selama periode
2012 sampai dengan 2016 tidak jarang mengalami

III-21
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

fluktuasi.Penurunan kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan disebabkan adanyapenurunan pada Kegiatan Tanaman
Pangan pada Subkategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Sektor berikutnya yang mempunyai peranan cukup berarti
dalam pembentukan PDRB Katingan adalah sektor Industri
Pengolahan. Selama kurun waktu 2012–2016 mengalami
peningkatan yaitu dari 13,98 persen pada Tahun 2012menjadi
14,65 persen pada Tahun 2016.

Tabel 3.14
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
(persen)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**
A Pertanian, Kehutanan, dan 29,35 30,04 29,80 28,64 27,98
Perikanan
B Pertambangan dan 9,63 9,35 9,01 8,53 8,85
Penggalian
C Industri Pengolahan 13,57 13,12 13,98 14,65 14,91
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03
E Pengadaan Air, 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 11,04 11,14 11,13 11,52 11,45
G Perdagangan Besar dan 6,86 6,80 6,99 7,04 7,19
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
H Transportasi dan 7,42 7,48 7,28 7,19 6,91
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi 1,85 1,94 2,02 2,12 2,23
dan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 0,87 0,83 0,80 0,79 0,72
K Jasa Keuangan dan 1,43 1,37 1,29 1,24 1,14
Asuransi
L Real Estate 2,47 2,41 2,43 2,54 2,65
M,N Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
O Administrasi 5,98 6,14 6,17 6,30 6,45
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 5,27 5,11 4,84 4,98 4,96
Q Jasa Kesehatan dan 2,26 2,19 2,25 2,33 2,40
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 1,93 2,00 1,94 2,06 2,08
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012–2016,
BPS, diolah
* Angka sementara
* Angka sangat sementara

III-22
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar


Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012sampai
dengan 2016 didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan. Walau lebih dominan dari pada 16 sektor lainnya, data
pada kurun waktu 2012 sampai 2016 menunjukkan sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanankecenderungan melambat
mulai Tahun 2014. Sampai dengan Tahun 2013 sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan memberi kontribusi sebesar 30,04
persen namun mulai turun pada tahun-tahun berikutnya sampai
27,98 persen pada Tahun 2016.
Pada posisi kedua, sektoryang mempunyai peranan cukup
berarti dalam pembentukan PDRB Kabupaten Katingan adalah
Industri Pengolahan yang pada Tahun 2016 menyumbang 14,91
persen. Sektor ini diikuti oleh sektor Konstruksi yang mempunyai
porsi 11,45 dari total PDRB Atas Dasar Harga Konstan.

Tabel 3.15
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten KatinganAtas Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016
(persen)

2016*
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015*
*
A Pertanian, Kehutanan, dan 29,07 29,07 29,33 28,91 28,82
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 9,04 9,14 8,89 8,85 9,05
C Industri Pengolahan 14,19 14,24 14,08 14,17 14,20
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 11,01 11,12 11,39 11,72 11,53
G Perdagangan Besar dan 6,86 6,89 6,89 6,91 6,94
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan
7,34 7,10 6,92 6,63 6,49
Pergudangan

III-23
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2016*
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015*
*
I Penyediaan Akomodasi dan 1,80 1,85 1,89 1,94 1,95
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 0,98 0,98 0,98 1,00 0,95
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,45 1,42 1,36 1,32 1,25
L Real Estate 2,46 2,46 2,44 2,51 2,56
M,N Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02
O Administrasi Pemerintahan, 5,93 5,97 6,04 6,18 6,30
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 5,58 5,45 5,40 5,38 5,39
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 2,23 2,24 2,26 2,31 2,36
Sosial
R,S,T, Jasa lainnya 1,98 2,00 2,03 2,09 2,11
U
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
PDRB
0 0 0 0 0
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 –
2016, BPS, diolah
* Angka sementara
* Angka sangat sementara
Perekonomian Kabupaten Katingan kurun waktu Tahun 2012
sampai dengan 2016 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan
meningkat, kecuali pada Tahun 2015 mengalami penurunan. Laju
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Katingan Tahun 2012 yang berada
pada angka 6,23 persen mengalami peningkatan sampai menjadi
6,55 persen pada Tahun 2014. Angka ini mengalami penurunan di
tahun 2015 menjadi 6,53 persen. Namun pada tahun berikutnya
kembali meningkat menjadi 6,54 persen. Penurunan pada tahun
2015 disebabkan melambatnya laju pertumbuhan katogori
pertanian, kehutanan dan perikanan, namun secara garis besar
masih pada kisaran diatas 6 persen.

Tabel 3.16

III-24
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Katingan Atas Dasar


Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016

Lapangan Usaha 2016*


2012 2013 2014 2015*
*
A Pertanian, Kehutanan, dan 5,39 6,33 7,48 5,00 6,21
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 5,34 7,55 3,67 5,98 8,96
C Industri Pengolahan 5,06 6,72 5,32 7,22 6,74
D Pengadaan Listrik dan Gas 12,00 7,52 12,91 18,91 5,86
E Pengadaan Air, Pengelolaan 7,43 8,25 7,35 8,35 7,79
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 8,95 7,45 9,16 9,55 4,87
G Perdagangan Besar dan 5,81 6,73 6,58 6,84 6,96
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 3,19 2,78 3,88 2,02 4,32
I Penyediaan Akomodasi dan 9,31 8,91 9,11 9,34 7,12
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 7,75 6,00 7,15 8,15 2,00
K Jasa Keuangan dan Asuransi 35,19 3,90 2,47 2,97 1,21
L Real Estate 6,79 6,39 5,63 9,46 9,00
M,N Jasa Perusahaan 6,35 6,88 9,73 8,74 3,25
O Administrasi Pemerintahan, 6,76 7,03 7,88 8,92 8,72
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 5,94 3,84 5,62 6,21 6,63
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 7,15 7,02 7,55 8,98 8,70
Sosial
R,S, 7,05 7,24 8,27 9,82 7,56
Jasa lainnya
T,U
PDRB 6,23 6,33 6,55 6,53 6,54
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 –
2016, BPS, diolah
* Angka sementara
* Angka sangat sementara

III-25
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2012-2017

8 7.37
6.87 7.01
7 6.33 6.55 6.53 6.546.36
6.23 6.03 6.21
6 5.56
5.01 4.88 5.02 5.07
5

1
0 0
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Katingan Kalteng Nasional

Sumber:
(1) BPS Provinsi Kalimantan Tengah
(2) BPS Kabupaten Katingan
(3) BPS RI

Data laju pertumbuhan ekonomi Katingan pada tahun 2016


bila dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan
nasional periode menunjukkan posisi diatas.Laju pertumbuhan
ekonomi Katingan pada tahun 2016 sebesar 6,54persen yang
berarti meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di angka
6,53persen. Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2016 sebesar 6,36 persendan
Nasional sebesar 5,02persen. Angka pertumbuhan ekonomi
Kalimantan tengah mengalami penurunan bila dibandingkan
tahun 2015 yang berada pada angka 7,01 persen.

3.2.2 Laju Inflasi


Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk bahan
analisis ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan
jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi
dengan adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply).

III-26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan


Tengah dipantau oleh BPS di 2(dua) kabupaten/kota yaitu Kota
Palangkaraya dan Kota Sampit.Adapun inflasi yang terjadi di Kota
Palangkaraya dan Kota Sampit dalam kurun waktu 2012-2016
mengalami peningkatan dan juga penurunan.Inflasi di
Palangkaraya pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,28
dari semula 6,73 di tahun 2012 menjadi 6,45 di tahun 2013.
Selanjutnya, pada Tahun 2014 meningkat kembali menjadi 6,63
atau meningkat sebesar 0,18. Namun pada Tahun 2015 mengalami
penurunan menjadi 4,20 atau menurun 2,43, dan di tahun 2016
menurun kembali menjadi 1,91 atau menurun 2,29. Begitu juga
yang terjadi di Kota Sampit, inflasi mengalami fluktuasi.

Tabel 3.17
Inflasi di Kota Palangkaraya dan Kota Sampit Tahun 2012-
2016

Indeks dan IHK


Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Inflasi Kota
6,73 6,45 6,63 4,20 1,91
Palangkaraya
Sumber: Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka Tahun 2017

3.2.3 PDRB Per kapita


PDRB Perkapita sering menjadi acuan untuk mengukur
tingkat kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi PDRB Perkapita
suatu daerah, maka semakin baik tingkat perekonomian daerah
tersebut, walaupun ukuran ini belum mencakup faktor
kesenjangan pendapatan antar penduduk. Bila PDRB suatu daerah
dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka
akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas
dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per
satu orang penduduk.Dalam kurun waktu 2012-2016 PDRB
Perkapita Kabupaten Katingan baik dengan ADHB atau ADHK
mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 sebesar 25,07 juta dan
21,70 juta, tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 27,76 juta

III-27
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

dan 22,67 juta, tahun 2014 meningkat menjadi 30,89 juta dan
23,76 juta, tahun 2015 meningkat menjadi 34,19 juta dan 24,89
juta dan di tahun 2016 meningkat kembali menjadi 37,63 juta dan
26,11 juta.
Tabel 3.18
PDRB Per Kapita Kabupaten Katingan Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012-2016

No PDRB Perkapita 2012 2013 2014 2015* 2016**

1 ADHB (juta Rp.) 25,07 27,76 30,89 34,19 37,63


2 ADHK (juta Rp.) 21,70 22,67 23,76 24,89 26,11
Sumber: PDRB Kabupaten Katingan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 –
2016, BPS, 2017

3.2.4 Indeks Gini


Indeks gini atau Koefisien Gini merupakan salah satu
indikator yang dapat melihat ketimpangan pendapatan antar
golongan penduduk. Gini Ratio Kabupaten Katingan masuk
kategori ketimpangan sedang karena berada pada kisaran 0,3
sampai 0,5 , yaitu di tahun 2012 sebesar 0,315, di tahun 2013
sebesar 0,365, di tahun 2014 sebesar 0,311, tahun 2015 sebesar
0,257 dan tahun 2016 sebesar 0,253.
Gambar 3.3
Indeks Gini Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2012-2017

0.45 0.413 0.406 0.414 0.402 0.394 0.391


0.4 0.365 0.365
0.332 0.358 0.347
0.35 0.311 0.327
0.315 0.3
0.3 0.257 0.253
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Katingan Kalteng Nasional


Sumber:

III-28
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

1. Kabupaten Katingan Dalam Angka2013-2017


2. BPS Provinsi Kalimantan Tengah
3. BPS RI
Perkembangan Indeks Gini Katingan pada tahun 2014 sampai
dengan 2016 menunjukkan kecenderungan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan Indeks Gini Provinsi Kalimantan Tengah dan
Nasional. Pada Tahun 2016, Indeks Gini Provinsi Kalimantan
Tengah berada pada angka 0,347 dan Indeks Gini Nasional
sebesar 0,394, sementara Indeks Gini Kabupaten Katingan berada
pada angka 0,253.Ini menunjukkan tingkat ketimpangan
pendapatan di Kabupaten Katingan adalah rendah.

3.2.5 Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia


Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas
porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan
penduduk.
Indikator ketimpangan distribusi pendapatan menurut Bank
Dunia, sebagai sebagai berikut:
1. Ketimpangan pendapatan tinggi
Proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
kategori 40% terendah terhadap total pendapatan seluruh
penduduk kurang dari 12%
2. Ketimpangan pendapatan sedang/menengah
Proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
kategori 40% terendah terhadap total pendapatan seluruh
penduduk antara 12-17%
3. Ketimpangan pendapatan rendah
Proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
kategori 40% terendah terhadap total pendapatan seluruh
penduduk lebih dari 17%.

III-29
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.2.6 Indeks Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)


Indeks Williamson merupakan ukuran ketimpangan
pendapatan untuk menganalisis seberapa besarnya kesenjangan
antarwilayah/daerah. Dasar perhitungannya dengan
menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah
penduduk per daerah.
Perhitungan Indeks Williamson didasarkan pada PDRB per
kapita dan jumlah penduduk. Hasil pengukuran Indeks
Williamson kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kategori,
yaitu:
1. IW <0,4 artinya tingkat ketimpangan rendah
2. 0,4 < IW< 0,5 artinya tingkat ketimpangan moderat
3. IW > 0,5 artinya tingkat ketimpangan tinggi.
Jika Indeks Williamson semakin mendekati angka 0 maka
semakin kecil ketimpangan pembangunan ekonomi. Sebaliknya
apabila Indeks Williamson semakin mendekati angka 1 maka
semakin besar ketimpangan pembangunan ekonomi.

3.2.7 Persentase Penduduk Miskin


Indikator persentase penduduk diatas garis kemiskinan
adalah indikator yang menggambarkan rasio penduduk yang
hidup berkecukupan dan yang tidak menurut standar tertentu
yang berlaku secara nasional. Kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Katingan selama periode
tahun 2012-2017 mengalami peningkatan. Jumlah penduduk
miskin pada tahun 2012 mencapai 9.340.000 jiwa dengan
persentase penduduk miskin sebesar 6,10%. Selama beberapa
tahun (2012-2107), baik jumlah maupun persentase penduduk
miskin di Katingan mengalami penurunan, kecuali pada Tahun

III-30
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2015 mengalami peningkatan. Jumlah penduduk miskin pada


Tahun 2015 meningkat dari 10.160.000 jiwa pada tahun 2014
menjadi 10.410.000 jiwa. Demikian juga dengan persentase
penduduk miskin meningkat dari 6,42% menjadi 6,53%. Namun
setelah Athun 2015, jumlah dan persentase penduduk miskin
mengalami trend penurunan sampai mencapai 5,78% pada Tahun
2017.
Selain jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk
miskin, indicator kemiskinan lain yang penting tetap dipantau dan
dikendalikan oleh pemerintah daerah yaitu Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan.Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
merupakan indeks yang memberikan informasi mengenai
gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Tabel 3.19
Indikator Kemiskinan di Kabupaten Katingan
Tahun 2012-2017

Tahun
No. Indikator
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Penduduk
1 9.340 10.200 10.160 10.410 10.100 9.510
Miskin (000
jiwa)
Garis
Kemiskinan 412.11
2 299.427 325.773 341.896 356.695 387.848
3
(Rp/Kapita/B
ulan)
Persentase
3 Penduduk 6,10 6,55 6,42 6,53 6,23 5,78
Miskin (%)
Indeks
Kedalaman
4 1,21 0,85 1,03 0,97 0,85 0,92
Kemiskinan
(P1)
Indeks
Keparahan
5 0,32 0,19 0,27 0,22 0,19 0,27
Kemiskinan
(P2)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

III-31
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Data menunjukkan indeks kedalaman kemiskinan (P1) di


Kabupaten Katingan selama periode 2012 sampai 2017 mengalami
fluktuasi dan pada Tahun 2107 berada pada 0,92 yang meningkat
dari tahun sebelumnya yaitu 0,85. Peningkatan nilai indeks
kedalaman kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga
semakin besar. Seperti halnyaindeks kedalaman kemiskinan,
selama kurun waktu 2012 sampai dengan 2017 indeks keparahan
kemiskinan juga mengalami fluktuasi.Data Tahun 2017
menunjukkan angka 0,27 yang meningkat dari tahun sebelumnya
yang berada di angka 0,19.Diharapkan pada tahun-tahun
berikutnya dapat mengalami penurunan, sebab semakin tinggi
nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara
penduduk miskin.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Katingan selama
periode 2012 sampai dengan 2017 mengalami kecederungan
penurunan. Kecenderungan penurunan ini juga terjadi pada
tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Bila dibandingkan dengan
persentase penduduk miskin Provinsi Kalimantan Tengah, posisi
Katingan berada diatas. Namun bilaa dibandingkan dengan
persentase penduduk miskin nasional yang berada di angka
10,12% pada tahun 2017, maka persentase penduduk miskin
Katingan jauh lebih rendah (5,78%).

III-32
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.4
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2012-2017

14

12
11.66 11.47
10.96 11.13 10.7
10 10.12
8
6.1 6.55 6.42 6.53 6.23
6
6.19 6.23 6.07 5.94 5.66 5.78
5.37
4

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kab. Katingan Prov. Kalteng Nasional

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

3.2.8 Indeks Pembangunan Manusia


Kondisi umum kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Katingan dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) sebagai barometer indikasi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup,
IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, mencakup
umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang
layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas
karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi
kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Untuk
mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk
mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan
daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang
dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai

III-33
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan


untuk hidup layak.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Katingan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indeks
Pembangunan Manusia Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2017
mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012 IPM sebesar 64,87 dan
Pada Tahun 2017 beradapada titik 67,56.Seluruh komponen
pembentuk IPM Kabupaten Katingan menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan dari sisi pendidikan,
kesehatan dan daya beli masyarakatKabupaten Katingan
mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.

Tabel 3.20
Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017

IPM (%) 64,87 65,29 65,79 66,81 67,41 67,56

Rata-Rata Lama
8,15 8,17 8,23 8,62 8,63 8,64
Sekolah (tahun)
Harapan Lama
11,14 11,40 11,69 12,03 12,19 12,20
Sekolah (tahun)
Angka Harapan
64,82 64,89 64,98 65,28 65,40 65,53
Hidup (tahun)
Pengeluaran
Perkapita (ribu 9.357 9.452 9.542 9.599 9.969 10.029
rupiah)
Sumber: BPS RI, diolah 2018
Perkembangan IPM Katingan beberapa tahun terakhir
menunjukkan posisi masih dibawah bila dibandingkan dengan
IPM Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional. Pada Tahun 2017,
IPM Provinsi Kalimantan Tengah berada pada angka 69,79 dan
IPM Nasional sebesar 70,81. Walau demikian, berdasarkan gambar
dibawah terlihat bahwa Kabupaten Katingan mengikuti trend
peningkatan IPM dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional.

III-34
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.5
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2012-2017

Kab. Katingan Prov. Kalteng Nasional


72
70.18 70.81
70 69.55 69.79
68.90 68.53 69.13
68 67.70 68.31 67.77
67.41 67.41 67.56
66 66.66 66.81
65.29 65.79
64.87
64
62
60
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS RI, diolah 2018

3.2.9 Angka Melek Huruf (AMH)


Angka melek huruf merupakan proporsi penduduk berusia 15
tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin
atau lainnya. Manfaat perhitungan angka melek huruf digunakan
untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan buta
huruf, yang khususnya ada di wilayah perdesaan.
Seseorang dapat dikatakan melek huruf apabila orang
tersebut dapat menggunakan kemampuan baca dan tulis dengan
huruf latin, huruf arab atau huruf lainnnya dalam kegiatannya
memerlukan kecakapan tersebut dan juga memungkinkannya
untuk melanjutkan pemanfaatan kecakapan membaca dan
menulis untuk pengembangan diri dan masyarakat. Melek huruf
sangat berkaitan erat dengan buta huruf. Semakin meningkatnya
angka melek huruf menunjukkan semakin menurunnya angka
buta huruf. Baik angka melek huruf maupun angka buta huruf
dapat digunakan untuk melihat pencapaian keberhasilan
program-program pemberantasan buta huruf.
Program pemberantasan melek huruf sebetulnya sudah
berjalan sejak jaman kemerdekaan, namun dalam perjalanannya

III-35
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

terjadi pasang surut, bahkan dalam sejarahnya negara Indonesia


pernah memproklamirkan bebas buta huruf. Tetapi karena tidak
dipergunakan ketrampilan menyebabkan banyak yang menjadi
buta huruf kembali. Program pemberantasan buta huruf
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis dengan huruf latin dan berhitung serta
berketrampilan. Dengan kemampuan yang dimiliki tersebut
memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, tujuan lain adalah menciptakan
tenaga lokal yang potensial guna mengelola sumberdaya yang ada
dilingkungannya. Bagi pendidikan persekolahan, diharapkan akan
mampu menekan angka putus sekolahdi pendidikan
persekolahan.
Pada Tahun 2012, Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten
Katingan adalah98,77 persen dan mengalami peningkatan sampai
dengan Tahun 2014 yaitu 99,84 persen. Namun mulai tahun 2015
sampai dengan kondisi terakhir tahu 2017 mengalami pelambatan
mencapai 99,42 persen. Hal ini menuntut pemerintah dan
masyarakat untuk terus menggalakkan pemberantasan buta
hurufdi seluruh wilayah. Lebih khusus lagi, pemerintah lebih
fokus terhadap usia muda, jangan sampai buta huruf baru di usia
muda bermunculan dan akan menjadi beban pemerintah di masa
mendatang.

Tabel 3.21
Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2012-2017
Tahun Angka Melek huruf

20121 98,77

20131 99,3

20141 99,84

20151 99,61

20161 99,50

III-36
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tahun Angka Melek huruf

2017² 99,42

Sumber:
1. Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013-2017
2. Lakip Kabupaten Katingan Tahun 2017.

3.2.10 Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama


Sekolah (RLS)
Angka lama sekolah adalah angka yang menunjukkan
lamanya bersekolah dari masuk sekolah dasar sampai sampai
dengan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh. Namun
jumlah tahun bersekolah ini tidak mengindahkan kasus-kasus
tidak naik kelas, putus sekolah yang kemudian melanjutkan
kembali, dan masuk sekolah dasar diusia yang lebih muda atau
lebih tua. Menghitung angka rata-rata lama sekolah dapat
dikonversikan langsung dari jenjang pendidikan dan kelas
tertinggi yang pernah diduduki seseorang. Secara umum Angka
Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di
Kabupaten Katingan pada tahun 2016 mencapai 8,63 tahun atau
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya(8,62 tahun). Hal ini
berarti bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Katingan baru
mampu menempuh pendidikan sampai dengankelas 2 SMPatau
putus sekolah dikelas 3 SMP. Berikut data rata-rata lama sekolah
tahun 2012-2017.

Tabel 3.22
Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Harapan Lama
11,14 11,40 11,69 12,03 12,19 12,20
Sekolah (tahun)
Rata-Rata Lama
8,15 8,17 8,23 8,62 8,63 8,64
Sekolah (tahun)
Sumber: BPS RI, diolah 2018

III-37
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.2.11 Angka Usia Harapan Hidup


Angka Usia Harapan Hidup mengindikasikan peluang bayi
yang baru lahir akan mencapai usia harapan hidup hingga tahun
tertentu. Tingkat kesehatan disuatu negara salah satunya dapat
dilihat dari besarnya usia harapan hidup penduduknya. Angka
Harapan Hidup Kabupaten Katingan dalam kurun waktu tahun
2012 sampai dengan 2016 semakin lama semakin meningkat,
pada tahun 2012 Angka Usia Harapan Hidup mencapai 64,82terus
meningkat sampai tahun 2016 yaitu 65,40. Angka ini berarti
bahwa setiap bayi yang lahir pada tahun 2016 memiliki harapan
untuk hidup hingga usia mencapai 65-66 tahun. Peningkatan
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Katingan ini karena sangat
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain semakin baik
teraksesnya pelayanan kesehatan bagi semua kelompok
masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas dan
disertai semakin baiknya kondisi sosial ekonomi masyarakat
disertai dukungan peningkatan kesehatan lingkungan. Angka
harapan hidup di Kabupaten Katingan dapat pada tabel berikut.

Tabel 3.23
Angka Harapan Hidup Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

TAHUN
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Harapan
64,82 64,89 64,98 65,28 65,40 65,53
Hidup
Sumber: BPS RI, diolah 2018

3.2.12 Persentase Balita Gizi Buruk


Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam
kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak
bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Gizi buruk adalah
kondisi terparah dari kekurangan gizi menahun.Pada Tahun 2012
ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 2 kasus dengan persentase

III-38
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

sebesar 1,34 persen, pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus gizi
buruk, pada tahun 2014 ditemukan 9 kasus gizi buruk dengan
persentase 3,05 persen dan di tahun 2015 dan 2016 di temukan 2
kasus gizi buruk dengan persentase 4,10 persen dan 3,16 persen
dan telah ditangani RSUD Mas Amsyar Kasongan. Adapun
Perkembangan Gizi Buruk di Kabupaten Katingan disajikan dalam
tabel berikut:

Tabel 3.24
Persentase Gizi Buruk Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

TAHUN
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase Gizi Buruk
1,34 2,83 3,05 4,10 3,16
(persen)
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Katingan Dalam Angka 2013-2017

3.2.13 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator
ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk
yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk
pada suatu waktu dalam periode survei. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja menunjukkan persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja. Rasio ini menggambarkan partisipasi
angkatan kerja pada tiap kelompok umur dan jenis kelamin. TPAK
menurut kelompok umur biasanya memiliki pola huruf ”U”
terbalik. Pada kelompok umur muda (15-24) tahun, TPAK
cenderung rendah, karena pada usia ini mereka lebih banyak
masuk kategori bukan angkatan kerja (sekolah). Begitu juga pada
kelompok umur tua (diatas 65 tahun), TPAK rendah dikarenakan
mereka masuk pada masa purnabakti (pensiun).Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Katingan disajikan pada
tabel dibawah ini:

III-39
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.25
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Tingkat Partisipasi
71,61 69,04 70,83 72,20 72,91
Angkatan Kerja (persen)

Sumber:Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013-2017, BPS, diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat


partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Katingan tahun 2012
sebesar 71,61 persen, di tahun 2013 menurun menjadi 69,04
persen dan di tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 meningkat
kembali menjadi 70,83 persen, 72,20 persen dan 72,91 persen.

3.2.14 Tingkat Pengangguran Terbuka


Berdasarkan definisi BPS, angkatan kerja adalah
pendudukusia kerja (15 tahun ke atas) yangbekerja, punya
pekerjaan namunsementara tidak bekerja,
danpengangguran.Sementara itu, bukan angkatan kerja adalah
mereka yang berumur 10 tahun ke atas dan selama seminggu
yanglalu hanya bersekolah, mengurusrumah tangga atau lainnya,
sertatidak melakukan suatu kegiatanyang dapat dimasukkan
dalamkategori bekerja, sementara tidakbekerja, atau mencari
pekerjaan. Untuk melihat komposisi angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja di Kabupaten Katingan, maka dapat diwakili
dengan data perkembangan Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Menurut Kegiatan Selama Seminggu Yang Lalu.

III-40
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.26
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas
Menurut Kegiatan Selama Seminggu Yang
Lalu
Tahun 2012-2015 (jiwa)

No. Jenis Kegiatan 2012 2013 2014 2015

A. Angkatan Kerja 73.523 70.445 77.849 81.174

1 Bekerja 71.028 66.348 73.778 76.325

Pengangguran
2 2.495 4.097 4.071 4.849
Terbuka

Bukan Angkatan
B. 29.154 31.590 32.060 31.250
Kerja

1 Sekolah 9.245 6.878 9.031 8.988

Mengurus
2 16.739 22.291 19.466 19.839
rumahtangga

3 Lainnya 3.170 2.421 3.563 2.423

Jumlah 102.677 102.035 109.909 112.424


Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka 2013-2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah


penduduk berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2012 berjumlah
102.677 jiwa. Dari angka tersebut, jumlahangkatan kerja
sebanyak 73.523 jiwa dan 29.154 jiwa bukan angkatan kerja.
Jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas terus meningkat dari
tahun ke tahun dan mencapai 112.424 jiwa pada Tahun 2015,
dengan komposisi angkatan kerja 81.174 jiwa dan bukan
angkatan kerja sebanyak 31.250 jiwa. Lebih lanjut, berdasarkan
data diatas diketahui bahwa pengangguran terbuka pada tahun
2012 sejumlah 2.495 jiwa mengalami peningkatan tahun–tahun
berikutnya dan mencapai 4.849 jiwa pada Tahun 2015.

III-41
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan


kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan
belum mendapatkannya. Angka pengangguran di Kabupaten
Katingan cenderung mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2012,
angka penggangguran di Katingan berada pada2,49 persen dan di
tahun 2017meningkat menjadi 3,81 persen. Namun bila dicermati,
tingkat pengangguran terbuka pada sebesar 3,81 persen ini sudah
mengalami penurunan yang signifikan bila dibandingkan dengan
periode 2013 sampai dengan 2016 yang pada umumnya berada
diatas 5 persen.
Perkembangan indikator tingkat pengangguran terbuka
Katingan pada Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016
menunjukkan posisi masih diatas bila dibandingkan dengan
tingkat pengangguran terbuka Provinsi Kalimantan Tengah.
Sementara pada tahun 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten Katingan mengalami penurunan yang menggembirakan
hingga menjadi 3,81 persen dan berada dibawah tingkat
pengangguran terbuka Provinsi Kalimantan Tengah dan nasional.
Pada tahun 2017, tingkat pengangguran terbuka Provinsi
Kalimantan Tengah dan nasional masing-masing sebesar 4,23
persen dan 5,5 persen.Adapun Tingkat Pengangguran Terbuka di
Kabupaten Katingandibandingkan dengan Kalimantan Tengah dan
nasional disajikan pada tabel dibawah ini:

III-42
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.6
Tingkat Pengangguran Terbuka
di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah dan
Nasional Tahun 2012-2017

7
6.13 6.17 5.97 6.18
5.94
6 5.56
5.23 5.42 5.61 5.5
4.82
5 4.54
4.23
3.81
4 3.353.14 3.24
3
3

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Katingan Kalteng Nasional

Sumber:
1. Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2014-2017
2. Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Katingan 2017
3. BPS RI, 2018.

3.2.15 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I


Keberhasilan program KB tidak terlepas dari upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan lembaga atau
organisasi masyarakat lainnya yang secara bersama-sama
mensukseskan program dimaksud yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan tahapan atau tingkatan
kesejahteraan keluarga, maka setiap keluarga dapat dikelompokan
kepada 5 (lima) tahapan keluarga yaitu: Keluaraga Pra Sejahtera,
Keluarga Sejahtera Tahap I, Keluarga Sejahtera Tahap II, Keluarga
Sejahtera Tahap III, dan Keluarga Sejahtera Tahap III plus.
Berdasarkan data beberapa tahun terakhir, dapat dilihat
bahwa jumlah keluarga pra sejahtera I, II, III dan III Plus tahun
2012 sebanyak 43.465 keluarga dan pada Tahun2016 meningkat

III-43
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

67.008 keluarga. Dalam periode 2012 sampai 2016, angka ini


sempat mengalami penurunan pada Tahun 2013.
Berdasarkan data pada tabel di bawah, terlihat komposisi
keluarga pra sejahtera I, II, III dan III Plus. Pada data terlihat
perubahan drastis terjadi pada kelompok Keluarga sejahtera III
yang meningkat pada tahun 2016 menjadi 33.554 dibandingkan
tahun sebelumnya yang berjumlah 8.663. Ini mengindikasikan
semakin banyaknya keluarga di Katingan yang sejahtera.
Namun yang perlu diwaspadai, adanya kondisi bertambahnya
jumlah keluarga sejahtera I pada Tahun 2016 yaitu 17.185. Angka
ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7.902. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah keluarga yang berada di keluarga
sejahtera I semakin banyak, dan ini tidak baik bila berlangsung
cukup lama. Perlu diupayakan berbagai cara untuk menggeser
kearah kategori keluarga sejahtera III bahkan keluarga sejahtera III
plus.

Tabel 3.27
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera I, II, III dan III Plus
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Keluarga Pra
1.994 1.449 1.284 1.284 2.108
Sejahtera
Keluarga Sejahtera I 9.467 8.775 7.902 7.902 14.161

Keluarga Sejahtera II 24.751 25.010 24.836 24.836 17.185

Keluarga Sejahtera III 6.491 6.876 8.663 8.663 33.554


Keluarga Sejahtera III
762 1.051 1.008 1.008 -
Plus

Jumlah 43.465 43.161 43.693 43.693 67.008

Sumber:
1. Profil Kabupaten Katingan Tahun 2013-2015
2. Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013-2017

III-44
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.2.16 Indeks Kepuasan Masyarakat


Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur
pemerintah kepada masyarakat sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional Propenas), perlu dilakukan penilaian atas
pendapat masyarakat terhadap pelayanan, melalui penyusunan
indeks kepuasan masyarakat (IKM) sebagai tolok ukur untuk
menilai kualitas pelayanan.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya. Selama ini Survei Kepuasan
Masyarakat menggunakan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah. Keputusan ini belummengacu
pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan. Oleh karena itu,
KementerianPendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi telah melaksanakan penyesuaian dengan menerbitkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman
Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan
Pelayanan Publik yang merupakan peraturan pengganti dari
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

III-45
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan


Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Dalam peraturan ini, terdapat 9 unsur IKM yang dijadikan
pengukur tingkat kepuasan masyarakat, yakni (1) persyaratan; (2)
prosedur; (3) waktu pelayanan; (4) biaya/taruf; (5) produk
spesifikasi jenis pelayanan; (6) kompetensi pelaksana; (7) perilaku
pelaksana; (8) maklumat pelaksana; dan (9) penanganan
pengaduan, saran dan masukan.
Pelaksanaan survey IKM di Kabupaten Katingan hanya pada
dua instansi saja, yaitu RSUD Mas Amsyar Kasongan dan Dinas
Dukcapil sedang di perangkat daerah lain yang melaksanakan
pelayanan langsung kepada masyarakat belum terlaksana seperti
pada Dinas Penanaman Modal PTSP, Puskemas dan
Kecamatan/Keluarahan. Salah satu kendalanya adalah, jumlah
responden yang disyaratkan dalam Kepmen PAN Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2004 sebanyak minimal 150 orang dari jumlah
populasi penerima layanan tidak terpenuhi.

