MODUL DIKLAT
PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP
Diterbitkan oleh :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kawasan Puspiptek, Jl. Raya Puspiptek, Serpong
Tangerang 15314
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (selanjutnya disingkat dengan UU 23/1997),
dan peraturan-peraturan turunannya menetapkan ketentuan
yang antara lain berkenaan dengan larangan, kewajiban,
dan/atau persyaratan.
Untuk mengetahui dan memastikan bahwa larangan,
kewajiban, dan/atau persyararan termaksud di atas ditaati
maka perlu dilakukan pengawasan, sesuai dengan kaidah
command and control. Ketentuan mengenai pengawasan
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup (environmental
inspection), yang disingkat dengan pengawasan lingkungan
hidup, diatur dalam Pasal 22 UU 23/1997, sebagai berikut:
(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas
ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;
(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat menetapkan
pejabat yang berwenang melakukan pengawasan;
(3) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada
Pemerintah Daerah, Kepala Daerah menetapkan
pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, yang mendapat mandat
UU tersebut, kemudian menetapkan bahwa pejabat yang
berwenang melakukan pengawasan, sebagaimana dimaksud
Pasal 22 tersebut di atas, adalah Pejabat Pengawas
B. Deskripsi Singkat
Pembahasan modul ini meliputi uraian tentang pengertian
strategi dalam rangka pelaksanaan pengawasan lingkungan
hidup, penentuan (determinasi) tolok-ukur ketaatan dalam
konteks pengendalian pencemaran air, dan tata-laksana
pengawasan lingkungan hidup yang sistematis, efektif dan
efisien untuk mencapai sasaran serta tujuannya pada konteks
pengendalian pencemaran air.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan dapat
memiliki kompetensi yang memadai sebagai calon PPLH atau
PPLHD dalam menjelaskan strategi untuk melaksanakan
pengawasan lingkungan hidup, terutama dalam rangka
penaatan ketentuan yang berkenaan dengan pengendalian
pencemaran air dan pengendalian perusakan lingkungan
perairan.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata Diklat ini peserta mampu menjelaskan
dasar hukum dan kebijakan yang spesifik berkenaan dengan
pengendalian pencemaran air, tolok ukur penaatannya, tata-
cara pengawasan dalam rangka menegakkan penaatan
hukum administratif yang berkenaan dengan air limbah
dan pengendalian pencemaran air, serta cara melakukan
identifikasi sumber-sumber pencemaran air pada setiap jenis
kegiatan dan/atau usaha.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
“Strategi Pengawasan Bidang Air” adalah salah satu mata
diklat dari Diklat “Pengawas Lingkungan Hidup”, dengan
materi pokok sebagai berikut :
1. Batasan Pengertian
Berikut ini beberapa istilah dan batasan pengertiannya,
serta penjelasan singkat mengenai relevansinya dengan
pelaksanaan pekerjaan pengawasan lingkungan hidup.
Pendefinisian ini perlu diketahui mengingat bahwa dalam
pelaksanaan pekerjaan pengawasan lingkungan hidup
harus secara tepat menggunakan dasar hukum, antara lain
untuk menentukan tolok ukur ketaatan dan data/informasi
faktualnya.
● Air
Pengertian air dalam PP 82/2001 adalah seperti
diuraikan dalam Pasal 1, angka 1 sebagai berikut:
“Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di
bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air
fosil”.
Pengendalian
Pencemaran Air
STRATEGI
KONTEKSTUAL
UU, PP, Permen, Kepmen yang
berkenaan dengan pengendalian
pencemaran air
KERANGKA-KERJA
OPERASIONAL
A. Persiapan
Tahap persiapan operasi (pra operasi) pengawasan meliputi
kegiatan-kegiatan pokok antara lain:
1. Identifikasi dan inventarisasi usaha dan atau kegiatan yang
akan diawasi. Dalam konteks mata ajar ini adalah usaha/
kegiatan yang potensial menyebabkan pencemaran air
dan atau perusakan lingkungan hidup perairan.
2. Penentuan (determination) daftar kelompok sasaran (target
group) atau “target operasi” (disingkat “TO”) pengawasan
lingkungan hidup, dalam konteks pencemaran air dan
atau perusakan lingkungan hidup perairan.
3. Penentuan tolok ukur penaatan dari tiap usaha/kegiatan
dalam daftar termaksud diatas.
4. Pengumpulan data/informasi sekunder mengenai aktifitas
B. Pelaksanaan
Secara umum pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah
sebagaimana ditunjukkan secara diagram dalam Gambar
4.1. Pelaksanaan operasi pengawasan lingkungan hidup
mencakup pengawasan pada lokasi di dalam area usaha/
kegiatan yang bersangkutan, dan pada lokasi di luar area
usaha/kegiatan, yaitu lingkungan sekitar yang diperkirakan
akan terkena dampak dari usaha/kegiatan tersebut.
