WALIKOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS SAKSI
ADMINISTRATIF KEPADA PEMILIK GUDANG YANG
TIDAK MELAKUKAN PENDAFTARAN GUDANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Tangerang.
2. Walikota adalah Walikota Tangerang.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah Kota Tangerang yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
6
daerah otonom.
4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD
adalah Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya dibidang perdagangan.
5. Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Kepala Dinas adalah kepala Dinas yang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya dibidang perdagangan
6. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan/
atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum,
tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang
yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri.
7. Pemilik Gudang adalah perorangan atau badan usaha yang
memiliki Gudang baik untuk dikelola sendiri maupun untuk
disewakan.
8. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalah
bukti pendaftaran Gudang yang diberikan kepada Pemilik Gudang.
9. Gudang Tertutup adalah Gudang yang merupakan bangunan
tertutup yang menggunakan pendingin atau tidak menggunakan
pendingin.
10. Gudang Terbuka adalah Gudang yang merupakan lahan terbuka
dengan batas-batas tertentu.
11. Gudang Berbentuk Silo atau Tangki adalah suatu ruangan tempat
khusus untuk menyimpan barang dalam bentuk cair, gas, curah,
atau biji-bijian yang konstruksinya terbuat dari baja, besi,
aluminium, beton, atau kayu yang fungsi dan kekuatannya
disesuaikan dengan karakteristik barang yang disimpan.
12. Pengelola Gudang adalah Pelaku Usaha yang melakukan usaha
penyimpanan barang yang ditujukan untuk diperdagangkan, baik
Gudang milik sendiri maupun Gudang milik pihak lain.
13. Usaha Pergudangan adalah kegiatan jasa pergudangan yang
7
Pasal 2
9
Pasal 3
Pengolongan gudang terdiri dari:
a. Gudang Tertutup Golongan A;
b. Gudang Tertutup Golongan B;
c. Gudang Tertutup Golongan C;
d. Gudang Tertutup Golongan D;dan
e. Gudang Terbuka.
Pasal 4
(1) Gudang Tertutup Golongan A sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf a. dengan kriteria:
a. luas 100 m2 (seratus meter persegi) sampai dengan 1.000 m2
(seribu meter persegi); dan
b. kapasitas penyimpanan antara 360 m2 (tiga ratus enam
puluh meter kubik) sampai dengan 3.600 m3 (tiga ribu enam
ratus meter kubik).
(2) Gudang Tertutup Golongan B sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf b. dengan kriteria:
a. luas lebih dari 1.000 m2 (seribu meter persegi) sampai
dengan 2.500 m2 (dua ribu lima ratus meter persegi); dan
10
BAB II
PEMBERIAN SANKSI
Pasal 5
Pemberian Sanksi Administratif diberikan kepada Pemilik Gudang yang
melanggar Ketentuan:
a. Pemilik gudang yang tidak mendaftarkan gudang miliknya; dan
b. tidak sesuaian yang didaftarkan dengan penggolongan Gudang
menurut luas dan Kapasitas penyimpanan;
Pasal 6
Sanksi Administratif yang diberikan sebagaimana dimaksud pasal 5
meliputi:
a. peringatan tertulis;
b. penutupan Gudang sementara;dan
11
c. denda administratif.
Pasal 7
(1) Sanksi Administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud pasal 6 huruf a dengan ketentuan dikenakan paling
banyak dua kali dengan masing-masing jangka waktu peringatan
14 hari
(2) Sanksi Administratif berupa penutupan Gudang Sementara
sebagaimana dimaksud pasal 6 huruf b dengan ketentuan:
a. setelah jangka waktu peringatan tertulis pemilik Gudang
belum memperoleh Tanda Daftar Gudang atau tidak
memperbaiki informasi yang diberikan terkait luas dan
Kapasitas penyimpanan maka dilakukan penutupan Gudang
Sementara;
b. penutupan Gudang sementara dilakukan hingga pemilik
gudang memperoleh Tanda Daftar Gudang; dan
c. pemilik gudang yang dikenai sanksi penutupan gudang
sementara dapat melakukan pengeluaran barang dari gudang
tetapi dilarang melakukan pemasukan barang ke dalam
gudang
(3) Sanksi Administratif berupa denda administratif sebagaimana
dimaksud pasal 6 huruf c dengan ketentuan:
a. denda adminstratif diberikan pada saat penutupan Gudang
Sementara telah berjalan 30 (tiga puluh) hari pemilik gudang
belum memperoleh Tanda Daftar Gudang;
b. denda administratif yang diterima pemerintah daerah menjadi
pendapatan asli daerah; dan
c. Penetapan besaran denda administratif berdasarkan tabel
nilai denda keterlambatan terhitung setelah pemberlakuan
denda administratif atau setelah tiga puluh hari penutupan
gudang sementara.