Tabel 3.28
Indeks Kepuasan Pelayanan Masyarakat pada Unit Pelayanan
di Kabupaten Katingan Tahun 2015 dan Tahun 2015

Tahun 2015 Tahun 2016


UNIT PELAYANAN Katego
Nilai IKM Kategori Nilai IKM
ri

RSUD Mas Amsyar Kasongan 74,87 B (Baik) 72,87 B (Baik)

Dinas Dukcapil Kab. Katingan 79,01 B (Baik) 76,17 B (Baik)

B
Rata-rata 76,94 B (Baik) 74,52
(Baik)
Sumber: Bagian Ortal, Setda, diolah

Selanjutnya, berdasarkan data pada tabel di atas, dapat


disimpulkan bahwa keseluruh tingkat tingkat mutu pelayanan
umum di Kabupaten Katingan mendapat Kategori B dan kinerja

III-46
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pada kedua unit pelayanan tersebut sudah baik, meski trennya


mengalami penurunan di tahun 2016 dibandingkan tahun 2015.

3.2.17 Persentase PAD terhadap Pendapatan


Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang melalui
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana,
merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih. Pendapatan daerah di bagi kedalam tiga komponen yaitu
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah. Berikut perkembangan Pendapatan
Daerah Kabupaten Katingan dan konstribusi PAD periode tahun
2012-2016.

Gambar 3.7
Persentase PAD terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten
Katingan 2012 - 2016

5.46
4.84
4.52
4.11
3.83

2012 2013 2014 2015 2016


Pendapatan Daerah 683,946.46 juta769,751.50 juta933,118.98 juta
1,066,081.72 juta
1,124,910.93 juta
Pendapatan Asli Daerah 30,932.86 juta 37,222.34 juta 50,959.20 juta 40,799.55 juta 46,280.72 juta
% PAD terhadap Pendapatan 4.52 4.84 5.46 3.83 4.11

Sumber: DPKAD Kabupaten Katingan, 2017 diolah

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa


konstribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten
Katingan masih sangat kecil. Presentase PAD tertinggi ada di

III-47
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

tahun anggaran 2014 yang mencapai 5,46%, tetapi ditahun-tahun


berikutnya mengalami penurunan, bahkan pada tahun 2015
sempat mencapai angka 3,83%. Secara umum bila melihat
komposisi pendapatan daerah Kabupaten Katingan, proporsi
terbesar masih disumbangkan oleh komponen Dana Perimbangan
terutama dari pos Dana Alokasi Khusus (DAU) yang pada peride
tahun anggaran 2012-2016 rata-rata mencapai angka 84,4%,
sedangkan pos PAD rata-rata dalam lima tahun ini hanya
memberikan konstribusi sebesar 4,6% dari seluruh total
pendapatan.

3.2.18 Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Pola Pangan Harapan atau Desirable Dietary Pattern adalah
susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan
energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun
relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan.
Konsep PPH merupakan manifestasi konsep gizi seimbang yang
didasarkan pada konsep triguna pangan. Kesimbangan jumlah
antar kelompok pangan merupakan syarat terwujudnya
keseimbangan gizi, dengan demikian PPH dapat digunakan
sebagai ukuran keseimbangan dan keanekaragaman pangan.
Dengan terpenuhi kebutuhan energi dari berbagai kelompok
pangan sesuai PPH secara implisit kebutuhan zat gizi juga
terpenuhi. Oleh karena itu, skor pola konsumsi pangan
mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat
keragaman konsumsi pangan dan seimbang. Penetapan PPH
bertujuan untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar)
pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang
mempertimbangkan keseimbangan gizi berdasarkan cita rasa,
daya cerna, daya terima, masyarakat, kuantitas dan kemampuan
daya beli.

III-48
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Adapun yang dimaksud dengan nilai capaian peningkatan


skor Pola Pangan Harapan (PPH), adalah komposisi kelompok
pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya, dimana dengan semakin tingginya skor
PPH, maka konsumsi pangan semakin beragam, bergizidan
seimbang. Rumus untuk menghitung Nilai PPH adalah sebagai
berikut:
Nilai capaian peningkatan PPH = % AKG x bobot masing-
masing kelompok pangan.
Gambar 3. 8
Capaian Skor Pola Pangan Harapan Kabupaten Katingan
Tahun 2014-2017

88.50

80.10
79.00
77.60

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017


Target (%) 77.60 79.00 80.00 80.00
Realisasi (%) 77.60 79.00 80.10 88.50

Sumber : Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Katingan, 2018


diolah
3.2.19 Opini BPK
Pemerintah daerah setiap tahun menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan selanjutnya akan
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil opini BPK
atas pengelolaan keuangan di Kabupaten Katingan pada kurun
waktu 2012-2017 dapat dilihat di tabel berikut ini.

III-49
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.29
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

INDIKATOR 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Opini BPK WDP WTP WTP WTP WTP WDP

Sumber:Lakip Kabupaten Katingan Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil opini BPK


atas pengelolaan keuangan di Kabupaten Katingan pada kurun
waktu 2013 sampai dengan 2016 menunjukkan prestasi yang baik
yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Namun pada Tahun 2017
mengalami penurunan menjadi Wajar Dengan Pengecualian
(WDP).

3.2.20 Konstribusi Sektor-sektor Produksi terhadap PDRB


menurut Lapangan Usaha
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan menghitung
pertumbuhan ekonomi (PDRB) adalah dengan pendekatan
produksi. Berdasarkan pendekatan produksi, PDrB didefinisikan
sebagai jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi atau sektor di suatu wilayah/negara
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Setiap sektor
tersebut dirinci lagi menjadi subsektor. Unit-unit produks tersebut
dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha
(sektor).
Berikut konstribusi sektor-sektor tersebut terhadap laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Katingan menurut lapangan
usaha periode tahun 2012-2016:

III-50
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.30
Distribusi persentase PDRB Kabupaten Katingan Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2016

Distribusi Presentase PDRB (persen)


Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
A. Pertanian, Kehutanan, dan
29,35 30,04 29,8 28,64 27,98
Perikanan
1. Pertanian, Peternakan,
18,65 19,36 19,34 18,62 17,88
Perburuan dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 3,85 3,88 3,84 3,83 3,5
b. Tanaman Hortikultura 0,36 0,37 0,37 0,37 0,36
c. Tanaman Perkebunan 12,36 12,94 12,89 12,11 11,56
d. Peternakan 1,70 1,8 1,86 1,94 2,1
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,38 0,37 0,37 0,37 0,36
2. Kehutanan dan Penebangan
4,96 4,82 4,87 4,75 4,81
Kayu
3. Perikanan 5,74 5,86 5,59 5,27 5,29
B. Pertambangan dan Penggalian 9,63 9,35 9,01 8,53 8,85
1. Pertambangan Minyak, Gas dan
0 0 0 0 0
Panas Bumi
2. Pertambangan Batubara dan
0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam 8,75 8,47 8,16 7,72 8,04
4. Pertambangan dan Penggalian
0,87 0,87 0,84 0,79 0,8
Lainnya
C. Industri Pengolahan 13,57 13,12 13,98 14,65 14,91
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03
1. Ketenagalistrikan 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es 0 0 0 0 0
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 11,04 11,14 11,13 11,52 11,45
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
6,86 6,8 6,99 7,04 7,19
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 7,42 7,48 7,28 7,19 6,91
1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0
2. Angkutan Darat 1,06 1,14 1,25 1,4 1,46
3. Angkutan Laut 0 0 0 0 0
4. Angkutan Sungai Danau dan
6,27 6,24 5,91 5,67 5,34
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0 0 0 0 0
6. Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos dan 0,1 0,1 0,1 0,11 0,11
Kurir
I. Penyediaan Akomodasi dan
1,85 1,94 2,02 2,12 2,23
Makan Minum
1. Penyediaan Akomodasi 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
2. Penyediaan Makan Minum 1,73 1,82 1,9 2,01 2,11
J. Informasi dan Komunikasi 0,87 0,83 0,8 0,79 0,72
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,43 1,37 1,29 1,24 1,14
1. Jasa Perantara Keuangan 0,98 0,94 0,86 0,82 0,75

III-51
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Distribusi Presentase PDRB (persen)


Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0,42 0,4 0,39 0,38 0,36
3. Jasa Keuangan Lainnya 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
4. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0
L. Real Estat 2,47 2,41 2,43 2,54 2,65
M, N. Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 5,98 6,14 6,17 6,3 6,45
Wajib
P. Jasa Pendidikan/Education 5,27 5,11 4,84 4,98 4,96
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
2,26 2,19 2,25 2,33 2,4
Sosial
R, S, T, U. Jasa lainnya 1,93 2 1,94 2,06 2,08
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Katingan Dalam Angka 2017, BPS

3.2.21 Produksi Sektor Pertanian dan Perkebunan


Sektor pertanian adalah sektor yang paling besar
kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupten
Katingan. Sektor ini dalam struktur PDRB menurut lapangan
usaha terdiri atas 5 subsektor, yakni tanaman pangan,
holtikultura, perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian. Selain
berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, kelima sub sektor
ini membuka lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Katingan.
Hingga kini, sebagian besar masyarakat Katingan masih
berusaha di sektor pertanian dalam arti luas, selebihnya
terdistribusi pada sektor industri pengolahan dan sektor
perdagangan. Selain didukung oleh ketersedian lahan yang
luas,potensi pada sektor pertanian di Kabupaten Katingan masih
potensial untuk lebih dikembangkan guna menjadi salah satu
sumber pendapatan terbesar bagi masyarakat dan pemerintah
daerah. Peningkatan pengelolaan potensi di sektor pertanian
tentunya sangat penting untuk diupayakan guna memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakatnya. Berikut perkembangan produksi pada sektor
pertanian dan perkebunan di Kabupaten Katingan:

III-52
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.31
Produksi Sektor Pertanian dan Perkebunan di Kabupaten
Katingan Tahun 2012-2016

Uraian / Jenis Tahun Produksi Rata-


Komoditi 2012 2013 2014 2015 2016 rata
A. Produksi
Sektor
Pertanian
1. Produksi
Tanaman
Pangan
a. Padi (ton) 56.791 62.318 63.895 68.875 64.356
b. Jagung (ton) 124 290 161 72 119
c. Kedelai (ton) 39 36 6 6 1
d. Ubi jalar
- - - - 278
(ton)
e. Ubi kayu
- - - - 1.903
(ton)
2. Produksi
Tanaman
Holtikultura
a. Bawang
- - 36 - -
merah (kw)
b. Cabe (kw) 468 365 488 461 726
c. Durian
8.749 3.648 5.891 3.342 2.688
(buah)
d. Mangga (kw) 1.009 811 1.048 1.085 797
e. Pisang (ton) 7.205 8.544 12.630 11.837 9.053
f. Sayur-
sayuran 3.566 3.723 1.495 2.884 2.564
(kw)
g. Buah-buah
27.130 6.247 10.523 9.963 8.342
lainnya (kw)
Luas areal
tanaman
padi/bahan 18.771 19.728 18.876 20.556 20.986
pangan utama
lokal lainnya (ha)
Produktivitas
tanaman padi 3,03 3,16 3,38 3,35 3,07 3,2
(ton/ha)

B. Produksi
Sektor
Perkebunan
1. Sawit (PBS)
- - - 191.504,54 -
(ton)
2. Sawit
(masyarakat) - - 6.069,00 10.859,07 11.307,00
(ton)
3. Karet
- - - 1.189,47 -
(swasta) (ton)
4. Karet
- - 6.000,00 6.200,85 6.300,00
(masyarakat)

III-53
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian / Jenis Tahun Produksi Rata-


Komoditi
(ton) rata
5. Kelapa (ton) - - - 170,03 166,32
6. Kopi (ton) - - - 0,31 -
Luas Areal
Tanaman
Perkebunan (ha)
1. Sawit
- - - 60.364,86 -
(Swasta) (ha)
2. Sawit
(masyarakat) - 7.126,00 15.611,00 15.611,00 -
(ha)
3. Karet
- - - 1.189,47 -
(swasta)(ha)
4. Karet
(masyarakat)(h 19.077,06 16.691,30 18.091,70 -
a)
5. Kelapa (ha) 2.076,05 571,05 571,05 -
6. Kopi (ha) 134 33 33
Produktivitas
sawit lokal - 2,57 1,47 - -
(ton/ha)
Produktivitas
karet lokal - 0,36 1,67 - -
(ton/ha)
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber (SIPD, LPPD, dan Dinas Ketahanan
Pangan, Pertanian dan Perkebunan Kab. Katingan-2017), diolah.

Berdasarkan data pada tabel diatas, diperoleh informasi


bahwa produktivitas tanaman pangan pangan utama berupa padi
di Kabupaten Katingan dalam periode 5 tahun terakhir rata-rata
menghasilkan produksi 3,2 ton per hektarnya. Khusus untuk
produktivitas pada tahun 2016 mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelum dari 3,35 ton menjadi 3,07 ton,
dimana angka ini jauh dari target daerah sebesar 3,35 ton per
hektarnya. Permasalahan menurunnya produksi di sektor
pertanian ini hendaknya menjadi perhatian bagi berbagai pihak
mengingat potensi untuk meningkatkan produktivitas tanaman
pangan berupa ketersediaan lahan dan tenaga kerja sangatlah
besar. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan
pengayaan bibit unggul dan penggunaan tehnologi pertanian baik
untuk pengolahan lahan maupun pemupukan.
Untuk sektor perkebunan kondisinya juga tidak berbeda
jauh. Data di tahun 2015 menunjukkan produktivitas komoditas

III-54
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

sawit lokal mengalami penurunan dari 2,57 ton/ha menjadi 1,47


ton/ha. Untuk karet di tingkat petani lokal ada mengalami
peningkatan produktivitas di tahun 2015 dari 0,36 ton/ha menjadi
maupun 1,67 ton/ha.

3.2.22 Konstribusi Sektor Tanaman Pertanian/Perkebunan


Sub sektor pertanian perkebunan merupakan bagian dari
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Kategori lapangan
usaha ini menjadi salah satu tumpuan dan harapan dalam
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian. Namun dalam 5
(lima) tahun terakhir, sub sektor ini pertumbuhannya mengalami
perlambatan seiring dengan penurunan konstribusi sektor
pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Katingan.
Meski sumbangan bagi PDRB Kabupaten katingan mengalami
peningkatan pertahunnya, namun sumbangannya terhadap
pertumbuhan daerah justru mengalami penurunan dari tahun
2014 sebesar 12,94%, selanjutnya terus menurun sampai pada
tahun 2016 menjadi 11,56%. Adapun PDRB dari sub sektor
tanaman pertanian perkebunan di tahun 2016 sebesar Rp.708.440
mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar Rp.663.759.
Berikut grafis perkembangan konstribusi sub sektor pertanian
tanaman perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Katingan tahun 2012–2016:

III-55
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.9
Peranan Sub Sektor Pertanian Tanaman Perkebunan terhadap
PDRB Kabupaten Katingan, 2012-2016

13.5

13
12.94 12.89

12.5
12.36

12.11
12

11.5
11.56

11

10.5
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Sub Sektor
Tanaman Perkebunan 472,403.9 557,129.2 628,187.0 663,759.0 708,439.6
(Rp.)
Konstribusi Tanaman
12.36 12.94 12.89 12.11 11.56
Perkebunan (%)

Sumber : BPS Kab. Katingan, diolah.

3.2.23 Konstribusi Sektor Tanaman Pangan (Palawija)


Trend penurunan konstribusi sektor pertanian terhadap
PDRB juga terjadi pada sub sektor pertanian pangan, khususnya
palawija. Tahun 2012-2015 cenderung staknan, tetapi pada tahun
2016 mengalami penurunan dari 3,83 menjadi 3,50%. Adapun
PDRB dari sektor ini mengalami peningkatan dari tahun 2015
sebesar Rp.209.936 menjadi Rp.214.330 di tahun 2016. Berikut
grafis perkembangan PDRB subsektor pertanian tanaman pangan
(palawija) dan konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah:

III-56
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.10
Peranan Sub Sektor Pertanian Tanaman pangan terhadap
PDRB Kabupaten Katingan, 2012-2016

3.9
3.88
3.85 3.84 3.83
3.8

3.7

3.6

3.5 3.5

3.4

3.3
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Tanaman Pangan
147,068.5 167,039.6 187,289.7 209,935.6 214,329.6
(Rp.)
Konstribusi Sub sektor
3.85 3.88 3.84 3.83 3.5
Tanaman Pangan (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

3.2.24 Konstribusi Sektor Kehutanan


Potensi pada sektor kehutanan merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah sekaligus memberikan konstribusi
yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Hingga tahun
2016, penerimaan daerah dari sektor kehutanan terdiri dari
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR), Dana
Hibah,dan IIUPH sebesar Rp.91.930.689.763. Namun, dengan
adanya perubahan kewenangan daerah dalam mengelola sektor
kehutanan ini, dimana sejak tahun 2017 urusan kehutanan akan
dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, diprediksi
sumbangan sub sektor kehutanan terhadap pendapatan daerah
Kabupaten Katingan akan berkurang. Berikut gambaran
konstribusi sub sektor kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Katingan tahun 2012–2016:

III-57
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.11
Peranan Sub Sektor Kehutanan terhadap PDRB Kabupaten
Katingan Tahun 2012-2016

4.95 4.96

4.9
4.87
4.85
4.82 4.81
4.8

4.75 4.75

4.7

4.65

4.6
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Kehutanan (Rp.) 189,561.6 207,310.9 237,239.5 260,302.0 294,534.7
Konstribusi sektor
4.96 4.82 4.87 4.75 4.81
Kehutanan (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan PDRB sektor


kehutanan mengalami peningkatan dari Rp.260.302 di tahun 2015
menjadi Rp.209.435 di tahun 2016. Tetapi secara umum besarnya
konstribusi sub sektor kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Katingan dalam lima tahun terakhir ini justru
mengalami perlambatan dari angka 4,96% di tahun 2012 menjadi
4,82% ditahun 2016. Artinya peran sub sektor kehutanan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah diprediksi juga semakin
menurun berbanding lurus dengan hilangnya kewenangan daerah
dalam mengelola perijinan dan pemanfaatan hasil hutan di
wilayah Kabupaten Katingan karena sejak tahun 2017 diambil alih
oleh Pemprov Kalteng.

3.2.25 Konstribusi Sektor Pertambangan


Terkait dengan adanya Undang–Undang No. 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan kabupaten
dalam bidang pertambangan semakin berkurang dan hanya

III-58
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

sebatas pengelolaan panas bumi, selebihnya di serahkan ke


pemerintah pusat dan provinsi. Demikian pula dengan konstribusi
sektor pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di
Katingan, juga semakin berkurang dari 9,63% di tahun 2012
menjadi sebesar 8,85% di tahun 2016, meski nilai PDRB sektor
pertambangan mengalami peningkatan dari Rp.467.420 di tahun
2015 menjadi Rp.542.120 di tahun 2016.

Gambar 3.12
Peranan Sub Sektor Pertambangan terhadap PDRB
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

600,000.0

9.63
500,000.0
9.35
400,000.0
9.01
300,000.0 8.85

200,000.0
8.53

100,000.0

0.0
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Pertambangan (Rp.) 367,877.4 402,525.6 439,406.8 467,419.7 542,120.2
Konstribusi Sektor
9.63 9.35 9.01 8.53 8.85
Pertambangan (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

Potensi pertambangan di Kabupaten Katingan yang paling


besar memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah ada di sub sektor pertambanganbijih logam dengan rata-
rata sumbangannya sebesar 8,23% dalam periode 2012-2016.

3.2.26 Konstribusi Sektor Perikanan


Sub sektor perikanan merupakan salah satu komponen dari
sektor pertanian dalam arti luas yang memberikan yang
mempunyai potensi sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di

III-59
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kabupaten Katingan. Potensi perikanan tangkap sungai, darat dan


laut di miiki oleh Kabupaten Katingan yang memberikan banyak
peluang usaha bagi masyarakat di hampir semua wilayah di
Kabupaten Katingan. Selain itu, disektor perikanan ada pula
potensi besar yang sudah berkembang yaitu budidaya perikanan
tambak pada perairan umum dan laut. Besarnya potensi
pengembangan sektor perikanan secara umum pada lima tahun
terakhir ini justru mengalami penurunan konstribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah dari 5,74% di tahun 2012 menjadi
2,29% di tahun 2016. Namun demikian, ada peningkatan nilai
PDRB sektor perikanan sepanjang lima tahun terakhir, yakni dari
Rp.219.316 menjadi Rp.323.895 di tahun 2016. Berikut grafis
peran sub sektor perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Katingan tahun 2012-2016:

Gambar 3.13
Peranan Sub Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten
KatinganTahun 2012 - 2016

6
5.9
5.86
5.8
5.7 5.74
5.6 5.59
5.5
5.4
5.3 5.29
5.27
5.2
5.1
5
4.9
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Perikanan (Rp.) 219,316.5 252,497.6 272,555.7 288,773.4 323,895.1
Konstribusi Sektor
5.74 5.86 5.59 5.27 5.29
Perikanan (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

3.2.27 Konstribusi Sektor Perdagangan


Peningkatan pertumbuhan PDRB Kabupaten Katingan
berbanding lurus dengan kenaikan sumbangan sektor
perdagangan dalam periode lima tahun terakhir ini. Meningkatnya

III-60
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

konstribusi sektor perdagangan Kabupaten Katingan


menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat dan lapangan usaha
yang dihasilkan oleh sektor ini mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, terutama dengan munculnya banyak pusat-pusat
perdagangan besar maupun eceran di beberapa kecamatan
sebagai dampak dari semakin membaiknya iklim investasi di
Kabupaten Katingan. Selain itu, semakin membaiknya
infrastruktur jalan yang sudah dibangun oleh Pemkab Katingan
sehingga mampu membuka jalur perhubungan antar kecamatan
di Kabupaten Katingan menjadi salah satu faktor meningkatkan
peran sektor perdagangan besar dan eceran, resparasi mobil dan
sepeda motor bagi pertumbuhan ekonomi daerah dalam lima
tahun terakhir ini. Peningkatan ini terlihat dari nilai PDRB Sektor
Perdagangan tahun 2012 sebesar Rp.262.091 atau 6,86%
mengalami peningkatan menjadi Rp.440.487 atau 7,19% di tahun
2016. Berikut grafis pertumbuhan PDRB sektor perdagangan dan
konstribusinya terhadap lapangan usaha di Kabupaten Katingan.

Gambar 3.14
Peranan Sektor Perdagangan terhadap PDRBKabupaten
Katingan,
2012 - 2016

7.3
7.2 7.19
7.1
7
7.04
6.99
6.9
6.86
6.8 6.8
6.7
6.6
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Sektor
262,090.6 292,690.4 340,656.6 385,994.6 440,487.1
Perdagangan (Rp.)
Konstribusi Sektor
6.86 6.8 6.99 7.04 7.19
Perdagangan (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

III-61
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.2.28 Konstribusi Sektor Industri Pengolahan


Pertumbuhan sektor industri dalam lima tahun terakhir ini
juga mengalami peningkatan dan memberikan sumbangan yang
besar bagi pertumbuhan PDRB Kabupaten Katingan. Konstribusi
PDRB sektor industri tahun 2012 adalah 13,57 atau sebesar
Rp.518.380 terus mengalami peningkatan tiap tahunnya menjadi
14,91% atau sebesar Rp.913.379 di tahun 2016. Jenis industri
yang meningkat di Kabupaten Katingan salah satunya adalah
industri pengolahan kelapa sawit atau CPO. Peningkatan peran
industri pengolahan sawit ini menunjukkan bahwa lapangan
usaha yang muncul dari dampak semakin perkembangan usaha
perkebunan kepala sawit di Kabupaten Katingan mampu
memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi
daerah. Berikut gambaran umum perkembangan pertumbuhan
dan konstribusi sektor industri pengolahan periode 2012-2016:
Gambar 3.15
Peranan Sektor Industri terhadap PDRB Kab. Katingan
Tahun 2012 - 2016

15.5
15 14.91
14.5 14.65
14 13.98
13.5 13.57
13 13.12
12.5
12
2012 2013 2014 2015 2016
PDRB Sektor Industri
518,380.7 564,971.7 681,321.8 803,077.0 913,379.3
(Rp.)
Konstribusi Sektor
13.57 13.12 13.98 14.65 14.91
Industri (%)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

3.2.29 Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB


Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB adalah jumlah
kontribusi pariwisata terhadap PDRB berbagi dengan jumlah total
PDRB dikalikan 100. Pendekatan dalam menentukan kontribusi

III-62
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pariwisata terhadap PDRB diperoleh dari Sektor Jasa dan


Perdagangan (menggunakan 9 sektor).

Tabel 3.32
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2015

Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015

JumlahKontribusi
1 Pariwisata Terhadap 581.285,06 1657,54 94.946,1 80.054,5
PDRB

303.5674,2 4.878.048 5.480.581,


2 Jumlah total PDRB 1
3.452.120,26
,6 3

Kontribusi Pariwisata
3 19,15 0,04 1,94 1,46
Terhadap PDRB

Sumber: LPPD Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


kontribusi pariwisata yang ada di Kabupaten Katingan tahun 2012
sebesar 19,15 persen, menurun di tahun 2013 menjadi 0,04
persen, di tahun 2014 meningkat menjadi 1,94 persen, dan di
tahun 2015 menurun kembali menjadi 1,46 persen.

3.3 Aspek Pelayanan Umum


Bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan
perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Katingan, baik pada urusan wajib dan urusan pilihan maupun
fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah.

3.3.1 Layanan Urusan Wajib


Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar maupun tidak terkait
pelayanan dasar.

III-63
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.3.1.1 Pendidikan

a. Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum disuatu tingkat pendidikan. Angka
Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu
terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikan tertentu. Angka partisipasi kasar merupakan
perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/ SMP/
SMA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun
atau rasio jumlah siswa. Angka partispasi kasar merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Katingan cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perkembangan
Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Katingan disajikan pada
tabel dibawah.

Tabel 3.33
Angka Partisipasi Kasar
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 20121 2013 2014 2015 2016 2017

APK PAUD n.a n.a n.a n.a n.a n.a

APK SD/MI dan paket A 103,3 105,4 105,4 105, 118,7 119
8 6 8 5 2
APK SMP/SMPLB/PAKET 92,77 106,0 106,0 106, 87,64 114,9
B 3 6 1 5
Sumber:
1. Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan tabel diatasdiketahui bahwadi Kabupaten


Katingan angka partisipasi kasar yang paling tinggi yaitu pada
usia SD/MI yaitu 7-12 tahun, dengan APK 119 persen pada tahun
2017. APK SD/MIdan paket A pada tahun 2012 sebesar 103,38

III-64
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

persen dan meningkat di tahun 2017 menjadi 119 persen.


Sedangkan APK SMP/SMPLB/PAKET Bpada tahun 2012 sebesar
92,77 persen dan di tahun 2017meningkat menjadi 114,95 persen.
b. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah
penduduk di usia yang sama. Angka partisipasi murni fungsinya
hampir sama dengan APK, hanya saja APM merupakan indikator
yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk
kelompok usia standar dijenjang pendidikan yang sesuai dengan
standar tersebut.
Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Katingan untuk
jenjang pendidikan dasar maupun menengah cenderung
mengalami fluktuasi. Pada tahun-tahun tertentu terjadi
peningkatan dan penurunan.

Tabel 3.34
Angka Partisipasi Murni
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017


APM PAUD (TK, KB, TPA, SPS)1 n.a 76,65 75,56 75,8 52,82 62,83
n.a
APM SD/MI 91,82 91,89 99,82 99,57 99,79
n.a
APM SMP/MTs 71,86 70,50 77,62 78,34 74,45
n.a
APM SMA/MA/SMK 62,73 51,57 60,67 59,44 63,05
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013-2017
1Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, 2018

Secara keseluruhan, dalam periode 2012 sampai 2016,


angka partisipasi murni semua jenjang pendidikan mengalami
peningkatan. Angka partisipasi murni yang paling tinggi pada
Tahun 2016yaitu pada tingkat SD/MI sebesar 99,79 persen.
Sedangkan angka partisipasi murni yang paling rendah yaitu pada
jenjang pendidikanSMA/MA/SMK sebesar 63,05 persen.

III-65
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kondisi yang sedikit berbeda terjadi pada tingkat PAUD,


yaitu APM PAUD selama periode 2013-2017 mengalami
kecenderungan penurunan.Data diatas menunjukkan bahwa pada
Tahun 2013 APM PAUD sebesar 76,65 persen dan pada tahun
2017 berada`pada angka 62,83 persen.
c. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi
sekolah memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama
usia muda.Angka Partisipasi Sekolah menggambarkan penduduk
usia sekolah yang sedang bersekolah. Angka Partisipasi Sekolah di
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 3.35
Angka Partisipasi SekolahTahun 2012-2017
Tahun
N
INDIKATOR 201 201 201 201 201 20171
O
2 3 4 5 6

1 PAUD n.a n.a n.a n.a n.a n.a

99,5 103
2 Sekolah Dasar (SD/MI) 100 100 100 100
4
Sekolah Menengah Pertama 86,7 86,3 96,3 93,9 96,3 82,82
3
(SMP/MTs) 8 1 6 2 8
Sekolah Menengah Atas 63,0 58,1 70,6 72,3 72,8 n.a
4
(SMA/SMK/MA) 1 3 0 6 9
16,2 14,6 16,0 n.a
5 Perguruan Tinggi - -
5 0 4
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2013-2017
1 Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perjenjang usia


sekolahyaitu usia SD, usia SLTP, usia SLTA, dan usia Perguruan
Tinggi. Di Kabupaten Katingan angka partisipasi sekolah yang
paling tinggi yaitu pada usia SD 7-12 tahun, dengan APS diatas 99
persen, artinya hampir semua penduduk usia sekolah SD atau

III-66
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

yang berusia 7-12 tahunsedang mengenyam pendidikan di SD.


Sedangkan angka partisipasi sekolah yang paling rendah di
Kabupaten Katingan yaitu usia 19-24 tahun atau perguruan
tinggi. Pada tahun 2014 usia perguruan tinggi APS sebesar 16,25
persenmengalami penurunan menjadi 16,04 di tahun 2016. Hal ini
mengindikasikan bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk
yang mengenyam pendidikan perguruan tinggidi Kabupaten
Katingan secara persentase mengalami penurunan.
Sementara itu berdasarkan data Tahun 2017 dari Dinas
Pendidikan, APS SD sebesar 103 persen dan APS SMP adalah
82,82 persen. Data ini memberi informasi bahwa terdapat
peningkatan APS untuk jenjang pendidikan SD dibanding tahun
sebelumnya yang berjumlah 100 persen. Namun hal sebaliknya
untuk APS SMP yang mengalami penurunan dari 96,38 persen
pada tahun 2016 menjadi 82,82 persen pada tahun 2017.
d. Angka Kelulusan
Angka kelulusan adalah persentase kelulusan yang dicapai
setiap tahunnya pada setiap jenjang pendidikan. Angka kelulusan
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan di sekolah serta kebijakan yang
berkaitan dengan pendidikan daerah. Angka kelulusan yang ada di
Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.36
Angka KelulusanSD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Tahun
NO INDIKATOR
2014 2015 2016
1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100 100 104,75
2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99,79 99,60 120,51
3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 97,79 99,53 103,50
Sumber: Bappeda Kabupaten Katingan,2017

Berdasarkan tabel diatas Angka Kelulusan di Kabupaten


Katingan dapat dilihat perjenjang usia sekolah yaitu usia SD/MI,

III-67
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

usia SMP/MTs, dan usia SMA/MA/SMK. Di Kabupaten Katingan


angka kelulusan yang paling tinggi yaitu pada usia SD/MI 7-12
tahun, dengan rasio diatas 100 persen, sedangkan angka
kelulusan yang paling rendah di Kabupaten Katingan yaitu usia
16–18 tahun atau SMA/MA/SMK. Angka kelulusan SD/MI pada
tahun 2014 sebesar 100 persen dan meningkat di tahun 2016
menjadi 104,75 persen. Angka kelulusan SMP/MTs pada tahun
2014 sebesar 99,79 persen dan di tahun 2016 meningkat menjadi
120,51 persen. Angka kelulusan SMA/MA/SMK pada tahun 2014
sebesar 97,79 persen dan di tahun 2016 meningkat menjadi
103,50 persen.
e. AngkaMelanjutkan (AM)
Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs adalah
jumlah sswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs dibagi dengan
jumlah luluan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya
dikalikan 100 sedangkan Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTs
ke SMA/SMK/MA adalah jumlah sswa baru tingkat I pada jenjang
SMA/SMK/MA dibagi dengan jumlah luluan pada jenjang
SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya dikalikan 100. Angka
Melanjutkan di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.37
Angka Melanjutkan (AM)
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
NO INDIKATOR
2014 2015 2016
Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI ke 79,43 79,59 101,51
1
SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM) dari SMP/MTS 98.93 98,96 86,12
2
ke SMA/SMK/MA
Sumber: Bappeda Kabupaten Katingan,2017

Berdasarkan tabel diatas Angka Melanjutkan (AM) di


Kabupaten Katingan dapat dilihat dari Angka melanjutkan (AM)

III-68
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

dari SD/MI ke SMP/MTs dan Angka melanjutkan (AM) dari


SMP/MTS ke SMA/SMK/MA. Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI
ke SMP/MTs Di Kabupaten Katingan tahun 2014 sebesar 79,43
persen, di tahun 2015 dan tahun 2016 meningkat menjadi 79,59
persen dan 101,51 persen. Sedangkan untuk Angka melanjutkan
(AM) dari SMP/MTS ke SMA/SMK/MApada tahun 2014 sebesar
98,93 persen, di tahun 2015 meningkat menjadi 98,96 persen dan
di tahun 2016 menurun menjadi 86,12 persen.
f. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar dan Menengah
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikan menengah per 10.000 jumlah murid pendidikan
menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga
pengajar. Selain itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid
untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Angka Rasio
Guru Terhadap Murid di SD dan Menengah di Kabupaten
Katingan Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.38
Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar dan Menengah
Di Kabupaten KatinganTahun 2012-2016

N Tahun
INDIKATOR
O 2016
2012 2013 2014 2015

13,5 13,6 13,1 13,0 13,0


1 Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Dasar
2 1 4 7 4
Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah 10,0 10,1 10,5 10,5
2 9,33
Pertama 0 8 3 1
10,7 10,2 10,2 10,2
3 Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Menengah Atas 8,80
3 5 5 0

Sumber:
1. Kabupaten KatinganDalam Angka Tahun 2013-2017
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel diatasRasio guru terhadap murid sekolah


dasar dan menengah di Kabupaten Katingan dapat dilihat
perjenjang usia sekolah yaitu usia SD/MI, usia SMP/MTs, dan
usia SMA/MA/SMK. Di Kabupaten Katingan rasio guru terhadap

III-69
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

murid yang paling tinggi yaitu pada usia SD/MI 7-12 tahun,
dengan rasio diatas 13 persen, sedangkan rasio guru terhadap
murid yang paling rendah di Kabupaten Katingan yaitu usia 16 –
18 tahun atau SMA/MA/SMK. Rasio guru terhadap murid SD/MI
pada tahun 2012 sebesar 13,52 persen dan menurun di tahun
2016 menjadi 13,04 persen. Rasio guru terhadap murid SMP/MTs
pada tahun 2012 sebesar 9,33 persen dan di tahun 2016
meningkat menjadi 10,51 persen. Rasio guru terhadap murid
SMA/MA/SMK pada tahun 2012 sebesar 10,73 persen dan di
tahun 2016 sedikit mengalami menjadi 10,20 persen.
g. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV adalah jumlah
guru berijasah kualifikasi D1/D-IV dibagi dengan jumlah guru
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dikalikan 100. Angka Guru
yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV yang ada di Kabupaten
Katingan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.39
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

NO INDIKATOR
2014 2015 2016

1 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 55,41 76,41 81,34

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel diatasdapat dilihat bahwa angka guru yang


meemnuhi kualifikasi S1/D-IV tahun 2014 sebesar 55,41 persen,
dan meningkat di tahun 2015 dan tahun 2016 menjadi 76,41
persen dan 81,34 persen.