4
5
“PAMITAN” KEMBALI LABORATORIUM
e. Pertemuan penutup
Walaupun pertemuan penutup adalah dalam rangka
pamitan kepada perusahaan yang dikunjungi, namun
dalam pertemuan penutup dapat digunakan untuk
klarifikasi temuan yang didapat, meminta keterangan
tambahan, penandatanganan berita-berita acara
pengawasan lingkungan hidup.
a. Kedatangan di lokasi
Pengawas menemui aparatur atau tokoh masyarakat
setempat (pengurus RT, pengurus RW, Lurah) , kemudian
memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan
serta menunjukkan surat tugas.
C. Tindak Lanjut
Kegiatan utama adalah pendokumentasian secara baik
semua informasi yang diperoleh dari pengawasan termasuk
catatan pengawasan, foto, dan informasi lain yang relevan
serta penyusunan laporan pengawasan. Kegiatan tersebut
bertujuan agar semua temuan yang didapat dari pengawasan
dapat digunakan untuk menentukan status tingkat penaatan,
menentukan tindakan atau langkah berikutnya, misalnya,
untuk membantu dalam rangka proses penegakan hukum.
A. Rangkuman
Pengawasan lingkungan hidup merupakan mandat UU
23/1997, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 22, yang
pelaksanaaannya didelegasikan pada PPLH dan atau
PPLHD.
Tujuan pengawasan lingkungan hidup adalah untuk
memantau, mengevaluasi dan menetapkan status ketaatan
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap:
1. Kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan di bidang pengendalian pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup.
2. Kewajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan
dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum
dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau persyaratan
lingkungan yang tercantum dalam izin yang terkait.
Ketaatan termaksud di atas antara lain adalah penaatan
dalam konteks pengendalian pencemaran air dan
pengendalian perusakan lingkungan perairan. Indikator
keberhasilan pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup
adalah sebagaimana dinyatakan dalam sasarannya, yaitu
untuk mendapatkan data dan informasi secara umum berupa
fakta-fakta yang menggambarkan kinerja atau status ketaatan
suatu usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pengendalian pencemaran lingkungan
dan atau kerusakan lingkungan, serta perizinan yang terkait.
Data dan informasi tersebut harus diperoleh melalui proses
B. Evaluasi
1. Peraturan perundang-undangan yang melandasi
pengawasan lingkungan hidup secara garis besar
meliputi dua ranah (domain). Ranah pertama adalah
yang berkenaan dengan mandat untuk melaksakan
pengawasan, dan ranah kedua adalah adalah yang
berkenaan dengan tolok ukur ketaatan. Jelaskan kedua
ranah hukum tersebut.
2. Jelaskan sasaran pengawasan lingkungan hidup, siapa
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG ANCAMAN
S-T S-O
ANCAMAN PELUANG
(-) (+)
W-T W-O
KELEMAHAN
(-)
POSISI RESULTANTE
TIPLOGI STRATEGI
FAKTOR-FAKTOR KUNCI
Strategi Diversifikasi:
II S-T Mobilisasi, pembaharuan,
dan/atau inovasi.
Pabrik
Tekstil PT. Warnatex
Titik B
(Titik Pembuangan)
Neraca
Pemantauan Pemantauan
Massa
Tersedianya
data CCOD = 10 mg/L ? 12
kualitas
Tersedianya
Debit, Q = 10
data ? ?
m3/dtk
kuantitas
Evaluasi BMAL
Di titik A :
• Laju alir, Q = 10 m3/dtk,
• konsentrasi parameter COD, CCOD = 10 mg/L
Kadar COD di A (10 mg/L) < BMA (25 mg/L)
Kesimpulan?
Di Zona C:
• Laju alir, Q = 10 + 0,2 = 10,2 m3/dtk
• konsentrasi parameter COD, CCOD = ((10 x 10) +( 0,2
x 400))/10,2
= 17,64 mg/L
Kadar COD di zona C (17,64 mg/L) < BMA (25 mg/L)
Kesimpulan?
•
Aliran limbah Y:
Laju alir, Q = 0,2 m3/dtk,
konsentrasi parameter COD, C = 400 mg/L
• BMAL :
COD = 150 mg/L
Debit limbah maksimum = 100 m3/ton produk
Beban pencemaran maksimum = 15 kg/ton
produk
Produksi bulanan senyatanya = 7500 ton/bulan
Hari produksi bulanan senyatanya = 30 hari/bulan
Evaluasi :
debit perbulan = 0,2 x 3600 x 24 x 30 = 518400 m3/bulan
Debit limbah maksimum aktual = (518400 m3/bulan)/(7500
ton/bulan) = 69,12 m3/ton produk