12
BAB III
PELUNASAN DENDA
Pasal 8
Kententuan pelunasan denda administratif terhadap pelanggaran
ketentuan Tanda Daftar Gudang antara lain:
a. Dalam Surat Pemberitahuan penutupan Gudang sementara
pemerintah daerah memberikan klausul pengenaan denda ke
pemilik Gudang setelah 30 (tiga puluh) hari penutupan Gudang
sementara pemilik gudang belum memperoleh tanda daftar
gudang.
b. Pemilik gudang wajib melakukan pembayaran denda sebanyak
nilai waktu keterlambatan sesuai tabel nilai denda.
c. Pembayaran denda disetorkan ke Kas Daerah Kota Tangerang.
d. Pemilik gudang yang melaksanakan pendaftaran atau perbaikan
informasi Gudang untuk mendapatkan Tanda Daftar Gudang
setelah denda keterlambatan berjalan segera diberikan Tanda
Daftar Gudang.
e. Pembayaran denda administratif dapat diangsur selama bulan
tahun anggaran berjalan.
Pasal 9
(1) Surat Pemberitahuan penutupan Gudang sementara pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 pada huruf a
dengan ketentuan :
a. Pengenaan denda sebagai denda keterlambatan memperoleh
tanda daftar gudang; dan
b. Pengenaan denda terhitung hari ke 31(tiga puluh satu)
penutupan gudang sementara sebagai denda keterlambatan
hari ke-1 (satu).
13
BAB IV
PETUNJUK TEKNIS
Bagian Kesatu
Inventarisasi Data dan Informasi Gudang
Paragraf 1
Inventarisasi Data dan Informasi Gudang yang Telah Terbangun
Pasal 10
(1) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang untuk
mengetahui jumlah Gudang yang ada, luas dan kapasitas serta
penggolongan Gudang.
(2) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Informasi:
a. Data dan Informasi jenis kegiatan Gudang
b. Gudang yang memiliki dan belum memiliki Tanda Daftar
Gudang
c. Luas dan Kapasitas Gudang
d. Data dan Informasi Kepemilikan Gudang
e. Koordinat Lokasi Sebaran Gudang dan peta tematik
f. Kesesuaian Lokasi Gudang dengan Pola Ruang pada Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang
(3) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai:
a. Bahan Evaluasi untuk mengetahui perimbangan antara
Gudang yang memiliki Tanda Daftar Gudang dan yang belum
b. Sebagai bahan untuk penyelidikan upaya manipulasi data
dalam informasi pengajuan Tanda Daftar Gudang
15
Paragraf 2
Penetapan Data Dan Informasi Gudang Tidak Memiliki Tanda
Daftar Gudang
Pasal 11
(1) Hasil inventarisasi data dan Informasi Pergudangan Kota
Tangerang digunakan untuk mengetahui Gudang memilik/tidak
memiliki tanda daftar gudang yang memuat data dan informasi
mengenai:
a. Pemilik gudang yang tidak memiliki tanda daftar gudang
b. Luasan gudang yang dimiliki
c. Kapasitas penyimpanan gudang
d. Jenis gudang
e. Jangka waktu kegiatan pergudangan yang dilakukan
f. Lokasi
(2) Hasil inventarisasi data dan informasi pergudangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang digunakan sebagai data gudang yang
tidak memiliki tanda daftar gudang tersusun dengan kriteria:
16
Bagian Kedua
Tata Cara Penyelesaian
Pasal 12
(1) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 pada
ayat (3) berupa pengenaan tarif pajak/retribusi maksimal.
(2) Pengenaan tarif pajak/retribusi maksimal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa :
a. pengenaan tarif pajak maksimal pada setiap kewajibannya
akan pajak yang ditanggung;
b. pengenaan tarif retribusi maksimal pada layanan jasa umum,
jasa khusus, dan perizinan khusus; dan
c. pengenaan pajak progresif untuk ketinggian bangunan yang
melebihi dari ketinggian bangunan yang ditetapkan.
(3) Pengenaan disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan membatasi berkembangnya kegiatan yang tidak
diinginkan, diperbolehkan dengan pembatasan atau dengan syarat
dan waktu tertentu.
(4) Pengenaan disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
17
Bagian Ketiga
Surat Perintah Pelunasan
Pasal 13
(1) Pada saat kewajiban denda tidak dilakukan pelunasan pada saat
pelunasan denda telah jatuh tempo maka diterbitkan surat
perintah pelunasan.