3.3.1.2 Kesehatan

III-70
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Sektor kesehatan merupakan salah satu hal prioritas yang


sangat mempengaruhi berbagai macam hal lainnya dalam
kehidupan masyarakat. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang
mampu menjangkau semua elemen masyarakat menjadi hal yang
sangat penting. Di Kabupaten Katingan, fasilitas kesehatan yang
tersedia beragam, antara lain rumah sakit, puskesmas, poskesdes,
posyandu, maupun klinik/praktek dokter.
a. Angka Kematian bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
yang berusia kurang dari satu tahun di suatu wilayah tertentu
selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2016
adalah 8,98 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian
neonatal bayi masing-masing sebesar 43 orang dan lahir hidup
3.452 orang. Angka kematian bayi lebih tinggi dari target yang
telah ditetapkan dimana dalam hal ini Angka Kematian Bayi di
Kabupaten Katingan masih cukup tinggi, hal ini dikarenakan AKB
merupakan indikator yang sensitif terhadap ketersediaan,
pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama pelayan
perinatal. Adapun Perkembangan kematian bayi di Kabupaten
Katingan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.40
Angka Kematian Bayi
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012 – 2017

Tahun
No. Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jumlah Kelahiran
2.346 2.479 2.875 2.892 3.452 3.094
Hidup
2. Jumlah Kematian 18 8 5 6 3 9
Bayi
3. Angka Kematian
7,67 3,23 1,74 2,07 8,90 2,91
Bayi (AKB)
Sumber:
1. Profile Kabupaten Katingan, 2012-2017
2. Dinas KesehatanKabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa angka kematian bayi


di Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sampai dengan 2017

III-71
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

mengalamifluktuasi. Angka kematian bayi pada tahun 2012 sebesar


7,67 persen dan mengalami penurunan sampai dengan Tahun 2014
yaitu menjadi 1,74 persen. Namun pada tahun 2015 dan 2016
terjadi kenaikan kembali masing-masing 2,07 persen dan 8,90
persen. Kondisi kembali dapat dikendalikan pada tahun berikutnya
yaitu ditunjukkan dengan menurunnya angka kematian bayi
menjadi 2,91 persen.
b. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian
anak berumur dibawah 5 (lima) tahun disuatu wilayah tertentu
selama satu tahun per 1.000 kelahiran hidup.Berikut disajikan
table angka kematian Balita di Kabupaten Katingan tahun 2013
sampai dengan 2017 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.41
Angka Kematian Balita
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012 – 2017

Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Kematian
Balita (AKABA)
- 0,00 10,09 3,11 12,75 8,73
(%)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Angka Kematian


BalitaKabupaten Katingan Tahun 2014 sebesar 10,09 persen,
menurun pada tahun 2015 menjadi 3,11 persen. Kondisi berbeda
terjadi pada Tahun 2016 dimana AKABA meningkat menjadi 12,75
persen. Akan tetapi pada tahun 2017 terjadi perbaikan yaitu
AKABA turun menjadi 8,73 persen.

c. Angka Kematian Ibu

III-72
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Angka Kematian Ibu adalah Jjumlah kematian ibu akibat dari


proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000
kelahiran hidup pada masa tertentu.Angka pengukuran risiko
kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa
kehamilan.Adapun angka kematian ibu di Kabupaten Katingan
tahun 2012 sampai dengan 2017 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.42
Angka Kematian Ibu
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012 – 2017

Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Kematian
- 322,10% 556,52% 449,52% 144,84% 96,96%
Ibu
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Angka Kematian


Ibu Kabupaten Katingan pada tahun 2013 sebesar 322,10 persen,
meningkat pada tahun 2014 menjadi 556,52 persen. Namun
dengan upaya berbagai pihak, maka mulai tahun 2015 sampai
dengan 2017 terjadi penurunan hingga menjadi 96,96 persen.
d. Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk
menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya,
maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan
perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan
di setiap posyandu. Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu
dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu
melayani 100 balita. Adapun jumlah posyandu yang ada di
Kabupaten Katingan Tahun 2012 sebanyak 196 posyandu,
meningkat di tahun 2014 dan 2015menjadi 200 posyandu dan 199
posyandu, meningkat kembali di tahun 2016 menjadi 200 posyandu.

III-73
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.43
Rasio Posyandu per satuan Balita di Kabupaten Katingan
Tahun 2012-2017

Tahun
NO INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah Posyandu 196 197 200 199 200 203

2 Jumlah Balita 10.589 12.537 15.272 16.774 13.660 13.640

3 Rasio Posyandu 18,51 15,71 13,10 11,86 14,64 14,88

Sumber: Profile Kabupaten Katingan, 2012-2016

e. Rasio Puskesmas dan Pustu per Satuan Penduduk


Keberadaan puskesmas dan puskesmas pembantu
merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan. Melalui puskesmas dan puskesmas pembantu,
masyarakat baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan
akan dengan mudah memperoleh berbagai pelayanan dan
informasi kesehatan. Rasio puskesmas dan pustu merupakan
perhitungan untuk mengetahui suatu wilayah dalam cakupannya
untuk memenuhi pelayanannya kepada penduduk. Tujuan agar
pelayanan dapat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan.
Adapun jumlah puskesmas dan puskesmas yang tersebar di13
Kecamatan yang ada di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3.44
Rasio Puskesmas di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
N
INDIKATOR
O 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah Puskesmas 15 16 16 16 16 16

2 Rasio Puskesmas 0,100 0,105 0,103 0,101 0,100 0,098

III-74
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Jumlah Puskesmas
3 104 108 111 109 110 111
Pembantu

Rasio Puskesmas
4 0,69 0,71 0,72 0,69 0,69 0,68
Pembantu

150.6 152.7 155.1 157.6 160.3 162.8


5 Jumlah Penduduk
42 24 00 54 05 37

Sumber:
1. Statistik Daerah Kabupaten Katingan 2017
2. Profil Kabupaten Katingan 2012 – 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah puskesmas di
Kabupaten Katingan mulai tahun 2012berjumlah 15 Puskesmas
dan pada Tahun 2016 bertambah menjadi 16 puskesmas.
Sementara jumlah puskesmas pembantu pada tahun 2012
berjumlah 104 puskesmas pembantu, meningkat setiap tahun dan
terakhir sebanyak 111 di tahun 2017. Namun data pada tabel
diatas menunjukkan terjadinya penurunan jumlah puskesmas
pembantu pada tahun 2015disebabkan 1 Puskesmas pembantu di
desa Rantau Puka Terbakar dan 1 Puskesmas Pembantu di Desa
Samba Katung Tanah Pustu yang dihibahkan diambil alih kembali
oleh masyarakat.
f. Rumah Sakit per satuan penduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga
medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien. Rasio rumah sakit per satuan
penduduk adalah jumlah rumah sakit per 1000 penduduk. Rasio
ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan
jumlah penduduk. Adapun Rasio Rumah Sakit di Kabupaten
Katingan Tahun 2012-2017 disajikan pada tabel sebagai berikut:

III-75
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.45
Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
N
INDIKATOR 201 2016 2017
O 2013 2014 2015
2
Rasio Rumah Sakit
1 per satuan - 0,007 0,006 0,006 0,006 0,006
penduduk
2 Jumlah Rumah
1 1 1 1 1 1
Sakit
3 Jumlah Penduduk 152.72 155.10 157.65 160.30 162.83
-
4 0 4 5 7
Sumber:
1. Dinas Kesehatan 2018
2. Profil Kabupaten Katingan 2012 – 2017

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah fasilitas


rumah sakit yang ada di Kabupaten Katingan pada tahun 2012
sampai dengan tahun 2017 berjumah 1 (satu) rumah sakit.
Selanjutnya untuk Rasio Rumah Sakit di Kabupaten Katingan
tahun 2013 sebesar 0,007 persen dan mengalami penurunan pada
tahun 2014 menjadi 0,006 persen. Selanjutnya Rasio tersebut
bertahan diangka yang sama hingga tahun 2017.
g. Rasio dokter per satuan penduduk
Rasio dokter per satuan penduduk adalah jumlah dokter
dibagi dengan jumlah penduduk dikali 1000. Adapun Rasio dokter
per satuan penduduk yang ada di Kabupaten Katingan disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 3.46
Rasio Dokter Per Satuan Penduduk
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun

NO INDIKATOR 2016 2017


2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Dokter 39 39 45 43 43 43

III-76
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2 Jumlah penduduk 150.6 152.7 155.1 157.6 160.3 162.83


42 24 00 54 05 7

Rasio dokter per satuan


3 0,26 0,26 0,29 0,27 0,27 0,26
penduduk

Sumber:
1. Statistik Daerah Kabupaten Katingan 2017
2. Profil Kabupaten Katingan 2012 – 2017.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio dokter per


satuan penduduk yang ada di Kabupaten Katingan pada tahun
2012 dan 2013 sebesar 0,26 persen, dan meningkat di tahun 2014
menjadi 0,29 persen dan menurun pada tahun 2015 dan tahun
2016 menjadi 0,27 persen, angka tersebut terus menurun hingga
tahun 2017 menjadi 0,26 persen.
h. Rasio tenaga medis per satuan penduduk
Rasio tenaga medis per satuan penduduk adalah jumlah
tenaga medis dibagi dengan jumlah penduduk dikali 1000.
Adapun Rasio tenaga medis per satuan penduduk yang ada di
Kabupaten Katingan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.47
Rasio/Tenaga Medis per satuan penduduk
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
N
INDIKATOR 2016 2017
O 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Tenaga
601 613 692 735 841 769
Kesehatan
2 150.64 152.72 155.10 157.65 160.30 162.83
Jumlah Penduduk
2 4 0 4 5 7
3 Rasio tenaga Kesehatan
3,99 4,01 4,46 4,66 5,25 4,72
per satuan penduduk
Sumber:
1. Statistik Daerah Kabupaten Katingan 2017
2. Profil Kabupaten Katingan 2012 – 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio tenaga


kesehatan persatuan penduduk di Kabupaten Katingan pada
tahun 2012 sebesar 3,99 persen, meningkat dari tahun 2013
sampai tahun 2016 menjadi 4,01 persen , 4,46 persen,dan 4,66

III-77
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

persen dan 5,25 persen. Namun pada tahun 2017 terjadi


penurunan kembali hingga menjadi 4,72 persen.
i. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan komplikasi kebidanan yangditanganii adalah jumlah
komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan difinitif disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah
ibu dengan komplikasi kebidanan si satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama dikalikan 100. Adapun cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Katingan
tahun 2012-2017 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.48
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun

NO INDIKATOR 201
2012 2013 2014 2016 2017
5

1 Cakupan komplikasi kebidanan 24,4 43,0 41,3 27,7 19,5


28,05
yang ditangani 9 9 0 2 0

Jumlah komplikasi kebidanan


2 yang mendapat penanganan 133 240 261 224 157 225

3 Jumlah ibu dengan komplikasi


543 557 632 808 805 802
kebidanan

Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan


komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Katingan pada
tahun 2012 sebesar 24,49 persen, meningkat di tahun 2013
menjadi 43,09 persen, menurun di tahun 2014, 2015 dan tahun
2016 menjadi 41,30 persen, 27,72 persen dan 19,50 persen.
j. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya
adalahdengan meningkatkanpertolongan persalinan oleh tenaga
medis danmeningkatkan pelayanan neonatal, karena dapat

III-78
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

mempengaruhi keselamatan ibu dan bayinya Penolong persalinan


yang ideal adalah tenaga medis karena mereka telah menerapkan
proses persalinan yang memenuhi standar kesehatan. Oleh sebab
itu, pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses, sarana
pelayanan serta tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan
jumlah maupun kualitasnya, seperti meningkatkan pelayanan
kebidanan dengan menempatkan bidan di desa-desa. Adapun
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan Tahun 2012-2017 di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.49
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Ibu Bersalin yang ditolong 2.367 2.507 2.909 2.789 3.236 2.955
oleh Nakes

Jumlah seluruhibu bersalin 2.592 2.656 3.015 3.858 3.843 3.828

Cakupan Pertolongan Persalinan


oleh Tenaga Kesehatan yang 91,30 94,39 96,48 72,29 84,21 77,19
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Sumber:ProfileKesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun


2012 indikator cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 91,30
persen. Pada di tahun 2013 dan 2014 meningkat masing-masing
94,39 persen dan 48 persen. Namun pada tahun 2015 mengalami
penurunan menjadi 72,29 persen dan tahun 2016 meningkat
kembali menjadi 84,21 persen. Akan tetapi pada tahun 2017
terjadi penurunan kembali hingga menjadi 77,19 persen.
k. Cakupan desa/kelurahan Universal Children
Immunization

III-79
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Cakupan desa/kelurahan universal children immunization


adalah jumlah desa atau kelurahan UCI dibagi dengan jumlah
seluruh desa atau kelurahan dkali 100. Adapun Cakupan
desa/kelurahan universal children immunization yang ada di
Kabupten Katingan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.50
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Children Immunization
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
NO INDIKATOR 201
2013 2014 2015 2016 2017
2
Cakupan desa/kelurahan
1 83,8
Universal Children 73,29 70,81 46,58 41,61 60,25
3
Immunization
Jumlah desa/kelurahan
2 Universal Children 140 115 114 113 108 97
Immunization
3 Jumlah Seluruh Desa 167 161 161 161 161 161
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa indicator


cakupan desa/kelurahan universal children immunization di
Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sebesar 83,83 persen
mengalami tren penurunan setiap tahun sampai mencapai41,61
persen pada tahun 2016. Namun pada tahun berikutnya
mengalami peningkatan ke 60,25 persen. Kondisi ini perlu
dicermati oleh pemerintah daerah, sebab akan berdampak negatif
bagi kondisi kesehatan masyarakat.
l. Cakupan Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
adalah jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana
pelayanan kesehatan di sutu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dibagi dengan jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama dikali
100. Adapun Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel berikut.

III-80
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.51
Cakupan Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017
Tahun
NO INDIKATOR 201
2012 2013 2014 2015 2016
7

1 Cakupan Balita gizi buruk yang


100 100 100 100 100 100
mendapatkan perawatan
2 Jumlah balita gizi buruk
3 3 9 2 2 3
mendapatperawatan
3 Jumlah seluruh balita gizi buruk
3 3 9 2 2 3
yang ditemukan
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Cakupan balita


gizi buruk yang mendapatkan perawatan di Kabupaten Katingan
mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 sebesar 100 persen.
m. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC
BTA adalah Jumlah penderita baru TBC BTA yang ditemukan dan
diobati di suatu wilayah kerja pada selama satu tahun berbagi
dengan jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) di satu
wilayah pada kurun waktu yang sama. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA di Kabupaten Katingan
disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.52
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC
BTA
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan penemuan dan


penanganan penderita 31,07 15,09 15,45 20,12 50,98 13,61
penyakit TBC BTA
Jumlah penderita baru TBC
BTA (+) yang ditemukan dan 96 99 72 97 52 103
diobati di satu wilayah kerja

III-81
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tahun
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah perkiraan penderita


baru TBC BTA (+) yang 309 656 466 482 102 757
ditemukan dan diobati di
satuwilayah kerja

Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA (+) di tahun 2012
sebesar 96 kasus dan cenderung meningkat selama kurun waktu
sampai dengan 2017. Namun dalam kurun waktu 6 (enam) tahun
tersebut terdapat penurunan jumlah kasus bahwkan sampai
mencapai 52 kasus pada tahun 2016. Peningkatan kasus
penderita baru TBC BTS (+) ini meningkat cukup drastic pada
Tahun 2017 menjadi 103 kasus. Situasi ini perlu diwaspadai dan
ditangani agar tidak menjadi semakin berkembang dan menular.
Upaya pengobatan penderita baru TBC BTA (+) yang
ditemukan terus dilakukan oleh pemerintah daerah setiap tahun.
Ini terlihat dari statistis indicator perkiraan penderita baru TBC
BTA (+) yang ditemukan dan diobati di satu wilayah kerja yang
terus meningkat, bahkan jauh melampaui jumlah penderita baru.
n. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
DBD
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
adalah Jumlah penderita DBD yang ditanani sesuai SOP di suatu
wilayah selama satu tahun berbagi dengan penderita DBD yang
ditemukan di satu wilayah pada kurun waktu yang sama.
Adapun Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit DBD di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut.

III-82
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.53
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
NO INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan penemuan dan
1 penanganan penderita penyakit 100 100 100 100 100 100
DBD
Jumlah penderita DBD yang
2 ditangani sesuai SOP 70 33 27 46 62 23

3 Jumlah penderita DBD yang


70 33 27 46 62 23
ditemukan
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penderita DBD


yang ditangani sesuai SOPsetiap tahun sejak Tahun 2012 sampai
dengan 2017 selalu tuntas sebanyak jumlah penderita DBD yang
ditemukan. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sebanyak
70 kasus ditemukan dan ditangani pada tahun tersebut juga,
demukian pula tahun –tahun berikutnya. Bila ditinjau dari
trennya, maka terjadi penurunan jumlah penderita DBD yaitu
mencapai 23 kasus pada Tahu 2017.
o. Cakupan kunjungan bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah kunjungan bayi
memperolah pelayanan kesehatan sesuai standar di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh
bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama dikali 100.
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa indicator cakupan
kunjungan bayi di Kabupaten Katingan selama 6 (enam) tahun
terakhir mengalami fluktuasi. Dimana tahun-tahun tertentu
memiliki cakupan yang luas dan sempat mencapai 99,96 pada
tahun 2013. Namun tak dipungkiri pada Tahun 2015 dan 2017
mengalami penurunan cakupan layanan, masing-masing 54,35
persen dan 45,93 persen. Kondisi penurunan pada tahun 2017 ini

III-83
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

adalah angka terendah selama 6 (enam) tahun terakhir dan tentu


saja perlu diperhatikan dan ditingkatkan pada tahun-tahun
berikutnya.
Adapun rincian cakupan kujungan bayi di Kabupaten
Katinganpada periode 2012 sampai dengan 2017 disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 3.54
Cakupan Kunjungan Bayi
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017
Tahun
NO INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Cakupan kunjungan bayi 99,59 99,96 99,17 54,35 99,38 45,93
2 Jumlah Kunjungan Bayi 2.459 2.483 2.851 3.868 3.538 1.631
3 Jumlah Bayi 2.469 2.529 2.872 7.082 3.559 3.551
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

p. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan,
dapat dilihat bahwa indicator cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di
Kabupaten Katingan selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Dimana cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 pada tahun
2013 sebesar 86,68 persen, mengalami peningkatan pada tahun
2014 menjadi 95 persen, pada tahun 2015 terjadi penurunan
kembali menjadi 76,29 persen.Namun pada tahun 2016 terjadi
kenaikan kembali hingga menjadi 82,47 persen.
Adapun rincian cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di
Kabupaten Katinganpada periode 2012 sampai dengan
2016disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.55
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016
Tahun
INDIKATOR 201 2016
2013 2014 2015
2

III-84
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil 86,68 95,00 76,29 82,47


-
K4 % % % %
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan
q. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa indikator cakupan
Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Katingan selama 4 (empat)
tahun terakhir mengalami fluktuasi. Dimana cakupan Pelayanan
Ibu Nifas pada tahun 2013 sebesar 91,08 persen, mengalami
peningkatan pada tahun 2014 menjadi 93,23 persen, pada tahun
2015 terjadi penurunan kembali menjadi 76,88 persen. Namun
pada tahun 2016 terjadi kenaikan kembali hingga menjadi 88,84
persen.
Adapun rincian Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten
Katingan pada periode 2012 sampai dengan 2016 disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 3.56
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas - 91,08% 93,23% 76,88% 88,84%
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

r. Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani


Berdasarkan data dapat dilihat bahwa indikator Cakupan
Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten
Katingan selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami fluktuasi.
Dimana Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani
pada tahun 2013 sebesar 25,26 persen, mengalami penurunan
pada tahun 2014 dan 2015 menjadi 18,33 persen dan 12,69
persen, namun pada tahun 2016 terjadi kenaikan kembali hingga
menjadi 20,95 persen.

III-85
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Adapun rincian Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang


Ditangani di Kabupaten Katingan pada periode 2012 sampai
dengan 2017 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.57
Tabel 3.57
Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
INDIKATOR 2016
2012 2013 2014 2015

Cakupan Neonatal dengan


- 25,26 18,33 12,69 20,95
Komplikasi yang Ditangani (%)
Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan

3.3.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
Peran dan fungsi jalan darat adalah sebagai sarana
penghubung antar/lintas kota/kabupaten, serta kecamatan yang
ada di Kabupaten Katingan. Jalan ini penting untuk
meningkatkan kegiatan perekonomiandi daerah dan memperlancar
distribusi perdagangan barang dan jasa angkutan darat, serta
orang/penumpang. Mengingat pentingnya jalan darat ini, perlu
diketahui proporsi panjang jalan dalam kondisi baik. Proporsi
panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan
dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara
keseluruhan baik nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
Informasi mengenai proporsi panjang jalan dalam kondisi baik
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas jalan dari
keseluruhan panjang jalan.
Panjang Jalan di Kabupaten Katingan pada tahun 2016
adalah 784,37 Km, dan mengalami peningkatan pada tahun 2017
hingga menjadi 794,36 Km. Dari seluruh jalan yang ada di
Kabupaten Katingan, pada tahun 2016 hanya 125,56 Km dalam
kondisi baik atau 16,01 persen. Jika dibanding dengan tahun-

III-86
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

tahun sebelumnya, kondisi ini sedikit mengalami peningkatan.


Adapun proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik yang
ada di Kabupaten Katingan Tahun 2012 – 2017 disajikan pada
tabel dibawah ini:

Tabel 3.58
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Mantap dan
Baik
di Kabupaten KatinganTahun 2012-2017

Kondisi Jalan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Panjang Jalan (km) 435,25 442,24 475,58 740,38 784,37 794,36

Panjang Jalan
Kondisi Mantap 92,66 201,06 197,88 211,66 237,876 250,79
(km)
Proporsi Panjang
21,29 45,46 28,59
Jalan Kondisi 41,61 % 30,33 % 31,57 %
% % %
Mantap (%)

Panjang Jalan
48,68 128,55 131,16 123,54 125,56 146,834
Kondisi Baik (km)

Proporsi Panjang
11,18 29,07 16,79
Jalan Kondisi Baik 27,58 % 16,01 % 17,73 %
% % %
(%)
Sumber:Dinas PUPRHub Kabupaten Katingan, 2018

b. Panjang Jalan dilalui Roda Empat


Panjang jalan yang dapat dilalui roda empat di Kabupaten
Katingan pada tahun 2014 yang berupa permukaan aspal
sepanjang 218,16 km dan permukaan tanah sepanjang 257,41
km. Pada tahun 2015 yang berupa permukaan aspal sepanjang
223,15 km dan permukaan tanah sepanjang517,23 km,
sedangkan pada tahun 2016 yang merupakan permukaan aspal
sepanjang 234,66 km dan permukaan tanah 538,25 km.

III-87
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.59
Panjang Jalan Dilalui Roda Empat
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Tahun
NO INDIKATOR

2012 2013 2014 2015 2016

1 Permukaan Aspal (km) 95,93 191,74 218,16 223,15 234,66

2 Permukaan Tanah (km) 339,32 250,49 257,41 517,23 538,25

Sumber:Dinas PUPRHub Kabupaten Katingan

c. Panjang Jalan Yang Memiliki Trotoar dan


Drainase/Saluran
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran di
Kabupaten Katingan tahun 2014 sepanjang 311,14 km, tahun
2016 menjadi 470,32 km. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan
drainase/saluran di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3.60
Panjang Jalan Yang Memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Tahun
INDIKATOR
2014 2015 2016
Panjang Jalan yang memiliki trotoar dan
0,56 1,36 1,42
drainase /saluran (Km)
Panjang Jalan yang memiliki drainase 470,3
311,14 395,94
/saluran (Km) 2
Sumber:Dinas PUPRHub Kabupaten Katingan

d. Persentase Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik


Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan
untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan

III-88
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pembuangan air irigasi. Selanjutnya secara operasional dibedakan


ke dalam tiga kategori yaitu jaringan irigasi primer, sekunder dan
tersier. Dari ketiga kelompok jaringan tersebut, yang langsung
berfungsi sebagai prasarana pelayanan airirigasi ke dalam petakan
sawah adalah jaringan irigasi tersier yang terdiri dari saluran
tersier, salurankuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks
kuarter serta bangunan pelengkapnya. Luar Jaringan Irigasi
Kondisi Baik di Kabupaten Katingan pada tahun 2013 adalah
6.141 Hadan mengalami peningkatan pada tahun 2017 hingga
menjadi 13.159Ha. Jika dibanding dengan tahun-tahun
sebelumnya selalu mengalami peningkatan. Adapun Luas
Jaringan Irigasi yang ada di Kabupaten Katingan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.61
Persentase Jaringan Kabupaten Katingan Dalam Baik
Tahun 2013-2017

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Luas Irigasi Kabupaten Dalam


6.141 7.544 9.123 10.176 13.159
Kondisi Baik (Ha)

Luas Irigasi Kabupaten (Ha) 17.545 17.545 17.545 17.545 17.545

Persentase Irigasi Kabupaten


35,00 43,00 52,00 58,00 75,00
Dalam Kondisi Baik (%)

Sumber: Bidang Sumber Daya Air DPUPRHUB Kab. Katingan

e. Rasio Ruang Terbuka Hijau


Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam.
Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR
Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan,

III-89
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup


bagi:
1. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
2. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam
retensi;
3. area pengembangan keanekaragaman hayati;
4. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di
kawasan perkotaan;
5. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
6. tempat pemakaman umum;
7. pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak
diharapkan;
8. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun
historis;
9. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan
kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;
10. area mitigasi/evakuasi bencana; dan
11. ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan
peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama
RTH tersebut.
HPL adalah sebagian dari tanah negara yang kewenangan
pelaksanaan Hak Menguasai Negara (HMN) yang dilimpahkan
kepada pemegang HPL.Hak Pengelolaan (HPL) bukan merupakan
hak atas tanah sebagaimana Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha
(HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai (HP) yang
diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UU PA). HPL adalah
sebagian dari tanah negara yang kewenangan pelaksanaan Hak
Menguasai Negara (HMN) yang dilimpahkan kepada pemegang
HPL.
Hak Guna Bangunan (HGB) Ini artinya, pemegang sertifikat
tersebut hanya diberikan kuasa untuk memberdayakan lahan baik

III-90
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

untuk mendirikan bangunan ataupun keperluan lain dalam


jangka waktu tertentu. Jadi, pemilik properti dengan status HGB
hanya memiliki bangunannya saja, sedangkan tanahnya masih
milik negara.
Sertifikat hak guna bangunan adalah jenis sertifikat dimana
pemegang sertifikat berhak memiliki dan mendirikan bangunan di
atas tanah yang bukan kepunyaan pemilik bangunan. ... Sertifikat
hak guna bangunan mempunyai batas waktu kepemilikan 30
tahun, dan dapat diperpanjang hingga batas waktu 20 tahun.

Tabel 3.62
Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah ber
HPL/HGB
Tahun 2013-2017

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


Luas Irigasi Kabupaten Dalam
6.141 7.544 9.123 10.176 13.159
Kondisi Baik (Ha)

Luas Irigasi Kabupaten (Ha) 17.545 17.545 17.545 17.545 17.545

Persentase Irigasi Kabupaten


35,00 43,00 52,00 58,00 75,00
Dalam Kondisi Baik (%)

Sumber: Bidang Tata Ruang Bina KonstruksiDPUPRHUB Kab. Katingan

Untuk Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah


ber HPL/HGB dari tahun2013 sampai dengan 2017 terjadi
fluktuasi naik turun persentase RTH per satuan wilayah
berHPL/HGB.
f. Luasan RTH Publik Sebesar 20% dari Luas Wilayah
Kota/Kawasam Perkotaan
Ketersediaan SPM semakin meningkat dari tahun 2015
mengingat keinginan pemerintah daerah untuk menjadikan
kawasan perkotaan terdiri atas 3 kecamatan.
Terjadi peningkatan luas RTH publik dari 2015 s/d 2017
mengingat bertambah luas kawasan perkotaan kasongan. Berikut
tabel Luasan RTH Publik Sebesar 20% dari luas wilayah

III-91
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kota/Kawasan Perkotaan di Kabupaten Katingan Tahun 2013-


2017.

Tabel 3.63
Luasan RTH Publik Sebesar 20% dari luas wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan di Kabupaten Katingan Tahun 2013-
2017

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


Luasan RTH Publik
yang tersedia akhir 274,39(Ha) 274,39(Ha) 274,39(Ha) 42127(Ha) 42127(Ha)
tahun SPM
Luasan RTH Publik
yang harusnya
tersedia di Wilayah 54,87 (Ha) 54,87 (Ha) 54,87 (Ha) 8425,4(Ha) 8425,4(Ha)
Kota Kawasan
Perkotaan
Luasan RTH Publik
Sebesar sebesar 20%
dari luas wilayah 10,97% 10,97% 10,97% 10,68% 10,68%
Kota/Kawasan
Perkotaan
Sumber: Bidang Tata Ruang Bina KonstruksiDPUPRHUB Kab. Katingan

3.3.1.4 Perumahan dan Kawasan Pemukiman


a. Rasio Permukiman Layak Huni
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Rasio Permukiman Layak Huni
adalah pebandingan luas permukiman layak huni dengan luas
wilayah permukiman secara keseluruhan. Indikator ini mengukur
proporsi luas pemukiman yang dihuni terhadap keseluruhan luas
permukiman.
Dari data dapat dilihat bahwa rasio permukiman layak huni
di kabupaten Katingan terus meningkat, dimana di tahun 2014
sebesar 8,39 persen, meningkat di tahun 2016 menjadi 9,9 persen,
dan di tahun 2016 meningkat menjadi 15,66 persen, dan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2017

III-92
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

hingga menjadi 89,88 persen. Data rasio permukiman layak huni


yang ada di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.64
Rasio Permukiman Layak Huni
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2017

Tahun
NO INDIKATOR
2014 2015 2016 2017

1 Rasio PermukimanLayak Huni 8,39 9,9 15,66 89,88


Sumber: LKIP Kabupaten Katingan Tahun 2015-2017

b. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik


Listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga
maupun industri baik untuk penerangan maupun penunjang
berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Menurut
kelompok pelanggan, pengguna listrik terdiri dari pelanggan
rumah tangga, industri, badan sosial, usaha dan
pemerintah.Rumah tangga pengguna listrik adalah rumah tangga
yang memanfaatkan listrik sebagai penerangannya.
Berdasarkan data statistic, dapat diketahui bahwa persentase
rumah tangga yang menggunakan listrik tahun 2014 sebesar
52,61 dan di tahun 2016 sedikit meningkat 0,01 persen menjadi
56,62 persen.

Tabel 3.65
Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik
Di Kabupaten KatinganTahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Rumah Tangga


14.847 15.765 15.771 19.789
Pengguna Listrik

III-93
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Rumah
56,62
Tangga Yang 52,61
Menggunakan Listrik
Sumber:Profile Kabupaten KatinganTahun 2015 dan RKPD Tahun 2018

3.3.1.5 Ketenteraman dan Ketertiban Umum Serta


Perlindungan Masyarakat
a. Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di
Kabupaten
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan
satuan yang memiliki tugas umumpemeliharaan ketentraman dan
ketertiban masyarakat. Satuan ini memiliki peran penting
dalamketertiban masyarakat secara luas.Cakupan petugas linmas
menggambarkan kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman
danketertiban masyarakat adalah upaya mengkondisikan
lingkungan yang kondusif dan demokratifsehingga tercipta
kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar cakupan
petugas linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas
yang dimilikipemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
penunjang penyelenggaraan pemerintahandaerah dalam upaya
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Adapun
dataCakupanLinmas di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel
berikut.

