Anda di halaman 1dari 25

1

WALIKOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG


NOMOR .. TAHUN ....
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS SAKSI
ADMINISTRATIF KEPADA PEMILIK GUDANG YANG TIDAK
MELAKUKAN PENDAFTARAN GUDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA TANGERANG,

Menimbang : a. Bahwa pasal 62 ayat (2) huruf b Peraturan


Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Bidang Perdagangan menyebutkan
kewenangan penerbitan Tanda Daftar Gudang
dilaksanakan oleh Menteri, Menteri melimpahkan
kewenangan penerbitan Tanda Daftar Gudang
kepada bupati/walikota;
b. bahwa pengendalian penerbitan Tanda Daftar
Gudang di Kota Tangerang perlu dilaksanakan
Sanksi Tanda Daftar Gudang ;
c. bahwa dalam rangka terciptanya tertib administratif
sanksi Tanda Daftar Gudang di Kota Tangerang;
d. bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 8
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2019
tentang Pengenaan Sanksi Administratif Kepada
Pemilik Gudang yang Tidak Melakukan Pendaftaran
Gudang, pelaksanaan sanksi administratif
2

dilaksanakan oleh bupati/walikota atau gubernur


untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuai
dengan kewenangannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan
huruf d pelu membentuk Peraturan Walikota
Tangerang tentang Petunjuk Pelaksanaan Dan
Petunjuk Teknis Saksi Administratif Kepada Pemilik
Gudang Yang Tidak Melakukan Pendaftaran
Gudang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Tahun 2000 Nomor
182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5233) sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun
3

2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 No.45, Tambahan Lembaran Negara
No. 5512), sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja;
7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun
2022 tentang Hubungan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
No.4, Tambahan Lembaran Negara No. 6757);
8. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
No. 238, Tambahan Lembaran Negara No. 6841);
4

9. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2019


tentang Pengenaan Sanksi Administratif Kepada
Pemilik Gudang yang Tidak Melakukan Pendaftaran
Gudang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 No.90, Tambahan Lembaran Negara
No. 6346) sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
No. 39, Tambahan Lembaran Negara No. 6641);
11. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 No.10);
12. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 90/M-
DAG/PER/12/2014 Tentang Penataan Dan
pembinaan Gudang(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014);
13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
16/M-Dag/PER/3/2016 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 90/M-
DAG/PER/12/2014 Tentang Penataan Dan
Pembinaan Gudang (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 No. 460);
14. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
sebagaimana telah diubah pertama dengan
Peraturan daerah Nomor 8 Tahun 2019 tentang
5

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun


2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, perubahan kedua dengan Peraturan daerah
Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua
Atas peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Pembentukan Dan Susunan perangkat
Daerah;
15. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Tangerang Tahun 2019-2023.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS SAKSI
ADMINISTRATIF KEPADA PEMILIK GUDANG YANG
TIDAK MELAKUKAN PENDAFTARAN GUDANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Tangerang.
2. Walikota adalah Walikota Tangerang.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah Kota Tangerang yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
6

daerah otonom.
4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD
adalah Perangkat Daerah yang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya dibidang perdagangan.
5. Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Kepala Dinas adalah kepala Dinas yang lingkup tugas dan
tanggungjawabnya dibidang perdagangan
6. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang tertutup dan/
atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum,
tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang
yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan sendiri.
7. Pemilik Gudang adalah perorangan atau badan usaha yang
memiliki Gudang baik untuk dikelola sendiri maupun untuk
disewakan.
8. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalah
bukti pendaftaran Gudang yang diberikan kepada Pemilik Gudang.
9. Gudang Tertutup adalah Gudang yang merupakan bangunan
tertutup yang menggunakan pendingin atau tidak menggunakan
pendingin.
10. Gudang Terbuka adalah Gudang yang merupakan lahan terbuka
dengan batas-batas tertentu.
11. Gudang Berbentuk Silo atau Tangki adalah suatu ruangan tempat
khusus untuk menyimpan barang dalam bentuk cair, gas, curah,
atau biji-bijian yang konstruksinya terbuat dari baja, besi,
aluminium, beton, atau kayu yang fungsi dan kekuatannya
disesuaikan dengan karakteristik barang yang disimpan.
12. Pengelola Gudang adalah Pelaku Usaha yang melakukan usaha
penyimpanan barang yang ditujukan untuk diperdagangkan, baik
Gudang milik sendiri maupun Gudang milik pihak lain.
13. Usaha Pergudangan adalah kegiatan jasa pergudangan yang
7

dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan melalui


pemanfaatan gudang miliknya sendiri, dan/ atau pihak lain untuk
mendukung/memperlancar kegiatan perdagangan barang.
14. Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
melakukan kegiatan usaha di bidang Perdagangan.
15. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat
dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat
diperdagangkan, dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh
konsumen atau Pelaku Usaha.
16. Tanda Daftar Gudang yang selanjutnya disingkat TDG adalah
bukti pendaftaran gudang yang diberikan kepada pemilik gudang.
17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengelola data dan/ atau keterangan lainnya
dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
pemilik gudang.
18. Sertifikat Laik Fungsi yang selanjutnya disingkat SLF adalah
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, kecuali untuk
bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, untuk
menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara
administratif maupun teknis, sebelum pemanfaatannya.
19. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat PTSP
adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan
nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan
wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan
perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya di mulai
dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen
8

yang dilakukan dalam satu tempat.


20. Perizinan Berusaha adalah izin usaha yang diberikan kepada
Setiap Orang sebagai legalitas untuk memulai dan menjalankan
usaha dan/ atau kegiatannya yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang dalam bentuk Izin Lokasi dan/ atau izin usaha
sebelum berlakunya Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
21. Pejabat yang berwenang adalah Pemerintah, Walikota yang
menerbitkan Tanda Daftar Gudang sebelum berlakunya Peraturan
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja
22. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk
memperoleh tanah dalam rangka penanaman modal yang berlaku
pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan
tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya.
23. Sanksi Administratif adalah perangkat sarana hukum administrasi
yang bersifat pembebanan kewajiban/ perintah dan/ atau
penarikan kembali Keputusan Tata Usaha Negara yang dikenai
kepada Setiap Orang atas dasar ketidaktaatan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan
24. Denda Administratif adalah Sanksi Administratif berupa
pembebanan kewajiban bagi Setiap Orang untuk melakukan
pembayaran sejumlah uang tertentu akibat pelanggaran ketentuan
Tanda Daftar Gudang.
25. Surat Peringatan adalah pemberitahuan tertulis yang dikeluarkan
oleh Walikota terhadap tindakan pelanggaran oleh Setiap
Orang karena tidak melaksanakan Sanksi Administratif
26. Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Peraturan
Walikota adalah Peraturan Walikota Kota Tangerang.

Pasal 2
9

(1) Setiap pemilik Gudang wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari


Pemerintah Pusat. perizinan berusaha dalam usaha Pergudangan
dinamakan Tanda Daftar Gudang (TDG) dimana pemberian izin
diberikan kewenangan kepada Walikota Tangerang. Pendaftaran
gudang miliknya sesuai dengan penggolongan Gudang menurut
luas dan kapasitas penyimpanan.
(2) Bagi pemilik Gudang yang telah memiliki Izin Usaha Industri dan
Gudang yang dimiliki merupakan prasarana usaha Industrinya
maka Izin Usaha Industri tersebut berlaku sebagai Tanda Daftar
Gudang.

Pasal 3
Pengolongan gudang terdiri dari:
a. Gudang Tertutup Golongan A;
b. Gudang Tertutup Golongan B;
c. Gudang Tertutup Golongan C;
d. Gudang Tertutup Golongan D;dan
e. Gudang Terbuka.

Pasal 4
(1) Gudang Tertutup Golongan A sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf a. dengan kriteria:
a. luas 100 m2 (seratus meter persegi) sampai dengan 1.000 m2
(seribu meter persegi); dan
b. kapasitas penyimpanan antara 360 m2 (tiga ratus enam
puluh meter kubik) sampai dengan 3.600 m3 (tiga ribu enam
ratus meter kubik).
(2) Gudang Tertutup Golongan B sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf b. dengan kriteria:
a. luas lebih dari 1.000 m2 (seribu meter persegi) sampai
dengan 2.500 m2 (dua ribu lima ratus meter persegi); dan
10

b. kapasitas penyimpanan lebih dari 3.600 m2 (tiga ribu enam


ratus meter kubik) sampai dengan 9.000 m3 (sembilan ribu
meter kubik).
(3) Gudang Tertutup Golongan C sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf c. dengan kriteria:
a. luas lebih dari 2.500 m? (dua ribu lima ratus meter persegi)
b. kapasitas penyimpanan lebih dari 9.000 m3 (sembilan ribu
meter kubik).
(4) Gudang Tertutup Golongan D sebagaimana dimaksud pasal 3
huruf d. dengan kriteria:
a. Gudang Berbentuk Silo atau Tangki
b. kapasitas penyimpanan paling sedikit 762 m3 (tujuh ratus
enam puluh dua meter kubik) atau 500 ton (lima ratus ton).
(5) Gudang Terbuka sebagaimana dimaksud pasal 3 huruf e. dengan
kriteria luas paling sedikit 1.000 m2 (seribu meter persegi).