(2) Surat perintah pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat berdasarkan hasil verifikasi administratif dan teknis
sekurang-kurang memuat:
a. Identitas Pemilik
b. Besaran tagihan yang harus dilunasi
c. Jangka waktu pelunasan
Bagian Ketiga
Tata Cara Perhitungan Denda Administratif
Pasal 14
(1) Denda Administratif ditetapkan berdasarkan formula perhitungan
pada tabel nilai denda yang tercantum dalam lampiran peraturan
Walikota ini.
(2) Nilai denda administratif yang dikenakan kepada pemilik gudang
yang tidak melakukan pendaftaran gudang setelah 30 (tiga puluh)
hari penutupan gudang sementara
(3) Setiap pemilik gudang yang atas inisiatif sendiri mendaftar tanda
Daftar gudang dan melunasi denda dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan setelah berlakunya Peraturan Walikota Tentang Sanksi
Tanda Daftar Gudang diberikan insentif berupa keringanan
pengenaan denda sebesar 25% (dua puluh lima persen)
18
BAB V
OBJEK DAN SUBJEK SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Objek Pengendalian tanda daftar gudang
Pasal 15
Objek pengendalian tanda daftar gudang adalah gudang yang belum
memiliki tanda daftar gudang.
Bagian Kedua
Subjek pemberian Sanksi Administratif
Pasal 16
Subjek pemberian Sanksi Administratif adalah Pemilik Gudang
BAB VI
PERANGKAT
Pasal 17
(1) Walikota sebagai perangkat yang menetapkan pengenaan sanksi
administratif melalui Keputusan Walikota.
(2) DPMPTSP sebagai perangkat yang menjalankan proses
pelaksanaan pengenaan sanksi.
(3) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah sebagai perangkat yang dapat mengusulkan kepada
DPMPTSP sesuai dengan urusan yang diembannya.
(4) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah merupakan perangkat yang memberikan pertimbangan
terhadap pengenaan sanksi administratif.
19
BAB VII
PROSEDUR PENERAPAN
Bagian Kesatu
Tahapan penerapan
Pasal 18
(1) Pengenaan sanksi administratif dalam pengendalian tanda daftar
gudang dilaksanakan dengan tahapan yang meliputi perencanaan,
pengusulan dan penetapan.
(2) Perencanaan pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan data dan
informasi hasi inventarisasi data dan informasi gudang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(3) Usulan pengenaan sanksi administratif disampaikan kepada
DPMPTSP setelah mendapatkan pertimbangan, penilaian dan
rekomendasi Kelompok Kerja yang dibentuk melalui Keputusan
Walikota.
(4) Penetapan pengenaan sanksi administratif melalui keputusan
walikota.
Bagian kedua
Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
Pasal 19
(1) Pembinaan terhadap penerapan pengenaan sanksi administratif
dilakukan oleh Kelompok kerja
(2) Pengendalian dan pengawasan teknis terhadap penerapan
pengenaan sanksi administratif dilaksanakan DPMPTSP bersama-
sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil Dan Menengah.
20
Bagian ketiga
Pelaporan
Pasal 20
(1) Kepala DPMPTSP memberikan rekapitulasi laporan pelaksanaan
pengenaan sanksi administratif kepada Walikota.
(2) Periode pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan setiap enam bulan sekali.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 21
(1) Penerapan pengenaan sanksi administratif dibiayai atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(2) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran penerapan
pengenaan sanksi administratif melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sesuai kemampuan keuangan Daerah.
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 22
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Daerah dapat diberikan kewenangan untuk melaksanakan
penyidikan terhadap pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana. Penyidik sebagaimana dimaksud adalah pejabat pegawai
negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
21
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23
Gudang yang sudah ada sebelum Peraturan Daerah ini berlaku, wajib
didaftarkan sesuai dengan Peraturan Daerah ini paling lambat 1 (satu)
tahun sejak Peraturan Daerah ini berlaku.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam norma, standar, prosedur dan
kriteria dalam Peraturan Walikota.
23
Pasal 25
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Walikota ini, dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kota Tangerang.
Ditetapkan di Tangerang
pada tanggal .. .......... ....
WALIKOTA TANGERANG,
............................
Diundangkan di Tangerang
pada tanggal .. .......... ....
SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG,
........................................
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR ...
TAHUN ....
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN
PETUNJUK TEKNIS SAKSI ADMINISTRATIF KEPADA
PEMILIK GUDANG YANG TIDAK MELAKUKAN
PENDAFTARAN GUDANG