Tabel 3.66
Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (linmas)
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
INDIKATOR 201 201 201 201 201 201
2 3 4 5 6 7
Cakupan Petugas Perlindungan
10,4 71,4 59,5 59,5
Masyarakat (Linmas) di - -
5 6 3 3
Kabupaten
Sumber: Bidang Linmas Satpol

III-94
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan tabel di diatas dapat dilihat bahwa Cakupan


Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) per 10.000 penduduk
yang ada di Kabupaten Katingan tahun 2014 sebesar 10,45
meningkat di tahun 2015 menjadi 71,46 menurun kembali di
tahun 2016 menjadi 59,53 dan di tahun 2017 tidak mengalami
perubahan yaitu sebesar 59,53 Persen.
b. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
adalahjumlah mobil pemadaman kebakaran dibagi dengan jumlah
penduduk dikalikan 100. Adapun Cakupan pelayanan bencana
kebakaran kabupaten yang ada di Kabupaten Katingan pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sebesar30,77 persen dan
di tahun 2017 terjadi penurunan yang signifikan menjadi 4,96
persen.

Tabel 3.67
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2017

Tahun
INDIKATOR
2014 2015 2016 2017

Cakupan pelayanan bencana


30,77 30,77 30,77 4,96
kebakaran kabupaten
Sumber: Satpol PP Kabupaten Katingan, 2018

c. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk


Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang
melaksanakan tugas Kepala Daerahdalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum,
menegakkanPeraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
Jumlah polisi pamong praja dihitung dari jumlah aparatur pada
satuan polisi pamong praja yang ditetapkan tugas pokok dan
fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Satuan

III-95
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

polisi pamong praja merupakan perangkat daerah yang dapat


berbentuk dinas daerah atau lembaga teknis daerah.
Rasiojumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas
pemda dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman
dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah. Semakin besar rasio jumlah polisi
pamong praja maka akan semakin besar ketersediaan polisi
pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan
pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja di Kabupaten Katingan tahun
2017 sebesar 5/10.000.Angka ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Adapun Rasio
jumlah Polisi Pamong Praja dapat dlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.68
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
INDIKATO
R
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Rasio
Jumlah
8/10.00 8/10.00 72/10.00 8/10.00 5/10.00
Polisi 8/10.000
0 0 0 0 0
Pamong
Praja
Sumber: Satpol PP Kabupaten Katingan, 2018
d. Rasio Pos Kamling Per Jumlah Desa/Kelurahan
Rasio pos kamling per jumlah desa/kelurahan adalah jumlah
pos siskamling dibagi dengan jumlah desa/kelurahan. Adapun
Rasio pos kamling per jumlah desa/kelurahan di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel berikut.

III-96
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.69
Rasio pos kamling per jumlah desa/kelurahan
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
INDIKATOR
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio pos kamling per
jumlah 98,17 98,17 98,17 98,17 98,17
desa/kelurahan
Sumber: Satpol PP Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Rasio pos


kamling per jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Katingan mulai
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 sebesar 98,17 persen.
e. Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah
Layanan WMK
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah
Layanan WMK merupakan salah satu indicator untuk mengukur
kinerja pemadam kebakaran. Berdasarkan informasi dari Bidang
Linmas Satpol PP
Capaian indikator Tingkat Waktu Tanggap di Kabupaten
Katingan tahun 2017 adalah 77,78 persen.
f. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
ketrentaman, keindahan) di kabupaten
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
ketrentaman, keindahan) di kabupaten adalah jumlah
penyelesaian pelanggaran K3 dibagi dengan jumlah pelanggaran
K3 dikali 100. Adapun data tersebut disajikan pada tabel dibawah.

Tabel 3.70
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban,
ketrentaman, keindahan) di Kabupaten Katingan Tahun 2012-
2016

Tahun
INDIKATOR
201 201 201 201 2016 201

III-97
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2 3 4 5 7
Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3
100 100 100 100 100 100
(ketertiban, ketrentaman,
keindahan)
Sumber: Satpol PP Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa Tingkat


penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
di Kabupaten Katingan mulai tahun 2012 sampai dengan tahun
2017 sebesar 100 persen. Ini mengindikasikan bahwa seluruh
pelanggaran K3 diselesaikan.

3.3.1.6 Sosial
Sasaran pelayanan urusan sosial adalah para PMKS yang
merupakan seseorang, keluarga, atau kelompok masyarakat yang
karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat
menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani,
rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan,
kesulitan, dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,
keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, atau
keterasingan dan kondisi atau perubahan lingkungan (secara
mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan.
Pada urusan sosial ini ditunjukan oleh masih tingginya
tingkat kemiskinan, pengangguran dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS), dimana permasalahannya a). Masih
rendahnya pendidikan dan tingkat kompetensi angkatan kerja (b)
belum optimalnya penanganan bencana sosial; (c) masih
rendahnya penanganan kasus-kasus kekerasaan anak,perempuan
dan trafficking; (d) belum optimalnya penanganan PMKSmelalui
rehabilitasi sosial; (e) masih rentan terhadap konflik sosial.

III-98
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kabupaten Katingan tidak terlepas dari masalah PMKS.


Masalah kesejahteraan sosial sendiri bisa diartikan sebagai
kondisi yang dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat
sebagai sesuatu yang tidak diharapkan. Permasalahan sosial yang
cukup signifikan yang menjadi persoalan diKabupaten Katingan
yaitu fakir miskin, penyandang cacat dan lanjut usia terlantar.
a. Jumlah PMKS Yang Memperoleh Bantuan
Indikator PMKS yang memperoleh bantuan sosial digunakan
sebagai langkah dalam memetakan sejumlah masyarakat yang
termasuk dalam PMKS dan mendapatkan bantuan social. Berikut
adalah tabel Jumlah PMKS yang Memperoleh Bantuan di
Kabupaten Katingan selama Tahun 2014 sampai dengan 2017.

Tabel 3.71
Jumlah PMKS Yang Memperoleh Bantuan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2017

Indikator 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kelompok fakir


4 (APBD) 8 (APBD) 14 (APBD) 15 (APBD)
miskin, KAT dan PMKS
18 (APBN) 65 (APBN) 65 (APBN) 146 (APBN)
lainnya yang diberi
bantuan (Kelompok)

Jumlah Kelompok fakir


miskin, KAT dan PMKS
1.124 1.124 1.124 1.124
lainnya yang seharusnya
diberi bantuan (Kelompok)
Persentase Kelompok fakir
miskin, KAT dan PMKS
2 6,4 7 14,3
lainnya yang diberi
bantuan (Persen)
Jumlah Penyandang
Masalah Kesejahteraan 40 40 40 32
Sosial ( PMKS ) yang dilatih
(KK)
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Katingan

b. Persentase Penanganan Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial
Persentase penanganan penyandang masalah sosial adalah
jumlah PMKS yang tertangani dibagi dengan jumlah PMKS yang
ada dikalikan 100. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten
Katingan, persentase penanganan penyandang masalah

III-99
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

kesejahteraan sosial yang dapat disajikan hanya data Tahun 2017


yaitu sebesar 21 persen.
c. Sarana sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo Dan
Panti Rehabilitasi
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi adalah menunjukkan jumlah sarana social seperti
panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah dll
yang terdapat di satu wilayah.
Berdasarkan data,diketahui bahwa sarana sosial seperti panti
asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi di Kabupaten Katingan
mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 tidak mengalami
perubahan, yaitu 3 buah.

Tabel 3.72
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi
Di Kabupaten Katingan Tahun 2016

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

Sarana sosial seperti panti


asuhan, panti jompo dan 3 3 3 3 3
panti rehabilitasi
Sumber: RKPD Kabupaten Katingan Tahun 2018

d. Persentase Korban Bencana Alam/Sosial Yang Ditangani


Berdasarkan data dari Dinas Sosial, diketahui bahwa
Persentase Korban Bencana Alam/Sosial Yang Ditangani di
Kabupaten Katingan pada tahun 2014 sebesar 80 persen dan
mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 85 persen.
Angka tersebut bertahan sampai dengan tahun 2017.

Tabel 3.73
Persentase Korban Bencana Alam/Sosial Yang Ditangani
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2017

Indikator 2014 2015 2016 2017

III-100
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Indikator 2014 2015 2016 2017

Persentase Korban Bencana Alam/


80 85 85 85
Sosial Yang Ditangani
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Katingan, 2018

3.3.1.7 Tenaga Kerja


Salah satu faktor terpenting dalam pembangunan adalah
ketenagakerjaan. Beberapa indikator ketenagakerjaan di
Kabupaten Katinganyang dapat disajikan untuk mewakili kondisi
pelayanan tenaga kerja disajikan pada tabel di bawah.
Berdasarkan data pada taebl dibawah, jumlah perusahaan
yang wajib menyelenggarakan program perlindungan dan jaminan
sosial tenaga kerja mengalami penurunan dari 27 perusahaan
menjadi 26 perusahaan pada Tahun 2017. Selanjutnya, indicator
Jumlah Tenaga Kerja yang Terdaftar sebagai Anggota BPJS
menunjukkan kondisi yang baik yaitu bertambah dari 3.017
orang menjadu 4.472 orang pada Tahun 2017. Berikutnya,
indicator lain di bidang tenaga kerja yang cukup penting yaitu
Jumlah Kasus Perselisihan Buruh dan Pengusaha yang
diselesaikan menunjukkan angka yang meningkat dari 2 kasus
pada Tahun 2016 menjadi 6 kasus pada tahun berikutnya.

Tabel 3.74
Indikator Kinerja Bidang Tenaga Kerja
Kabupaten Katingan Tahun 2016 dan 2017

No Indikator Satuan 2016 2017


1 Jumlah Perusahaan yang Wajib
Menyelenggarakan Program
Perusahaan 27 26
Perlindungan dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
2 Jumlah Tenaga Kerja yang
Orang 3.071 4.472
Terdaftar sebagai Anggota BPJS
3 Jumlah Kasus Perselisihan Buruh
Kasus 2 6
dan Pengusaha yang diselesaikan
Sumber: LAKIP Tahun 2017 Kabupaten Katingan, diolah

III-101
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.3.1.8 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Pemberdayaan perempuan dalam pembangunan memegang
peranan penting dan strategis seperti bidang parlemen, tenaga
manajer, profesi, administrasi, teknis dan mendapat kesempatan
dalam berbagai lapangan pekerjaan. Dalam rangka pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak diperlukan akses seluas-luasnya
terhadap perempuan untuk berperan aktif di semua bidang
kehidupan dalam rangka pemberdayaan untuk menuju kesetaraan
gender. Untuk mengetahui peran aktif perempuan dapat diukur dari
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta,
besarnya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
a. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
adalah proporsi perempuan yang bekerja pada lembaga
pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan dikalikan
100. Adapun Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.75
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase partisipasi
perempuan di lembaga - 81,48 80,70 77,52 86,16 44,22
pemerintah

Sumber: DP3AP2KB Kabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Persentase


partisipasi perempuan di lembaga pemerintah di Kabupaten
Katingan pada tahun 2013 sampai dengan 2017 mengalami
penurunan, dimana Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah Tahun 2013 sebesar 81,48 persen dan mengalami
penurunan pada tahun 2015 menjadi 77,52 persen. Meskipun

III-102
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pada tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 86,16 persen,


namun pada tahun 2017 mengalami penurunan yang sangat
signifikan hingga menjadi 44,22 persen.
b. Rasio KDRT
Rasio KDRT adalahjumlah KDRT yang dilaporkandalam
periode satu tahun per 1.00 rumah tangga dikalikan 100. Adapun
Rasio KRT di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.76
Rasio KDRTDi Kabupaten Katingan Tahun 2013-2017

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Rasio KDRT - 0,030 0,022 0,031 0,009 0,004


Sumber: DP3AP2KB Kabupaten Katingan, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Rasio KDRT di


Kabupaten Katingan Tahun 2013 sebesar 0,030 persen,
mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,022 persen,
meskipun pada tahun 2015 mengalami kenaikan kembali menjadi
0,031 persen. Dari posisi 0,031 pada Tahun 2015, terus
mengalami penurunan pada tahun 2016 dan 2017 hingga menjadi
0,004 persen.
c. Partisipasi angkatan kerja perempuan
Partisipasi angkatan kerja perempuan adalah jumlah
partisipasi angkatan kerja perempuan dibagi dengan jumlah
angkatan kerja perempuan dikalikan 100. Adapun partisipasi
perempuan di lembaga pemerintah dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel 3.77
Partisipasi angkatan kerja perempuan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

III-103
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

Partisipasi angkatan kerja


- 94,37 96,54 93,58 -
perempuan

Sumber: Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Persentase


Partisipasi angkatan kerja perempuan di Kabupaten Katingan
Tahun 2013 sebesar 94,37 persen, meningkat di tahun 2014
menjadi 96,58 persen, menurun di tahun 2015 menjadi 93,58
persen.
d. Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak
dari tindakan kekerasan adalahjumlah pengaduan perlindungan
perempuan dan anak yang terselesaiakan dibagi dengan jumlah
pengaduan perlindungan perempuan dan anak.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa indicator
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang
Mendapatkan Penanganan oleh unit terpadu di Kabupaten
Katingan Tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 sebesar 100
persen.Adapun statistic data tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.78
Cakupan Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan
Yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan Oleh Petugas
Terlatih Di Dalam Unit Pelayanan Terpadu
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan perempuan dan anak


korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan - 100 100 100 100 100
pengaduan oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu
Sumber: DP3AP2KB Kabupaten Katingan

3.3.1.9 Pangan

III-104
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Regulasi Ketahanan Pangan adalah Ada/tidak peraturan


tentang kebijakan ketahanan pangan dalam bentuk
perda,perkada, dsb, sedangkan Ketersediaan pangan adalah
tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan/atau
sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan
pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi
kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya.
a. Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan di Kabupaten Katingan pada tahun
2013 sebanyak 40,382 ton beras dan 843,068 ton daging,
meningkat di tahun 2014 menjadi 43,529 ton beras dan 957,175
ton daging dan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjafi
41,481 ton beras dan 780,703 ton daging. Ketersediaan pangan di
Kabupaten katingan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.79
Ketersediaan Pangandi Kabupaten Katingan Tahun 2013-2015

Uraian 2013 2014 2015

Beras (ton) 40,382 43,529 41,481

Daging (ton) 843,068 957,175 780,703


Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka Tahun 2017

3.3.1.10 Pertanahan
Perangkat Daerah yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan urusan pertanahan di Kabupaten Katingan adalah
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum pada Sekretariat
Daerah yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Kantor
Badan Pertanahan Kasongan.
Permasalahan pertanahan erat kaitannya dengan surat atau
bukti kepemilikan atas tanah tersebut, sehingga Kabupaten
Katingan selalu berusaha untuk meningkatkan anggarannya
untuk mensertifikatkan hak atas tanah yang dikuasai dan dimiliki

III-105
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pemerintah daerah. Namun kemauan pemerintah daerah


terhalang atau terhambat dengan pihak lain yang memiliki
kewenangan dalam menerbitkan sertifikat atau bukti kepemilikan
atas tanah dengan alasan kapasitas dan kemampuannya yang
terbatas.
a. Persentase Luas Lahan Bersertifikat
Persentase Luas Lahan Bersertifikat adalah proporsi luas
lahan bersertifikat (HGB, HGU, HM, HPL), terhadap luas wilayah
daratan. Indikator pertanahan ini bertujuan untuk mengetahui
tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan.
Berdasarkan data pada Kantor Badan Pertanahan Kasongan,
luas lahan bersertifikat di Kabupaten Katingan tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 adalah507.450 ha melebihi target dari luas
lahan yang seharusnya bersertifikat di Kabupaten Katingan yaitu
164.602,89 ha. Persentase Luas Lahan Bersertifikatdi Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.80
Persentase Luas Lahan Bersertifikat
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Persentase Luas Lahan


n.a 3,08 3,08 3,08 3,08
Bersertifikat (persen)
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2013-2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase luas


lahan bersertifikat di Kabupaten Katingan tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 sebesar 3,08 persen.
b. Penyelesaian Kasus Tanah Negara
Penyelesaian Kasus Tanah Negara yang ada di Kabupaten
Katingan mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mencapai
100 persen, hal ini dilihat dari jumlah kasus yang diselesaikan
sebanyak 0 kasus dan jumlah kasus yang terdaftar sebanyak 0
kasus.

III-106
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

c. Penyelesaian Izin Lokasi


Penyelesaian Kasus Izin Lokasi yang ada di Kabupaten
Katingan mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mencapai
100 persen, hal ini dilihat dari jumlah izin lokasi sebanyak 0 izin
dan jumlah permohonan izin lokasi sebanyak 0 izin.

3.3.1.11 Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan tujuan Millenium Development
Goals (MDGs) 2015 sebagai tempat kelangsungan hidup makhluk
hidup yang didalamnya terdapat air, tanah dan udara yang harus
bersih dan berada pada ambang batas minimal pengaruh
pencemaran sehingga tidak berpengaruh buruk pada kesehatan
dan aktivitas masyarakat.
a. Persentase Penanganan Sampah
Persentase Penanganan Sampah di Kabupaten Katingan
didapat dari volume sampah yang ditangani dalam satuan m3
bebagi dengan volume produksi sampah dalam satuan m3
dikalikan 100. Persentase penanganan sampahdi Kabupaten
Katingandisajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.81
Persentase Penanganan Sampah
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Volume sampah yang ditangani


56,43 81 18.500
(m3)/hari

Volume produksi sampah (m3)/hari 86,83 135,73 46.240

Persentase tempat pembuangan


64,98 59,66 40,00
sampah persatuan penduduk (persen)
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2014-2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase


penanganan sampah di Kabupaten Katingan tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 mengalami penurunan yaitu di tahun 2014

III-107
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

persentasenya sebesar 64,98 persen, di tahun 2015 sebesar 59,66


persen dan di tahun 2016 sebesar 40,00 persen.
b. Persentase Penduduk berakses air minum
Syarat-syarat air minum menurut Kementerian Kesehatan
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidakberwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat
diminum olehmanusia, terdapat resiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atauzat-zat
berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air
hingga 100 °C, banyakzat berbahaya, terutama logam, tidak dapat
dihilangkan dengan cara ini.
Persentase penduduk berakses air bersih adalah proporsi
jumlah penduduk yang mendapatkanakses air minum terhadap
jumlah penduduk secara keseluruhan. Yang dimaksud akses air
bersihmeliputi air minum yang berasal dari air mineral, air
ledeng/PAM, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung
dalam jumlah yang cukup sesuai standar kebutuhan minimal.
Adapun persentase penduduk berakses air minum di Kabupaten
Katingan pada Tahun 2015 disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.82
Indikator RAD Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Di Kabupaten Katingan Tahun 2015
Uraian 2015

Sumber Air Minum Bersih 5,28

Sumber Air Minum Layak 46,09


Sumber:LPPD Kabupaten Katingan 2013-2016

Pelanggan PDAM menurut jenis konsumen selama 5 (lima)


tahun terakhir mengalami peningkatan. Data Tahun 2012
menunjukkan 3.689 pelanggan, dan meningkat menjadi 4.473
pelanggan.

Gambar 3.16

III-108
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Banyaknya Pelanggan PDAM menurut Jenis Konsumen


Kabupaten Katingan 2012-2016

5,000
4,473
4,500 4,044 4,178
4,000 3,689 3,801
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
-
2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Kabupaten Katingan dalam Angka Tahun 2017

c. Penegakan Hukum Lingkungan


Penegakan Hukum Lingkungan adalah Jumlahkasus
lingkungan yang dapat diselesaikan pemda berbagi dengan jumlah
kasus lingkungan yang ada. Persentase penegakan hukum
lingkungan di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.83
Persentase Penegakan Hukum Lingkungan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Jumlah kasus lingkungan yang


6 1 2
diselesaikan Pemerintah Daerah

Jumlah kasus lingkungan yang ada 8 1 2


Persentase Penegakan Hukum Lingkungan
75 100 100
(persen)
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2013-2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase


penegakan hukum di Kabupaten Katingan tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu di tahun 2014

III-109
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

persentasenya sebesar 75 persen, di tahun 2015 dan tahun 2016


sebesar 100 persen.

3.3.1.12 Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Urusan administrasi kependudukan merupakan urusan yang
sangat penting dalam tata pemerintahan nasional. Data
administrasi kependudukan akan menjadi rujukan penting bagi
kebijakan-kebijakan di sektor lain bidang politik, sosial dan
ekonomi. Administrasi kependudukan merupakan rangkaian
kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan
data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan
sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan yang hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
a. Rasio Penduduk ber KTP Satuan Penduduk
Kartu Tanda Penduduk merupakan salah satu kartu identitas
yang wajib dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI). KTP akan
memudahkan pemerintah dalam melakukan pendataan dan juga
dapat digunakan sebagai syarat untuk membuat surat-surat
tertentu seperti SKCK, akte, NPWP, SIM, dan sebagainya. KTP
wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia yang berusia >17
tahun. Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk didapatkan
dari rumus formula jumlah penduduk usia>17 tahun yang ber-
KTP dibagi dengan jumlah penduduk usia >17 atau telah
menikah.Status kepemilikan KTP di Kabupaten Katingan disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 3.84
Rasio Penduduk ber KTP Satuan Penduduk
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio penduduk ber KTP


24% 56% 69% 77% 97%
satuan penduduk (%)
Sumber:Dinas Dukcapil Kabupaten Katingan, 2017

III-110
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio penduduk


ber KTP satuan penduduk di Kabupaten Katingan tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu di tahun
2013 persentasenya sebesar 56 persen, di tahun 2014 sebesar 69
persen, di tahun 2015 sebesar 77 persen dan di tahun 2016
sebesar 97 persen.
b. Persentase bayi berakte kelahiran
Persentase bayi berakte kelahiran adalah jumlah penduduk
ber KK dibagi dengan jumlah penduduk yang telah menikah
dikalikan 100. Adapun Persentase bayi beraktee kelahiran dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.85
Persentase Bayi Berakte Kelahiran
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Jumlah bayi berakte kelahiran 607 1.403 3.335


Jumlah bayi 607 1.851 4.442
Persentase bayi berakte kelahiran 100% 76% 75%
Sumber:Dinas Dukcapil Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Persentase bayi


berakte kelahiran di Kabupaten Katingan tahun 2014 sebesar 100
persen, menurun di tahun 2015 menjadi 76 persen dan di tahun
2016 menjadi 75 persen.
c. Pasangan Berakte Nikah
Berdasarkan data dapat dilihat bahwa rasio pasangan berakte
nikah di Kabupaten Katingan tahun 2014 persentasenya sebesar 3
persen, di tahun 2015 sebesar 9 persen dan di tahun 2016 sebesar
11 persen.
Pasangan berakte nikah yang ada di Kabupaten Katingan
dalam periode tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilhat pada
tabel dibawah ini:

III-111
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.86
Pasangan Akte Nikah
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Pasangan Berakte


1.049 1.255 1.724 7.651 8.745
Nikah
Jumlah keseluruhan
48.640 44.929 55.024 86.626 81.498
pasangan nikah
Rasio pasangan berakte
2% 2% 3% 9% 11%
nikah
Sumber:Dinas Dukcapil Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio pasangan


berakte nikah di Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sebesar 2
persen, dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 3
persen. Selanjutnya pada tahun 2015 dan 2016 terjadi
peningkatan kembali hingga menjadi 9 persen dan 11 persen.
d. Kepemilikan Akte Kelahiran per 1000 Penduduk
Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk yang ada di
Kabupaten Katingan dalam periode tahun 2012 sampai dengan
2016 dapat dilhat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.87
Kepemilikan Akte Kelahiran
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Akte Kelahiran 2.043 5.739 607 1.403 3.335

Jumlah penduduk Lahir 2.043 5.739 607 1.851 4.442

Kepemilikan akta kelahiran


100% 100% 100% 76% 75%
(%)
Sumber:Dinas Dukcapil Kabupaten Katingan, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan
akta kelahiran di Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 terjadi penurunan, dimana pada tahun 2012
kepemilikan akta kelahiran sebesar 100 persen dan mengalami

III-112
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

penurunan pada tahun 2015 menjadi 76 persen. Selanjutnya pada


tahun 2016 terjadi penurunan kembali hingga menjadi 75 persen.
e. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kabupaten
Katingan dalam periode Tahun 2012 sampai dengan Tahun
2016beerstatus “Sudah”.
f. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Kabupaten
Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten
adalah Ada atau tidaknya ketersediaan database kependudukan
skala kabupaten. Ketersediaan database kependudukan skala
kabupaten di Kabupaten Katingandari tahun 2014 sampai dengan
2016 “Ada”.

Tabel 3.88
Persentase Ketersediaan Database Kependudukan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Ketersediaan database
kependudukan skala Ada Ada Ada Ada Ada
kabupaten (ada/tidak)
Sumber:Dinas Dukcapil Kabupaten Katingan, 2017

3.3.1.13 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


a. Persentase PKK Aktif
Persentase PKK aktif adalah jumlah PKK aktif berbagi dengan
jumlah PKK dikalikan 100 persen. Persentase PKK aktif di
Kabupaten Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.89
Persentase PKK Aktif
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Jumlah PKK Aktif 174 174 174

Jumlah PKK 174 174 174

III-113
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2014 2015 2016

Persentase PKK Aktif 100 100 100

Sumber:LPPD Kabupaten Katingan 2014-2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase PKK


aktif yang ada di Kabupaten Katingan tahun 2014sampai tahun
2016 sebesar 100 persen.

3.3.1.14 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Keluarga Berencana merupakan salah satu program dari
pemerintah pusat dalam rangka mengendalikan populasi penduduk
yang terus meningkat. Keluarga berencana itu sendiri memiliki arti
gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera
dengan membatasi kelahiran. Salah satu dari program keluarga
berencana berupaya mengurangi tingkat kelahiran terutama
melalui program penggunaan alat kontrasepsi secara konsisten dan
berkesinambungan. Disamping itu program keluargabertujuan
utuk membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Akseptor KB dalam pembangunan memberikan kontribusi
dalam rangka pengendalian jumlah penduduk agar ledakan
penduduk dapat terkontrol dalam rangka pemberian pelayanan
kepada masyarakat. Target dan realisasi akseptor baru cukup
signifikan dalam pencapaiannya. Ini menunjukkan tingkat
kesadaran masyarakat dalam ber KB cukup baik. Untuk akseptor
aktif masih perlu ditingkatkan pencapaiannya karena realisasi
capaian belum mencapai target.
a. Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga
Salah satu indikator keberhasilan keluarga berencana adalah
penurunan rata-rata jumlah anak perkeluarga. Perhitungan
indikator ini adalah dengan cara membagi rasio anak seluruhnya
dengan rasio keluarga. Rasio anak adalah rasio seluruh penduduk

III-114
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

usia 0-18 tahun. Berikut rata-rata jumlah anak per keluarga di


Kabupaten Katingan:

Tabel 3.90
Rata rata Jumlah Anak per Keluarga
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016


Rata-rata jumlah anak per
2,89 2,7 2,82
keluarga (anak)
Sumber:RKPD Kabupaten Katingan Tahun 2018

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilhat rata-rata jumlah


anak per keluarga pada tahun 2014 mencapai 2,89 anak, di tahun
2015 menurun menjadi 2,7 anak dan di tahun 2016 meningkat
kembali menjadi 2,82 anak.
b. Cakupan Peserta KB Aktif
Cakupan Peserta KB Aktifadalah jumlah peserta program KB
aktif berbagi dengan jumlah pasangan usia subur dikalikan 100.
Adapun cakupan peserta KB Aktif yang ada di Kabupaten Katingan
disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.91
Cakupan Peserta KB Aktif
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 20121 20131 20141 20151 20161 2017²


Jumlah Peserta
22.760 24.493 26.743 27.638 28.311 28.696
Program KB Aktif
Jumlah Pasangan Usia
31.489 32.442 32.553 35.394 36.145
Subur
Cakupan KB Aktif
74,00 75,50 82,15 78,08 78,33
(persen)
Sumber:Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk danKB Kabupaten Katingan, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta


program KB aktif mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada Tahun 2012 jumlah peserta KB aktif adalah 22.760 peserta,
mengalami peningkatan menjadi 28.696 peserta pada Tahun 2017.

III-115
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Sementara itu, indicator cakupan peserta KB Aktif periode 2012


sampai 2014 mengalami peningkatan mencapai 82,15%. Namun
angka ini menurun di tahun 2015 menjadi 78,08% dan mengalami
peningkatan di Tahun 2016 menjadi 78,33%.
c. Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20 tahun
Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20 tahun di Kabupaten
Katingan tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mengalami
peningkatan yaitu di tahun 2012dan tahun 2013 persentasenya
sebesar 7,97 persen, tahun 2014 persentasenya sebesar 11,76
persen, di tahun 2015 sebesar 13,92 persen, dan di tahun 2016
sebesar 15,97 persen.

Tabel 3.92
Cakupan PUS yang istrinya dibawah 20 tahun
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan PUS yang istrinya


7,97 9,97 11,76 13,92 15,97
dibawah 20 tahun

Sumber:Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

d. Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif


Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktifdi Kabupaten
Katingan tahun 2012 sebesar 74,00 persen, meningkat di tahun
2013 dan 2014 menjadi 75,50 persen dan 82,15 persen, menurun
di tahun 2015 menjadi 78,08 persen dan di tahun 2016 meningkat
menjadi 78,33 persen.

Tabel 3.93
Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

III-116
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan sasaran PUS


74,00 75,50 82,15 78,08 78,33
menjadi peserta KB aktif
Sumber:Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

e. Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet


need)
Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet
need) di Kabupaten Katingan tahun 2013persentasenya sebesar
19,48 persen dan terus mengalami penurunan sampai dengan
tahun 2017 hingga menjadi 13,4 persen.

Tabel 3.94
Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (Unmeet need)
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan PUS yang


ingin ber KB tidak - 19,48 17,42 15,22 14,86 13,4
terpenuhi (Unmeet need)
Sumber:Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk danKB Kabupaten Katingan, 2017

f. Cakupan bina keluarga balita (BKB) ber KB


Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa Cakupan
bina keluarga balita (BKB) ber KBdi Kabupaten Katingan tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 sebesar 65,53 persen.

Tabel 3.95
Cakupan bina keluarga balita (BKB) ber KB
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan bina keluarga - 65,53 65,53 65,53 65,53


balita (BKB) ber KB
Sumber:Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

III-117
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Cakupan bina


keluarga balita (BKB) ber KBdi Kabupaten Katingan tahun 2013
sampai dengan tahun 2016 sebesar 65,53 persen.
g. Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan
Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa Cakupan
PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri di Kabupaten Katingan
tahun 2013 persentasenya sebesar 70 persen, dan di tahun 2014
dan 2015 menurun menjadi 27,27 persen. Namun pada tahun
2016 mengalami peningkatan kembali menjadi 73,25 persen, dan
terus meningkat sampai mencapai 88,5 persen pada Tahun 2017.
Tabel 3.96
Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan PUS peserta


KB anggota Usaha
Peningkatan - 70 27,27 27,27 73,25 88,5
Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang
ber-KB mandiri
Sumber:Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk danKB Kabupaten Katingan, 2017

h. Cakupan PLKB/PKB disetiap desa/kelurahan


Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa Cakupan
PLKB/PKB disetiap desa/kelurahan di Kabupaten Katingan tahun
2012 persentasenya sebesar 8.07 persen, di tahun 2013 sampai
dengan 2015 menurun menjadi 6,83 persen, 4,35 persen, dan 3,73
persen, dan di tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 4,35
persen.

III-118
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.97
Cakupan PLKB/PKB disetiap desa/kelurahan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan PLKB/PKB
8,07 6,83 4,35 3,73 4,35
disetiap desa/kelurahan
Sumber:Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

i. Cakupan Remaja Dalam Pusat Pelayanan Informasi dan


Konseling Remaja
Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa Cakupan
Remaja Dalam Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Remaja
di Kabupaten Katingan tahun 2013 persentasenya sebesar 17,39
persen, meningkat pada tahun 2014 menjadi 18,01 persen, dan
terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2017 hingga
menjadi 45,34 persen.

Tabel 3.98
Cakupan Remaja Dalam Pusat Pelayanan
Informasi dan Konseling Remaja
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Remaja Dalam


Pusat Pelayanan
- 17,39 18,01 18,63 45,34 45,34
Informasi dan Konseling
Remaja
Sumber:Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk danKB Kabupaten Katingan, 2017

j. Cakupan Keluarga yang mempunyai balita dan anak yang


memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan
tumbuh kembang anak
Berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat bahwa Cakupan
Keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan
melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang
anak di Kabupaten Katingan tahun 2013 persentasenya sebesar
30,3 persen, meningkat pada tahun 2014 menjadi 37,93 persen,
meskipun terjadi penurunan kembali pada tahun 2015 menjadi

III-119
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

31,88 persen, namun terus mengalami peningkatan kembali


sampai dengan tahun 2017 hingga menjadi 34,48 persen.

Tabel 3.99
Cakupan Keluarga Yang Mempunyai Balita Dan Anak
Yang Memahami Dan Melaksanakan Pengasuhan Dan
Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Keluarga
yang mempunyai
balita dan anak yang
memahami dan
- 30,3 37,93 31,88 33,71 34,48
melaksanakan
pengasuhan dan
pembinaan tumbuh
kembang anak
Sumber:Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk danKB Kabupaten Katingan, 2017

k. Cakupan PPKBD di setiap desa/kelurahan


Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) merupakan
salah satu unsur yan dibutuhkan dalam mensukseskan program
KB. Berdasarkan data series mulai 2012 sampai dengan 2015,
cakupan PPKBD di setiap desa/kelurahan mengalami
peningkatan, yaitu dari 24,84 persen ditahun 2012 menjadi 70,81
persenpada Tahun 2015. Namun pada Tahun 2016 mengalami
sedikit penurunan menjadi 68,94 persen.
Gambaran mengenai PPKBD di setiap desa/kelurahan mulai
2012 sampai 2016 disajikan pada tabel dibawah.