BAB II
PEMBERIAN SANKSI

Pasal 5
Pemberian Sanksi Administratif diberikan kepada Pemilik Gudang yang
melanggar Ketentuan:
a. Pemilik gudang yang tidak mendaftarkan gudang miliknya; dan
b. tidak sesuaian yang didaftarkan dengan penggolongan Gudang
menurut luas dan Kapasitas penyimpanan;

Pasal 6
Sanksi Administratif yang diberikan sebagaimana dimaksud pasal 5
meliputi:
a. peringatan tertulis;
b. penutupan Gudang sementara;dan
11

c. denda administratif.

Pasal 7
(1) Sanksi Administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud pasal 6 huruf a dengan ketentuan dikenakan paling
banyak dua kali dengan masing-masing jangka waktu peringatan
14 hari
(2) Sanksi Administratif berupa penutupan Gudang Sementara
sebagaimana dimaksud pasal 6 huruf b dengan ketentuan:
a. setelah jangka waktu peringatan tertulis pemilik Gudang
belum memperoleh Tanda Daftar Gudang atau tidak
memperbaiki informasi yang diberikan terkait luas dan
Kapasitas penyimpanan maka dilakukan penutupan Gudang
Sementara;
b. penutupan Gudang sementara dilakukan hingga pemilik
gudang memperoleh Tanda Daftar Gudang; dan
c. pemilik gudang yang dikenai sanksi penutupan gudang
sementara dapat melakukan pengeluaran barang dari gudang
tetapi dilarang melakukan pemasukan barang ke dalam
gudang
(3) Sanksi Administratif berupa denda administratif sebagaimana
dimaksud pasal 6 huruf c dengan ketentuan:
a. denda adminstratif diberikan pada saat penutupan Gudang
Sementara telah berjalan 30 (tiga puluh) hari pemilik gudang
belum memperoleh Tanda Daftar Gudang;
b. denda administratif yang diterima pemerintah daerah menjadi
pendapatan asli daerah; dan
c. Penetapan besaran denda administratif berdasarkan tabel
nilai denda keterlambatan terhitung setelah pemberlakuan
denda administratif atau setelah tiga puluh hari penutupan
gudang sementara.
12

BAB III
PELUNASAN DENDA

Pasal 8
Kententuan pelunasan denda administratif terhadap pelanggaran
ketentuan Tanda Daftar Gudang antara lain:
a. Dalam Surat Pemberitahuan penutupan Gudang sementara
pemerintah daerah memberikan klausul pengenaan denda ke
pemilik Gudang setelah 30 (tiga puluh) hari penutupan Gudang
sementara pemilik gudang belum memperoleh tanda daftar
gudang.
b. Pemilik gudang wajib melakukan pembayaran denda sebanyak
nilai waktu keterlambatan sesuai tabel nilai denda.
c. Pembayaran denda disetorkan ke Kas Daerah Kota Tangerang.
d. Pemilik gudang yang melaksanakan pendaftaran atau perbaikan
informasi Gudang untuk mendapatkan Tanda Daftar Gudang
setelah denda keterlambatan berjalan segera diberikan Tanda
Daftar Gudang.
e. Pembayaran denda administratif dapat diangsur selama bulan
tahun anggaran berjalan.