Tabel 3.100
Cakupan PPKBD di setiap Desa/Kelurahan
Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Cakupan PPKBD di setiap


24,84 37,27 49,69 70,81 68,94
desa/kelurahan (%)
Sumber:Bappeda Kabupaten Katingan, 2017

III-120
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.3.1.15 Perhubungan
a. Jumlah Terminal Angkutan Umum
Terminal merupakan salah satu komponen prasarana dalam
transportasi, terminal berfungsi sebagai titik tempat masuk dan
keluarnya penumpang dan barang dalam sistem angkutan.
Terminal dapat dibedakan menjadi dua yaitu terminal penumpang
dan terminal barang. Terminal penumpang adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan
penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi
serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Sedangkan terminal barang merupakan prasarana
transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat
barang serta perpindahan intra dan atau antar moda transportasi.
Pada umumnya terminal penumpang dan terminal barang
dijadikan satu lokasi terminal karena untuk memudahkan bagi
penumpang yang bepergian dengan membawa barang bawaannya.
Jenis dan Jumlah Terminal di Kabupaten Katingan Tahun 2012-
2016 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.101
Jenis dan Jumlah Terminal
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Jenis Terminal 2012 2013 2014 2015 2016

Kelas C 3 2 2 1 1
Sumber:
1. Profile Kabupaten Katingan Tahun 2015
2. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten
Katingan, 2017

b. Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR)


Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) yang ada di
Kabupaten Katingan mulai tahun 2014 sampai dengan tahun
2016 selama 1 hari.

III-121
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.102
Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR)
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016


Lama Pengujian Kelayakan
1 1 1
Angkutan Umum (KIR) (hari)
Sumber: RKPD Kabupaten Katingan tahun 2018

c. Pemasangan Rambu-Rambu
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang ada di Kabupaten
Katingan mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sebanyak
1.043 rambu lalu lintas jalan, 220 rambu sungai, 5 set rambu
APILL dan 26 unit RPPJ, sedangkan pemasangan rambu-
rambunya sebanyak 1.294 unit. Pemasangan rambu-rambu jalan
di Kabupaten Katingan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.103
Pemasangan Rambu-rambu
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Jumlah Rambu Lalu Lintas


1043 1.043 1043
Jalan Terpasang (Unit)
Jumlah Rambu Sungai
220 220 220
Terpasang (Unit)
Jumlah Rambu APILL
5 5 5
Terpasang (Set)
Jumlah RPPJ Terpasang (Unit) 26 26 26

Pemasangan rambu-rambu 1.294 1.294 1.294 1.294


Sumber: RKPD Kabupaten Katingan tahun 2018

d. Rasio Izin Trayek


Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan
mobil bus dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan
trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan
jasa angkutan orang dengan mobil bus,yang mempunyai asal dan
tujuan perjalanan tetap,lintasan tetap dan jadwal tetap maupun

III-122
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

tidakberjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-


trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan
orang. Banyaknya izin trayek di Kabupaten Katingan Tahun 2012-
2015 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.104
Banyak Izin Trayek
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2015

Kategori 2012 2013 2014 2015

Izin Trayek Perkotaan 73 50 25 -

Izin Trayek Perdesaan 68 57 57


Sumber:Profile Kabupaten Katingan Tahun 2012-2015

3.3.1.16 Komunikasi dan Informatika


a. Cakupan Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok
Informasi Masyarakat di tingkat Kecamatan
Salah satu indicator keberhasilan penyelenggaraan urusan
komunikasi dan informatika adalah Cakupan Pengembangan dan
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat
Kecamatan. Formulasi untuk Cakupan Pengembangan dan
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat
Kecamatan adalah Jumlah KIM dibagi Jumlah kecamatan yang
ada dalam kab/kota dikalikan 100%. Berdasarkan data dari Dinas
Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten
Katingan sampai dengan saat ini.
b. Cakupan Layanan Telekomunikasi
Indikator cakupan layanan telekomunikasi memberikan
informasi mengenai jangkauan pelayanan telekomunikasi yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Formulasi
untuk Cakupan Layanan Telekomunikasi adalah Luas Wilayah
Yang Tercoverage (terjangkau sinyal HP) (Km2) dibagi Luas Wilayah
Keseluruhan (luas kabupaten katingan) (Km2). Adapun Cakupan

III-123
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Layanan Telekomunikasi yang ada di Kabupaten Katingan dapat


dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.105
Cakupan Layanan Telekomunikasi
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian Formulasi 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Luas Wilayah
Yang
Tercoverage
5.808 5.808 5.808 5.808 5.808 5.979
(terjangkau
Cakupan
sinyal HP)
Layanan
(Km2)
Telekom
Luas Wilayah
unikasi
Keseluruhan
(%)
(luas
17.800 17.800 17.800 17.800 17.800 20.396,78
kabupaten
katingan)
(Km2)

Persentase (%)
33 33 33 33 33 29

Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kab.


Katingan

Ada beberapa kriteria untuk menentukan cakupan layanan


telekomunikasi yaitu jangkauan sinyal telekomunikasi Kuat, Lemah
dan tidak ada (blank spot). Dalam hal ini untuk penentuan
formulasi dari Wilayah Yang Tercoverage (terjangkau sinyal HP)
(Km2) adalah wilayah yang tergolong jangkauan sinyalnya Kuat.
Dari tahun 2012 – 2016 luas wilayah yang tergolong jangkauan
sinyal telekomunikasi kriteria “kuat” adalah 5.808 km2, kriteria
“lemah” adalah 4.994 km2, kriteria “tidak ada sinyal/blank spot”
adalah 6.998 km2 dengan luas wilayah Kabupaten Katingan adalah
17.800 km2. Sedangkan di Tahun 2017 ada peningkatan
penerimaan sinyal HP kategori ‘kuat” di desa Tumbang Lahang dan
Dahian Tunggal, namun di tahun 2017 juga terjadi penambahan
luas wilayah Kabupaten Katingan menjadi 20.396,78 km2, sehingga
mempengaruhi persentase cakupan layanan telekomunikasi

III-124
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

menjadi turun sebanyak 4 %. Sampai dengan tahun 2017 jumlah


tower yang ada di Kabupaten Katingan berdasarkan hasil
pendataan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan
Statistik Kabupaten Katingan adalah sebanyak 56 unit.

3.3.1.17 Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.Usaha kecil adalah
peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Sedangkan Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan.
a. Persentase Koperasi Aktif
Pemberdayaan koperasi merupakan langkah strategis dalam
meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
masyarakat, karena koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat
dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi. Koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur.

III-125
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.106
Persentase Koperasi Aktif
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Koperasi Aktif


134 106 73 101 111 116
(jumlah)
Jumlah Seluruh Koperasi
173 195 215 228 233 202
(jumlah)
Persentase Koperasi Aktif
77,46 54,77 37,08 43,67 47,64 57,42
(persentase)
Sumber:
1. Dinas Koperasi Kabupaten Katingan
2. LPPDKabupaten Katingan 2013-2016
3. Lakip Kabupaten Katingan 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


koperasi aktif yang ada di Kabupaten Katingan pada kurun waktu 6
(enam) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012
persentase koperasi aktif sebanyak 77,46 persen dan sampai Tahun
2014 mengalami penurunan sampai pada angka 37,08 persen.
Namun persentase koperasi aktif kemlai meningkat setelah tahun
2014 dan terakhir mencapai 57,42 persenpada tahun 2017.
b. Usaha Mikro dan Kecil
Usaha Mikro dan Kecil adalah jumlah usaha mikro dan kecil
berbagi dengan jumlah seluruh UKM.Jumlahusaha mikro dan
kecil di Kabupaten Katingan pada Tahun 2016 mengalami
lonjakan yang tinggi yaitu 44.831unit dari Tahun 2012 yang
berjumlah 1.489 unit. Hal ini disebabkan kelompok usaha tani
dimasukkan kedalam usaha mikro dan kecil.

Tabel 3.107
Persentase Usaha Mikro dan Kecil
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017²

Jumlah Usaha Mikro dan


1.489 1.190 1.314 1.630 44.831 44.831
Kecil (unit)

III-126
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017²

Jumlah Seluruh UKM (unit) 1.564 1.564 1.630 1.630 44.906 -


Persentase UKM (persentase) 95,20 95,20 100 100 99,83 -
Sumber:
1. Dinas Koperasi Kabupaten Katingan
2. LPPD Kabupaten Katingan 2013-2016
3. Lakip Kabupaten Katingan 2017

c. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM


Jumlah UKM non BPR/LKM UKM adalah jumlah UKM aktif
non BPR/LKM UKM. Berdasarkan data di bawah, dapat dilihat
bahwa Jumlah UKM non BPR/LKM UKMdi Kabupaten Katingan
tahun 2014 dan 2015 berjumlah 1.630 buah dan di tahun 2016
meningkat menjadi 44.831 buah.
Adapun Jumlah UKM non BPR/LKM yang ada di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.108
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 1630 1630 44831

Sumber: Bappeda Kabupaten Katingan tahun 2017

d. Jumlah BPR/LKM
Jumlah BPR/LKM adalah Jumlah BPR/LKM aktif. Adapun
Jumlah BPR/LKM yang ada di Kabupaten Katingan dapat
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.109
Jumlah BPR/LKM
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

III-127
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Jumlah BPR/LKM 24 28 30

Sumber: Bappeda Kabupaten Katingan tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Jumlah


BPR/LKMdi Kabupaten Katingan tahun 2014 berjumlah 24 buah,
meningkat di tahun2015 dan tahun 2016 menjadi 28 buah dan 30
buah.

3.3.1.18 Penanaman Modal


Penanaman Modal menurut Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 memberikan pengertian penanaman modal sebagai
segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing
(PMA) untuk melakukan usaha di Wilayah Negara Republik
Indonesia. Alasan Kabupaten Katingan untuk melaksanakan
penanaman modal adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan memperluas lapangan kerja di Kabupaten Katingan.
Dengan penanaman modal dapat dicapai tujuan seperti
mengembangkan industri substitusi import untuk menghemat
devisa, mendorong eksport non migas untuk menghasilkan devisa,
alih teknologi, membangun prasarana dan pengembangan daerah
tertinggal.
a. Jumlah Investor
Indikator ini digunakan untuk melihat jumlah investor
berskala nasional yang berupa PMDN dan PMA, hal ini dilakukan
karena semakin banyak jumlah investor maka akan semakin
menggambarkan ketersediaan pelayanan penunjang yang dimililiki
daerah berupa ketertarikan investor untuk meningkatkan
investasinya di daerah. Adapun jumlah investor PMDN dan PMA di
Kabupaten Katingan Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
disajikan pada tabel berikut.

III-128
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.110
Jumlah Investor PMDN dan PMA
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah investor PMDN


76 76 76 86 73 99
(unit)
Jumlah Investor PMA (unit) 8 8 16 16 16 10
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Katingan

Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah investor PMDN tahun


2012 sampai dengan 2013 sama yaitu sebanyak 76 unit, dan
mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 86 unit, meskipun
sempat mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 73 unit.
Namun jumlah investor PMDN mengalami peningkatan kembali
hingga menjadi 99 unit pada tahun 2017. Sedangkan jumlah
investor PMA tahun 2012 dan 2013 sebanyak 8 unit, dan
meningkat pada tahun 2014 sampai dengan 2016 menjadi 16 unit.
Akan tetapi pada tahun 2017 terjadi penurunan hingga menjadi
10 unit.
b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat bahwa jumlah nilai
investasi berskala nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten Katingan
tahun 2012 sebesar Rp 454.590.405.928, menurun di tahun 2013
menjadi Rp 288.163.020.000. Kondisi di 2013 kembali membaik,
ditandai dengan meningkatnya nilai investasiberskala nasional
pada tahun 2014 menjadi Rp 386.977.631.909. Namun capaian di
Tahun 2014 kembali turun menjadi Rp 139.923,73 pada 2015 dan
meningkat lagi di tahun 2016 menjadi Rp 220.974.433.951.

III-129
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.111
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah
nilai
investasi
454.590.4 288.163.020. 386.977.63 220.974.433
berskala 139.923,73 n.a
05.928 000 1.909 .951
nasional
(PMDN/PM
A) (Rp)
Jumlah
nilai Rp. Rp Rp Rp
realisasi 288.163.020. 386.977.63 Rp 139.924 220.974.433 1.124.980.148.
Investasi 000 1.909 .951 645
PMDN
Jumlah
nilai $ $ $ $ Rp
realisasi 450.572.430, 450.572.43 42.959.000,0 119.235.004 1.219.881.974.
investasi 00 0,00 0 ,00 652,41
PMA
Sumber:
1. Bappeda Kabupaten Katingan tahun 2017
2. Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Katingan

c. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN


Kenaikan atau Penurunan Nilai Realisasi PMDN adalah
Realisasi PMDN tahun berkenaan diambil dengan realisasi PMDN
tahun yang lalu berbadi dengan realisasi tahun berkenaan
dikalikan 100. Adapun Kenaikan atau Penurunan Nilai Realisasi
PMDN di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.112
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN
Di Kabupaten KatinganTahun 2012-2016(jutaan)

No Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi Tahun 625.390,14


1 6
738.735,00 68.871.630,00 237.497,7
berkenaan
Realisasi Tahun 93.601, 625.390,14
2 072 5
738.735,00 139.923,73
Yang Lalu
Kenaikan/penuru
3 nan nilai realisasi 223,03 18,12 1,40 1,40 0,69
PMDN (persen)
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2012-2016

III-130
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.3.1.19 Kepemudaan dan Olahraga


Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang
bekerjasama dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan
peraturan-peraturan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Jumlah organisasi pemuda dihitung dari jumlah organisasi
pemuda yang aktif sampai dengan tahun pengukuran. Organisasi
olahraga adalah organisasi formal yang dibentuk oleh sekelompok
masyarakat olahraga yang bekerjasama dengan suatu
perencanaan kerja dan peraturan.
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau “event”
kepemudaan yang diselenggarakan dalam bentuk pertandingan,
perlombaan, dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis.
Jumlah kegiatan kepemudaan dihitung dari jumlah kegiatan
kepemudaan dalam satu periode tahun.Kegiatan olahraga adalah
kegiatan atau “event” olahraga yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Kegiatan olahraga
dapat diselenggarakan dalam bentuk petandingan dan perlombaan
serta kejadian atau peristiwa sejenis. Jumlah kegiatan olahraga
dihitung dari jumlah kegiatan atau “event” olahraga dalam satu
periode tahun.
a. Persentase Organisasi Pemuda Yang Aktif
Jumlah organisasi pemuda selama tiga tahun terakhir yaitu
mulai tahun 2014sampai 2016 mencapai 18 organisasi pemuda.
Berikut adalah tabel jumlah organisasi pemuda di Kabupaten
Katingan tahun 2014 sampai dengan tahun 2016:
Tabel 3.113
Jumlah Organisasi Pemuda
Di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Tahun
Indikator
2014 2015 2016
Jumlah Organisasi Pemuda 18 18 18
Sumber: Disbudparpora Kabupaten Katingan, 2017

III-131
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.3.1.20 Statistik
a. Tersedianya sistem datadan statistik yangterintegrasi
Untuk indikator ini sampai dengan tahun 2017 masih belum
dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan
Statistik Kabupaten Katingan.
b. Buku Kabupaten Dalam Angka
Buku Kabupaten Dalam Angka disusun oleh Badan Pusat
Statistik(BPS) dan dapat didownload di website BPS Kabupaten
Katingan. Data didalam buku Buku Kabupaten Dalam Angka
dapat digunakan oleh berbagai kalangan terutama pemerintah
daerah dalam menyusun perencanaan maupun mengevaluasi
capaian pembangunan.

Tabel 3.114
Buku Kabupaten Dalam Angka
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Tahun
Indikator Formulasi
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Buku Kabupaten
Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Dalam Angka

Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kab. Katingan

c. Buku PDRB Kabupaten


Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
menggambarkan urusan statistik daerah berdasarkan lampiran
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 adalah ketersediaan dokumen
perencanaan Buku “PDRB Kabupaten”.
Dokumen tersebut ada pada Dinas Komunikasi, Informatika,
Persandian dan Statistik Kab. Katingan dan disusun oleh Badan
Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Penyusunan buku tersebut
penting kaitannya dengan keberadaan data yang digunakan
sebagai rujukan dalam merancang kebijakan, dan penyusunan
program kegiatan.

III-132
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.115
Buku PDRB KabupatenDi Kabupaten Katingan
Tahun 2012-2017

Tahun
N Formulas
Indikator
o i 201 201 201 201 201
2017
2 3 4 5 6
Masih
Buku Prose
Ada/Tida
1 PDRBKabupate Ada Ada Ada Ada Ada s
k
n

Sumber: Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kab. Katingan

3.3.1.21 Kebudayaan
a. Persentase Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang
Dilestarikan
Persentase Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang
Dilestarikan adalah jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya Yang Dilestarikan berbagi dengan total Benda, Situs dan
Kawasan yang dimiliki daerah dikalikan 100. Persentase Benda,
Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan di tahun
2014 sampai dengan 2016 sebesar 100 persen. Adapun
persentase Benda, Situs dan Kawasan di Kabupaten Katingan
disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.116
Persentase Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya Yang
DilestarikanDi Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

jumlah Benda, Situs dan


Kawasan Cagar Budaya n.a n.a 14 14 14
Yang Dilestarikan
total Benda, Situs dan
Kawasan yang dimiliki n.a n.a 14 14 14
daerah
Persentase Benda, Situs
dan Kawasan Cagar n.a n.a 100 100 100
Budaya Yang Dilestarikan
Sumber:Disbudparpora Kabupaten Katingan, 2017

III-133
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

b. Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya


Penyelenggaraan Festival seni dan budaya adalah jumlah
Penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada. Adapun
jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.117
Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Jumlah Penyelenggaraan
3 5 4 2 2
festival seni dan budaya
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2012-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah


penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kabupaten
Katingan tahun 2012 sebanyak 3 kali, di tahun 2013 meningkat
menjadi 5 kali dan di tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
menurun menjadi 4 kali, 2 kali dan 2 kali.
c. Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
Sarana Penyelenggaraan seni dan budaya adalah jumlah
Sarana Penyelenggaraan seni dan budaya yang ada. Adapun
jumlah sarana Penyelenggaraan seni dan budaya di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.118
Jumlah Sarana Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah sarana
penyelenggaraan seni 2 2 2 2 2
dan budaya
Sumber:Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, diolah 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah


saranapenyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di

III-134
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kabupaten Katingan tahun 2012 sebanyak 9 sarana, di tahun 2013


sampai dengan tahun 2014 menurun menjadi 2 sarana dan 1
sarana, meningkat di tahun2015 menjadi 2 sarana dan menurun di
tahun 2016 menjadi 1 sarana.

3.3.1.22 Perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu wadah atau tempat di mana
didalamnya terdapat bahan pustaka untuk masyarakat, yang
disusun menurut sistem tertentu, yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta
sebagaipenunjang kelangsungan pendidikan. Jumlah
perpustakaan dihitung berdasarkan jumlah perpustakaan umum
yang dapat diakses secara langsung oleh masyarakat yang
beroperasi di wilayah pemerintah daerah. Perpustakaan umum
merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan,
menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk
masyarakat umum.
Perpustakaan merupakan bagian yang sangat penting dan
strategis dalammenunjang kualitas tingkat pendidikan di
Kabupaten Katingan. Oleh karena itu, urusan perpustakaan
diarahkan untuk meningkatkan pelayanan umum masyarakat di
bidang perpustakaan dan kesadaran masyarakat terhadap arti
pentingnya perpustakaan sehingga mampu mewujudkan
masyarakat yang gemar membaca dan cinta buku.
a. Jumlah Pengunjung Perpustakaan per tahun
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun di Kabupaten
Katingandapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.119
Jumlah Pengunjung PerpustakaanDi Kabupaten Katingan
Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

III-135
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah pengunjung
perpustakaan per 1.233 1.322 3.743 4.461 9.829 9.953
tahun
Jumlah Orang Dalam
Populasi Yang Harus 1.420 1.342 3.743 4.690 12.568
Dilayani
Persentase Pengunjung
92,45 78,22 100 95,11 78,21
Perpustakaan
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2012-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


pengunjung perpustakaan yang ada di Kabupaten Katingan tahun
2012 sebesar 92,45 persen, menurun di tahun 2014 menjadi 78,22
persen, di tahun 2015 meningkat kembali menjadi 100 persen dan
di tahun 2015 dan 2016 menurun kembali menjadi 95,11 persen
dan 78,21 persen.
b. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
Kabupaten Katingandapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.120
Koleksi BukuYang Tersedia di Perpustakaan
Di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Koleksi buku yang


tersedia di perpustakaan 1.113 1.113 1.106 3.072 692
daerah
Jumlahkoleksi jumlah buku
yg tersedia di perpustakaan 3.145 3.145 3.145 1.335 694
daerah
Persentase Koleksi buku
yang tersedia di 22,43 21,66 35,38 33 33
perpustakaan daerah
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2013-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah yang ada di
Kabupaten Katingan tahun 2012 sebesar 22,43 persen, menurun di
tahun 2014 menjadi 21,66 persen, di tahun 2015 meningkat

III-136
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

kembali menjadi 35,38 persen dan di tahun 2015 dan 2016


menurun kembali menjadi 33 persen.

3.3.1.23 Kearsipan
Pengelolaan Arsip secara baku adalah pengeloaan arsip yang
sesuai peraturan perundangan yang berlaku yang bertujuan:
1. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan
perorangan, serta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
sebagai penyelenggara nasional;
2. menyediakan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat
bukti yang sah;
3. mewujudkan pengelolaan arsip yang andal dan pemanfatan
arsip sesuai dengan ketentuan aturan yang ada;
4. melindungi kepentingan negara dan hak-hak keperdataan
rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang
autentik dan terpercaya;
5. menciptakan penyelenggaraan kearsipan nasional yang dinamis
sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terpadu;
6. menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
7. menjamin keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi,
sosial, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai
identitas dan jati diri bangsa; dan
8. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan
dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.
Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
kearsipan, dilaksanakan berbagai upaya melalui:
1. Penerbitan buku petunjuk teknis kearsipan yang ditinjau ulang
secara berkala;

III-137
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

2. Bimbingan teknis kearsipan bagi Sumber Daya Manusia


kearsipan (Arsiparis, Petugas Arsip
Dinas/Instansi/Kecamatan/Desa);
3. Penambahan personil untuk mendukung kinerja kantor;
4. Pendidikan dan Pelatihan (diklat) pengelolaan kearsipan yang
meliputi:
a. Diklat kearsipan
b. Diklat penyataraan
c. Diklat preservasi arsip
d. Diklat JIKN
e. Diklat Arsip media Baru
a. Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara
Baku
Persentase SKPD yang mengelola arsip secara baku adalah
jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku berbagi
dengan jumlah SKPD dikalikan 100. Adapun Penerapan
pengelolaan arsip secara baku di Kabupaten Katingan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.121
Persentase Perangkat Daerah Yang Mengelola Arsip Secara
Baku di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah SKPD yang Telah


- - 0 0 0
Menerapkan Arsip Secara Baku

Jumlah SKPD - - 41 41 41

Persentase SKPD Yang


- - 0 0 0
Mengelola Arsip Secara Baku
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2013-2016

b. Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan

III-138
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan di Kabupaten Katingan


pada tahun 2014 sebanyak 1 kegiatan, di tahun 2015 dan 2016
meningkat menjadi 2 kegiatan.

Tabel 3.122
Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Peningkatan SDM
- - 1 2 2
Pengelola Kearsipan
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2013-2016

3.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan


Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara
nyata dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi
unggulan daerah di Kabupaten Katingan. Urusan pilihan meliputi
kelautan dan perikanan, pariwisata,pertanian, kehutanan, energi
dan sumber daya mineral, perdagangan, perindustrian dan
transmigrasi.

3.3.2.1 Kelautan dan Perikanan


Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,
mengamanatkan bahwa pengelolaan perikanan harus
dilaksanakan berdasarkan asas manfaat, keadilan, kebersamaan,
kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan,
efisiensi, kelestarian, dan pembangunan yang berkelanjutan.
a. Produksi Perikanan
Indikator Produksi Perikanan menunjukkan jumlah produksi
perikanan yang dihasilkan suatu daerah. Adapun produksi

III-139
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

perikanan di Kabupaten Katingan Tahun 2014 sampai dengan


2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.123
Produksi Perikanan di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Produksi Perikanan(Ton) 18.614,59 3.342,53 7.802,19

Target Daerah (Ton) 24.622,73 4.225 9.423,87

Tingkat Capaian Produksi Perikanan


75,59 79,12 82,79
(%)
Sumber:LPPD Kabupaten Katingan 2013-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa produksi


perikanan mengalami penurunan bila dibandingkan capaian Tahun
2014 yaitu 18.614,59 ton sedangkan Tahun 2016 hanya 7.802,19
ton. Walau demikian, bila dilihat pada tabel diatas, produksi
perikanan Tahun 2016 sudah mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yang hanya sebesar 3.342,53 ton. Bila dibandingkan
antara target daerah, maka sampai dengan Tahun 2016 belum
dapat mencapai 100 persen, sebab kondisi terakhir tahun 2016
baru mencapai 82,79 persen.

b. Konsumsi Ikan
Indikator Konsumsi Ikan adalah salah satu indikator penting
dalam menggambarkan keberhasilan penyelenggaraan urusan
kelautan dan perikanan. Adapun data konsumsi ikan di
Kabupaten Katingan Tahun 2014 sampai dengan 2016
menunjukkan adanya fluktuasi. Sempat turun pada Tahun 2015
menjadi 39,55 kg, namun konsumsi ikan meningkat lagi pada
tahun berikutnya menjadi 40,98 kg. Lebih lanjut, data tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.124
Konsumsi Ikan di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

III-140
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Uraian 2014 2015 2016

Konsumsi Ikan(Kg) 43,8 39,55 40,98

Target Daerah (Kg) 40 44,2 44,2


Tingkat Capaian Konsumsi Ikan
107,5 89,47 92,71
(%)
Sumber:LPPDKabupaten Katingan 2014-2016

3.3.2.2 Pariwisata
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pariwisata merupakan industri jasa, berkaitan dengan
transportasi, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa lainnya
seperti bank, asuransi, keamanan. Pariwisata menawarkan tempat
istrihat, budaya, petualangan. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) adalah total nilai produksi barang dan jasa yang
diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu
tahun).
Kabupaten Katingan sebagai bagian dari keindahan alam
Indonesia selalu berusaha menggali dan mengembangkan potensi
wilayah dalam bidang pariwisata.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional dan
penciptaan lapangan kerja dan kesempatan usaha masyarakat,
destinasi pariwisata dapat dikembangkan dengan suluas-luasnya.
Selain itu, pariwisata juga berperan dalam pemerataan
pendapatan dan mendukung perkembangan dan pelestarian seni
budaya dan keindahan alam di Kabupaten Katingan. Untuk
mewujudkan hal tersebut Pemerintah Daerah telah berusaha
mengeluarkan berbagai kebijakan di bidang Pariwisata untuk
menarik turis datang, baik dari dalam negeri (turis domestik)
maupun dari luar negeri (turis asing).
a. Kunjungan Wisata

III-141
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kunjungan Wisata menunjukkan total jumlah wisatawan per


tahun yang ke Kabupaten Katingan. Kunjungan wisatawan
(wisman) yang datang ke Kabupaten Katingan merupakan
barometer keberhasilan pariwisata Kabupaten Katingan terutama
ketertarikan turis asing untuk berkunjung. Adapun jumlah
kunjungan wisatawan ke Kabupaten Katingan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

Tabel 3.125
Jumlah WisatawanDi Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Tahun
Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Wisatawan 25.650 39.534 32.407 34.351 32.405
Sumber: LPPD Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah


wisatawan Tahun 2012 yang berjumlah 25.650 orang mengalami
peningkatan menjadi 32.405 orang pada Tahun 2016. Pada kurun
waktu 5 (lima) tahun yaitu 2012 sampai 2016, jumlah kunjungan
wisata sempat mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu
39.534 orang pada tahun 2013. Namun disayangkan sebab pada
tahun berikutnya mengalami penurunan.

3.3.2.3 Pertanian
Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Indikator yang digunakan untuk
mengetahui urusan pilihan bagian pertanian salah satunya
dengan melihat Kontribusi sektor pertanian dari PDRB. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi
barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan
dalam waktu tertentu (satu tahun). Dalam hal ini yang termasuk

III-142
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

dengan sektor pertanian adalah tanaman pangan, palawija,


kehutanan dan perkebunan.
a. Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal
Lainnya Perhektar
Produktivitas padi atau pangan utama lokal lainnya perhektar
adalah produksi tanaman padi atau bahan utama lokal lainnya
dalam satuan ton berbagi dengan luas areal tanaman padi atau
bahan utama lokal lainnya dalam satuan ha dikalikan 100.Adapun
Produkstivitas padi atau pangan utama lainnya di Kabupaten
Katingan kurun waktu 2014 sampai 2016 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 3.126
Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya
Perhektar di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Produksi Tanaman Padi atau


Bahan Pangan Utama Lokal 63.962 54.494 65.684
Lainnya Perhektar
Luas Areal Tanaman Padi/Bahan
18.876 20.762 20.998
Pangan Utama Lokal Lainnya (ha)
Produktivitas Padi atau Bahan
Pangan Utama Lokal Lainnya 29,51 38,09 31,25
Perhektar (ton/ha)
Sumber: LPPDKabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya yang
ada di Kabupaten Katingan tahun 2014 sebesar 29,51 persen,
meningkat di tahun 2015 menjadi 38,09 persen, dan di tahun 2016
menurun kembali menjadi 31,25 persen.

3.3.2.4 Kehutanan
Sumberdaya hutan merupakan salah satu penyangga
kehidupan yang harus dikelola dengan bijaksana agar mampu
memberikan kontribusi dan manfaat secara optimal dan lestari.

III-143
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Hutan rakyat dapat memberikan manfaat sebagai salah satu


penyangga ekonomi masyarakat antara lain dalam bentuk
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan
pengembangan wilayah.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan
sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non
kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat. Sebagai
ekosistem, hutan sangat berperan dalam penyediaan sumber air,
penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna,
penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan
global.
Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat
yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara
berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya. Hutan sebagai
sumber daya nasional harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
masyarakat sehingga tidak boleh terpusat pada seseorang,
kelompok, atau golongan tertentu. Manfaat yang optimal bisa
terwujud apabila kegiatan pengelolaan hutan dapat menghasilkan
hutan yang berkualitas tinggi dan lestari.
a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis adalah Luas hutan dan
lahan kritisyang direhabilitasi berbagi dengan luas total hutan dan
lahan kritis dikalikan 100 persen. Persentase rehabilitasi hutan
dan lahan kritisTahun 2014 sebesar 6% mengalami peningkatan
menjadi 6,88% pada Tahun 2015. Namun pada Tahun 2016
mengalami penurunan cukup besar menjadi 0,43%. Hal ini
disebabkan semakin luasnyaluas total hutan dan lahan kritis.
Adapun Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Kabupaten Katingan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

III-144
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.127
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Luas Hutan dan LahanKritis


36.052,38 37.581,68 8.509,92
Yangdirehabilitasi (Ha)
Luas Total Hutan dan Lahan
546.351,16 546.351,16 1.991.696,14
Kritis (Ha)
Persentase Rehabilitasi hutan
6,00 6,88 0,43
dan lahan kritis (%)
Sumber: LPPDKabupaten Katingan Tahun 2012-2016

b. Kerusakan Kawasan Hutan


Kerusakan Kawasan Hutan adalah Luas kerusakan kawasan
hutan berbagi dengan luas kawasan hutan dikalikan 100 persen.
Adapun Rehabilitasi kerusakan kawaan hutan di Kabupaten
Katingan disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.128
KawasanKerusakan Hutan
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Luas Kerusakan Kawasan Hutan 510.411,57 508.882,27 500.372,35

Luas Kawasan Hutan 1.840.141,00 1.838.196,00 1.838.196,00

Persentase Kerusakan Kawasan


28,33 27,68 27,22
Hutan
Sumber: LPPDKabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase


kerusakan kawasan hutan yang ada di Kabupaten Katingan tahun
2014 sebesar 28,33 persen, menurun di tahun 2015 dan di tahun
2016 menjadi 27,68 persen dan 27,22 persen.

3.3.2.5 Energi Dan Sumber Daya Mineral


Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan,

III-145
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pemanfaatan dan penjualan bahan galian seperti mineral,


batubara, panas bumi, migas. Berikut ini disajikan beberapa data
dan informasi mengenaipertambangan.
a. Persentase Pertambangan Tanpa Izin
Pertambangan tanpa izin adalah jumlah penambangan liar
yang ditertibkan berbagi dengan luas area penambangan yang liar
dikalikan 100 persen.Adapun persentase pertambangan tanpa izin
di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.129
Persentase PertambanganTanpa Izin
di Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016

Uraian 2014 2015 2016

Luas Penambangan Liar Yang Ditertibkan 0 0 0

Luas Area Penambangan Liar (Ha) 40 1.700 1.700

Persentase Pertambangan Tanpa Izin 0 0 0


Sumber: LPPD Kabupaten Katingan tahun 2013-2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Persentase


pertambangan tanpa izin yang ada di Kabupaten Katingan tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 sebesar 0 persen. Ini berarti
pengawasan di bidang pertambangan sudah dilakukan dengan
baik, serta pemahaman masyarakat juga telah baik.

3.3.2.6 Perdagangan
Perdagangan adalahproses tukar menukar barang dan jasa
dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
a. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal adalah
jumlah kelompok pedagang/usaha informal yang mendapatkan
bantuan binaan pemda tahun n dibagi dengan jumlah kelompok
pedagang/usaha informal. AdapunCakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal yang ada di Kabupaten Katingan pada

III-146
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

tahun 2014 berjumlah 4. Sedangkan data tahun-tahun berikutnya


tidak tersedia.

3.3.2.7 Perindustrian
a. Persentase Pertumbuhan Industri
Persentase pertumbuhan industri di Kabupaten Katingan
tahun Tahun 2012 sampai dengan 2016 menunjukkan fluktuasi.
Pada Tahun 2012 berada di posisi 6,01 persen, mengalami
peningkatan pada Tahun 2013 dan tahun 2014 masing-masing
sebesar 3,44 persen dan 5,09 persen. Namun angka ini mengalami
penurunan pada berikutnya menjadi -1,86 persen. Selanjutnya
mengalami peningkatan pada Tahun 2016 menjadi 10,44 persen.

Tabel 3.130
Persentase Pertumbuhan Industri
di Kabupaten KatinganTahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Pertumbuhan
Industri per tahun 28 17 26 -10 55
(unit)
Persentase
Pertumbuhan 6,01 3,44 5,09 -1,86 10,44
Industri
Sumber: LPPDKabupaten Katingan tahun 2013-2016 dan RKPD Kabupaten
Katingan Tahun 2018

b. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin


Data Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,
Perdagangan dan PerindustrianKabupaten Katingan menunjukkan
jumlah kelompok pengrajin dari tahun ketahun selalu bertambah.
Hal ini dapat dilihta pada tabel dibawah, dimana pada Tahun
2012 terdapat 33 kelompok pengrajin dan bertambah terus
jumlahnya mencapai 63 kelompok pengrajin pada Tahun 2017.
Sementara itu selama periode yang sama, terdapat bantuan
kepada kelompok pengrajin yang diberikan oleh Dinas Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian

III-147
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kabupaten Katingan. Namun bantuan tersebut hanya diberikan


pada Tahun 2014 dan 2015 pada 6 kelompok.

Tabel 3.131
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Kelompok
Pengrajin yang 0 0 6 6 0
mendapat bantuan

Jumlah Kelompok
33 48 50 62 63
Pengrajin
Persentase bina
kelompok
0 0 12 9,7 0
pengrajinyang
mendapat bantuan
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Katingan, 2017

3.3.2.8 Transmigrasi
Jumlah transmigran umum di Kabupaten Katingan
nampaknya mengalami stagnansi. Hal ini ditujukkan oleh statistik
jumlah transmigran umum sejak Tahun 2014 sampai dengan
2016 jumlahnya sama yaitu 3.681 orang. Angka ini hanya nasik
sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 3.667
orang. Sementara itu transmigran swakarsa selama 5 (lima) tahun
terakhir tidak ada.

Tabel 3.132
Jumlah Transmigrandi Kabupaten Katingan
Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah transmigran 3.667 3.667 3.681 3.681 3.681


Sumber: LPPD Kabupaten Katingan tahun 2013-2016

3.3.3 Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah


3.3.3.1 Perencanaan
Perencanaan Pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

III-148
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan


dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Dokumen perencanaan daerah Kabupaten Katingan terdiri
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berisi visi dan
misi kepala daerah terpilih yang nanti akan dijabarkan dalam
program kerja dan perencanaan pembangunan yang dituangkan
dalam Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD). RPJMD
akan dijabarkan dengan rencana tahunan yaitu Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
a. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah
ditetapkan dengan PERDA
Rencana pembangunan merupakan pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan secara periodik. Pembangunan jangka
panjang merupakan acuan pelaksanaan pembangunan yang
disusun dalam jangka waktu 20 tahun. Adanya dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) sangat penting, agar
pembangunan dapat mencapai visi dan misi daerah secara tepat
dan dapat tergambar dengan jelas. Ketersediaan dokumen
perencanaan RPJPD hendaknya tidak hanya dipahami secara
administratif, sebagai sebuah kewajiban untuk memenuhi
ketentuan normatif. Tersedianya dokumen perencanaan
hendaknya dapat memenuhi fungsi substantifnya. Sebagai wujud
untuk memaknai fungsi tersebut maka perhatian terhadap visi
dan misi yang tertuang dalam RPJPD menjadi sangat penting.
Adapun Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Katingan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Katingan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Katingan Tahun
2005-2025.

III-149
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.133
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah
ditetapkan dengan PERDA di Kabupaten Katingan Tahun
2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yang
Ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan
PERDA
Sumber:RKPD Kabupaten Katingan 2018

b. Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah


ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
Dokumen perencanaan RPJMD merupakan dokumen turunan
dari RPJPD yang lebih subtansial. Setiap RPJMD ditetapkan oleh
Peraturan daerah/Peraturan Kepala Daerah. Adanya dokumen ini
menjelaskan bahwa terdapat dokumen perencanaan yang telah
dilegalkan melalui Peraturan Daerah/Peraturan Kepala Daerah
yang kemudian memiliki konsekuensi yang jelas dan terarah
dalam menentukan rangkaian pembangunan pada lima tahun ke
depan. RPJMD merupakan dokumen pembangunan yang
menjabarkan program-program selama 5 tahun dan berpedoman
terhadap RPJPD. Ketersediaan RPJMD merupakan bentuk
langkah-langkah pemerintah daerah di tiap 5 tahun untuk
mencapai visi misi kepala daerah. RPJMD yang telah ditetapkan
dengan Peraturan daerah/Peraturan Kepala Daerah selanjutnya
digunakan sebagai acuan pembangunan dalam jangka menengah.
Di dalam pelaksanaan pembangunan secara terus-menerus dan
terarah ini maka dokumen yang menjadi dasar selanjutnya dalam
penyusunan RKPD. Jaminan keberlanjutan program akan sangat
terdukung oleh adanya dokumen RPJMD. Konsistensi arah
pembangunan menjadi lebih terjaga secara berkelanjutan,
sehingga pencapaian visi dan misi lebih optimal. Adapun
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Katingan ditetapkan dengan Peraturan Daerah

III-150
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Kabupaten Katingan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Katingan
Tahun 2013-2018.

Tabel 3.134
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah
ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RPJMD yg
Ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dgn
PERDA/PERKADA
Sumber:RKPD Kabupaten Katingan 2018

c. Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah


ditetapkan dengan PERKADA
Operasionalisasi rencana pembangunan menjadi sebuah
kebutuhan eksplisit. Dengan rencana yang lebih operasional maka
menjadi mudah untuk direalisasikan. Pelaksanaan pembangunan
selama jangka waktu tertentu perlu diturunkan ke dalam
dokumen yang lebih teknis dan operasional. Dengan demikian
pembangunan dapat berjalan secara eksplisit. RKPD disusun
setiap tahun dengan menerjemahkan RPJMD yang telah
ditetapkan oleh Perda. Ketersediaan RKPD memberikan acuan
dalam pelaksanaan pembangunan sehingga setiap SKPD dapat
bergerak secara terpadu dan terarah menuju sasaran yang jelas
dan memperjuangkan pencapaian visi misi dengan terkoordinasi
satu sama lain. Dasar hukum berupa Perda dalam penetapan
RKPD memberikan kekuatan hukum. Dari data di atas
pemenuhan dasar hukum berupa peraturan kepala daerah yang
selalu mengiringi RKPD memberikan kepastian hukum dan
keabsahan, sehingga menjadi dasar bertindak untuk
merealisasikan program-program pembangunan mencapai target
secara kuantitas dan kualitas, dan mengantarkan pencapaian
outcome yang diharapkan.

III-151
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.135
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah
ditetapkan dengan PERKADA di Kabupaten Katingan Tahun
2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RKPD
Ada Ada Ada Ada Ada
yang telah ditetapkan
dengan PERKADA
Sumber:RKPD Kabupaten Katingan 2018

d. Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD


Kesinambungan dokumen pembangunan mutlak diperlukan
agar terdapat proses pencapaian visi suatu daerah apabila
dokumen pembangunan tidak saling selaras maka pencapaian visi
suatu daerah akan sulit tercapai. RKPD merupakan dokumen
perencanaan tahunan yang disusun berpedoman pada RPJMD,
dengan kata lain RKPD merupakan penjabaran RPJMD di
tahunan. Data terkait penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD
didapatkan dengan cara menghitung jumlah program RKPD tahun
berkenaan yang sama atau berpedoman pada RPJMD dibagi
dengan jumlah program RKPD tahun tersebut dikali 100%.
Gambar 3.17
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
Kabupaten Katingan Tahun 2014-2016
100

98

96 97.63

94

92

90 91.3
88 89.19
86

84
2014 2015 2016

Sumber: Bappeda, 2017

III-152
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa penjabaran


program RPJMD kedalam RKPD yang ada di Kabupaten Katingan
Tahun 2014 sebesar 97,63 persen, menurun di tahun 2015 dan
2016 masing-maisng menjadi 91,3 persen dan 89,19 persen.
Kondisi ini mengindikasikan penurunan konsistensi pelaksanaan
program RPJMD ke RKPD. Hal ini perlu mendapat perhatian
khusus pada tahun-tahun berikutnya dalam penyusunan RKPD,
sehingga konsistensi pelaksanaan program RPJMD ke RKPD selalu
tetap dijaga.

3.3.3.2 Keuangan
a. Penetapan Perda APBD
Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan DPRD wajib
menyetujui bersama rancangan Perda tentang APBD paling lambat
1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun.
Hal ini berarti, paling lambat tanggal 31 November, rancangan
Perda APBD harus sudah disepakati/disetujui. Selanjutnya, perda
ini akan dievaluasi oleh Gubernur dan ditetapkan dengan Perda.
Penetapan Perda APBD Kabupaten Katingan selama periode
2012 sampai dengan 2017 selalu tepat waktu sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Kondisi ini mendorong terciptanya
tertib administrasi keuangan dilingkungan Pemda Katingan.

3.3.3.3 Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Fungsi penunjang terkait Kepegawaian serta Pendidikan dan
Pelatihan mempunyai kewenangan antara lain: merumuskan
kebijaksanaan serta mengendalikan perencanaan pengembangan
kepegawaian daerah, merumuskan kebijaksanaan peningkatan
kualitas pegawai negeri sipil daerah.

III-153
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

a. Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan


dan pelatihan struktural
Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan struktural di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

Tabel 3.136
Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan struktural di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Diklatpim 60 60 1 30 39 22
Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan 258 - 208 111 105 72
CPNS
Diklat Teknis 82 523 835 381 334 105
Jumlah Pejabat ASN
yang telah mengikuti 60 60 1 30 39 22
Diklat Struktural
Sumber: Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pejabat di


Kabupaten Katingan yang mengikuti Diklatpim selama kurun
waktu 6 (enam) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun
2012 sebanyak 60 orang dan mengalami penurunan pada tahun
2014 menjadi 1 orang. Namun pada tahun 2015 dan 2016
mengalami kenaikan kembali menjadi 30 orang dan 39 orang.
Akan tetapi pada tahun 2017 mengalami penurunan hingga
menjadi 22 orang.

b. Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah


Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Katingan, dapat diketahui bahwa jumlah
jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah di Kabupaten
Katingan pada tahun 2012 sampai dengan 2015 yaitu 33 orang.
Sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 menurun menjadi 30
0rang. Sebagaimana data yang disajikan pada tabel diatas, maka

III-154
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

diketahui persentase jabatan terisi sebanyak 97 persen pada


Tahun 2017.
Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah di
Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.137
Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah jabatan
pimpinan tinggi pada 33 33 33 33 30 30
instansi pemerintah
Pemangku Jabatan 30 30 30 29 29 29
Persentase Jabatan
91% 91% 91% 88% 97% 97%
pimpinan tinggi Terisi
Sumber: Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Katingan

c. Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah


Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah di
Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.138
Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah jabatan
administrasi pada 615 615 615 615 638 638
instansi pemerintah

Pemangku Jabatan 476 481 468 508 474 551


Persentase
JabatanadministrasTeris 77% 78% 76% 83% 74% 86%
i
Sumber: Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Jumlah


jabatan administrasi pada instansi pemerintah di Kabupaten
Katingan pada tahun 2012 sampai dengan 2015 yaitu 615 orang,

III-155
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 meningkat menjadi 638


0rang.
d. Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada
instansi pemerintah
Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada instansi
pemerintah di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

Tabel 3.139
Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu
pada instansi pemerintah
di Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah pemangku
jabatan fungsional
310 310 310 895 895 895
tertentu pada instansi
pemerintah
Pemangku Jabatan 275 285 296 623 630 656
Persentase
Jabatanfungsional 89% 92% 95% 70% 70% 73%
tertentu Terisi
Sumber: Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Katingan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Jumlah


pemangku jabatan fungsional tertentu pada instansi pemerintah di
Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu
310 orang, sedangkan pada tahun 2015 sampai dengan tahun
2017 meningkat menjadi 895 0rang.

3.3.3.4 Pengawasan
Fungsi penunjang terkait pengawasan akan mempunyai
kewenangan antara lain: pengawasan terhadap pemerintah daerah
dan aparatur, pengawasan atas keuangan dan kekayaan daerah,
pengawasan atas pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial.
a. Persentase Tindak Lanjut TemuanBPK
Data dari Inspektorat menunjukkan bahwa jumlah total
temuan BPK di Kabupaten Katingan pada tahun 2012 adalah 77

III-156
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

buah. Situasi ini mengalami penurunan pada tahun 2013 dan


2014 menjadi 37 buah dan 21 buah. Namun kondisi tersebut
berubah pada tahun 2015 dan 2016, yaitu mengalami
peningkatan menjadi 41 buah dan 42 buah. Kondisi ini perlu
diperhatikan secara serius oleh pemda dan membutuhkan
perbaikan penataan administasi dan pengelolaan keuangan
daerah pada tahun-tahun berikutnya.
Lebih lanjut,berdasarkan data dari Inspektorat Kabupaten
Katingan, dapat diketahui bahwa Persentase Penyelesaian Tindak
Lanjut Temuan BPK Pemerintah Daerah Kabupaten Katingan pada
tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami penurunan dan
peningkatan, dimana Persentase tindak lanjut temuan BPK tahun
2012 sebesar 75,32%, pada tahun 2013 mengalami penurunan
menjadi 45,94% dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan
kembali menjadi 66,16%. Meskipun pada tahun 2015 mengalami
penurunan kembali menjadi 43,90%, namun pada tahun 2016
meningkat hingga menjadi 76,19%.
Detail mengenai Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut di
Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.140
Persentase Tindak Lanjut BPK
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Persentase tindak lanjut


75,32% 45,94% 66,16% 43,90% 76,19%
temuan BPK
Jumlah temuan BPK
58 17 14 18 32
yang ditindaklanjuti
Jumlah total temuan
77 37 21 41 42
BPK
Sumber:Inspektorat Kabupaten Katingan

3.3.3.5 Sekretariat Daerah


a. Nilai SAKIP

III-157
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)


merupakan bentuk rangkaian upaya untuk mewujudkan
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi antara lain
sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan
tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten Katingan. Selain itu,
laporna ini juga merupakan wujud transparansi dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Kinerja Pemerintah Kabupaten Katingan diukur atas dasar
penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator
keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan sebagaimana
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Adapun hasil penilaian
dari laporan LKjIP PemerintahKabupaten Katingan beberapa tahun
terakhir disajikan pada tabel di bawah.

Tabel 3.141
Nilai SAKIP Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Nilai SAKIP - - - C C CC

Sumber:Lakip Kabupaten Katingan Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Nilai SAKIP


Pemerintah Daerah Kabupaten Katinganmengalami peningkatan.
Pada tahun 2015 memiliki predikat C mengalami peningkatan
menjadi CC di Tahun 2017.

3.4 Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi,

III-158
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing


(competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang
tinggi dan berkelanjutan.
a. Pengeluaran per kapita
Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi
dengan banyaknya anggota rumah tangga.
Berdasarkan tabel di bawah, dapat dilihat bahwa Pengeluaran
per kapita di Kabupaten Katingan pada tahun 2012 sebesar Rp
9.357.000 dan terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Pada tahun 2017 Pengeluaran per kapita mencapai
Rp10.029.000.Adapun Pengeluaran per kapita Kabupaten
Katingan pada tahun 2012-2017 sebagaimana pada tabel berikut
ini.

Tabel 3.142
Pengeluaran per kapita Kabupaten Katingan Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pengeluaran per 9.357 9.452 9.542 9.599 9.969 10.029


kapita(ribu rupiah)
Sumber: BPS RI, 2018 diolah

b. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita


Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga
yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah
tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin
atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran

III-159
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan


menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata
pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung
berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan
makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis
makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih.
Sementara bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya
kesehatan, sekolah, dan sebagainya.
Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan
untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik
yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri
dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah
tangga tersebut. Indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah
tangga per kapita atau Angka Konsumsi Rata-rata RT Per Kapita
Sebulan (Pangan dan Non Pangan) dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif
tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar angka konsumsi
RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.
Pada dua tahun terakhir ini rata-rata pengeluaran perkapita
penduduk Katingan tidak ada yang berada di bawah Rp.200.000,-,
bahkan untuk semua jenis pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Adapun total pengeluaran rumah tanggal mengalami peningkatan
dari Rp.810.838,- ditahun 2015 menjadi Rp.1.102.203,- di tahun
2016.
Gambar 3.18
Angka Konsumsi Rumah Tangga Perkapita Sebulan Menurut
Jenis Konsumsidi Kabupaten Katingan, 2015-2016

III-160
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

1,200,000

1,000,000 1,102,203

800,000 Jenis
810,838 Konsumsi
Makanan
600,000 662,004 Non Makanan

400,000 483,632 Pengeluaran Konsumsi RT


440,199
327,206
200,000

0
2015 2016

Sumber: BPS, diolah

Adapun dominasi pengeluaran rata-rata di tahun 2016 masih


pada golongan antara Rp.1.000.000,- s/d Rp.1.499.999,- yaitu
sebesar 33,72%. Bila dibandingkan dengan pengeluaran tahun
sebelumnya telah mengalami peningkatan, dimana tahun 2015,
34,33% penduduk berada pada pengeluaran terbesar ada pada
golongan antara Rp.500.000,- s/d Rp.749.999.

Tabel 3.143
Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran
Per Kapita Sebulan di Kabupaten Katingan, 2016

Golongan Pengeluaran (Rp) Persentase Penduduk (%)

0,00
< 150 000 0,00
0,00
150 000 – 199 999
200 000 – 299 999 0,62

10,72
300 000 – 499 999
16,99
500 000 – 749 999
18,37
750 000 – 999 999
33,72
1 000 000 – 1 499 999
19,57
1 500 000+
100,00
Jumlah
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS

III-161
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

c. Persentase Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan


Perkapita
Pada tahun 2016, rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita
sebulan di Kabupaten Katingan masih didominasi oleh
pengeluaran untuk komoditas makanan. Sebesar 60% dari total
pengeluaran penduduk per kapita selama sebulan dibelanjakan
untuk komoditas makanan sebesar Rp.662.004,- naik dibanding
tahun 2015. Untuk jenis pangannya, terbanyak masih jenis
makanan dan minuman jadi sebesar 26,57%, diikuti oleh belanja
cereal (13,69% dan rokok (12,72%).

Gambar 3.19
Persentase Rata-rata Pengeluaran Untuk Makanan Per Kapita Per
Bulan
Menurut Kelompok Makanan di Kabupaten Katingan Tahun 2016
Padi-padian/Cereals
Pengeluaran untuk Makanan/Food 13.69%

Rokok/Tobacco Umbi-umbian/Tubers
12.72% 0.88%

Ikan/Udang/Cumi/Ker
Makanan dan ang/Fish
Minuman Jadi/ 11.80%
Prepared food and
Beverages
26.57% Daging/Meat Telur dan
Konsumsi Lainnya/ 6.25% Susu/Eggs
Miscellaneous and Milk
2.91% 5.24%

Sayur-
Bumbu-bumbuan/
sayuran/Vegetables
Spices
Bahan 7.17%
3.00%Minuman/ Minyak dan Kacang-
Beverages Stuffs Kelapa/Oil and Buah-buahan/Fruits kacangan/Legumes
3.45% Fats 2.90% 1.16%
2.26%

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

Untuk pengeluaran non pangan di tahun 2016, masyarakat


Katingan paling banyak membelanjakan untuk konsumsi
perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar 63,64% dan aneka
barang dan jasa sebesar 21,39% dari total pengeluaran per kapita
selama sebulan sebesar Rp.440.199,-. Berikut data selengkapnya
terkait jumlah pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan
mayarakat Katingan di tahun 2016.

Gambar 3.20
Persentase Rata-rata Pengeluaran Untuk Bukan Makanan Per
Kapita Per BulanMenurut Kelompok Non Makanan di Kabupaten
Katingan Tahun 2016

III-162
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

4.86% 2.72%
2.25%
Pengeluaran Bukan Makanan
5.15%
Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga/
Housing and Household Facility
Aneka Barang dan Jasa/Goods and
Services
21.39% Pakaian, Alas Kaki, dan Tutup Kepala/
Clothing, Footwear and Headgear
63.64% Barang Tahan Lama/Durable Goods

Pajak, Pungutan, dan Asuransi/ Taxes and


Insurance
Keperluan Pesta dan Upacara/Kenduri/
Parties and Ceremonies

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

d. Nilai Tukar Petani


Untuk melihat tingkat keberhasilan program dalam
peningkatan kesejahteraan petani, dibutuhkan indikator capaian
berdasarkan data statisitik Nilai Tukar Petani (NTP), yang digunakan
sebagai salah satu proksi untuk mengukur tingkat pendapatan
petani. Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan tukar
produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan
dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi
(usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga.
NTP merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani
(It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib), yang dinyatakan
dalam persentase. Disamping NTP, indikator pendapatan petani juga
diukur melalui proksi Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian
(NTUP), yang tanpa memperhitungkan pengeluaran untuk konsumsi
rumah tangga. Sehingga NTUP mencerminkan daya tukar hasil
produksi terhadap pengeluaran biaya produksi.
Manfaat dari data Indeks Harga Yang Diterima Petani (It),
dimungkinkan melihat fluktuasi harga barang-barang yang
dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang
dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. Adapun Indeks
Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-
barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian

III-163
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang


yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan
Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar
produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani
dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. Angka NTP
menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan
dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan
peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.
Penghitungan NTP dan NTUP mengacu pada lima subsektor meliputi
tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,
peternakan, dan perikanan. Secara umum, penghitunganNTP
danNTUPmenghasilkan 3 (tiga) kemungkinan, yaitu:
1. NTP > 100, berarti kemampuan/daya beli petani pada suatu
periode tertentu dianggap lebih baik dibandingkan keadaan pada
tahun dasar.
2. NTP = 100, berarti kemampuan/daya beli petani pada suatu
periode tertentu sama dengan keadaan pada tahun dasar.
3. NTP < 100, berarti kemampuan/daya beli petani pada suatu
periode tertentu menurun dibandingkan keadaan pada tahun
dasar.
Untuk angka Nilai Tukar Petani pada level kabupaten belum
tersedia, hanya ada di level di Provinsi Kalimantan Tengah.
e. Produktivitas Total Daerah
Secara teori, produktivitas diartikan sebagai output produk
berupa barang atau jasa untuk setiap input atau faktor produksi
yang digunakan dalam suatu proses produksi (Syverson, 2011).
Produktivitas ditujukan untuk melihat efisiensi produksi dengan
membandingkan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Faktor inputmerupakan ukuran unit-unit sumber daya, yang dapat
berupa sumber material atau bahan baku, tenaga kerja, mesin-

III-164
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

mesin, serta sumber daya pikiran otak manusia. Sedangkan


pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas
perubahan produktivitas.
Dengan demikian, pengukuran produktivitas dapat
dikembangkan berdasarkan masing-masing komponen input secara
terpisah atau menurut seluruh input secara bersama-sama.
Pengukuran produktivitas masing-masing komponen input sering
disebut dengan produktivitas parsial yang biasanya diukur dengan
menghitung rasio output terhadap salah satu input secara langsung.
Sedangkan produktivitas total, mengukur seluruh inputsecara
simultan. Karena keterbatasan data yang tersedia, maka
Pengukuran Produktivitas Total Daerah hanya mengukur
produktivitas tenaga kerja saja, sebagaimana data yang diperoleh
dari BPS (2016).
Dalam perhitungan produktivitas total daerah ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan
kerja yang menunjukan seberapa produktif tiap angkatan kerja
dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Produktivitas Total
Daerah dapat diketahui dengan menghitung produktivitas daerah
per sektor (dalam laporan ini dibagi atas 9 sektor) yang merupakan
jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan
kerja dalam sektor yang bersangkutan.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peningkatan kemampuan
dan pengetahuan tenaga kerja khususnya di Kabupaten Katingan
merupakan hal yang harus dilakukan untuk menghadapi persaingan
pasar dalam tingkat global seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) saat ini. MEA merupakan pasar tunggal antar negara ASEAN,
yaitu pasar bebas yang meliputi arus barang, jasa, modal, dan
investasi. Bentuk dari pasar bebas tersebut adalah penghapusan bea
masuk barang dan jasa. Dampak dari MEA adalah arus barang
maupun jasa antar negara ASEAN akan lebih mudah, termasuk

III-165
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

didalamnya adalah arus tenaga kerja. Indonesia dengan jumlah


penduduk sekitar 40 persen dari total penduduk ASEAN akan
menjadi pasar utama arus barang, jasa maupun investasi. Dengan
diberlakukannya MEA, tenaga kerja Indonesia harus berkompetisi
untuk memperebutkan lapangan kerja yang tersedia. Negara dengan
kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan mendapat
keuntungan ekonomi dan demikian pula sebaliknya.
Terkait dengan prospek tenaga kerja dalam era MEA, Indonesia
khususnya masyarakat Katingan harus siap untuk menghadapi
tenaga terampil dari negara-negara ASEAN yang memasuki pasar
tenaga kerja dalam negeri. Hal ini akan menjadi ancaman sekaligus
tantangan bagi pemerintah maupun rakyat Katingan untuk bisa
bersaing di tingkat nasional dan global. Sebagai evaluasi sekaligus
bagaimana kesiapan tenaga kerja Katingan dalam menghadapi
kondisi ini, maka analisis produktivitas tenaga kerja perlu
dilakukan. Angka ini menggambarkan output yang dihasilkan oleh
setiap tenaga kerja pada tahun tertentu. Semakin tinggi angka yang
dihasilkan, menandakan bahwa tenaga kerja di Katingan semakin
produktif.
Selama periode 2011-2015, produktivitas tenaga kerja di
Katingan terus mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukkan
gambar di bawah. Hal ini mengindikasikan kualitas tenaga kerja di
Katingan semakin baik. Pada tahun 2015, produktivitas tenaga kerja
di Katingan mencapai 52,28 juta rupiah per tenaga kerja. Dilihat dari
pertumbuhannya, capaian tersebut meningkat sebesar 2,95 persen
dari tahun sebelumnya.

Gambar 3.21
Produktivitas Tenaga Kerja, Produktivitas Ekuivalen Tenaga
Kerja dan
Produktivitas Jam Kerja di Kabupaten Katingan,2011 - 2015

III-166
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

55.85
53.74

52.28
51.69

50.78
49.81
49.43
47.34
45.66

45.50

27.149
26.125
25.129
24.028
23.012

2011 2012 2013 2014 2015

Produktivitas TK Produktivitas ETK Produktivitas Jam Kerja (ribu rupiah)

Sumber: BPS & Kemenaker RI, Pengukuran Produktivitas Nasional, Regional Sektoral
2016

Selain produktivitas tenaga kerja, dilakukan pula analisis


terhadap produktivitas ekuivalen tenaga kerja penuh (ETK). Analisis
ini dilakukan sebagai pembanding perhitungan produktivitas tenaga
kerja konvensional sekaligus untuk melihat efisiensi tenaga kerja di
Katingan. Jika nilai produktivitas ETK lebih tinggi dibandingkan
produktivitas tenaga kerja, maka terjadi efisiensi tenaga kerja karena
dapat menghasilkan output yang sama dengan jam kerja yang lebih
sedikit. Berdasarkan data pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa
produktivitas ETK dalam lima tahun terkahir selalu lebih tinggi
dibandingkan produktivitas tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh
jumlah ETK dibandingkan tenaga kerja keseluruhan jumlahnya lebih
sedikit. Artinya kebanyakan tenaga kerja di Katingan bekerja sesuai
jam kerja normal atau terjadi efisiensi pekerjaan.
Adapun analisis produktivitas jam kerja menunjukkan
hubungan antara jam kerja dengan output yang dihasilkan
nonlinier. Pada saat jam kerja berada di bawah batas normal,
penambahan output akan proporsional dengan penambahan jam
kerja. Namun pada saat jam kerja di atas normal, output akan
menurun seiring bertambahnya jam kerja. Bahkan jam kerja yang
melebihi batas normal dapat berakibat pada kesalahan dan
kecelakaan kerja (Pencavel, 2014).

III-167
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Produktivitas jam kerja selama periode 2011-2015 di Kabupaten


Katingan secara umum mengalami peningkatan. Produktivitas jam
kerja meningkat dari Rp.23.012 per jam di tahun 2011 menjadi
Rp.27.149 di tahun 2015. Hal ini mengindikasikan efisiensi
penggunaan jam kerja. Jika dilihat dari pertumbuhannya, pada
tahun 2015 terjadi peningkatan produktivitas jam kerja sebesaar
3,92 persen dari tahun 2014. Peningkatan ini disebabkan oleh
peningkatan output yang cukup tinggi. Dengan durasi jam kerja
yang tak jauh berbeda, tenaga kerja masih mampu menghasilkan
output yang lebih tinggi. Sebagai catatan, di Indonesia pada tahun
2015 berdasarkan data Sakernas, rata-rata jam kerja tenaga kerja
keseluruhan tercatat sebesar 41 jam perminggu. Penggunaan jam
kerja lebih dari 41 jam menunjukkan terjadinya in-efisiensi waktu
yang dipakai tenaga kerja. Untuk tenaga kerja di Katingan
pemakaian jam kerja masih normal atau kurang dari 41 jam dalam
periode 2011-2015.
Selanjutnya, analisis terhadap produktivitas tenaga kerja di
masing-masing lapangan usaha ekonomi menjadi penting untuk
melihat sampai sejauh mana kesiapan masyarakat Katingan
dalam menghadapi pasar global. Gambar 2.20 menunjukkan
produktivitas tenaga kerja kategori lapangan usaha di Kabupaten
Katingan pada tahun 2014 dan 2015. Produktivitas tenaga kerja
tertinggi pada tahun 2015 terjadi dilapangan usaha sektor
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, Jasa
Perusahaan dan Administrasi Pemerintahan (kategori H) sebesar
757,61 juta rupiah per tenaga kerja per tahun. Sedangkan
konstribusi PDRB dari kategori lapangan usaha ini hanyalah
10,09 persen atau sebesar 553.058,5 juta rupiah. Produktivitas
terendah tahun 2015 ada pada lapangan usaha Listrik, Gas dan
Air (kategori D), yaitu sekitar 35,83 juta rupiah per tenaga kerja
per tahun.

III-168
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.22
Produktivitas Tenaga Kerjadi Kabupaten Katingan
Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2014 dan 2015
636.88 (Juta/Tenaga Kerja/Tahun)
757.61

519.45

337.62

275.22
247.66

242.20

205.67
2014
2015

61.22
57.00

56.08

54.03
50.32

38.77
36.30

35.83
35.58
33.27
H C E G I B F A D

Sumber: BPS Katingan, diolah


Berdasarkan gambar di atas, konstributor terbesar PDRB
Katingan tahun 2015 adalah kategori lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan (kategori A) diikuti kategori lapangan
usaha Industri Pengolahan (kategori C) dan kategori lapangan usaha
Konstruksi (kategori E). Sekitar 27,64 persen PDRB Kabupaten
Katingan tahun 2015 dihasilkan dari lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Besarnya konstribusi kategori lapangan
usaha ini ternyata belum diimbangi dengan peningkatan
produktivitas tenaga kerjanya dan berada di peringkat 8 terendah
sebesar 35,85 juta rupiah per tenaga kerja per tahun.

Gambar 3.23
Konstribusi PDRB dan Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke
Atasyang Bekerja Tenaga Menurut Kategori di Kabupaten
Katingan Tahun 2015 (Persen)

III-169
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

56.66
PDRB
28.64

Tenaga
Kerja

14.65

13.08
11.52

10.99
10.92

10.09

9.37
9.16
8.53

7.98
2.78
2.45
2.03

0.96
0.14
0.07
A B C D E F G H I
Keterangan Kategori :
A. Pertanian, Kehutanan, dan F. Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa
Perikanan Akomodasi
B. Pertambangan dan G. Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
Penggalian
H. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha
C. Industri Pengolahan
D. Listrik, Gas, dan Air Persewaan, Jasa Perusahaan dan
E. Konstruksi Administrasi Pemerintahan
I. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
Sumber: BPS Katingan, diolah

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas


tenaga kerja di Kabupaten Katingan, terutama pada beberapa
kategori lapangan usaha yang berada pada kategori terendah seperti
kategori D, A, F, B dan I adalah masih rendahnya kualitas sumber
daya manusia (SDM). Hal ini dipicu oleh pekerja di wilayah
Kabupaten Katingan pada tahun 2015 yang berpendidikan SD
kebawah masih tinggi yaitu mencapai 36.418 orang atau 47,71
persen, sedangkan SMTP sebesar 22.025 atau 28,86 persen. Melihat
tingkat pendidikan seperti ini artinya masih cenderung bersifat
tenaga kerja fisik yang mengandalkan kekuatan fisik dalam
melakukan kegiatan bekerja.
Faktor lainnya adalah adanya ketimpangan infrastruktur antar
wilayah di Kabupaten Katingan, dimana banyak desa dan kecamatan
di Kabupaten Katingan belum terjangkau jalan darat, keterbatasan
jangkauan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi,
merupakan permasalahan penting yang ikut mempengaruhi
rendahnya produktivitas tenaga kerja. Untuk itu, usaha peningkatan

III-170
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

produktivitas tenaga kerja pada kategori lapangan usaha ini dapat


dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM serta pemerataan
pembangunan infrastruktur akan dapat mendongkrak laju
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Katingan.
f. Angka Kriminalitas Yang Tertangani
Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas
merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan
daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat
memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban
dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas
sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan
kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan). Angka
kriminalitasyang ditangani merupakan jumlah tindak kriminal yang
ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk.