Pasal 9
(1) Surat Pemberitahuan penutupan Gudang sementara pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 pada huruf a
dengan ketentuan :
a. Pengenaan denda sebagai denda keterlambatan memperoleh
tanda daftar gudang; dan
b. Pengenaan denda terhitung hari ke 31(tiga puluh satu)
penutupan gudang sementara sebagai denda keterlambatan
hari ke-1 (satu).
13

(2) Pemilik gudang wajib melakukan pembayaran denda sebagaimana


dimaksud dalam pasal 8 pada huruf b. dan penghapusan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c. berupa :
a. keringanan pajak daerah; dan
b. pengajuan kepada Pemerintah untuk keringanan pajak yang
dipungut Pemerintah.
(3) Pemilik gudang yang melaksanakan pendaftaran atau perbaikan
informasi Gudang untuk mendapatkan Tanda Daftar Gudang
setelah denda keterlambatan berjalan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 pada huruf d dengan syarat:
a. memberikan bukti pelunasan denda;
b. Memberikan bukti angsuran pembayaran angsuran pertama
dan bukti surat persetujuan pengangsuran bagi pembayaran
denda administratif dengan cara diangsur; dan
c. Hingga jangka waktu angsuran denda tidak terlunasi maka
pemerintah Daerah menarik kembali Tanda Daftar Gudang
hingga pelunasan.
(1) Pembayaran denda administratif dapat diangsur selama bulan
tahun anggaran berjalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
pada huruf e dilaksanakan dengan:
d. Jangka waktu pelunasan terhitung sejak surat persetujuan
pengangsuran ditetapkan.
e. Apabila jangka waktu melewati tahun anggaran berjalan,
Pemilik Gudang dapat mengajukan surat persetujuan
keringanan ke Walikota.
f. Walikota dapat memberikan surat persetujan keringan
setelah mendapatkan pertimbangan Badan Pendapatan
Daerah
14

g. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan


Menengah melakukan pengawasan ketaatan pemenuhan
Sanksi Administratif

BAB IV
PETUNJUK TEKNIS
Bagian Kesatu
Inventarisasi Data dan Informasi Gudang
Paragraf 1
Inventarisasi Data dan Informasi Gudang yang Telah Terbangun

Pasal 10
(1) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang untuk
mengetahui jumlah Gudang yang ada, luas dan kapasitas serta
penggolongan Gudang.
(2) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Informasi:
a. Data dan Informasi jenis kegiatan Gudang
b. Gudang yang memiliki dan belum memiliki Tanda Daftar
Gudang
c. Luas dan Kapasitas Gudang
d. Data dan Informasi Kepemilikan Gudang
e. Koordinat Lokasi Sebaran Gudang dan peta tematik
f. Kesesuaian Lokasi Gudang dengan Pola Ruang pada Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang
(3) Inventarisasi Data dan Informasi Gudang di Kota Tangerang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai:
a. Bahan Evaluasi untuk mengetahui perimbangan antara
Gudang yang memiliki Tanda Daftar Gudang dan yang belum
b. Sebagai bahan untuk penyelidikan upaya manipulasi data
dalam informasi pengajuan Tanda Daftar Gudang
15

c. Pengumpulan bahan dan keterangan atau penyelidikan satu


dugaan kecurangan.
d. Bahan pengawasan yang dilakukan oleh pejabat pengawas
gudang
(4) Inventarisasi data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui:
a. Menggunakan jasa profesional sebagai pihak ketiga untuk
melaknasakan Inventarisasi
b. Pengawasan yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara di
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah
c. Pengumpulan bahan dan keterangan dari sumber lain

Paragraf 2
Penetapan Data Dan Informasi Gudang Tidak Memiliki Tanda
Daftar Gudang

Pasal 11
(1) Hasil inventarisasi data dan Informasi Pergudangan Kota
Tangerang digunakan untuk mengetahui Gudang memilik/tidak
memiliki tanda daftar gudang yang memuat data dan informasi
mengenai:
a. Pemilik gudang yang tidak memiliki tanda daftar gudang
b. Luasan gudang yang dimiliki
c. Kapasitas penyimpanan gudang
d. Jenis gudang
e. Jangka waktu kegiatan pergudangan yang dilakukan
f. Lokasi
(2) Hasil inventarisasi data dan informasi pergudangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang digunakan sebagai data gudang yang
tidak memiliki tanda daftar gudang tersusun dengan kriteria:
16

a. Pemilik Gudang yang tidak memiliki tanda daftar gudang


b. Jenis pelanggaran
c. Luasan gudang
d. Kapasitas gudang
e. Jangka waktu pelanggaran
f. Lokasi gudang