Gambar 3.24
Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kabupaten Katingan
Tahun 2012 - 2016

Sumber: Kepolisian Resor Katingan - BPS - Disdukcapil Kab. Katingan, diolah

Berdasarkan data yang ditampilkan pada gambar di atas, angka


kriminalitas yang tertangani di Kabupaten Katingan pada periode
tahun 2012–2016 paling banyak di tahun 2014 sebesar 10,54 dan
selanjutnya terus turun sampai angka 2,89 di tahun 2016.

III-171
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

g. Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah
penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65
tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja)
dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan
kerja). Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu
negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang
berkembang. Rasio Ketergantungan merupakan salah satu indikator
demografi yang penting. Semakin tingginya persentase Rasio
Ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase Rasio Ketergantungan yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.

Tabel 3.144
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur
Produktif, dan Umur Tua di Kabupaten Katingan, 2012-2016

Tahun
Kelompok Umur
2012 2013 2014 2015 2016
0-14 48.939 49.541 48.036 48.260 48.360
15-64 97.097 98.488 104.654 106.886 109.115
>64 4.606 4.695 4.964 5.159 5.362
Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

Rasio Ketergantungan penduduk Kabupaten Katingan periode


2012-2016 trennya terus menurun. Berdasarkan data pada
Gambar 3.7, rasio ketergantungan total penduduk Katingan
menurun dari 55,15 persen di tahun 2012 menjadi 49,23 persen
di tahun 2016. Angka 49,23 persen menunjukkan bahwa setiap
100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai

III-172
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

tanggungan sebanyak 49-50 orang yang belum produktif dan


dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 49,23 persen ini
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar
44,23 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar
4,91 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2016
penduduk usia kerja di Katingan masih dibebani tanggung jawab
akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak
dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.

Gambar 3.25
Rasio Ketergantungan Kabupaten Katingan, 2012 - 2016
55.15 55.07
50.64 49.98 49.23
50.40

50.30

45.90

45.15

44.32
4.74
4.74

4.77

4.83

4.91
2012 2013 2014 2015 2016

RK(muda) RK(tua) RK(total)

Sumber: BPS Kab. Katingan, diolah

Dengan semakin menurunnya angka ketergantungan ini


menunjukkan bahwa Katingan akan mendapatkan bonus
demografi akibat dari prospek penambahan jumlah penduduk usia
produktif. Sebuah negara dikatakan mengalami bonus demografi
jika dua orang penduduk usia produktif (15-64) menanggung satu
orang tidak produktif. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010,
Indonesia sudah mengalami bonus demografi sejak tahun 2012,
dan puncaknya akan terjadi di tahun 2028-2030 (Ritonga, 2014).
Namun, sebetulnya bonus demografi antarwilayah berbeda-beda.
DKI Jakarta misalnya, sudah menikmati bonus demografi sejak
tahun 1980an. Faktornya karena migrasi, usia produktif dari luar
masuk ke Jakarta. Kabupaten Katingan pun dimungkinkan
mengalami percepatan bonus demografi ini, bisa dikarenakan
masukkan pendatang usia produktif dari luar daerah melalui

III-173
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

program transmigrasi atau mencari lapangan pekerjaan di


Katingan.
Keseluruhan capaian pembangunan Kabupaten Katingan
sebagaimana telah diuraikan pada bab ini, disajikan pada tabel
dibawah ini.:

III-174
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.145
Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Katingan Tahun 2012-2016

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ASPEK KESEJAHTERAAN
I
MASYARAKAT
Pertumbuhan PDRB Atas Harga Persen
1. 13,76 12,68 13,22 12,45 11,80 n/a
Berlaku
Pertumbuhan PDRB Atas Harga Persen
2. 6,23 6,33 6,55 6,53 6,54 n/a
Konstan
3. Laju inflasi (Palangkaraya dan Sampit) Persen 6,73/4,69 6,45/7,25 6,63/7,90 4,20/5,72 1,91/2,46 n/a
4. PDRB per kapita (ADHB) Juta Rp 25,07 27,76 30,89 34,19 37,63 n/a
5. PDRB per kapita (ADHK) Juta Rp 21,70 22,67 23,76 24,89 26,11 n/a
6. Indeks Gini Indeks 0,315 0,365 0,311 0,257 0,253 n/a
7. Persentase penduduk miskin Persen 6,10 6,55 6,42 6,53 6,23 5,78
8. Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks 1,21 0,85 1,03 0,97 0,85 0,92
9. Indeks Keparahan Kemiskinan Indeks 0,32 0,19 0,27 0,22 0,19 0,27
10. IPM indeks 64,87 65,29 65,79 66,81 67,41 67,56
11. Angka Melek Huruf Persen 98,77 99,3 99,84 99,61 99,50 99,42
12. Angka Rata-rata lama sekolah Tahun 8,15 8,17 8,23 8,62 8,63 8,64
13. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 64,82 64,89 64,98 65,28 65,40 65,53
14. Persentase Balita Gizi buruk Persen 1,34 2,83 3,05 4,10 3,16 n/a
15. Tingkat Partisipasi angkatan kerja jiwa 71,61 69,04 70,83 72,20 72,91 n/a
16. Rasio penduduk yang bekerja Persen 96,61 94,18 94,77 94,03 n/a n/a
17. Tingkat pengangguran terbuka persen 2,49 5,82 5,23 5,97 5,42 3.81
18. Keluarga Pra Sejahtera KK 1.994 1.449 1.284 1.284 2.108 n/a
Indeks Kepuasan Pelayanan
19. Indeks n/a n/a n/a 76,94 74,52 n/a
Masyarakat

III-175
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
20. Persentase PAD terhadap Pendapatan Persen 4,52 4,84 5,46 3,83 4,11 n/a
Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan
21. Skor n/a n/a 77,60 79,00 80.10 88,50
(PPH)
22. Opini BPK Predikat WDP WTP WTP WTP WTP WDP
Kontribusi Sektor Pertanian,
23. Kehutanan dan Perikanan terhadap Persen 29,35 30,04 29,8 28,64 27,98 n/a
PDRB
Kontribusi Sub Sektor Pertanian
24. Persen 12,36 12,94 12,89 12,11 11,56 n/a
Tanaman Perkebunan terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor Pertanian
25. Persen 3,85 3,88 3,84 3,83 3,5 n/a
Tanaman pangan terhadap PDRB
KontribusiSub Sektor Kehutanan
26. Persen 4,96 4,82 4,87 4,75 4,81 n/a
terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor Perikanan
27. Persen 5,74 5,86 5,59 5,27 5,29 n/a
terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor Pertambangan
28. Persen 9,63 9,35 9,01 8,53 8,85 n/a
terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor Perdagangan
29. Persen 6,86 6,8 6,99 7,04 7,19 n/a
terhadap PDRB
Kontribusi Sub Sektor industry
30. Persen 13,57 13,12 13,98 14,65 14,91 n/a
Pengolahan terhadap PDRB
31. Kontribusi Pariwisata Terhadap PDRB Persen 19,16 0.04 1,94 1,46 n/a n/a

II ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
A Pendidikan
1 Pendidikan Dasar
1.1 APK SD Persen 103,38 114,69 109,29 112,26 99,13 n/a
1.2 APM SD/SDLB/MI Persen 91,82 91,89 99,82 99,57 99,79 n/a

III-176
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.3 Angka partisipasi sekolah SD Persen 100 99,54 100 100 100 n/a
1.4 Rasio Guru terhadap murid Rasio 13,52 13,61 13,14 13,07 13,04 n/a

2 Pendidikan Menengah
2.1 APK SMP/MTs Persen 92,77 98,13 83,14 96,81 79,75 n/a
2.2 APK SMA/SMK/MA Persen 83,01 67,02 77,67 75,24 52,03 n/a
2.3 Angka partisipasi sekolah SMP Persen 86,78 86,31 96,36 93,92 96,38 n/a
2.4 Rasio Guru terhadap murid Rasio 9,33 10,00 10,18 10,53 10,51 n/a
2.5 APM SMP Persen 71,86 70,50 77,62 78,34 74,45 n/a
2.6 APM SMA Persen 62,73 51,57 60,67 59,44 63,05 n/a
2.7 Angka Partisipasi Sekolah SMA Persen 63,01 58,13 70,60 72,36 72,89 n/a
2.8 Rasio guru terhadap murid Rasio 10,73 8,80 10,25 10,25 10,20 n/a

3 Angka Kelulusan
3.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persen n/a n/a 100 100 104,75 n/a
3.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persen n/a n/a 99,79 99,60 120,51 n/a
3.3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Persen n/a n/a 97,79 99,53 103,50 n/a
Angka melanjutkan (AM) dari SD/MI
4 Persen n/a n/a 79,43 79,59 101,51 n/a
ke SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM) dari
5 Persen n/a n/a 98.93 98,96 86,12 n/a
SMP/MTS ke SMA/SMK/MA
Guru yang memenuhi kualifikasi
6 Persen n/a n/a 55,41 76,41 81,34 n/a
S1/D-IV

B Kesehatan
Angka Kematian Bayi/Angka
1. Jiwa 7,67 3,23 1,74 2,07 8,90 n/a
kelangsungan hidup bayi per 1000 KH

III-177
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Angka Kelahiran Bayi Jiwa 2.448 2.479 2.875 2.953 3.452 n/a
3. Rasio Posyandu per satuan balita Rasio 196 179 200 199 214 n/a
Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per
4. Rasio/jumlah 16/103 16/104 16/111 16/109 16/110 n/a
satuan penduduk
Rasio Rumah Sakit per satuan
5. Rasio/jumlah 1 1 1 1 1 n/a
penduduk
6. Rasio dokter per satuan penduduk Rasio 0,26 0,28 0,29 0,27 0,27 n/a
Rasio tenaga medis per satuan
7. Rasio 0,26 0,28 0,29 0,27 0,27 n/a
penduduk
Cakupan komplikasi kebidanan yang
8. Persen 24 26,08 39 36 25 n/a
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh
9. tenaga kesehatan yang memiliki Persen 100 94,39 96,48 72,29 84,21 n/a
kompetensi kebidanan
Cakupan desa/kelurahan Universal
10. Persen 84 73,29 71 47 60 n/a
Children Immunization
Cakupan Balita gizi buruk yang
11. Persen 100 100 100 100 100 n/a
mendapatkan perawatan
Cakupan penemuan dan penanganan
12. kasus 70 33 27 41 172 n/a
penderita penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan
13. kasus 96 99 99 46 23 n/a
penderita penyakit DBD
14. Cakupan kunjungan bayi Persen 99,6 99,6 99 54 99 n/a

Pekerjaan Umum dan Penataan


C
Ruang
1. Panjang Jalan km 435,25 442,24 475,58 740,38 784,37 794,365
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
2. Persen 48,68 128,55 131,16 124,32 125,56 140,863
kondisi baik

III-178
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Panjang Jalan dilalui roda empat
3. Km 95,92 191,74 218,17 235,94 234,66 n/a
(permukaan aspal/km)
Panjang Jalan dilalui roda empat
4. Km 336,91 248,13 252,39 332,22 437,04 n/a
(permukaan tanah/km)
Panjang jalan yang memiliki trotoar
5. dan drainase/saluran pembuangan air km n/a n/a 31,88 17 17 n/a
( minimal 1,5 m)
6. Rasio Jaringan Irigasi Rasio n/a 24,065 30,700 53,000 77,900 79,700

Perumahan dan Kawasan


D
Pemukiman
1. Rasio permukiman layak huni Rasio n/a n/a 8,39 9,9 15,66 89,88
Persentase rumah tangga pengguna
2. persen n/a n/a 52,61 n/a 56,62 n/a
listrik

Ketenteraman dan Ketertiban Umum


E
Serta Perlindungan Masyarakat
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
1. rasio 8/10.000 8/10.000 8/10.000 72/10.000 8/10.000 5/10.000
10.000 penduduk
Jumlah Linmas per 10.000 penduduk
2. >> angka realisasi/jmh penduduk thn rasio n/a n/a 804 924 774 774
itu x 10000
Sistem informasi pelayanan perizinan
3. ada/tidak ada n/a n/a n/a n/a Ada Ada
dan administrasi pemerintah
Rasio pos kamling per jumlah
4. rasio 98,17 98,17 98,17 98,17 98,17 98,17
desa/kelurahan
5. Cakupan patroli petugas Satpol PP Kali/hari 1 1 1 1 1 1
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
6. persen 100 100 100 100 100 100
(ketertiban, ketrentaman, keindahan)

III-179
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
di kabupaten
Cakupan Petugas Perlindungan
7. persen n/a n/a 10,45 71,46 59,53 59,53
Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
Cakupan pelayanan bencana
8. Persen n/a n/a 30,77 30,77 30,77 30,77
kebakaran kabupaten
9. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Persen n/a n/a 35,4 42,43 61,09 81,78

F Sosial
Jumlah Kelompok fakir miskin, KAT
1. Kelompok 4 4 4 4 3 n/a
dan PMKS lainnya yang diberi bantuan
Persentase penanganan penyandang
2. persen 100 100 85 85 85 n/a
masalah kesejahteraan sossial
Sarana sosial seperti panti asuhan,
3. unit 3 3 3 3 3 n/a
panti jompo dan panti rehabilitasi

G Tenaga Kerja

Pemberdayaan Perempuan dan


H
Perlindungan Anak
Persentase partisipasi perempuan di
1. persen n/a 9,03 8,13 7,67 3,78 n/a
lembaga pemerintah
2. Rasio KDRT persen n/a 0,012 0,024 0,002 0,012 n/a
3. Partisipasi angkatan kerja perempuan persen n/a 94,37 96,54 93,58 n/a n/a
Penyelesaian pengaduan perlindungan
4. perempuan dan anak dari tindakan persen 100 100 100 100 100 n/a
kekerasan

I Pangan
1. Ketersedian Pangan :

III-180
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Beras ton n/a 40,382 43,529 41,481 n/a n/a
Daging ton n/a 843,068 957,175 780,703 n/a n/a

J Pertanahan
1. Persentase Luas Lahan Bersertifikat Persen n/a 3,08 3,08 3,08 3,08 n/a

K Lingkungan Hidup
Tempat pembuangan sampah (TPS) per Persen n/a n/a
1. 64,98 59,66 40,00 n/a
satuan penduduk
2. Penegakan hukum lingkungan Persen n/a n/a 75 100 100 n/a

L Kependudukan dan Catatan Sipil


Persentase penduduk ber KTP per
1. persen n/a 56,32 69,98 77,34 97,46 n/a
satuan penduduk
2. Persentase bayi berakte kelahiran persen n/a n/a 61 41,11 75,08 n/a
3. Pasangan berakte nikah persen n/a n/a 48 8,83 10,73 n/a
Kepemilikan akta kelahiran per 1000
4. persen n/a 45 61 41,11 75,08 n/a
penduduk (%)
5. Penerapan KTP berbasis NIK Sudah/belum sudah Sudah Sudah Sudah sudah n/a
Ketersediaan database kependudukan
6. ada/tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada n/a
skala kabupaten

M Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


1. Persentase PKK aktif Persen n/a n/a 100 100 100 n/a

Pengendalian Peduduk dan Keluarga


N
Berencana

III-181
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Rata-rata jumlah anak per keluarga rata-rata n/a n/a 2,89 2,7 2,82 n/a
2. Cakupan peserta KB aktif Orang 74,00 75,50 82,15 78,08 78,33 n/a
Cakupan PUS yang istrinya dibawah
3. Persen 7,97 9,97 11,76 13,92 15,97 n/a
20 tahun
Cakupan sasaran PUS menjadi peserta
4. Persen 74,00 75,50 82,15 78,08 78,33 n/a
KB aktif
Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak
5. Persen 27,72 24,56 23,81 21,71 21,78 n/a
terpenuhi (Unmeet need)
Cakupan bina keluarga balita (BKB) 65,53 65,53 65,53
6. Persen n/a 65,53 n/a
ber KB
Cakupan PUS peserta KB anggota
usaha peningkatan pendapatan
7. Persen n/a 70 23,33 23,33 67,64 n/a
keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber
KB
Cakupan PLKB/PKB disetiap
8. Persen 8,07 6,83 4,35 3,73 4,35 n/a
desa/kelurahan
9. Keluarga pra sejahtera Persen 1.994 1.449 1.284 1.284 2.108 n/a
Persentase KS I Persen 9.467 8.775 7.902 7.902 14.161 n/a
Persentase KS II Persen 24.751 25.010 24.836 24.836 17.185 n/a
Persentase KS III Persen 6.491 6.876 8.663 8.663 33.554 n/a
Persentase KS III Plus Persen 762 1.051 1.008 1.008 - n/a
Cakupan PPKBD di setiap
10. Persen 24,84 37,27 49,69 70,81 68,94 n/a
desa/kelurahan

O Perhubungan
Jumlah Terminal Angkutan
1. Jumlah 3 2 2 1 n/a n/a
UmumKelas C
Lama pengujian kelayakan angkuan
2. Menit n/a n/a 1 1 1 n/a
umum (KIR)

III-182
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3. Pemasangan rambu-rambu Unit n/a 1.294 1.294 1.294 1.294 n/a
4. Izin Trayek n/a
Izin Trayek Perkotaan Jumlah 73 50 25 n/a n/a n/a
Izin Trayek Perdesaan Jumlah n/a 68 57 57 n/a n/a

P Komunikasi dan Informatika


Cakupan pengembangandan
1. pemberdayaanKelompok Informasi KIM - - - - - -
Masyarakat di TingkatKecamatan
2. Cakupan LayananTelekomunikasi % 33 33 33 33 33 29

Q Koperasi Usaha Kecil dan Menengah


1. Persentase koperasi aktif persen 77,46 54,77 37,08 43,67 47,64 57,42
2. Persentase Usaha Mikro dan kecil persen 95,20 95,20 100 100 99,83 n/a
3. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM jumlah n/a n/a 1630 1630 44831 n/a
4. Jumlah BPR/LKM jumlah n/a n/a 24 28 30 n/a

R Penanaman Modal
Jumlah Investor berskala nasional
1. jumlah 76+8 76+16 86+16 74+16 81+16 99+16
(PMDN/PMA)
Jumlah nilai investasi berskala 454.590.405.92 288.163.020.00
2. Jumlah 8 0
386.977.631.909 139.923,73 220.974.433.951 n/a
nasional (PMDN/PMA)
Kenaikan/penurunan Nilai Realisasi
3. Persen 223,03 18,12 1,40 1,40 0,69 n/a
PMDN (milyar rupiah)

S Kepemudaan dan Olahraga


1. Jumlah organisasi pemuda Jumlah n/a n/a 18 18 18 n/a

III-183
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
T Statistik
Tersedianya sistem data dan statistik tidak tidak tidak tidak tidak tidak
1. ada/tidak
yang terintegrasi
2. Buku ”kabupaten dalam angka” ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada
3. Buku ”PDRB” ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada

U Kebudayaan
Jumlah penyelenggaraan festival seni
1. Jumlah 3 5 4 2 2 n/a
dan budaya
Jumlah sarana penyelenggaraan seni
2. Jumlah 9 2 1 2 1 n/a
dan budaya
Persentase benda, situs dan kawasan
3. Persen n/a n/a 100 100 100 n/a
cagar budaya yang dilestarikan

P Perpustakaan
Jumlah pengunjung perpustakaan per
1. Orang 92,45 78,22 100 95,11 78,21 n/a
tahun
Koleksi buku yang tersedia di
2. Jumlah 22,43 21,66 35,38 33 33 n/a
perpustakaan daerah

W Kearsipan
Persentase SKPD yang mengelola arsip
1. Persen n/a n/a 0 0 0 n/a
secara baku
jumlah
2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan n/a n/a 1 2 2 n/a
kegiatan

2.3.
Fokus Layanan Urusan Pilihan
2
A Kelautan dan Perikanan

III-184
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Produksi Perikanan ton/tahun n/a n/a 75,59 79,12 82,79 n/a
2. Konsumsi ikan kg/kapita/thn n/a n/a 107,5 89,47 92,71 n/a

B Pariwisata
1. Kunjungan wisata Persen 25.650 39.534 32.407 34.351 32.405 n/a

C Pertanian
Produktiftas padi atau bahan pangan n/a n/a
1. ton/ha 29,51 38,09 31,25 n/a
utama lokal lainnya per hektar

D Kehutanan
1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Persen n/a n/a 6,00 6,88 0,43 n/a
2. Kerusakan Kawasan Hutan Persen n/a n/a 28,33 27,68 27,22 n/a

E Energi dan Sumberdaya Mineral


1. Persentase pertambangan tanpa izin Persen n/a n/a 0 0 0 n/a

F Perdagangan
Kontribusi sektor perdagangan
1. Persen 6,85 6,8 6,99 7,04 7,19 n/a
terhadap PDRB
Cakupan bina kelompok
2. Persen n/a n/a 4 n/a n/a n/a
pedagang/usaha informal

G Perindustrian
1. Persentase pertumbuhan industri Persen 6,01 3,44 5,09 -1,86 10,44 n/a
2. Cakupan bina kelompok pengrajin Persen 0 0 12 9,7 0 n/a

III-185
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
H Transmigrasi
1. Jumlah transmigran umum Orang 3.667 3.667 3.681 3.681 3.681 n/a

2.3. Fungsi Penunjang dan Pendukung


3 Urusan Pemerintahan
A Perencanaan
Tersedianya dokumen perencanaan
1. RPJPD yang telah ditetapkan dengan ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada n/a
Perda
Tersedianya dokumen perencanaan
2. RPJMD yang telah ditetapkan dengan ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada n/a
Perda
Tersedianya dokumen perencanaan
3. RKPD yang telah ditetapkan dengan ada/tidak Ada Ada Ada Ada Ada n/a
Perkada
Penjabaran Program RPJMD ke dalam
4. Persen n/a n/a 97,63 91,3 89,19 n/a
RKPD

B Keuangan
Tepat Tepat Tepat
1. Penetapan Perda APBD Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu
waktu waktu waktu

Kepegawaian dan Pendidikan dan


C
Pelatihan
Jumlah Pejabat ASN yang telah
1 Orang 60 60 1 30 39 22
mengikuti Diklat Struktural
Persentase Jabatan pimpinan tinggi
2 Persen 91 91 91 88 97 97
Terisi
3 Persentase Jabatan administras Terisi Persen 77 78 76 83 74 86

III-186
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

CAPAIAN KINERJA
NO INDIKATOR KINERJA DAERAH SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persentase jabatan fungsional tertentu
4 Persen 89 92 95 70 70 73
terisi

D Pengawasan
1. Persentase Tindak Lanjut BPK Persen 75,32 45,94 66,16 43,90 76,19

E Sekretariat Daerah
1. Nilai SAKIP Predikat n/a n/a n/a C C CC

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


1. Pengeluaran per kapita ribu rupiah 9.357 9.452 9.542 9.599 9.969 10.029
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. rupiah 810.838 1.102.203
Per Kapita Sebulan
juta rupiah/
3. Produktivitas Tenaga Kerja 45,50 49,81 50,78 52,28
tenaga kerja
4. Tindak Kriminalitas Yang Tertangani kasus 83 157 182 56 49
5. Rasio ketergantungan Persen 55,15 55,07 50,64 49,98 49,23

III-187
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.5 Daya Dukung Daya Tampung


Terdapat banyak teknik atau metode dalam mengoperasionalisasi
konsep daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, diantaranya
yang sudah disepakati oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan pada forum koordinasi Pusat Pengendalian Pembangunan
Ekoregion (PPPE) seluruh Indonesia adalah penggunaan konsep jasa
ekosistem (ecosisystem services).
Pendekatan jasa layanan ekosistem mengacu pada kerangka
metodologi Millenium Ecosystem Assessment (MEA) yang digagas oleh
World Resources Institute (WRI), United Nations Environment Programme
(UNEP), United Nations Development Programme (UNDP) dan The World
Bank dan kini dijadikan salah satu basis acuan penyusunan informasi
lingkungan hidup untuk kebijakan pembangunan di hampir semua
negara.
Ekosistem adalah entitas yang kompleks yang terdiri atas
komunitas tumbuhan, binatang dan mikro organisme yang dinamis
beserta lingkungan abiotiknya yang saling berinteraksi sebagai satu
kesatuan unit fungsional (MA, 2005). Fungsi ekosistem adalah
kemampuan komponen ekosistem untuk melakukan proses alam dalam
menyediakan materi dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung (De
Groot, 1992). Jasa ekosistem adalah keuntunganyang diperoleh manusia
dari ekosistem (MA, 2005).Jasa ekosistem dikategorikan menjadi empat,
yaitu meliputi jasa penyediaan (provisioning), jasa pengaturan
(regulating), jasa budaya (cultural), dan jasa pendukung (supporting) (MA,
2005). Berdasarkan empat kategori ini dikelaskan ada 24 kelas klasifikasi
jasa ekosistem, yaitu :
1. Jasa penyediaan : (1) pangan, (2) air bersih, (3) serat, (4) energi, (5)
sumber daya genetik.
2. Jasa Pengaturan : (6) Iklim (7) Tata aliran air dan banjir, (8)
Pencegahan dan perlindungan dari bencana, (9) Pemurnian air, (10)

III-188
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Pengolahan dan penguraian limbah, (11) Pemeliharaan kualitas


udara,(12) Penyerbukan alami, (13) Pengendalian hama dan penyakit.
3. Budaya : (14) Tempat Tinggal dan ruang hidup, (15) Rekreasi dan
Ecotourisme, (16) Estetika Alam, (17) Pendidikan dan pengetahuan,
(18) Ikatan budaya, adat, pola hidup, (19) Spiritual dan warisan
leluhur.
4. Pendukung : (20) Pembentukan lapisan tanah dan kesuburan (21)
Siklus hara, (22) Produksi primer, (23) Perlindungan plasma nutfah
(Biodiversitas), (24) Habitat berkembang biak flora fauna.

Dari 24 (dua puluh empat) jasa ekosistem diatas, tidak semua


adajasa ekosistem tersubut ada untuk Kalimantan Tengah ada 20 jasa
ekosistem saja yang digunakan.
Berdasarkan kondisi DDDT melalui Jasa Ekosistem (JE)
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.145, maka berdasarkan hasil
Konsultasi uji publik tahap 1 disepakai dan diperoleh isu utama sebagai
berikut:
1. JE Penyediaan : Pangan, Air Bersih, Serat, dan Energi
2. JE Pengaturan : Pengaturan tata aliran dan banjir, Pemeliharaan
kualitas udara
3. JE Budaya: Tempat tinggal dan ruang hidup, Rekreasi dan
ecotorurism, Estetika (Alam)
4. JE Pendukung : pemeliharaan kesuburan

III-189
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.146
Rekapitulasi Tingkat Klasifikasi Jasa Ekosistem Kabupaten Katingan

Sangat Rendah - Tinggi - Sangat


Sedang
Fungsi Jenis Jasa Rendah Tinggi
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) %
Jasa
Penyediaan Pangan 90,474.06 44.31 73,126.89 35.81 40,599.06 19.88

Air Bersih 23,326.46 11.42 47,550.75 23.29 133,322.79 65.29

Serat 107,570.26 52.68 49,128.71 24.06 47,501.02 23.26

Energi 32,392.72 15.86 98,592.25 48.28 73,215.04 35.85

Sumber Daya Genetik 32,022.71 15.68 30,872.93 15.12 141,304.36 69.20


Jasa
Pengaturan Pengaturan iklim 63,503.44 31.10 14,222.51 6.96 126,474.05 61.94

Pengaturan tata aliran dan banjir 60,668.49 29.71 50,596.85 24.78 92,934.66 45.51
Pencegahan dan Perlindungan dari
bencana alam 29,175.71 14.29 32,914.55 16.12 142,109.74 69.59

Pemurnian air 61,136.10 29.94 3,731.55 1.83 139,332.35 68.23

Pengolahan dan penguraian limbah 21,645.88 10.60 21,867.01 10.71 160,687.10 78.69

Pemeliharaan kualitas udara 67,928.80 33.27 34,912.60 17.10 101,358.60 49.64

III-190
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Sangat Rendah - Tinggi - Sangat


Sedang
Fungsi Jenis Jasa Rendah Tinggi
Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) %

Pengaturan penyerbukan alami 33,808.14 16.56 33,593.71 16.45 136,798.15 66.99

Pengendalian hama dan penyakit 12,914.68 6.32 19,559.75 9.58 171,725.57 84.10

Jasa Budaya Tempat tinggal dan ruang hidup 23,788.73 11.65 103,729.88 50.80 76,681.39 37.55

Rekreasi dan ecotorurism 62,364.56 30.54 83,523.27 40.90 58,312.17 28.56

Estetika (Alam) 155,664.30 76.23 42,958.51 21.04 5,577.19 2.73


Jasa Pembentukan lapisan tanah dan
Pendukung pemeliharaan kesuburan 55,904.51 27.38 41,547.77 20.35 106,747.72 52.28

Siklus hara 13,071.98 6.40 65,768.94 32.21 125,359.08 61.39

Produksi primer 10,928.18 5.35 20,763.03 10.17 172,508.78 84.48

Biodiversitas 35,959.55 17.61 32,413.31 15.87 135,827.14 66.52

III-191
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.147
Relevansi Pilar TPB - DDDT Jasa EkosistemKabupaten Katingan
Nomor
Pilar Tujuan TPB DDDT-Jasa Ekosistem
TPB
1. Pengaturan Pencegahan dan perlindungan dari
1 Penghapusan Kemiskinan bencana alam
2. Penyedia pangan dan air bersih
3 Kesehatan dan Kesejahteraan 1. Penyedia pangan, air bersih
Sosial 2. Pengaturan iklim, kualitas udara
3. Pengendalian hama dan penyakit
4 1. Penyediaan pangan
Pendidikan berkuaitas 2.Penyediaan air bersih
3. Biodiversitas (perlindungan plasma nutfah)

1.Pengaturan pencegahan dan perlindungan dari


Infrastruktur Tangguh, Industri Inklusif bencana alam
9
dan Inovatif
2.Pengaturan iklim.
Ekonomi
1. Pengaturan Iklim
11 Kota Inklusif dan Berkelanjutan 2. Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari
bencana alam
3. Pemeliharaan kualitas Udara

III-192
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Nomor
Pilar Tujuan TPB DDDT-Jasa Ekosistem
TPB
1. Pencegahan dan perlindungan dari bencana
6 Air Bersih dan Sanitasi 2. Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir
3. Penyedia Air bersih
1. Pengaturan Pemurnian Air
12 Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan 2. Pengaturan Pengolahan dan Penguraian Limbah
3. Pengaturan Iklim
Lingkungan 1. Pengaturan Iklim
Perubahan Iklim dan pengurangan Risiko
13 2. Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari
Bencana
bencana alam
Pengaturan Iklim
Pelestarian dan pemanfaatan Pencegahan dan Perlindungan dari Bencana Alam
15
Berkelanjutan Ekosistem Datar Pemurnian air
Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir

III-193
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.5.1 Jasa Ekosistem Penyedia pangan


Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap mahluk hidup
untuk dapat bertahan hidup. Hal ini membuat ketersediaan pangan di
suatu wilayah merupakan hal yang penting dan harus selalu terjamin
ketersediaannya. Alam diciptakan terdiri dari berbagai ekosistem yang
juga memberikan bermacam-macam manfaat bagi mahluk hidup. Salah
satu manfaat ini adalah penyediaan bahan pangan, yakni segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati baik tumbuhan maupun hewan yang
dapat diperuntukan bagi konsumsi manusia.
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan bahan pangan
yaitusegala sesuatu yang berasal dari sumber hayati (tanaman dan
hewan) danair (ikan), baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang
diperuntukkansebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia.Jenis-jenispangan di Indonesia sangat bervariasi diantaranya
seperti beras, jagung,ketela, gandum, sagu, segala macam buah, ikan,
daging, telur dansebagainya. Penyediaan pangan oleh ekosistem dapat
berasal dari hasil pertanian dan perkebunan, hasil pangan peternakan,
hasil laut dan termasuk pangan dari hutan.

Tabel 3.148
Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 122.214,02 6,28
2 Rendah 710.631,44 36,54
3 Sedang 704.245,40 36,22
4 Tinggi 192.383,33 9,89
5 Sangat Tinggi 215.145,57 11,06

Total 1.944.619,76 100,00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-194
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.26
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

3.5.2 Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih


Ekosistem air bersih ini mencakup aspek penyediaan air dari tanah
beserta kapasitas penyimpanannya, dan penyediaan air dari sumber
permukaan. Tujuan dari analisis daya dukung lingkungan hidup pada
layanan ekosistem air bersih ini yaitu Peningkatan kualitas lingkungan
untuk mendukung penyediaan air bersih yang berguna untuk kepentingan
manusia dan pembangunan

Ekosistem memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu


ketersediaan air bersih baik yang berasal dari air permukaan maupun air
tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), bahkan air hujan yang
dapat dipergunakan untuk kepentingan domestik, pertanian, industry
maupun jasa. Penyediaan jasa air bersih sangat dipengaruhi oleh kondisi
curah hujan dan lapisan tanah atau batuan yang dapat menyimpan air
(akuifer). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat
sehingga mempunyai peran penting dalam kehidupan. Ekosistem
memberikan manfaat penyediaan air bersih yaitu ketersediaan air
bersihbaik yang berasal dari air permukaan maupun air tanah (termasuk

III-195
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

kapasitas penyimpanannya), bahkan air hujan yang dapat dipergunakan


untuk kepentingan domestik, pertanian, industri maupun jasa.