Bagian Kedua
Tata Cara Penyelesaian

Pasal 12
(1) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 pada
ayat (3) berupa pengenaan tarif pajak/retribusi maksimal.
(2) Pengenaan tarif pajak/retribusi maksimal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa :
a. pengenaan tarif pajak maksimal pada setiap kewajibannya
akan pajak yang ditanggung;
b. pengenaan tarif retribusi maksimal pada layanan jasa umum,
jasa khusus, dan perizinan khusus; dan
c. pengenaan pajak progresif untuk ketinggian bangunan yang
melebihi dari ketinggian bangunan yang ditetapkan.
(3) Pengenaan disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan membatasi berkembangnya kegiatan yang tidak
diinginkan, diperbolehkan dengan pembatasan atau dengan syarat
dan waktu tertentu.
(4) Pengenaan disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
17

Bagian Ketiga
Surat Perintah Pelunasan

Pasal 13
(1) Pada saat kewajiban denda tidak dilakukan pelunasan pada saat
pelunasan denda telah jatuh tempo maka diterbitkan surat
perintah pelunasan.
(2) Surat perintah pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat berdasarkan hasil verifikasi administratif dan teknis
sekurang-kurang memuat:
a. Identitas Pemilik
b. Besaran tagihan yang harus dilunasi
c. Jangka waktu pelunasan

Bagian Ketiga
Tata Cara Perhitungan Denda Administratif

Pasal 14
(1) Denda Administratif ditetapkan berdasarkan formula perhitungan
pada tabel nilai denda yang tercantum dalam lampiran peraturan
Walikota ini.
(2) Nilai denda administratif yang dikenakan kepada pemilik gudang
yang tidak melakukan pendaftaran gudang setelah 30 (tiga puluh)
hari penutupan gudang sementara
(3) Setiap pemilik gudang yang atas inisiatif sendiri mendaftar tanda
Daftar gudang dan melunasi denda dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan setelah berlakunya Peraturan Walikota Tentang Sanksi
Tanda Daftar Gudang diberikan insentif berupa keringanan
pengenaan denda sebesar 25% (dua puluh lima persen)
18

BAB V
OBJEK DAN SUBJEK SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Objek Pengendalian tanda daftar gudang

Pasal 15
Objek pengendalian tanda daftar gudang adalah gudang yang belum
memiliki tanda daftar gudang.

Bagian Kedua
Subjek pemberian Sanksi Administratif

Pasal 16
Subjek pemberian Sanksi Administratif adalah Pemilik Gudang

BAB VI
PERANGKAT

Pasal 17
(1) Walikota sebagai perangkat yang menetapkan pengenaan sanksi
administratif melalui Keputusan Walikota.
(2) DPMPTSP sebagai perangkat yang menjalankan proses
pelaksanaan pengenaan sanksi.
(3) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah sebagai perangkat yang dapat mengusulkan kepada
DPMPTSP sesuai dengan urusan yang diembannya.
(4) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah merupakan perangkat yang memberikan pertimbangan
terhadap pengenaan sanksi administratif.
19

BAB VII
PROSEDUR PENERAPAN
Bagian Kesatu
Tahapan penerapan

Pasal 18
(1) Pengenaan sanksi administratif dalam pengendalian tanda daftar
gudang dilaksanakan dengan tahapan yang meliputi perencanaan,
pengusulan dan penetapan.
(2) Perencanaan pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan data dan
informasi hasi inventarisasi data dan informasi gudang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(3) Usulan pengenaan sanksi administratif disampaikan kepada
DPMPTSP setelah mendapatkan pertimbangan, penilaian dan
rekomendasi Kelompok Kerja yang dibentuk melalui Keputusan
Walikota.
(4) Penetapan pengenaan sanksi administratif melalui keputusan
walikota.

Bagian kedua
Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan

Pasal 19
(1) Pembinaan terhadap penerapan pengenaan sanksi administratif
dilakukan oleh Kelompok kerja
(2) Pengendalian dan pengawasan teknis terhadap penerapan
pengenaan sanksi administratif dilaksanakan DPMPTSP bersama-
sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil Dan Menengah.
20

Bagian ketiga
Pelaporan

Pasal 20
(1) Kepala DPMPTSP memberikan rekapitulasi laporan pelaksanaan
pengenaan sanksi administratif kepada Walikota.
(2) Periode pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan setiap enam bulan sekali.

BAB VIII
PEMBIAYAAN

Pasal 21
(1) Penerapan pengenaan sanksi administratif dibiayai atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(2) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran penerapan
pengenaan sanksi administratif melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sesuai kemampuan keuangan Daerah.

BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 22
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Daerah dapat diberikan kewenangan untuk melaksanakan
penyidikan terhadap pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara
Pidana. Penyidik sebagaimana dimaksud adalah pejabat pegawai
negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
21

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai


wewenang antara lain:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Pergudangan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi
lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang
c. pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
Pergudangan;
d. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
Pergudangan;
e. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenan
dengan tidak pidana di bidang Pergudangan;
f. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
g. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang Pergudangan;
h. menyuruh berhenti dan/ atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda
dan/ atau dokumen yang dibawa.
i. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang Pergudangan;
j. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
k. menghentikan penyidikan; dan/atau
22

l. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran


penyidikan tindak pidana di bidang Pergudangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 23
Gudang yang sudah ada sebelum Peraturan Daerah ini berlaku, wajib
didaftarkan sesuai dengan Peraturan Daerah ini paling lambat 1 (satu)
tahun sejak Peraturan Daerah ini berlaku.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam norma, standar, prosedur dan
kriteria dalam Peraturan Walikota.
23

Pasal 25
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Walikota ini, dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kota Tangerang.

Ditetapkan di Tangerang
pada tanggal .. .......... ....
WALIKOTA TANGERANG,
............................

Diundangkan di Tangerang
pada tanggal .. .......... ....
SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG,
........................................

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN .... NOMOR ..


1

LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR ...
TAHUN ....
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN
PETUNJUK TEKNIS SAKSI ADMINISTRATIF KEPADA
PEMILIK GUDANG YANG TIDAK MELAKUKAN
PENDAFTARAN GUDANG

Besaran Nilai Denda Administratif Keterlambatan Pendaftaran


Gudang Kota Tangerang
No. Keterangan Satuan Nilai
1     Gudang Tertutup    
  a   Pemilik Gudang Tertutup Golongan A    
    1) Keterlambatan 1 hari s.d 30 hari /gudang Rp 2.500.000
    2) Keterlambatan 31 hari s/d 120 hari /gudang Rp 5.000.000
    3) Keterlambatan 121 hari s.d 210 hari /gudang Rp 7.500.000
    4) Keterlambatan 211 hari s.d 300 hari /gudang Rp 10.000.000
    5) Keterlambatan lebih dari 300 hari /gudang Rp 12.500.000
           
  b   Pemilik Gudang Tertutup Golongan D    
    1) Keterlambatan 1 hari s.d 30 hari /gudang Rp 5.000.000
    2) Keterlambatan 31 hari s/d 120 hari /gudang Rp 7.500.000
    3) Keterlambatan 121 hari s.d 210 hari /gudang Rp 10.000.000
    4) Keterlambatan 211 hari s.d 300 hari /gudang Rp 12.500.000
    5) Keterlambatan lebih dari 300 hari /gudang Rp 15.000.000
           
  c   Pemilik Gudang Tertutup Golongan C    
    1) Keterlambatan 1 hari s.d 30 hari /gudang Rp 50.000.000
    2) Keterlambatan 31 hari s/d 120 hari /gudang Rp 100.000.000
    3) Keterlambatan 121 hari s.d 210 hari /gudang Rp 500.000.000
    4) Keterlambatan 211 hari s.d 300 hari /gudang Rp 1.000.000.000
    5) Keterlambatan lebih dari 300 hari /gudang Rp 2.000.000.000
           
  d   Pemilik Gudang Tertutup Golongan D    
    1) Keterlambatan 1 hari s.d 30 hari /gudang Rp 75.000.000
    2) Keterlambatan 31 hari s/d 120 hari /gudang Rp 150.000.000
    3) Keterlambatan 121 hari s.d 210 hari /gudang Rp 300.000.000
    4) Keterlambatan 211 hari s.d 300 hari /gudang Rp 600.000.000
    5) Keterlambatan lebih dari 300 hari /gudang Rp 1.200.000.000
           
2     Gudang Terbuka    
      Pemilik Gudang Terbuka    
    1) Keterlambatan 1 hari s.d 30 hari /gudang Rp 5.000.000
    2) Keterlambatan 31 hari s/d 120 hari /gudang Rp 10.000.000
    3) Keterlambatan 121 hari s.d 210 hari /gudang Rp 20.000.000
    4) Keterlambatan 211 hari s.d 300 hari /gudang Rp 30.000.000
    5) Keterlambatan lebih dari 300 hari /gudang Rp 40.000.000
           
2

Anda mungkin juga menyukai