Selain bahan pangan hal lain yang juga merupakan kebutuhan


utama bagi manusia adalah ketersediaan air bersih. Air bersih juga
merupakan salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem.
Secara alami, air bersih dapat berasal dari air permukaan, seperti: sungai
dan danau maupun berasal dari air tanah.

Tabel 3.149
Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 10,149.44 4.97
2 Rendah 13,177.03 6.45
3 Sedang 47,550.75 23.29
4 Tinggi 96,930.39 47.47
5 Sangat Tinggi 36,392.40 17.82
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.27
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih

III-196
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.5.3 Jasa Ekosistem Penyedia Serat


Ekosistem serat (fiber) ini mencakup aspek hasil hutan, hasil laut, hasil
pertanian dan perkebunan untuk material. Tujuan dari analisis daya dukung
lingkungan hidup pada layanan ekosistem serat (fiber) yaitu menjaga dan
peningkatan kualitas sumber-sumber serat alami untuk kepentingan produksi.
Ekosistem juga menyediakan serat alami yang dapat berasal dari
tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun proses geologis. Serat yang berasal
dari sumber tersebut dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat
digolongkan ke dalam (1) serat tumbuhan/serat pangan, (2) serat kayu,
(3) serat hewan, dan (4) serat mineral, seperti logam dan karbon.
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh.
Ekosistemmenyediakan serat alami yang meliputi serat yang diproduksi
olehtumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini
bersifatdapat mengalami pelapukan.erat alami dapat digolongkan ke
dalam (1)serat tumbuhan /serat pangan, (2) serat kayu, (3) serat hewan,
dan (3)serat mineral seperti logam dan carbon. Serat alami hasil hutan,
hasil laut,hasil pertanian & perkebunan menjadi material dasar dalam
prosesproduksi dan industri serta bio-chemical.
Ekosistem memberikan manfaat penyediaan energi, baik yang
berasal dari fosil seperti minyak bami dan batubara serta sumber energi
alternatif dari alam seperti tenaga air mikro hidro, tenaga matahari dan
tenaga angin serta panas bumi. Selain itu ekosistem juga menyediaan
energi yang berasal dari bio massa minyak tanaman seperti minyak
sawit,minyak buah biji jarak. Hutan dan berbagai macam tanaman kayu-
kayuanjuga memberikan sumbangan terhadap sumber energi.

Tabel 3.150
Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia serat

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)

1 Sangat Rendah 24,185.48 11.84

2 Rendah 83,384.79 40.83

III-197
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)

3 Sedang 49,128.71 24.06

4 Tinggi 47,212.43 23.12

5 Sangat Tinggi 288.59 0.14

Total 204,200.00 100.00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.28
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Serat

3.5.4 Jasa Ekosistem Pengaturan Energi


Ekosistem memberikan manfaat penyediaan energi, baik yang
berasal dari fosil seperti minyak bumi dan batubara serta sumber
energyalternatifdari alam seperti tenaga air mikrohidro, tenaga matahari
dan tenaga angin serta panas bumi. Selain itu ekosistem juga
menyediakan energi yang berasal dari biomassa minyak tanaman seperti
minyak sawit, minyak buah biji jarak. Hutan dan berbagai macam
tanaman kayu-kayuan juga memberikan sumbangan terhadap sumber
energi.

III-198
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Penggunaan lahan pegunungan didominasi oleh hutan. Hutan


merupakan penyedia energyterutama dari hasi lhutan seperti kayu atau
ranting.Pada daerah pegunungan struktural komplekMeratus ini
didominasi material penyusun kelompok batuan ultramafik dan batuhan
malihan. Ekoregion ini juga kaya akan sumberdaya mineral batubara
yang merupakan salah satu sumber energy yang banyak dimanfaatkan
oleh manusia.
Dataran fluvial yang relatif datar sehingga intensitas dan luasan
penyinaran matahari relative tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan pembangkit listrik tenaga surya. Pemanfaatan energy
yang terbarukan/alami harus ditingkatkan agar ketergantungan
terhadap energy fosil dapat berkurang. Potensi tinggi penyediaan
energyini umumnya berada di daerah hutan lahan tinggi. Hal ini
disebabkan karena kayu dan ranting dari kawasan hutan dapat menjadi
sumber energibagi kegiatan domestik masyarakat. Pada daerah
pegunungan strukturalkompleks Meratus ini didominasi material
penyusun kelompok batuan ultramafik dan batuan malihan. Ekoregion
ini juga kaya akan sumber daya mineral batubara yang merupakan salah
satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan oleh manusia.(Sumber:
P3EK KLHK 2015).

Tabel 3.151
Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Energi

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 14,008.29 6.86
2 Rendah 18,384.42 9.00
3 Sedang 98,592.25 48.28
4 Tinggi 40,238.34 19.71
5 Sangat Tinggi 32,976.69 16.15
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-199
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.29
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Energi

3.5.5 Jasa Ekosistem Penyedia Sumber Daya Genetik


Ekosistem sumber daya genetik ini mencakup aspek keanekaragaman
hayati baik for maupun fauna. Tujuan dari analisis daya dukung lingkungan hidup
pada layanan ekosistem sumber daya genetik yaitu menjaga kelestarian
keanekaragaman flora dan f a u n a . Ekosistem menyediakan
beragam sumber daya genetik yang melimpah dan bernilai ekonomis dan
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumberdaya genetic
berhubungan erat dengan keanekaragaman hayati baik flora maupun
fauna, dimana keanekaragaman hayati yang tinggi akan diikuti dengan
sumber daya genetik yang melimpah. Ketersediaan dan distribusi
sumberdaya genetik ditentukan oleh tipe ekosistem, yaitu ekoregion
bentangalam dan penutup lahan khususnya areal bervegetasi.

Tabel 3.152
Daya Dukung Jasa Ekosistem PenyediaGenetik

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 987.56 0.48
2 Rendah 31,035.15 15.20

III-200
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


3 Sedang 30,872.93 15.12
4 Tinggi 79,971.37 39.16
5 Sangat Tinggi 61,332.98 30.04

Total 204,200.00 100.00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah
Gambar 3.30
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Penyedia Genetik

3.5.6 Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim


Secara alamiah ekosistem mampu memberikan jasa ekosistem
berupa jasa pengaturan iklim mikro, yang meliputi pengaturan suhu,
kelembaban dan hujan, angin, pengendalian gas rumah kaca, dan
penyerapan karbon. Fungsi pengaturan iklim dipengaruhi oleh
keberadaan factor biotik khususnya vegetasi, serta letak dan factor
fisiografis seperti ketinggian tempat dan bentuk lahan. Kawasan dengan
kepadatan vegetasi yang rapat dan letak ketinggian yang besar seperti
pegunungan akan memiliki sistem pengaturan iklim yang lebih baik
yang bermanfaat langsung pada pengurangan emisi karbon diokasida
dan efek rumah kaca serta menurunkan dampak pemanasan global

III-201
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

seperti peningkatan permukaan laut dan perubahan iklim ekstrim dan


gelombang panas.
Ekoregion Pegunungan dan perbukitan Taman Nasional Bukit
Baka, Bukit RayaRaya mempunyai potensi tinggi untuk pengaturan iklim
(26,73% dan 12,06%) Pegunungan Struktural didominasi oleh
penggunaan lahan hutan, yang mana penghasil oksigen. Penggunaan
lahan dan ketinggian tempat menyebabkan udara di pegunungan dan
perbukitan lebih sejuk dan relative bersih. Hutan juga menjadi penyaring
alami polusi udara yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Dataran
fluvial yang berpenggunaan lahan sawah juga mempunyai potensi sangat
tinggi untuk pengaturan iklim. Tanaman pangan atau lahan pertanian
menghasilkan juga oksigen dari hasil proses fotosintesis sehingga
membuat udara lebih sejuk. Perbukitan dengan penggunaan lahan
ladang mempunyai potensi sedang. Rendahnya kerapatan vegetasi dan
ketinggian tempat membuat potensinya tidak sebaik kawasan hutan.
Penggunaan lahan semak belukar di berbagai ekoregion mempunyai
potensi rendah untuk mengatur iklim. Kerapatan vegetasi relatif
renggang, luas tajuk pohon yang sempit dan ketinggian tempat rendah
membuat oksigen yang dihasilkan relative sedikit. Untuk itu kelestarian
hutan mutlak diperlukan.

Tabel 3.153
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)
1 Sangat Rendah 27,056.83 13.25
2 Rendah 36,446.60 17.85
3 Sedang 14,222.51 6.96
4 Tinggi 74,142.81 36.31
5 Sangat Tinggi 52,331.24 25.63

Total 204,200.00 100.00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-202
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.31
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

3.5.7 Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran dan Banjir


Siklus hidrologi (hydrologycycle), adalah pergerakan air dalam
hidrosfer yang meliputi proses penguapan (evaporasi), pendinginan massa
udara (kondensasi), hujan (presipitasi), dan pengaliran (flow). Siklus
hidrologi yang terjadi di atmosfer meliputi terbentuknya awan hujan,
terbentuknya hujan, dan evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi.
Sedangkan siklus hidrologi yang terjadi di biosfer dan litosfer yaitu
ekosistem air yang meliputi aliran permukaan. Ekosistem air tawar, dan
ekosistem air laut. Siklus hidrologi yang normal akan berdampak pada
pengaturan tata air yang baik untuk berbagai macam kepentingan
seperti penyimpanan air, pengendalian banjir, dan pemeliharaan
ketersediaan air. Pengaturan tata air dengan siklus hidrologi sangat
dipengaruhi oleh keberadaan tutupan lahan dan fisiografi suatu kawasan.
Pulau Kalimantan yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan
merupakan potensi untuk recharge area. Recharge area yang relative luas
akan meningkatkan cadangan air bersih. Ekoregion pegunungan dan
perbukitan structuraldan dataran fluvial mempunyai potensi tinggi untuk

III-203
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

pengaturan tata air.Berturut-turut memiliki persentase 25,87%, 12,06 %


dan 5,83%. (Sumber: P3EK KLHK 2015). Pegunungan dan perbukitan
yang penggunaan lahannya hutan mempunyai potensi tinggi untuk
menyerap air. Vegetasi di kawasan hutan menampung air hujan dan
mengalirkannya dalam tanah sehingga menjadi cadangan air tanah.
Semakin tinggi kerapatan vegetasi maka air hujan yang dapat ditangkap
semakin banyak. Perbukitan berpenggunaan lahan ladang dan semak
belukar memiliki potensi sedang. Kerapatan vegetasi yang relative rendah
serta luas tajuk pohon sempit membuat air hujan yang dapat ditangkap
relative sedikit. Air hujan akan menjadi run-off dan langsung masuk ke
sistem sungai. Penggunaan lahan permukiman memiliki hypotensi yang
rendah untuk mengatur tata air. Sebagian besar lahan di permukiman
sudah diperkeras oleh aspal, semen atau bahan lain. Hal tersebut akan
menghalangi air hujan untuk masuk ke dalam tanah sehingga dapat
mengurangi cadangan air. Air tanah akan menjadi run-off sehingga
langsung masuk ke sungai atau menjadi genangan. Kelestarian hutan
sebagai recharge area merupakan hal penting agar cadangan air relative
stabil.
Hutan diperbukitan dan pegunungan merupakan recharge area.
Vegetasi yang rapat dan tajuk yang luas membuat air hujan yang terserap
semakin banyak. Air akan ditampung oleh tumbuhan dan dialirkan ke
dalam tanah. Air hujan akan diserap langsung oleh tanah tanpa melalui
tumbuhan langsung menuju akuifer. Aliran air tanah akan menuju ke
wilayah yang lebih rendah akibat gravitasi. Hal tersebut menyebabkan
ketersediaan air di dataran rendah dapat terpenuhi. Kawasan karst di
Kalimantan kurang baik untuk pengaturan tata air. Batu gamping yang
ada di karst memiliki pori batuan lebar sehingga air akan langsung
masuk kedalam tanah. Aliran permukaan jarang ditemukan di kawasan
karst walaupun menyimpan potensi sungai bawah tanah. (Sumber: P3EK
KLHK 2015).

III-204
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.154
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran dan Banjir

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 19,374.94 9.49
2 Rendah 41,293.55 20.22
3 Sedang 50,596.85 24.78
4 Tinggi 30,269.45 14.82
5 Sangat Tinggi 62,665.21 30.69

Total 204,200.00 100.00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.32
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran dan Banjir

3.5.8 Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan dari


Bencana Alam
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Penyelenggaraan penanggulangan bencana

III-205
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

adalah serangkaianupaya yang meliputi penetapan kebijakan


pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Pencegahan bencana adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman
bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
Perkembangan suatu wilayah akan meningkatkan kebutuhan lahan
sebagai tempat tinggal dan beraktivitas ekonomi, adapun ketersediaan
lahan yang ada tidak mengalami perkembangan. Penduduk terpaksa
menempati lokasi yang tidak layak huni seperti di daerah perbukitan dan
lereng pegunungan. Aktivitas masyarakat tersebut menyebabkan tingkat
kerawanan bencana menjadi semakin meningkat, manakala lahan
dieksploitasi secara berlebihan tanpa memperhatikan daya dukung
lahan.

Tabel 3.155
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan dari Bencana Alam

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)

1 Sangat Rendah 58.04 0.03

2 Rendah 29,117.67 14.26

3 Sedang 32,914.55 16.12

4 Tinggi 75,284.19 36.87

5 Sangat Tinggi 66,825.55 32.73

Total 204,200.00 100.00


Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-206
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.33
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan dari Bencana Alam

3.5.9 Jasa Ekosistem Pengaturan Permurnian Air


Ekosistem pemurnian air ini mencakup aspek kapasitas badan air
dalam mengencerkan, mengurangi dan menyerap p e n c e m a r a n . Tujuan
dari analisis daya tampung lingkungan hidup layanan ekosistem
pemurnian air ini yaitu untuk meningkatkan konservasi sumber daya air,
pengendalian beban pencemaran serta peningkatan kualitas sumber-
sumber air.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang
jauh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu
aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak serta tersedianya air
pada musim kemarau.Konservasi tanah dan air sangat erat hubungannya
karena setiap perlakuan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata
air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu,
berbagai tindakan konservasi tanah adalah tindakan konservasi air.

III-207
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.156
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Permurnian Air

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 15,962.03 7.82
2 Rendah 45,174.07 22.12
3 Sedang 3,731.55 1.83
4 Tinggi 92,259.34 45.18
5 Sangat Tinggi 47,073.01 23.05
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.34
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Pemurnian Air

3.5.10 Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan penguraian


limbah
Ekosistem pengolahan dan penguraian limbah ini mencakup aspek
kapasitas lokasi dalam menetralisir, serta mengurangi dan menyerap limbah dan
sampah. Tujuan dari analisis daya tampung lingkungan hidup layanan ekosistem
pengolahan dan penguraian limbah ini yaitu untuk meningkatkan manajemen
sampah berkelanjutan, manajemen 3R, pningkatan kapasitas masyarakat dalam

III-208
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

penanganan limbah, peran serta industri dalam pengolahan limbah dan


peningkatan bio indicator.

Tabel 3.157
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan penguraian
limbah

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 126.47 0.06
2 Rendah 21,519.42 10.54
3 Sedang 21,867.01 10.71
4 Tinggi 126,454.10 61.93
5 Sangat Tinggi 34,233.00 16.76
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.35
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Pengolahan dan penguraian

3.5.11 Jasa Ekosistem Pemeliharaan Kualitas Udara


Ekosistem pemeliharaan kualitas udara ini mencakup aspek kapasitas
mengatur 209ampin kimia udara. Tujuan dari analisis daya 209ampinglingkungan

III-209
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

hidup layanan ekosistem pemeliharaan kualitas udara ini yaitu untuk penurunan
beban pencemaran udara, peningkatan kualitas lingkungan udara perkotaan,
pengendalian sumber-sumber pencemaran udara dan penurunan emisi karbon.

Tabel 3.158
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 14,151.56 6.93
2 Rendah 53,777.24 26.34
3 Sedang 34,912.60 17.10
4 Tinggi 44,542.38 21.81
5 Sangat Tinggi 56,816.22 27.82
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.36
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara

3.5.12 Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami


Ekosistem pengaturan penyerbukan alami ini mencakup aspek distribusi
habitat spesies pembantu proses penyerbukan alam. Tujuan dari analisis daya
tampung lingkungan hidup layanan ekosistem pengaturan penyerbukan alami ini

III-210
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

yaitu untuk konservasi hutan, taman keanekaragaman hayati, perlindungan


spesies alami dan pelestarian habitat.

Tabel 3.159
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 12,572.38 6.16
2 Rendah 21,235.76 10.40
3 Sedang 33,593.71 16.45
4 Tinggi 67,639.74 33.12
5 Sangat Tinggi 69,158.41 33.87
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.37
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Penyerbukan Alami

3.5.13 Jasa Ekosistem Pengendalian Hama dan Penyakit


Ekosistem pengendalian hama dan penyakit ini mencakup aspek
distribusihabitat spesies trigger dan pengendali hama dan penyakit. Tujuan dari
analisis daya tampung lingkungan hidup layanan ekosistem pengendalian hama
dan penyakit ini yaitu untuk meningkatkan pengendalian hama dan penyakit
tanaman, rekayasa habitat dan bioteknologi untuk kelestarian lingkungan.

III-211
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tabel 3.160
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Hama dan Penyakit

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 54.97 0.03
2 Rendah 12,859.71 6.30
3 Sedang 19,559.75 9.58
4 Tinggi 101,761.29 49.83
5 Sangat Tinggi 69,964.28 34.26
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.38
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pengaturan Hama dan Penyakit

3.5.14 Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang Hidup


Ekosistem memberikan manfaat positif bagi manusia khususnya
ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera. Ruang hidup ini didukung oleh
kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi sehingga memberikan
dukungan kehidupan baik secara sosial, ekonomi maupun budaya. Jasa
ekosistem sebagai tempat tinggal dan ruang hidup secara sosial sangat

III-212
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan geografis serta peluang


pengembangan wilayah yang lebih besar.

Tabel 3.161
Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang
Hidup

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 2,088.89 1.02
2 Rendah 21,699.84 10.63
3 Sedang 103,729.88 50.80
4 Tinggi 42,148.21 20.64
5 Sangat Tinggi 34,533.18 16.91
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.39
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Tempat Tinggal dan Ruang

3.5.15 Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotorurism


Ekosistem menyediakan fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai
tertentu yang menjadi daya tarik wisata. Berbagai macam bentuk bentang
alam dan keunikan flora dan fauna serta keanekaragaman hayati yang
terdapat dalam ekosistem memberi ciri dan keindahan bagi para
wisatawan. Dari sisi ekonomi, akan diperoleh banyak keuntungan

III-213
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

bahkan menjadi sumber devisa negara yang besar. Variasi bentangalam


berpengaruh besar terhadap nilai jasa budaya rekreasi dan ekotourisme.
Ekosistem rekreasi dan ecotourism tinggi adalah ekoregion
pegunungan,perbukitan, dataran pantai dan dataran struktural. Daerah
pegununganbiasanya memiliki tutupan lahan dominan berupa hutan,
sehingga memberikan pemandangan yang indah dan memiliki udara
serta suasanayang menyegarkan. Daerah pegunungan struktural dan
intrusif dapatdikembangkan sebagai daerah wisata pegunungan seperti
untukpengembangan wisata outbond, ecotourism kebun, camping ground
maupun wisata edukasi. Daerah perbukitan karst mempunyai
potensiuntuk pengembangan jasa rekreasi minat khusus karena
mempunyaifenomena alam yang unik seperti gua, stalagmit, stalaktit dan
sungaibawah tanah. Sedangkan dataran pantai yang berbatasan dengan
lautmemberikan panorama pantai yang indah dan berbagai potensi
wisata lautyang dapat dikembangkan sebagai kegiatan pariwisata, seperti
diving, snorkeling, water park.

Tabel 3.162
Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotorurism
No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)

1 Sangat Rendah 25,239.75 12.36

2 Rendah 37,124.82 18.18

3 Sedang 83,523.27 40.90

4 Tinggi 58,022.90 28.41

5 Sangat Tinggi 289.27 0.14


Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.40
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Rekreasi dan Ecotorurism

III-214
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.5.16 Jasa Ekosistem Budaya Estetika


Estetika keindahan alam terbentuk dari perpaduan berbagai
bentang alam yang masing-masing memiliki keindahan dan keunikan
tersendiri. Penyediaan estetika keindahan alam ini bergantung pada
kondisi saat ini apakah masih dalam keadaan baik ataukah sudah
mengalami banyak kerusakan.

Tabel 3.163
Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Estetika

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 59,681.06 29.23
2 Rendah 95,983.24 47.00
3 Sedang 42,958.51 21.04
4 Tinggi 5,278.21 2.58
5 Sangat Tinggi 298.98 0.15
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.41
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Budaya Estetika

III-215
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.5.17 Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah dan


Pemeliharaan Kesuburan
Ekosistem pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan kesuburan ini
mencakup aspek kesuburan tanah yang terdapat di
Kabupaten G r o b o g a . Tujuan dari analisis daya dukung dan daya
tampung layanan ekosistem pembentukan lapisan tanah & pemeliharaan
kesuburan ini yaitu untuk meningkatkan kualitas tanah dengan menggunakan
konservasi tanah dan air, serta untuk meningkatkan kesuburan dan
produksi tanah.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di
planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup.
Tanahadalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar.Tanah
merupakanhasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang
bercampurdengan bahan organik.Tanah mengandung partikel batuan
atau mineral,bahan organik (senyawa organik dan organisme) air dan
udara.Mineral merupakan unsur utama tanah yang terbentuk dari
padatan anorganikdan mempunyai komposisi homogen.Ekosistem
memberikan jasapendukung berupa pembentukan lapisan tanah dan
pemeliharaankesuburan yang bervariasi antar lokasi.Lokasi yang
memiliki jenis batuancepat lapuk, dengan kondisi curah hujan dan

III-216
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

penyinaran matahari yangtinggi akibat bentuk permukaan bumi serta


didukung oleh keberadaanorganisme dalam tanah dan tumbuhan
penutup tanah maka pembentukan tanah semakin cepat.
Ekosistem memberikan jasa pendukung berupa pembentukan
lapisan tanah dan pemeliharaan kesuburan yang bervariasi antar lokasi.
Lokasi yang memiliki jenis batuan cepat lapuk, dengan kondisi curah
hujan dan penyinaran matahari yang tinggi akibat bentuk permukaan
bumi, serta didukung oleh keberadaan organisme dalam tanah dan
tumbuhan penutup tanah menyebabkan proses pembentukan tanah
semakin cepat. Kondisi tanah antara lain: Jenis tanah subur, curah
hujan tinggi, organisme tanah kompleks, vegetasi lahan hutan memiliki
potensi yang tinggi.

Tabel 3.164
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan
Tanah dan Pemeliharaan Kesuburan

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 12,890.23 6.31
2 Rendah 43,014.28 21.06
3 Sedang 41,547.77 20.35
4 Tinggi 70,382.78 34.47
5 Sangat Tinggi 36,364.94 17.81
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-217
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.42
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Pembentukan Lapisan Tanah
dan Pemeliharaan Kesuburan

3.5.18 Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara


Ekosistem pendukung Siklus hara (nutrient) ini mencakup aspek
kesuburan tanah, dan tingkat produksi pertanian
y a n g a d a . Tujuan dari analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup pada layanan ekosistem ini yaitu meningkatan kualitas tanah dengan
teknologi sistem cocok tanam yang ada, pengkonservasani tanah dan tanaman
untuk peningkatan unsur hara dan adanya pengaturan pola tanam yang ada.
Siklus hara dalam suatu ekosistem merupakan proses yang
terintegrasi dari pergerakan/pemindahan energi dan hara didalam
ekosistem itu sendiri dan juga interaksinya dengan atmosfir,
biosfir,geosfir dan hidrosfir. Energi yang dibutuhkan untuk
menggerakkan siklushara ini didapatkan dari proses yang terjadi pada
biosfir yaitu proses fotosintesis. Siklus hara adalah suatu proses suplai
dan penyerapan darisenyawa kimia yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan metabolisme. Hara essensial yang dibutuhkan oleh
tumbuhan tinggi adalah unsur bahanan organik alam. Kebutuhan akan

III-218
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

bahan anorganik bagi tumbuhan tinggi(pohon) membedakannya dengan


organisme lainnya seperti manusia, hewan dan beberapa mikroorganisme
yang membutuhkan bahan makanan organik (Mengel et al,. 1987).
Menurut Binkley (1987) bahwa proses siklus hara mencakup proses
mikroklimat, kualitas kimia dari bahan organik, status kimia dari tanah
dan aktivitas binatang.
Ekosistem secara alamiah memberikan unsur-unsur hara yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui serapan haranya
dan kemudian diakumulasi dalam jaringan tumbuhan dan kembali lagi
ketanah baik langsung atau tidak langsung sebagai bahan organik.
Proses dari serapan hara, akumulasi hara pada tubuh tumbuhan dan
kembali ke tanahmelalui siklus yang bervarisi sesuai dengan kondisi
tumbuhan, iklim dan jenis tanahnya sendiri sehingga pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan tingkat produksi pertanian
yang tinggi. Hara diperlukan untuk produksi bahan organik baik pada
tingkat trofik produser ataupun konsumer yang umumnya berada dalam
lingkungan abiotik dengan konsentrasi yang lebih rendah dari pada yang
dibutuhkan untuk aktivitas pertumbuhan. Meskipun begitu, organisme di
dalam ekosistemyang tua seperti hutan berisi hara dalam konsentrasi
dengan jumlah yang besar dan bernilai.

Tabel 3.165
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 57.80 0.03
2 Rendah 13,014.18 6.37
3 Sedang 65,768.94 32.21
4 Tinggi 93,398.18 45.74
5 Sangat Tinggi 31,960.90 15.65
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-219
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.43
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Siklus Hara

3.5.19 Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer


Ekosistem dapat berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengikat
karbon. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang menyerap
karbondioksida untuk pembuatan makanan melalui proses fotosintesis
menghasilkan oksigen yang diperlukan makhluk hidup di bumi untuk
beraktivitas dan memungkinkan tumbuhnya banyak habitat spesies.
Jasa produksi oksigen bervariasi antarlokasi dan berhubungan erat
dengan keberadaan vegetasi dan hutan.
Ekosistem memberikan jasa produksi primer berupa kroduksi
oksigen dan penyediaan habitat spesies. Produksi oksigen memberikan
dukungan bagi seluruh kehidupan makhluk. Tanpa adanya oksigen maka
tidak akan ada kehidupan. Ekosistem memberikan jasa penghasil
oksigen sekaligus mengurangi kadar karbondioksida dan populasi udara
di bumi. Keberadaan vegetasi seperti hutan yang menyerap
karbondioksida untukpembuatan makanan (fotosintesis). Hasil dari
fotosintesis adalah oksigen. Inilah gas yang diperlukan makhluk hidup di
bumi untuk beraktivitas dan memungkinkan tumbuhnya banyak habitat

III-220
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

spesies.Jasa produksi oksigen bervariasi antar lokasi dan berhubungan


erat dengan keberadaan vegetasi dan hutan.

Tabel 3.166
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 57.80 0.03
2 Rendah 10,870.38 5.32
3 Sedang 20,763.03 10.17
4 Tinggi 82,090.59 40.20
5 Sangat Tinggi 90,418.19 44.28
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

Gambar 3.44
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Produksi Primer

3.5.20 Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas


Biodiversitas adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup
dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologis yang
merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, di antara spesies, dan ekosistem.

III-221
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Ekosistem telah memberikan jasa keanekaragaman hayati


(biodiversity) di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk
diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks
ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies danekosistem yang
menjadi habitat perkembangbiakan flora fauna. Semakin tinggi karakter
biodiversitas maka semakin tinggi fungsi dukungan ekosistem terhadap
perikehidupan. Seiring semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka
meningkat pula kebutuhan sumberdaya alam hayati yang berakibat pada
menurunnya sumberdaya alam hayati tersebut apabila tidak dikelola
secara lestari atau dikenal dengan degradasi sumberdaya alam dan
lingkungan. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pengelolaan sumberdaya
alam hayati secara berkelanjutan menjadi prioritas. Mengingat,
kebutuhan akan sumberdaya alam hayati sangat tergantung pada kondisi
suatu wilayah, maka dalam pelaksanaan pengelolaannya diperlukan
pemahaman terhadap nilai keanekeragaman hayati sebagai sumberdaya
alam hayati sesuai dengan wilayahnya. Nilai keanekaragaman hayati
mencakup tingkat keragamanan dan kelimpahan, sehingga dapat menjadi
acuan dalam pengelolaan kawasan untuk mendukung konservasi
keanekaragaman hayati yang ada di dalam wilayah kelola suatu unit
pengelolaan atau unit usaha.

Tabel 3.167
Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas

No. Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Sangat Rendah 4,537.52 2.22
2 Rendah 31,422.03 15.39
3 Sedang 32,413.31 15.87
4 Tinggi 98,987.99 48.48
5 Sangat Tinggi 36,839.15 18.04
Total 204,200.00 100.00
Sumber: Daya Dukung dan Daya Tampung Ekorigion Kalimantan KLHK 2015 diolah

III-222
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Gambar 3.45
Peta Daya Dukung Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas

3.6 Sumber Daya Alam


Berdasarkan kondisi SDA (penutupan lahan, lahan kritis dan
kerawanan bencana), maka para pemangku kepengentingan pada uji
publik tahap 1 disepakati diperoleh isu Utama sebagi berikut:

3.6.1 Penutupan Lahan


Aspek SDA penutupan lahan diantaranya:
1. Perubahan penggunaan lahan
2. Budidaya perkebunan rakyat
3. Pemanfaatan SDA kurang efisien
4. Pertumbuhan ekonomi
Tabel 3.168
Sumber Daya Alam Penutupan Lahan
Persentase
No. Tutupan Lahan Luas (ha) (%)
Hutan lahan kering
1 primer 187,729.38 9.19
Hutan lahan kering
2 sekunder 550,006.12 26.93

3 Hutan tanaman 7,217.58 0.35


4 Semak belukar 127,009.19 6.22

III-223
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Persentase
No. Tutupan Lahan Luas (ha) (%)

5 Perkebunan 68,077.45 3.33

6 Pemukiman 3,450.58 0.17

7 Tanah terbuka 40,467.89 1.98

8 Tubuh air 17,027.00 0.83


Hutan mangrove
9 sekunder 5,337.10 0.26

10 Hutan rawa sekunder 475,023.29 23.26

11 Semak belukar rawa 251,234.79 12.30

12 Pertanian lahan kering 26,756.89 1.31


Pertanian lahan kering
13 campur semak 190,869.11 9.35

14 Sawah 20,042.55 0.98

15 Transmigrasi 1,239.34 0.06

16 Tambang 26,222.84 1.28

17 Rawa 44,288.90 2.17


Total 2,042,000.00 100.00
Gambar 3.46
Peta Sumber Daya Alam Penutupan Lahan

III-224
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3.6.2 Lahan Kritis

Aspek SDA lahan kritis diantaranya:


1. Kebakaran hutan dan Lahan
2. Perubahan penggunaan lahan
3. Budidaya perkebunan rakyat
4. Pencemaran lingkungan
5. Pemanfaatan SDA kurang efisien
6. Pengaturan tata aliran dan banjir

Tabel 3.169
Sumber Daya Alam Lahan Kritis

No Klasifikasi Luas (ha) Persentase (%)


1 Tidak Kritis 227,979.63 11.16
2 Potensial Kritis 729,339.29 35.72
3 Agak Kritis 153,730.19 7.53
4 Kritis 877,584.28 42.98
5 Sangat Kritis 53,366.61 2.61
Total 2,042,000.00 100.00
Gambar 3.47
Peta Sumber Daya Alam Lahan Kristis

3.6.3 Kerawanan Bencana

Aspek SDA kerawanan bencana diantaranya:


1. Perubahan penggunaan lahan
2. Pemanfaatan SDA kurang efisien

III-225
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

3. Kebakaran hutan dan Lahan


4. Pencemaran lingkungan
5. Kemiskinan
6. Budidaya perkebunan rakyat
Gambar 3.48
Peta Sumber Daya Alam Rawan Bencana

3.7 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Berdasarkan Indikator capaian TPB diperoleh isu Utama sebagi


berikut:

a. Pilar Sosial :
1) Kehidupan Sehat Sejahtera
2) Pendidikan
b. Pilar Ekonomi :
1) Infrastruktur transportasi
2) Budidaya perkebunan rakyat
c. Pilar Lingkungan :
1) Penyediaan air bersih dan sanitasi
2) Pencemaran Lingkungan

III-226
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RPJMD KABUPATEN KATINGANTAHUN 2018 – 2023

Tim pembuat KLHS RPJMD melakukan pengkajian pembangunan


berkelanjutan terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
yang ditetapkan pemerintah pusat. pengkajian pembangunan
berkelanjutan dilakukan melalui identifikasi, pengumpulan dan analisis
data yang mencakup: 1) kondisi umum daerah; 2) capaian indikator
tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) yang relevan; dan 3)
pembagian peran antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Ormas,
Filantropi, Pelaku Usaha, serta Akademisi dan pihak terkait lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, maka tujuan,
Target dan Indikator TPB pada KLHS RPJMD Kabupaten Katingan
disajikan pada Tabel 3.170 sedangkan Capaian TPB setiap indicator
disajikan pada Tabel 3.171.

III-227

Anda mungkin juga menyukai